Kamis, 02 Januari 2014

[FF] Love In Trap - BaeKris || KrisBaek (Chapter 4)


Harurainblue present



Tittle : Love In Trap
Author : VieyRaaMoimoi
Genre : Yaoi, Drama, Crime, Romance,
Length : Chaptered
Rating : T (can) PG15 (maybe)
Main Cast :
- Baek Hyun
- Kris
- Suho
- Tao
- Sehun
Dll,
Ryu Gak, Gyu Rim, and secret someone (OC)
Disclaimer : Good, EXO member milik Tuhan, orang tuanya, dan SM Ent. Sekedar pinjam nama untuk imajinasi semata.
This story from my mind, my brain, my imajination.
Don’t copy paste for rename of share with evil or go to HELL longest
Summary : “aku berusaha untuk menghapus cinta terlarang ini. jika seandainya aku tidak bercinta dengan namja yang menjadi musuh perusahaanku… mungkin cinta kami akan wajar terjadi…”

LOVE IN TRAP
Chapter 4
AUTHOR POV

Tao menaruh minumnya, “Aku mau bilang kalau aku sudah berhasil…” Tao seakan memberi jeda

Kris membulatkan mata tajamnya yang menatap Tao. Rahangnya pun juga mengeras. Jangan-jangan ini saatnya…

“Aku berhasil memenangkan hati direktur beserta gedungnya. Apa kau senang Kris? Aku berhasil Kris aku berhasil…” ungkap Tao langsung menghambur ke pelukan Kris yang terdiam membenci berita itu. “Kris,kau senang bukan? Kita berhasil Kris…”

Senyum terpaksa, “Iya, aku senang. Kau hebat chagiya…” kaku Kris membalas pelukan selamat pada kekasihnya itu.

“Sepertinya kau tidak bahagia. Beristirahatlah, aku akan pulang.”ujarnya mengakhiri pelukannya.

“Hm, hati-hati saat menyetir.” Balas Kris acuh dan sibuk bersiap menutup pintunya.

“Aku pulang, besok mungkin aku kesini. Jangan lupakan minum vitamin C dikotak obat.” Pesan Tao sebelum pulang. Ia mendekatkan wajahnya ke Kris.

Kris menghentikannya, “Aku tau. Maaf aku tidak ingin ini.” tunjuk jari Kris mendarat dibibir Tao.

Tao keluar dari apartement itu dengan wajah masamnya. Perasaan kesalnya menggebu atas ketidakpuasannya ingin meluapkan kerinduannya pada Kris. Hanya sebenarnya ia tidak sadar saja bahwa waktunya bertamu jelas tidak tepat makanya Kris bersikap itu padanya selama ia mertamu.

Ponsel Tao bergetar lama, ada telfon masuk menghubunginya. Ia segera mengangkatnya. “Iya direktur ah maksudku iya tunanganku…aku akan ke mobil jadi tunggu aku 15 menit dari sekarang…”

suara itu mulai memudar seiring semakin jauhnya Tao berjalan pulang dari apartementnya. Sejak tadi, sebenarnya Kris masih tidak ingin mengunci pintunya karena ia ingin melihat namja cantik itu dari belakang. Rasa rindunya sebenarnya ada tapi waktunya saja yang tidak tepat. Ia terus memandangi Tao sampai punggungnya tidak terlihat lagi. Terakhir ia mencium jari telunjuknya yang sempat mendarat dibibir namja cantik itu.

>>> 

Baek Hyun turun dari lantai tiga perusahaannya. Ia hendak izin ke lobby untuk keluar membeli peralatan menggambarnya disalah satu toko langganannya. Setelah mendapat izin, ia menuju parkiran mengambil motornya. Tiba-tiba ia terkejut melihat seorang namja bertubuh kekar tengah duduk diatas sepeda motornya itu.

Namja itu menengok ke arahnya, “Sepertinya aku pernah lihat.” Lirihnya mendekati motornya “Permisi, bisa aku ambil motorku. Aku ingin membeli peralatan menggambarku yang habis.” Ucapnya dengan polos.

Namja itu malah membelakanginya, “Apa yang kau butuhkan,biar aku belikan.”

Baek Hyun heran, “Sebenarnya aku membutuhkan pensil warna merek Glosseoka,pensil merek Geum,mini crayon isi 52 merek Miho,dan kertas gambar merek SME tapi tuan tidak perlu memberikannya karena aku sudah diberi anggaran oleh presdir.”

Namja itu berdiri dan melepas kacamata minusnya “Ambil ini, kebetulan sama seperti yang kau butuhkan. Annyeong…” namja itu perlahan pergi darinya dengan meninggalkan sebuah tas kardus diboncengan motor Baek Hyun.

Baek Hyun terus mengedipkan matanya tak percaya, bagaimana bisa orang itu memberikan semua yang dibutuhkan sebelum ia menyebutkannya. Dengan keras Baek Hyun mengingat lagi siapa wajah itu sebenarnya. Dan akhirnya Baek Hyun pun teringat.

“Direktur” teriak Baek Hyun tapi namja itu tidak menoleh. “Apa salah ya?” ingatnya dengan lirih. Baek Hyun sedikit melangkah cepat “Tuan Kris.” Teriakannya kali ini membuat langkah namja kekar itu terhenti. Baek Hyun pun mencoba menghampiri Kris.

“Tuan Kris, terima kasih banyak.” Ucap Baek Hyun dengan nafas tersenggal-senggal.

Kris membalikkan badan ke arah Baek Hyun dan tersenyum pada namja mungil itu. “Sama-sama” balas Kris sambil mengelus-elus bahu Baek Hyun. Tanpa kata-kata lanjutan, Kris pergi meninggalkannya.

Baek Hyun tidak perlu lagi ke toko langganannya. Dengan riang dan senangnya ia kembali memasuki kantornya. Kemudian ia duduk dimeja kerjanya. Memandangi penuh senyum tanya tas kardus yang ia dapatkan. “Tak kusangka ku dapatkan ini dengan mudahnya.” Baru beberapa detik ia duduk, ada seorang rekannya berjalan ke arahnya

“Baek Hyun,kau dapat panggilan dari Presdir Su Ho. Dia menunggumu segera.” Rekan kerjanya itu pergi melewatinya.

“Ada apa ya?” tanya Baek Hyun sendirian hendak berjalan ke ruangan Presdirnya.


“Anda mencariku Presdir?” tanya Baek Hyun langsung ke pokoknya.

Su Ho mempersilahkan bawahannya itu untuk duduk terlebih dahulu. Terlihat disamping presdirnya itu ada temannya, siapalagi jika bukan Lay.

“Aku mohon dengan sangat kau menjawab pertanyan demi pertanyaan ini.” kata Su Ho mengawali pemanggilannya itu.

Baek Hyun mengangguk mengerti “Baik presdir.”

Su Ho menghirup nafas “Mungkin terkesan sedikit pribadi, tapi aku ingin tau seberapa dekat kau mengenal direktur perusahaan penerbit K-Li wahai Byun Baek Hyun?”

Baek Hyun terbatuk karena terkejut “Maksud presdir apa?”

“Direktur perusahaan penerbit K-Li, aku tau kau mengenalnya.” Ulang Su Ho lebih sedikit tersenyum palsu pada Baek Hyun.

“Maksud presdir apa tuan Kris? Bagaimana presdir bisa tau aku mengenalnya?”

“Cukup mudah, Lay dan Ryu Gak yang melihatmu dekat dengan namja itu.”

“Hanya mengenalnya secara formal, itu pun karena kebetulan aku bertabrakan dengannya dikoridor lobby. Hanya itu saja Presdir Su Ho, tidak lebih.”

Su Ho masih kurang percaya dengan jawaban itu “Berhati-hatilah dengannya.”

Baek Hyun tersenyum tulus “Tentu presdir, dia bukanlah orang jahat padaku.”

Su Ho menengok ke Lay dengan penuh tanya atas jawaban Baek Hyun itu, rasanya tidak bersangkutan. Dari pada suasana menjadi garing, Su Ho juga ikut tersenyum “Ah iya, penjualan untuk komik perdanamu cukup tinggi dipasaran. Banyak remaja yang mengapresiasi baik setelah membacanya, bahkan banyak juga yang berkata mereka tidak bosan membacanya berulang kali. Chukkaemida Baek Hyun”

Senyum bahagia itu terpancar kuat dari bibir,mata,dan pipi Baek Hyun “Itu bukan apa-apa. menurutku komik itu kurang memuaskan karna salah satu bagiannya ada yang ku ubah dari konsep awal.” Ungkap Baek Hyun agak tersipu

“Ukuran pegawai sepertimu itu sangat cemerlang.” Su Ho berganti ke Lay “Kau bisa keluar sekarang.” Setelah Lay keluar, Su Ho mengambil sesuatu dari brankas disamping kakinya. “Bonus pertama, jadikan ini motivasi selama berkarya.” Su Ho menyerahkan selembar amplop padanya.

“Aaa, pasti presdir sebenarnya keberatan memberiku bonus jika aku selalu menang dipenjualan seperti ini. Benarkan presdir?” canda Baek Hyun dengan tawa kecilnya.

“Cerdas juga otakmu Byun. Sekarang kau bisa keluar.” Katanya dengan senyum

Baek Hyun pamit “Terima kasih presdir.”Baek Hyun membalas senyum juga.

Begitu sedetik setelah Baek Hyun keluar dari ruangannya, Su Ho bergegas menelfon seseorang. “Tuan Ryu, saya mohon bantuan awasi ikatan Baek Hyun dengan direktur K-Li itu……jangan lupa beritahukan padaku juga ya……”

>>> 

Kris masuk ke dalam mobilnya. Tak lama kemudian ia menelpon bawahannya agar mengatur jadwal meetingnya dihari itu. ia berniat untuk singgah sebentar ke apartementnya. Entah apa yang terjadi, rasanya seperti ada feeling yang menekannya untuk pulang. Setelah pulang, ia berencana mengajak Baek Hyun dating dengannya.

>>> 

Kris mempercepat langkahnya setelah keluar dari lift apartementnya. Feelingnya semakin memacu hebat didalam benaknya. Ia terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri ada apa yang terjadi dengan dirinya saat ini.

Feeling yang memacu tadi seketika redam begitu ia sampai didepan pintu apartementnya. Ia segera memencet ID pada keypad yang cukup dekat dari pintu itu. Lampu keypad itu berubah berwarna hijau,itu tandanya ia dapat masuk. Kris membuka pintunya dengan tergesa dan penasaran. Dan! Tidak ada hal fatal yang terjadi dalam apartementnya.

Kris mendengus kesal pada diri sendiri “Aishhh…feeling sialan!”

Kemudian ia langsung menengok ke belakang ketika suara bel di kamarnya berbunyi. Lalu Kris meredam kekesalannya dan berjalan menghampiri siapa yang ada di depan sana itu.

“Selamat pagi tuan, ada titipan kilat untuk tuan…” sambut petugas itu lalu kembali membaca nama pengirim yang tertera itu “…Kris Wu Fan dengan nomor apartemen 482. Ini tuan.” Petugas pengiriman itu menyerahkan amplop itu pada Kris.

Kris menerimanya, amplop itu besar dan ia merasakan isinya sepertinya tebal layaknya sebuah buku. Didalam otaknya, ia terus bertanya penasaran apa isinya.

“Silahkan tanda tangan tuan.” Pertugas itu menyodorkan stik sebagai penanya dan tablet book sebagai media tulisnya. “Terima kasih tuan, permisi.”

“Tunggu ahjusshi!” panggil Kris ingat sesuatu.

Petugas itu memutar arahnya kembali memenuhi panggilan itu. “Iya tuan?”

Kris membuka sedikit amplop itu, terlihat kurang jelas itu benda apa. “Dari siapa paket ini pak?”

“Saya tidak tahu pasti tuan tapi sepertinya pengirimnya ini adalah pejabat tinggi perusahaan seperti tuan.” Jawabnya dengan ramah.

“Pejabat tinggi? Sepertiku?” Kris coba menebak-nebak siapa gerangan yang dimaksud itu. “Ah,ahjusshi. Kau boleh pergi dan ambil ini.” Kris memberikan sejumlah uang pada petugas itu.

“Tuan saya sudah dibayar.” Petugas itu hendak mengembalikan.

Kris menolak keras, “Ah sudahlah. Anggap saja kau belanja anggur dan jangan berterima kasih.”

Daripada ia kena marah oleh orang ini,maka petugas itu langsung pergi dan tidak akan berterima kasih pada Kris. Beberapa detik setelah itu, Kris merasa penasaran apa isi didalam amplop itu. Sambil berdiri Kris merobek pelan ujung amplop itu. ‘Lumayan tebal.’ Dan ia mulai mengambil isi tersebut.

Memegangnya saja sudah membuat Kris mengobarkan api kemarahannya karena Kris tidak perlu membaca semua isi didalam sebuah undangan yang berbentuk buku. Ya, setelah membuka lembar demi lebar, Kris sudah paham intinya ialah itu undangan pertunangan kekasihnya dengan direktur yang saat ini menjadi targetnya.

Kris dengan kesalnya membuang buku undangan itu ke tempat sampah dan langsung meninggalkan apartementnya yang terbuka lebar itu tanpa khawatir karena pintu apartmentnya itu punya system penutup otomatis jika pemiliknya keluar.

>>> 

Hari sudah memasuki siang, Baek Hyun meregangkan otot-ototnya yang capai setelah menyelesaikan sketsa untuk komik terbarunya itu. Lalu Baek Hyun merapikan kertas-kertas yang berantakan di meja kerjanya. Setelah beres, ia mengambil minuman dinginnya di dalam kulkas yang telah disediakan oleh perusahaannya.

Ia kembali duduk di meja kerjanya dan meminum apa yang diambilnya barusan. Tiba-tiba ia tersedak ketika ada seseorang yang menepuk bahunya dari belakang.

“Maaf.” Ucap seseorang itu.

“Eh sekertaris!” kaget Baek Hyun sesekali mengelus-elus dadanya.

“Maafkan saya soal tadi, maaf. Tapi saya kesini karena ada yang ingin bertemu denganmu tuan.”

Baek Hyun mengerutkan alis “Jangan tuan,aku ini bawahanmu nyonya. Siapa orangnya?”

“Saya diminta tidak memberitahu identitasnya tapi yang pasti dia menunggumu di lobby utama. Permisi.”


Baek Hyun sedikit penasaran, tapi mau penasaran atau tidak. Sama saja Baek Hyun harus menemui orang tersebut yang sudah rela menunggunya. Sambil berjalan menghampiri seorang namja, Baek Hyun mengerutkan alisnya karena sepertinya dari belakang Baek Hyun mengenali sosok orang itu.

Semakin dekat, Baek Hyun makin yakin bahwa ia mengenalinya. Ternyata sosok itu sedang mengisi waktunya dengan membaca koran yang telah tersedia. Dan sudah dipastikan, orang itu sangat serius dengan membacanya.

Baek Hyun mendehem, “Saya Byun Baek Hyun, animator baru Glow Eyes Publishing Company.” Kata Baek Hyun memperkenalkan.

“Kris Wu, Direktur K-Li.” Balas orang itu tepat ketika Baek Hyun baru saja duduk.

“APA?” kejut Baek Hyun tidak sengaja “Maaf.” Lalu Baek Hyun berdehem karna tenggorokannya sepertinya kering “Ada perlu apa menemuiku?”malah Kris baru saja melipat korannya. “Ah jangan-jangan kau menagih hutang padaku ya… ingat, aku belum gajian tuan.”

Tiba-tiba Baek Hyun melihat Lay dari arah berlawanan sedang berjalan sambil melirik ke Baek Hyun. Baek Hyun yang sudah merasa tegang dan takut, berusaha memalingkan wajah dengan menunduk. Siap-siap ia akan dapat tuduhan dari laporan Lay.

“Butuh kebebasan, ayo kita ke bar dekat sini saja.” Ajak Kris dengan tersenyum tipis.

>>> 

Hanya berjarak satu kilometer dari tempat kerja Baek Hyun. Mobil Kris pun telah sampai mengantarkan mereka berdua ke bar yang dituju.

“Diam disana, biar aku yang bukakan pintunya.” Cegah Kris begitu tangan mungil Baek Hyun hendak membuka pintu mobilnya. Segera Kris berlari untuk membukakan Baek Hyun.

Baek Hyun tersenyum malu, “T..Terima kasih tuan Kris.”

Kris menutup pintu mobilnya dan mengecek kunci otomatisnya, lalu beralih pada Baek Hyun. “Ini diluar lingkup pekerjaan. Anggap saja kita seumuran dengan panggil aku, Kris.”

Tanpa aba-aba Kris juga langsung menggandeng jemari Baek Hyun. Hati Baek Hyun sukses berdebar dibuat oleh sensasi Kris yang menggandengnya. Baek Hyun nampak diam sendiri, mungkin Baek Hyun berusaha menghilangkan keringat dinginnya.

Kris itu peka, Kris tersenyum senang merasakan keringat dingin digenggamannya. “Berkeringat? Apa kau sakit?”

Baek Hyun tertawa garing, “Mungkin karena panas.” Balasnya ketika kebetulan genggaman itu lepas karna mereka akan duduk berhadapan.

Kling…Kling… “Pelayan.” Kris memanggil salah satu pelayan di bar itu, pelayan itu ada yang menoleh. “Dua yah.” Pesan Kris juga menegaskan dengan dua jarinya.

“Mana menunya? Kenapa tidak memilih dulu…” tanya Baek Hyun dengan polosnya.

Kris tersenyum gemas menatap Baek Hyun “Aku sudah memilihnya. Aku yakin kau tidak menyesal nantinya.”

Baek Hyun tersenyum lebar melihat pelayan berjalan ke mejanya membawa minuman yang difavoritkannya selama ini, strawberry shake. Nampak seperti anak kecil, Kris melihat Baek Hyun menelan ludah dan tak sabar meminum pesanannya hingga tetes terakhir.

“Wuah…benar ini punyaku?” Baek Hyun meneliti segala sisi minuman yang ada di depan matanya “boleh ku minum sekarang?” lalu Baek Hyun mencicipi secolek minumannya dengan jari telunjuknya.

Kris meringis bahagia sambil menahan pelipisnya dengan tangannya, “iya, tentu. Ku bilang juga apa, kau pasti tidak menyesal dengan pilihanku…”

“Ah~enak.” Kata Baek Hyun setelah cukup meminumnya meski masih banyak. “Ayo Kris kita...bersulang!”

Kris menyambut baik ajakan bersulang itu. “Setelah ini kau akan mengerjakan apa?” tanya Kris seusai bersulang.

“Aku akan melanjutkan project komik ku yang kedua.” Baek Hyun menjawab sambil mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan.

“Sepertinya perusahaanmu beruntung sekali memilikimu. Projectmu yang lalu menjadi trending comics di tiga negara kan.”

Baek Hyun tersipu malu, “Kris, jangan seperti itu. sebenarnya itu diluar dugaanku. Aku hanya mengerjakannya tanpa target.”

“Di percetakanku, tidak ada pembuat komik sepintar dirimu. Apa kau juga yang mengedit karyamu sendiri?”

Baek Hyun semakin tersipu, “Aku anggap sebagai pujian. Itu benar, sebagian besar aku sendiri yang mengeditnya.”

>>> 

Di waktu yang sama, Lay baru saja memasuki ruangan atasannya,Suho. Sementara Suho tidak menengoknya ketika ia masuk, karna Suho sedang sibuk membaca suatu proposal diatas mejanya.

“Maaf Presdir saya mengganggu.”

“Duduk.” Kata Suho lalu menutup proposal yang dibacanya.

“Presdir, saya melihat Baek Hyun keluar sebelum masuk jam istirahat. Apa presdir tidak memberinya sanksi?”

“Itu wajar karena Baek Hyun bekerja dengan ‘teladan’…” Suho memberi penekanan menyindir diakhir kata itu.

Lay merengut kesal, “Tapi presdir saya serius. Saya melihat Baek Hyun keluar dengan direktur berambut blonde itu.”

“APA?” Suho melonjak kaget dan menatap Lay nyaris tanpa berkedip “Blonde itu pasti Kris, sialan…kali ini dia mau berbuat apa lagi.”

Lay tersenyum kepuasan dalam hati, akhirnya pertahanan kepercayaan presdirnya itu runtuh juga. “Apa sebaiknya tidak presdir panggil saja sekarang?”

“Tidak, itu hanya akan membuatnya tidak percaya lagi mengabdi padaku.” Kata Suho mulai cemas.

Senyum kepuasan Lay memudar, Lay hanya melirik atasannya itu dengan kesalnya. “Baiklah presdir, saya permisi.”

Suho mengangguk masih dengan perasaan cemas, padahal dibalik itu Suho tidak mengetahui kalau perasaan cemasnya membuat seseorang disekitarnya kesal.

>>> 

Baek Hyun semakin tersipu, “Aku anggap sebagai pujian. Itu benar, sebagian besar aku sendiri yang mengeditnya.”

Kris sesekali menyeduh minumannya itu, “Aku suka kriteria mandiri sepertimu.”

Kemudian keadaan menjadi tenang tanpa pembicaraan lagi. Baek Hyun juga memilih menikmati minumannya dan suasana bar yang diiringi oleh lantunan lagu klasiknya. Kris yang mengamatinya secara tidak langsung buru-buru membuyarkan pandangannya.

Belum saatnya to the point seperti ini_kata hati Kris. Tiba-tiba suara handphone berbunyi keras memenuhi ruangan bar itu.

“Apa itu handphonemu Kris?” tanya Baek Hyun menelusuri.

Dan bodohnya ia seorang direktur tidak tanggap dengan cepat bahwa handphone miliknyalah yang berbunyi itu. Lalu Kris tersenyum bodoh dan cepat mengambil handphonenya. Satu panggilan itu datang dari nama yang bertulis Lay.

“Kenapa tidak cepat diangkat Kris?” tanya Baek Hyun mendapati Kris bimbang mengangkat panggilan itu. dengan begitu saja Baek Hyun menenangkan Kris dengan sentuhan ditangannya. “Lebih baik angkat telfonnya Kris, aku tidak keberatan menunggumu disini sampai kau selesai bicara.” Baek Hyun tersenyum yakin.

Kris merasa sedikit gugup dengan sentuhan dari Baek Hyun. Tapi bukan Kris namanya jika ia tidak bisa menutupi perasaannya. “Baik. Aku pastikan ini akan sebentar.” Kris segera berlari sambil mengangkat telponnya itu.

#”Kris, kau dimana?”

“Kau ini selalu saja menggangguku.” Jawab Kris sedikit keras sambil berjalan mendekati mobilnya.

#“Iya maaf, tapi sekarang kau dimana?”

“Sialan, kau tau berapa kali kau selalu menelponku disaat yang tidak tepat? Ssse_”

#”Cukup! Sekarang kau tidak di kantor kan? Dimana?”

“Aku di bar. Langsung saja cepat!”

#”Kau sudah tau kan kekasihmu itu akan bertunangan, dia akan seg__”

“IYA AKU TAU.” sela Kris

Lay menghela nafas #”..dia akan segera merayakan pesta besarnya. Jadi kau harus datang dan ingat…”

“aku selalu ingat, jadi kau jangan coba mengguruiku!”

#“ingat, tahan emosimu, jangan sampai tidak datang.”

“aishhhh menyebalkan.” Sejak itu juga dengan kesal Kris menutup pembicaraannya via telfon. Kris berjalan kembali menuju Baek Hyun sambil tidak lupa mengatur nafasnya agar tidak kentara wajah emosinya itu.

“aku sudah selesai.” Kata Kris pada Baek Hyun begitu tubuhnya sampai di tempat duduknya.

“kau habis marah? Apa orang yang menelponmu itu menyebalkan Kris…” tanya Baek Hyun polos.

Kris membulatkan matanya, “Ah lupakan saja, itu tidak penting. Apa kau single?”

Baek Hyun terkaget, ludahnya yang tertelan secara spontan membuatnya terbatuk dan segera menyambar minumannya. “Bisa kau ulangi lagi Kris.”

“ah baiklah, apa kau ada waktu?” tanya Kris bohong, nyalinya seakan ciut karna namja cantik itu tidak satu kali tanggap.

“Untuk kapan?”

“Untuk minggu ini dan minggu depan. Kau bisa?”

Baek Hyun menerawang, “hmmm, aku tidak mengiyakan.” Baek Hyun berpikir keras, “Begini saja, mau tukar nomor telfon denganku. Dengan begitu aku bisa memberitahu pada saat itu aku bisa atau tidak.”

Dan ketika itu juga, mereka tidak mengetahui bahwa sebenarnya salah satu pelayan di bar itu adalah orang koneksi dari asisten presiden direktur, asisten Ryu Gak.

>>> 

Baek Hyun kembali ke kantornya dengan bahagia, wajahnya tersenyum-senyum hingga Baek Hyun memasuki lobby utama.

“Kelihatannya tuan Byun senang sekali.”

Baek Hyun menghentikan langkahnya. Suara itu sangat dikenalnya tapi Baek Hyun tidak melihat sosok dari suara itu.

“Apakah waktu istirahat kali ini membahagiakan tuan Baek Hyun?” tanya seseorang yang baru saja melipat sebuah koran yang dibacanya.

“Asisten.” Baek Hyun menghampirinya, “Tuan Ryu Gak, sejak kapan tuan bermain di lobby seperti ini.” ujar Baek Hyun dengan antusias.

Ryu Gak tersenyum penuh makna, “Bagaimana harimu kali ini tuan Byun?”

“Menyenangkan, membahagiakan, sangat senang aku bisa bersantai dengan temanku… entah mengapa sejak aku bekerja di perusahaan ini, tidak henti-hentinya kejutan menarik datang padaku tuan Ryu.” Jelas Baek Hyun senang.

“Jika seperti demikian, saya turut bahagia saat tuan Byun dapat bahagia.” Lalu Ryu Gak berdiri dan memberi hormat, “Permisi tuan Byun.” Baek Hyun juga membalas hormat dan senyuman.

>>> 

Seseorang baru saja masuk ke ruangan orang berjabatan paling tinggi di perusahaan itu. Seseorang berjas abu-abu gelap dengan dasi berwarna senada dan kemeja putih itu membuat sang atasan sedikit terkejut atas kehadirannya.

“Maaf presiden direktur Suho, saya mengganggu acara istirahat tuan.” Ungkapnya karena dirinya telah mengganggu orang yang sedang menikmati santap siangnya.

“Asisten Ryu Gak, duduklah. Di dalam tas aku memiliki makanan seperti ini, mari kita berbagi bersama tuan.” Balas Suho sambil menyuguhkan sekotak besar sandwich dan beberapa pasta.

Ryu Gak tertawa kecil, “Terima kasih tawarannya tuan presdir.” Ryu mengambil sepotong sandwichnya, “Maksud kedatangan saya disini karena saya hendak menyampaikan apa yang telah tuan presdir perintahkan pada saya.”

“Ya?” tanya Suho menyelidiki.

“Baek Hyun dan direktur percetakan K-Li tadi tertangkap mata sedang berada di bar yang ada dipersimpangan ke empat dari sini tuan.”

“Benarkah?”

“Iya tuan presdir, salah satu koneksi saya langsung memberikan banyak bukti. Baik foto, bukti pembayaran, dan video CCTV di bar itu tuan.”

Suho memegangi keningnya dan menghela nafas berat, “Apa yang harus ku perbuat?? Disatu sisi dia harus dapat perlakuan istimewa karna prestasinya, tapi jika dia diperlakukan buruk karna kesalahannya. Itu bisa membuat kepercayaan dan dedikasinya untuk perusahaan ini akan hilang.”

“Saya sependapat demikian tuan presdir. Saya sebenarnya yakin bahwa Baek Hyun benar-benar orang yang baik.”

“Apa mungkin dia dijebak seseorang ,Ryu…”

“Mungkin saja tuan presdir. Tapi bukankah orang yang baik tidak akan mempunyai musuh. Apalagi dengan cara yang kejam tuan.”

Suho menghela nafas berat lagi dan memangkukan kepalanya diatas kedua tangannya, “Iya juga…harus diselidiki kebenarannya itu.”

“Baik, saya akan menyelidikinya untuk presdir.”

“Bicara soal menyelidiki, apa kau sudah temukan jejak Sehun?”

“Sudah tuan presdir. Sejauh ini manager Sehun belum ditemukan pasti. Tapi, dari keterangan 5 saksi disekitar sini menyebutkan bahwa manager Sehun benar-benar pergi dengan orang berkebangsaan China.”

“China…” Suho mencoba menerawang

“Selain itu banyak kejanggalan yang saya temui tuan presdir.”

“Jelaskan?” Suho lebih memajukan posisi duduknya.

“Saya menyelidiki di jalan tol perbatasan Korea Utara. Disana mereka pernah melihat manager bersama orang China. Lalu di penerbangan juga sama. Lalu saya beralih ke semua perbatasan antara Korea dan China. Banyak petugas yang menghindar dan tidak mau menjawab tapi, sepertinya salah satu dari mereka ada yang keceplosan. Dari situlah saya yakin bahwa manager Sehun dibawa ke China.”

Suho memegangi keningnya sambil memijatnya pelan, “Sehun…Sehun…semoga kau masih hidup.” Lalu Suho menghela nafas panjang, “Besok panggil Baek Hyun menghadapku setelah pulang kerja. Pesankan café disini untuk meetingku dengan Baek Hyun. Siapkan rewardnya juga untuk dia.”

“Mengerti tuan presdir.”

>>> 

“…Selain itu banyak kejanggalan yang saya temui tuan presdir…
Saya menyelidiki di jalan tol perbatasan Korea Utara. Disana mereka pernah melihat manager bersama orang China. Lalu di penerbangan juga sama. Lalu saya beralih ke semua perbatasan antara Korea dan China. Banyak petugas yang menghindar dan tidak mau menjawab tapi, sepertinya salah satu dari mereka ada yang keceplosan. Dari situlah saya yakin bahwa manager Sehun dibawa ke China…”

Baek Hyun terus memikirkan percakapan itu. kebetulan saja saat itu Baek Hyun ingin menemui presdirnya. Namun ketika tahu di dalam ada seseorang yang sepertinya adalah asisten Ryu. Baek Hyun coba mendengarkan apakah percakapannya itu lama dan bisa ditinggal atau sebentar dan bisa ditunggu. Sebenarnya ini dosa besar bawahan pada atasan karena tengah menyadap tapi apalah itu, Baek Hyun tidak ada maksud merugikan untuk kepentingan perusahaannya.

“China China China…” Baek Hyun kembali menerawang. Lalu suatu ide muncul dalam otaknya. “Aha! Siapa tau Kris mungkin bisa.”

Baek Hyun mengambil catatan yang berisikan nomer Kris yang ditukarnya tadi. Baek Hyun langsung menghubungi nomer itu dengan mengirimkan pesan singkat.

-Kris, ini Baek Hyun. Bisa bantu antarkan aku ke tol perbatasan China? Aku memiliki beberapa urusan untuk bahan refrensiku. Terima kasih-

“Sending success” bunyi ponsel Baek Hyun setelah ia menekan tombol kirim untuk sms nya itu. “Semoga berhasil semoga berhasil semoga berhasil.” Doa Baek Hyun memukul-mukul pelan meja kerjanya dengan ponselnya itu.

“Berhasil untuk apa?” seseorang bicara dari belakang Baek Hyun. “Undian mobil hah? Aku yakin kau takkan mendapatkannya Baek Hyun.” Ledekan itu membuat Baek Hyun menoleh pada orang itu. Sayangnya orang itu adalah Lay yang sekarang sedang berjalan menjauhinya.

“Dasar, untuk apa dia ikut campur.” Kata Baek Hyun kesal meski dengan nadanya yang lembut. Untungnya tak lama kemudian, satu pesan masuk membuat ponsel Baek Hyun berdering di atas mejanya itu.

-Aku bisa, aku sudah atur semua jadwalku. Kau mau berangkat kapan saja. Aku bisa mengantarkanmu dengan mudah.- (Kris)

-Terima kasih Kris, aku sangat terbantu karenamu. Antarkan aku besok saja, seusai pulang kerja. Deal?- (Baek Hyun)

-Deal!- (Kris)

>>> 

Ketika hari esok adalah hari ini. Baek Hyun sangat yakin bahwa dirinya seusai kerja nanti dapat pergi menyelidiki dengan lancar bersama Kris. Ia juga telah mempersiapkan banyak foto tentang manager Sehun dan ciri-ciri fisik managernya yang muda itu.

“Semuanya harap berkumpul.” Perintah seseorang yang tiba-tiba datang dalam suasana konsentrasi kerja yang tinggi. Orang itu juga di dampingi oleh asistennya yang berdiri setia.

“Silahkan berkumpul disini dan tolong dengarkan apa yang disampaikan oleh Presdir Suho.” Peringat sekali lagi oleh asistennya itu.

Baek Hyun menoleh “Tuan Ryu…” lirih Baek Hyun dalam hati.

“Beri hormat pada Presdir.” Perintah Ryu Gak pada semua pekerja di ruangan itu. semua membungkuk hormat pada orang yang paling berjabatan tinggi di kantor ini.

“Terima kasih atas waktu kalian dan saya menyesal telah mengganggu jam kefokusan kalian dalam menyelesaikan pekerjaan kalian. Saya diharuskan diri saya untuk terjun menyampaikan informasi ini pada kalian. Informasi itu ialah hari ini, seluruh pekerja diperbolehkan pulang. Kalian beruntung karena jam kerja hari ini dikurangi 3 jam lebih awal dari biasanya.” Presdir Suho mengakhiri pengumumannya.

“Tuan presdir, saya boleh bertanya.” Tanya seorang sekretaris yang berdiri tepat disamping Baek Hyun. Lalu presdirnya itu membalas anggukan dengan senyum.

“Adakah alasan yang mendasar lainnya kenapa bisa mendadak seperti ini presdir? Terima kasih.” Sekretaris mengakhiri dengan membungkuk hormat pada atasannya.

“Saya membuat keputusan ini kemarin ketika jam kerja akan berakhir. Keputusan itu mengenai adanya penelitian kembali tentang penyelidikan kasus manager kalian yang hilang. Dan saya juga akan mengadakan meeting internal seusai ini. Sudah jelas semua.”

“Baik presdir.” Ucap serentak semua pekerja.

“Dan untuk Byun Baek Hyun, silahkan menghadiri meeting internalku di café perusahaan.” Kata Suho menghadap ke arah Baek Hyun. “Yang lainnya bisa pulang sekarang.” Kata Suho pada seluruh pekerja.

Baek Hyun menelan ludah, ia tercengang dan bertanya mengapa dalam hati. Rencananya yang ingin cepat menyelidiki bersama Kris di perbatasan China kini terulur beberapa jam. Tidak akan mungkin setengah jam cukup untuk menyelesaikan meeting itu. Pastinya membutuhkan 1 jam lebih.

Terlebih, begitu semua pekerja berbalik menuju pintu keluar. Banyak dari mereka yang mendesis komentar ada apa dibalik presdir dan dirinya itu. Baek Hyun makin merasa terkecilkan peluangnya. Seakan-akan, presdirnya tau rencananya dan sengaja menghalangi jalannya.

“Silahkan tuan Byun, tuan presdir Suho sudah datang menunggu anda tuan.” Ujar Asisten Ryu Gak pada Baek Hyun.

Ponsel Baek Hyun saat itu juga berbunyi, ia melihat dua pesan masuk dan membacanya.
-Aku ada di depan. Ku lihat semua orang di kantormu sudah pulang. Kenapa kau belum keluar Baek Hyun?- (Kris)

Lalu pesan kedua, ialah pesan terbarunya setelah yang tadi.
-Baek Hyun, apa kau benar-benar jadi ku antarkan ke perbatasan China? Jika kau tidak bisa pulang sekarang, biar aku yang menyelesaikan urusanmu saja. katakan, apa yang harus ku kerjakan untukmu?- (Kris)

Baek Hyun bermuka masam, “Tuan Ryu Gak, bisa beri aku beberapa menit. Aku harus membalas pesan ini.”

“Baik, akan saya tunggu.”

Dia bilang apa?Ditunggu katanya_rutuk Baek Hyun dalam hati…

To Be Continued


3 komentar:

  1. Hay author Avisena ^^ aku udah baca dari chap awal loh :D tapi maaf baru chap ini aku komen! *bow. uda ada banyak kemajuan dari bahasanya yang bisa buat aku menghayal(?) dan di FF author ini juga uda jarang typos ^-^. cerita di chap kali ini yang Sehun dicari2 itu apa dia sedang sama Luhan si- orang China? hehe kayaknya iya deh ^_^. dan aku juga uda tau alurnya lebih lagi. so.. Keep Writing and Hwaiting ne? wkwkwk ^_^. oyah kalo mau mampir keblog aku ne.. http://viomonaletteff.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. Hay juga Viomona- :) sekali lagi makasih sudh kunjung, makasih pula atas segala saran dn pujiannya. ^_^ hehe, sebenarnya ada yg lain, nnti tau bener nya si Luhan atau bukan. wkwkwk

    BalasHapus
  3. Aku suka ceritanya tpi waktu aku nyari chap 2nya kok ngak muncul :(

    BalasHapus