Author
: @Shin_MR
Tittle
: Attracted To You
Genre
: Romance, School Life, Drama Musical
Length
: TWO SHOT
Main
Cast : LEE SUNG YEOL -- PARK SEO JIN (OC) --
JANG DONG WOO
This
story I show for special day Sung Yeol Birthday on 27th August…and
of course you too…
*ATTRACTED TO YOU* Chapter 2 END *I’M
SERIOUS ;)
Drrttttt…drrttttt…drrrtttt…drrrtttt…
“Aish!!!
Berisikk!!”
rutuk
Sung Yeol terbangun oleh alarm getar dari ponselnya. Sung Yeol mengusap-usap
kedua matanya lalu mengedipkan matanya berkali-kali untuk mengembalikan
kesadarannya di pagi itu.Sung Yeol meraih ponselnya dan menyalakan layarnya
yang mati itu, “Hah jam setengah 6??!!!” kagetnya menyadari ia bangun
kesiangan.
Sung
Yeol segera menata buku-bukunya ke dalam tas lalu berlarian pergi mandi. Saking
terburunya ia sempat terpeleset karena handuknya jatuh dilantai beralas kayu
itu.
Setelah
mandi, Sung Yeol melihat jam di ponselnya lagi, maklum di rumah itu tidak ada
jam dinding atau jam meja lainnya. “kurang 20 menit lagi??!!” pekiknya semakin
terburu-buru memasang seragam sekolahnya.
Tidak
lupa dengan ponsel dibawanya, di depan pintu keluar ia tetap belum rapi. Sung
Yeol memakai sepatu sambil berjalan. Memasang rompi dan jas sekolah saja belum.
“Pita melayang?” herannya ketika menyadari sepertinya ada seseorang dibalik
tembok papan blok rumahnya itu. dan, Sung Yeol berhasil rapi ketika langkahnya
sudah didepan pintu pagarnya.
“Hah
hantu!” seketika Sung Yeol menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
“Sung
Yeol-ah!” teriaknya secara bersamaan “Ini aku.”
Sung
Yeol membuka wajahnya dan tersenyum garing. Lalu ia menyembunyikan kedua
tangannya ke dalam saku. “Seo Jin-ah?...sejak kapan kau ada disini? Kenapa
sepagi ini?”
“aku…”
Seo Jin nampak gugup dengan menggigit bibir bawahnya. “sejak 10 menit yang
lalu.”
Sung
Yeol kaget “Ha? Lama sekali…” Sung Yeol mengunci pintu pagarnya. “Dari mana kau
tau rumahku?”
Lagi-lagi
Seo Jin menggigit-gigit bibirnya, “Dari sonsaengnim…wali kelas kita.”
“Apa?!”
heran Sung Yeol mengeluarkan ekspresi yang mengerikan. Lalu ia berdehem, “Ayo
sambil jalan.”
Sung
Yeol menengok ke samping kiri kanannya tapi tak ada Seo Jin. Saat ia menengok
ke belakang, ternyata Seo Jin masih berdiri gugup di tempat tadi. “Seo Jin-ah
ayo jalan.Nanti kita terlambat.” Peringat Sung Yeol agak berteriak.
“Ah,
iya, mianhae.” Lantas Seo Jin berlari kecil ke arahnya.
.
.
Ketika
itu mereka tengah duduk berdampingan di dalam bus kota.
“Sebenarnya
ada apa kau merepotkan diri sendiri?” Sung Yeol menarik nafas. “Kalau kau mau, tinggal SMS saja. aku
kan bisa menjemputmu dari rumah.”
Seo
Jin terlihat ingin menanggapi semua kata-kata Sung Yeol. Namun otaknya tengah
beku memikirkan ancaman Dong Woo nanti malam. Lalu dengan perlahan Seo Jin
membuat jemari-jemarinya menggenggam jemari kekar Sung Yeol.
Keadaan
hening dan tenang diantaranya, mereka seperti merasakan suasana satu sama lain
melalui genggamannya. Lama-kelamaan itu juga, Seo Jin tiba-tiba menyandarkan
kepalanya dibahu Sung Yeol.
“Jangan
tidur sekarang.” Ujar Sung Yeol lembut ketika genggamannya itu merasakan bahwa
perempuan yang menggenggamnya itu sedang menutup mata.
Seo
Jin makin memperkuat genggamannya itu. selain itu Seo Jin juga tersenyum penuh
kelegaan dibahu Sung Yeol. “Aku berharap, genggaman ini bisa ku rasakan kapan
pun aku mau.”
Antara
takut salah menyikapi atau malu menyikapi perasaannya. Keduanya tidak beda
tipis, itulah respon Sung Yeol atas kata-kata yang diucapkan bibir mungil milik
Seo Jin itu.
“Sung
Yeol-ah…”
“hm?”
Sung Yeol bangkit dari sandarannya dan menoleh
“nanti
jalan denganku ya…?”
“ka…kapan
memangnya?” tanya Sung Yeol lebih jelas, suhu tubuhnya pun terasa makin
memanas.
“tubuhmu
tiba-tiba memanas,apa kau sakit?” Seo Jin terkekeh.
“tidak…”
jawab Sung Yeol makin gugup
“sepulang
sekolah sampai senja, kau mau kan?”
“mau”
jawabnya tanpa pikir panjang, seketika Sung Yeol tersadar “eh tapi jangan
jauh-jauh. Nanti kau bisa dapat hukuman dari Dong Woo karna terlambat datang.”
Seo
Jin mengerucutkan bibirnya “merusak suasana…”
“bukan
itu maksudku… tapi aku mengkhawatirkanmu dan takut kau menangis disana.”
Seo
Jin terbelalak, ia tertunduk tidak bisa menjawab apalagi.
Sung
Yeol menggenggam tangan Seo Jin dengan kedua tangannya. “beritahu aku dimana?”
Seo
Jin tersenyum geli, “kita ke tempat yang jauh dari kawasannya Dong Woo. Kau tau
kan…”
“ah
aku tau…” Sung Yeol tiba-tiba menjentikkan jari, Seo Jin menatapnya antusias.
“pasar Myamdong…hahaha, benar kan?”
Seo
Jin terkekeh lagi “otakmu pintar juga.”
.
.
“Terima
kasih Seo Jin, silahkan duduk.” Ujar sonsaengnim seusai Seo Jin menyelesaikan
soal-soal yang ada di papan tulis.
Sejak
dari tubuhnya berbalik, sudah lama itu juga Dong Woo terus memberikan tatapan
sinis padanya. Dan kali ini Seo Jin berjalan menuju bangkunya yang harus
melewati celah dipinggir Dong Woo, tatapan itu semakin kuat dirasakan.
“Jangan
lari dari kontrakmu, kau ingat?” lirih Dong Woo membuat Seo Jin seketika
berhenti tepat di sebelah bangku namja itu.
Seo
Jin menelan ludah dengan tertahan, perlahan itu tangan Seo Jin mengepal kuat.
Karena kondisi kelas sedang hening, tidak memungkinkan bagi dirinya menegur
namja itu meskipun dengan lirih. Maka Seo Jin hanya melirik Dong Woo dengan
mata membunuh.
“Ada
masalah Seo Jin?” tanya sonsaengnim membuat Seo Jin terbelalak terkejut.
Nafas
Seo Jin pun sempat tertahan, kemudian Seo Jin berbalik kepada sonsaengnimnya.
“Tidak ada, hanya saja ku kira tali sepatuku lepas.”
Dong
Woo tersenyum kemenangan seiring Seo Jin berjalan lebih cepat menuju bangkunya.
“Kasihan sekali.” Seakan Seo Jin mendengar perkataannya, sebuah penghapus
mendarat di kepalanya. Dong Woo menoleh dan Seo Jin memberi tatapan dendam.
“Dong
Woo perhatikan pelajarannya!” peringat sonsaengnim meskipun sedang menghadap ke
papan.
Dong
Woo mengumpat dalam hati. Lalu Dong Woo meremukkan kertas di kolom mejanya,
namja itu menyodorkan kertas itu di depan matanya. Dong Woo berpikir, enaknya
dilemparkan ke siapa.
Dan…Dong
Woo menemukan orangnya.
Dilemparnya
kertas itu begitu menolehnya. Orang yang dilemparinya kertas itu juga menoleh
penuh tanya pada Dong Woo. Lalu, Dong Woo membalasi orang itu dengan isyarat
dan tatapan ‘aku mengawasimu Sung Yeol!’
KRIIIIIINGGGGG
“SUNG
YEOL-AH, AYO PULANGG…” teriak Seo Jin dari bangkunya.
“O.
I,iya iya. Ayo.” Jawab Sung Yeol seperti orang bodoh.
Sung
Yeol berdiri dan Seo Jin sudah menggandeng lengan Sung Yeol tanpa izin. Baru
melangkahkan tiga langkah, tiba-tiba Sung Yeol ditarik dan dilemparkan ke
tembok kelas.
“Aku
sudah katakan dari tadi, aku. Mengawasimu!!” bentak orang itu ternyata Dong Woo
“DONG
WOO!!” Teriak Seo Jin mendarah daging. “Apa yang kau lakukan ha?!! Kau kejam!
Kau banci! Dasar keparat!!”
“Diam
kau!” bentak Dong Woo seraya mendorong Seo Jin hingga terjatuh ke lantai.
“Seo
Jin!” Sung Yeol langsung menyingkirkan Dong Woo dan segera membantu yeoja itu
untuk bangun, “Mana yang sakit?” Seo Jin membalas dengan gelengan dan mata yang
sayu. “Matamu sayu, gelenganmu mencurigakan. Kita ke UKS saja, akan ku temani
sampai baikan ya??” tawar Sung Yeol dengan paniknya.
“Pergi
saja ayo…” lirih Seo Jin ke telinga Sung Yeol. Pemandangan seperti itu semakin
membuat Dong Woo kesal. Perlahan Sung Yeol mentatih Seo Jin dan ketika mereka
berdua keluar kelas. Terdengar Dong Woo membanting meja dan berteriak kesal.
.
.
“Hari
semakin gelap ya?” tanya Sung Yeol seusai mengantarkan Seo Jin ke suatu stan
toko baju terbesar di kawasan itu.
“Benar,
tak terasa dari tadi kita berjalan-jalan dan hanya mengantarku membeli
pakaianku. Ternyata sudah segelap ini.” balas Seo Jin sambil menatap langit.
Kemudian sebuah objek menahan pandangannya. Setelah itu Seo Jin melihat Sung
Yeol bahagia. “Sung Yeol-ah, kita ke tempat itu ya?” ajak Seo Jin ke bangku
dibawah sebuah pohon bunga.
“Kesana?
Kita harus menyewa perahu dulu. Sewanya pun mahalll Jin-ah.”
“Gwenchana,
aku masih punya cukup uang. Ayo.”
“Seo
Jin…” katanya cemas.
“Sudah,
ayoo.”
Ketika
mereka menaiki perahu yang dianggap Sung Yeol mahal itu, saat itu juga Seo Jin
terus menyungging senyum kepuasan selama perahunya berjalan. Sementara Sung
Yeol menatap air-air dibawah perahunya dengan cemas. Jelas tidak mungkin jika
Seo Jin tidak mengetahui namja disampingnya itu bermood tidak bagus.
“Apa
yang kau cemaskan Yeol-ah?” tanya Seo Jin sambil merangkul punggung namja itu.
“Tidak
ada. Hanya saja…”
“Hanya
saja kenapa Sung Yeol??” tanya Seo Jin berbalik antusias.
“Hanya
saja…aku takut tidak bisa membalas semua ini dengan sepadan.”
Jawaban
Sung Yeol yang polos membuat senyum antusiasnya berubah lenyap. “Jangan
cemaskan itu. aku tidak memberatkanmu sama sekali.”
“WOAAHH~~
tidak ku sangka aku bisa kesini!!” teriaknya dengan senang sambil berlarian
menggandeng tangan Sung Yeol. Sung Yeol tidak memperdulikan topik apa yang
dimaksud yeoja itu, melainkan memperdulikan ada apa tangannya berlari
menggandengku?
“Ah~
aku sangat senang sekali pergi kesini tidak sendirian.” Ungkapnya lagi dengan
senyum termanis ke Sung Yeol.
Sung
Yeol menoleh kaget dan lantas langsung tersenyum kecil.
“Mian.”
Kemudian
mereka diam, tidak melanjutkan percakapan yang terhenti di Seo Jin. Sung Yeol
yakin sebenarnya Seo Jin bukan tidak merespon. Hanya yeoja itu sedang terlarut
dalam keterpesonaannya pada tempat ini.
“Aku
sangat senang kesini…bagiku, tidak ada tempat sedamai seperti ini…”
“Meskipun
di depan ramai seperti ini?” tanya Sung Yeol perlahan mengikuti topik yang
dibahas.
“Benar.”
Yeoja itu tersenyum memandang lurus ke
sungai besar di hadapannya.
“Sepertinya
tempat ini menyimpan kenangan indah, benar kan?”
“Ne…ini
tempat pertama kali aku jatuh cinta pada air. Percaya atau tidak, aku
sebenarnya takut air. Itu berlanjut dari aku berumur 2 tahun. Tapi setelah
tempat ini, aku benar-benar jatuh cinta dan akhirnya aku tidak takut
lagi…terakhir kali aku kesini, aku sangat berharap bisa datang bersama orang
yang ku sayangi…” ia berhenti sejenak menjeda penjelasannya, tak terasa setetes
air turun dari matanya lalu membasahi pipi manisnya. “yah!aku terlalu banyak
berharap. Aku tidak tahu dosa apa yang terjadi di kehidupan lampau pada diriku.
Ini selalu terjadi…mereka selalu tidak bisa menemaniku kesini…”
“Seo
Jin…”
“aku
baik-baik saja…mereka hanya bisa mengantar dan menjemputku…” air matanya
perlahan makin deras. Kemudian barulah ia mengusap air matanya meski tidak
membuat pipinya kering. “mereka lebih baik seperti itu…harusnya aku bersyukur
,benar kan…bukannya malah menyindirnya seperti ini. bodoh sekali. Hehe.”
Sung
Yeol menghapus semua air mata yang turun di pipi Seo Jin.
Seo
Jin mengerjap-ngerjapkan matanya. Reflek, wajar saja. bagi dirinya tidak ada
namja yang berani menghapus air matanya seperti dia.
“Mari
kita tersenyum. Cobalah. Ayo…” himbau Sung Yeol dengan anggukan dan senyum yang
menguatkan hati untuk siapapun yang melihatnya.
Senyum
itu akhirnya terealisasikan, yah. Senyum Seo Jin yang lebar dengan cerianya.
“Terima kasih.” Katanya sambil menapakkan tangannya diatas tangan Sung Yeol.
“Sung
Yeol-ah, semakin aku mengenalmu ternyata itu…membuatku jatuh cinta padamu.”
Sung
Yeol tercekat, “N…ne??” Sung Yeol makin tak menyangka, yeoja di depannya itu
tiba-tiba mengecup singkat bibirnya meskipun keadaan di sekitar mereka termasuk
ramai.
“Terima
kasih lagi,aku lega bisa memberikannya pada orang yang tepat. Ku harap…kau
tidak membenciku setelah ini dan, aku akan baik-baik saja jika kau tidak
membalas perasaanku.” Ungkap Seo Jin dengan menunduk malu dan takut. Setelah
itu ia berdiri dan mencoba untuk sedikit menjauh.
“Kenapa
berdiri? kau mau kemana?” tanya Sung Yeol dingin dan mencengkram pergelangan
tangan Seo Jin.
“……”
Sung
Yeol akhirnya ikut berdiri, masih dengan posisi mencengkram pergelangan tangan
kecil yeoja tersebut. “Sudahlah kau jangan pergi. Dengar saja apa yang mau ku
katakan…” Ditatapnya yeoja itu dengan serius, seakan ia memberi jeda. “…Aku
menyukaimu sejak pertama pensilmu jatuh didekat kakiku. Semakin lama,kau tau
aku makin menyukaimu Seo Jin-ah. Aku menyukaimu…”
“Apa…?Kau…”
“Iya,aku
menyukaimu. Aku baru mengatakannya sekarang karena aku penakut. Maafkan aku.
Aku tidak bermaksud mengejutkanmu,sungguh.”
Seo
Jin kemudian melangkah maju dan memeluk
Sung Yeol dengan wajahnya yang tersenyum. “Aku senang karenamu Sung Yeol-ah.
Sungguh, ini bukan karena kau yang penakut. Aku sudah sangat bersyukur kau
mengatakannya sebelum aku take syuting dengan Dong Woo. Kau tau bisa saja Dong
Woo sengaja mencuri ciuman pertamaku berkali-kali dengan alasan sutradaranya
yang menyuruhku bukan?”
“Pikiranmu
jauh sekali Park Seo Jin-Park Seo Jin.” Sung Yeol tertawa sambil merenggangkan
pelukannya agar memudahkannya mengacak-acak rambut Seo Jin.
“Bisa
kita melakukannya lagi lebih lembut?”
“Hah?apanya
yang lebih lembut?” tanya Sung Yeol mulai lagi telat mikir.
“Ini
sama…” Seo Jin menunjuk ke bibirnya sendiri lalu “…itu.” lalu menunjuk ke
bibirnya Sung Yeol.
“Bisa
saja, nanti tinju aku kalau kau tidak tahan lagi kehabisan nafas yah.” Sung
Yeol tertawa dan bersiap meraih bibir Seo Jin yang amat manis tadi.
Hatiku kembali berdebar lagi akhirnya
Kau sangat manis dan menakjubkan disetiap sudut mataku
Tak ternilai tak terkira dengan apapun tetap hanya kaulah
yang satu-satunya
Wanita yang kucintai dan dicintai olehku
Surya berbinar, bintang menjemput kita dalam keterangan
sinar pancarannya
Aku disini tidak sanggup menahan hasratku akan cintamu
Sungguh ku tak sanggup menahan kebahagiaan cinta bersamamu
wanita
[Shin_MR – Attracted To You]
.
.
“Bagus
juga sayang, kau tidak lari dari janjimu padaku.” Sambut Dong Woo saat Seo Jin
datang dilantai teratas gedung JSW pada malam itu.
“Lepaskan
basa-basimu mau memelukku Dong Woo.” Balas dingin Seo Jin lebih menghindar
ketika Dong Woo hendak memeluknya.
“Uuuuh…dingin
sekali kata-katamu sayang. Kau hampir membuatku semakin gila menyukaimu.”
Lalu
Seo Jin melihat seseorang membawa pakaian yang sepertinya akan disewakan
untuknya dan beberapa alat kecantikan. “Ahjusshi, apakah baju itu nanti untuk
kupakai.”
“Iya,”
“Baiklah
ahjusshi, bisakah aku bersiap sekarang.”
“Oh
iya silahkan.” Seo Jin memilih mengacuhkannya daripada harus berdebat dengan
Dong Woo
.
.
Ketika
take scene sudah berlangsung hingga setengah lagu, semua kru telah diberi
istirahat selama 15 menit. Setelah selesai, seluruh kru bergegas kembali karena
sutradara sudah membentaki mereka semua untuk menyelesaikan take selanjutnya.
“Nah
Seo Jin,skripnya seperti ini kau harus bisa menghayatinya. Tapi jika kau tidak
bisa menghayatinya dengan betul-betul. Maka aku akan memintamu mengulang lagi
take-nya,oke?”
“Baiklah
tuan Miyamoto. Mohon bimbingannya.” Ungkap Seo Jin mengerti dengan sutradara
yang sudah dikenalkannya oleh sang penata rias. Seo Jin sudah melangkah ke
tempat yang dishoot depan kamera.
“Take!
Tiga…Dua…Satu…Action!”
Ije urineun Sijagha giman hamyeon
dweneun geol
Oh~ Attracted to you~ Nal ildaero
Neoreul nohchil suneun eobseo…
Sihgani eobseo~ Duryeob damyeon yeogi
nae soneul ja~ba~
“CUT
CUT CUT!” perintah sutrada menghentikan adegannya. “Seo Jin, harusnya kamu
beradaptasi seolah-olah Dong Woo adalah kekasihmu. Itu akan memudahkanmu untuk
melakukan scene berciuman lembut dengannya.”
“Mengerti
tuan Miyamoto, tapi tadi Dong Woo melakukannya terlalu kasar.”
“Sudah-sudah,
kita ulangi saja dari bagian lirik Nal ildaero. Bersiap! Take,
tiga…dua…satu…action!!”
Nal ildaero Neoreul nohchil suneun
eobseo…
Sihgani eobseo~ Duryeob damyeon__
Seo
Jin benar-benar merasakan bahwa ciuman Dong Woo terlalu kasar baginya. Ini
tidak sesuai dengan skrip yang ada_pikirnya. Saat itupun Seo Jin harus
melepaskan kasar adegannya meski liriknya belum selesai dengan tepat.
“CUT
CUT CUT! Ada apa ini? kenapa kau menghentikan sebelum lirik jaba?” kali ini
sutradara lebih kesal dibanding sebelumnya.
Seo
Jin menghampiri sutradara dengan kesalnya. “Tuan Miyamoto, Dong Woo
melakukannya sangat tidak nyaman. Bibirku sampai perih dibuatnya terlalu kasar.
Ini tidak sesuai skrip, aku mau break!” lalu Seo Jin duduk dikursi kosong yang
tidak jauh dari sutradaranya. Ia masih menekuk masam wajahnya.
“Benar
seperti itu Dong Woo?” tanya sutradara berpura-pura membela Seo Jin.
Dong
Woo tertawa malu, “Maaf sutradara,aku terlalu menikmatinya habis…dia terlalu
manis kalau tidak kuciumi kasar.”
“Ah
sudah…take selanjutnya kau harus lebih professional lagi.” lalu sutradara
melambaikan tangan pada salah satu kru “Gil, berikan yeoja itu ice cream agar
bibirnya cepat pulih.”
Seorang
yang dipanggil Gil tadi mengangguk dan berlari terburu-buru memberikan
setangkai ice cream pada yeoja yang menjadi cameo diproject itu. lalu Gil
berlari kembali menuju sutradaranya. “Sudah kuberikan padanya tuan.”
“Yasudah,kita
break dulu sambil menunggu Seo Jin menghabiskan ice creamnya oke.” Ungkap
sutradara itu menggunakan pengeras suara yang disampingnya tersebut.
.
.
.
Sung
Yeol sedang asyik sendirian menikmati keseruan di game playstationnya. Kemudian
ponselnya berdering panggilan. “Siapa yang menelpon pagi-pagi seperti ini?”
diraihnya ponsel itu lalu dia terkejut melihat nama Seo Jin yang tertera
disana. “Ya Seo Jin ada apa?”
“Yeollie-ah…aku
lelah…aku sudah ada didepan pagar rumahmu. Boleh aku menumpang sejenak?”
Segera
itulah Sung Yeol langsung melempar ponselnya ke sofa disampingnya dan
cepat-cepat keluar menuju pagar rumahnya. Betapa dua kali lipatnya Sung Yeol
terkejut melihat yeoja itu bersandar letih dipagarnya.
Sung
Yeol membuka pagarnya dan memapah segera tubuh yeoja itu ke dalam rumahnya. Ia
membaringkan yeoja itu ke sofa panjang miliknya dan tidak lupa mengambilkan
segelas air putih untuknya.
“Aku
baru tau kalau kau bisa pulang jam 2 pagi seperti ini Seo Jin-ah.”
“Kau…menyindirku
kan Yeollie?”
“Tentu
saja tidak, aku hanya beropini dan bertanya kenapa kau bisa pulang sepagi ini.
apa kau tidak kedinginan dan lelah Seo Jin-ah?” Sung Yeol membelai puncak
kepala yeoja itu.
“Dong
Woo keterlaluan yeollie-ah…dan juga, sutradara Miya…mereka,membuat tubuhku
hancur kelelahan.”
“Hah?
Siapa siapa Seo Jin-ah, katakan sutradara siapa?” namun Seo Jin tidak menjawab
dan sudah memejamkan mata. “Jangan-jangan sutradara Miyamoto kan?”
“Ne…kau
benar yeollie. Mereka menyuruhku minum soju bersama meskipun hanya dua
cangkir…lalu,aku…dibayar seamplop tebal oleh Miyamoto yang…aku tidak tau berapa
jumlahnya…” Seo Jin tertahan sejenak karena dirinya merasa hendak muntah,namun
nyatanya tidak. “Sung Yeollie, bisa kau hitungkan uangnya untukku…”
Sung
Yeol meninggalkannya sebentar,ia bermaksud mengambil perban kompres untuk Seo
Jin. Setelah didapatnya,lalu Sung Yeol membuka segel perban kompres tersebut.
“Akan
kuhitungkan untukmu…kau,tenang saja…” setelah ia menempelkan kompresnya pada
kening Seo Jin, Sung Yeol melihat sebuah bekas luka dibibir yeoja itu.
“Jin-ah,bibirmu baik-baik saja?kenapa disana ada bekas luka.”
Dengan
matanya yang terpejam, Seo Jin mencari-cari kemana tangan Sung Yeol dengan
perabanya. Lalu,ia genggam tangan namja itu didekat pipinya. “Awalnya sangat
sakit…Dong Woo terlalu kasar menciumku berulang kali dalam scene yang
sama…tapi,aku tetap saja tidak rela dia melakukan itu sampai bibirku perih
yeollie-ah.” Seo Jin menangis dan langsung menarik Sung Yeol untuk didekapnya.
Sung Yeol jelas saja terkejut,perlakuan Seo Jin tidak biasa seperti yeoja lain
pada umumnya berpacaran.
Sayang
sekali aku tidak bisa berciuman lagi dengannya sampai dia sembuh__kata Sung
Yeol dalam hati sambil menelaah apa yang tengah terjadi padanya sekarang.
“Tenang
saja, kita tetap bisa berciuman setiap kali diinginkan…” ungkap Seo Jin tepat
ditelinga Sung Yeol yang memang dekat dengan mulutnya, Sung Yeol heran kenapa
seakan-akan Seo Jin bisa membaca pikirannya.
Sung
Yeol mencoba tertawa(hambar) “Kau pasti sedang mabuk akibat pengaruh soju…jadi
beristirahatlah Seo Jin-ah. Aku…akan menunggu disampingmu.”
“Hm…selamat
malam chagiya. Aku...aku mencintaimu Yeollie…” Seo Jin berbaring membelakangi
Sung Yeol yang terduduk memandangi dirinya dari samping. Namun, Seo Jin kembali
menghadap kearah Sung Yeol. “Besok kita sekolah siang bukan?” Sung Yeol
membalasnya dengan anggukan. “Oke. Besok bisa antar aku pulang kerumah. Kau mau
kan Yeollie-ah?”
“Tentu,
sudah tidurlah.” Sung Yeol memberinya senyuman.
“Kasih
aku sleeping kiss dulu.”
“Apa?”
“Iyah…ciuman
sebelum tidur. Ayolah,tidak apa kalau cuman sedetik saja.”
Rasa syukur kau hadirkan dia untukku
Mengisi kembali kekosongan yang pernah ku alami cukup lama
Gantungkan hatimu padaku, pegangkan tanganmu padaku
Aku disini selalu dan terus berlanjut menemanimu
Menemanimu tanpa kulihat beberapa kekuranganmu
Aku tertarik padamu
[Shin_MR – Attracted To You]
.
.
.
“Seo
Jin-ah, bangun…ayolah Jin-ah bangun. Sekolah akan masuk satu jam lagi
chagiya…ayo.” Kata Sung Yeol menepuk-nepuk lengan Seo Jin agar terbangung.
Seo
Jin bergeliat, “Hm, kita membolos saja ya. Aku lelah yeollie…” lalu ia duduk
dengan mata terpejamnya.
“Aku
sudah membuatkanmu masakan, apa kau tega membiarkannya dimakan semut?” ungkap
Sung Yeol dengan nada cemas.
Seo
Jin berjingkat, “Yang benar kau memasak?” Sung Yeol menganggukkan bangga. Lalu
Seo Jin berdiri dan langsung menggandeng Sung Yeol, “Ya sudah ayo makan, aku
sangat penasaran.”
“Sung
Yeollie…” panggil Seo Jin ditengah makanannya. Sung Yeol mendongak dengan
tatapan ada apa. “Kau sangat menolongku di masa ini sayang. Aku…ingin membalas
padamu. Kau…buatlah MV itu bersamaku. aku akan membayarnya dengan sisa gajiku
kemarin. Kau mau kan?”
Gerak
Sung Yeol tertahan karenanya, “Serius? Bukannya lebih baik kau tabung saja sisa
gajimu itu Jin-ah.”
“Ayolah
Yeollie, ku mohon. Ini tidak etis kalau aku punya kenangan MV dengan namja yang
bukan kekasihku. Sementara itu aku tidak punya kenangan yang sama dengan
kekasihku. Aku akan menderita kalau kenangan Dong Woo yang kuingat sayang…”
“Ba…Baiklah.”
“Kita
pakai sutradara tuan Miyamoto saja ya Yeollie-ah. Kelihatannya MV kita akan
lebih bagus hasilnya.”
Sung
Yeol mengusap puncak kepala Seo Jin, “Terserah kau saja chagiya.”
.
.
.
Hari
itu adalah pengumuman resmi kontes cover MV Infinite – Inception tersebut.
Semua berkumpul diauditorium SMA Jung Woo Lim. Seluruh peserta dan murid
lainnya sangat terkejut bahagia. Tak disangka oleh mereka boyband terkenal itu
datang ke sekolah mereka. Selain itu,berita baiknya ada hadiah tambahan yang
sengaja dirahasiakan sejak awal kontes dibuka.
“saatnya
kami umumkan sekarang. Untuk pemenang nominasi kategori konsep music video
dance version dimenangkan oleh T-Yu…nominasi kategori music video drama version
dimenangkan oleh…Jang Dong Woo dan Park Seo Jin. Nominasi kategori music video
terfavorit ialah dimenangkan oleh…Lee Sung Yeol dan Park Seo Jin. Diharap
pemenang nominasi ke atas panggung.”
Seo
Jin dan Sung Yeol yang duduk bersama di salah satu tempat duduk untuk pemain
basket itu sumringah. Terlebih Seo Jin yang menatapnya penuh bahagia. “Sung
Yeol-ah…kita,kita menang.” Ujar Seo Jin lalu memeluk leher Sung Yeol.
Sung
Yeol tersenyum dan memejamkan mata sejenak, “Bukan kita saja, tapi terlebih ini
kemenanganmu Park Seo Jin.” Sung Yeol lalu mencengkram lembut bahu kekasihnya
itu, “Ops! Aku lupa memperingatkanmu bahwa sekarang aku sangat grogi, terlebih
lagi anak-anak melihat perlakuanmu seperti ini Jin-ah…”
Seo
Jin melepas pelukannya dan menunduk malu, “Yeollie..sudahlah…” Seo Jin
menggigit bibir bawahnya sendiri.
Sung
Yeol mengusap gemas puncak kepala Seo Jin. Kemudian ia gandeng kekasihnya itu
menuju panggung untuk menerima kemenangannya…dan kemenangan mereka.
“Kepada
ketua OSIS dan leader INFINITE silahkan memberikan hadiah pada para pemenang.”
Kata sang MC.
Setelah
ketua Osis dan leader Infinite memberikan piala beserta merchandise
bersama-sama kepada T-Yu, Jang Dong Woo, Park Seo Jin, dan Lee Sung Yeol
tentunya, semua siswa dan staf pengajar yang menonton memberi tepuk tangan
meriah. Semua berbahagia, hanya satu orang yang tidak terlalu bahagia berdiri
di atas panggung.
“Selamat
Dong Woo, impianmu tercapai ,bukan?” kata Seo Jin yang berdiri disamping kiri
Dong Woo saat namja itu menerima piala dan piagamnya.
Dong
Woo mendengus kesal dan berpura-pura tersenyum palsu pada hamparan penonton
didepan panggung. “Cih. Kau akan menyesal mencampakkanku . Akan juga ku buat
Sung Yeol gelisah sepanjang harinya. Aku bersumpah!” meski berbisik, suara itu
jelas menusuk telinga Seo Jin.
“Oh?
Begitu? Kami, akan menanti hari lelahmu merealisasikan sumpahmu Jang Dong Woo.
Iya kan Sung Yeol-ah?” Seo Jin beralih menengok Sung Yeol.
Sung
Yeol tertawa hambar, sifat polosnya pun kembali. “Ha-ha-ha, iya.”
“Dipersilahkan
untuk para pemenang memberi sedikit pidato singkat.” kata MC setelah semua
penghargaan sudah ditangan para pemenang.
“Aku
tidak ingin pidato.” Kata Dong Woo pada MC dan langsung turun panggung.
“Noona,
giliranku kuminta saat yang lainnya selesai.”ujar Sung Yeol mendekat pada MC.
“Oh
kenapa?”
“Sini.”
Ucap Sung Yeol mengisyaratkan agar telinga MC mendekat padanya. Sung Yeol pun
berbisik sejelas mungkin sambil menutupi gerak mulutnya dari samping dengan
kedua tangannya.
“Ah,
arasseo. Kau boleh.” Balas MC mengangguk kuat.
Setelah
T-Yu yang anggotanya sendiri ada 6 orang itu berpidato, meski dengan sedikit
air mata bahagia yang keluar dari salah satu membernya. Seo Jin nampak tak
sabaran ingin berpidato akan kebahagiannya. Sung Yeol terlihat sangat santai.
Malah namja itu berdiri agak kebelakang dengan barisan para anggota boyband
Infinite.
“Sung
Yeollie, ayo?” Kata Seo Jin menghampiri Sung Yeol.
Sung
Yeol tersenyum, membalikkan punggung Seo Jin lalu mendorongnya pelan. “Kau saja
dulu, ungkapkanlah kebahagianmu sendiri. aku bisa menyusul, sayang…”
“Cieeeeeee~”
timpal para personel Infinite yang berdiri tak jauh dari Sung Yeol.
“Hyung…”
Tampaknya
dengan jawaban tanpa pilihan, Seo Jin harus merelakan Sung Yeol untuk ia
berpidato sendiri. saat Seo Jin sibuk mengungkapkan pidato spontannya, bahkan
ada beberapa kata-kata yang membuat semua orang yang mendengarnya menjadi
terbahak-bahak, ada juga kata-kata yang membuat mereka bertepuk tangan padanya.
Saat itulah Sung Yeol sudah mempersiapkan apa yang akan menjadi pidatonya.
“Sudah
siap?” bisik MC menghampiri Sung Yeol yang memeluk gitar.
“Sudah,noona.”
Balasnya sambil mengangguk tersenyum.
“Semoga
sukses. Jangan grogi ya.” Ujar MC memberi semangat lewat usapan pelan dibahu
Sung Yeol.
“Nde,
gamsahaeyo noona.”
“Ara.
Cepatlah. Dia sudah selesai.”
Seo
Jin yang sudah berpidato langsung duduk dibarisan penonton paling depan. Saat
kemunculan Sung Yeol yang membawa gitar dengan sedikit mengayunkan poninya yang
sedikit berantakan, membuat para siswi-siswi adik kelasnya dan para penggemar
yang seumuran dengannya itu berteriak histeris dengan pesonanya.
“Lihatlah,
dia berbakat menjadi artis boyband.” Kata sang leader Infinite dengan earphone
meski namja itu berdiri di tepi panggung.
Sung
Yeol terkekeh malu, “Hyung…”
Tawa
dan balasan yang terdengar nyaris ‘merengek’ itu nyatanya membuat mereka
menjadi semakin histeris dan berkata “Oooh manis sekali” “Sung Yeol oppa I LOVE
YOUUU” dan terakhir ada yang lucu yang ia dengar, “Uuuh menggemaskan”.
Sung Yeol tertawa dalam hati.
“Pertama,
bagi yang belum mengenalku, perkenalkan aku Lee Sung Yeol dari kelas 11-A.
Kedua, ku ucapkan terimakasih pada Tuan Miyamoto selaku sutradara,tanpamu. MV
kami bukan apa-apa. tanpamu juga, mana mungkin juri dapat memilih MV ini. dan
juga para pendukungku lainnya. Terima kasih, tanpa kalian, aku sudah gerogi
berdiri disini.” Sung Yeol menatap senyum hamparan siswa-siswi dan staf
pengajar yang menyaksikannya saat ini.
“…Oleh
karena itu, aku ingin mempersembahkan sesuatu pada kalian semua. Sebuah lagu,
yang semoga dapat menginspirasi, mengena di perasaan, dan menghibur. Juga…ku
persembahkan untuk orang yang kucintai disini.” Semua bertepuk tangan, dengan
hiasan teriakan histeris dari kelompok siswi-siswi yang sama. Sedetik
kemudian,semua fokus memperhatikannya. “Hatiku, kembali berdebar lagi akhirnya.
Kau sangat manis, dan menakjubkan, disetiap…sudut mataku. Aku tertarik padamu…”
“UWAAA
SUNG YEOLLL!!!!!!”
“SUNG
YEOLL SARANGHAEE OPPA!!!!!!”
Sung
Yeol tersenyum lagi dengan menampakkan sebagian deretan gigi atasnya. Memetik
senar gitar sesuai dengan alunan yang ada didunia pikirannya.
Semakin
lama Senyum mu itu berubah Maut bagiku
Teriakan
histeris kembali menggema suasananya.
Ketika seorang pesaing datang
merebutmu dihari itu
Dengan beberapa kesesakan Ini
Untuk sementara langkahku Akan
terhenti mendekatimu
Sudah ku katakan sebelumnya akan
waktu ini
Dalam waktu ini keajaiban yang
menakjubkan akan dimulai
Aku ingat disaat waktu itu kau
membuat kesesakan didalam sini
Sungguh sesak, langkahku pudar
mendekatimu
Bagaimanakah seseorang dapat menahan
kegilaan ku pada wanita ini
Tidak akan dan tidak pernah
Aku berjanji tidak akan peduli
kepada seseorang yang ingin menghalangiku
Untukmu hai wanitaku, aku bersamamu
REFF . Hatiku kembali berdebar lagi
akhirnya
Kau sangat manis dan menakjubkan
disetiap sudut mataku
Tak ternilai tak terkira dengan
apapun tetap hanya kaulah yang satu-satunya
Wanita yang kucintai dan dicintai
olehku
Surya berbinar, bintang menjemput
kita dalam keterangan sinar pancarannya
Aku disini tidak sanggup menahan
hasratku akan cintamu
Sungguh ku tak sanggup menahan
kebahagiaan cinta bersamamu wanita ^
*Rap* Sudah ku katakan sebelumnya
akan waktu ini
Dalam waktu ini keajaiban yang
menakjubkan akan dimulai
Aku ingat disaat waktu itu kau
membuat kesesakan didalam sini
Sungguh sesak, langkahku pudar
mendekatimu
Bagaimanakah seseorang dapat menahan
kegilaan ku pada wanita ini
Tidak akan dan tidak pernah
Aku berjanji tidak akan peduli
kepada seseorang yang ingin menghalangiku
Untukmu hai wanitaku, aku bersamamu
REFF . Hatiku kembali berdebar lagi
akhirnya
Kau sangat manis dan menakjubkan
disetiap sudut mataku
Tak ternilai tak terkira dengan
apapun tetap hanya kaulah yang satu-satunya
Wanita yang kucintai dan dicintai
olehku
Surya berbinar, bintang menjemput
kita dalam keterangan sinar pancarannya
Aku disini tidak sanggup menahan
hasratku akan cintamu
Sungguh ku tak sanggup menahan kebahagiaan
cinta bersamamu wanita ^
Rasa syukur kau hadirkan dia untukku
Mengisi kembali kekosongan yang pernah
ku alami cukup lama
Gantungkan hatimu padaku, pegangkan
tanganmu padaku
Aku disini selalu dan terus berlanjut
menemanimu
Menemanimu tanpa kulihat beberapa
kekuranganmu
Aku tertarik padamu
REFF . Hatiku kembali berdebar lagi
akhirnya
Kau sangat manis dan menakjubkan
disetiap sudut mataku
Tak ternilai tak terkira dengan
apapun tetap hanya kaulah yang satu-satunya
Wanita yang kucintai dan dicintai olehku
Surya berbinar, bintang menjemput
kita dalam keterangan sinar pancarannya
Aku disini tidak sanggup menahan
hasratku akan cintamu
Sungguh ku tak sanggup menahan
kebahagiaan cinta bersamamu wanita ^
Aku tertarik pada mu~
“SUNG
YEOLL!!!! OPPA WE LOVE YOU!!!!” kata sekelompok siswi yang histeris tadi. Semua
sudah pasti ikut bertepuk tangan karena penampilan Sung Yeol benar-benar
memukau.
“BERI
TEPUK TANGAN SEKALI LAGI!!!” tambah MC menyeruakkan lagi kegembiraan tepuk
tangan diantara semua penonton. Tiba-tiba leader Infinite dan diikuti oleh
semua personilnya itu berjalan menghampiri panggung terdepan.
“Apa
kau menciptakan lagu ini sendiri? Apa judulnya?” tanya sang leader.
“Benar
Hyung. Judulnya ‘Attracted To You’.” Jawab Sung Yeol berbinar-binar.
“Manager
kami langsung tertarik dengan lagumu. Dia memberitau pada kami dan management
kami. Apa kau bersedia jika lagumu itu kami nyanyikan kembali, tentunya bersama
dengan MVnya juga?”
“Kau
serius hyung??” tanya Sung Yeol tak percaya.
“UWAAAAA
SUNG YEOOLLLL!!” (lagi-lagi histeris*)
“Serius.
Bersedia?”
“IYA!”
“…Karena
kau sangat baik menyanyikannya, feelmu benar-benar tersampaikan. Manager kami
terpukau, apalagi kami.”
“Selamat
Sung Yeol, kau akan jadi bintang.” Tambah si MC.
“UWAAAAA
SUNG YEOL OPPA!!! LOVE YOUUUU!!!”
END
*Author
Lega! Huwahahaha :D *
*Para
readers, kalian lega kan? bahagia juga kan :D *
*Sama!
Baekhyun juga :P *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar