PRESENT#
FAN FICTION YAOI
TITLE : BEGINNER DEVIL (AFTER Story – PLAYER HIDDEN OUT SOUL)
Part
2
AUTHOR and COVER BY : VieyRaaMoimoi a.k.a (@avisenadinata)
GENRE : SAD, TRAGEDY, HURT, Little ROMANCE, ANIMOSITY…
LENGHT : TwoShoot - Sequel
MAIN CAST : OH SEHUN
BAEKHYUN,
KYUNGSOO as. D.O
CHANYEOL,
Wu Yi Fan as. KRIS
Zhang Yi Xing as. LAY (disini
sudah almarhum L)
Kim Jong In as KAI
LUHAN,
Kim Joon Myun as. SUHO
SUPPORT CAST :
TAO,
XIUMIN,
CHEN, and
(Kim Hangwook as brother’s Xiumin)
RATING : T sekarang jadi NC-17 hehe
EXO member’s milik orangtua-nya,
Tuhan dan SM Ent.
Author sekedar pinjam nama. Sikap sifat dan
Kim Hangwook lainnya itu khayalan semata, bukan asli yang dipunyai para tokoh!
Dilarang
menjiplak, mengcopy, mengedarkan (untuk kepentingan berbau EVIL) tanpa
persetujuan dari aku selaku Author (penulis) yang melanggar, bisa berurusan
dengan Tuhan yaah(!)
DISCLAIMER :
Be Good
SUMMARY : “..Aku sudah menyelamatkan namja ini
walaupun guruku masih bersimbahkan darah disana…
maafkan aku, aku telah gagal memainkan peranku
dalam misi sahabatku…
tapi aku tetap bekerja untuknya…
akan ku tunjukkan pengkhianatanku pada mereka
suatu saat nanti, saat waktu benar-benar memihakku…”
AUTHOR NOTE : HORREEE DAAAH~~ akhirnya ni part
2 muncul juga... kalau mbaca, pliss baca FF - PLAYER HIDDEN OUT SOUL dulu.
Ingat. ff ini itu SEQUEL alias “LANJUTAN” jadi usahakan bisa dapet feelnya
setelah baca kedua ff itu yah. terimakasih…
….ane kasih reviewnya….
“Tidak ada
undang-undang yang melarangku tertawa… aku licik? Kau sangat salah…” Tao
mendekati Chanyeol. Gerakannya cepat hingga Chanyeol tak menyadari bahwa namja
itu sudah ada dibelakangnya.
BHUUUKKK
Chanyeol terjatuh
lemah ditrotoar itu setelah tengkuk Chanyeol dipukul keras olehnya. “…justru
aku sangat licik….” Lanjutnya sembari membopong tubuh Chanyeol. Kemudian ia
menjegat taksi dan berjalan pulang ke markasnya. Saat perjalanan ia baru tersadar
akan sesuatu.
“Untung aku
membawa ini. Bodohnya aku tidak dari tadi membiusnya.” Tao mengeluarkan pen
yang ia dapatkan dari Kris beberapa minggu yang lalu. Ia menyuntikkannya ke
leher Chanyeol. “Pak, tolong jaga mulut anda. Jangan sampai anda menyebarkan
perlakuan saja pada namja ini. Ku mohon jika anda masih ingin bernafas setelah
saya sampai ke rumah…” ancamnya pada sopir taksi itu.
“N…Ne. baik tuan,
baik.” Sopir itu terlihat berkeringat ketakutan.
BEGINNER
DEVIL PART 2
(02/04/2013)__(/2013)
Seorang namja
berparas pangeran menghampiri Tao yang menggeret tubuh namja yang dibiusnya.
“Kau sangat
sempurna… kerjamu terlalu buruk untuk kuremehkan. Kau sangat bagus…”
Tao hanya menunduk
setelah mengikat namja yang dibiusnya. “Gomawo…aku hanya menjalankan sesuai
perintahmu Kris.”
Kris meraih ujung
dagu Tao. “Kalau perintah untuk mengajakmu menikah denganku bagaimana?”
“Kau bisa saja
hyung… permisi, aku harus pergi.” Namja itu tersenyum dan makin menundukkan
kepalanya.
Tao memalingkan
wajahnya. Ia meninggalkan Kris yang dirasanya masih memandangi punggungnya
menjauh. Tiba-tiba saja ada getaran cepat berdegup dihatinya. Seseorang memeluk
tubuhnya dari belakang dan tangannya merangkul leher Tao. Lama…pelukan itu
melekat ditubuhnya. Ia hanya terdiam kaku tak bisa berbuat apa-apa Orang itu juga tak mengajaknya bicara.
Kemudian namja yang memeluknya itu membalikkan paksa tubuh Tao agar menghadap
dengan tubuh namja itu. Sementara Tao menundukkan wajahnya, apalagi namja itu
memegang kedua bahunya.
“Lihat aku Tao…aku
mencintaimu…”
Tao tak berani
menatap wajah Kris. Ia tetap menunduk dengan mengerjap-erjapkan matanya.
Mulutnya sangat terkunci, debarnya makin memacu seperti orang berlari. Kemudian
Kris mengangkat wajah Tao, Kris memegang rahang namja itu dengan kedua
tangannya.
“Lihat aku
dalam-dalam Tao…aku mencintaimu…”
Biar kepalanya
tidak bisa menunduk, pandangannya yang akan menunduk. Ia masih tidak berani
menatap Kris apalagi menatap dalam-dalam matanya yang sangat mempesona semua
makhluk yang melihatnya.
Kris masih bingung
melihat namja itu yang tidak mau melihat matanya dalam-dalam. Kris tidak punya
pilihan membuat namja itu agar menyerap kata-katanya. Ia memejamkan matanya,
berharap keindahan ini bisa menusuk hati namja itu. Ia mendekatkan diri pada
namja itu. Menyambar bibir namja itu dan menyesapnya lembut agar namja itu
tidak berontak menerima ciumannya ini. Kemudian tangannya beralih menekan
tengkuk namja itu. Ciuman dari Kris membuat kelembutan yang semakin dalam.
“Aku benar-benar
mencintaimu Zi Tao… Kris dan Tao sudah ditakdirkan Tuhan untuk bersama walaupun
diantara kita ada cinta yang lain. Kris dan Tao selamanya bersama. Tao dan Kris
selamanya bersama…” ujarnya setelah melepaskan ciumannya itu.
“Aku tidak tau
soal ini… aku… emm tapi…” kemudian Tao mencium bibir Kris sebentar. “…perasaan
ini mungkin akan hilang karena kau… kau…” ia menutupi wajahnya dan berlari meninggalkan
Kris dengan wajah namja itu yang terpaku melihatnya pergi.
ºBE****VILº
Chanyeol
terbangun, ia melihat langit-langitnya berbeda. Kemudian ia terduduk dengan
terkejutnya. Ia memperhatikan perabot seisi ruangan itu.
PROK…PROOK…PROK..
“Chanyeollie, kau
sudah bangun…” namja itu menyungging senyum padanya. Chanyeol menatapnya kesal
dan tak percaya karena namja itu sedang…berpegang mesra dengan namja berambut
blonde.
“Jangan takut. Ini
adalah rumahku. Benarkan posisi dudukmu Chanyeollie…” lanjut namja itu lalu
duduk berhadapan dengan Chanyeol. Sementara namja blonde itu berdiri didekat
pintu.
“Kyungsoo…kau…kau
mengkhianati permainanmu. Ini semua rencanamu kan? Kau kan yang menakut-nakuti
Baekhyun?”
“Oeh Chanyeol,
sopanlah sedikit pada Kyungsoo-ah!” tegur namja berambut blonde itu.
Kyungsoo hanya
menertawainya. “Ternyata kau lebih sayang padanya ya… sayang sekali dia harus
menerima teroran itu karena aku cemburu melihatnya!”
“Tapi itu diluar
hak mu Kyungsoo. lagipula aku juga sudah melayanimu kan beberapa waktu yang
lalu. Apa segitu kurang?”
“Sangat kurang! Bahkan kau tidak sadar aku
benci melihat dia terus-terusan didekatmu. Aku ingin mengirimnya ke tanah
kubur…”
“Kyungsoo!”bentak Chanyeol lantas
berdiri, kemudian Chanyeol mengeluarkan
pistol dari jaketnya dan mengarahkan ke Kyungsoo. Saat itu juga Kris sempat
terkejut dan hampir termakan emosi. Kyungsoo berdiri memberi senyum licik pada
Chanyeol.
“Apa? Kau mau apa
Chanyeollie? Kalau kau berani menembakku, maka 5 menit kemudian kau akan
mendapat gambar sekaligus berita duka kematian Baekhyunmu yang mengenaskan…”
“Kyungsoo! Kau!”
“Apa? Kau mau melawanku
ha? Kau mau Baekhyunmu menjadi berita duka ha! Iya? Kau mau Chanyeollie?”
“Kyungsoooo…” Chanyeol memejamkan mata
sejenak, ia memasukkan pistolnya ke dalam jaketnya. Ia menghela nafas.
“Baiklah, aku akan menuruti maumu asalkan kau tidak mengganggu Baekhyun…”
“Pintar… itulah
yang kutunggu…” Kyungsoo tersenyum licik bahagiannya mendengar kepasrahan namja
itu. ia mendehem, “Aku mau kau menjauhi
semua tentang Baekhyun demi keselamatannya lalu kau bersamaku atau… memutuskan
Baekhyun lalu kau melayaniku seharian penuh sampai hasratku terpuaskan.”
“Apa?! Kenapa semuanya menguntungkanmu
ha?”
“Mau tidak mau…
hmm… berarti kau memilih Baekhyunmu mati ditanganku…”
“Tidak!”
“Dan secara tidak
langsung kau membunuh Baekhyun karena kau, tidak bisa memilih jawaban yang
benar Chanyeollie...”
“Akkhh… aku
memilih dua-duanya sudah. Puas kau sekarang Kyungsoo-ah?”
Kyungsoo bertepuk
tangan padanya. “Pilihan yang sangat sempurna Chanyeollie. Ayo kita ke kamar,
sebaiknya kau mandi dulu agar bergairah.”
Kyungsoo mendekat
ke Chanyeol dan menggandeng tangannya. Menariknya agar namja itu ikut berjalan.
Sebelum jaraknya dengan Kris jauh, Kyungsoo menoleh kebelakang dan mengedipkan
sebelah matanya pada Kris. Kris tersenyum padanya dan mengangguk sembari
memberi jempol padanya. Kyungsoo tersenyum lagi, lalu ia mempercepat langkahnya
agar Chanyeol tidak melihat kode-kodenya dengan Kris.
“Jangan terpaksa
melakukan ini itu denganku, aku bisa menarik kembali jaminan keselamatan
Baekhyun.”
Chanyeol menghela
nafas dan terpaksa tersenyum pada kekasih gelapnya itu. “Tidak, tidak akan
menyesal Kyungsoo sayang… lakukanlah sepuasnya, seliar dan senakal mungkin…”
Chanyeol sedetik membuang muka pada namja itu.
Kyungsoo tersenyum
geli padanya, ia mempererat rangkulannya dipinggang Chanyeol. “Ne, aku pasti
melakukannya.” Kemudian ia tertawa.
Mereka mulai
memasuki kamar Kyungsoo. Kyungsoo mengunci pintu kamarnya, sementara Chanyeol
dengan sendirinya berlari ke kamar mandi didalam sana. Kyungsoo mulai mencari
kesibukan dengan menyalakan televisinya untuk menunggu Chanyeol selesai mandi.
ºBE****VILº
“Ah, hyung maaf
aku baru pulang…” ungkap Kai yang melihat Kris tersandar didepan pintu ruangan
Kris.
Kris menoleh
padanya dengan wajah lemasnya. “Habis dari mana memangnya?”
“Sekali lagi maaf
hyung, tadi aku sangat rindu dengan Lay. Lalu mampir sebentar ke makamnya. Maaf
hyung maaf…”
“Ya tidak apa, aku
mengerti…”
“Hmm, maaf hyung,
kenapa hyung terlihat seperti orang galau?”
“Aku baik-baik saja Kai…” Kris menghela nafasnya.
“Mmm, setelah ini
apa yang perlu kulakukan hyung untuk rencana selanjutnya…”
“Beristirahatlah
sebentar. Lalu kau pantau Sehun dan Baekhyun, kabarkan semua perkembangannya
lewat SMS. Kita akan melakukan klimaksnya saat subuh-subuh, waktu itu adalah
yang paling sepi karena semuanya sedang tidur..”
“Baik hyung, aku
mengerti. Aku permisi dulu, hyung juga beristirahatlah.”
“Hmm.” sambil
mengangguk pada Kai.
ºBE****VILº
“Hmm…aahhhh…”
Kyungsoo mengusap bibirnya. “Chanyeollie…Chanyeollie…kau sangat menyenangkan.”
Chanyeol tersenyum
penuh makna, “Kau juga Kyungsoo-ah… apa ini sudah cukup?”
Kyungsoo
mendongak, melepaskan ciuman dileher Chanyeol “Hmm… iya cukup tapi… aku kurang
puas…” lalu ia terkikik
“Ahh kau ini…
keagresifanmu itu sudah membuat tubuhku lelah Kyungsoo-ah…”
“Ck, Biarkan.”
Kyungsoo kembali melakukan aksinya.
“Arrgghh…gigitanmu
Kyungsoo-ah…” Kyungsoo berhenti dan menatap sejenak Chanyeol yang ekspresinya
lucu. “Kyungsoo, lihatlah, kita sudah melakukannya sampai sore begini… tubuhku
sepertinya mau remuk…” ia tertawa.
Kyungsoo
membulatkan matanya. “Jinja? Kukira kita melakukannya baru sejam.” Kemudian Kyungsoo tertawa. “Aku
benar-benar gila ya…”
“Benar, untung kau
mengakuinya.”
“Kau juga! Apalagi
pesonamu, tubuhmu, gila… tidak pernah membuatku bosan merindukan kelakuan hari
ini…”
“Ya ya ya… sesama
namja gila tidak boleh saling menghina. Katakan jika kau lelah atau hasratmu
sudah puas ku turuti. Aku sambil tidur ya… dah Kyungsoo-ah.” Chanyeol tertawa
sambil memejamkan matanya.
“Chanyeollieeeee!”
ºBE****VILº
“Kubilang juga
apa…kau pasti kelelahan menyerbu habis tubuhku…” ujar Chanyeol melihat Kyungsoo
yang tertidur pulas. Kemudian mengambil kemejanya yang tergeletak dilantai.
Ketika hendak memakainya, ia tersadar dengan bekas-bekas ditubuhnya karena ulah
Kyungsoo. “Kau terlalu agresif chagi…” sembari tersenyum membelai rambut
Kyungsoo.
PIIPP
Chanyeol mendengar bunyi itu, itu adalah bunyi dari
ponselnya. Ia melihat di meja kecil sebelah ranjangnya, tidak ada. Ia turun
dari ranjangnya, melihat-lihat kolong dan lantai kamar itu. ternyata ponselnya
ada dikolong meja. Ia duduk diranjangnya lagi. Melihat satu pesan suara dari
Sehun, lalu ia membukanya.
PIP… “Kau ada dimana? Baekhyun mencarimu. Dia ingin
bicara denganmu tapi ponselmu pingsan…Kau ada dimana?” KLIK
Chanyeol
memastikan panggilan terakhirnya. Betapa terkejutnya nomor rumah Baekhyun tidak
terjawab 5 panggilan, nomor ponsel Sehun tidak terjawab 10 panggilan. Kemudian
ia menatap jam dinding kamar itu. ia menggeleng-gelengkan kepala melihat sudah
jam 11 malam. Chanyeol kembali ke pesan suaranya dan membalasi Sehun.
PIP…”Mian…Lalu bagaimana keadaan disana? Ada tanda
mereka datang?” KLIK
Tidak lama itu
ternyata muncul pesan suara baru dari Sehun.
PIP…”Ne…saat ini masih aman terkendali. Sempat ada
tembakan pagi tadi, hampir mengenai Baekhyun. Hanya saja yang ternyata Luhan
yang terkena…” KLIK
Ia menaruh
ponselnya. “Sialan…” ia meremukkan jari-jari tangannya. Tiba-tiba Kyungsoo
terbangun
“Chanyeollie…kau
sedang apa chagi…”
Seketika Chanyeol
gelagapan. “Ng…aku…membaca SMS chagi…”
Kyungsoo menguap
lebar dengan matanya yang setengah tertutup. “Hoammhh…hmm…tidurlah lagi. Aku
akan mengisi tenagaku…aku…masih ingin melakukannya lagi…Hoammhhh…” kemudian ia
berbalik membelakangi Chanyeol. Kemudian
ia membuka pesan suara lagi,
PIP…”Kabari aku bila kau menemukan tanda
kemunculannya. Saat aku menelponmu, berlakulah seperti eommaku.”KLIK
ºBE****VILº
Kris membuka
sebuah pesan dihandphonenya.
Hyung…dia masih bersama namja itu. mereka masih
menenangkan temannya.
-Kai-
Kris membalas
pesannya dari Kai.
Ne…bersiaplah. Sebentar lagi kita akan beraksi…
-Kris Wu-
Secepat kilat itu,
pesan balasan muncul dilayarnya.
Baik hyung...aku mengerti.
-Kai-
Kris tertawa
sendiri diruangannya. “Byun Baekhyun…ucapkan selamat tinggal pada Korea sejam
lagi…”ujarnya dengan bangga yang diselimuti senyum bengisnya.
ºBE****VILº
Sehun menatap
Baekhyun penuh rasa kasihan. Namja itu dari pagi tidak tidur karena terlalu
mengkhawatirkan Luhan. Lalu ia menghampirinya.
Sehun menyentuh
pundak namja itu. “Baek Hyun-ah…tidurlah. Biar Luhan yang gantian ku jaga.”
“Eh? Hmm…jangan,
aku saja yang menjaganya. Luhan masih trauma dengan yang tadi pagi.”
Sehun duduk
disebelah Baekhyun, memegang rahang kanan namja itu. “Tidurlah, jebal. Wajahmu
sangat kelelahan. Aku yakin Luhan akan pulih bila aku yang menjaganya.” Ia
menyungging senyum. Baekhyun menatapnya lamat-lamat. Lalu namja itu menguap.
“Itu kan, kau perlu tidur sebentar. Tidurlah. Aku akan menjagamu dan Luhan.”
“Kau yakin bisa Se
Hunnie?”
Sehun mencium
kening Baekhyun. “Aku yakin…kesanalah.”
Baekhyun
mengangguk dan meninggalkan Sehun dan Luhan menuju kamar sebelah yang
dikhususkan tanpa menggunakan pintu. Setelah seperempat jam Sehun
‘mondar-mandir’ menjaga Luhan, Baekhyun. Ia mengambil ponselnya, menekan layar
sentuhnya dan menelfon seseorang dikontak handphonenya.
TUUUUTT….TUUUUTTTT
“Ne Sehun…mworago?” ucap namja diteleponnya.
“Syukurlah kau
mengangkat telponku. Mmm…kau masih menyimpan rahasiaku dan amanatku?”
“Ya, masih. Ada apa memangnya?”
“Tidak ada apa-apa.
Hanya saja aku ingin meminta tolong sesuatu lagi padamu. Kau bisa kan Tao?”
“Mmm…tergantung jika aku mampu.”
“Sekarang Kris
hyung dan Kai apa masih ada di markas?”
“Masih, aku tidak melihat mereka keluar karena aku
yang memegang semua kunci markas.”
“…Baguslah. Entah
lewat SMS atau panggilan, tolong beritahu padaku jika mereka sudah tidak ada
dimarkas.”
“Baik…kau bisa mengandalkanku…”
“Dan satu lagi,
jika kau menemukan kabar kehilangan diriku. Kau harus pulang kerumahku dan
ambil suratnya untuk Xiumin.”
“Semua akan clear ditanganku…ah…sepertinya ada orang
yang akan jalan menghampiriku. Tutuplah telfonnya…”
“Ne.”
TUT, TUT
Sehun menghela
nafas panjangnya. “Semoga aku bisa mengkhianatinya dengan mulus…tanpa ada darah
ditubuh Baekhyun sedikit pun….” Lirihnya diruangan yang super sepi itu.
ºBE****VILº
TAP…
TAP… TAP…
Tao cepat-cepat
menyembunyikan handphonenya dan pura-pura mau tidur. Kemudian datanglah seorang
namja yang tadi pagi berhasil menyatakan cinta serta memberikan ciumannya.
“Tao-ah…kenapa jam
segini kau belum tidur.”
Tao agak gugup
“aa…aku hanya berjalan-jalan sebentar, soalnya mataku sedang susah tidur…”
“Apa perlu ku
temani? Bila perlu kau tidur diranjangku saja, pasti bisa tidur dengan cepat.”
Sembari tersenyum padanya. Tao tahu apa makna senyuman itu. iya, itu senyuman
mesum Kris.
“Ah, tidak perlu.
Ku yakin sebentar lagi aku sudah mengantuk.” Balasnya sambil tersenyum kecut
dan menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
Kris tersenyum
tipis. “Jika demikian, selamat berjuang
ya… jangan kurang tidur.”
“Hmm.” Sambil
menganggukkan kepala. Tao berjalan ke kamarnya sambil sesekali menoleh ke
belakang apakah Kris sempat menatapnya atau tidak.
ºBE****VILº
“Sudah kau bawa
semuanya?”
“Sudah hyung…”
sambil Kai memasukkan beberapa pelurunya ke tas kecilnya.
“Suntik terbaru
dari Moskow jangan sampai ketinggalan.”
“Baik hyung, sudah
ku bawa.”
“Pastikan kau
mengawalinya dengan tembakan yang menembus jendela dan cermin.” Sembari mengisi
beberapa peluru di pistolnya. “Jangan terlalu banyak membawa barang, kita hanya
menyerang dua orang saja.”
Tao terbangun
sejenak. “…suara ribut apa itu…” ia mengucek-ucek matanya dengan kedua
tangannya. Ia berjalan menghampiri pintu kamarnya.
“Apa kita perlu
menghancurkan temannya juga hyung? Dan rumahnya?”
Tao semakin
tercengang dan menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan persiapan
dari dua namja itu, Kris dan Kai.
“Lihat saja nanti,
jangan sampai meninggalkan jejak untuk
dilacak polisi. Lakukanlah secara hati-hati.’
“Baik hyung…” Kai
mulai berjalan, langkahnya terhenti baru dapat dua langkah. “Hyung…apa kita
sudah memeriksa semuanya? Tidak ada yang menyadari Persiapan ini?”
“Tidak ada
siapa-siapa..”
“Maksudku bagaimana
dengan Tao, atau Xiumin dan kakaknya. Apa mereka tau dan membocorkannya pada
salah satu dari target kita…”
“Ku rasa itu tidak
akan terjadi. Tapi aku akan memeriksa
kamarnya Tao dulu, semoga dia masih tertidur pulas.”
Tao cepat-cepat
berlari tanpa suara ke ranjangnya begitu mendengar Kris yang akan ke kamarnya.
Ia mengatur nafasnya dan mimik wajahnya agar terlihat masih tertidur nyenyak.
~Cklek
Kris menyalakan
tombol lampu kamar itu yang sedang gelap.
TAP…
TAP… TAP…
Kris berjalan
mendekatinya. Dalam batin Tao, ia begitu gugup dan berdoa semoga Kris cepat
pergi…semoga Kris cepat pergi…
~Cklek
Suara pintu kamarnya tertutup.
Tao membuka sebelah matanya, 5 detik kemudian ia membuka semua matanya. Ia
langsung mengambil ponselnya di bawah
bantalnya.
Ia mengetik sebuah pesan.
Sehun… dia bersiap-siap meluncurkan senjatanya
-Tao-
Kemudian ia menghampiri
pintunya, tak lupa ia membawa ponselnya itu. dengan hati-hati ia mendekatkan
telinganya ke pintu, “Sunyi…” katanya seorang diri. Dengan perlahan ia membuka
pintunya. Suasana koridor sangat sepi. Itu tandanya dimarkas sebesar istana ini
hanya dia tinggal seorang diri.
Sehun…dia sudah berangkat!
-Tao-
Ia mengirimkan SMS itu hingga
berkali-kali. Lalu meninggalkan pesan suara dengan kalimat yang sama.
BIP “Sehun…dia sudah berangkat! Sehun dia sudah
berangkat!”KLIK
ºBE****VILº
“…..Ketika bagaimana ia mengatakan padaku, ‘aku memilihmu
dan meninggalkan yeojaku karena aku menyukaimu Sehun..’
Lalu saat dimana aku didatangi yeojanya, dia berani ditusuk
oleh yeoja itu untuk menyelamatkanku…
Dan aku harus rela secara tidak langsung meninggalkan
xiumin demi membantu Kyungsoo….aku membantunya hanya berniat membalas budi
Tapi…
Niatku berubah…
Setelah aku melihat namja cantik ditoko bacaan, kurasakan
suara hatiku berkata bahwa aku menyukainya...
Dan pertama kali mencium bibirnya…
Jeogmal, aku menyukainya…
Dimana seharusnya perasaan itu terlarang untuk namja yang
seharusnya menjadi penebus balas budiku…
Apa yang perlu___”
Drrrttt….Drrrttt,
ponselnya bergetar bertubi-tubi
hingga 10 kali. Ia membangunkan diri dari lamunanya tadi. Kemudian ia membuka
pesan singkat itu...
Sehun… dia bersiap-siap meluncurkan senjatanya
-Tao-
DEG~
“Apa? dia…secepat inikah…”
Ia membuka pesan terbarunya
lagi.
Sehun…dia sudah berangkat!
-Tao-
Sehun…dia sudah berangkat!
-Tao-
Sehun…dia sudah berangkat!
-Tao-
Sehun…dia sudah berangkat!
-Tao-
PYARR~
“Ha?” ia menoleh ke sumber suara
itu, “mengagetkan saja…” ia kembali melihat pesan-pesan dari Tao meremas kuat
ponsel ditangannya, “Aish, gawat sudah…”
“Luhan, chakkaman, aku ke
Baekhyun dulu.” Kata Sehun ke Luhan yang masih berpandang kosong ke atap
diatasnya.
Sehun berjalan ke ranjang yang
ditiduri Baekhyun, menatap namja itu dengan khawatir serta takut, “Baek
Hyun-ah…Baek Hyun-ah jebal, bangunlah.”
“Ne…aku bangun. Mworago?”
Sehun langsung menggandeng namja
itu, “Kita harus pergi dari sini sebelum mereka datang.”
Baekhyun melepaskan tangannya,
“Luhan bagaimana?”
Ia menggandeng lagi namja
itu,”Dia akan selamat, dan rumahnya juga.” Sambil berjalan ke ranjang Luhan.
DOORR
“Menunduk.” Sehun menjatuhkan
dirinya dan Baekhyun ke lantai. Ketika Baekhyun ingin ikut berdiri, ia
memberikan isyarat untuk tetap menunduk.
Lalu ia melangkah ke Luhan dengan mata namja itu terbelalak, “sepertinya dia
shock lagi” gumamnya sendiri.
Sehun mendekat, lalu mencium
pipi Luhan dan memberikan pistol cadangannya, “Luhan, kau harus hidup. Katakana
jika kau benar menyukaiku sebelum aku pergi. Gunakan ini untuk melindungimu.
Semoga kau berhasil. Aku harus membawa Baek Hyun kabur.” sehun (lagi-lagi)
mencium pipi namja itu. saat Sehin hendak berbalik, tangan Luhan menariknya,
“Ne Sehun, aku menyukaimu…”
sembari mencium lembut bibir Sehun.
Sehun mengelus pipi kanan Luhan,
“Kita akan bertemu lagi…” ia tersenyum “…Jaga dirimu.”
Sehun langsung membawa lari
Baekhyun melewati jendela tersembunyi yang sudah diatur Sehun sejak Baekhyun
tertidur tadi,
BRRUUAAKK-
Luhan tengah melihat dua namja
berpakaian gelap didepan kamarnya. Salah satu namja itu menoleh ke arahnya.
“Kejar mereka.” Ungkap namja
yang lebih tinggi, namja satunya
mengangguk dan pergi. Namja yang tinggi itu berjalan ke arahnya.
Tangannnya sudah bersiap membidik namja itu.
DORR
ºBE****VILº
Sehun POV
“Sementara kita bersembunyi
disini…” ucapku selirih mungkin dan memeluk kepalanya didekapanku.
Deru nafasku sangat melelahkan,
mati-matian aku membawa pergi namja ini ke celah rumah seperti ini. terbersit
pikiranku bagaimana Luhan sekarang, apa dia berhasil menggunakan senjataku atau
gagal dan…mati !!?
“Se Hunnie, gwenchana?”
TAAP…TAP
“Ssst…” seruku langsung membekap
mulutnya dengan jariku. Kami saling diam menegang. Tak tersadar olehku,
Baekhyun memegang kuat tanganku yang membekapnya. Setelah ku rasa cukup untuk
waspada, aku melepaskan tanganku dari mulutnya.
“Sepertinya dia sudah
pergi…tunggu disini, aku akan memeriksanya.”
Dengan langkahku yang
mengendap-endap aku keluar dari celah ini, sesekali ku lirik namja itu masih ketakutan
melihatku pergi. Ku lihat kanan kiri tikungan celah ini, mereka tidak ada.
Syukurlah… aku kembali lagi ke Baekhyun, segera ku gandeng tangannya.
“Kajja.”
Tanpa berkomentar dia menurut
dengan genggamanku yang sedikit dingin. Sehun…kau pasti bisa, jangan kalah
sebelum perang__seruku pada diriku sendiri.
TTLAAK
Sebuah ujung pistol sudah
menempel di pelipisku begitu kami berbelok ketikungan. Jujur saja, sekujur badanku
terasa kaku mendingin, ditambah lagi udara dipagi yang masih gelap ini.
“Bagaimana dengan peranmu ha…
kau tidak lupa kan?”
Itu suara Kai, segera ku jawab
“Ani!” tepisku.
“Lalu kapan kau melakukannya?
Aku ingin melihatmu beraksi.”
“Jangan ikut campur. Shireo!”
aku menyingkirkan pistol itu dari pelipisku, lalu aku kembali berjalan membawa
namja ini pergi.
DORR
Kai menembak ke tong sampah yang
ada didepan dekat kaki kiriku. “Berhenti disitu! Aku ingin melihat kau
membunuhnya sekarang.”
“Aish…kau menyebalkan…” sambil
aku meremas kedua jari tanganku, lalu bersiap mengambil salah satu pistol
dibalik kemejaku.
“Wae? Apa kau sudah jatuh cinta
padanya ha?”
Aku bingung harus merespon apa,
rasanya mulutku terkunci, otakku beku untuk menyusun kata. Baiklah, tidak ada
jalan lain. Ku tatap serius namja cantik disebelahku ini. dia membalas
tatapanku dengan polosnya. Tak ada pilihan lain, akhirnya kupaksakan tanganku
mengarahkan ujung pistolku ke pelipis Baekhyun. Sungguh aku tak tega… perasaan
sayang ini menyesakkan dadaku. Huft… Semoga tuhan menolong namja ini…
“Tembakkan! Kris hyung juga
melihat aksimu…”
Mati sudah riwayatku…akankah
pengkhianatanku gagal sampai disini…
.
DOORR
Beruntung ada ide mulus
diotakku, saat itu juga kutempak spontan ke arah Kai. Sayang sekali,
tembakkanku meleset dan membuat ujung telinga kirinya berdarah. Aish…padahal
aku berharap peluruku menancap dijidat atau dadanya. Langkahku dan tanganku
buru-buru membawa Baekhyun kabur.
DOR
“Arrrgghhh” erangku ada sesuatu
yang panas dibetisku yang kiri
Baekhyun menolehku panik, “Se
Hunnie gwenchana?”
“Ne, eh! tidak terlalu sakit”
Baekhyun langsung melingkarkan
tanganku dibahunya dan membawaku lari secepat yang dia bisa. Dan sekarang kurasakan ada yang bergerak dikakiku.
“Hyung, dia berhasil kabur..”
itu suara Kai, ku lirik ke arah mereka kini mengikuti kami.
“Tidak masalah, sebentar lagi
tembakanku akan menghabisi organnya.”
“Kau memberinya serum
dipelurumu?”
“Ne, aku pakai yang level 5.”
Sialan, ternyata mereka sudah
merencanakannya. Kenapa aku tidak mengenali pistolnya yang itu selama belajar
dengannya.
ºBE****VILº
Untuk saat ini, namja ini
membawaku berhenti dipekarangan rumah seseorang yang ku rasa 2 km dari tempat
perlawananku tadi. Namja ini menjinjing sedikit celanaku yang terkena tembakan.
“Se Hunnie, lukamu…membengkak.”
Aku menunduk, melihat apa yang
dikatakan Baekhyun padaku. Astaga…ini seperti tetanus, lebih parahnya ternyata
aku ditembak dengan peluru jarum berpita gelap. Masalah level racun yang
dikatakan Kai sebuah ‘serum’ ,aku belum mengenal yang ini.
“Ku bawa kau ke temanku Chen,
dia bisa mengobati yang seperti ini..” pasrah saja dengan pernyataannya. Aku
tidak bisa merespon lagi, aku merasa berdosa pada Chanyeol dan diriku. Gagal
menjaga dan membalaskan pengkhianatanku.
ºBE****VILº
“Chen…bagaimana? Apa lukanya
cukup parah?”
“Sebetulnya…eumm…aigo…bagaimana
ya cara menjelaskannya…aku tidak tega.”
“Chen-shii, jebal, jelaskan dengan gamblang agar aku
tidak penasaran…” sahutku menengahi ketegangan Baekhyun dan Chen itu.
“Geure.” Chen menghela nafas,
seberat itukah kesulitannya menata penjelasannya, “Sebetulnya ini tidak boleh
ku katakan. Kalian jangan terlalu percaya padaku. Aku menjelaskannya
berdasarkan filosofiku selama aku belajar ilmu kedokteran… jarum itu,
mengandung serum level 5, bakterinya cukup cepat menyerang dan mematikan satu
organnya. Sel organism diserum jarum itu juga cepat berevolusi. Dalam sejarah,
belum ada penangkal yang ampuh menghentikan penyebarannya ditubuh. Baru satu
jalan ditemukan untuk mengatasinya agar tidak menghancurkan semua tubuhnya.
Kaki kirinya harus diamputasi.”
“Lakukanlah Chen-shi..” kataku
yang sebetulnya tidak rela,
“Se Hunnie…” suara Baekhyun
mengkhawatirkanku.
“Aku akan baik-baik saja Baek
Hyun-ah…”aku tersenyum agar dia tidak ikut stress karenaku.
ºBE****VILº
“Se Hunnie, syukurlah kau sudah
sadar…” Baekhyun menggenggam tanganku penuh bahagia.
Aku tersenyum tipis, kepalaku
rasanya masih nyeri, sama seperti kaki kananku. “Senangnya dirimu…kau kerasukan
apa hmm?”
Dia memalingkan mukaku,
“Sudahlah! Jangan menggodaku.”
“Aku tidak menggodamu…kau jangan
salah paham.” Aku menertawainya, tapi pelan. Ia mengerucutkan bibirnya, dia
bertambah aegyo kalau seperti itu. “Aku tidak sadar berapa jam?”
“5 jam. Oh ya, aku ada sesuatu.”
Ia mencari sesuatu dilemari kamar tempatku terbaring, “tadi aku sempat pulang
saat, ini untukmu. Kau pasti mengingatnya.” Baekhyun memberiku kotak yang
ukurannya seperti buku atau, pigora ya (?)
Saat ku buka, aku sangat
terkejut, aku terharu menerimanya, buku yang berjudul Beginner Devil, buku ini
adalah saksi pandangan pertamaku dengannya, “Buku ini, kau masih mengingatnya?
Kenapa kau berikan padaku?”
“Jangan tanya alasannya, yang
penting ku berikan saja padamu.” Dia tersenyum manis, manis sekali…
“Lalu sekarang tanggal berapa?”
“Tanggal 7 bulan Mei.”
“Saengilchukka hamnida…nae
saranghaeyo…semoga kau menerima ucapanku walaupun sudah terlambat…”
Baekhyun hanya tersenyum, sepertinya
dia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya…
“Harusnya disaat-saat seperti
ini, yang ulang tahun diberi hadiah. Bukannya memberi hadiah!”
“Mwo? Kenapa jadi
menyalahkanku?”
“Aku cuma bilang, bukan
menyalahkanmu…” aku mencubit pipinya,
empuk dan halus…
“A…aaw, jangan seperti ini oeh…”
Aku tertawa kecil, “Ayolah,
wajahmu terlalu aegyo kalau tidak kucubit.” Aku tertawa lagi.
“Cukup Se Hunniee…” dia
melepaskan tanganku dipipinya, “Kakimu Se Hun, karenaku kakimu jadi seperti
ini…”
“Jangan dipikirkan…”aku menyentuh salah satu pipinya, “Bukan salahmu,
inilah resiko dari ketulusanku melindungimu.”
“Kau tidak menyesal?”
“Kenapa harus menyesal, aku
sudah bilang kan, aku tulus melindungimu untuk Chanyeol.”
Dia membenarkan posisi duduknya
dan lebih dekat denganku, “Tadi kau bilang nae saranghaeyo padaku, kenapa kau
tidak merebutku dari Chanyeol?”
“Kenapa? Apa kau ingin
direbutkan? Apa kau meminta kami bertengkar…”
“Eeh…bukan itu maksudku…”
Aku mengangkat alis, “Aku punya
cara lain untuk mencintaimu tanpa harus merebutmu dari Chanyeol.”
ºBE****VILº
Back to Author POV
“Kai, bagaimana? Apa kau dan
Kris berhasil membunuh Baekhyun?” ucap Kyungsoo
ia menyambut Kai dan Kris baru saja datang dikoridor markasnya.
“Aku dan hyung tidak
membunuhnya, hanya mencelakainya…sedikit memberinya pukulan telak dipsikisnya…”
“Katamu kau bisa membunuhnya
kurang dari 30 menit apalagi kau melakukannya disaat orang-orang sibuk tidur,
tidakkah kau memanfaatkan kesempatan…”
“Kami sudah berusaha, kami punya
rencana lain, tolong beri kami waktu.”
“Ck, aku lumayan kecewa…”
kyungsoo meninggalkan mereka dengan tatapan kesalnya.
“Hyung…bagaimana ini? apa kita
gagal total?”
“Ani, kita tidak pernah gagal.
Aku punya rencana lagi, tapi sayangnya aku tidak bisa memberitahukannya
padamu.” Sambil hendak pergi
“Baiklah, tidak masalah
hyung,aku mengerti, aku permisi…” Kai justru pamit mendahului.
ºBE****VILº
Kris melihat namja yang
disayanginya kebetulan melintas dikoridor rumahnya itu, ketika ia ingin
mengejarnya, namja itu justru berjalan lebih cepat dari langkahnya yang tadi.
“Ah Tao…chakkaman.”
Namja itu berhenti, merasakan
tubuhnya mengkaku ketika ia memanggilnya, “Ne, kau memanggilku?”
“Iya, tolong panggil Chanyeol
dikamar Kyungsoo, suruh dia ke kamar keduaku. Aku membutuhkannya.”
Tao mengangguk cepat dan berlari
ke kamar yang ditujukan Kris padanya. Tepat didepan kamar Kyungsoo, kebetulan
namja yang dicarinya sedang membuka pintu.
“Kau mengagetkanku, seperti
penampakan saja.”
“Ah mian Chanyeol, tuan
ah…maksudku Kris hyung memanggilmu. Dia butuh bantuanmu. Kau ditunggunya
dikamar keduanya.”
“Ooo, kamar yang dulu ku tiduri
saat siuman kan?”
“Ne.” Tao berjalan meninggalnya.
Chanyeol berjalan sesuai perintah Tao,
TOKTOKTOK
“Masuklah Chanyeol, tidak
kukunci.”
CKLEK
“Jarang sekali kau memanggilku
secara personal. Kau membutuhkan bantuanku.”
“Iya” Kris mendehem,
menyeriuskan nadanya sambil melempar sebuah kertas tebal pada Chanyeol “Ajak
Kyungsoo kesana jam 9 nanti. Ada keperluan penting disana.”
Chanyeol membaca kertas itu,
mengernyitkan dahinya, “Ke rumah praktek bedah, untuk apa? apa kau ikut?”
“Penuhi saja permintaanku. Aku
pasti ikut, karena aku yang mengajak ke tempat itu.”
Chanyeol tersenyum tipis, “aku
akan mengajaknya dengan ontime. Sampai bertemu disana…” Kris meresponnya dengan
wajah datarnya.
ºBE****VILº
Tao dan Kris turun dari
mobilnya, mereka sudah berdiri di pagar rumah seseorang yang menjadi target the
next step dipikiran Kris. Diteras rumah itu sudah banyak namja dan yeoja
yang menunggu gilirannya dipanggil oleh sang pemilik rumah.
“Berjagalah disudut mana yang
bisa mengawasi rumah ini. tolong telfon aku jika Kyungsoo sudah datang dengan
Chanyeol. Telfon Kai juga untuk berjaga ketika manusia-manusia itu kepanikan…”
Tao tersentak, bingung dengan
maksud terselubung dalam intruksi namja itu, “Arrasso.” Ia menunduk menunggu
atasannya itu masuk ke rumah itu. Kris sudah pergi, ia mendongak dan pergi
mencari sudut untuk pengawasannya.
“Mianhaeyo tuan, silahkan ambil
tiket antrian atau tuan ada keperluan menemui pasien…” ucap seorang yeoja manis
didekat pilar rumah itu.
“Oh, emm, bukankah disini hanya
praktek, tidak menyediakan untuk pasien menginap.” Tanya Kris yang sebenarnya jawabannya
sudah diketahuinya.
“Untuk sekarang kami sedang
menyediakannya. Hanya tersedia 2 kamar. Lalu tuan mau mengambil tiket atau
menemui pasien?”
“Oh iya hampir lupa, aku ambil
tiketnya. Bisa ku batalkan jika aku mendadak berubah pikiran.”
“Tentu tuan, ini tiketnya.”
Yeoja itu memberikan kartu antrian padanya, “Silahkan menunggu disana tuan.”
Tangannya mempersilahkan,
“Ne, kamsahamnida…” Kris
berjalan dan duduk dikursi panjang yang ditunjuk oleh yeoja manis tadi.
Ddrrrttt…drrttt… Kris mengangkat
telfonnya
“Mereka baru saja datang, sedang
memarkir mobil mereka.” Suara Tao ditelfon itu.
“Ne, baiklah…” KLIK, ia menutup
telfonnya. Lalu melihat jam diponselnya, “Pantas saja sudah jam 9 tepat,
padahal baru 5 menit duduk.” Kemudian ia berjalan ke yeoja yang tadi.
“Mianhaeyo, aku berubah pikiran.” Ia menyerahkan kartu
antrian itu.
“Ne, gwenchana tuan.”
“Gomawo…” ia membungkukkan
dirinya,
“Nado gomawo…” yeoja itu juga
membungkukkan diri.
Kris berjalan masuk ke ruangan
pasien. Mencari kamar kosong yang bisa ia manfaatkan sebagai tempat
persembunyiannya sebelum the next step nya akan diluncurkannya.
ºBE****VILº
“Se Hunnie, aku akan keluar
mencari omorice…” kata Baekhyun hendak beranjak,
Sehun tersenyum indah padanya,
“Ne, jangan lama-lama.” Baekhyun berjalan dan hendak membuka pintu kamar itu.
“Emm, Baek Hyun-ah…”
“Ne?” ia berbalik,
“Kemarilah sebentar…” pinta
Sehun, sesuai permintaannya, Baekhyun kembali padanya. Lalu kedua tangannya
menyambar punggung namja itu dan memeluknya yang terbaring.
Sehun menyentuh pipi Baekhyun,
“Andai aku bisa bangkit, kau akan ku kawal walau sekedar mencari omorice… aku
takut jika mereka kembali mencelakaimu.”
“Jangan khawatir, aku bisa
waspada. Tidurlah selagi menungguku yah…”
“Ne Baek Hyun-ah…”
Baekhyun keluar dari kamar itu,
ketika ia melihat seorang namja yang sedang duduk bersama pasangannya.
Bukan…lebih tepatnya kekasih gelap
atau kekasih paksaan , ia melihat
namja itu sepertinya meminta izin pada pasangannya. Namja itu berdiri dan berjalan
ke arahnya
Gawat, apa Chanyeol tau aku
disini___gumamnya bersembunyi dibalik tembok belokan rumah itu.
ºBE****VILº
“Kyungsoo-ah, aku ke toilet
dulu. Kau tunggu sebentar yah…” Chanyeol bersiap berdiri
“Aish, kenapa tidak sebelum
berangkat saja.” keluh Kyungsoo memasamkan wajahnya
“Mianhae, aku kan mau mengajakmu
ontime. Makanya tidak sempat ke toilet.”
“Ne, cepatlah. Aku malas
sendirian menunggu.”
Chanyeol mengacak rambut
Kyungsoo, “Manja sekali…” lalu Chanyeol melangkah menuju tujuannya (dramatis),
ketika ia berbelok, di kamar kosong itu ia melihat ada orang yang mengintipnya.
Ketika ia melihat ke kanan. Ada namja yang ketakutan dikenalnya
“Baekhyunniee…...”
Chanyeol melihat namja itu
semakin tertunduk, ada apa sebenarnya.
“Sejak kapan kau disini
Baekhyunnie?” lalu ia menoleh kearah Kyungsoo yang menunggunya, “Apa kau
melihatku yang tadi? Kau…kau membenciku?”
“Ani Chanyeollie.” Baekhyun
memberi senyum padanya, sebetulnya lebih cocok senyum memaksa.
“Tetaplah disini Baekhyunnie.
Aku rindu padamu. Aku ke toilet dulu…”
“Ne Chanyeollie, akan ku
tunggu.” Ia mendengar nada Baekhyun yang sangat pasrah.
Ketika Chanyeol sudah pergi ke
toilet, Kris dari tadi bersembunyi dikamar kosong itu hanya menunggu namja itu
keluar dari kamarnya. Dan saat namja itu tengah menunggu Chanyeol. Inilah
saatnya ia keluar dan menampakkan diri dihadapan namja itu. Kris menghampiri
dan duduk di kursi panjang disebelah Baekhyun.
“Sedang menunggu siapa? Ku lihat
kau sepertinya ketakutan tapi…terburu-buru seperti mencari sesuatu diluar.”
Baekhyun menoleh ke namja asing
itu, hawanya…ada keanehan.
“Aku sedang menunggu kekasihku.”
“Dia yang ke toilet itu
kekasihmu. Bukankah kekasihmu itu yang dirawat dikamar itu ya?”
“Eh, i…itu bukan kekasihku. Tapi
sahabatku.”
“Kenapa ketakutan? Kenapa
gelagapan? Maaf aku terlalu ingin tau.”
“Ng, gwenchana.”
Kris mengambil ponsel disakunya,
pura-pura seperti ada telepon, “Maaf, aku ada urusan. Jangan tegang ditempat
berhawa neraka ini.” Kris berjalan cepat dan sempat mendengar namja itu
mendesah dan menghela panjang nafasnya.
GREB
Tiba-tiba ada yang menggandeng
tangannya,
“Ayolah ke kamar yang ini. tidak
ada yang melihatnya. Aku sangat merindukanmu Baekhyunnie.” Chanyeol menariknya
ke kamar pertama yang itu adalah kamar terbaringnya Sehun. Baekhyun diam tidak
tahu harus berbuat apalagi. Dengan wajahnya yang tanpa punya rasa malu,
Chanyeol membuka kamar itu. menutupnya dan mendorong selot pintu kamar itu. Nafsu
Chanyeol tidak bisa dibentengi lagi, ia mencium Baekhyun dengan sedikit kasar.
“Ng…Chan..yeol…mmfftt..”
Chanyeol langsung membuka mata
dan melepaskan ciumannya, “Mianhae, aku terlalu bersemangat.”
Baekhyun tersenyum tipis dan
mengangguk padanya. Chanyeol kembali menunduk dan mengecup lembut bibir
Baekhyun. Sedikit melumat. Tangan kanannya memegang tengkuk Baekhyun, tangan
kirinya sudah nakal melepaskan beberapa kancing pakaian Baekhyun.
“Kau masih mencintaiku
Baekhyunnie?”
“Ne Chanyeollie, saranghae…”
“Nado saranghae…” Chanyeol
kembali menciuminya, melanjutkan kegiatan masing-masing tangannya ditubuh
Baekhyun..
.
Tanpa diketahui oleh Baekhyun
dan Chanyeol, Sehun setengah membuka matanya. Melihat beberapa scene tangan
Chanyeol menjamah selagi melumat bibir namja itu.
“Emhh, kau sudah kembali…”
Chanyeol langsung melepaskan
ciumannya dan mereka buru-buru membuka mata mereka. Pipi Baekhyun sudah memerah
malu sedangkan Chanyeol bersikap datar seolah tidak terjadi apa-apa dan berdiri
membelakangi arahnya. Baekhyun menghampirinya,
“Mianhae Se Hunnie, aku belum
menemukan omoricenya.”
“Gwechana… lagipula suster sudah
memberiku sarapan.”
Ia terkejut, “Kapan? Bukannya
dari tadi kau tertidur pulas.”
“Aku memang tidur, sampai ada
suster masuk aku tidak tahu. Aku dibangunkannya hanya menyuapiku makan lalu aku
tidur lagi. Ketika aku tidak sengaja melihatmu berciuman, kalian masuk juga aku
tidak tahu…”
“Ng…aigo…maaf. Itu
tadi…sebenarnya tidak sengaja…”
ºBE****VILº
Baekhyun itu manis
Cantik
Seperti malaikat
Hampir sama dengan Tao
dan…Kyungsoo…
Kalimat itu bermunculan setelah
Kris berbasa-basi mengganggu Baekhyun yang menunggu Chanyeol. Kemudian ia
menghampiri yeoja penjaga tadi.
“Mianhae, aku berubah pikiran.
Jika aku sekarang ingin berkonsultasi dengan dokternya, apa aku boleh masuk
tanpa mengantri…” “Aigo…Chanyeol lama sekali…” Kris mendengar keluhan
dari suara Kyungsoo dideretan orang-orang mengantri itu…
“Nah, kebetulan habis ini nomer
anda dipanggil. Jadi silahkan masuk.” Yeoja itu menoleh ke pintu ruangan dokter
rumah itu, “Silahkan, pasiennya sudah keluar.”
“Ne, gamsahamnida…”
Kris dengan langkahnya lebih
cepat menuju pintu dokter yang menjadi targetnya itu. beruntung Kyungsoo tidak
melihatnya sedetik pun.
“Anyeong silahkan duduk,” sambut
dokter itu, Kris mengangguk dan duduk berhadapan dengannya, “Anda berkonsultasi
atau berobat?”
“Saya hanya berkonsultasi,
langsung saja ke intinya dokter Chen.”
“Ne, saya mendengarkannya…”
“Sepertinya anda tau banyak
tentang level-level dari senjata terbaru Moskow. Benarkan?”
Chen tersentak sangat telak,
hampir membuatnya serangan jantung.
“Apa anda mengenal pasien dan
penunggunya itu? anda mengenal Xiumin?”
Sekali lagi, Chen terkejut.
“Ma…maaf, ini diluar pekerjaan saya tuan. Ss…saya tidak bisa menjawabnya.”
“Anda tidak bisa atau takut
menjawabnya?”
“Se…sebenarnya bukan begitu…tapi
ini…keluar dari wewenang saya…”
“Terlalu lama!” Kris bangkit dan
tangan kirinya masuk kedalam jasnya,
DOOR
Di kening itu terlukis lubang
yang mengeluarkan darah oleh pistol Kris, jeritan diluar ruangan itu sudah
terdengar heboh ditelinganya. Kris mengambil ponselnya, menelfon anak buahnya.
“Kai, Tao, bawa paksa Kyungsoo
ke kamar pasien nomer 1.”
BRUAAKK
Kris mendobrak pintu itu,
didalamnya sudah ada 3 namja yang bingung melihatnya. Terlihat jelas wajah
takut di wajah namja yang terbaring dan hanya mempunyai 1 kaki yang sempurna.
“Bagus, untung kau bekerja
dengan baik…”
“K..K..Kris…” ucap Chanyeol,
“Oh Sehun…selamat atas
berkurangnya 1 kakimu, itu ulahku lho.”
“Kaauuu…aku bersumpah
membalasmu…”
“Ya..Ya..Ya...berkhianatlah
dan…” gerakan itu cepat, sulit terbaca mata Chanyeol dan Sehun yang melihatnya,
kini Baekhyun ada dicekalan Kris dengan pistolnya. “Dan kau Chanyeol, selamat
atas ulahmu, sebentar lagi kau akan mendapat karangan bunga kematian namja
cantik ini…”
“Hyung, kami sudah
membawakannya…” kata Kai dan Tao yang sudah membekap pergerakan Kyungsoo
ditengah cekalan mereka.
“Tahan dia dipintu.” Kris
menjeda, “Ah, aku mengulur waktu. Karena semua sudah menyaksikan, aku akan
menembak tepat otak Byun Baekhyun atau…”
DOOOR
Yang tergeletak nyatanya bukan dirinya, bukan
tubuhnya, tapi… namja yang ditengah-tengah 2 namja itu…
“Hyung…kau…kau membunuh
Kyungsoo…” ungkap Kai nampak tak percaya dengan tindakan gurunya itu.
“Kris Ge, kau…tidak salah
menembak…ke..kenapa tidak menembak namja itu…” imbuh Tao juga shock atas arahan
pistol Kris itu.
“Cek, dia sudah mati belum.”
Kris mendingin, tidak menanggapi ke”schok”an dua anak buahnya itu.
“Sudah hyung.”
“Bawa dia, kubur dia tanpa
jejak. Jalanku tidak pernah salah. Alasannya, ini semua berawal dari dia. Walau
aku menyukainya, tapi menurutku. Dia pantas ku antarkan ajalnya disaat seperti
ini.” Kris melepaskan Baekhyun, membalikkan badan namja itu dan mengecup
singkat bibirnya. Lalu pergi dengan wajahnya dingin dan datar.
Tao, Kai, masih heran…
Apalagi dengan kecupan itu pada
targetnya selama ini.
Sehun, menatap kosong tanpa
berkedip,
Chanyeol, terpatung
Baekhyun, terduduk dilantai
dengan ketidakpercayaannya yang dialaminya oleh perlakuan Kris…
~END~
Bagaimanakah bahasa saya?
Bagaimanakah dengan FF ini? lebih baguskah dari
part yang pertama?
Bagaimanakah, apa kamu ngefeel dengan FF yang ini?
Beritahukan pada saya ya…
Karena saya ingin membuat FF lagi #whatthehell(?)
ANNYEONG<GAMSAHAMNIDA~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar