Kamis, 09 April 2015

FF INFINITE STRAIGHT - ATTRACTED TO YOU (Part 2)




Author : @Shin_MR
Tittle : Attracted To You
Genre : Romance, School Life, Drama Musical
Length : TWO SHOT
Main Cast : LEE SUNG YEOL  --  PARK SEO JIN (OC)  --  JANG DONG WOO
This story I show for special day Sung Yeol Birthday on 27th August…and of course you too…



*ATTRACTED TO YOU* Chapter 2 END *I’M SERIOUS ;)


Drrttttt…drrttttt…drrrtttt…drrrtttt…

“Aish!!! Berisikk!!”

rutuk Sung Yeol terbangun oleh alarm getar dari ponselnya. Sung Yeol mengusap-usap kedua matanya lalu mengedipkan matanya berkali-kali untuk mengembalikan kesadarannya di pagi itu.Sung Yeol meraih ponselnya dan menyalakan layarnya yang mati itu, “Hah jam setengah 6??!!!” kagetnya menyadari ia bangun kesiangan.

Sung Yeol segera menata buku-bukunya ke dalam tas lalu berlarian pergi mandi. Saking terburunya ia sempat terpeleset karena handuknya jatuh dilantai beralas kayu itu.

Setelah mandi, Sung Yeol melihat jam di ponselnya lagi, maklum di rumah itu tidak ada jam dinding atau jam meja lainnya. “kurang 20 menit lagi??!!” pekiknya semakin terburu-buru memasang seragam sekolahnya.

Tidak lupa dengan ponsel dibawanya, di depan pintu keluar ia tetap belum rapi. Sung Yeol memakai sepatu sambil berjalan. Memasang rompi dan jas sekolah saja belum. “Pita melayang?” herannya ketika menyadari sepertinya ada seseorang dibalik tembok papan blok rumahnya itu. dan, Sung Yeol berhasil rapi ketika langkahnya sudah didepan pintu pagarnya.

“Hah hantu!” seketika Sung Yeol menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

“Sung Yeol-ah!” teriaknya secara bersamaan “Ini aku.”

Sung Yeol membuka wajahnya dan tersenyum garing. Lalu ia menyembunyikan kedua tangannya ke dalam saku. “Seo Jin-ah?...sejak kapan kau ada disini? Kenapa sepagi ini?”

“aku…” Seo Jin nampak gugup dengan menggigit bibir bawahnya. “sejak 10 menit yang lalu.”

Sung Yeol kaget “Ha? Lama sekali…” Sung Yeol mengunci pintu pagarnya. “Dari mana kau tau rumahku?”

Lagi-lagi Seo Jin menggigit-gigit bibirnya, “Dari sonsaengnim…wali kelas kita.”

“Apa?!” heran Sung Yeol mengeluarkan ekspresi yang mengerikan. Lalu ia berdehem, “Ayo sambil jalan.”

Sung Yeol menengok ke samping kiri kanannya tapi tak ada Seo Jin. Saat ia menengok ke belakang, ternyata Seo Jin masih berdiri gugup di tempat tadi. “Seo Jin-ah ayo jalan.Nanti kita terlambat.” Peringat Sung Yeol agak berteriak.

“Ah, iya, mianhae.” Lantas Seo Jin berlari kecil ke arahnya.
.
.
Ketika itu mereka tengah duduk berdampingan di dalam bus kota.

“Sebenarnya ada apa kau merepotkan diri sendiri?” Sung Yeol menarik  nafas. “Kalau kau mau, tinggal SMS saja. aku kan bisa menjemputmu dari rumah.”

Seo Jin terlihat ingin menanggapi semua kata-kata Sung Yeol. Namun otaknya tengah beku memikirkan ancaman Dong Woo nanti malam. Lalu dengan perlahan Seo Jin membuat jemari-jemarinya menggenggam jemari kekar Sung Yeol.

Keadaan hening dan tenang diantaranya, mereka seperti merasakan suasana satu sama lain melalui genggamannya. Lama-kelamaan itu juga, Seo Jin tiba-tiba menyandarkan kepalanya dibahu Sung Yeol.

“Jangan tidur sekarang.” Ujar Sung Yeol lembut ketika genggamannya itu merasakan bahwa perempuan yang menggenggamnya itu sedang menutup mata.

Seo Jin makin memperkuat genggamannya itu. selain itu Seo Jin juga tersenyum penuh kelegaan dibahu Sung Yeol. “Aku berharap, genggaman ini bisa ku rasakan kapan pun aku mau.”

Antara takut salah menyikapi atau malu menyikapi perasaannya. Keduanya tidak beda tipis, itulah respon Sung Yeol atas kata-kata yang diucapkan bibir mungil milik Seo Jin itu.

“Sung Yeol-ah…”

“hm?” Sung Yeol bangkit dari sandarannya dan menoleh

“nanti jalan denganku ya…?”

“ka…kapan memangnya?” tanya Sung Yeol lebih jelas, suhu tubuhnya pun terasa makin memanas.

“tubuhmu tiba-tiba memanas,apa kau sakit?” Seo Jin terkekeh.

“tidak…” jawab Sung Yeol makin gugup

“sepulang sekolah sampai senja, kau mau kan?”

“mau” jawabnya tanpa pikir panjang, seketika Sung Yeol tersadar “eh tapi jangan jauh-jauh. Nanti kau bisa dapat hukuman dari Dong Woo karna terlambat datang.”

Seo Jin mengerucutkan bibirnya “merusak suasana…”

“bukan itu maksudku… tapi aku mengkhawatirkanmu dan takut kau menangis disana.”

Seo Jin terbelalak, ia tertunduk tidak bisa menjawab apalagi.

Sung Yeol menggenggam tangan Seo Jin dengan kedua tangannya. “beritahu aku dimana?”

Seo Jin tersenyum geli, “kita ke tempat yang jauh dari kawasannya Dong Woo. Kau tau kan…”

“ah aku tau…” Sung Yeol tiba-tiba menjentikkan jari, Seo Jin menatapnya antusias. “pasar Myamdong…hahaha, benar kan?”

Seo Jin terkekeh lagi “otakmu pintar juga.”
.
.
“Terima kasih Seo Jin, silahkan duduk.” Ujar sonsaengnim seusai Seo Jin menyelesaikan soal-soal yang ada di papan tulis.

Sejak dari tubuhnya berbalik, sudah lama itu juga Dong Woo terus memberikan tatapan sinis padanya. Dan kali ini Seo Jin berjalan menuju bangkunya yang harus melewati celah dipinggir Dong Woo, tatapan itu semakin kuat dirasakan.

“Jangan lari dari kontrakmu, kau ingat?” lirih Dong Woo membuat Seo Jin seketika berhenti tepat di sebelah bangku namja itu.

Seo Jin menelan ludah dengan tertahan, perlahan itu tangan Seo Jin mengepal kuat. Karena kondisi kelas sedang hening, tidak memungkinkan bagi dirinya menegur namja itu meskipun dengan lirih. Maka Seo Jin hanya melirik Dong Woo dengan mata membunuh.

“Ada masalah Seo Jin?” tanya sonsaengnim membuat Seo Jin terbelalak terkejut.

Nafas Seo Jin pun sempat tertahan, kemudian Seo Jin berbalik kepada sonsaengnimnya. “Tidak ada, hanya saja ku kira tali sepatuku lepas.”

Dong Woo tersenyum kemenangan seiring Seo Jin berjalan lebih cepat menuju bangkunya. “Kasihan sekali.” Seakan Seo Jin mendengar perkataannya, sebuah penghapus mendarat di kepalanya. Dong Woo menoleh dan Seo Jin memberi tatapan dendam.

“Dong Woo perhatikan pelajarannya!” peringat sonsaengnim meskipun sedang menghadap ke papan.

Dong Woo mengumpat dalam hati. Lalu Dong Woo meremukkan kertas di kolom mejanya, namja itu menyodorkan kertas itu di depan matanya. Dong Woo berpikir, enaknya dilemparkan ke siapa.

Dan…Dong Woo menemukan orangnya.

Dilemparnya kertas itu begitu menolehnya. Orang yang dilemparinya kertas itu juga menoleh penuh tanya pada Dong Woo. Lalu, Dong Woo membalasi orang itu dengan isyarat dan tatapan ‘aku mengawasimu Sung Yeol!’

KRIIIIIINGGGGG

“SUNG YEOL-AH, AYO PULANGG…” teriak Seo Jin dari bangkunya.

“O. I,iya iya. Ayo.” Jawab Sung Yeol seperti orang bodoh.

Sung Yeol berdiri dan Seo Jin sudah menggandeng lengan Sung Yeol tanpa izin. Baru melangkahkan tiga langkah, tiba-tiba Sung Yeol ditarik dan dilemparkan ke tembok kelas.

“Aku sudah katakan dari tadi, aku. Mengawasimu!!” bentak orang itu ternyata Dong Woo

“DONG WOO!!” Teriak Seo Jin mendarah daging. “Apa yang kau lakukan ha?!! Kau kejam! Kau banci! Dasar keparat!!”

“Diam kau!” bentak Dong Woo seraya mendorong Seo Jin hingga terjatuh ke lantai.

“Seo Jin!” Sung Yeol langsung menyingkirkan Dong Woo dan segera membantu yeoja itu untuk bangun, “Mana yang sakit?” Seo Jin membalas dengan gelengan dan mata yang sayu. “Matamu sayu, gelenganmu mencurigakan. Kita ke UKS saja, akan ku temani sampai baikan ya??” tawar Sung Yeol dengan paniknya.

“Pergi saja ayo…” lirih Seo Jin ke telinga Sung Yeol. Pemandangan seperti itu semakin membuat Dong Woo kesal. Perlahan Sung Yeol mentatih Seo Jin dan ketika mereka berdua keluar kelas. Terdengar Dong Woo membanting meja dan berteriak kesal.
.
.
“Hari semakin gelap ya?” tanya Sung Yeol seusai mengantarkan Seo Jin ke suatu stan toko baju terbesar di kawasan itu.

“Benar, tak terasa dari tadi kita berjalan-jalan dan hanya mengantarku membeli pakaianku. Ternyata sudah segelap ini.” balas Seo Jin sambil menatap langit. Kemudian sebuah objek menahan pandangannya. Setelah itu Seo Jin melihat Sung Yeol bahagia. “Sung Yeol-ah, kita ke tempat itu ya?” ajak Seo Jin ke bangku dibawah sebuah pohon bunga.

“Kesana? Kita harus menyewa perahu dulu. Sewanya pun mahalll Jin-ah.”

“Gwenchana, aku masih punya cukup uang. Ayo.”

“Seo Jin…” katanya cemas.

“Sudah, ayoo.”

Ketika mereka menaiki perahu yang dianggap Sung Yeol mahal itu, saat itu juga Seo Jin terus menyungging senyum kepuasan selama perahunya berjalan. Sementara Sung Yeol menatap air-air dibawah perahunya dengan cemas. Jelas tidak mungkin jika Seo Jin tidak mengetahui namja disampingnya itu bermood tidak bagus.

“Apa yang kau cemaskan Yeol-ah?” tanya Seo Jin sambil merangkul punggung namja itu.

“Tidak ada. Hanya saja…”

“Hanya saja kenapa Sung Yeol??” tanya Seo Jin berbalik antusias.

“Hanya saja…aku takut tidak bisa membalas semua ini dengan sepadan.”

Jawaban Sung Yeol yang polos membuat senyum antusiasnya berubah lenyap. “Jangan cemaskan itu. aku tidak memberatkanmu sama sekali.”

“WOAAHH~~ tidak ku sangka aku bisa kesini!!” teriaknya dengan senang sambil berlarian menggandeng tangan Sung Yeol. Sung Yeol tidak memperdulikan topik apa yang dimaksud yeoja itu, melainkan memperdulikan ada apa tangannya berlari menggandengku?

“Ah~ aku sangat senang sekali pergi kesini tidak sendirian.” Ungkapnya lagi dengan senyum termanis ke Sung Yeol.

Sung Yeol menoleh kaget dan lantas langsung tersenyum kecil.

“Mian.”

Kemudian mereka diam, tidak melanjutkan percakapan yang terhenti di Seo Jin. Sung Yeol yakin sebenarnya Seo Jin bukan tidak merespon. Hanya yeoja itu sedang terlarut dalam keterpesonaannya pada tempat ini.

“Aku sangat senang kesini…bagiku, tidak ada tempat sedamai seperti ini…”

“Meskipun di depan ramai seperti ini?” tanya Sung Yeol perlahan mengikuti topik yang dibahas.

“Benar.” Yeoja itu tersenyum  memandang lurus ke sungai besar di hadapannya.

“Sepertinya tempat ini menyimpan kenangan indah, benar kan?”

“Ne…ini tempat pertama kali aku jatuh cinta pada air. Percaya atau tidak, aku sebenarnya takut air. Itu berlanjut dari aku berumur 2 tahun. Tapi setelah tempat ini, aku benar-benar jatuh cinta dan akhirnya aku tidak takut lagi…terakhir kali aku kesini, aku sangat berharap bisa datang bersama orang yang ku sayangi…” ia berhenti sejenak menjeda penjelasannya, tak terasa setetes air turun dari matanya lalu membasahi pipi manisnya. “yah!aku terlalu banyak berharap. Aku tidak tahu dosa apa yang terjadi di kehidupan lampau pada diriku. Ini selalu terjadi…mereka selalu tidak bisa menemaniku kesini…”

“Seo Jin…”

“aku baik-baik saja…mereka hanya bisa mengantar dan menjemputku…” air matanya perlahan makin deras. Kemudian barulah ia mengusap air matanya meski tidak membuat pipinya kering. “mereka lebih baik seperti itu…harusnya aku bersyukur ,benar kan…bukannya malah menyindirnya seperti ini. bodoh sekali. Hehe.”

Sung Yeol menghapus semua air mata yang turun di pipi Seo Jin.

Seo Jin mengerjap-ngerjapkan matanya. Reflek, wajar saja. bagi dirinya tidak ada namja yang berani menghapus air matanya seperti dia.

“Mari kita tersenyum. Cobalah. Ayo…” himbau Sung Yeol dengan anggukan dan senyum yang menguatkan hati untuk siapapun yang melihatnya.

Senyum itu akhirnya terealisasikan, yah. Senyum Seo Jin yang lebar dengan cerianya. “Terima kasih.” Katanya sambil menapakkan tangannya diatas tangan Sung Yeol.

“Sung Yeol-ah, semakin aku mengenalmu ternyata itu…membuatku jatuh cinta padamu.”

Sung Yeol tercekat, “N…ne??” Sung Yeol makin tak menyangka, yeoja di depannya itu tiba-tiba mengecup singkat bibirnya meskipun keadaan di sekitar mereka termasuk ramai.

“Terima kasih lagi,aku lega bisa memberikannya pada orang yang tepat. Ku harap…kau tidak membenciku setelah ini dan, aku akan baik-baik saja jika kau tidak membalas perasaanku.” Ungkap Seo Jin dengan menunduk malu dan takut. Setelah itu ia berdiri dan mencoba untuk sedikit menjauh.

“Kenapa berdiri? kau mau kemana?” tanya Sung Yeol dingin dan mencengkram pergelangan tangan Seo Jin.

“……”

Sung Yeol akhirnya ikut berdiri, masih dengan posisi mencengkram pergelangan tangan kecil yeoja tersebut. “Sudahlah kau jangan pergi. Dengar saja apa yang mau ku katakan…” Ditatapnya yeoja itu dengan serius, seakan ia memberi jeda. “…Aku menyukaimu sejak pertama pensilmu jatuh didekat kakiku. Semakin lama,kau tau aku makin menyukaimu Seo Jin-ah. Aku menyukaimu…”

“Apa…?Kau…”

“Iya,aku menyukaimu. Aku baru mengatakannya sekarang karena aku penakut. Maafkan aku. Aku tidak bermaksud mengejutkanmu,sungguh.”

Seo Jin  kemudian melangkah maju dan memeluk Sung Yeol dengan wajahnya yang tersenyum. “Aku senang karenamu Sung Yeol-ah. Sungguh, ini bukan karena kau yang penakut. Aku sudah sangat bersyukur kau mengatakannya sebelum aku take syuting dengan Dong Woo. Kau tau bisa saja Dong Woo sengaja mencuri ciuman pertamaku berkali-kali dengan alasan sutradaranya yang menyuruhku bukan?”

“Pikiranmu jauh sekali Park Seo Jin-Park Seo Jin.” Sung Yeol tertawa sambil merenggangkan pelukannya agar memudahkannya mengacak-acak rambut Seo Jin.

“Bisa kita melakukannya lagi lebih lembut?”

“Hah?apanya yang lebih lembut?” tanya Sung Yeol mulai lagi telat mikir.

“Ini sama…” Seo Jin menunjuk ke bibirnya sendiri lalu “…itu.” lalu menunjuk ke bibirnya Sung Yeol.

“Bisa saja, nanti tinju aku kalau kau tidak tahan lagi kehabisan nafas yah.” Sung Yeol tertawa dan bersiap meraih bibir Seo Jin yang amat manis tadi.

Hatiku kembali berdebar lagi akhirnya
Kau sangat manis dan menakjubkan disetiap sudut mataku
Tak ternilai tak terkira dengan apapun tetap hanya kaulah yang satu-satunya
Wanita yang kucintai dan dicintai olehku
Surya berbinar, bintang menjemput kita dalam keterangan sinar pancarannya
Aku disini tidak sanggup menahan hasratku akan cintamu
Sungguh ku tak sanggup menahan kebahagiaan cinta bersamamu wanita
[Shin_MR – Attracted To You]
.
.
“Bagus juga sayang, kau tidak lari dari janjimu padaku.” Sambut Dong Woo saat Seo Jin datang dilantai teratas gedung JSW pada malam itu.

“Lepaskan basa-basimu mau memelukku Dong Woo.” Balas dingin Seo Jin lebih menghindar ketika Dong Woo hendak memeluknya.

“Uuuuh…dingin sekali kata-katamu sayang. Kau hampir membuatku semakin gila menyukaimu.”

Lalu Seo Jin melihat seseorang membawa pakaian yang sepertinya akan disewakan untuknya dan beberapa alat kecantikan. “Ahjusshi, apakah baju itu nanti untuk kupakai.”

“Iya,”

“Baiklah ahjusshi, bisakah aku bersiap sekarang.”

“Oh iya silahkan.” Seo Jin memilih mengacuhkannya daripada harus berdebat dengan Dong Woo
.
.
Ketika take scene sudah berlangsung hingga setengah lagu, semua kru telah diberi istirahat selama 15 menit. Setelah selesai, seluruh kru bergegas kembali karena sutradara sudah membentaki mereka semua untuk menyelesaikan take selanjutnya.

“Nah Seo Jin,skripnya seperti ini kau harus bisa menghayatinya. Tapi jika kau tidak bisa menghayatinya dengan betul-betul. Maka aku akan memintamu mengulang lagi take-nya,oke?”

“Baiklah tuan Miyamoto. Mohon bimbingannya.” Ungkap Seo Jin mengerti dengan sutradara yang sudah dikenalkannya oleh sang penata rias. Seo Jin sudah melangkah ke tempat yang dishoot depan kamera.

“Take! Tiga…Dua…Satu…Action!”

Ije urineun Sijagha giman hamyeon dweneun geol
Oh~ Attracted to you~ Nal ildaero Neoreul nohchil suneun eobseo…
Sihgani eobseo~ Duryeob damyeon yeogi nae soneul ja~ba~

“CUT CUT CUT!” perintah sutrada menghentikan adegannya. “Seo Jin, harusnya kamu beradaptasi seolah-olah Dong Woo adalah kekasihmu. Itu akan memudahkanmu untuk melakukan scene berciuman lembut dengannya.”

“Mengerti tuan Miyamoto, tapi tadi Dong Woo melakukannya terlalu kasar.”

“Sudah-sudah, kita ulangi saja dari bagian lirik Nal ildaero. Bersiap! Take, tiga…dua…satu…action!!”

Nal ildaero Neoreul nohchil suneun eobseo…
Sihgani eobseo~ Duryeob damyeon__

Seo Jin benar-benar merasakan bahwa ciuman Dong Woo terlalu kasar baginya. Ini tidak sesuai dengan skrip yang ada_pikirnya. Saat itupun Seo Jin harus melepaskan kasar adegannya meski liriknya belum selesai dengan tepat.

“CUT CUT CUT! Ada apa ini? kenapa kau menghentikan sebelum lirik jaba?” kali ini sutradara lebih kesal dibanding sebelumnya.

Seo Jin menghampiri sutradara dengan kesalnya. “Tuan Miyamoto, Dong Woo melakukannya sangat tidak nyaman. Bibirku sampai perih dibuatnya terlalu kasar. Ini tidak sesuai skrip, aku mau break!” lalu Seo Jin duduk dikursi kosong yang tidak jauh dari sutradaranya. Ia masih menekuk masam wajahnya.

“Benar seperti itu Dong Woo?” tanya sutradara berpura-pura membela Seo Jin.

Dong Woo tertawa malu, “Maaf sutradara,aku terlalu menikmatinya habis…dia terlalu manis kalau tidak kuciumi kasar.”

“Ah sudah…take selanjutnya kau harus lebih professional lagi.” lalu sutradara melambaikan tangan pada salah satu kru “Gil, berikan yeoja itu ice cream agar bibirnya cepat pulih.”

Seorang yang dipanggil Gil tadi mengangguk dan berlari terburu-buru memberikan setangkai ice cream pada yeoja yang menjadi cameo diproject itu. lalu Gil berlari kembali menuju sutradaranya. “Sudah kuberikan padanya tuan.”

“Yasudah,kita break dulu sambil menunggu Seo Jin menghabiskan ice creamnya oke.” Ungkap sutradara itu menggunakan pengeras suara yang disampingnya tersebut.
.
.
.
Sung Yeol sedang asyik sendirian menikmati keseruan di game playstationnya. Kemudian ponselnya berdering panggilan. “Siapa yang menelpon pagi-pagi seperti ini?” diraihnya ponsel itu lalu dia terkejut melihat nama Seo Jin yang tertera disana. “Ya Seo Jin ada apa?”

“Yeollie-ah…aku lelah…aku sudah ada didepan pagar rumahmu. Boleh aku menumpang sejenak?”

Segera itulah Sung Yeol langsung melempar ponselnya ke sofa disampingnya dan cepat-cepat keluar menuju pagar rumahnya. Betapa dua kali lipatnya Sung Yeol terkejut melihat yeoja itu bersandar letih dipagarnya.

Sung Yeol membuka pagarnya dan memapah segera tubuh yeoja itu ke dalam rumahnya. Ia membaringkan yeoja itu ke sofa panjang miliknya dan tidak lupa mengambilkan segelas air putih untuknya.

“Aku baru tau kalau kau bisa pulang jam 2 pagi seperti ini Seo Jin-ah.”

“Kau…menyindirku kan Yeollie?”

“Tentu saja tidak, aku hanya beropini dan bertanya kenapa kau bisa pulang sepagi ini. apa kau tidak kedinginan dan lelah Seo Jin-ah?” Sung Yeol membelai puncak kepala yeoja itu.

“Dong Woo keterlaluan yeollie-ah…dan juga, sutradara Miya…mereka,membuat tubuhku hancur kelelahan.”

“Hah? Siapa siapa Seo Jin-ah, katakan sutradara siapa?” namun Seo Jin tidak menjawab dan sudah memejamkan mata. “Jangan-jangan sutradara Miyamoto kan?”

“Ne…kau benar yeollie. Mereka menyuruhku minum soju bersama meskipun hanya dua cangkir…lalu,aku…dibayar seamplop tebal oleh Miyamoto yang…aku tidak tau berapa jumlahnya…” Seo Jin tertahan sejenak karena dirinya merasa hendak muntah,namun nyatanya tidak. “Sung Yeollie, bisa kau hitungkan uangnya untukku…”

Sung Yeol meninggalkannya sebentar,ia bermaksud mengambil perban kompres untuk Seo Jin. Setelah didapatnya,lalu Sung Yeol membuka segel perban kompres tersebut.

“Akan kuhitungkan untukmu…kau,tenang saja…” setelah ia menempelkan kompresnya pada kening Seo Jin, Sung Yeol melihat sebuah bekas luka dibibir yeoja itu. “Jin-ah,bibirmu baik-baik saja?kenapa disana ada bekas luka.”

Dengan matanya yang terpejam, Seo Jin mencari-cari kemana tangan Sung Yeol dengan perabanya. Lalu,ia genggam tangan namja itu didekat pipinya. “Awalnya sangat sakit…Dong Woo terlalu kasar menciumku berulang kali dalam scene yang sama…tapi,aku tetap saja tidak rela dia melakukan itu sampai bibirku perih yeollie-ah.” Seo Jin menangis dan langsung menarik Sung Yeol untuk didekapnya. Sung Yeol jelas saja terkejut,perlakuan Seo Jin tidak biasa seperti yeoja lain pada umumnya berpacaran.

Sayang sekali aku tidak bisa berciuman lagi dengannya sampai dia sembuh__kata Sung Yeol dalam hati sambil menelaah apa yang tengah terjadi padanya sekarang.

“Tenang saja, kita tetap bisa berciuman setiap kali diinginkan…” ungkap Seo Jin tepat ditelinga Sung Yeol yang memang dekat dengan mulutnya, Sung Yeol heran kenapa seakan-akan Seo Jin bisa membaca pikirannya.

Sung Yeol mencoba tertawa(hambar) “Kau pasti sedang mabuk akibat pengaruh soju…jadi beristirahatlah Seo Jin-ah. Aku…akan menunggu disampingmu.”

“Hm…selamat malam chagiya. Aku...aku mencintaimu Yeollie…” Seo Jin berbaring membelakangi Sung Yeol yang terduduk memandangi dirinya dari samping. Namun, Seo Jin kembali menghadap kearah Sung Yeol. “Besok kita sekolah siang bukan?” Sung Yeol membalasnya dengan anggukan. “Oke. Besok bisa antar aku pulang kerumah. Kau mau kan Yeollie-ah?”

“Tentu, sudah tidurlah.” Sung Yeol memberinya senyuman.

“Kasih aku sleeping kiss dulu.”

“Apa?”

“Iyah…ciuman sebelum tidur. Ayolah,tidak apa kalau cuman sedetik saja.”

Rasa syukur kau hadirkan dia untukku
Mengisi kembali kekosongan yang pernah ku alami cukup lama
Gantungkan hatimu padaku, pegangkan tanganmu padaku
Aku disini selalu dan terus berlanjut menemanimu
Menemanimu tanpa kulihat beberapa kekuranganmu
Aku tertarik padamu
[Shin_MR – Attracted To You]

.
.
.
“Seo Jin-ah, bangun…ayolah Jin-ah bangun. Sekolah akan masuk satu jam lagi chagiya…ayo.” Kata Sung Yeol menepuk-nepuk lengan Seo Jin agar terbangung.

Seo Jin bergeliat, “Hm, kita membolos saja ya. Aku lelah yeollie…” lalu ia duduk dengan mata terpejamnya.

“Aku sudah membuatkanmu masakan, apa kau tega membiarkannya dimakan semut?” ungkap Sung Yeol dengan nada cemas.

Seo Jin berjingkat, “Yang benar kau memasak?” Sung Yeol menganggukkan bangga. Lalu Seo Jin berdiri dan langsung menggandeng Sung Yeol, “Ya sudah ayo makan, aku sangat penasaran.”

“Sung Yeollie…” panggil Seo Jin ditengah makanannya. Sung Yeol mendongak dengan tatapan ada apa. “Kau sangat menolongku di masa ini sayang. Aku…ingin membalas padamu. Kau…buatlah MV itu bersamaku. aku akan membayarnya dengan sisa gajiku kemarin. Kau mau kan?”

Gerak Sung Yeol tertahan karenanya, “Serius? Bukannya lebih baik kau tabung saja sisa gajimu itu Jin-ah.”

“Ayolah Yeollie, ku mohon. Ini tidak etis kalau aku punya kenangan MV dengan namja yang bukan kekasihku. Sementara itu aku tidak punya kenangan yang sama dengan kekasihku. Aku akan menderita kalau kenangan Dong Woo yang kuingat sayang…”

“Ba…Baiklah.”

“Kita pakai sutradara tuan Miyamoto saja ya Yeollie-ah. Kelihatannya MV kita akan lebih bagus hasilnya.”

Sung Yeol mengusap puncak kepala Seo Jin, “Terserah kau saja chagiya.”
.
.
.
Hari itu adalah pengumuman resmi kontes cover MV Infinite – Inception tersebut. Semua berkumpul diauditorium SMA Jung Woo Lim. Seluruh peserta dan murid lainnya sangat terkejut bahagia. Tak disangka oleh mereka boyband terkenal itu datang ke sekolah mereka. Selain itu,berita baiknya ada hadiah tambahan yang sengaja dirahasiakan sejak awal kontes dibuka.

“saatnya kami umumkan sekarang. Untuk pemenang nominasi kategori konsep music video dance version dimenangkan oleh T-Yu…nominasi kategori music video drama version dimenangkan oleh…Jang Dong Woo dan Park Seo Jin. Nominasi kategori music video terfavorit ialah dimenangkan oleh…Lee Sung Yeol dan Park Seo Jin. Diharap pemenang nominasi ke atas panggung.”

Seo Jin dan Sung Yeol yang duduk bersama di salah satu tempat duduk untuk pemain basket itu sumringah. Terlebih Seo Jin yang menatapnya penuh bahagia. “Sung Yeol-ah…kita,kita menang.” Ujar Seo Jin lalu memeluk leher Sung Yeol.

Sung Yeol tersenyum dan memejamkan mata sejenak, “Bukan kita saja, tapi terlebih ini kemenanganmu Park Seo Jin.” Sung Yeol lalu mencengkram lembut bahu kekasihnya itu, “Ops! Aku lupa memperingatkanmu bahwa sekarang aku sangat grogi, terlebih lagi anak-anak melihat perlakuanmu seperti ini Jin-ah…”

Seo Jin melepas pelukannya dan menunduk malu, “Yeollie..sudahlah…” Seo Jin menggigit bibir bawahnya sendiri.

Sung Yeol mengusap gemas puncak kepala Seo Jin. Kemudian ia gandeng kekasihnya itu menuju panggung untuk menerima kemenangannya…dan kemenangan mereka.

“Kepada ketua OSIS dan leader INFINITE silahkan memberikan hadiah pada para pemenang.” Kata sang MC.

Setelah ketua Osis dan leader Infinite memberikan piala beserta merchandise bersama-sama kepada T-Yu, Jang Dong Woo, Park Seo Jin, dan Lee Sung Yeol tentunya, semua siswa dan staf pengajar yang menonton memberi tepuk tangan meriah. Semua berbahagia, hanya satu orang yang tidak terlalu bahagia berdiri di atas panggung.

“Selamat Dong Woo, impianmu tercapai ,bukan?” kata Seo Jin yang berdiri disamping kiri Dong Woo saat namja itu menerima piala dan piagamnya.

Dong Woo mendengus kesal dan berpura-pura tersenyum palsu pada hamparan penonton didepan panggung. “Cih. Kau akan menyesal mencampakkanku . Akan juga ku buat Sung Yeol gelisah sepanjang harinya. Aku bersumpah!” meski berbisik, suara itu jelas menusuk telinga Seo Jin.

“Oh? Begitu? Kami, akan menanti hari lelahmu merealisasikan sumpahmu Jang Dong Woo. Iya kan Sung Yeol-ah?” Seo Jin beralih menengok Sung Yeol.

Sung Yeol tertawa hambar, sifat polosnya pun kembali. “Ha-ha-ha, iya.”

“Dipersilahkan untuk para pemenang memberi sedikit pidato singkat.” kata MC setelah semua penghargaan sudah ditangan para pemenang.

“Aku tidak ingin pidato.” Kata Dong Woo pada MC dan langsung turun panggung.

“Noona, giliranku kuminta saat yang lainnya selesai.”ujar Sung Yeol mendekat pada MC.

“Oh kenapa?”

“Sini.” Ucap Sung Yeol mengisyaratkan agar telinga MC mendekat padanya. Sung Yeol pun berbisik sejelas mungkin sambil menutupi gerak mulutnya dari samping dengan kedua tangannya.

“Ah, arasseo. Kau boleh.” Balas MC mengangguk kuat.

Setelah T-Yu yang anggotanya sendiri ada 6 orang itu berpidato, meski dengan sedikit air mata bahagia yang keluar dari salah satu membernya. Seo Jin nampak tak sabaran ingin berpidato akan kebahagiannya. Sung Yeol terlihat sangat santai. Malah namja itu berdiri agak kebelakang dengan barisan para anggota boyband Infinite.

“Sung Yeollie, ayo?” Kata Seo Jin menghampiri Sung Yeol.

Sung Yeol tersenyum, membalikkan punggung Seo Jin lalu mendorongnya pelan. “Kau saja dulu, ungkapkanlah kebahagianmu sendiri. aku bisa menyusul, sayang…”

“Cieeeeeee~” timpal para personel Infinite yang berdiri tak jauh dari Sung Yeol.

“Hyung…”

Tampaknya dengan jawaban tanpa pilihan, Seo Jin harus merelakan Sung Yeol untuk ia berpidato sendiri. saat Seo Jin sibuk mengungkapkan pidato spontannya, bahkan ada beberapa kata-kata yang membuat semua orang yang mendengarnya menjadi terbahak-bahak, ada juga kata-kata yang membuat mereka bertepuk tangan padanya. Saat itulah Sung Yeol sudah mempersiapkan apa yang akan menjadi pidatonya.

“Sudah siap?” bisik MC menghampiri Sung Yeol yang memeluk gitar.

“Sudah,noona.” Balasnya sambil mengangguk tersenyum.

“Semoga sukses. Jangan grogi ya.” Ujar MC memberi semangat lewat usapan pelan dibahu Sung Yeol.

“Nde, gamsahaeyo noona.”

“Ara. Cepatlah. Dia sudah selesai.”

Seo Jin yang sudah berpidato langsung duduk dibarisan penonton paling depan. Saat kemunculan Sung Yeol yang membawa gitar dengan sedikit mengayunkan poninya yang sedikit berantakan, membuat para siswi-siswi adik kelasnya dan para penggemar yang seumuran dengannya itu berteriak histeris dengan pesonanya.

“Lihatlah, dia berbakat menjadi artis boyband.” Kata sang leader Infinite dengan earphone meski namja itu berdiri di tepi panggung.

Sung Yeol terkekeh malu, “Hyung…”

Tawa dan balasan yang terdengar nyaris ‘merengek’ itu nyatanya membuat mereka menjadi semakin histeris dan berkata “Oooh manis sekali” “Sung Yeol oppa I LOVE YOUUU” dan terakhir ada yang lucu yang ia dengar, “Uuuh menggemaskan”. Sung  Yeol tertawa dalam hati.

“Pertama, bagi yang belum mengenalku, perkenalkan aku Lee Sung Yeol dari kelas 11-A. Kedua, ku ucapkan terimakasih pada Tuan Miyamoto selaku sutradara,tanpamu. MV kami bukan apa-apa. tanpamu juga, mana mungkin juri dapat memilih MV ini. dan juga para pendukungku lainnya. Terima kasih, tanpa kalian, aku sudah gerogi berdiri disini.” Sung Yeol menatap senyum hamparan siswa-siswi dan staf pengajar yang menyaksikannya saat ini.

“…Oleh karena itu, aku ingin mempersembahkan sesuatu pada kalian semua. Sebuah lagu, yang semoga dapat menginspirasi, mengena di perasaan, dan menghibur. Juga…ku persembahkan untuk orang yang kucintai disini.” Semua bertepuk tangan, dengan hiasan teriakan histeris dari kelompok siswi-siswi yang sama. Sedetik kemudian,semua fokus memperhatikannya. “Hatiku, kembali berdebar lagi akhirnya. Kau sangat manis, dan menakjubkan, disetiap…sudut mataku. Aku tertarik padamu…”

“UWAAA SUNG YEOLLL!!!!!!”

“SUNG YEOLL SARANGHAEE OPPA!!!!!!”

Sung Yeol tersenyum lagi dengan menampakkan sebagian deretan gigi atasnya. Memetik senar gitar sesuai dengan alunan yang ada didunia pikirannya.

Semakin lama Senyum mu itu berubah Maut bagiku

Teriakan histeris kembali menggema suasananya.


Ketika seorang pesaing datang merebutmu dihari itu
Dengan beberapa kesesakan Ini
Untuk sementara langkahku Akan terhenti mendekatimu


Sudah ku katakan sebelumnya akan waktu ini
Dalam waktu ini keajaiban yang menakjubkan akan dimulai
Aku ingat disaat waktu itu kau membuat kesesakan didalam sini
Sungguh sesak, langkahku pudar mendekatimu
Bagaimanakah seseorang dapat menahan kegilaan ku pada wanita ini
Tidak akan dan tidak pernah
Aku berjanji tidak akan peduli kepada seseorang yang ingin menghalangiku
Untukmu hai wanitaku, aku bersamamu


REFF . Hatiku kembali berdebar lagi akhirnya
Kau sangat manis dan menakjubkan disetiap sudut mataku
Tak ternilai tak terkira dengan apapun tetap hanya kaulah yang satu-satunya
Wanita yang kucintai dan dicintai olehku
Surya berbinar, bintang menjemput kita dalam keterangan sinar pancarannya
Aku disini tidak sanggup menahan hasratku akan cintamu
Sungguh ku tak sanggup menahan kebahagiaan cinta bersamamu wanita ^


*Rap* Sudah ku katakan sebelumnya akan waktu ini
Dalam waktu ini keajaiban yang menakjubkan akan dimulai
Aku ingat disaat waktu itu kau membuat kesesakan didalam sini
Sungguh sesak, langkahku pudar mendekatimu
Bagaimanakah seseorang dapat menahan kegilaan ku pada wanita ini
Tidak akan dan tidak pernah
Aku berjanji tidak akan peduli kepada seseorang yang ingin menghalangiku
Untukmu hai wanitaku, aku bersamamu


REFF . Hatiku kembali berdebar lagi akhirnya
Kau sangat manis dan menakjubkan disetiap sudut mataku
Tak ternilai tak terkira dengan apapun tetap hanya kaulah yang satu-satunya
Wanita yang kucintai dan dicintai olehku
Surya berbinar, bintang menjemput kita dalam keterangan sinar pancarannya
Aku disini tidak sanggup menahan hasratku akan cintamu
Sungguh ku tak sanggup menahan kebahagiaan cinta bersamamu wanita ^


Rasa syukur kau hadirkan dia untukku
Mengisi kembali kekosongan yang pernah ku alami cukup lama
Gantungkan hatimu padaku, pegangkan tanganmu padaku
Aku disini selalu dan terus berlanjut menemanimu
Menemanimu tanpa kulihat beberapa kekuranganmu
Aku tertarik padamu


REFF . Hatiku kembali berdebar lagi akhirnya
Kau sangat manis dan menakjubkan disetiap sudut mataku
Tak ternilai tak terkira dengan apapun tetap hanya kaulah yang satu-satunya
Wanita yang kucintai dan dicintai olehku
Surya berbinar, bintang menjemput kita dalam keterangan sinar pancarannya
Aku disini tidak sanggup menahan hasratku akan cintamu
Sungguh ku tak sanggup menahan kebahagiaan cinta bersamamu wanita ^
Aku tertarik pada mu~



“SUNG YEOLL!!!! OPPA WE LOVE YOU!!!!” kata sekelompok siswi yang histeris tadi. Semua sudah pasti ikut bertepuk tangan karena penampilan Sung Yeol benar-benar memukau.

“BERI TEPUK TANGAN SEKALI LAGI!!!” tambah MC menyeruakkan lagi kegembiraan tepuk tangan diantara semua penonton. Tiba-tiba leader Infinite dan diikuti oleh semua personilnya itu berjalan menghampiri panggung terdepan.

“Apa kau menciptakan lagu ini sendiri? Apa judulnya?” tanya sang leader.

“Benar Hyung. Judulnya ‘Attracted To You’.” Jawab Sung Yeol berbinar-binar.

“Manager kami langsung tertarik dengan lagumu. Dia memberitau pada kami dan management kami. Apa kau bersedia jika lagumu itu kami nyanyikan kembali, tentunya bersama dengan MVnya juga?”

“Kau serius hyung??” tanya Sung Yeol tak percaya.

“UWAAAAA SUNG YEOOLLLL!!” (lagi-lagi histeris*)

“Serius. Bersedia?”

“IYA!”

“…Karena kau sangat baik menyanyikannya, feelmu benar-benar tersampaikan. Manager kami terpukau, apalagi kami.”

“Selamat Sung Yeol, kau akan jadi bintang.” Tambah si MC.

“UWAAAAA SUNG YEOL OPPA!!! LOVE YOUUUU!!!”





END
*Author Lega! Huwahahaha :D *
*Para readers, kalian lega kan? bahagia juga kan :D *
*Sama! Baekhyun juga :P *


Tidak ada komentar:

Posting Komentar