Title :
Player Hidden Out Soul => chapter III
Author : VieyRaaMoimoi
Genre : Hurt, Animosity, Romance, Sad, etc.
Leght : Chaptered
Main Cast :
Chanyeol,
Baekhyun,
Do Kyung Soo (D.O),
Su Ho,
Sehun,
Tao, and Xiu Min
WARNING : BOY X BOY, CHILD -15th, SAFE U BRAIN, don’t like
don’t read!
Main Pair : Baekyeol, Yeolsoo, Xiuhun, HunBaek…
EXO Member’s milik orang tuanya dan Tuhan.. aku hanya
pinjam namanya saja
Disclaimer : Sama seperti dulu, semua chapter itu imajinasi alamku.
Kalau ada yg bilang FF ini mirip sama yang lain. Aku bener** minta maaf, hanya
unsure ketidaksengajaan. Terima kasih.
Dilarang menjiplak, mengcopy, mengedarkan tanpa
persetujuan dari saya selaku Author (penulis)
Summary : “Kyungsoo, takkan pernah berhenti memburu, mengintai
Chanyeol untuk menyingkirkan Baekhyun. Suatu saat akan ada masa kemenangan
baginya. Ia terus berlari, mengintai di sudut paling tersembunyi di dekat
gereja yang dipijaki Chanyeol dan kekasihnya. Mewujudkan ambisinya secara
perlahan, mematikan siapa pun yang menghalangi, berdalih dalam motif….”
HAPPY
READING YA FRIENDS…^-^
~*AUTHOR
POV*~
_P>H>O>S_
“Hosh…Hosh…akhirnya aku sampai juga. Syukurlah mereka
belum jauh dari sini.” Kata Kyungsoo berbicara sendiri.
Kyungsoo mengintai Chanyeol dan Baekhyun yang sedang
dipohon dekat gereja situ. Matanya menajam, auranya panas, ingin menghampiri
mereka berdua dan pastinya memukul si mungil Baekhyun lalu membawa Chanyeol
lari bersamanya.
Tapi itu tak mungkin, kalau itu dilakukannya maka
strateginya akan musnah. Terlebih Chanyeol pasti akan mengkalahkannya. Baekhyun
ternyata menyadari bahwa dia sedang mengintainya. Segera Kyungsoo berbalik
pura-pura tidak melihat mereka. Lagi-lagi Baekhyun celingak-celinguk melihat ke
arahnya. Kyungsoo.
“Baekhyunnie, apa kau mencari seseorang?” tanya Chanyeol
yang masih tak sadar bahwa kekasih gelapnya memata-matainya.
“Aniyo… hanya saja aku merasakan ada aura yang berbeda.”
“Dimana?” Chanyeol menoleh ke sekelilingnya.
“Sial, dia mulai
memberitau ke Chanyeol..” pekik hati Kyungsoo, ia mulai memutar otak. Ia segera
melakukan penyamaran. Baekhyun sudah membuat tempat pengintaiannya hancur. Ia
berjalan mengenakan kacamata model minus, menaikkan kerah jaketnya, melewati
jalanan didekat pohon Baekhyun dan Chanyeol.
“Itu disana, dibalik papan kedai itu.” Baekhyun menunjuk
ke tempat yang tadinya dipakai Kyungsoo bersembunyi.
“Bodoh kau
Baekhyun, aku sudah tidak disana…” lirih Kyungsoo hampir sampai melewati
mereka.
Chanyeol berjalan beberapa langkah lalu meninggikan
kakinya, melihat apa ada orang mencurigakan yang dikatakan Baekhyun tadi. “Sayang….disana
tidak ada aura yang mencurigakan.”
‘Sekarang dia sudah pindah…”
Mata Kyungsoo
melotot, anak itu bisa merasakannya bahwa dirinya sudah pindah posisi. “Gawat!
Feelingnya hebat sekali melacakku. Aku semakin gatal menghancurkannya,” lirih
hati Kyungsoo, ia sudah melewati Baekhyun dan Chanyeol dan berhasil menemukan
tempat strategis untuk melanjutkan mengintai mereka.
“Sekarang dimana sayang??”
“Ee… di…” Baekhyun menoleh ke segala arah. “Sepertinya
dia sudah tidak ada disekitar sini lagi.”
“Baguslah, begitu lebih baik. Ayo kita cari tempat lain.”
Chanyeol kembali ke Baekhyun.
Dipersembunyiannya
Kyungsoo tertawa lega. “Bagus kau kehilangan jejakku…betapa bodohnya dirimu
berkata itu pada Chanyeol sampai-sampai kau tak merasakan bahwa aku masih
disekitarmu…”
_P>H>O>S_
Mereka berdua tengah menyusuri jalanan dengan mesranya.
Kobaran aura jahat menyelimuti Kyungsoo. Kyungsoo berpindah tempat satu ke
tempat lainnya. Kyungsoo mulai merasakan bahwa Baekhyun kembali peka merasakan
auranya.
“Chagiya…kenapa kamu kelihatan gelisah?” ujar Chanyeol.
“Aura itu… mengikuti kita.”
“Dimana sih? Aura itu seperti apa?”
“Sssttt…nanti aura itu malah bersembunyi kalau kau
tanyakan dia terus.”
Kyungsoo kembali menyusun rautnya dan auranya. Bersikap
biasa seolah-olah ia adalah pejalan kaki yang berlalu lalang. Sementara
Baekhyun masih melirik sana-sini mencari letak aura itu dan siapa pemiliki aura
itu.
“Jangan dipikirkan aura itu sayang, ada aku.” Hibur
Chanyeol.
“Tapi….aura itu…”
“Sssttt…anggaplah disini hanya ada kita. Tidak ada aura
lain yang terselip disekitar kita.”
Kyungsoo meringis dengan bangganya. “Ya begitu, anggaplah
aku tak ada. Pikiran kalian itu semakin memuluskan ambisiku.” Lirihnya dari
kejauhan tempat berjalannya Chanyeol dan Baekhyun.
“Tunggu… aura itu sekarang bangga. Baru saja dia
tersenyum kemenangan.” Kata Baekhyun yang memaksa kepalanya untuk menoleh ke
arah kanannya. Kyungsoo segera mengeluarkan earphone putihnya dengan aktingnya
tak mengincar mereka.
“Chanyeol, lihat namja yang berkacamata pakai earphone
putih yang jaket berkerah semulut itu. Sepertinya dia pemilik aura yang
kumaksud.” Katanya lagi pada Chanyeol sambil menunjuk ke arah Kyungsoo tadi.
“Mana? Disana hanya ada yeoja berkacamata. Bukan namja.”
“Ada it….” Baekhyun memastikan lagi. “Su…sudah hilang.”
Baekhyun menjadi melemah.
“Baekhyun, ku minta berhentilah merasakan aura itu!! Aku
bosan mendengarnya…!!”
“Ba…bbaiklah. Mianhae.”
“Sini…biar kau tidak memikirkan aura itu.” Katanya sambil
mearaih badan Baekhyun. Wajahnya mulai mendekati dengan perlahan. Penuh
kelembutan Chanyeol mencium bibir namja malaikat. Namja malaikat itu dengan
tenangnya menuntun tangannya berada ditungkuk Chanyeol. Memaksa Chanyeol lebih
memperdalam lagi ciumannya.
Kemudian Chanyeol mulai menurunkan wajahnya dan bibirnya
menuju leher Baekhyun. Kissmark begitu liarnya dilakukan Chanyeol, Baekhyun
tenang menikmatinya. Tak tersadar mereka berdua tak punya rasa malu berciuman
di tempat umum.
Sementara disekitar mereka ada Kyungsoo yang mengepal
kedua tangannya, memukul ke dinding didekatnya. Berharap bahwa dinding itu
adalah tubuh Baekhyun.
_P>H>O>S_
“Sudah waktunya aku jadi penampakan…” kata Kyungsoo pada
dirinya sendiri ketika dirinya sudah menghitung menit cukup lama Baekhyun dan
Chanyeol jalan-jalan menyusuri alun-alun kota Seoul.
Kyungsoo melangkah dengan entengnya. Tangan kiri Chanyeol
tengah menggandeng dengan mesranya Baekhyun. Kyungsoo beraksi. Muncul dengan
mulusnya berpapasan dan memandangnya tajam lalu pura-pura tidak sengaja
menabrak badan kanan Chanyeol. DDHHUGGH..
Baekhyun lumayan terkejut, sementara ekspresi Chanyeol
diam bertatap kosong.
“Chanyeol, cepatlah minta maaf padanya.” Perintah
Baekhyun. Sementara Kyungsoo berjalan gontai dengan earphone putihnya seperti
manusia kegalauan. Chanyeol melihat tanpa berkedip pada namja manis yang
menabraknya tadi.
“Chanyeol, kejar dia dan minta maaflah padanya!” ulang
Baekhyun lagi.
“Chanyeoooolll….”
“Ah…Ne. Mworago?” Sambil mengusap wajahnya sendiri.
“Ya ampun… pikiranmu dari tadi kemana aaah__”
“Pikiranku, ya ada disini. Memangnya kenapa?”
“Aaaarrggghhh…kau ini. Apa kau tak mendengarku
berkataa??”
“Aku mendengar, tapi tidak mengerti kau berkata apa
sayang…”
“Chanyeol, aku menyuruhmu mengejar namja yang kau tabrak
tadi untuk minta maaaafff!!”
“Ha? Buat apa?” Chanyeol menggaruk-garuk kepala belakangnya.
“Aduuuhhh…kau ini to__ sudahlah, ayo jalan lagi.” Wajah
Baekhyun sedikit cemberut.
“Baekhyunnie, kenapa kau berkata aduh? Kenapa juga kau
cemberut? Apa salahku sih. Kenapa kau jadi seperti ini padaku?”
Chanyeol menggandeng kembali Baekhyun walaupun dia ini
sedang marah. “Baekhyunnie, mianhae…mianhae…aku benar-benar tidak tau.”
“Jangan bicara lagi Chanyeollie.” Balas Baekhyun masih
cemberut.
Chanyeol berulang kali menenangkan kemuakan Baekhyun.
Dibalik mereka, Kyungsoo tersenyum bahagia. Apalagi Chanyeol sampai dimarahi
Baekhyun. Ia tertawa dalam hati. Aksi yang ditargetkan sungguh lebih dari
berhasil.
_P>H>O>S_
Posisi Chanyeol dan Baekhyun berada di taman. Kyungsoo
terus mengintai dari sudut tersembunyi. Otaknya mulai bekerja untuk strategi
penjebakan selanjutnya. Terlihat jelas mood Baekhyun cukup jelek seusai
tabrakan tadi dengannya. Kyungsoo begitu puasnya atas kemenangannya.
“Baekhyun…tunggulah disini ya?” kata Chanyeol. Baekhyun
hanya meliriknya, tak menjawab perkataannya.
“Baekhyunnie…kau dengar aku. Tunggulah disini ya?”
Baekhyun menatap kosong Chanyeol.
“Baekhyunnie? Tolong tunggulah disini. Aku mau ke toilet
dan beli sesuatu.” Ulang Chanyeol makin geram.
“Ne. kenapa kau tidak bilang sejak tadi? Kenapa aku tidak
ikut saja setoilet denganmu?”
“Apa kau meminta melakukan itu ditoilet?”
“Aku tidak memintanya. Aku hanya heran saja.”
“Heran atau kau ingin sekali melakukan ini itu ditoilet,
bukan di tempat ti__”
“Ah! Sudahlah Chanyeol, cepatlah. Ku tunggu disini
sebelum aku pulang duluan.”
“Eh’ee..em jangan begitu. Aku akan cepat.”
Baekhyun membalas dengan anggukkan dan tangannya seperti
mengusir Chanyeol. Tapi Baekhyun bukan bermaksud menyamakan dengan tikus. Hanya
menyuruh menyegerakan Chanyeol.
Kyungsoo hampir saja bergegas meraih lari Chanyeol dari
Baekhyun. Beruntung dirinya masih kuat pendirian untuk tidak gegabah. Dari
kejauhan, Baekhyun tampak berulangkali melihat jam tangannya.
Dibangku Baekhyun tidak ada orang. Cocok untuk datang
disaat yang tepat. Kyungsoo keluar dari persembunyiannya. Berjalan ke bangku
Baekhyun dengan gaya gontainya bersama earphone putihnya.
“Boleh aku duduk disini.” Kata Kyungsoo.
“Ah, n..ne.”
“Anyeonghaseyo, Kyungsoo imnida.”
“Ah, ne. dan aku Baekhyun imnida.”
Kyungsoo tersenyum dalam batin. Ia menata posisi duduknya
dan melihat handphonenya. Baekhyun terlihat bertanda tanya dimata mungilnya
itu.
“Maaf, kau ini yang tidak sengaja ditabrak Chanyeollie
tadi kan?”
“Oh, ne.”
“Aduh…maafkan dia yang sudah menabrakmu. Maafkan dia ya.”
“Ne, gwenchana. Lalu sekarang dia kemana?” Kyungsoo
menolehkan ke kanan dan kirinya.
“Dia sedang ke toilet dan membelikan sesuatu.” Jawab
Baekhyun dan dibalas Kyungsoo dengan anggukan kecil. Hatinya ingin membawa
Chanyeol dari tangan Baekhyun, menumpahkan kerinduannya seagresif mungkin.
_P>H>O>S_
Chanyeol membawa kantong plastic berisi jajanan kesukaan
Baekhyun. “Semoga dia suka dan hatinya lunak memaafkanku.” Kata Chanyeol pada
angin. Hendak ke tikungan berpohon diseberang bangku Baekhyun.
Chanyeol terperangah dengan namja yang disana. Sedang
bersama Baekhyun. Sosok namja yang menabraknya, si Kyungsoo… “Kenapa dia datang
lagi…” katanya melemas, menyandarkan diri ke pohon dibelakangnya.
Chanyeol tidak ingin kesana, tapi disana ada Baekhyun.
Mana tega ia meninggalkan Baekhyun disana. Chanyeol menarik nafas panjang,
menata ekspresi wajahnya. “Kuatlah kau kesana hey Chanyeol!”
“Baekhyunnie, ini untukmu.” Chanyeol memberi lollipop
biru dari dalam kantong plastiknya.
“Wuah…ne. gomawo Chanyeollie.” Tampang Baekhyun kembali
ceria. Kyungsoo tidak memperhatikan kemesraan mereka. Diam membaca sebuah buku
dari dalam tasnya. “Kyungsoo, apa kau juga mau lollipop ini?” katanya pada
Kyungsoo.
“Ani..” Kyungsoo melanjutkan membacanya, kemudian menutup
bukunya. Melihat Chanyeol yang masih berdiri. “Chanyeol, apa kau juga mau
duduk? Jika iya aku akan pergi.”
“Aniya…disini saja sudah cukup.” Chanyeol menjawab
dingin.
“Chanyeol! Kenapa nadamu dingin pada Kyungsoo? apa kau
tak sadar tadi menabraknya dan belum minta maaf?” protes Baekhyun.
“Sudahlah Baekhyun… bukan dingin, tapi moodku jelek dan
aku tidak merasa menabraknya. Mungkin saja dia yang ceroboh berjalan dengan
earphonenya,”
“Chanyeol!” senggol Baekhyun bersorot tajam pada Chanyeol.
Kyungsoo tampak konsentrasi pada bukunya berpura-pura mengacuhkan pembicaraan
mereka.
“Kenapa! Apa aku salah ha?”
“Jelas.”
“Kapan kau akan membela ku ha! Daritadi kau selalu
badmood dan mempersalahkanku. Apa ada hubungannya dengan aura itu atau
Kyungsoo?”
“Tidak ada hubungannya Chanyeollie! Kau salah, ya mana
mungkin ku bela. Pikirkan saja sendiri!!” nada Baekhyun yang tertinggi
membentak Chanyeol.
Chanyeol diam
sejenak. “Baiklah, kau benar dan aku salah. Kau benar dan aku salah, kau benar
dan aku salah. Apa perlu aku menciummu dengan ganas disini?”
Dalam hati Kyungsoo ingin sekali menghancurkan mereka,
terutama Baekhyun. Bisa-bisanya menarik nafsu Chanyeol untuk menciumnya, dengan
ganas lagi. Tapi Kyungsoo tetap rapi dalam penyamarannya. Menjadi patung cantik
yang membaca buku dengan earphonenya.
“APA? Tidak-tidak…”
“Bagus! Sebaiknya kita pergi, mencari tempat yang lain,
lalu kau turuti apa mauku.”
“Ha? Ah…terserahlah. Kajja.” Baekhyun bangkit dari
bangkunya. Meraih gandengangan tangan Chanyeol. Baekhyun diam dan belum
melangkahkan kakinya. “Kyungsoo, apa kau ingin ikut kami? Daripada kau sendiri
disini.”
‘Apa? Kau
mengajakku! Apa kau ingin mempercepat kematianmu Byun Baekhyun?’ lirihnya dalam
hati. “Ah, aniya. Aku juga sedang menunggu temanku. Kalian
bersenang-senanglah.”
“Baiklah, jaga dirimu. Hati-hati jika kau digoda namja
mesum seperti yang pernah kualami.”
“Ne Baekhyun…gamsahamnida.” Kyungsoo memberi senyum
tulus, sebetulnya semyum palsu sih.
_P>H>O>S_
Setelah pergi cukup jauh 5 meter dari bangku taman yang
diduduki Baekhyun dan Kyungsoo. Chanyeol menyuruh Baekhyun menghentikan
langkahnya.
“Kenapa berhenti?” suara polos Baekhyun.
“Baekhyun, kau sadar. Aku ini mau bicara serius padamu.”
Kata Chanyeol yang memegangi kedua bahu Baekhyun.
“Ne, sadar. Kenapa?”
“Tapi tatapanmu terlalu polos, seperti…ah! Tidak bisa
melihatku serius.”
“Apa maksudmu?”
“Pabo, apa aku harus mewaraskanmu dulu dengan ciumanku?”
tatapan tajam, Baekhyun menggeleng kuat kepalanya. “Ini alasanku kenapa aku
dingin pada kalian tadi karena kau duduk dengan namja yang membuatmu celaka.”
“Apa yang celaka? Kyungsoo itu baik, baik sekali padaku
saat menemaniku menunggumu.” Balasnya dengan datarnya seperti anak kecil.
“Apa kau tak merasakannya sama sekali? Ah, kau ini kenapa
seperti anak kecil…”
“Tidak, loh, apa benar begitu? Tapi umurku 21 tahun.”
“Haduh…” Chanyeol menarik nafasnya. “Biar ku perjelas.
Kyungsoo adalah namja yang ikut menggodamu ramai-ramai dimalam itu. Apa kau
ingat?”
“Tidak mungkin. Coba tengoklah dia, Kyungsoo ini tidak
sejahat namja-namja yang menggodaku. Dia baik sekali seperti dirimu
Chanyeollie.”
Chanyeol menepuk pipi mulus Baekhyun. “Kau amnesia atau
bagaimana sih?? Lihat wajahnya! Apa kau lupa dengan wajah-wajah mereka?”
“Aku sehat Chanyeollie.” Tangan Baekhyun melepaskan
tangan Chanyeol dari pipinya. “Aku masih ingat, ingat sekali.”
“Nah! Dan Kyungsoo itu namja yang membawaku bernegosiasi
menyelamatkanmu.”
“Wajah semanis dia, secantik dia, tidak berbeda denganku,
mana mungkin dialah namja dimalam itu. Namja yang dimalam itu malah seram,
brengsek, wajahnya pun bisa ditebak mesum.” Tepis ringan Baekhyun.
Chanyeol kembali memegang erat kedua bahu Baekhyun. “Kau
salah! Percayalah padaku, dialah orangnya. Bedanya sekarang dia tidak pakai
eyeliner.”
“Dan Chanyeol, percayalah bukan Kyungsoo ini namja yang
dimalam itu. Dia tadi juga pakai eyeliner tapi tipis.”
Chanyeol semakin gelisah, namja yang dicintainya tidak
kunjung mengerti sosok Kyungsoo yang sebenarnya. Perasaannya meledak, ingin
membawa Baekhyun keluar kota saja. ia yakin bahwa Kyungsoo masih memburu
keselamatan Baekhyun.
Otaknya makin pusing, beribu bintang hampir saja
membuatnya jatuh pingsan. Cara apa yang pas untuk meyakinkannya soal
Kyungsoo. Hatinya makin meledak ketika
ia sadar bahwa Kyungsoo melirik kearah mereka.
Chanyeol berdecak,
menyambar bibir tipis Baekhyun. Berharap bahwa Chanyeol bisa membunuh perasaan
Kyungsoo agar mundur mengejarnya. Tautan bibir yang singkat dan ditutupnya
dengan pelukan erat.
Ia kembali memegang erat kedua bahu milik Baekhyun.
“Waspadalah, tetaplah bersamaku. Aku takut kau dibunuh oleh namja dimalam itu.”
Baekhyun membalas senyum dan menepuk lembut bahunya. “Ne
ne ne, kau ini bicara apa. Tenanglah, aku mati ditangan tuhan. Bukan ditangan
namja malam itu.” Baekhyun memberinya senyum lagi. Ia memeluk Baekhyun lagi.
_P>H>O>S_
“Apa kita terus-terusan ditaman ini? Atau kita mau
menunggu Kyungsoo sampai dia pulang?” ujar Baekhyun melepaskan pelukannya.
“Aniya. Tunggu sebentar. Aku ada urusan dengannya.” Ia
mengelus pipi Baekhyun
“Oh, ne.”
Ia menghampiri Kyungsoo, masih tertuduk manis dibangku
taman dan membaca buku.Ia ikut duduk juga. “Eh Kyungsoo, ikutlah denganku
sebentar. Cepat!”
“Ah, Chanyeollie kau terlalu rindu padaku ya…” balas
Kyungsoo hendak menggandeng tangannya.
“Simpan kata-katamu. Kita bicara di gang sana.”
“Ne ne ne…aku makin suka permainanmu.” Mereka berdua
beranjak dari bangku dan berjalan beriringan.
“Cih…diamlah.”
“Ups, aku lupa. Disana ada Baekhyun.” Sindir Kyungsoo
yang tersenyum nakal.
“Ih, cuih, mau robek mulutmu.”
“Uwow, pacarku garang. Semakin memuncak saja nafsuku.”
Kyungsoo semakin tertawa bangga menyegerakan tangannya menutupi mulut tawanya.
Sementara telinga Chanyeol mulai panas mendengar kecentilan Kyungsoo.
_P>H>O>S_
Gang yang sepi, saatnya Chanyeol sigap mengancam habis
Kyungsoo. Chanyeol mendorong tubuh Kyungsoo ke dinding, anehnya bukan berteriak
sakit. Namja itu malah tersenyum nakal melihat perlakuannya.
“Katakan, kenapa kau bisa ada disini dan tadi bersama
Baekhyun. Apa kau mengintaiku sejak di gereja.”
Kyungsoo tersenyum-senyum. “Waahh…Kukira kau akan
menciumku dengan liar. Ternyata menanyakan hal itu padaku. Basi chagiya!” dia
tersenyum lagi
“Jawablah, cepat Kyungsoo!” Chanyeol memberi tatapan
membunuh.
Kyungsoo tetap tak takut dengan tatapannya. Masih
tersenyum-senyum. Malah menarik nafas. “Baiklah, akan ku jawab tapi tebusannya
kau melakukan ini itu denganku dikamar mandi.”
“Ahhh! Cepatlah jawab. Masalah itu, aku tidak berjanji.”
“Kuanggap jawaban iya.” Tangannya menuntun lembut
Chanyeol untuk melepas cengkramannya. “Aku kebetulan saja lewat. Sekalian saja
ku temani Baekhyun dibangku itu. Masuk akal bukan?”
“Bohong! Jelas aku tidak percaya. Pasti itu taktikmu,
betulkan Kyungsoo-ah!!”
“Hmm…baiklah kau benar.” katanya yang membuat Chanyeol
menatap penuh marah. “Bukan taktik, lebih tepatnya ambisi menghancurkan Baekhyun.”
“APA! KAU BERANI MENJALANKAN AMBISIMU MENGHANCURKANNYA.
AKAN KU BUNUH KAU DENGAN PISTOLKU SEPERTI MALAM ITU.” Ancam Chanyeol, tangannya
merasa gatal ingin memukul namja itu.
Kyungsoo menanggapi tertawa. “Aku tidak takut… habisnya
kau bermesra terus dengannya. Aku cemburu dan tidak sabar menunggu giliranku.”
Kedua tangannya melingkar diperut Chanyeol.
“Itukah alasanmu?! Saranku, jangan mengintaiku dengannya.
Kalau kau tak sengaja melihatku. Segeralah pergi.”
“O tidak bisa. Disana kan ada dirimu, jadi aku betah
mengintaimu seharian.”
“Pabo cih!” Chanyeol membuang muka ke arah lain. ‘Kenapa aku tidak menyingkirkan tangan namja
ini. Apa aku sudah bernafsu lagi untuk mengulanginya lagi…’ tanya hatinya.
Tangan nakal Kyungsoo menjalar ke dada bidang Chanyeol,
membuka resleting jaketnya dan membuka kancing seragam sekolahnya. Eh! Kyungsoo
juga membuka miliknya sendiri.
“Walaupun kau bilang aku pabo. tetap saja kau terjerat
denganku.” Ucapnya sombong pas ditelinga Chanyeol. Entah apa yang terjadi pada
kesetiannya. Chanyeol berubah kaku dan menurut pada kenakalan Kyungsoo.
Kyungsoo menempel erat dibadannya…
Satu tangan masuk ke dalam bajunya, dan berhenti untuk
memeluk punggungnya…
Satu tangannya
lagi menggantung ditengkuknya…
Chanyeol makin terbuai, apalagi bibir Kyungsoo semakin
merah muda.
Chanyeol kerasukan setan suruhan Kyungsoo, tangannya juga
berada ditengkuk Kyungsoo, menarik pelan rambutnya sehingga Kyungsoo mendongak…
Kyungsoo yang duluan, menjilati bibirnya sendiri, membuat
Chanyeol tak bisa berpikir lebih panjang…
Chanyeol mendekat dan menggapai bibirnya, Kyungsoo
beraksi menekan tengkuknya dengan erat. Kyungsoo juga melumat bibirnya.
Chanyeol melakukan hal yang sama, terbang menikmati
sensasi Kyungsoo...
Keduanya saling menutup mata, aura mereka buntu sehingga
tak memperdulikan apakah ada manusia yang lewat melintasi mereka.
_P>H>O>S_
….Baekhyun tertegun hebat, hampir saja telaganya tumpah
mengenai pipinya. Hampir saja jeritan hatinya mengeluarkan suaranya. Baekhyun
mengintip apa yang dilakukan kekasihnya dan teman barunya itu.
‘kenapa bisa
terjadi….kenapa mereka lakukan dibelakangku…kenapa Tuhan kenapa??? Dan mereka
berciuman, mereka…mereka juga melakukan tangan nakal…Tuhan…ini peristiwa yang
paling perih yang pernah terjadi, ijinkanlah aku mati secepatnya….hatiku hancur
aku melihat mereka….’ Jerit Baekhyun dihati, pipinya begitu basah. Air
telaganya tumpah dengan derasnya.
Baekhyun membalikkan badannya, ia begitu marah hingga
membuang lollipop biru pemberian Chanyeol sampai pecah. Ia segera pergi, tak
tahan membendung kenyataan Chanyeol dengan Kyungsoo. kembali ke bangku taman
yang tadi didudukinya dengan Kyungsoo.
Orang-orang begitu kasihan melihatnya berjalan gontai
penuh air mata. Dan kini hanya nama Chanyeol yang membuat otaknya makin panas,
sosok Kyungsoo hanya angin yang menggoda Chanyeol
‘Chanyeol…begitu
teganya kau lakukan pada teman baruku. Ternyata kau tidak punya hati untuk
menjaga perasaanku…aku membencimu Chanyeol…membencimu…membencimu…sejak kau
bermain dengannya. Aku membencimu…membencimu…’ lirihnya dalam
kepala yang dibenamkan ke tangan yang berpangku di kakinya.
_P>H>O>S_
Mereka berdua sudah melepaskan ciumannya. Chanyeol
membenarkan seragam sekolahnya dan merapikan jaketnya. Kyungsoo tersenyum
dengan gilanya. Hampir sore mereka ada di taman itu. Chanyeol bermata kosong,
pikirannya seperti amnesia.
“Sayang…terima kasih untuk pelayananmu yaa..” sanjung
Kyungsoo.
Chanyeol membelai pipi Kyungsoo. “Tanganmu sangat nakal.”
“Biar saja, lebih baik waktu ini ku manfaatkan seperluku
daripada tidak sama sekali untuk menikmatimu.”
“Pergilah, aku bosan melihat wajahmu. Kasihan Baekhyun
menungguku.”
“Tanpa kau suruh aku akan pergi. Jagalah Baekhyun. Gomawo
chagiya…” Kyungsoo dengan manisnya melambaikan tangannya pada Chanyeol. Dan
amat teranehnya Chanyeol membalas lambaian Kyungsoo.
Kyungsoo pergi ke arah kanan, Chanyeol ke arah kiri. Saat
ditikungan pertama Chanyeol terkejut. Ada lollipop biru yang jatuh
berkeping-keping didepannya. ‘apa jangan-jangan Baekhyun kesini….’ Tanya
hatinya.
Chanyeol mempercepat langkahnya menghampiri Baekhyun.
Penuh tanya lagi, Baekhyun ada dibangku itu, bukan di pijakan terakhir ia
meninggalkan Baekhyun. Chanyeol terheran lagi, mata Baekhyun memerah seperti
orang menangis.
“Baekhyun, maaf aku agak lama meninggalkanmu.” Ujarnya,
Baekhyun menoleh ke arahnya. “Kenapa kau menangis? Apa yang kau tangisi?”
“Hanya terkena debu Chanyeol.” Jawab Baekhyun bernada
sendu. ‘sebetulnya karena kau Chanyeol!
Karena kau! Aku menangisimu bodoh!!’ pekik hatinya.
“Jawablah dengan jujur! Tak mungkin mata sepertimu itu
terkena debu. Mengakulah!”
“Baiklah, aku mengaku. Aku menangis karena anak kecil.”
“Hah? Anak kecil?”
“Iya, anak kecil yang sangattt manis. Dia menangis
diseberangku. Saat ku tanyai, dia kehilangan ibunya. Lalu berkata lollipop,
lollipopku. Aku beri lollipop darimu kepadanya. Aku duduk lagi disini, Ibunya
berhasil menemukannya. Datang-datang langsung menampar, anak itu menangis. Aku
juga ikut menangis. Dan lollipop yang kuberi, langsung dibuang dengan garangnya
oleh ibunya. Dia digandeng paksa untuk pulang. Tangisannya membuatku ikut
menangis. Begitu…” Baekhyun kembali menangis.
Chanyeol duduk, merangkul Baekhyun dan mencium pipinya. “Lalu
anak itu sekarang kemana? Begitu lembutnya hatimu sampai menirukan anak itu.
Sudah, jangan menangis lagi ya.”
Baekhyun memegang erat tangan Chanyeol, tersenyum pada
namja tinggi disebelahnya. ‘sampai kapan
pun aku juga menangis. Itu semua karenamu dan Kyungsoo.’ komentar hati
Baekhyun.
“Kajja Baekhyunnie, kita pulang ya. Hari mulai gelap.”
“Hm…Ne.”
_P>H>O>S_
Kyungsoo menuju rumah Tao yang tidak jauh dari taman
tadi. Semua sudah berkumpul, kecuali anggota baru yang menjadi pertanyaannya
kini.
“Kyungsoo-ah. Kau datang terlambat.” Sambut Tao diruang
tamu.
“Mian, hmm kemana Suho?”
“Sebentar lagi dia akan datang. Katanya adiknya sedang
menangis hebat.”
Kyungsoo tertawa. “Lancar sudah rencanaku.”
“Hey, memangnya apa yang kau lakukan padanya?” tanya
Xiumin.
“Sebetulnya aku tidak tau karena aku hanya meminta
Chanyeol untuk melayaniku sebentar.”
Sehun terbelalak heboh, sahabatnya….melayani Kyungsoo(?)
Xiumin masih mesranya merangkul Sehun.
“Sebentar? Jangan bohong. Pasti lama, buktinya kekasihnya
menangis hebat.” Balas Tao.
“Kekasihnya itu aku!” tegas Kyungsoo.
“Wah, temperamentnya bisa naik juga.”
“Yang ini belum seberapa Tao-ah!”
“Anyeong…maaf aku terlambat!!” suara namja lain muncul
dari pintu.
“Ah Suho, kau melewatkan banyak cerita. Duduklah.” Balas
Tao memberinya minuman.
“Gamsahamnida Tao-shi.”
“Ne…”
“Eh Suho, adikmu kenapa saja? katanya Tao, kau terlambat
karena menenangkan adikmu?” tanya Kyungsoo pura-pura tidak tau.
“Iya, adikku menangis karena pacarnya mencium teman
barunya ditaman tadi. Dia bilang dia sangat membenci keduanya.Aku…”
“Namanya siapa?” Sela Sehun.
“Aku sudah bertanya, tapi katanya aku tidak perlu tau
siapa teman barunya. Aku sampai lelah membuatnya berhenti menangis. Sampai pada
akhirnya dia yang menyuruhku pergi meninggalkannya dirumah.”
“Berapa umur adikmu Suho?” tanya Kyungsoo sambil
mengangkat dagunya.
“Dua puluh satu.”
“Cengeng sekali untuk namja secantik dia.”
“Jangan begitu, gitu-gitu dia adiknya Suho.” Bela Sehun.
“Kau benar Sehun-Ah.” Suho tersenyum pada Sehun.
_P>H>O>S_
Dua jam sudah Suho, Sehun, Xiumin, Kyungsoo berkumpul dirumah
Tao. Telinga Kyungsoo merasa gatal dengan pembahasan tadi tentang adiknya Suho,
Baekhyun. Suho sudah pamit pada Tao, menjadi orang pertama yang pulang duluan.
“Akhirnyaaa Suho pulang….” Teriak lega Kyungsoo.
“Memangnya ada apa dengan Suho?” tanya polos Sehun.
“Sehun- Sehun…ekspresi seperti ini kau tak tau ada apa?”
Sehun seperti bodohnya, menggeleng kuat. Xiumin yang dari
tadi memperhatikannya saja sampai memegangi keningnya. Sehun tetap diam tak
mengerti.
“Aku muak padanya, betapa sayangnya dia pada BAEKHYUN
daripada anggota ini. Terutama AKU!”
“Ya jelas, Suho adalah kakaknya.”
“Tunggu…apa aku tak salah dengar? Jangan-jangan kau suka
pada Suho?” timpal Xiumin.
“Apa? Ku dengar ada Kyungsoo yang suka Suho? Chanyeol kau
kemanakan ha?” kata Tao yang tiba-tiba berbelok ke ruang tamu lagi.
“Siapa yang suka dia? Aku klarifikasi, aku tetap mengejar
Chanyeol dan berusaha memusnahkan Baekhyun.” Jawab Kyungsoo terkesal.
“Sampai seperti itukah dendammu pada Baekhyun?” Mata
Sehun makin terbelalak.
“Ne.”
“Tampaknya seorang Kyungsoo akan lebih kejam. Bisa
disimpulkan bahwa ambisimu keluar dari perjanjianmu saat malam itu kan?” kata
Tao sambil menepuk pundak Kyungsoo.
“Ku dukung caramu itu.” Tambah Xiumin.
“Yah, tepat sekali kalian semua. Kalian tau sendiri kan sifatku
seperti apa.” Jawab Kyungsoo, semua mengangguk antusias. “Nah, karena itu.
Chanyeol takkan kubiarkan berlama-lama apalagi pergi dengan Baekhyun.”
“Apa rencanamu selanjutnya?” tanya Tao semakin
menyemangati ambisi itu.
Kyungsoo menatap langit-langit. Matanya memutar ke kiri
dan kanan. “Dia.” Dagu Kyungsoo menunjuk pada Sehun.
“Hah? Aku? Kenapa aku? Ada apa?” Tunjuknya pada diri
sendiri sambil membentuk wajah yang amat misterius penuuuh tanya. :D
“Ya! Kamu Sehun-ah. Kau bisa membantu rencanaku kan?”
pinta Kyungsoo dengan perasaan penuh percaya.
“Aku tidak yakin…” nada lemah si Sehun.
“Ayolah chagiya, kau harus bisa. Ini untuk kesenangan
kita semua.” Dukung Xiumin
“Walaupun seribu kali ucapan itu kau ulangi, tetap saja
membuatku tidak yakin bisa membantunya.” Ekspresinya berubah cemberut.
Kyungsoo bergeser agar lebih dekat dari posisi duduknya
Sehun. Kekasihnya tidak terlihat marah bahkan cemburu saat Sehun didekatinya.
“Sehun, dengarkan baik-baik. Peranmu begitu penting
disini. Sosokmu. Memiliki dua sisi yang indah menghiasi rencanaku. Kau mengerti
apa yang kumaksud?”
“….”
“Dalam dirimu ada sosok dingin, lunak, kejam, dan
pelembut. Kau pasti sudah menyadarinya, hanya saja kau berusaha membuangnya.”
Kyungsoo makin mendekat. Ia membelai rambut dan punggung Sehun. “Peranmu akan
mudah, dan pastinya menguntungkan bagi kau dan aku. Bagaimana?”
“….” Masih tidak ada jawaban dari Sehun. Kepalanya sangat
penat menerima peran itu. Memang semua yang dikatakan Kyungsoo begitu fakta,
sangat masuk akal. Tetapi, itu berarti mengorbankan Xiumin. Hatinya tak tega,
tapi…
Sehun harus membalas semua kebaikannya. Ingat, kau bisa
mencintai Xiumin itu karena Kyungsoo. debat hatinya. Dan ia rasa, ini saatnya
balas budi. Selama ini ia pasif, tidak banyak komentar apalagi bicara. Hampir
saja ia dikeluarkan dari kelompok ini. Tapi karena Kyungsoo, ia terselamatkan.
Saat dulu Xiumin tertusuk pisau karena ada yeoja yang
ingin membunuhnya. Kyungsoo adalah orang pertama yang menyelamatkan nyawa namja
kesayangannya itu. Bahkan dia yang membiayai segalanya sampai Xiumin sembuh.
Dan satu lagi hal yang paling Sehun terharu. Pertama,
Kyungsoo melacak yeoja yang berusaha membunuhnya. Ternyata yeoja itu adalah
mantan kekasih Xiumin. Motifnya ialah, yeoja itu benci melihatnya karena Xiumin
lebih mencintainya daripada yeoja itu. Kedua, yeoja itu dihabisi Kyungsoo.
sampai yeoja itu jera dan berhenti memburunya dan Xiumin. Akibatnya, Kyungsoo
sudah berbaik hati hanya mematahkan kedua tangan yeoja itu.
Lama sekali ia mempertimbangkan, berdebat dengan hati
kecilnya. Sampai Kyungsoo beranjak meninggalkannya.
“Kalian semua. Aku pulang dulu, otakku perlu tidur.” Kata
Kyungsoo.
“Kenapa kau tidak menginap dikamarku saja?” tawar Tao.
“Ani, merepotkanmu saja. yasudah. Anyeong…”
Hampir Kyungsoo sudah tak terlihat. Sehun mencegahnya.
“Kyungsoo…”
“Ah, ne?”
“Setelah ku sadari. Aku bersedia berperan direncanamu
itu.”
“Kau bersungguh-sungguh?”
“Sangat dan pasti bersedia.” Baru kali ini ia sadari bahwa suara ini adalah suara teryakin yang ia
lontarkan.
Kyungsoo kembali dan menghampirinya. Segera memeluk erat
Sehun. Sehun tersenyum dengan puasnya. “Gomawo Sehun-ah.”
“Ah ne. sebagai tanda balas budiku.”
“Untuk apa?”
“Bisa menyatukanku dengan Xiumin.”
Xiumin yang mendengarnya meringis-ringis dengan gilanya,
Kemudian Kyungsoo melepaskan pelukannya. Ia menoleh kebelakang, menatap Xiumin
sebentar. Lalu Kyungsoo menertawai Xiumin.
“Tidak masalah. Ulangi sekali lagi suara teryakinmu itu.”
Goda Kyungsoo.
“Sangat dan pasti bersedia…” Sehun menjeda. “Kyungsoo
sajang-nim.”
Seisi rumah Tao tertawa semua. Terlebih Xiumin, tidak
terlihat jeles menyadari perlakuan Kyungsoo pada kekasihnya. Entah ikatan batin
atau apa, Xiumin, Tao, Kyungsoo, serempak memberi kedua jempolnya pada Sehun.
“Kapan kau melakukannya?” tanya Xiumin.
“Secepatnya, tangan ini sudah gatal.” Balas Kyungsoo.
“Begitu pula denganku…tak sabar memainkan peranku.” Sahut
Sehun.
“Dan aku tak sabar menontonnya.” Kata Tao sembari
merangkul leher Kyungsoo.
TE BE CE….
Author Note. Terimakasih buat setiap chapter
yang reader baca. Kritik dan saran kutampung dengan positif, selama kalian
mengkomentari dengan wajar. Aku dan FF perdanaku gak bakal bisa sukses jika
kalian gak berniat iseng baca. Makasih yak…. Temui aku dichapter selanjutnya J
gomawooo….!! ^__^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar