Harurainblue
present
Tittle
: Love In Trap
Author
: VieyRaaMoimoi
Genre
: Yaoi, Drama, Crime, Romance,
Length
: Chaptered
Rating
: T (can) PG15 (maybe)
Main
Cast :
-
Baek Hyun
-
Kris
-
Suho
-
Tao
-
Sehun
Dll,
Ryu
Gak, Gyu Rim, and secret someone (OC)
Disclaimer
: Good, EXO member milik Tuhan, orang tuanya, dan SM Ent. Sekedar pinjam nama
untuk imajinasi semata.
This
story from my mind, my brain, my imajination.
Don’t
copy paste for rename of share with evil or go to HELL longest
Summary
: “aku berusaha untuk menghapus cinta terlarang ini. jika seandainya aku tidak
bercinta dengan namja yang menjadi musuh perusahaanku… mungkin cinta kami akan
wajar terjadi…”
LOVE IN TRAP
Chapter 4
AUTHOR POV
Tao
menaruh minumnya, “Aku mau bilang kalau aku sudah berhasil…” Tao seakan memberi
jeda
Kris
membulatkan mata tajamnya yang menatap Tao. Rahangnya pun juga mengeras.
Jangan-jangan ini saatnya…
“Aku
berhasil memenangkan hati direktur beserta gedungnya. Apa kau senang Kris? Aku
berhasil Kris aku berhasil…” ungkap Tao langsung menghambur ke pelukan Kris
yang terdiam membenci berita itu. “Kris,kau senang bukan? Kita berhasil Kris…”
Senyum
terpaksa, “Iya, aku senang. Kau hebat chagiya…” kaku Kris membalas pelukan
selamat pada kekasihnya itu.
“Sepertinya
kau tidak bahagia. Beristirahatlah, aku akan pulang.”ujarnya mengakhiri
pelukannya.
“Hm,
hati-hati saat menyetir.” Balas Kris acuh dan sibuk bersiap menutup pintunya.
“Aku
pulang, besok mungkin aku kesini. Jangan lupakan minum vitamin C dikotak obat.”
Pesan Tao sebelum pulang. Ia mendekatkan wajahnya ke Kris.
Kris
menghentikannya, “Aku tau. Maaf aku tidak ingin ini.” tunjuk jari Kris mendarat
dibibir Tao.
Tao
keluar dari apartement itu dengan wajah masamnya. Perasaan kesalnya menggebu
atas ketidakpuasannya ingin meluapkan kerinduannya pada Kris. Hanya sebenarnya
ia tidak sadar saja bahwa waktunya bertamu jelas tidak tepat makanya Kris
bersikap itu padanya selama ia mertamu.
Ponsel
Tao bergetar lama, ada telfon masuk menghubunginya. Ia segera mengangkatnya.
“Iya direktur ah maksudku iya tunanganku…aku akan ke mobil jadi tunggu aku 15
menit dari sekarang…”
suara
itu mulai memudar seiring semakin jauhnya Tao berjalan pulang dari
apartementnya. Sejak tadi, sebenarnya Kris masih tidak ingin mengunci pintunya
karena ia ingin melihat namja cantik itu dari belakang. Rasa rindunya
sebenarnya ada tapi waktunya saja yang tidak tepat. Ia terus memandangi Tao
sampai punggungnya tidak terlihat lagi. Terakhir ia mencium jari telunjuknya
yang sempat mendarat dibibir namja cantik itu.
>>>
Baek
Hyun turun dari lantai tiga perusahaannya. Ia hendak izin ke lobby untuk keluar
membeli peralatan menggambarnya disalah satu toko langganannya. Setelah
mendapat izin, ia menuju parkiran mengambil motornya. Tiba-tiba ia terkejut
melihat seorang namja bertubuh kekar tengah duduk diatas sepeda motornya itu.
Namja
itu menengok ke arahnya, “Sepertinya aku pernah lihat.” Lirihnya mendekati
motornya “Permisi, bisa aku ambil motorku. Aku ingin membeli peralatan
menggambarku yang habis.” Ucapnya dengan polos.
Namja
itu malah membelakanginya, “Apa yang kau butuhkan,biar aku belikan.”
Baek
Hyun heran, “Sebenarnya aku membutuhkan pensil warna merek Glosseoka,pensil
merek Geum,mini crayon isi 52 merek Miho,dan kertas gambar merek SME tapi tuan
tidak perlu memberikannya karena aku sudah diberi anggaran oleh presdir.”
Namja
itu berdiri dan melepas kacamata minusnya “Ambil ini, kebetulan sama seperti
yang kau butuhkan. Annyeong…” namja itu perlahan pergi darinya dengan
meninggalkan sebuah tas kardus diboncengan motor Baek Hyun.
Baek
Hyun terus mengedipkan matanya tak percaya, bagaimana bisa orang itu memberikan
semua yang dibutuhkan sebelum ia menyebutkannya. Dengan keras Baek Hyun
mengingat lagi siapa wajah itu sebenarnya. Dan akhirnya Baek Hyun pun teringat.
“Direktur”
teriak Baek Hyun tapi namja itu tidak menoleh. “Apa salah ya?” ingatnya dengan
lirih. Baek Hyun sedikit melangkah cepat “Tuan Kris.” Teriakannya kali ini
membuat langkah namja kekar itu terhenti. Baek Hyun pun mencoba menghampiri
Kris.
“Tuan
Kris, terima kasih banyak.” Ucap Baek Hyun dengan nafas tersenggal-senggal.
Kris
membalikkan badan ke arah Baek Hyun dan tersenyum pada namja mungil itu.
“Sama-sama” balas Kris sambil mengelus-elus bahu Baek Hyun. Tanpa kata-kata lanjutan,
Kris pergi meninggalkannya.
Baek
Hyun tidak perlu lagi ke toko langganannya. Dengan riang dan senangnya ia
kembali memasuki kantornya. Kemudian ia duduk dimeja kerjanya. Memandangi penuh
senyum tanya tas kardus yang ia dapatkan. “Tak kusangka ku dapatkan ini dengan
mudahnya.” Baru beberapa detik ia duduk, ada seorang rekannya berjalan ke
arahnya
“Baek
Hyun,kau dapat panggilan dari Presdir Su Ho. Dia menunggumu segera.” Rekan
kerjanya itu pergi melewatinya.
“Ada
apa ya?” tanya Baek Hyun sendirian hendak berjalan ke ruangan Presdirnya.
“Anda
mencariku Presdir?” tanya Baek Hyun langsung ke pokoknya.
Su Ho
mempersilahkan bawahannya itu untuk duduk terlebih dahulu. Terlihat disamping
presdirnya itu ada temannya, siapalagi jika bukan Lay.
“Aku
mohon dengan sangat kau menjawab pertanyan demi pertanyaan ini.” kata Su Ho
mengawali pemanggilannya itu.
Baek
Hyun mengangguk mengerti “Baik presdir.”
Su Ho
menghirup nafas “Mungkin terkesan sedikit pribadi, tapi aku ingin tau seberapa
dekat kau mengenal direktur perusahaan penerbit K-Li wahai Byun Baek Hyun?”
Baek
Hyun terbatuk karena terkejut “Maksud presdir apa?”
“Direktur
perusahaan penerbit K-Li, aku tau kau mengenalnya.” Ulang Su Ho lebih sedikit
tersenyum palsu pada Baek Hyun.
“Maksud
presdir apa tuan Kris? Bagaimana presdir bisa tau aku mengenalnya?”
“Cukup
mudah, Lay dan Ryu Gak yang melihatmu dekat dengan namja itu.”
“Hanya
mengenalnya secara formal, itu pun karena kebetulan aku bertabrakan dengannya
dikoridor lobby. Hanya itu saja Presdir Su Ho, tidak lebih.”
Su Ho
masih kurang percaya dengan jawaban itu “Berhati-hatilah dengannya.”
Baek
Hyun tersenyum tulus “Tentu presdir, dia bukanlah orang jahat padaku.”
Su Ho
menengok ke Lay dengan penuh tanya atas jawaban Baek Hyun itu, rasanya tidak bersangkutan.
Dari pada suasana menjadi garing, Su Ho juga ikut tersenyum “Ah iya, penjualan
untuk komik perdanamu cukup tinggi dipasaran. Banyak remaja yang mengapresiasi
baik setelah membacanya, bahkan banyak juga yang berkata mereka tidak bosan
membacanya berulang kali. Chukkaemida Baek Hyun”
Senyum
bahagia itu terpancar kuat dari bibir,mata,dan pipi Baek Hyun “Itu bukan
apa-apa. menurutku komik itu kurang memuaskan karna salah satu bagiannya ada
yang ku ubah dari konsep awal.” Ungkap Baek Hyun agak tersipu
“Ukuran
pegawai sepertimu itu sangat cemerlang.” Su Ho berganti ke Lay “Kau bisa keluar
sekarang.” Setelah Lay keluar, Su Ho mengambil sesuatu dari brankas disamping
kakinya. “Bonus pertama, jadikan ini motivasi selama berkarya.” Su Ho
menyerahkan selembar amplop padanya.
“Aaa,
pasti presdir sebenarnya keberatan memberiku bonus jika aku selalu menang
dipenjualan seperti ini. Benarkan presdir?” canda Baek Hyun dengan tawa
kecilnya.
“Cerdas
juga otakmu Byun. Sekarang kau bisa keluar.” Katanya dengan senyum
Baek
Hyun pamit “Terima kasih presdir.”Baek Hyun membalas senyum juga.
Begitu
sedetik setelah Baek Hyun keluar dari ruangannya, Su Ho bergegas menelfon
seseorang. “Tuan Ryu, saya mohon bantuan awasi ikatan Baek Hyun dengan direktur
K-Li itu……jangan lupa beritahukan padaku juga ya……”
>>>
Kris
masuk ke dalam mobilnya. Tak lama kemudian ia menelpon bawahannya agar mengatur
jadwal meetingnya dihari itu. ia berniat untuk singgah sebentar ke
apartementnya. Entah apa yang terjadi, rasanya seperti ada feeling yang
menekannya untuk pulang. Setelah pulang, ia berencana mengajak Baek Hyun dating
dengannya.
>>>
Kris
mempercepat langkahnya setelah keluar dari lift apartementnya. Feelingnya
semakin memacu hebat didalam benaknya. Ia terus bertanya-tanya pada dirinya
sendiri ada apa yang terjadi dengan dirinya saat ini.
Feeling
yang memacu tadi seketika redam begitu ia sampai didepan pintu apartementnya.
Ia segera memencet ID pada keypad yang cukup dekat dari pintu itu. Lampu keypad
itu berubah berwarna hijau,itu tandanya ia dapat masuk. Kris membuka pintunya
dengan tergesa dan penasaran. Dan! Tidak ada hal fatal yang terjadi dalam
apartementnya.
Kris
mendengus kesal pada diri sendiri “Aishhh…feeling sialan!”
Kemudian
ia langsung menengok ke belakang ketika suara bel di kamarnya berbunyi. Lalu
Kris meredam kekesalannya dan berjalan menghampiri siapa yang ada di depan sana
itu.
“Selamat
pagi tuan, ada titipan kilat untuk tuan…” sambut petugas itu lalu kembali
membaca nama pengirim yang tertera itu “…Kris Wu Fan dengan nomor apartemen
482. Ini tuan.” Petugas pengiriman itu menyerahkan amplop itu pada Kris.
Kris
menerimanya, amplop itu besar dan ia merasakan isinya sepertinya tebal layaknya
sebuah buku. Didalam otaknya, ia terus bertanya penasaran apa isinya.
“Silahkan
tanda tangan tuan.” Pertugas itu menyodorkan stik sebagai penanya dan tablet
book sebagai media tulisnya. “Terima kasih tuan, permisi.”
“Tunggu
ahjusshi!” panggil Kris ingat sesuatu.
Petugas
itu memutar arahnya kembali memenuhi panggilan itu. “Iya tuan?”
Kris
membuka sedikit amplop itu, terlihat kurang jelas itu benda apa. “Dari siapa
paket ini pak?”
“Saya
tidak tahu pasti tuan tapi sepertinya pengirimnya ini adalah pejabat tinggi
perusahaan seperti tuan.” Jawabnya dengan ramah.
“Pejabat
tinggi? Sepertiku?” Kris coba menebak-nebak siapa gerangan yang dimaksud itu.
“Ah,ahjusshi. Kau boleh pergi dan ambil ini.” Kris memberikan sejumlah uang
pada petugas itu.
“Tuan
saya sudah dibayar.” Petugas itu hendak mengembalikan.
Kris
menolak keras, “Ah sudahlah. Anggap saja kau belanja anggur dan jangan
berterima kasih.”
Daripada
ia kena marah oleh orang ini,maka petugas itu langsung pergi dan tidak akan
berterima kasih pada Kris. Beberapa detik setelah itu, Kris merasa penasaran
apa isi didalam amplop itu. Sambil berdiri Kris merobek pelan ujung amplop itu.
‘Lumayan tebal.’ Dan ia mulai mengambil isi tersebut.
Memegangnya
saja sudah membuat Kris mengobarkan api kemarahannya karena Kris tidak perlu
membaca semua isi didalam sebuah undangan yang berbentuk buku. Ya, setelah
membuka lembar demi lebar, Kris sudah paham intinya ialah itu undangan
pertunangan kekasihnya dengan direktur yang saat ini menjadi targetnya.
Kris
dengan kesalnya membuang buku undangan itu ke tempat sampah dan langsung
meninggalkan apartementnya yang terbuka lebar itu tanpa khawatir karena pintu
apartmentnya itu punya system penutup otomatis jika pemiliknya keluar.
>>>
Hari
sudah memasuki siang, Baek Hyun meregangkan otot-ototnya yang capai setelah
menyelesaikan sketsa untuk komik terbarunya itu. Lalu Baek Hyun merapikan
kertas-kertas yang berantakan di meja kerjanya. Setelah beres, ia mengambil
minuman dinginnya di dalam kulkas yang telah disediakan oleh perusahaannya.
Ia
kembali duduk di meja kerjanya dan meminum apa yang diambilnya barusan. Tiba-tiba
ia tersedak ketika ada seseorang yang menepuk bahunya dari belakang.
“Maaf.”
Ucap seseorang itu.
“Eh
sekertaris!” kaget Baek Hyun sesekali mengelus-elus dadanya.
“Maafkan
saya soal tadi, maaf. Tapi saya kesini karena ada yang ingin bertemu denganmu
tuan.”
Baek
Hyun mengerutkan alis “Jangan tuan,aku ini bawahanmu nyonya. Siapa orangnya?”
“Saya
diminta tidak memberitahu identitasnya tapi yang pasti dia menunggumu di lobby
utama. Permisi.”
Baek
Hyun sedikit penasaran, tapi mau penasaran atau tidak. Sama saja Baek Hyun
harus menemui orang tersebut yang sudah rela menunggunya. Sambil berjalan
menghampiri seorang namja, Baek Hyun mengerutkan alisnya karena sepertinya dari
belakang Baek Hyun mengenali sosok orang itu.
Semakin
dekat, Baek Hyun makin yakin bahwa ia mengenalinya. Ternyata sosok itu sedang
mengisi waktunya dengan membaca koran yang telah tersedia. Dan sudah
dipastikan, orang itu sangat serius dengan membacanya.
Baek
Hyun mendehem, “Saya Byun Baek Hyun, animator baru Glow Eyes Publishing
Company.” Kata Baek Hyun memperkenalkan.
“Kris
Wu, Direktur K-Li.” Balas orang itu tepat ketika Baek Hyun baru saja duduk.
“APA?”
kejut Baek Hyun tidak sengaja “Maaf.” Lalu Baek Hyun berdehem karna
tenggorokannya sepertinya kering “Ada perlu apa menemuiku?”malah Kris baru saja
melipat korannya. “Ah jangan-jangan kau menagih hutang padaku ya… ingat, aku
belum gajian tuan.”
Tiba-tiba
Baek Hyun melihat Lay dari arah berlawanan sedang berjalan sambil melirik ke
Baek Hyun. Baek Hyun yang sudah merasa tegang dan takut, berusaha memalingkan
wajah dengan menunduk. Siap-siap ia akan dapat tuduhan dari laporan Lay.
“Butuh
kebebasan, ayo kita ke bar dekat sini saja.” Ajak Kris dengan tersenyum tipis.
>>>
Hanya
berjarak satu kilometer dari tempat kerja Baek Hyun. Mobil Kris pun telah
sampai mengantarkan mereka berdua ke bar yang dituju.
“Diam
disana, biar aku yang bukakan pintunya.” Cegah Kris begitu tangan mungil Baek
Hyun hendak membuka pintu mobilnya. Segera Kris berlari untuk membukakan Baek
Hyun.
Baek
Hyun tersenyum malu, “T..Terima kasih tuan Kris.”
Kris
menutup pintu mobilnya dan mengecek kunci otomatisnya, lalu beralih pada Baek
Hyun. “Ini diluar lingkup pekerjaan. Anggap saja kita seumuran dengan panggil
aku, Kris.”
Tanpa
aba-aba Kris juga langsung menggandeng jemari Baek Hyun. Hati Baek Hyun sukses
berdebar dibuat oleh sensasi Kris yang menggandengnya. Baek Hyun nampak diam
sendiri, mungkin Baek Hyun berusaha menghilangkan keringat dinginnya.
Kris
itu peka, Kris tersenyum senang merasakan keringat dingin digenggamannya.
“Berkeringat? Apa kau sakit?”
Baek
Hyun tertawa garing, “Mungkin karena panas.” Balasnya ketika kebetulan
genggaman itu lepas karna mereka akan duduk berhadapan.
Kling…Kling…
“Pelayan.” Kris memanggil salah satu pelayan di bar itu, pelayan itu ada yang
menoleh. “Dua yah.” Pesan Kris juga menegaskan dengan dua jarinya.
“Mana
menunya? Kenapa tidak memilih dulu…” tanya Baek Hyun dengan polosnya.
Kris
tersenyum gemas menatap Baek Hyun “Aku sudah memilihnya. Aku yakin kau tidak
menyesal nantinya.”
Baek
Hyun tersenyum lebar melihat pelayan berjalan ke mejanya membawa minuman yang
difavoritkannya selama ini, strawberry shake. Nampak seperti anak kecil, Kris
melihat Baek Hyun menelan ludah dan tak sabar meminum pesanannya hingga tetes
terakhir.
“Wuah…benar
ini punyaku?” Baek Hyun meneliti segala sisi minuman yang ada di depan matanya
“boleh ku minum sekarang?” lalu Baek Hyun mencicipi secolek minumannya dengan
jari telunjuknya.
Kris
meringis bahagia sambil menahan pelipisnya dengan tangannya, “iya, tentu. Ku
bilang juga apa, kau pasti tidak menyesal dengan pilihanku…”
“Ah~enak.”
Kata Baek Hyun setelah cukup meminumnya meski masih banyak. “Ayo Kris
kita...bersulang!”
Kris
menyambut baik ajakan bersulang itu. “Setelah ini kau akan mengerjakan apa?”
tanya Kris seusai bersulang.
“Aku
akan melanjutkan project komik ku yang kedua.” Baek Hyun menjawab sambil
mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan.
“Sepertinya
perusahaanmu beruntung sekali memilikimu. Projectmu yang lalu menjadi trending
comics di tiga negara kan.”
Baek
Hyun tersipu malu, “Kris, jangan seperti itu. sebenarnya itu diluar dugaanku.
Aku hanya mengerjakannya tanpa target.”
“Di
percetakanku, tidak ada pembuat komik sepintar dirimu. Apa kau juga yang
mengedit karyamu sendiri?”
Baek
Hyun semakin tersipu, “Aku anggap sebagai pujian. Itu benar, sebagian besar aku
sendiri yang mengeditnya.”
>>>
Di
waktu yang sama, Lay baru saja memasuki ruangan atasannya,Suho. Sementara Suho
tidak menengoknya ketika ia masuk, karna Suho sedang sibuk membaca suatu
proposal diatas mejanya.
“Maaf
Presdir saya mengganggu.”
“Duduk.”
Kata Suho lalu menutup proposal yang dibacanya.
“Presdir,
saya melihat Baek Hyun keluar sebelum masuk jam istirahat. Apa presdir tidak
memberinya sanksi?”
“Itu
wajar karena Baek Hyun bekerja dengan ‘teladan’…” Suho memberi penekanan
menyindir diakhir kata itu.
Lay
merengut kesal, “Tapi presdir saya serius. Saya melihat Baek Hyun keluar dengan
direktur berambut blonde itu.”
“APA?”
Suho melonjak kaget dan menatap Lay nyaris tanpa berkedip “Blonde itu pasti
Kris, sialan…kali ini dia mau berbuat apa lagi.”
Lay
tersenyum kepuasan dalam hati, akhirnya pertahanan kepercayaan presdirnya itu
runtuh juga. “Apa sebaiknya tidak presdir panggil saja sekarang?”
“Tidak,
itu hanya akan membuatnya tidak percaya lagi mengabdi padaku.” Kata Suho mulai
cemas.
Senyum
kepuasan Lay memudar, Lay hanya melirik atasannya itu dengan kesalnya. “Baiklah
presdir, saya permisi.”
Suho
mengangguk masih dengan perasaan cemas, padahal dibalik itu Suho tidak
mengetahui kalau perasaan cemasnya membuat seseorang disekitarnya kesal.
>>>
Baek
Hyun semakin tersipu, “Aku anggap sebagai pujian. Itu benar, sebagian besar aku
sendiri yang mengeditnya.”
Kris
sesekali menyeduh minumannya itu, “Aku suka kriteria mandiri sepertimu.”
Kemudian
keadaan menjadi tenang tanpa pembicaraan lagi. Baek Hyun juga memilih menikmati
minumannya dan suasana bar yang diiringi oleh lantunan lagu klasiknya. Kris
yang mengamatinya secara tidak langsung buru-buru membuyarkan pandangannya.
Belum
saatnya to the point seperti ini_kata hati Kris. Tiba-tiba suara handphone berbunyi
keras memenuhi ruangan bar itu.
“Apa
itu handphonemu Kris?” tanya Baek Hyun menelusuri.
Dan
bodohnya ia seorang direktur tidak tanggap dengan cepat bahwa handphone
miliknyalah yang berbunyi itu. Lalu Kris tersenyum bodoh dan cepat mengambil
handphonenya. Satu panggilan itu datang dari nama yang bertulis Lay.
“Kenapa
tidak cepat diangkat Kris?” tanya Baek Hyun mendapati Kris bimbang mengangkat
panggilan itu. dengan begitu saja Baek Hyun menenangkan Kris dengan sentuhan
ditangannya. “Lebih baik angkat telfonnya Kris, aku tidak keberatan menunggumu
disini sampai kau selesai bicara.” Baek Hyun tersenyum yakin.
Kris
merasa sedikit gugup dengan sentuhan dari Baek Hyun. Tapi bukan Kris namanya
jika ia tidak bisa menutupi perasaannya. “Baik. Aku pastikan ini akan
sebentar.” Kris segera berlari sambil mengangkat telponnya itu.
#”Kris,
kau dimana?”
“Kau
ini selalu saja menggangguku.” Jawab Kris sedikit keras sambil berjalan
mendekati mobilnya.
#“Iya
maaf, tapi sekarang kau dimana?”
“Sialan,
kau tau berapa kali kau selalu menelponku disaat yang tidak tepat? Ssse_”
#”Cukup!
Sekarang kau tidak di kantor kan? Dimana?”
“Aku di
bar. Langsung saja cepat!”
#”Kau
sudah tau kan kekasihmu itu akan bertunangan, dia akan seg__”
“IYA
AKU TAU.” sela Kris
Lay
menghela nafas #”..dia akan segera merayakan pesta besarnya. Jadi kau harus
datang dan ingat…”
“aku
selalu ingat, jadi kau jangan coba mengguruiku!”
#“ingat,
tahan emosimu, jangan sampai tidak datang.”
“aishhhh
menyebalkan.” Sejak itu juga dengan kesal Kris menutup pembicaraannya via
telfon. Kris berjalan kembali menuju Baek Hyun sambil tidak lupa mengatur nafasnya
agar tidak kentara wajah emosinya itu.
“aku
sudah selesai.” Kata Kris pada Baek Hyun begitu tubuhnya sampai di tempat
duduknya.
“kau
habis marah? Apa orang yang menelponmu itu menyebalkan Kris…” tanya Baek Hyun
polos.
Kris
membulatkan matanya, “Ah lupakan saja, itu tidak penting. Apa kau single?”
Baek
Hyun terkaget, ludahnya yang tertelan secara spontan membuatnya terbatuk dan
segera menyambar minumannya. “Bisa kau ulangi lagi Kris.”
“ah
baiklah, apa kau ada waktu?” tanya Kris bohong, nyalinya seakan ciut karna
namja cantik itu tidak satu kali tanggap.
“Untuk
kapan?”
“Untuk
minggu ini dan minggu depan. Kau bisa?”
Baek
Hyun menerawang, “hmmm, aku tidak mengiyakan.” Baek Hyun berpikir keras,
“Begini saja, mau tukar nomor telfon denganku. Dengan begitu aku bisa
memberitahu pada saat itu aku bisa atau tidak.”
Dan
ketika itu juga, mereka tidak mengetahui bahwa sebenarnya salah satu pelayan di
bar itu adalah orang koneksi dari asisten presiden direktur, asisten Ryu Gak.
>>>
Baek
Hyun kembali ke kantornya dengan bahagia, wajahnya tersenyum-senyum hingga Baek
Hyun memasuki lobby utama.
“Kelihatannya
tuan Byun senang sekali.”
Baek
Hyun menghentikan langkahnya. Suara itu sangat dikenalnya tapi Baek Hyun tidak
melihat sosok dari suara itu.
“Apakah
waktu istirahat kali ini membahagiakan tuan Baek Hyun?” tanya seseorang yang
baru saja melipat sebuah koran yang dibacanya.
“Asisten.”
Baek Hyun menghampirinya, “Tuan Ryu Gak, sejak kapan tuan bermain di lobby
seperti ini.” ujar Baek Hyun dengan antusias.
Ryu Gak
tersenyum penuh makna, “Bagaimana harimu kali ini tuan Byun?”
“Menyenangkan,
membahagiakan, sangat senang aku bisa bersantai dengan temanku… entah mengapa
sejak aku bekerja di perusahaan ini, tidak henti-hentinya kejutan menarik
datang padaku tuan Ryu.” Jelas Baek Hyun senang.
“Jika
seperti demikian, saya turut bahagia saat tuan Byun dapat bahagia.” Lalu Ryu
Gak berdiri dan memberi hormat, “Permisi tuan Byun.” Baek Hyun juga membalas
hormat dan senyuman.
>>>
Seseorang
baru saja masuk ke ruangan orang berjabatan paling tinggi di perusahaan itu.
Seseorang berjas abu-abu gelap dengan dasi berwarna senada dan kemeja putih itu
membuat sang atasan sedikit terkejut atas kehadirannya.
“Maaf
presiden direktur Suho, saya mengganggu acara istirahat tuan.” Ungkapnya karena
dirinya telah mengganggu orang yang sedang menikmati santap siangnya.
“Asisten
Ryu Gak, duduklah. Di dalam tas aku memiliki makanan seperti ini, mari kita
berbagi bersama tuan.” Balas Suho sambil menyuguhkan sekotak besar sandwich dan
beberapa pasta.
Ryu Gak
tertawa kecil, “Terima kasih tawarannya tuan presdir.” Ryu mengambil sepotong
sandwichnya, “Maksud kedatangan saya disini karena saya hendak menyampaikan apa
yang telah tuan presdir perintahkan pada saya.”
“Ya?”
tanya Suho menyelidiki.
“Baek
Hyun dan direktur percetakan K-Li tadi tertangkap mata sedang berada di bar
yang ada dipersimpangan ke empat dari sini tuan.”
“Benarkah?”
“Iya
tuan presdir, salah satu koneksi saya langsung memberikan banyak bukti. Baik
foto, bukti pembayaran, dan video CCTV di bar itu tuan.”
Suho
memegangi keningnya dan menghela nafas berat, “Apa yang harus ku perbuat??
Disatu sisi dia harus dapat perlakuan istimewa karna prestasinya, tapi jika dia
diperlakukan buruk karna kesalahannya. Itu bisa membuat kepercayaan dan
dedikasinya untuk perusahaan ini akan hilang.”
“Saya
sependapat demikian tuan presdir. Saya sebenarnya yakin bahwa Baek Hyun
benar-benar orang yang baik.”
“Apa
mungkin dia dijebak seseorang ,Ryu…”
“Mungkin
saja tuan presdir. Tapi bukankah orang yang baik tidak akan mempunyai musuh.
Apalagi dengan cara yang kejam tuan.”
Suho
menghela nafas berat lagi dan memangkukan kepalanya diatas kedua tangannya, “Iya
juga…harus diselidiki kebenarannya itu.”
“Baik,
saya akan menyelidikinya untuk presdir.”
“Bicara
soal menyelidiki, apa kau sudah temukan jejak Sehun?”
“Sudah
tuan presdir. Sejauh ini manager Sehun belum ditemukan pasti. Tapi, dari
keterangan 5 saksi disekitar sini menyebutkan bahwa manager Sehun benar-benar
pergi dengan orang berkebangsaan China.”
“China…”
Suho mencoba menerawang
“Selain
itu banyak kejanggalan yang saya temui tuan presdir.”
“Jelaskan?”
Suho lebih memajukan posisi duduknya.
“Saya
menyelidiki di jalan tol perbatasan Korea Utara. Disana mereka pernah melihat
manager bersama orang China. Lalu di penerbangan juga sama. Lalu saya beralih
ke semua perbatasan antara Korea dan China. Banyak petugas yang menghindar dan
tidak mau menjawab tapi, sepertinya salah satu dari mereka ada yang keceplosan.
Dari situlah saya yakin bahwa manager Sehun dibawa ke China.”
Suho
memegangi keningnya sambil memijatnya pelan, “Sehun…Sehun…semoga kau masih
hidup.” Lalu Suho menghela nafas panjang, “Besok panggil Baek Hyun menghadapku
setelah pulang kerja. Pesankan café disini untuk meetingku dengan Baek Hyun.
Siapkan rewardnya juga untuk dia.”
“Mengerti
tuan presdir.”
>>>
“…Selain
itu banyak kejanggalan yang saya temui tuan presdir…
Saya
menyelidiki di jalan tol perbatasan Korea Utara. Disana mereka pernah melihat
manager bersama orang China. Lalu di penerbangan juga sama. Lalu saya beralih
ke semua perbatasan antara Korea dan China. Banyak petugas yang menghindar dan
tidak mau menjawab tapi, sepertinya salah satu dari mereka ada yang keceplosan.
Dari situlah saya yakin bahwa manager Sehun dibawa ke China…”
Baek
Hyun terus memikirkan percakapan itu. kebetulan saja saat itu Baek Hyun ingin
menemui presdirnya. Namun ketika tahu di dalam ada seseorang yang sepertinya
adalah asisten Ryu. Baek Hyun coba mendengarkan apakah percakapannya itu lama
dan bisa ditinggal atau sebentar dan bisa ditunggu. Sebenarnya ini dosa besar
bawahan pada atasan karena tengah menyadap tapi apalah itu, Baek Hyun tidak ada
maksud merugikan untuk kepentingan perusahaannya.
“China
China China…” Baek Hyun kembali menerawang. Lalu suatu ide muncul dalam
otaknya. “Aha! Siapa tau Kris mungkin bisa.”
Baek
Hyun mengambil catatan yang berisikan nomer Kris yang ditukarnya tadi. Baek
Hyun langsung menghubungi nomer itu dengan mengirimkan pesan singkat.
-Kris,
ini Baek Hyun. Bisa bantu antarkan aku ke tol perbatasan China? Aku memiliki
beberapa urusan untuk bahan refrensiku. Terima kasih-
“Sending
success” bunyi ponsel Baek Hyun setelah ia menekan tombol kirim untuk sms nya
itu. “Semoga berhasil semoga berhasil semoga berhasil.” Doa Baek Hyun
memukul-mukul pelan meja kerjanya dengan ponselnya itu.
“Berhasil
untuk apa?” seseorang bicara dari belakang Baek Hyun. “Undian mobil hah? Aku
yakin kau takkan mendapatkannya Baek Hyun.” Ledekan itu membuat Baek Hyun
menoleh pada orang itu. Sayangnya orang itu adalah Lay yang sekarang sedang
berjalan menjauhinya.
“Dasar,
untuk apa dia ikut campur.” Kata Baek Hyun kesal meski dengan nadanya yang
lembut. Untungnya tak lama kemudian, satu pesan masuk membuat ponsel Baek Hyun
berdering di atas mejanya itu.
-Aku
bisa, aku sudah atur semua jadwalku. Kau mau berangkat kapan saja. Aku bisa
mengantarkanmu dengan mudah.- (Kris)
-Terima
kasih Kris, aku sangat terbantu karenamu. Antarkan aku besok saja, seusai
pulang kerja. Deal?- (Baek Hyun)
-Deal!-
(Kris)
>>>
Ketika
hari esok adalah hari ini. Baek Hyun sangat yakin bahwa dirinya seusai kerja
nanti dapat pergi menyelidiki dengan lancar bersama Kris. Ia juga telah
mempersiapkan banyak foto tentang manager Sehun dan ciri-ciri fisik managernya
yang muda itu.
“Semuanya
harap berkumpul.” Perintah seseorang yang tiba-tiba datang dalam suasana
konsentrasi kerja yang tinggi. Orang itu juga di dampingi oleh asistennya yang
berdiri setia.
“Silahkan
berkumpul disini dan tolong dengarkan apa yang disampaikan oleh Presdir Suho.”
Peringat sekali lagi oleh asistennya itu.
Baek
Hyun menoleh “Tuan Ryu…” lirih Baek Hyun dalam hati.
“Beri
hormat pada Presdir.” Perintah Ryu Gak pada semua pekerja di ruangan itu. semua
membungkuk hormat pada orang yang paling berjabatan tinggi di kantor ini.
“Terima
kasih atas waktu kalian dan saya menyesal telah mengganggu jam kefokusan kalian
dalam menyelesaikan pekerjaan kalian. Saya diharuskan diri saya untuk terjun
menyampaikan informasi ini pada kalian. Informasi itu ialah hari ini, seluruh
pekerja diperbolehkan pulang. Kalian beruntung karena jam kerja hari ini
dikurangi 3 jam lebih awal dari biasanya.” Presdir Suho mengakhiri
pengumumannya.
“Tuan
presdir, saya boleh bertanya.” Tanya seorang sekretaris yang berdiri tepat
disamping Baek Hyun. Lalu presdirnya itu membalas anggukan dengan senyum.
“Adakah
alasan yang mendasar lainnya kenapa bisa mendadak seperti ini presdir? Terima
kasih.” Sekretaris mengakhiri dengan membungkuk hormat pada atasannya.
“Saya
membuat keputusan ini kemarin ketika jam kerja akan berakhir. Keputusan itu mengenai
adanya penelitian kembali tentang penyelidikan kasus manager kalian yang
hilang. Dan saya juga akan mengadakan meeting internal seusai ini. Sudah jelas
semua.”
“Baik
presdir.” Ucap serentak semua pekerja.
“Dan
untuk Byun Baek Hyun, silahkan menghadiri meeting internalku di café perusahaan.”
Kata Suho menghadap ke arah Baek Hyun. “Yang lainnya bisa pulang sekarang.”
Kata Suho pada seluruh pekerja.
Baek
Hyun menelan ludah, ia tercengang dan bertanya mengapa dalam hati. Rencananya
yang ingin cepat menyelidiki bersama Kris di perbatasan China kini terulur
beberapa jam. Tidak akan mungkin setengah jam cukup untuk menyelesaikan meeting
itu. Pastinya membutuhkan 1 jam lebih.
Terlebih,
begitu semua pekerja berbalik menuju pintu keluar. Banyak dari mereka yang
mendesis komentar ada apa dibalik presdir dan dirinya itu. Baek Hyun makin
merasa terkecilkan peluangnya. Seakan-akan, presdirnya tau rencananya dan
sengaja menghalangi jalannya.
“Silahkan
tuan Byun, tuan presdir Suho sudah datang menunggu anda tuan.” Ujar Asisten Ryu
Gak pada Baek Hyun.
Ponsel
Baek Hyun saat itu juga berbunyi, ia melihat dua pesan masuk dan membacanya.
-Aku
ada di depan. Ku lihat semua orang di kantormu sudah pulang. Kenapa kau belum
keluar Baek Hyun?- (Kris)
Lalu
pesan kedua, ialah pesan terbarunya setelah yang tadi.
-Baek
Hyun, apa kau benar-benar jadi ku antarkan ke perbatasan China? Jika kau tidak
bisa pulang sekarang, biar aku yang menyelesaikan urusanmu saja. katakan, apa
yang harus ku kerjakan untukmu?- (Kris)
Baek
Hyun bermuka masam, “Tuan Ryu Gak, bisa beri aku beberapa menit. Aku harus
membalas pesan ini.”
“Baik,
akan saya tunggu.”
Dia
bilang apa?Ditunggu katanya_rutuk Baek Hyun dalam hati…
To
Be Continued
Hay author Avisena ^^ aku udah baca dari chap awal loh :D tapi maaf baru chap ini aku komen! *bow. uda ada banyak kemajuan dari bahasanya yang bisa buat aku menghayal(?) dan di FF author ini juga uda jarang typos ^-^. cerita di chap kali ini yang Sehun dicari2 itu apa dia sedang sama Luhan si- orang China? hehe kayaknya iya deh ^_^. dan aku juga uda tau alurnya lebih lagi. so.. Keep Writing and Hwaiting ne? wkwkwk ^_^. oyah kalo mau mampir keblog aku ne.. http://viomonaletteff.blogspot.com/
BalasHapusHay juga Viomona- :) sekali lagi makasih sudh kunjung, makasih pula atas segala saran dn pujiannya. ^_^ hehe, sebenarnya ada yg lain, nnti tau bener nya si Luhan atau bukan. wkwkwk
BalasHapusAku suka ceritanya tpi waktu aku nyari chap 2nya kok ngak muncul :(
BalasHapus