VieyRaaMoimoi . AvisenaDinata . BreathOfTheDying . BaekYeol . FinalPart . RateT
Title
: Breath Of The Dying {PART 3 or FINAL PART}
Cover By and Author : VieyRaaMoimoi a.k.a Avisena Dinata
Main
Cast :*Chanyeol and Park Chan Yeol
*Kai
and Kim Jong In
*Baekhyun
*Sehun
*D.O
*Suho
*Tao
*Kris
*Chen
*Lay
*Luhan
*Xiumin
Support Cast :
Cast is ‘OC,
salah satunya…
Young A Ra ;
Park Kang Lie be a sister’s Chanyeol ;
Park Han Mar
; etc.
Author :
Avisena Dinata a.k.a VieyRaaMoimoi
Genre
: mistery,
school life, horror, fantasy, romance, little humor, and whatever you
say that or this ._.
Length :
Sebagusnya saja..
Rating : T
Disclaimer : author terinspirasi dari beberapa scene film “One
Missed Call” semua cerita author baik watak,plot,latar segala macem itu murni
imajinasiku sendiri. kalau ada kesamaan atau apalah dengan Fanfic lainnya,
author minta maaf. Tapi percayalah pada saya mungkin Tuhan membuat keadaan ini
sebatas ketidaksengajaan saja J
Special Note : baca diakhir cerita, paling bawah.
Awas kalo gak dibaca…nyeselll lho #PLAK
Dilarang melakukan copas-share dengan niat EVIL.
Kalau niat baik, pasti akan saya perbolehkan jika kalian memintanya.
Summary : “AKU AKAN MEMBALAS DENDAM SAMPAI HATIKU PUAS…
PUAS
MELIHAT KALIAN KU SIKSA…”
All
Baek Hyun POV
Baru sekolah beberapa
menit, aku merasakan ada sesuatu. Getaran apa ini? ketika bermain dengannya,
getaran ini menggebu kuat. Seperti ada hal yang aneh disekitar kelasku.
“Hyung...kenapa
melamun? Hati-hati ditegur Yoo Sonsaengnim.”
Kata Do Kyungsoo mengingatkanku.
“Aku
bukan melamun, tapi getaran ini..”aku
menyentuh dadaku, “seperti
ada hal aneh disekitar kelas ini.”
Do Kyungsoo hanya
mengangkat bahu, lalu aku harus bertanya pada siapa lagi? Aku sulit mengacuhkan
getaran ini. bukan getaran cinta atau sayang terhadap Young Rien, tapi ada roh
pekat disini. Dan bisa ku rasakan feelingku berbicara jika roh itu akan
membunuh seseorang dikelas ini.
Aku menghampiri dan
duduk disebelah Young Rien walau pun dia belum mengijinkanku. Dia sibuk
memainkan game dismartphone nya.
“Siapa yang
mengijinkanmu duduk disampingku pendek?” sambutannya sungguh tidak ramah -___-
“Aish, kau juga pendek.
Tidak jauh beda denganku.” Aku sdikit mendekat padanya, membenarkan posisi
ternyaman dudukanku. “Young Rien-shi, apa kau bisa merasakan atau melihat roh
dan hantu?”
Dia terbatuk, apa aku
terlalu mengejutkannya. “Kenapa kau bertanya itu?”
“Wae? Apa itu privasi
untukmu? Aku hanya bertanya karena saat Yoo sonsaengnim mengajar. Aku merasa
ada roh yang mengawasi kelas ini. sepertinya dia ingin membunuh seseorang.”
Young Rien melipat
tangannya dimeja. “Dengar baik-baik. Aku tidak suka mengakuinya. Tapi memang
aku bisa melihat itu belakangan ini, lebih tepatnya setelah kematian Park
Chanyeol. Nah untuk roh itu, aku tidak merasakannya.”
“Ada yang menyebut
namaku?” sahut Park Chan,
“Mianhae,
bukan kau Park Chan.”balasku,
lalu aku melanjut ke yeoja ini. “Bisakah
kau antar aku atap sekolah? Ku dengar temanmu mati disana kan? Tapi sebelumnya
antarkan aku ke toilet.”
“Ck,
ke toilet saja pakai mengajakku. Baiklah, kajja.”
Aku hendak masuk ke toilet ini. tapi lagi-lagi getaran itu
terasa lagi. Aku benar-benar khawatir jika roh itu sengaja mengincar Young
Rien. Kalaupun mengincarku, kurasa itu mustahil karena aku baru sehari disini. “Berteriaklah jika kau
diganggu manusia atau roh.”pesanku
pada yeoja ini.
“Ne,
aku bisa mengatasinya...”
Ketika aku masuk ke
kamar mandi kedua, karena kebetulan kamar mandi pertama ada orangnya. Entah
kenapa mataku berubah aneh, seolah-olah dikamar mandi ini ada mayat yang
mengenaskan. Itu hanya bayangan saja, jadi tidak perlu kurepotkan. Bagiku itu
biasa, disekolah lamaku aku juga mengalaminya. Setelah aku keluar dari toiletnya,
lorong toilet aku melihat bayangan mayat kepalanya putus. Baik, aku mulai
takut.
Ada
lagi
Aku cepat-cepat keluar
dari toilet ini. perasaanku bilang roh itu akan menghampiri Young Rien. “Apa roh itu
menyerangmu?”
“Tidak...dia
hanya lewat. Sepertinya mau mencari mangsa lagi.”jawabnya santai. Santaiiii sekali.
.
Lalu kami berjalan
menuju atap sekolah, sesuai permintaanku. Ketika menapaki tangganya, aku sudah
merasakan hawa kesedihan, kehancuran disini. Dan kurasakan juga getaran ini
kuat.
“Kau
bisa meninggalkanku disini. Terima kasih sudah mengantarku”pintaku melihat tempat
melepas penat ini begitu mencekam, seram, angker.
“Kau
mengusirku? Kau tidak lihat, sejak kematiannya. Tidak ada yang boleh lama-lama
disini. Aku akan menunggumu ditangga.”
“JANGAN!”tidak sengaja kusadari
aku membentak Young Rien. “Mianhae...
Dikelas saja, duduklah dibangku ku dulu.”
“Arasso...”
“Young
Rien, bentakkan tadi...aku tidak sengaja.”
“Gwenchana...”dia mengulas senyum
yang menghilangkan rasa bersalahku ini.
“Tuhan menyanyangiku...malaikat ini
ternyata mengantarkanku untuk menemui panggilannya...”
Itu dia datang, “Kau yang mengawasi
kelasku kan? Apa kau ingin membunuh Young Rien?”
“Dijawab iya, aku akan melukai
malaikat ini. dijawab tidak, berarti aku pembohong...”roh
itu semakin mendekat ke arahku
“Kau
mau apa? aku bisa membantu, bahkan mengantarkanmu ke alam baka. Menunggu direinkarnasi.”roh ini, sedikit
agresif...itulah tebak dari feelingku.
“Mau ku? Kau akan tau secepatnya.”roh
itu malah duduk disebelahku, semoga dia tidak meminjam ragaku. “Aku tidak butuh bantuanmu. Aku akan
bereinkarnasi secepatnya.”
“Kalau
begitu, berhentilah berkeliaran disekitar kelasku.”roh itu mengangguk
seperti meremehkan omonganku, “Jika
kau membunuh teman pertamaku, Shin Young Rien. Aku akan meminta api dari Wu Fan
dan meluncurkanmu ke sana dengan cahayaku..”aku
buru-buru berlari menuruni tangga. sempat ku dengar roh itu bicara, aku tidak
mencerna omongannya karena omongan setiap roh tidak bisa dipegang.
“Padahal itu kulakukan karena aku
cemburu...”
~_Ħ
Ħ Ħ_~
Aku menikmati
pemandangan di sekolah ini. disebelahku sudah ada Young Rien dan Park Chan yang
sama-sama asyik meminum tea shake mereka. Sekolah ini lebih sejuk, lebih baik
dari sekolahku yang kemarin. Lalu mana sisi ‘bad’ disekolah ini yang
dikatakan oleh anak-anak yang mengundurkan diri itu? mungkin perasaan mereka
sedang error.
“Jangan
melamun, sekolah ini bisa merasukimu lho.”seru
seseorang menggodaku, jiah, Young Rien merusak penghayatanku saja...
“eh Lay, apa kita tidak mengungkap
mistery sekolah ini?”
“kajja, kapan kita melakukannya?
Chen, kau ikut?”
“aku pasti ikut.”
“kau tidak takut hantu? Aku saja
takut.”suara
itu, aku mengenalnya. Itu kan Tao
“Tao...Tao...kapankah sifat
pemberanimu itu muncul. Jangan takut pada makhluk seperti itu”
“tetap saja mereka menyeramkan,”dan yang itu, Tao lagi
“Lay, Chen, bagaimana jika sepulang
sekolah?”
“atau nanti?”
“lebih cepat lebih baik.”
“kita deal nanti?”
“ne, arasso...”
Telingaku tidak salah
dengar kan? Bodoh sekali mereka, apa mereka ingin ajal mereka datang? Kalau
saja aku mengenal mereka yang disebelahku (sebetulnya agak jauh satu meter),
pasti ku cegah. Tapi..aaakkkhh! aku ini polos. Tidak mudah mengatur siapa-siapa
yang bukan teman dekatku sendiri.
PUK
“Ayo
masuk Baek Hyun-shii.”ucap
Park Chan yang sebelumnya menepuk bahuku.
“Ne,”jawabku masih tidak
percaya kalau pelamunanku dari tadi memakan waktu istirahat ini.
“Belnya
konslet, jangan mematung disana...”seru
Young Rien menyenggolku kasar. Aish...anak itu tidak pantas dibilang yeoja,
tidak ada lembutnya sama sekali (?) #apa benar begitu??
~_Ħ
Ħ Ħ_~
Getaran
ini,
Muncul lagi...
Disaat itu juga, ku
lihat banyak orang, terutama yeoja berlari melewati kelasku. Apa yang terjadi
pada mereka? Tontonan apa yang mereka lihat.
“Mereka
kenapa?”tanya
Park Chan yang tanpa kusadari sudah mencolek-colekku dari tadi.
“Molla.”sambil menggelengkan
kepalaku.
“Baek
Hyun, Park Chan, Young Rien, ayo kesana selagi sonsaengnim juga heboh melihat
tontonan itu.”ajak
Suho ditengah-tengah deretan bangku kami. Ku lirik sebentar bangku Sehun, Kai,
dan Tao, ternyata mereka sudah pergi duluan.
“Aku
tidak ikut, itu bukan tontonan.”jawab
dingin Young Rien tanpa berpandang ke Suho.
Apa dia juga merasakan
hal yang sama?
“Aku
ikut.”seru
Park Chan.
“Lebih
baik aku ikut saja...”akhirnya
aku tidak punya pilihan lagi. Rasa penasaranku memaksaku ikut dan
karema...sikap dingin Young Rien yang...menakutkan,
.
Hawanya...
Roh
ini...
Roh
mereka...
“hiks...xiumin
yang tampan, dia mati...”rengek
seorang yeoja yang mengerubungi 3 mayat temanku.
Aku tau mayat itu
siapa. Iya, mereka adalah siswa yang lulus tes pendaftaran sama sepertiku.
Xiumin, Chen, dan Lay. Mungkinkah pemilik tokoh dialog yang kudengar saat
istirahat adalah suara mereka...
Aku bisa dibilang
pembunuh. Padahal aku sudah mengetahui apa akhir dari kelakuan mereka itu,
tapi. Aku tidak mengingatkan mereka ending yang mereka dapat. aku...aku
pembantu pencabut nyawa...hiks.
“Baek Hyun chagi...aku
mencintaimu...sungguh...”
suara bisikan yang
muncul menggema telingaku, aku menengok ke belakang. Tidak ku dapati roh apa
pun. Yang ada ialah Park Chan, itu pun dia 4 meter dari kakiku berdiri.
“Baek Hyun chagi...aku mencintaimu...sungguh...”
“ck,
kau ini siapa? Wujudkan sosokmu, jangan bersembunyi terus”gumamku semakin
meradang mendengar lagi bisikan aneh itu. parahnya lagi, aku tidak merasakan
ini suara manusia atau roh.
Aku melihat Tao dan
Kris yang didekat kerumunan itu, begitu juga dengan pasangan Sehun-Luhan dan
Kai-Kyungsoo. eh, kenapa Tao menangis? Lalu aku menghampiri mereka.
“Tao,
gwenchana?”tanya
ku antusias.
“Kris,
mereka...mati menakutkan...hiks.”kata
Tao menitihkan air mata, tidak menggubris pertanyaanku.
Kris menenangkan Tao
dengan pelukannya, “Gwenchana
Tao, gwenchana... ini takdir...”
“Apa
benar takdir? Atau jangan-jangan ini perbuatan makhluk itu, yang ditakutkan
anak-anak belakangan ini?”Tao
mengeratkan pelukannya, dan berhasil membuatku iri ingin punya pasangan.
Kris menoleh padaku,
dengan tatapan penuh tanya. Aku memberi isyarat ‘iya,’lewat
manic mataku. Kemudian Kris menggandengku dan tidak bisa atau sengaja tidak
merespon perkataan Tao.
“ini
agak keterlaluan. Perlu kah kita turun tangan?”Kris membuka suara.
Aku menerawang
pikiranku, “jangan
dulu Kris, bisa-bisa roh itu makin berulah.”
“lalu
apa selanjutnya? Bahkan kau membela aksi roh itu?”tanya Kris semakin memojokkan
keputusanku.
“aku
mencoba bicara dengannya. Kau selamatkan jiwa mereka sebisa mungkin.”
“Ne,
arasso...”Kris
kembali menghampiri Tao dan menenangkan namja itu yang semakin takut ketika
petugas kepolisian sudah datang dan siap mengangkat 3 mayat temanku itu dari
TKP.
Saat tim kepolisian
membawa 3 mayat itu satu persatu, sebuah makhluk berbulu membuat mataku curiga.
Ku perhatikan intens. Kucing hitam
bertelinga kelinci. Ku langkahkan kakiku perlahan, kucing itu menatapku
tajam. Bisa ku kenali bahwa tubuh kucing itu ada 2 nyawa, bukan nyawa...tapi
itu roh. Karena nyawa aslinya kurasa memang sudah mati..
Blush~
“Byun Baek Hyun chagi...aku
mencintaimu...sungguh...cintaaaaa sekali...”
Aku memejamkan mataku,
membuka firasat terdalamku, aku menerawang, menyusup ke ruang hampa nan gelap
didalam sana, ku menemukan sumber yang membuka kekesalanku akan bisikan ini... roh Park Chanyeol dengan tubuhnya yang
ada dikucing berumur 195 tahun...Moyo...
.
Otakku menuntunku agar
berlari menghampiri kelas, walau pun sekarang bukan waktunya pelajaran.
Sementara warga sekolah ini sibuk dengan insiden beberapa menit yang lalu.
Kejanggalan mengusik
pikiranku, feelingku... mencari sesosok 2 temanku yang hilang begitu saja
dikerumunan tadi.
Ketika aku mencapai
pintu kelas yang terbuka. Kudapati dua
sosok temanku itu. satunya yang berkulit tan sedang tersungkur dilantai, yang
satunya berkulit putih mirip denganku sedang menahan seorang yeoja bergaya namja
itu.
Dari jauh terlihat
sedikit aneh, seorang Park Chan menahan Young Rien dengan pose seperti mencium
kasar yeoja itu hingga kaku. Setelah ku dekati. Dugaanku salah, namja
itu...tidak kusangka... dengan tatapan tajam ke Young Rien, tangannya yang
kanan sedang mencekik leher yeoja
itu...yang hampir mati.
Jujur bingung, aku
belum mengatasi hal sehebat ini tapi...jika aku diam saja disini. Sama saja aku
membunuh jiwa lagi dalam sehari. Sejenak aku memejamkan mata, aku menemukan
solusi awalnya...
PUK
“Park
Chan...”lirihku
lembut dan menatap matanya penuh ketulusan.
Park Chan berhasil
melepaskan cekikannya pada yeoja itu, lalu menatapku kosong. Sementara yeoja
itu terbatuk-batuk dan memegangi lehernya yang sakit.
“Bagaimana
bisa terjadi?”ajakku
bicara dengan nada lirih.
“tidak
tahu, tiba-tiba saja di__”jawab
Young Rien masih memegangi lehernya,
“nanti
saja ceritakan padaku secara detail.”potongku
karena sepertinya roh asing mulai menguasai tubuh Park Chan lagi.
Perlahan tanganku
mendorong lembut punggung Park Chan agar terduduk dibangku terdekatku. Dia
mengikuti sentuhanku. Fiuuhh..akhirnya dia duduk dan
BRUGH
Badan atasnya terjatuh
dimeja dan matanya terbuka tapi tidak berkedip sama sekali. Aku melihat telapak
tangan kanan ku, ku bangunkan gejolak sinar ditubuhku yang tidak biasa dimata
manusia normal lainnya. Ku arahkan sinar putih dari telapak tanganku ke mata
Park Chan. Agak lama aku menahan tanganku diudara sampai kurasakan tenagaku
mulai melemah.
Mata Park Chan
tertutup. Aku menghela nafas lega dan menyandarkan tubuhku di dinding kelasku.
Aku beralih ke namja yang tengah tersungkur dilantai sejak tadi. Aku meraihnya,
mengangkat kepalanya agar jatuh ke pangkuanku.
Aku menapakka telapak tanganku yang siap mengeluarkan sinar itu ke dahi
Kai. Memang tidak berpengaruh besar tapi, setidaknya membantu ingatannya lebih
jernih.
“bagaimana?
Perlu ku bantu?”lirih
Young Rien hampir tidak terdengar suaranya.
Aku tersenyum, “ne, kau jaga Park Chan
dan beri aba-aba jika roh Park Chanyeol itu berontak...”
Ia mengangguk mengerti.
aku masih berusaha menjernihkan ingatan Kai. Tiba-tiba sengatan meluncur dari
telapak tanganku ke otakku.
Bayangan
ini~
Tak sengaja ku lihat
bahwa Kai mengenal roh Park Chanyeol. Ku yakin itu masa lalunya. Sebenarnya
bukan Kai, hanya saja disaat itu menjadi Kim Jong In_? sebentar...bayangan itu
berpindah lagi, yang ku lihat sekarang bahwa...Park Chanyeol didorong Kim Jong
In dari atap sekolah, setelah itu
menjadi roh dan. Tunggu, kesimpulannya adalah...
Kai masa depannya Kim
Jong In dan pasti...
Park Chanyeol masa
lalunya.....
Park Chan
~_Ħ
Ħ Ħ_~
“Baek Hyun chagi...aku
mencintaimu...sungguh...”
Aish, lagi-lagi bisikan
itu terdengar lagi. Menyebabkan langkahku agak ku percepat menyusuri koridor
sekolah yang sepi ini. bukan karena takut hanya saja...aku khawatir roh itu
akan meminjam tubuhku atau tubuh Park Chan.
Bicara soal Park Chan,
untungnya dia sudah sadar, tapi. Ingatannya mencekik Young Rien dia tidak
mengingatnya. Bahkan dia berkata bahwa ‘aku
merasa aku ada di negeri khayalan.’aigo-aigo-aigo
“Byun Baek Hyun chagi...aku
mencintaimu...sungguh...cintaaaaa sekali...”
Tap~
Aku menghentikan langkahku,
mengepalkan tanganku sekuat-kuatnya sambil
memejamkan mataku. Aku tau roh itu sudah ada tepat dibelakangku.
“lepaskan
tanganmu, jangan pernah mencoba memelukku...”peringatku
saat kurasakan tangan roh itu hendak memelukku meski aku tidak berbalik
melihatnya.
“tenanglah...aku hanya ingin
menemani perjalananmu...”
“perbuatanmu
bukan menemani, tapi mengganggu.”jawabku
seacuh mungkin
“kalau begitu aku akan memanjakanmu,
ku pertegas bahwa aku benar-benar mencintaimu...”
Aku terbelalak hebat,
roh ini dengan nikmatnya mencium bibirku, bahkan roh ini memaksa dengan
lidahnya untuk membuka bibirku, kurasakan sesuatu yang manis, dan bundar, ini lollipop.
Rasanya untuk hal ini aku tidak bisa meronta untuk melawan.
Roh
itu tersenyum setelah melepaskan ‘urusannya’itu. “manis bukan?”
Aku tidak menjawab, aku
bingung, tapi lidahku tidak bisa berbohong menyesap lollipop yang ku rasa enak,
manis sekali.
Roh
itu menatapku, memberi senyum licik,“kau takkan mendapatkannya ditoko
permen terenak di Korea karena aku membuatnya sendiri.”
aku mengangkat alis,
hal yang janggal sebuah roh membuat permen sendiri. aku langsung meludahkan
permen itu disisi kiri ku.
“kenapa dibuang? Bukankah lidahmu
bilang permenku enak dan manis sekali...”
Aku menghela nafas panjang,
“Park
Chanyeol, kau dapat dari...ah, maksudku kau membuatnya dari apa?”
“dari korban-korban yang kubunuh,
tiap dari mereka mati dan mengeluarkan permen itu. kuambil dan kumakan saja.
“apa!”pekikku masih tak
percaya
“sudahlah jangan munafik, aku tau
kau menginginkannya lagi bukan?”dan,
roh Chanyeol itu melakukan ‘urusan’ permen nya padaku.
“saranghae Baek Hyun-ah...”lirih roh itu masih melakukan
urusan nya.
“nado
saranghae...”
Tuhan, demi hujan dan
petir, sesuatu apa yang membuatku leleh karena roh sadis ini. seakan kekuatanku
hilang, kesadaranku lepas sampai aku mengatakan aku mencintai roh ini. semoga
dunia memaafkanku karena hubungan yang terlarang ini...
dimana
manusia dan roh bisa mencinta...
“Baek
Hyun...roh Chanyeol...mereka...”
Suatu kebohongan jika
aku tidak mendengar suara lirih yeoja itu. aku mengenal suara itu. saat aku
sadar dengan lirihan itu, roh Chanyeol melepaskan ciumannya. Dia hendak memberi
pelajaran pada orang yang memergoki kami tapi, aku berhasil mencegahnya. Ku
yakinkan dia bahwa ‘anggap
dia tidak melihat yang tadi...’
~_Ħ
Ħ Ħ_~
Aku mengurungkan niatku
untuk pulang meski pun sekolah ini sudah sangat sepi...mungkin saja bahkan pak
satpam sudah pulang. Semoga beliau tidak mengunci gerbangnya
Aku dan roh Chanyeol,
roh yang sekarang menjadi kekasihku. Kami ada dibalkon atap sekolah. Dia yang
mengajakku, sebagai gantinya. Ku minta dia menceritakan sejarah tentang
kehidupan masa lalunya.
“...masa lalu ku, aku adalah anak
terlantar karena kedua orang tua ku yang berantakan, bertengkar. Disekolah aku
menyukai Young A Ra, tapi namja yang bernama Kim Jong In itu menghalangiku.
Bahkan Young A Ra menolak pernyataan cintaku dengan alasan Kim Jong In lagi..
aku bersedih disini, diatap sekolah ini. melamun, menelaah apa saja yang ku
dapat dihari ini, dan kemarin. Tiba-tiba ada yang memanggil namaku, lebih
tepatnya mengejutkanku, disaat yang sama, ku rasakan ada yang mendorongku. Aku
melayang dan mati dilapangan dasar. Tanpa ku tau apa maksudnya, aku langsung
dipertemukan dengan kucing hitam aneh ini.aku menemukan jati diriku dengan
motto aku akan membalas dendam sampai hatiku puas, puas melihat kalian ku
siksa...”
Penuturan yang sedikit
menyuramkan, “lalu
siapa korban pertamamu?”
“Young A Ra. Kau mau tau alasannya?”
Aku mengangguk.
“aku membunuhnya karena dialah yang
menyebabkanku berlari kesini atas penolakannya, itu membuatku sangat hancur...”dia menarik nafas dalam-dalam “...Baek Hyunnie...wajahmu.”ekspresi roh ini berubah sendu.
“ada
apa dengan wajahku Chanyeollie?”tanyaku
semakin penasaran.
“mirip dengan Young A
Ra...ah...seharusnya aku tidak mengatakannya...ah tapi...aku tidak bermaksud
membandingkanmu dengannya...ah, maafkan aku...”
gerangan apa yang
membuat roh ini sulit mengatur kalimatnya, apa dia masih mengharapkan Young A
Ra itu?
“Tidak akan, aku tidak akan
mengharapkannya lagi. Dendamku sudah puas kepadanya.”
lanjutnya lagi. Aku
bisa tersenyum, menandakan kalau aku tidak tau harus merespon apa lagi dengan
semua penuturannya itu.
~_Ħ
Ħ Ħ_~
Ketika itu ada tugas mengerjakan
latihan yang sudah diklipping di kelas yang bukan kelasku. Hanya yang mendapat
nilai diatas 9.5 yang lolos. Aku kebetulan mendapat nilai 9.3 jadi terima saja
aku mengerjakan sendiri. karena diantara golongan teman akrabku, hanya aku
seorang yang istilahnya ‘diremidi’
“Baek Hyun-shii, kau
kan pintar dan cantik. Bantu aku menyalin jawabanmu ya…” kata namja
disebelahku.
Aku berdecak kesal,
“Tidak sopan sekali… kau tidak lihat apa aku sibuk mengerjakan begini!”
“Andwae… kau bisa marah
juga. Ku ambil saja LJK-mu… “ namja itu menyambar kertas LJK ku. Aku beranjak
dan berusaha merebutnya lagi. Sementara namja yang tadi itu berlari sambil
mendekte temannya menyalin jawabanku.
“Cepat kembalikan! Kau
mau ku laporkan BP?” ancamku
“Laporkan saja namja cantik…
kami pasti lolos dari BP.”
“Aish, akan ku balas
kalian…” aku menyerah, akhirnya aku duduk pasrah membiarkan namja itu
menjahiliku.
BRUAK
Entah apa yang barusan
terjadi, kelas ini menjadi sangat gelap begitu pula dengan pintu yang
terbanting kasar. Terdengar suara perempuan yang berteriak ketakutan.
Getaran ini~
Lampunya mulai menyala
tapi lebih redup dari sebelumnya bagaikan lampu yang memiliki tagihan
listriknya belum lunas.
“Kembalikan LJK itu
SEKARANG!” ungkap suara dalam entah itu siapa.
Namja yang mengambil
LJK ku malah menertawakan sosok penyelamatku, “Beginikah kesopanan anak baru
pada seniornya? Kalau aku tak mau mengembalikannya gimana?”
“Cuih, kau sudah
mencari masalah. Aku akan mematahkan tulang ekormu!”
Namja itu tertawa lepas,
“Hanya segitu? Cih, nyalimu tidak sekuat posturmu yah Park Chan!”
Tatapan yang ku
tangkap, hii…membuatku merinding. Mata Park Chan benar-benar membunuh, beda
dari kesehariannya yang ramah.
“KAU SUDAH
MEREMEHKANKU!!”
Disaat Park Chan
mendarah daging, seketika itu pula kelas ini menjadi gelap gulita layaknya
segelap aku menutup mata.
BRUG
GGRRRR
“A…aigo…jeball…tolong…aaarrrghh…ss…sakit…eek.”
Jiwa ini, ku yakin
sudah ini jiwa orang yang sudah menggangguku tadi. Eits, tunggu. Ada 2 jiwa
asing yang bersenang ria dan 1 jiwa sedang tergeletak lemah.
Ku beranikan diriku
merangkak meski mata ini sudah tak berfungsi jelas melihat obyek diruangan
gelap ini. terkesan aneh memang tapi beginilah. Tidak ada yang menyangka disaat
senja, kelas disekolah ini mampu segelap tengah malam.
Eh, aku memegang apa?
Sesuatu yang keras
mungkin bisa hancur jika dengan barbell 20 Kg, cairan ini seperti darah, ini
ada yang empuk, jangan-jangan ini…punggung yang patah… lupakan saja! aku akan
mencari apa Park Chan Yeol itu masih ada diruangan ini.
Lampunya sedikit redup
berkedip dan akhirnya aku bisa melihat sedetik dimana posisi Park Chan yang
kini rupanya tergeletak dilantai. Aku menemukannya, inisiatifku sekarang
menyuruh untuk memapah Park Chan keluar dari kelas ini. setidaknya ke ruang UKS
dulu.
.
.
Namja mungil, seorang
kakak kelasku itu sedang membantu memeriksa kesadaran Park Chan di UKS. Namja
itu berulang kali menekan dada Park Chan, berulang kali juga memberikan minyak
didekat hidungnya agar cepat siuman.
“Lu Han hyung… apa Chan
Yeol memberi tanda kesadaran?” tanyaku semakin mencemaskan Park Chan,
jangan-jangan dia sudah mati.
“Eh? Chanyeol katamu?”
Aku terkejut, “Ah bukan
Hyung, maksudku Park Chan, Park-Chan-Yeol begitu.”
“Oh syukurlah…”
ekspresi Lu Han seperti orang yang baru selamat dari petaka, “… sudah ku beri
penanganan tapi tidak kunjung sadar. Mungkin kita bisa membawanya ke rumah
sakit. Bisa ku pastikan dia sedang koma. Apa dia habis terbentur cukup keras?”
Aduh~~ bagaimana ini,
jika ku ceritakan kejadian LJK itu. apa Lu Han hyung akan percaya. “K… koma
katamu hyung? Tidak bisa kah kau ulangi menyadarkannya?”
“Ne. wah, bisa-bisa aku
makin membuatnya mati Baek Hyun. Apa dia habis terbentur cukup keras?”
Aku tersenyum hambar,
bisa juga aku melupakan kalimat terakhir yang belum ku jawab.
“Aku mendengar suara
benturan yang keras, tidak tau apa itu benturan Park Chan atau bukan. Ketika ku
temukan ia tergeletak, langsung saja ku papah ke sini.”
Tok Tok Tok
“Permisi, apa aku
mengganggu kalian?” seorang namja tampan berambut pirang masuk.
“Tidak Se Hun, ada
apa?”
“Begini Lu Han hyung…
err, ada siswa yang baru saja mati dikelas remidi anak kelas 1B. sepertinya ini ulah makhluk
itu.”
“Bagaimana kondisinya?”
Aku melihat tangan Se
Hun yang sibuk memutar-mutar jarinya. Nampak ketakutan.
“Punggung terbuka,
tulang punggungnya hyung… terputus simetris.”
Glek
Lu Han hyung
menjatuhkan diri ke sandarannya, menghela nafas cukup dalam. “Bagaimana lagi
aku harus menjelaskannya pada mereka. Bisa-bisa mereka menyangka aku yang
melakukannya…”
“E…hyung, mereka yang
hyung maksud itu siapa?” potongku, aku benar-benar tak paham dengan ucapannya.
“Aigo~ siapa lagi kalau
bukan polisi beserta tim penyidiknya.” Lu Han hyung mengacak kasar rambutnya
sendiri.
Aku kebingungan, antara
membantu hyung atau mengungkap dengan jujur apa yang terjadi sebenarnya, “Lu
Han hyung, boleh aku membantu menjelaskannya pada mereka?”
“Jangan!” bentaknya
padaku, “Maaf, aku reflek terkejut.” Aku memberi anggukan, “Baek Hyun, terima
kasih kau berniat membantuku. Akan
tetapi aku tidak ingin melibatkan kerumitan ini pada yang lain. Cukup
aku saja Baek Hyun.”
Aku menghela nafas,
pertanda sudah sepatutnya menyerah. Benar dugaanku sudah. Ternyata aku
ditakdirkan menyembunyikan kunci dari kejadian ini.
~_Ħ
Ħ Ħ_~
Aku mendatangi
kerumunan itu, mereka sedang menyaksikan eksekusi mayat teman sekolahku itu.
diantara dari mereka ada hawa yang mencurigaiku sebagai pembunuhnya.
“Itu
sajang-nim orangnya yang saya maksud.”kata
seorang siswa yang menunjuk ke arahku.
Greb
Dua tangan kokoh itu
tiba-tiba menarik tubuhku sehingga aku dihimpit dan digandeng olehnya. Ku lihat
disebelah kiriku nyatanya Young Rien dan kananku ada Kris. Mereka langsung
membawaku menjauh dari kerumunan itu. setelah cukup jauh melewati 2 lorong,
akhirnya mereka melepaskanku.
“Untung
kita sempat mencegahnya.”ungkap
Kris pada Young Rien.
“Nde,
kalau begitu tugasku sudah selesaikan. Target sudah terselamatkan. Pay.”pamit Young Rien hanya
melirik Kris, tidak melirikku. Dan aku merasakan dia mulai membenciku.
Grep
“Kenapa
belakangan ini kau selalu menghindariku? Apa kau menyimpan marah denganku?”cegahku dengan menahan
tangannya untuk pergi.
Dia menatapku santai,
lalu mengangkat alisnya, “Apa
aku mengganggumu? Aku tidak merasa seperti yang kau bayangkan Byun Baek Hyun.”
Aku mendengus kesal,
bukan jawaban itu yang ku harapkan. Mudah saja, aku hanya ingin masa-masa
keakrabanku dengan yeoja ini kembali seperti dulu.
EH!
“Waeyo?
Tidak suka dengan jawabanku?”Young
Rien menatapku semakin santai.
aku diam menatap ruang
hampa disisi kanan yeoja ini. lihat lah, roh Chanyeol sudah diam menatap Young
Rien penuh kesalnya. Apa Young Rien tidak merasakan kehadirannya?
“Young
Rien...”lirihku
setengah ketakutan padanya.
“Jangan
diteruskan lagi Young Rien.”kata
Kris mengajaknya pergi.
“Cih”Seakan Young Rien tau
aku menatapi roh disampingnya, yeoja itu menatap kesal lalu berjalan dengan
aura dendam yang ku baca.
“Andwae!!”peringatku pada roh
Chanyeol yang siap berlari secepat kilat memberi pelajaran pada Young Rien.
“Kau mengasihinya? Membiarkan dia
berbuat sesukanya? Dia itu sudah tidak sopan padamu Baek Hyun-ah.”roh itu meremukkan tangannya saking
kesalnya.
“Aku
bukan mengasihinya Chanyeollie. Lagi pula aku sudah tau kenapa dia bersikap
seperti itu padaku.”
“Kalau sudah tau berarti aku harus
bertindak. Akan ku kejar dia!”
“CHANYEOL!
Diamlah. Aku sudah memaafkannya.”aku
mengalihkan pandanganku ke langit-langit, “Jangan
bertindak gegabah tanpa izinku.”aku
melangkah ke bangku yang tak jauh dariku. Ia mengikutiku dari belakang.
“Jangan bilang kau memintaku
melarang menyakiti yeoja brengsek itu.”ia menatapku lamat-lamat dan penuh
curiga.
“Kau
mengatakan yang tidak-tidak.”
Aku membuang muka membelakanginya.
“Baek Hyun-ah yang pandai mengarang.”ia tersenyum remeh padaku.
“Kau
kejam padaku yeollie!”aku
beranjak cepat meninggalkannya. Kurasakan roh itu mengejarku.
Ia
memelukku dari belakang, “Ayolah...
ku mohon jangan mengatakan aku kejam. Akan ku berikan semua permintaanmu asal
kau tidak mengulang ucapanmu tadi chagiya...”
Aku masih kesal
dengannya dan terus membelakanginya. “Apapun
itu kau akan memberikannya?”
“Iya Baek Hyunnie, bahkan jika kau
menyuruhku lenyap sebelum direinkarnasi aku tetap melakukannya.”
“Berhentilah
menghabisi nyawa-nyawa manusia, termasuk orang-orang yang membuatku kesal.”
Mulutnya
melongo dengan ekspresi kagetnya, “T..tapi aku...tidak bisa
berhenti...aku melakukannya untuk bereinkarnasi Baek__”
“Kalau
begitu jangan bunuh Young Rien dan teman-temanku. Itu saja...”
Dia
mengaduh, “Ck,
berat sekali...baiklah aku setuju...” ia melangkah pergi meninggalkanku.
\
Aku berbalik, “Eh mau kemana?”
Kepalanya
menoleh padaku, “Disitu
saja, uruslah urusanmu sendiri.” dia langsung
menghilang tanpa alasan pasti
~_Ħ
Ħ Ħ_~
Setelah kejadian Park
Chan yang diduga koma oleh Lu Han. Akhirnya dipagi ini aku pergi ke kantin
bersama Park Chan dan teman-temannya. Park Chan bilang dia mengajakku karena
ingin aku menemaninya untuk jumpa pers (o_0). Masalahnya adalah untuk
mengklarifikasi bahwa dia dan aku tidak ada hubungan yang seperti dikatakan
yeoja-yeoja yang mengaguminya bahwa dia adalah pasangan gay-ku. Hihihi, mereka
tidak waras ya.
“Kenapa
tertawa sendiri?”
Aku baru sadar jika aku
berpikir hal ini saat bersama orang-orang ini, “Tidak ada Park Chan... hanya
membayangkan sesuatu.”
Park Chan semakin dekat
mencurigaiku. “Sesuatu
berbau yadong ya...”
Kris ikut-ikutan
menoleh padaku, “Bagi-bagikan
padaku.”
Godanya meski Kris bermuka dingin.
Aku meninju perut Park
Chan, “Yang
yadong itu kau, bukan aku. Ck, lupakan saja yang tadi. Kau tidak perlu tahu...”
Kami sudah sampai
dikantin, tiba-tiba ada dua orang yeoja datang menghampiriku. Lengan Park Chan
menghalangi tubuhku seolah-olah melindungiku jika yeoja ini menyakitiku.
“Minggirlah
Park Chan-shii, kami ada urusan penting dengannya.”kata yeoja berambut
bob,
“Tidak
bisa. Kalau mau, kita bertanding dulu.”balas
Park Chan menatap tajam dua yeoja itu.
“Park
Chan Yeol...”
lirihku berharap dia tidak benar-benar melakoni niatnya itu.
Dia menoleh, “Lirihanmu tidak bisa
meruntuhkan niatku Baekki...”ia
beralih ke dua yeoja didepan kami. “Sebutkan
dulu alasan kalian ingin berurusan dengannya!”
“Aduh
Park Chan-shii minggirlah... kami dikejar waktu...” yeoja satunya itu
menarik tangan Park Chan agar tidak menghalangi tubuhku lagi.
“Kalian
mau ku tampar ya!”
“Park
Chan...sudah biarkan mereka bicara.”
Ujarku yang dibalas tatapan kesalnya melepaskanku. “Terima kasih.”ucapku lagi padanya
meski tidak dijawabnya. “Kajja.”
Lalu Kris, Suho, Kai,
Kyungsoo berserta Sehun berlari ke arah
kami melihat keributan Park Chan dengan dua yeoja yang belum pernah ku ketahui
selama ini.
“Ada
apa memangnya Park?”tanya
Kris sedikit membulatkan mulutnya. Tapi Park Chan tidak meresponnya. Sementara
yang lainnya sepertinya tegang melihat situasi ini.
“Gamsahamnida
Park Chan-shii...”ujar
dua yeoja itu sambil tertawa kecil. Park Chan masih menatap membunuh dua yeoja
ini.
Aku dibawa menjauh dari
mereka. Dua yeoja ini menggenggam bahuku, menurutku ini penculikan terpaksa
tapi. Aku biarkan saja. mungkin mereka memang benar-benar membutuhkanku untuk
urusan terpenting mereka.
Dan langkahku berhenti
ketika dibawanya ke koridor kakak kelas yang sudah sepi. Hanya kami bertiga
yang ada dikoridor kelas atas.
“Nah,
ini baguskan. Tidak ada namja yang selalu melindunginya...”ujar yeoja berambut
bob.
Aku melototkan mataku,“Apa maksud kalian ha?
Kalian menjebakku ya!”
Yeoja satunya berambut
gelombang diikat itu tertawa, yang jelas aku tak tau nama dari mereka siapa
saja. “Benar!
Kau kira kami memelas untuk hal penting?”
wajahnya mendekat dengan alisnya yang terangkat.
Muak dikepalaku semakin
naik, bisa saja jika aku tega. Aku akan menendang perut mereka. “Kalian minta apa
dariku?”
tanganku mengepal kuat, berusaha menahan emosiku agar tidak lepas.
Jari yeoja berambut bob
itu meraba pipiku, lalu tertawa aneh. “Aku
hanya minta. Lepaskan Park Chan dan Kris dari sisimu.”
“Apa?
Kris, Chanyeol!”dua
yeoja itu saling bertatap heran, kenapa bisa aku salah sebut dalam situasi
seperti ini-__- “Ayo,
kalian minta apa lagi?”sesuatu
angin yang berhembus barusan itu membuatku semakin takut.
Yeoja berambut
gelombang tersenyum licik padaku, “Bagus
jika kau menawari lagi!”
BUGH PLAK
“Aw...yeoja
sialaaan.”
Jeritku membuat mereka lari kesenangan meninggalkanku. Ck, aku menyesal tidak
melakukan perlawanan padanya. Sadarlah! Aku ini namja, betapa bodohnya aku
kalah melawan mereka bahkan mereka berani membuatku tersungkur dengan pukulan
dan tamparan mereka.
Aku mendengar hentakan
kaki yang berlari dengan kerasnya. Aku masih tersungkur, memegangi perutku yang
sakit. Karena dengan tersungkur, rasa sakitku mudah ku tahan.
“Sialan!
Kau baik-baik saja?”
hentakan kaki itu berhenti ketika muncul Park Chan dengan mata penuh amarah
jongkok didepanku. Aku bisa merasakan roh didalam tubuhnya, itu bukan Park Chan
yang asli.
BRUAAAK
“Akan
ku bunuh kalian!!!”
gemanya setekah memukul pintu rak sepatu didekatku hingga berlubang. Jari
manisnya mengeluarkan darah meskipun tidak sampai menetes.
Getaran
ini keluar
“Aku
kenapa? Loh, Baekki kenapa dengan perutmu? Kau sakit ya?” tanya Park Chan polos
seakan hilang ingatan, itulah efek yang ditinggalkan roh Chanyeol bila keluar
dari tubuhnya. Park Chan melihat punggung jari tangannya yang berdarah, “Loh jari manisku kenapa
Baekki?”dia
melihat rak sepatu didekatku, “Loh,
rak sepatu itu juga kenapa bisa berlubang Baekki?”
Getaran
ini~
Aku merasakan bahwa roh
itu kesetanan ingin membunuh dua yeoja tadi, aku harus menghentikannya sebelum
fatal. “Park
Chan, bisa bantu aku berjalan cepat?”
“Kemana?”
“Mengejar
angin, maksudku mengejar waktu. kesana”tunjukku
ke arah koridor yeoja tadi berlari.
“Perlu
ku gendong? Tapi kau tadi belum menjawab semua pertanyaanku.”dia mulai menggendongku
dipunggungnya, “Sungguh
aku bingung dengan apa yang kulihat. Apa aku sedang mengigau? Padahal aku merasakan
diriku sedang tertidur dikelas loh.”
Celotehnya sendiri sambil setengah berlari.
~_Ħ
Ħ Ħ_~
Tidak sia-sia juga
namja ini mempercepat langkahnya sesuai dengan keinginanku. Sebenarnya bukan
aku yang manja. Aku sudah bilang padanya
turunkan aku karena rasa sakitnya sudah padam. Tapi dia memaksa tetap
menggendongku karena...err, sudah nyaman.
Aku menemukan kucing
hitam itu, bersama dengan roh yang sibuk mencekik leher yeoja berambut ikat
itu. segera aku minta Park Chan menurunkanku.
“Yeoja
itu kenapa kesakitan sendiri Baekki?”tanya
Park Chan sambil mengusap-usap dua bola matanya.
“Sudah
kau sembunyi dulu ya. Nanti akan ku jelaskan.”kataku sembari mendorong punggungnya ke
tikungan lorong ini. setelah mengantar Park Chan bersembunyi. Aku mempercepat
langkahku untuk mendekati roh Chanyeol. Ketinggalan sedetik saja, bisa-bisa dua
nyawa itu lenyap ditangannya.
Ketika hendak aku
menyentuh roh Chanyeol, kucing hitam ini menghalangiku. Kelakuannya seperti
hendak mencakarku, sementara yeoja berambut bob itu menangis ketakutan
memegangi jantungnya.
“Chanyeol...ku
mohon ini aku...tolong lepaskan mereka ne?”
Kucing
itu meraung, “Jangan
ikut campur urusannya!”
Aku terus melangkah,
sebisaku meski kucing ini terus menatapku garang.
SRAK
Aku mendesis sakit,
sudah perutku masih sakit karena dipukul yeoja tadi. Sekarang ditambah dengan
cakaran hebat dileherku.
“Moyo! Apa yang kau perbuat ha!!”pekik roh Chanyeol menyadari
kesakitan dileherku.
“Lanjutkan saja membunuhnya.
targetmu hanya kurang 3 nyawa lagi...”
Kucing ini masih
menghalangiku, sebetulnya aku takut dicakar lagi tapi...
BRUGH
Roh
Chanyeol secepat kilat membanting tubuh kucing hitam itu ke dinding disebelah
yeoja berambut bob yang tengah menangis. “Aku bisa juga membunuhmu jika kau
juga menyakiti Baek Hyun!”
Aku terbelalak
terkejut, dalam perkiraanku. Roh tidak akan berani melawan keras pemilik tubuh
yang dipinjamnya tapi toh sudah kenyataan. Aku baru melihatnya karena roh
Chanyeol. Aku memandangi dua makhluk itu. dimata keduanya saling memancarkan amarah
mereka.
“Sudahlah
Chanyeollie... aku tidak apa-apa.”ucapku
berharap tidak ada pertengkaran diantara dua makhluk ini.
“WAE!Makhluk bajingan seperti dia
kau biarkan??”kata Chanyeol bernada
tinggi sambil menguatkan cekikan pada yeoja yang menyiksaku tadi. Langkahku
mulai meragu ingin berjalan dengan niat kemana. Menyelamatkan yeoja brengsek
tadi atau kembali ke Park Chan atau menenangkan roh Chanyeol agar tidak membuat
hal yang lebih parah. Suasana ini makin membuatku bingung setengah mati.
Sekarang aku mendengar
suara manusia berlari mendekat ke lokasi ini. lalu ku lihat atmosfir diantara
Chanyeol dan Moyo, masih berpandang kesal tanpa perlawanan. Aku menoleh ke arah
utaraku, suara hentakan kaki itu makin terasa.
“Kenapa
Baek Hyun?”teriak
orang itu memecahkan suasana mencekam ini, “Siapa
yang teriak? Tadi itu hampir merusak telingaku loh.”dia cengengesan dan
menggaruk kepala belakangnya.
Aku berdecak kesal,
disaat seperti ini dia bisa-bisanya bercanda. Ya memang begitulah Young Rien
mencairkan suasana, lumayan bisa menghilangkan sedikit ketakutanku.
SRRAAK
KRAAK
Aku terbelalak hebat,
adegan yang ku lihat ini terlalu cepat dan sadis. Ditambah ironisnya lagi,
kurang dari sedetik itu saja. dua yeoja yang tadi menyiksaku sudah mati ditangan
roh Chanyeol dan Moyo.
Yang paling mengenaskan
adalah yeoja yang sudah memukul perutku, yeoja berambut bob yang tadinya masih
sempat menangis melihat yeoja berambut ikat dicekik Chanyeol. Kepalanya
terputus sampai menggelinding 1 meter dari tubuhnya dan parahnya lagi kedua
kakinya tertukuk menapak di atas perutnya.
“Young
A Ra...”
Suara pilu itu muncul
dari mulut Young Rien. Ia mendekati jasad yeoja berambut ikat. Lalu mengusap
pelan rambut yeoja itu. aku melihatnya penuh tanya dengan sikap yeoja tomboy
itu. Young Rien menangis tapi bibirnya tersenyum senang. Aku terus menatapnya,
sampai tak tersadar air mataku mengalir.
“Baekki...”panggil suara namja
dari belakangku, namja itu mengusap lembut bahuku. Aku menoleh padanya. Namja
itu menyeka air mataku yang tak kunjung kering.
“Semua
ini ulah siapa? Apa itu yang membuatmu menangis?”namja itu menunjuk ke Young Rien. Lalu
memasukkanku ke dalam pelukannya. “Apa
yeoja itu yang sudah mengamuk Baekki?”
“Park
Chan Yeol...hiks...”aku
mengeratkan pelukannya dan memejamkan mataku, mengalirkan air mataku sesuka
mataku. Entah kenapa aku melihat Young Rien menangisi yeoja itu dengan pilunya
membuatku ikut menangis juga.
SRINGG
Suatu bayangan cepat hinggap dipikiranku.
Bayangan itu memberitahuku bahwa jasad yeoja berambut ikat itu memiliki
kesamaan dengan jasad yeoja bernama Young A Ra, maka dari itu yeoja tomboy itu
menangisinya, mengusapnya rambutnya penuh pilu.
“Park
Chan-shii...jaga Baekki jangan sampai mati dengan misterius. Jangan bocorkan
jika yeoja ini ku sembunyikan dulu.”
“Geure
Young Rien-shii...”itulah
yang ku tangkap dari telingaku saat tubuhku masih enggan mengakhiri isakanku
didekapan namja ini.
~_Ħ
Ħ Ħ_~
Keesokan harinya,
dengan perasaan ragu, takut bila ada yang menanyaiku tentang kasus kemarin. Aku
berusaha mengontrol gerik tubuhku agar tidak dicurigai saat berjalan disekolah
ini.
Langkahku sendiri
mengantarkanku agar aku melewati jalan yang ku lalui sebelum pulang. Hanya
perasaanku saja atau cuaca ini berubah mendung berangin saat aku memasuki
koridor dimana saat kemarin aku ditinju dan ditampar oleh yeoja kemarin.
Sementara rak sepatu
yang dipukul oleh tangan Park Chan masih berbekas, sepertinya belum tercium
oleh tim penyidik atau guru BP.
Aku berganti menuju
koridor TKP kemarin. Seisi koridor terpanjang ini sepi, hawa dingin bertabur
dengan serpihan daun menyambutku, menambah suasana horror ditiap langkahku. Dan
benar terjadi, di tikungan koridor sampingku sudah bersandar kucing hitam ini.
“Biarkan
aku lewat!”tegasku
meski nadaku terdengar lirih.
Koridor TKP sudah
didepan mataku. Meski dikoridor selanjutnya ada siswa-siswi yang lalulalang,
tapi koridor ini tetap menyeramkan. Ku edarkan pandanganku ke semua penjuru.
Bekas darahnya, sisa berantakannya, masih tetap seperti sebelumnya.
Dugaanku adalah, apakah
petugas kebersihan kelewatan untuk membersihkan koridor ini ataukah karena
suasananya sekarang menyeramkan maka petugas itu tidak berani kesini.
Ku rasa sudah cukup
langkahku memuaskan diri memastikan suasana koridor ini. aku keluar lewat arah
utaraku, tepatnya arah yang kemarin muncul keberadaan Young Rien.
Belum sampai aku
melewati tikungan terdekat koridor ini, sekumpulan tim berpakaian polisi,
beberapa petugas pemadam kebakaran dan segerombolan siswa sedang berpapasan
denganku. Sekujur tubuhku merinding sendiri dan kusempatkan untuk bernafas
sedalam-dalamnya.
Aku masih melirik
mereka semua hingga ku lirik mereka berhenti sejenak.membuatku ingin cepat
pergi dari tempat ini.
“Chakkaman
siswa bertas cokelat.”tegas
suara berat diantara mereka. Tas cokelat! Itu aku. Matilah sudah
riwayatku...rasanya tubuh ini sudah terpatung dan menunggu untuk ambruk jika
saja benar mereka berhenti karena sudah membaca gerikku yang mencurigakan.
Bapak berpakaian polisi
itu menghampiriku.“Apakah
pena ini milikmu anak muda? Tulisannya Byun Baekki.”
“B...Benar
tuan.”
“Lain
kali berhati-hatilah nak.”
Aku meraih pena hitam
itu dan langsung berbalik menjauhnya. Sedikit mempercepat langkahku menuju
kelas. Dan bodohnya aku, kenapa aku meninggalkan bapak itu tanpa mengucap
terima kasih. Pertahananku hancur sudah.
`
`
Beruntung aku datang
disaat sonsaeng-nim belum duduk dibangkunya. Padahal jam tanganku sudah
menandakan waktunya ia datang.
“Pagi-pagi
sudah berkeringat Baek Hyun.”
Ku lihat yang menyambutku
bicara adalah Kai. Aku memberinya senyum (hambar), “Kau memperhatikanku
Kai-shii...”
“Wah,
tidak kusangka Kai bisa bicara juga. Apalagi dengan Byun Baek Hyun...”ku tengok depanku,
Sehun sudah ikut menimpal dan berdiri disamping Kai.
“Tutup
mulutmu Tehun, kau kira hanya kau yang bisa bicara dengannya ha?”
“Akuilah
aku lebih hebat darimu Kkamjong.”
Kai memajukan tubuhnya
menantang Sehun“Asal
kau tau, aku baru bicara dengannya karena menunggumu pergi.”
“Cukup...kau
tidak bisa menandingi keramaianku dan kejahilanku Kkamjong. Benar kan Baek
Hyun?”
Hehe, aku cukup
terhibur dengan keributan mereka. “Sehun
benar.”
Pletak~
“Aduuuhh
jangan kepala pabo!”protes
Sehun langsung pergi keluar kelas, kurasa ia akan pergi mengadu ke Lu Han
dikelas sebelah.
Deg
Pandanganku terhenti
saat mataku tidak sengaja melihat meja guru didepan kelas. Roh Chanyeol sedang
duduk disana, ekspresi penuh memohon dan tangannya meminta maaf padaku.
“Kalau
bisa kau tidak memperdulikannya. Nanti nyawamu malah yang diincar.”peringat Young Rien
didepanku yang tiba-tiba saja menghalangi pandanganku dimeja guru.
Aku menunduk saja. kata
Young Rien itu ada benarnya. Kalau begitu, kenapa aku sempat membencinya dan
salah paham padanya. Ck, mana Baek Hyun yang konsisten seperti dulu. Perasaanku
aku jauh lebih buruk dibanding sekolahku yang dulu.
“Baekki...”seru Park Chan
tiba-tiba mengagetkanku dari samping dengan wajahnya yang polos ini. “Kau melamunkanku kan?”dia terkekeh pelan.
Aku mencubit kedua
pipinya, lalu mencolek hidungnya dan...
Plak~
Kutampar pipinya dengan
pelan. Bukan bermaksud untuk menamparnya dengan marah.
“Mengganggu
suasana saja. sudah terbawa oleh sentuhanmu kau malah menamparku.”
“Sstt...songsaeng-nim
datang.”seru
Young Rien menengok ke arah kami. Aku membalas mengangguk padanya. Sementara
Park Chan seolah-olah ingin aku membagi kursi dengannya. Tapi kakiku terus
menendangi sepatunya agar cepat menyingkir.
Kulihat muncul
seseorang dibalik sonsaeng-nim, mungkin itu guru. Karena postur tubuh dan
jasnya seperti guru. Namja itu membisikkan sesuatu ditelinga sonsaengnim yang
berdiri 3 langkah dari daun pintu kelas ini.
“Park
Chan dan Byun Baek Hyun ikut saya. Sementara Shin Young Rien ikut Jang
sonsaeng-nim.”kata
sonsaengnim yang membuatku terperanjat kaget. Perasaan gemuruhku memupuk sudah
didalam dada. Aku menoleh ke arah Park Chan, ia menoleh padaku dan memberi
anggukkan.
“Tapi
sonsaeng-nim, kita semua belum mendapat pelajaran darimu kan.”elak Park Chan yang
bisa jadi dia berpikiran sama sepertiku.
“Cepat
beranjak!”teriak
sonsaengnim melengking sampai membuat beberapa siswa dikelas kami menutup
telinganya.
`
`
Didepan meja kami sudah
terpampang beberapa benda kecil dan beberapa foto dalam plastic-plastik ini
bersama dengan Kim sonsaengnim yang terus menatapi. jelas sudah kekhawatiranku
menjadi mimpi buruk yang nyata. Benar kan, kami diintrogasi atas kejadian
kemarin.
Di tembok ujung sana,
ada Young Rien bersama orang yang tadi disebutkan oleh sonsaengnim bernama Jan
sonsaengnim. Sepertinya yeoja itu juga menghadapi yang serupa seperti kami.
Sementara ku lirik Park Chan disebelahku, dia berwajah datar tapi dengan satu
tangannya yang terus memegang tanganku.
“Bagaimana?
Bisa dijelaskan dengan kalimat yang lebih rasional?”
Aku bingung menjelaskan
seperti apalagi, beberapa menit yang lalu aku sudah menjelaskan yang
sesungguhnya padanya tapi. Orang ini tetap menganggap penjelasanku adalah
kha-ya-lan!
“Itu
tadi sudah rasional sonsaengnim. Kami tidak tau cara membunuh yang benar maupun
salah tapi tetap bukan kami yang melakukan pembunuhan selama ini. melainkan
sebuah roh yang gentayangan yang masih menunggu dirinya direinkarnasi ulang.”
“Cukup
khayalanmu itu Byun Baek Hyun. Ini sudah ku minta kedua kalinya menjelaskan hal
yang benar dan rasional.”
“Dia
benar sonsaengnim. Aku yang memiliki mata normal percaya bahwa penjelasannya
itu bukan khayalan yang main-main. Tapi fakta.”potong Park Chan baru membuka suara.
Kim sonsaengnim
memangku dagunya dengan tangannya. “Hm,
baiklah. Ceritakan yang sebenarnya. Bila perlu sebab-sebab sebelum perkara itu
terjadi.”
Deg~
“Kau
bisa Baekki, ceritakan saja.”dan
dia makin menguatkan genggaman tanganku yang makin mendingin.
Aku menghela nafas panjang, “Sebenarnya ini terjadi berawal saat aku
dan Park Chan serta teman-temannya dikantin. Tiba-tiba dua yeoja itu
menghampiri kami__”
“Dan
aku yang menghalangi yeoja itu meminjam Baek Hyun sampai aku yang membuat ribut
dengan mereka.”potong
Park Chan dengan wajah tanpa ekspresi.
Sonsaengnim memukul
mejanya, “Diam
Park Chan Yeol!”
sonsaengnim beralih padaku, “Lanjutkan.”
“Setelah
akhirnya aku memohon pada Park Chan agar membiarkan mereka meminjamku. Aku
dibawa ke lorong panjang dikelas 2A. ternyata mereka menjebakku, bukan
membicarakan masalah penting denganku. Lalu mereka memukulku, meninju perutku
dan berlari. Sampai akhirnya Park Chan datang dengan marahnya mengetahui
kondisiku. Dia yang memukul rak didepan kelas 2A sampai berlubang.”
“Apa
kau mengingat bahwa kau yang menghancurkan rak itu?”Sonsaengnim menyela
bertanya pada Park Chan.
“Aku
tidak mengingatnya, bahkan aku baru tau itu aku yang memukulnya.”
“Kebohongan
yang cemerlang tuan Park!”
Park Chan mendengus
remeh, “Terserah.
Yang pasti seingatku aku tertidur dikelas dan bermimpi menjadi raja di negri
khayalan.”
“Sonsaengnim...”panggilku saat
sonsaengnim hendak berdiri, mungkin ingin menampar Park Chan. “Setelah itu, roh
didalam tubuh Park Chan keluar secepat kilat ke koridor dimana dua yeoja itu
berlari. Dan itu menimbulkan efek ingatan Park Chan yang tidak tahu apa-apa.”Sonsaengnim mengangguk,
“Sudah
kubilang dia benar sonsaengnim.”balas
Park Chan tersenyum remeh.
“Bisa
kau jelaskan proses pembunuhannya dan benda-benda ini?”
Park Chan menengok
padaku dan mengangguk meyakinkan. Itu membuat mentalku semakin yakin menceritakan
kejadiannya.
“Ketika
aku dan Park Chan datang, roh itu dan kucingnya sudah beraksi menodong yeoja
itu. aku berniat berbicara dengan roh itu agar ia mengurungkan niatnya membunuh
yeoja itu. hasilnya aku sempat dicakar.”aku
menunjukkan bekas cakaran dileherku. “klimaksnya
terjadi ketika roh itu berteriak, itu membuat Young Rien datang ke arah kami. Setelah
itu, pembunuhan sadis pun dilakukan roh itu kurang dari sedetik. Lalu dua roh
itu langsung pergi. Untuk benda-benda didepan kami ini, semua adalah ulah roh
itu sonsaengnim. Coba saja dites, pasti tidak ada sidik jarinya.”
“Tumggu,
lalu saat pembunuhan terjadi, kemana Park Chan berada?”
“Aku
didorong Baek Hyun bersembunyi di tikungan koridor sonsaengnim, meski begitu.
Aku mengintip urutan kejadiannya.”Park
Chan mengganti posisi kakinya. Ku tengok meja Young Rien, dia masih ditanyai
oleh Jang sonsaengnim.
Kemudian datanglah
Chang Nyun sonsaengnim berbisik-bisik pada Kim sonsaengnim. “Suruh dia masuk saja.”itulah jawaban dari Kim
sonsaengnim yang kudengar. Lalu setelah jawaban itu, Chang Nyun sonsaengnim
keluar.
Beberapa saat kemudian
muncul yeoja disebelahku yang berparas cantik, tinggi, kulitnya sama dengan
Park Chan. Mata yeoja itu terbelalak saat pandangannya beralih melewatiku, itu
tandanya dia memandangi Park Chan.
“Astaga
Chanyeollie kau...masih hidup...kau masih hidup...”seketika yeoja itu
berlarian memeluk tubuh Park Chan yang duduk, “kakak merindukanmu
Yeollie...pulanglah...”yeoja
itu merenggangkan pelukannya, “Tak
kusangka kau...Yeollie...Yeollie...”kulihat
ada setetes air mata bahagia membasahi yeoja itu.
Dan yang membuatku
ternganga, Park Chan membalas dengan ekspresi datarnya dan memberikan sapu
tangannya pada yeoja itu.
“Kau
siapa? Bahkan kau membawa-bawa kakakku yang sudah mati.”
Aku lumayan terkejut
sama halnya dengan Kim sonsaengnim. Apalagi yeoja itu, terbelalak shock beserta
pandangannya yang kosong. Perlahan pula yeoja itu mundur dari Park Chan.
“Park
Chanyeol adikku...”lirih
yeoja itu makin tak percaya.
“Mianhae,
apa dia mirip dengan adikmu nona?”tanya
Kim sonsaengnim mulai khawatir, mungkin dia khawatir kalau yeoja ini tiba-tiba stress
apalagi gila.
“Yeollie
adikku...”
lirih yeoja itu lagi.
“Kakakku
satu-satunya sudah mati. Jebal...jangan menyebut kakakku lagi”balas Park Chan
menambahkan tatapan tajam pada yeoja itu.
“Mianhae
nona, sepertinya anda harus pergi sebentar.”kata
Kim sonsaengnim lalu menatapku, “Kau
yang sering mengenal siapa Park Chan ini jadi mohon bantuannya untuk nona ini.”
“Tapi
sonsaengnim aku...”
Kepalanya menggeleng
mengusirku beserta juga tangannya. “Mianhae
kakak, ayo ikut aku.”ku
tarik saja tangannya. Untung yeoja ini tidak berontak, ia menurut atau lebih
tepatnya pasrah karena perkataan Park Chan padanya.
aku mengajaknya pergi
sampai melewati dua koridor dari ruangan BP tadi. Kemudian ku berhentikan
langkah kami disini. Ku lihat yeoja ini nampaknya shock. Aku jadi tidak yakin
bisa menjelaskan secara gamblang.
“kakak,
namaku Byun Baek Hyun siswa kelas 1B. ijinkan aku memperjelas pernyataan dari...eum...kembaran
dari Chanyeol adikmu.”
“Kau
tau semuanya? Jangan-jangan kau...kekasihnya.”
Glek~
“Ah
bukan seperti itu kak...”
Tiba-tiba yeoja ini
langsung menjabat tanganku, “Park
Kang Lie imnida...”
Aku mendehem sebentar,
karena kurasakan tenggorokanku agak kering, “Itu
sebenarnya bukan Chanyeol, mungkin nama mereka berdua sama tapi yang temanku
tadi ialah Park-Chan-Yeol. Pindahan dari SMA Seunggi. Dan untuk Chanyeol
itu...dia benar-benar sudah mati. Hanya rohnya saja yang masih belum tenang. jika
kau merindukannya, aku tau keberadaan Chanyeol adikmu Kang Lie noona...”
“Bawa
aku ke tempatnya.”
`
`
“Sebenarnya
tempat ini terlarang untuk dikunjungi semenjak kematian Chanyeol”ujarku saat membuka
pagar kayu diujung tangga ini.
“Separah
itu kah?”tanya
Kang Lie mengedarkan pandangannya ke semua penjuru.
“Ne,
kata para guru ini adalah kejadian pertama kematian siswanya di atap sekolah.
Semua siswa-siswi disini juga mulai takut mengunjungi tempat yang dulunya ramai
setiap jam istirahat. Karena Kepala Sekolah Geun Hyuk tidak ingin terulang
lagi, maka tempat ini dikenai larangan untuk masuk kecuali saat tidak ketahuan
sonsaengnim.”
Aku menunjuk ke roh
Chanyeol bersama dengan tubuh pinjamannya sedang menatap langit ini. “Itu dia Chanyeol”
“Kau
yakin itu roh Chanyeol. Disana itu hanya kucing hitam yang jenisnya sudah
langka.”
“Aku
yakin. Tunggu disini, aku akan membuktikannya. Ku yakin noona juga bisa melihat
rohnya seperti apa.”
Aku mendekati perlahan
kucing hitam bertelinga kelinci itu. auranya saja bisa kurasakan dia sedang
sedih. “Chanyeollie...ini
aku Hyunnie...”ucapku
sembari tersenyum penuh makna padanya. Kucing itu menoleh padaku dan memberi
senyum. Sedetik kemudian roh Chanyeol keluar dari tubuh kucing itu. sedangkan
si Moyo haraboji itu diam layaknya kucing pada umumnya.
“Baek Hyunnie kau...kesini...”
Aku mengembang senyum, “Iya Chanyeollie.”aku mengusap pipi
kanannya, lalu aku menengok pada Kang Lie sebentar, lalu kembali lagi ke roh
didepanku. “Ada
yang ingin bertemu denganmu. dia merindukanmu Chanyeollie...”
“Nuguseyo?”tanya
Chanyeol hendak memelukku tapi kedua telapak tanganku memberhentikannya.
Sepertinya dia masih
belum menyadari ada kakaknya ditempat ini. lalu aku menunjuk dengan jempolku ke
arah Kang Lie berdiri.
“Kang Lie-ah noona...”lirih roh Chanyeol sembari berjalan
ke arah yeoja itu, kemudian memeluknya rindu. “Ku kira noona sudah gila atas
kepergianku. Bagaimana dengan appa?”
Kang Lie tertawa pelan,
“Kau
tidak berubah Yeollie. Appa baik-baik saja. dia menjalankan hidupnya dengan
tenang.”
Aku senang melihat
mereka bisa bertemu. Meski mereka adalah dua makhluk beda dunia tapi jika
mereka sama-sama bisa melihat keberadaan satu sama lain, perbedaan diantaranya
bisa diacuhkan sejenak.
Beberapa saat itu ku
lihat ekspresi Kang Lie berubah drastis. Aku tidak tahu apa yang dirasakannya
tapi main feelku berkata bahwa Kang Lie berubah waspada pada roh adik
kesayangannya itu.
“Baek
Hyun kajja.”panggil
Kang Lie sedikit keras. Aku langsung berjalan kesana tapi sebelumnya aku
mengelus bulu kucing Moyo ini.
“Kang Lie noona...wae? secepat ini
kau pergi...”Chanyeol
memohon sambil menarik tangan kakaknya agar tidak meninggalkannya dulu.
“Mianhae
Yeollie, Kang Lie harus pergi.”
“Kang Lie noona...”lirih Chanyeol mulai pilu.
“Jika
Yeollie sayang pada noona-mu ini. maka kau membiarkanku melakukan apa saja asal
aku bahagia. Jinjja?”
“Geure, ne jinjja...”
Kang Lie menggumam, “Selamat tinggal”pamitnya tanpa melihat Chanyeol
dan terus menggandengku menjauh dari atap sekolah ini.
.
.
Masih dihari yang sama,
saat ini nampak yeoja sunbae ini menggandengku terburu-buru. Meski terkadang
feelingku cukup baik untuk membaca situasi dan aura manusia. Namun untuk
pertama kalinya, aku tidak bisa membaca yeoja ini.
Ia membawaku ke koridor
yang sepi didekat jalannya menuju perpustakaan grade 1. Kami berhenti disana,
aku tak tahu apa yang terjadi. Dia menatapku sejenak, lalu melihat arah menuju
atap sekolah yang tadi.
Bruk
Seketika itu Kang Lie
menghempaskanku ke dinding dibelakangku. Aku mencoba menerka-nerka perlakuan
salah apa yang membuat yeoja ini melakukanku sekasar ini sewaktu aku
bersamanya.
“Kang
Lie-shii...kenapa kau berbuat ini padaku?”tanyaku
sedikit lirih karena aku mulai merasakan ada aura marah yang akan muncul
ditubuhnya.
Kang Lie mendesis
panjang, “Dia
itu siapa? Kenapa dia menjadi serigala kelaparan seperti itu??”
“M...maksud
kakak apa?”
“Chanyeol
adikku itu. auranya pekat sekali makanya dia berubah jadi pembunuh tersadis
yang pernah ku temui.”
“Mian
kak, dia hanya menuruti ketentuannya untuk bereinkarnasi. Dia bukan roh seperti
itu.”
Ia menatapku tajam, “Pikir dengan logika
saja. kita adalah sesama yang bisa melihat roh adikku. Pikirkan saja siapa
urutan nyawa yang dihabisinya dengan sadis dan mengeluarkan bola permen setiap
kematiannya. Roh seperti dia sama saja disebut roh pencabut nyawa.
Pembunuh.jadi lebih baik tidak ada interaksi dengannya sama sekali.”
“Tapi
bagaimana pun dia kan__”protesku
terpotong cepat.
“Tunggu.
Sebenarnya ada hubungan apa diantara kau dan roh adikku?”
DEG
Sampai aku kesulitan
menelan ludah, “Aku...ti...tidak
ada...”
“Kau
menjadi kekasihnya, jinjja?”
Glek
Kang Lie ikut bersandar
disampingku, “Yang
tadi tidak perlu kau jawab. Aku sudah tahu jawabannya.”
Aigo...hampir mati aku
dibuatnya terdesak sedemikian rupanya. Aku mendehem, “Kakak, boleh aku pergi.
Sepertinya tugasku menjelaskan semuanya padamu sudah selesai.”
Yeoja itu tertawa
licik, “Siapa
bilang?”
“Aigo...
kurang apa lagi...”keluhku.
padahal badanku mulai pegal sejak pengintrogasian oleh Kim sonsaengnim.
“Ayo
ikut aku. Antar aku pada temanmu yang mirip adikku lalu bawa aku ke teman
terdekatmu yang bisa melihat roh adikku.”
.
.
“Park
Chan, aku butuh bantuanmu. Kau bisa melakukannya kan?”tanyaku langsung ke
orang pertama ialah Park Chan yang ada dikelas.
Ia mengangguk, “Akan ku bantu.”
Kemudian aku menuju
kelas sebelah, tepat itu adalah kelasnya Kris. Hanya beberapa langkah, kakiku
sudah menapak didepan kelas itu. kebetulan sonsaengnim sedang membiarkan
murid-muridnya ramai dan itu memudahkanku menjemput Kris.
“Kris,
aku butuh bantuanmu. Bisa menolongku sebentar?”tanyaku pada Kris yang asyik menggambar
wajah Tao, hihihi...
Kris menutup bukunya, “Tentu, apa saja asal
aku sanggup.”lalu
dia mengikutiku dari belakang.
Aku berdiri diluar
kelas, aku menatap 3 temanku ini. hmm...seperti ada yang kurang tapi aih.
Seorang Byun Baek Hyun ini tidak mudah lupa.
“Hanya
ini? Kau yakin tidak ada lagi?”tanya
Kang Lie sambil mondar-mandir didepan Park Chan dan Kris yang bersandar di
dinding pembatas lorong yang sepi manusia.
Aku berpikir sambil
mengetuk-etuk pelipisku dengan telunjukku. Menoleh ke kanan dan kiri, sesekali
melihat kelasku. Apa yang kurang ya??
“Eh
Baek, kau lupa dengan yeoja jadi-jadian itu.”kata
Kris melipat tangannya di dada.
Aku melototkan mataku, “Apa? Nugu?”
“Kang
Young”
Aku melongos, “Ha, siapa sih? Apa itu
sunbae?”
Kris mendengus remeh, “Baek Hyun Baek Hyun...
otakmu mengecil juga yah. Padahal kau pernah mendengarku menyebut nama itu saat
memanggil yeoja jadi-jadian itu...”Kris
mengaduh-aduh dengan menggeleng-geleng kepala.
“Young
Rien maksudmu?”
“Hm.”
Nah, betul juga. Kenapa
otakku baru tersambung sekarang. Langsung saja aku berlarian masuk kelasku.
Sepertinya selain yeoja itu, aku akan mengajak sosok masalalu Park Chanyeol.
Aku menghampiri namja
berkulit tan, namja itu sedang tidur-tiduran dibalik telangkupannya dan
berpandang kosong.
“Kim
Jong In...Kim Jong In...”sapaku
sambil melambai-lambaikan tanganku didepan matanya.
“Young
A Ra...”lirih
Jong In yang menurutku dia mengigau.
“Eh?
Jong In.”aku
menepuk lengannya. Dan dia berhasil bangkit dari lamunannya.
“Akkkhh...”erang Jong In kesal,
membuat siswa disekitarnya menoleh ke arah kami. Lalu menatapku marah,
“Jong
In, maafkan aku tapi...aku butuh bantuanmu, kau bisa kan?”pintaku setengah
ketakutan sampai-sampai telapak tanganku berkeringat dingin.
“Hm..baiklah.
tapi lain kali jangan mengganggu kesendirianku.”
Aku mengacungkan jempol
dan merekahkan senyum manisku, “Arrasso
tuan.”lalu
aku tertawa. Dia mengikuti dari belakang. Sekarang aku berganti menuju bangku
Young Rien. Yeoja itu sedang sibuk membaca komik dengan mengunyak permen karet
tapi...untuk sekarang, dia tidak menggunakan earphone kesayangannya.
“Young
Rien. Kau bisa membantuku?”
“Untuk
apa?”tanya
yeoja itu dingin, tanpa ekspresi untuk melihat keberadaanku disebelahnya.
“Ee,
aku ingin kau menolongku soal...”
“Soal
apa?”potong
cepat yeoja itu
“Soal
rohnya_”
“Roh
siapa?”potong
Young Rien lagi
Aku berdecak kesal, “Kau ini asal memotong
saja. aku ini ingin membantu kakaknya Chanyeol untuk roh adiknya itu. jadi
berhentilah menyela sebelum aku berhasil menyusun kata-kataku.”
“Aku
tidak mau.”jawabnya
dingin, dari tadi tidak melihat wajahku. Sementara Jong In yang bermuka datar
masih setia menungguku menjemput Young Rien.
“Ayolah...ku
mohon...”pintaku
sembari mengguncang-guncang lengannya, tapi tidak kasar lah...
“Kalau
aku tidak mau, apa kau akan pergi dan tidak menungguku seperti ini?”
“Ng...mungkin
saja tapi aku harus membawamu menolongku.”
“Shireo!
Pergilah.”tegasnya
meski tidak membentak didepan wajahku, tetap saja itu kata-kata membentak
berversi mengusirku.
“Apa
sudah cukup yang kau temukan?”tanya
yeoja yang ada disebelahku, ku lirik dia. Aku langsung terbelalak melihat
tiba-tiba saja tanpa setahuku Kang Lie sudah ada disini.
“Kurang
satu kak...”
Yeoja itu menatap Young
Rien, saat bersamaan itu pula. Young Rien juga menatap ke arahnya. Lama,
mungkin terhitung lebih dari 3 detik. Tiba-tiba Kang Lie tersenyum-senyum
sendiri, sementara ekspresi Young Rien tetap dingin.
“Kak,
jangan jatuh cinta padanya. Dia juga yeoja.”ungkap
Jong In yang sedikit menahan tawa di sebelahku.
Ungkapan itu berhasil
membuat Kang Lie terkejut dan segera membuang mukanya dari Young Rien. Ia
berjalan menjauh dari bangku yeoja kenamja-namja’an itu sambil terus mengetuk-etuk
kepalanya dengan satu tangan.
Aku dan Jong In
mengikuti saja langkah Kang Lie. Disela-sela langkahku, aku juga merutuk kesal
tidak bisa mengajak Young Rien untuk mengurus perintah dari kakaknya Chanyeol.
“Baek
Hyun, yang kurang satu tadi biarkan saja dulu. Aku yakin dia tidak akan tega.”kata Kang Lie setelah berbalik
menghadap aku dan Jong In. Park Chan tiba-tiba (ndusel) disebelahku. Dia ini
kenapa sih-__-
Suara deheman berat
tiba-tiba memecah suasana diantara kami berlima. Kami semua menoleh kepadanya. “Aku berubah pikiran.”ujar dingin yeoja itu,
tangannya dimasukkan ke dalam dua sakunya.
Park Chan bertepuk
tangan kegirangan sendiri dengan satu lengannya yang tidak ku ketahui sejak
kapan sudah melingkar dilenganku.
“Kau
yakin dia yeoja?”tanya
Kang Lie tehadap Jong In yang tadi mengingatkannya,
“Yakin,
buktikan saja sendiri.”dan,
sedetik itu pikiran yadong mungkin sudah merangsang dipikiran seorang Jong In
yang sambil-sambil melihat tubuh Kang Lie yang, lumayan seksi meski dia itu
sunbae
“Kenapa
menatapku aneh? apa penampilanku salah?”tanya
Young Rien sambil mencoba membayangkan penampilannya yang kini sedang menata
rambutnya agar terlihat lebih cool. Ia melirikku dengan senyum evilnya, anak
ini mau main-main ya... awas jika dunia mengatakan dia lebih tampan dariku jika
aku dan dia dijajarkan dalam kompetisi ketampanan.
“E...bukan
begitu maksudku apa dia pantas disebut yeoja. Masalahnya, dia hampir membuatku
jatuh cinta.”ungkap
Kang Lie yang membuat Young Rien seperti mendapat ide jahilnya.
“Seperti
ini?”setelah
itu dia menebar pesona dengan sexy dancenya yang menggunakan gerakan menyeka
bibirnya.
“Kang
Young-Kang Young.”Kris
menggeleng-geleng kepalanya.
Sementara Park Chan
terus menyoraki aksi Young Rien itu. saking terbawanya, ia juga ikut-ikutan
sexy dance dengan bokongnya yang sedikit menyentuh perutku karena dia juga sih
yang terlalu dekat denganku.
Yang ku lihat, Kang Lie
menggeleng-geleng cepat dan memegangi kepalanya yang mungkin membuatnya pusing
karena pesona Young Rien dalam sexy dancenya itu.
“Sudahlah...”kata itu membuat semua
keributan disekitarku menjadi diam memperhatikannya, “Misteri disekolah ini,
aku minta maaf. Semua karena ulah roh adikku yang tidak kunjung bereinkarnasi.
Jadi aku mohon bantuan dan kerja samanya.”
Baek
Hyun-ah... kau merencanakan apa dengan noona-ku~
Aku terkejut dengan
bisikan yang rasanya muncul tepat ditelingaku padahal, tidak ada roh yang
kurasakan di koridor tempatku berdiri.
“Baek
Hyun-shii, kenapa?”orang
pertama yang menanyaiku itu Park Chan. Karena dia bertanya dengan suaranya yang
terkejut, 4 orang lainnya menoleh khawatir padaku. Yang paling nampak adalah
ekspresi dari Kang Lie.
Kau
dan noona-ku ingin aku lenyap dengan cepat kan Baek Hyun-chagiya~
“Bisikan
dari Chanyeolku?”
Aku menggeleng cepat, “Ani...tidak ada kok...”maafkan aku kak...aku membohongimu,
karena aku tidak ingin ada pertengkaran lebih jauh diantara kau dan adikmu
kak...
“Aku
akan bertanya pada salah satu dari kalian.”Kang
Lie menengok ke Park Chan, “Saat
terakhir kali kau bersama dengan Baek Hyun, berapa orang yang dibunuh oleh
adikku?”
“Apa?
adikmu siapa? Yang ku lihat hanya 2 orang saja, itupun juga yeoja.”
“Kang
Young sa_”
“Shin
Young Rien-imnida sunbae-nim...”potong
Young Rien sedikit kesal.
“Ya,
itulah pokoknya. apa kau punya kenangan buruk dengan pasanganmu yang menyangkut
adikku?”
Semua memperhatikan
intens wajah Young Rien, sifat alaminya menjadi yeoja itu muncul. Sedih dan
meneteskan air mata layaknya yeoja pada umunya. Tidak tampak sedikit pun sikap
namjanya yang selama ini ia pakai.
Young Rien menangis
dengan memejamkan mata, tangannya memegangi dadanya, “Pasanganku...ikut
dibunuh olehnya. Korban pertama, dan satunya
lagi menjadi korban ke dua belas disekolah ini...Young A Ra
dan...hiks...”tangisnya
semakin pecah ketika ia membuka matanya, “Park
Han Mar...”Kang
Lie memberi ketegaran lewat air mata yeoja itu yang disekanya dengan pelan.
“Dramatis...”Kris ikut-ikutan
berusaha menangis.
Kang Lie berpaling ke
Jong In, “Jong
In-shii... sepertinya kau juga terlibat dengan masa lalu adikku. Apa kau punya
dendam padanya?”Kang
Lie menyentuh kening namja itu. Park Chan dan Kris melongos tidak mengerti
dengan makna sentuhan itu.
“Aku...
ingin merebut Young A Ra kembali dan menghidupkan Young A Ra lagi. Serta, dua
sahabat tercintaku...Taemin....Hwangmin....”dia
memang tidak menangis, tapi suaranya terdengar pilu.
Kang Lie beralih pada
Kris, “Seberapa
kau mengenal roh adikku yang meneror sekolah ini?”
“Dia
yang sudah membunuh teman seruanganku saat PSB, 3 sekaligus. Lay, Chen, dan
Xiumin. Kejam bukan? Padahal kami semua adalah anak baru beberapa minggu
disekolah ini.”
“Iya
kecuali aku.”sahut
Young Rien meski ia masih menangis.
Yeoja itu menoleh ke
arahku, “Kau
sudah mengenal jauh adikku, menurutmu kurang berapa orang lagi yang
didendaminya belum mati?”
Aku melamun sejenak,
hari-hari yang ku lewati dengan roh Park Chanyeol baik berwujud roh, baik
dengan wujudnya kucing, baik saat wujudnya di tubuh Park Chan. Ku pikir
dendamnya sudah tuntas karena tidak ada yang mengacauku lagi belakangan ini.
(scene flashback of the
mind)
“Kau mengasihinya? Membiarkan dia
berbuat sesukanya? Dia itu sudah tidak sopan padamu Baek Hyun-ah”
.
“Kalau sudah tau berarti aku harus
bertindak. Akan ku kejar dia!”
.
“CHANYEOL! Diamlah. Aku sudah
memaafkannya. Jangan bertindak gegabah tanpa izinku.”
.
“Jangan bilang kau memintaku
melarang menyakiti yeoja brengsek itu”
…………
Young Rien
Nama itu langsung
menyergap dipikiranku. Aku tau itu tidak mungkin ku katakan begitu saja tapi...
“Ada
satu lagi, dia pernah berkata padaku bahwa yang satu itu sulit dilumpuhkannya
karena...dia...nyawa paling berpengaruh untuk reinkarnasinya.”jawabku sedikit
gemetaran apalagi angin dingin dilorong ini baru saja lewat dan menusuk tulang
rusukku.
Aku melirik kearah
Young Rien, nampaknya dia sangat mencerna jawabanku tadi. Jangan-jangan dia
menyangka dengan benar yang kusebut ‘dia’ adalah dirinya
sendiri.
“Aku
mohon pada kalian, bantu aku menghadapi roh adikku. Aku ingin tangan ini, yang
akan memusnahkannya segera dari dunia ini.”Kang
Lie menatap dalam kedua telapak tangannya.
~_Ħ
Ħ Ħ_~
Hawa di anak tangga
pertama kami, aku yang merasakan besar energy yang menggebu kuat menunggu
diatas sana. Entah sebenarnya apa yang terjadi pada para sonsaengnim hingga
murid-muridnya bebas ramai dikelas dan membuat semua koridor menjadi sepi
berangin. Kurasa Tuhan sudah mengatur jalannya misi kami.
Yang paling depan melangkah
adalah Kang Lie, dibelakangnya ada Park Chan, kemudian aku, lalu Young Rien,
Kim Jong-In, dan terakhir Kris yang memaksa diri berada diposisi terbelakang.
Padahal rencananya, Kris ada didepan Jong In karena ia kurang berpengaruh
perannya dimisi ini.
Susunan strategi sudah
kami bicarakan dengan matang. Tidak ada penolakan protes. Hanya kata setuju
yang kami lontarkan karena itu masih masuk dinalar kami. Dan, sampai juga
saatnya. Langkah kami terasa makin seram akibat kami sudah sampai di atap sekolah.
“Park
Chanyeol.”kata
Kang Lie yang mulai berlari menghampiri roh yang terpisah dari tubuh kucing
pinjamannya itu.
Kucing hitam itu
terkaget dengan hebat, berhasil mencakar kaki kanan Kang Lie sebelum selangkah
lagi ia meraih roh adiknya itu. kami hanya perlu diam ditempat, menunggu
pergantian kesuksesan dari aksi kami.
“Kau merencakannya kan noona...kau
jahat pada adikmu sendiri!”tegas
roh Chanyeol berusaha mendorong-dorong tubuh Kang Lie agar menjauh darinya.
“Aku
tidak merencanakan itu yeollie sayang. Noona hanya ingin kau bahagia.”
“Bohong!”pekik roh Chanyeol mendarah daging.
Moyo si kucing hitam
itu membantu aksi perlawanan roh didikannya. Ia lompat ke tubuh yeoja itu dan
mendorongnya ke belakang. Membuat hanya 3 langkah lagi, Kang Lie akan mati
terjatuh dari ketinggian.
“Haraboji! Apa yang kau lakukan??
Hentikan cepat!!!”
“Aku melakukan improvisasi nak.”
“Biarkan
aku Yeollie, aku rela dan jemputlah aku dengan tenang. aku ingin bertemu
denganmu lagi dengan jiwamu yang tiada dendam pada manusia...”
“Tidak...Tidak...kau tidak boleh
mati, aku ingin menjagamu terus seperti ini noona. Aku ingin membunuh siapa
saja yang mengganggu orang yang kusayang.”
“Bukan
itu yang kau sebut menjaga dan menyanyangi. Tuntaskan saja dendammu Yeollie
chagi...”
Moyo sudah ada didepan
mata Kang Lie, siap mencakar wajahnya dengan liar. “Siap, biar ini yang ku bunuh!”
“Salah dia apa haraboji...”tanya roh Chanyeol dengan lirih.
BUGH
“Bunuh
saja aku eh tua Bangka! Kenapa harus bunuh dia ha?”tantang Young Rien seusai
ia melempar batu besar yang tepat sasaran di tubuh kucing itu. sebenarnya, itu
tidak ada dalam rencana.
Kucing itu lari
segesitnya ke arah Young Rien, karena ini tidak ada dalam rencana. Berarti
butuh improvisasi yang cepat. Begitu cepatnya dan...
Aku maju didepannya,
menghalangi agar kucing itu berulah padaku.
“MOYO!!!! Jangan kau lukai dia
sedikit pun!”pekik Chanyeol pada
kucing yang berhenti dijarak hampir 5 senti mencakarku.
Keadaan semakin
mencekam, Kris sudah bersiap dengan tenaga dalam apinya untuk dilemparkan ke
roh Chanyeol. Sementara Jong In mengepal kuat tangannya melihat apa yang
terjadi didepannya.
Kau tidak boleh mati
Baek Hyun chagi~
“Bunuh saja Jong In itu, dialah
reinkarnasi Kai yang membunuhku!”perintah
Chanyeol juga beranjak dari posisinya bersama kakaknya tadi.
Jarak kucing itu
didepanku tidak jauh dari Jong In. Chanyeol dan Moyo sudah melayang cepat ke
namja itu. Kris berhasil bertahan didepan tubuh Jong In.
BRUGH
“aakkhh.”erang Kris kesakitan,
sebenarnya bohong-bohongan. Kan Kris tadi hanya meleparkan diri sebelum tangan
roh Chanyeol menyentuhnya untuk melempar dirinya.
Young Rien yang tadi
dibelakangku tidak terasa sudah ada didepan tubuh Jong In, “Kau dendam padaku
karena aku menyakiti kekasihmu kan? makan saja permen kematianku dengan
bahagia...”
“Ini yang kutunggu...”ucap Chanyeol dengan tangannya yang
bersiap memutar leher Young Rien agar putus.
“Chanyeollie...lihat
aku...”ujarku
sambil berjalan miring ke arah Young Rien dan Jong In. langkahku berhasil, aku
berdiri didepan Young Rien dan roh Chanyeol. Ku pegang tangannya yang ada di
leher Young Rien.
“Kau
mencintaiku kan... kau mau jika kita bereinkarnasi bersama kan...”lirihku memohon dengan seyakin mungkin.
Dia menatap mataku, memberi kata iya dalam manic matanya.
“Aku, sangat mencintaimu Baek
Hyun-ah...”ucapnya
tegas, menatapku serius. Ia mendekatkan wajahnya yang bersiap mendaratkan
ciumannya dibibirku.
SRET
“Eek!”lenguhnya
saat ku lihat kaki roh Chanyeol itu digigit kuat oleh kucing hitamnya. Roh Chanyeol
melayang menjauh dari kami bertiga. Aku sempat bernafas lega namun...
Mata, wajah,
ekspresinya yang lembut itu lenyap seketika. Berwajah seram, kejam, dan
kehausan akan nyawa. Aku menyerahkan diriku sepenuhnya pada Tuhan. Aku siap
menggantikan nyawa orang yang masih didendaminya dengan nyawaku.
JLEB
KRAK
BRUGH
Ku kira itu aku. EH!
Aku masih bisa bicara. Lalu suara dari tubuh siapa tadi.
“Noona...hiks...noona...aku, bukan
aku yang melakukan...noona, bangunlah...”roh
Chanyeol itu mengguncang-guncang tubuh Kang Lie yang sudah terputus dibagian
bawah dadanya. Sedangkan si kucing hitam itu, aku tidak melihatnya lagi..
Eh, Park Chan kemana?
Aku menoleh ke sekelilingku tapi tidak ada...
“Baekki...sssttt...”bisik Park Chan
ternyata ada di balik lemari dibelakang Jong In. mengkhawatirkan saja.
Roh Chayeol itu terus
menangisi Kang Lie. Benda bundar itu sudah keluar... Kris dengan kecepatan
kilat tapi tidak terlihat gerakannya, ia yang mengambil permen itu yang jatuh
dibawah rambut jasad Kang Lie.
Aku memeluk bahu
Chanyeol, inilah bagian dari scenario sesungguhnya. “Chanyeollie sayang, dia
sudah berjuang mati untukmu. Apa kau tidak ingin menyusulnya?”ujarku lembut padanya.
“Kang Lie...mian...mian...akan ku
tebus semuanya di ‘sana’...Kang Lie...”raungnya tanpa memperdulikanku.
“Ku
harap kau mau menerima ini. buka mulutmu sayang, aku akan membuatmu seperti
hidup bersama Kang Lie-mu...”pertama
ku kecup pipinya. Lalu tanganku yang satunya sudah menerima permen itu dari
Kris. Kedua, aku pergang rahangnya seakan-akan aku ingin menciumnya. Ku dorong
pelan tubuhnya agar merebah dilantai atap ini dan...
Aku menyuapi permen itu
tanpa harus memberikannya lewat ciumanku, seperti yang sudah ada diskenario.
“Aku terus mencintaimu...ku harap
takdir menyatukan kita dimasa depan...terima kasih Byun Baek Hyun...”
sosok roh Park Chanyeol
itu memudar, menghilang, menjauh, melayang ke langit setinggi-tingginya. Ku
bantu dengan kekuatan dalamku, cahayaku...
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar