Jumat, 21 Juni 2013

[FF] Breath Of The Dying | (Part 3) | BaekYeol

VieyRaaMoimoi . AvisenaDinata . BreathOfTheDying .  BaekYeol . FinalPart . RateT



Title  :  Breath Of The Dying {PART 3 or FINAL PART}
Cover By and Author : VieyRaaMoimoi a.k.a Avisena Dinata
Main Cast :*Chanyeol and Park Chan Yeol
*Kai and Kim Jong In
*Baekhyun
*Sehun
*D.O
*Suho
*Tao
*Kris
*Chen
*Lay
*Luhan
*Xiumin
Support Cast  :
 Cast is ‘OC, salah satunya…
Young A Ra ;
Park Kang Lie be a sister’s Chanyeol ;
 Park Han Mar ; etc.
Author  :  Avisena Dinata a.k.a VieyRaaMoimoi
Genre  :  mistery, school life, horror, fantasy, romance, little humor, and whatever you say that or this ._.
Length  :  Sebagusnya saja..
Rating  :  T
Disclaimer  :  author terinspirasi dari beberapa scene film “One Missed Call” semua cerita author baik watak,plot,latar segala macem itu murni imajinasiku sendiri. kalau ada kesamaan atau apalah dengan Fanfic lainnya, author minta maaf. Tapi percayalah pada saya mungkin Tuhan membuat keadaan ini sebatas ketidaksengajaan saja J
Special Note : baca diakhir cerita, paling bawah. Awas kalo gak dibaca…nyeselll lho #PLAK
Dilarang melakukan copas-share dengan niat EVIL. Kalau niat baik, pasti akan saya perbolehkan jika kalian memintanya.

Summary  :  “AKU AKAN MEMBALAS DENDAM SAMPAI HATIKU PUAS…
PUAS MELIHAT KALIAN KU SIKSA…”

All Baek Hyun POV

Baru sekolah beberapa menit, aku merasakan ada sesuatu. Getaran apa ini? ketika bermain dengannya, getaran ini menggebu kuat. Seperti ada hal yang aneh disekitar kelasku.

Hyung...kenapa melamun? Hati-hati ditegur Yoo Sonsaengnim. Kata Do Kyungsoo mengingatkanku.

Aku bukan melamun, tapi getaran ini..aku menyentuh dadaku, seperti ada hal aneh disekitar kelas ini.

Do Kyungsoo hanya mengangkat bahu, lalu aku harus bertanya pada siapa lagi? Aku sulit mengacuhkan getaran ini. bukan getaran cinta atau sayang terhadap Young Rien, tapi ada roh pekat disini. Dan bisa ku rasakan feelingku berbicara jika roh itu akan membunuh seseorang dikelas ini.


Aku menghampiri dan duduk disebelah Young Rien walau pun dia belum mengijinkanku. Dia sibuk memainkan game dismartphone nya.

“Siapa yang mengijinkanmu duduk disampingku pendek?” sambutannya sungguh tidak ramah -___-

“Aish, kau juga pendek. Tidak jauh beda denganku.” Aku sdikit mendekat padanya, membenarkan posisi ternyaman dudukanku. “Young Rien-shi, apa kau bisa merasakan atau melihat roh dan hantu?”

Dia terbatuk, apa aku terlalu mengejutkannya. “Kenapa kau bertanya itu?”

“Wae? Apa itu privasi untukmu? Aku hanya bertanya karena saat Yoo sonsaengnim mengajar. Aku merasa ada roh yang mengawasi kelas ini. sepertinya dia ingin membunuh seseorang.”

Young Rien melipat tangannya dimeja. “Dengar baik-baik. Aku tidak suka mengakuinya. Tapi memang aku bisa melihat itu belakangan ini, lebih tepatnya setelah kematian Park Chanyeol. Nah untuk roh itu, aku tidak merasakannya.”

“Ada yang menyebut namaku?” sahut Park Chan,

Mianhae, bukan kau Park Chan.balasku, lalu aku melanjut ke yeoja ini. Bisakah kau antar aku atap sekolah? Ku dengar temanmu mati disana kan? Tapi sebelumnya antarkan aku ke toilet.

Ck, ke toilet saja pakai mengajakku. Baiklah, kajja.


Aku hendak masuk  ke toilet ini. tapi lagi-lagi getaran itu terasa lagi. Aku benar-benar khawatir jika roh itu sengaja mengincar Young Rien. Kalaupun mengincarku, kurasa itu mustahil karena aku baru sehari disini. Berteriaklah jika kau diganggu manusia atau roh.pesanku pada yeoja ini.

Ne, aku bisa mengatasinya...

Ketika aku masuk ke kamar mandi kedua, karena kebetulan kamar mandi pertama ada orangnya. Entah kenapa mataku berubah aneh, seolah-olah dikamar mandi ini ada mayat yang mengenaskan. Itu hanya bayangan saja, jadi tidak perlu kurepotkan. Bagiku itu biasa, disekolah lamaku aku juga mengalaminya. Setelah aku keluar dari toiletnya, lorong toilet aku melihat bayangan mayat kepalanya putus. Baik, aku mulai takut.

Ada lagi

Aku cepat-cepat keluar dari toilet ini. perasaanku bilang roh itu akan menghampiri Young Rien. Apa roh itu menyerangmu?

Tidak...dia hanya lewat. Sepertinya mau mencari mangsa lagi.jawabnya santai. Santaiiii sekali.

.

Lalu kami berjalan menuju atap sekolah, sesuai permintaanku. Ketika menapaki tangganya, aku sudah merasakan hawa kesedihan, kehancuran disini. Dan kurasakan juga getaran ini kuat.

Kau bisa meninggalkanku disini. Terima kasih sudah mengantarkupintaku melihat tempat melepas penat ini begitu mencekam, seram, angker.

Kau mengusirku? Kau tidak lihat, sejak kematiannya. Tidak ada yang boleh lama-lama disini. Aku akan menunggumu ditangga.

JANGAN!tidak sengaja kusadari aku membentak Young Rien. Mianhae... Dikelas saja, duduklah dibangku ku dulu.

Arasso...

Young Rien, bentakkan tadi...aku tidak sengaja.

Gwenchana...dia mengulas senyum yang menghilangkan rasa bersalahku ini.


Tuhan menyanyangiku...malaikat ini ternyata mengantarkanku untuk menemui panggilannya...

Itu dia datang, Kau yang mengawasi kelasku kan? Apa kau ingin membunuh Young Rien?

Dijawab iya, aku akan melukai malaikat ini. dijawab tidak, berarti aku pembohong...roh itu semakin mendekat ke arahku

Kau mau apa? aku bisa membantu, bahkan mengantarkanmu ke alam baka. Menunggu direinkarnasi.roh ini, sedikit agresif...itulah tebak dari feelingku.

Mau ku? Kau akan tau secepatnya.roh itu malah duduk disebelahku, semoga dia tidak meminjam ragaku. Aku tidak butuh bantuanmu. Aku akan bereinkarnasi secepatnya.

Kalau begitu, berhentilah berkeliaran disekitar kelasku.roh itu mengangguk seperti meremehkan omonganku, Jika kau membunuh teman pertamaku, Shin Young Rien. Aku akan meminta api dari Wu Fan dan meluncurkanmu ke sana dengan cahayaku..aku buru-buru berlari menuruni tangga. sempat ku dengar roh itu bicara, aku tidak mencerna omongannya karena omongan setiap roh tidak bisa dipegang.

Padahal itu kulakukan karena aku cemburu...
~_Ħ Ħ Ħ_~

Aku menikmati pemandangan di sekolah ini. disebelahku sudah ada Young Rien dan Park Chan yang sama-sama asyik meminum tea shake mereka. Sekolah ini lebih sejuk, lebih baik dari sekolahku yang kemarin. Lalu mana sisi bad disekolah ini yang dikatakan oleh anak-anak yang mengundurkan diri itu? mungkin perasaan mereka sedang error.

Jangan melamun, sekolah ini bisa merasukimu lho.seru seseorang menggodaku, jiah, Young Rien merusak penghayatanku saja...

eh Lay, apa kita tidak mengungkap mistery sekolah ini?
kajja, kapan kita melakukannya? Chen, kau ikut?
aku pasti ikut.
kau tidak takut hantu? Aku saja takut.suara itu, aku mengenalnya. Itu kan Tao
Tao...Tao...kapankah sifat pemberanimu itu muncul. Jangan takut pada makhluk seperti itu
tetap saja mereka menyeramkan,dan yang itu, Tao lagi
Lay, Chen, bagaimana jika sepulang sekolah?
atau nanti?
lebih cepat lebih baik.
kita deal nanti?
ne, arasso...
Telingaku tidak salah dengar kan? Bodoh sekali mereka, apa mereka ingin ajal mereka datang? Kalau saja aku mengenal mereka yang disebelahku (sebetulnya agak jauh satu meter), pasti ku cegah. Tapi..aaakkkhh! aku ini polos. Tidak mudah mengatur siapa-siapa yang bukan teman dekatku sendiri.

PUK

Ayo masuk Baek Hyun-shii.ucap Park Chan yang sebelumnya menepuk bahuku.

Ne,jawabku masih tidak percaya kalau pelamunanku dari tadi memakan waktu istirahat ini.

Belnya konslet, jangan mematung disana...seru Young Rien menyenggolku kasar. Aish...anak itu tidak pantas dibilang yeoja, tidak ada lembutnya sama sekali (?) #apa benar begitu??

~_Ħ Ħ Ħ_~

Getaran ini,

Muncul lagi...

Disaat itu juga, ku lihat banyak orang, terutama yeoja berlari melewati kelasku. Apa yang terjadi pada mereka? Tontonan apa yang mereka lihat.

Mereka kenapa?tanya Park Chan yang tanpa kusadari sudah mencolek-colekku dari tadi.

Molla.sambil menggelengkan kepalaku.

Baek Hyun, Park Chan, Young Rien, ayo kesana selagi sonsaengnim juga heboh melihat tontonan itu.ajak Suho ditengah-tengah deretan bangku kami. Ku lirik sebentar bangku Sehun, Kai, dan Tao, ternyata mereka sudah pergi duluan.

Aku tidak ikut, itu bukan tontonan.jawab dingin Young Rien tanpa berpandang ke Suho.

Apa dia juga merasakan hal yang sama?

Aku ikut.seru Park Chan.

Lebih baik aku ikut saja...akhirnya aku tidak punya pilihan lagi. Rasa penasaranku memaksaku ikut dan karema...sikap dingin Young Rien yang...menakutkan,

.

Hawanya...

Roh ini...

Roh mereka...

hiks...xiumin yang tampan, dia mati...rengek seorang yeoja yang mengerubungi 3 mayat temanku.

Aku tau mayat itu siapa. Iya, mereka adalah siswa yang lulus tes pendaftaran sama sepertiku. Xiumin, Chen, dan Lay. Mungkinkah pemilik tokoh dialog yang kudengar saat istirahat adalah suara mereka...

Aku bisa dibilang pembunuh. Padahal aku sudah mengetahui apa akhir dari kelakuan mereka itu, tapi. Aku tidak mengingatkan mereka ending yang mereka dapat. aku...aku pembantu pencabut nyawa...hiks.

Baek Hyun chagi...aku mencintaimu...sungguh...

suara bisikan yang muncul menggema telingaku, aku menengok ke belakang. Tidak ku dapati roh apa pun. Yang ada ialah Park Chan, itu pun dia 4 meter dari kakiku berdiri.

Baek Hyun chagi...aku mencintaimu...sungguh...

ck, kau ini siapa? Wujudkan sosokmu, jangan bersembunyi terusgumamku semakin meradang mendengar lagi bisikan aneh itu. parahnya lagi, aku tidak merasakan ini suara manusia atau roh.

Aku melihat Tao dan Kris yang didekat kerumunan itu, begitu juga dengan pasangan Sehun-Luhan dan Kai-Kyungsoo. eh, kenapa Tao menangis? Lalu aku menghampiri mereka.

Tao, gwenchana?tanya ku antusias.

Kris, mereka...mati menakutkan...hiks.kata Tao menitihkan air mata, tidak menggubris pertanyaanku.

Kris menenangkan Tao dengan pelukannya, Gwenchana Tao, gwenchana... ini takdir...

Apa benar takdir? Atau jangan-jangan ini perbuatan makhluk itu, yang ditakutkan anak-anak belakangan ini?Tao mengeratkan pelukannya, dan berhasil membuatku iri ingin punya pasangan.

Kris menoleh padaku, dengan tatapan penuh tanya. Aku memberi isyarat iya,lewat manic mataku. Kemudian Kris menggandengku dan tidak bisa atau sengaja tidak merespon perkataan Tao.

ini agak keterlaluan. Perlu kah kita turun tangan?Kris membuka suara.

Aku menerawang pikiranku, jangan dulu Kris, bisa-bisa roh itu makin berulah.

lalu apa selanjutnya? Bahkan kau membela aksi roh itu?tanya Kris semakin memojokkan keputusanku.

aku mencoba bicara dengannya. Kau selamatkan jiwa mereka sebisa mungkin.

Ne, arasso...Kris kembali menghampiri Tao dan menenangkan namja itu yang semakin takut ketika petugas kepolisian sudah datang dan siap mengangkat 3 mayat temanku itu dari TKP.

Saat tim kepolisian membawa 3 mayat itu satu persatu, sebuah makhluk berbulu membuat mataku curiga. Ku perhatikan intens. Kucing hitam bertelinga kelinci. Ku langkahkan kakiku perlahan, kucing itu menatapku tajam. Bisa ku kenali bahwa tubuh kucing itu ada 2 nyawa, bukan nyawa...tapi itu roh. Karena nyawa aslinya kurasa memang sudah mati..

Blush~

Byun Baek Hyun chagi...aku mencintaimu...sungguh...cintaaaaa sekali...

Aku memejamkan mataku, membuka firasat terdalamku, aku menerawang, menyusup ke ruang hampa nan gelap didalam sana, ku menemukan sumber yang membuka kekesalanku akan bisikan ini... roh Park Chanyeol dengan tubuhnya yang ada dikucing berumur 195 tahun...Moyo...

.

Otakku menuntunku agar berlari menghampiri kelas, walau pun sekarang bukan waktunya pelajaran. Sementara warga sekolah ini sibuk dengan insiden beberapa menit yang lalu.

Kejanggalan mengusik pikiranku, feelingku... mencari sesosok 2 temanku yang hilang begitu saja dikerumunan tadi.

Ketika aku mencapai pintu kelas yang terbuka.  Kudapati dua sosok temanku itu. satunya yang berkulit tan sedang tersungkur dilantai, yang satunya berkulit putih mirip denganku sedang menahan seorang yeoja bergaya namja itu.

Dari jauh terlihat sedikit aneh, seorang Park Chan menahan Young Rien dengan pose seperti mencium kasar yeoja itu hingga kaku. Setelah ku dekati. Dugaanku salah, namja itu...tidak kusangka... dengan tatapan tajam ke Young Rien, tangannya yang kanan sedang  mencekik leher yeoja itu...yang hampir mati.

Jujur bingung, aku belum mengatasi hal sehebat ini tapi...jika aku diam saja disini. Sama saja aku membunuh jiwa lagi dalam sehari. Sejenak aku memejamkan mata, aku menemukan solusi awalnya...

PUK

Park Chan...lirihku lembut dan menatap matanya penuh ketulusan.

Park Chan berhasil melepaskan cekikannya pada yeoja itu, lalu menatapku kosong. Sementara yeoja itu terbatuk-batuk dan memegangi lehernya yang sakit.

Bagaimana bisa terjadi?ajakku bicara dengan nada lirih.

tidak tahu, tiba-tiba saja di__jawab Young Rien masih memegangi lehernya,

nanti saja ceritakan padaku secara detail.potongku karena sepertinya roh asing mulai menguasai tubuh Park Chan lagi.

Perlahan tanganku mendorong lembut punggung Park Chan agar terduduk dibangku terdekatku. Dia mengikuti sentuhanku. Fiuuhh..akhirnya dia duduk dan

BRUGH

Badan atasnya terjatuh dimeja dan matanya terbuka tapi tidak berkedip sama sekali. Aku melihat telapak tangan kanan ku, ku bangunkan gejolak sinar ditubuhku yang tidak biasa dimata manusia normal lainnya. Ku arahkan sinar putih dari telapak tanganku ke mata Park Chan. Agak lama aku menahan tanganku diudara sampai kurasakan tenagaku mulai melemah.

Mata Park Chan tertutup. Aku menghela nafas lega dan menyandarkan tubuhku di dinding kelasku. Aku beralih ke namja yang tengah tersungkur dilantai sejak tadi. Aku meraihnya, mengangkat kepalanya agar jatuh ke pangkuanku.  Aku menapakka telapak tanganku yang siap mengeluarkan sinar itu ke dahi Kai. Memang tidak berpengaruh besar tapi, setidaknya membantu ingatannya lebih jernih.

bagaimana? Perlu ku bantu?lirih Young Rien hampir tidak terdengar suaranya.

Aku tersenyum, ne, kau jaga Park Chan dan beri aba-aba jika roh Park Chanyeol itu berontak...

Ia mengangguk mengerti. aku masih berusaha menjernihkan ingatan Kai. Tiba-tiba sengatan meluncur dari telapak tanganku ke otakku.

Bayangan ini~

Tak sengaja ku lihat bahwa Kai mengenal roh Park Chanyeol. Ku yakin itu masa lalunya. Sebenarnya bukan Kai, hanya saja disaat itu menjadi Kim Jong In_? sebentar...bayangan itu berpindah lagi, yang ku lihat sekarang bahwa...Park Chanyeol didorong Kim Jong In dari atap sekolah, setelah  itu menjadi roh dan. Tunggu, kesimpulannya adalah...

Kai masa depannya Kim Jong In dan pasti...

Park Chanyeol masa lalunya.....

Park Chan

~_Ħ Ħ Ħ_~

Baek Hyun chagi...aku mencintaimu...sungguh...

Aish, lagi-lagi bisikan itu terdengar lagi. Menyebabkan langkahku agak ku percepat menyusuri koridor sekolah yang sepi ini. bukan karena takut hanya saja...aku khawatir roh itu akan meminjam tubuhku atau tubuh Park Chan.

Bicara soal Park Chan, untungnya dia sudah sadar, tapi. Ingatannya mencekik Young Rien dia tidak mengingatnya. Bahkan dia berkata bahwa aku merasa aku ada di negeri khayalan.aigo-aigo-aigo

Byun Baek Hyun chagi...aku mencintaimu...sungguh...cintaaaaa sekali...

Tap~

Aku menghentikan langkahku, mengepalkan tanganku sekuat-kuatnya sambil  memejamkan mataku. Aku tau roh itu sudah ada tepat dibelakangku.

lepaskan tanganmu, jangan pernah mencoba memelukku...peringatku saat kurasakan tangan roh itu hendak memelukku meski aku tidak berbalik melihatnya.

tenanglah...aku hanya ingin menemani perjalananmu...

perbuatanmu bukan menemani, tapi mengganggu.jawabku seacuh mungkin

kalau begitu aku akan memanjakanmu, ku pertegas bahwa aku benar-benar mencintaimu...

Aku terbelalak hebat, roh ini dengan nikmatnya mencium bibirku, bahkan roh ini memaksa dengan lidahnya untuk membuka bibirku, kurasakan sesuatu yang manis, dan bundar, ini lollipop. Rasanya untuk hal ini aku tidak bisa meronta untuk melawan.

Roh itu tersenyum setelah melepaskan urusannyaitu. manis bukan?

Aku tidak menjawab, aku bingung, tapi lidahku tidak bisa berbohong menyesap lollipop yang ku rasa enak, manis sekali.

Roh itu menatapku, memberi senyum licik,kau takkan mendapatkannya ditoko permen terenak di Korea karena aku membuatnya sendiri.

aku mengangkat alis, hal yang janggal sebuah roh membuat permen sendiri. aku langsung meludahkan permen itu disisi kiri ku.

kenapa dibuang? Bukankah lidahmu bilang permenku enak dan manis sekali...

Aku menghela nafas panjang, Park Chanyeol, kau dapat dari...ah, maksudku kau membuatnya dari apa?

dari korban-korban yang kubunuh, tiap dari mereka mati dan mengeluarkan permen itu. kuambil dan  kumakan saja.

apa!pekikku masih tak percaya

sudahlah jangan munafik, aku tau kau menginginkannya lagi bukan?dan, roh Chanyeol itu melakukan urusan permen nya padaku.

saranghae Baek Hyun-ah...lirih roh itu masih melakukan urusan nya.

nado saranghae...

Tuhan, demi hujan dan petir, sesuatu apa yang membuatku leleh karena roh sadis ini. seakan kekuatanku hilang, kesadaranku lepas sampai aku mengatakan aku mencintai roh ini. semoga dunia memaafkanku karena hubungan yang terlarang ini...

dimana manusia dan roh bisa mencinta...

Baek Hyun...roh Chanyeol...mereka...

Suatu kebohongan jika aku tidak mendengar suara lirih yeoja itu. aku mengenal suara itu. saat aku sadar dengan lirihan itu, roh Chanyeol melepaskan ciumannya. Dia hendak memberi pelajaran pada orang yang memergoki kami tapi, aku berhasil mencegahnya. Ku yakinkan dia bahwa anggap dia tidak melihat yang tadi...

~_Ħ Ħ Ħ_~

Aku mengurungkan niatku untuk pulang meski pun sekolah ini sudah sangat sepi...mungkin saja bahkan pak satpam sudah pulang. Semoga beliau tidak mengunci gerbangnya

Aku dan roh Chanyeol, roh yang sekarang menjadi kekasihku. Kami ada dibalkon atap sekolah. Dia yang mengajakku, sebagai gantinya. Ku minta dia menceritakan sejarah tentang kehidupan masa lalunya.

...masa lalu ku, aku adalah anak terlantar karena kedua orang tua ku yang berantakan, bertengkar. Disekolah aku menyukai Young A Ra, tapi namja yang bernama Kim Jong In itu menghalangiku. Bahkan Young A Ra menolak pernyataan cintaku dengan alasan Kim Jong In lagi.. aku bersedih disini, diatap sekolah ini. melamun, menelaah apa saja yang ku dapat dihari ini, dan kemarin. Tiba-tiba ada yang memanggil namaku, lebih tepatnya mengejutkanku, disaat yang sama, ku rasakan ada yang mendorongku. Aku melayang dan mati dilapangan dasar. Tanpa ku tau apa maksudnya, aku langsung dipertemukan dengan kucing hitam aneh ini.aku menemukan jati diriku dengan motto aku akan membalas dendam sampai hatiku puas, puas melihat kalian ku siksa...

Penuturan yang sedikit menyuramkan, lalu siapa korban pertamamu?

Young A Ra. Kau mau tau alasannya?

Aku mengangguk.
aku membunuhnya karena dialah yang menyebabkanku berlari kesini atas penolakannya, itu membuatku sangat hancur...dia menarik nafas dalam-dalam ...Baek Hyunnie...wajahmu.ekspresi roh ini berubah sendu.

ada apa dengan wajahku Chanyeollie?tanyaku semakin penasaran.

mirip dengan Young A Ra...ah...seharusnya aku tidak mengatakannya...ah tapi...aku tidak bermaksud membandingkanmu dengannya...ah, maafkan aku...

gerangan apa yang membuat roh ini sulit mengatur kalimatnya, apa dia masih mengharapkan Young A Ra itu?

Tidak akan, aku tidak akan mengharapkannya lagi. Dendamku sudah puas kepadanya.

lanjutnya lagi. Aku bisa tersenyum, menandakan kalau aku tidak tau harus merespon apa lagi dengan semua penuturannya itu.

~_Ħ Ħ Ħ_~

Ketika itu ada tugas mengerjakan latihan yang sudah diklipping di kelas yang bukan kelasku. Hanya yang mendapat nilai diatas 9.5 yang lolos. Aku kebetulan mendapat nilai 9.3 jadi terima saja aku mengerjakan sendiri. karena diantara golongan teman akrabku, hanya aku seorang yang istilahnya ‘diremidi’

“Baek Hyun-shii, kau kan pintar dan cantik. Bantu aku menyalin jawabanmu ya…” kata namja disebelahku.

Aku berdecak kesal, “Tidak sopan sekali… kau tidak lihat apa aku sibuk mengerjakan begini!”

“Andwae… kau bisa marah juga. Ku ambil saja LJK-mu… “ namja itu menyambar kertas LJK ku. Aku beranjak dan berusaha merebutnya lagi. Sementara namja yang tadi itu berlari sambil mendekte temannya menyalin jawabanku.

“Cepat kembalikan! Kau mau ku laporkan BP?” ancamku

“Laporkan saja namja cantik… kami pasti lolos dari BP.”

“Aish, akan ku balas kalian…” aku menyerah, akhirnya aku duduk pasrah membiarkan namja itu menjahiliku.

BRUAK

Entah apa yang barusan terjadi, kelas ini menjadi sangat gelap begitu pula dengan pintu yang terbanting kasar. Terdengar suara perempuan yang berteriak ketakutan.

Getaran ini~

Lampunya mulai menyala tapi lebih redup dari sebelumnya bagaikan lampu yang memiliki tagihan listriknya belum lunas.

“Kembalikan LJK itu SEKARANG!” ungkap suara dalam entah itu siapa.

Namja yang mengambil LJK ku malah menertawakan sosok penyelamatku, “Beginikah kesopanan anak baru pada seniornya? Kalau aku tak mau mengembalikannya gimana?”

“Cuih, kau sudah mencari masalah. Aku akan mematahkan tulang ekormu!”

Namja itu tertawa lepas, “Hanya segitu? Cih, nyalimu tidak sekuat posturmu yah Park Chan!”

Tatapan yang ku tangkap, hii…membuatku merinding. Mata Park Chan benar-benar membunuh, beda dari kesehariannya yang ramah.

“KAU SUDAH MEREMEHKANKU!!”

Disaat Park Chan mendarah daging, seketika itu pula kelas ini menjadi gelap gulita layaknya segelap aku menutup mata.

BRUG

GGRRRR

“A…aigo…jeball…tolong…aaarrrghh…ss…sakit…eek.”

Jiwa ini, ku yakin sudah ini jiwa orang yang sudah menggangguku tadi. Eits, tunggu. Ada 2 jiwa asing yang bersenang ria dan 1 jiwa sedang tergeletak lemah.

Ku beranikan diriku merangkak meski mata ini sudah tak berfungsi jelas melihat obyek diruangan gelap ini. terkesan aneh memang tapi beginilah. Tidak ada yang menyangka disaat senja, kelas disekolah ini mampu segelap tengah malam.

Eh, aku memegang apa?

Sesuatu yang keras mungkin bisa hancur jika dengan barbell 20 Kg, cairan ini seperti darah, ini ada yang empuk, jangan-jangan ini…punggung yang patah… lupakan saja! aku akan mencari apa Park Chan Yeol itu masih ada diruangan ini.

Lampunya sedikit redup berkedip dan akhirnya aku bisa melihat sedetik dimana posisi Park Chan yang kini rupanya tergeletak dilantai. Aku menemukannya, inisiatifku sekarang menyuruh untuk memapah Park Chan keluar dari kelas ini. setidaknya ke ruang UKS dulu.

.

.

Namja mungil, seorang kakak kelasku itu sedang membantu memeriksa kesadaran Park Chan di UKS. Namja itu berulang kali menekan dada Park Chan, berulang kali juga memberikan minyak didekat hidungnya agar cepat siuman.

“Lu Han hyung… apa Chan Yeol memberi tanda kesadaran?” tanyaku semakin mencemaskan Park Chan, jangan-jangan dia sudah mati.

“Eh? Chanyeol katamu?”

Aku terkejut, “Ah bukan Hyung, maksudku Park Chan, Park-Chan-Yeol begitu.”

“Oh syukurlah…” ekspresi Lu Han seperti orang yang baru selamat dari petaka, “… sudah ku beri penanganan tapi tidak kunjung sadar. Mungkin kita bisa membawanya ke rumah sakit. Bisa ku pastikan dia sedang koma. Apa dia habis terbentur cukup keras?”

Aduh~~ bagaimana ini, jika ku ceritakan kejadian LJK itu. apa Lu Han hyung akan percaya. “K… koma katamu hyung? Tidak bisa kah kau ulangi menyadarkannya?”

“Ne. wah, bisa-bisa aku makin membuatnya mati Baek Hyun. Apa dia habis terbentur cukup keras?”

Aku tersenyum hambar, bisa juga aku melupakan kalimat terakhir yang belum ku jawab.

“Aku mendengar suara benturan yang keras, tidak tau apa itu benturan Park Chan atau bukan. Ketika ku temukan ia tergeletak, langsung saja ku papah ke sini.”

Tok Tok Tok

“Permisi, apa aku mengganggu kalian?” seorang namja tampan berambut pirang masuk.

“Tidak Se Hun, ada apa?”

“Begini Lu Han hyung… err, ada siswa yang baru saja mati dikelas remidi  anak kelas 1B. sepertinya ini ulah makhluk itu.”

“Bagaimana kondisinya?”

Aku melihat tangan Se Hun yang sibuk memutar-mutar jarinya. Nampak ketakutan.

“Punggung terbuka, tulang punggungnya hyung… terputus simetris.”

Glek

Lu Han hyung menjatuhkan diri ke sandarannya, menghela nafas cukup dalam. “Bagaimana lagi aku harus menjelaskannya pada mereka. Bisa-bisa mereka menyangka aku yang melakukannya…”

“E…hyung, mereka yang hyung maksud itu siapa?” potongku, aku benar-benar tak paham dengan ucapannya.

“Aigo~ siapa lagi kalau bukan polisi beserta tim penyidiknya.” Lu Han hyung mengacak kasar rambutnya sendiri.

Aku kebingungan, antara membantu hyung atau mengungkap dengan jujur apa yang terjadi sebenarnya, “Lu Han hyung, boleh aku membantu menjelaskannya pada mereka?”

“Jangan!” bentaknya padaku, “Maaf, aku reflek terkejut.” Aku memberi anggukan, “Baek Hyun, terima kasih kau berniat membantuku. Akan  tetapi aku tidak ingin melibatkan kerumitan ini pada yang lain. Cukup aku saja Baek Hyun.”

Aku menghela nafas, pertanda sudah sepatutnya menyerah. Benar dugaanku sudah. Ternyata aku ditakdirkan menyembunyikan kunci dari kejadian ini.

~_Ħ Ħ Ħ_~

Aku mendatangi kerumunan itu, mereka sedang menyaksikan eksekusi mayat teman sekolahku itu. diantara dari mereka ada hawa yang mencurigaiku sebagai pembunuhnya.

Itu sajang-nim orangnya yang saya maksud.kata seorang siswa yang menunjuk ke arahku.

Greb

Dua tangan kokoh itu tiba-tiba menarik tubuhku sehingga aku dihimpit dan digandeng olehnya. Ku lihat disebelah kiriku nyatanya Young Rien dan kananku ada Kris. Mereka langsung membawaku menjauh dari kerumunan itu. setelah cukup jauh melewati 2 lorong, akhirnya mereka melepaskanku.

Untung kita sempat mencegahnya.ungkap Kris pada Young Rien.

Nde, kalau begitu tugasku sudah selesaikan. Target sudah terselamatkan. Pay.pamit Young Rien hanya melirik Kris, tidak melirikku. Dan aku merasakan dia mulai membenciku.

Grep

Kenapa belakangan ini kau selalu menghindariku? Apa kau menyimpan marah denganku?cegahku dengan menahan tangannya untuk pergi.

Dia menatapku santai, lalu mengangkat alisnya, Apa aku mengganggumu? Aku tidak merasa seperti yang kau bayangkan Byun Baek Hyun.

Aku mendengus kesal, bukan jawaban itu yang ku harapkan. Mudah saja, aku hanya ingin masa-masa keakrabanku dengan yeoja ini kembali seperti dulu.

EH!

Waeyo? Tidak suka dengan jawabanku?Young Rien menatapku semakin santai.

aku diam menatap ruang hampa disisi kanan yeoja ini. lihat lah, roh Chanyeol sudah diam menatap Young Rien penuh kesalnya. Apa Young Rien tidak merasakan kehadirannya?

Young Rien...lirihku setengah ketakutan padanya.

Jangan diteruskan lagi Young Rien.kata Kris mengajaknya pergi.

CihSeakan Young Rien tau aku menatapi roh disampingnya, yeoja itu menatap kesal lalu berjalan dengan aura dendam yang ku baca.

Andwae!!peringatku pada roh Chanyeol yang siap berlari secepat kilat memberi pelajaran pada Young Rien.

Kau mengasihinya? Membiarkan dia berbuat sesukanya? Dia itu sudah tidak sopan padamu Baek Hyun-ah.roh itu meremukkan tangannya saking kesalnya.

Aku bukan mengasihinya Chanyeollie. Lagi pula aku sudah tau kenapa dia bersikap seperti itu padaku.

Kalau sudah tau berarti aku harus bertindak. Akan ku kejar dia!

CHANYEOL! Diamlah. Aku sudah memaafkannya.aku mengalihkan pandanganku ke langit-langit, Jangan bertindak gegabah tanpa izinku.aku melangkah ke bangku yang tak jauh dariku. Ia mengikutiku dari belakang.

Jangan bilang kau memintaku melarang menyakiti yeoja brengsek itu.ia menatapku lamat-lamat dan penuh curiga.

Kau mengatakan yang tidak-tidak. Aku membuang muka membelakanginya.

Baek Hyun-ah yang pandai mengarang.ia tersenyum remeh padaku.

Kau kejam padaku yeollie!aku beranjak cepat meninggalkannya. Kurasakan roh itu mengejarku.

Ia memelukku dari belakang, Ayolah... ku mohon jangan mengatakan aku kejam. Akan ku berikan semua permintaanmu asal kau tidak mengulang ucapanmu tadi chagiya...

Aku masih kesal dengannya dan terus membelakanginya. Apapun itu kau akan memberikannya?

Iya Baek Hyunnie, bahkan jika kau menyuruhku lenyap sebelum direinkarnasi aku tetap melakukannya.

Berhentilah menghabisi nyawa-nyawa manusia, termasuk orang-orang yang membuatku kesal.

Mulutnya melongo dengan ekspresi kagetnya, T..tapi aku...tidak bisa berhenti...aku melakukannya untuk bereinkarnasi Baek__

Kalau begitu jangan bunuh Young Rien dan teman-temanku. Itu saja...

Dia mengaduh, Ck, berat sekali...baiklah aku setuju... ia melangkah pergi meninggalkanku.
\
Aku berbalik, Eh mau kemana?

Kepalanya menoleh padaku, Disitu saja, uruslah urusanmu sendiri. dia langsung menghilang tanpa alasan pasti

~_Ħ Ħ Ħ_~

Setelah kejadian Park Chan yang diduga koma oleh Lu Han. Akhirnya dipagi ini aku pergi ke kantin bersama Park Chan dan teman-temannya. Park Chan bilang dia mengajakku karena ingin aku menemaninya untuk jumpa pers (o_0). Masalahnya adalah untuk mengklarifikasi bahwa dia dan aku tidak ada hubungan yang seperti dikatakan yeoja-yeoja yang mengaguminya bahwa dia adalah pasangan gay-ku. Hihihi, mereka tidak waras ya.

Kenapa tertawa sendiri?

Aku baru sadar jika aku berpikir hal ini saat bersama orang-orang ini, Tidak ada Park Chan... hanya membayangkan sesuatu.

Park Chan semakin dekat mencurigaiku. Sesuatu berbau yadong ya...

Kris ikut-ikutan menoleh padaku, Bagi-bagikan padaku. Godanya meski Kris bermuka dingin.

Aku meninju perut Park Chan, Yang yadong itu kau, bukan aku. Ck, lupakan saja yang tadi. Kau tidak perlu tahu...

Kami sudah sampai dikantin, tiba-tiba ada dua orang yeoja datang menghampiriku. Lengan Park Chan menghalangi tubuhku seolah-olah melindungiku jika yeoja ini menyakitiku.

Minggirlah Park Chan-shii, kami ada urusan penting dengannya.kata yeoja berambut bob,

Tidak bisa. Kalau mau, kita bertanding dulu.balas Park Chan menatap tajam dua yeoja itu.

Park Chan Yeol... lirihku berharap dia tidak benar-benar melakoni niatnya itu.

Dia menoleh, Lirihanmu tidak bisa meruntuhkan niatku Baekki...ia beralih ke dua yeoja didepan kami. Sebutkan dulu alasan kalian ingin berurusan dengannya!

Aduh Park Chan-shii minggirlah... kami dikejar waktu... yeoja satunya itu menarik tangan Park Chan agar tidak menghalangi tubuhku lagi.

Kalian mau ku tampar ya!

Park Chan...sudah biarkan mereka bicara. Ujarku yang dibalas tatapan kesalnya melepaskanku. Terima kasih.ucapku lagi padanya meski tidak dijawabnya. Kajja.

Lalu Kris, Suho, Kai, Kyungsoo berserta Sehun  berlari ke arah kami melihat keributan Park Chan dengan dua yeoja yang belum pernah ku ketahui selama ini.

Ada apa memangnya Park?tanya Kris sedikit membulatkan mulutnya. Tapi Park Chan tidak meresponnya. Sementara yang lainnya sepertinya tegang melihat situasi ini.

Gamsahamnida Park Chan-shii...ujar dua yeoja itu sambil tertawa kecil. Park Chan masih menatap membunuh dua yeoja ini.

Aku dibawa menjauh dari mereka. Dua yeoja ini menggenggam bahuku, menurutku ini penculikan terpaksa tapi. Aku biarkan saja. mungkin mereka memang benar-benar membutuhkanku untuk urusan terpenting mereka.

Dan langkahku berhenti ketika dibawanya ke koridor kakak kelas yang sudah sepi. Hanya kami bertiga yang ada dikoridor kelas atas.

Nah, ini baguskan. Tidak ada namja yang selalu melindunginya...ujar yeoja berambut bob.

Aku melototkan mataku,Apa maksud kalian ha? Kalian menjebakku ya!

Yeoja satunya berambut gelombang diikat itu tertawa, yang jelas aku tak tau nama dari mereka siapa saja. Benar! Kau kira kami memelas untuk hal penting? wajahnya mendekat dengan alisnya yang terangkat.

Muak dikepalaku semakin naik, bisa saja jika aku tega. Aku akan menendang perut mereka. Kalian minta apa dariku? tanganku mengepal kuat, berusaha menahan emosiku agar tidak lepas.

Jari yeoja berambut bob itu meraba pipiku, lalu tertawa aneh. Aku hanya minta. Lepaskan Park Chan dan Kris dari sisimu.

Apa? Kris, Chanyeol!dua yeoja itu saling bertatap heran, kenapa bisa aku salah sebut dalam situasi seperti ini-__- Ayo, kalian minta apa lagi?sesuatu angin yang berhembus barusan itu membuatku semakin takut.

Yeoja berambut gelombang tersenyum licik padaku, Bagus jika kau menawari lagi!

BUGH PLAK

Aw...yeoja sialaaan. Jeritku membuat mereka lari kesenangan meninggalkanku. Ck, aku menyesal tidak melakukan perlawanan padanya. Sadarlah! Aku ini namja, betapa bodohnya aku kalah melawan mereka bahkan mereka berani membuatku tersungkur dengan pukulan dan tamparan mereka.

Aku mendengar hentakan kaki yang berlari dengan kerasnya. Aku masih tersungkur, memegangi perutku yang sakit. Karena dengan tersungkur, rasa sakitku mudah ku tahan.

Sialan! Kau baik-baik saja? hentakan kaki itu berhenti ketika muncul Park Chan dengan mata penuh amarah jongkok didepanku. Aku bisa merasakan roh didalam tubuhnya, itu bukan Park Chan yang asli.

BRUAAAK

Akan ku bunuh kalian!!! gemanya setekah memukul pintu rak sepatu didekatku hingga berlubang. Jari manisnya mengeluarkan darah meskipun tidak sampai menetes.

Getaran ini keluar

Aku kenapa? Loh, Baekki kenapa dengan perutmu? Kau sakit ya? tanya Park Chan polos seakan hilang ingatan, itulah efek yang ditinggalkan roh Chanyeol bila keluar dari tubuhnya. Park Chan melihat punggung jari tangannya yang berdarah, Loh jari manisku kenapa Baekki?dia melihat rak sepatu didekatku, Loh, rak sepatu itu juga kenapa bisa berlubang Baekki?

Getaran ini~

Aku merasakan bahwa roh itu kesetanan ingin membunuh dua yeoja tadi, aku harus menghentikannya sebelum fatal. Park Chan, bisa bantu aku berjalan cepat?

Kemana?

Mengejar angin, maksudku mengejar waktu. kesanatunjukku ke arah koridor yeoja tadi berlari.

Perlu ku gendong? Tapi kau tadi belum menjawab semua pertanyaanku.dia mulai menggendongku dipunggungnya, Sungguh aku bingung dengan apa yang kulihat. Apa aku sedang mengigau? Padahal aku merasakan diriku sedang tertidur dikelas loh. Celotehnya sendiri sambil setengah berlari.

~_Ħ Ħ Ħ_~

Tidak sia-sia juga namja ini mempercepat langkahnya sesuai dengan keinginanku. Sebenarnya bukan aku yang manja. Aku sudah  bilang padanya turunkan aku karena rasa sakitnya sudah padam. Tapi dia memaksa tetap menggendongku karena...err, sudah nyaman.

Aku menemukan kucing hitam itu, bersama dengan roh yang sibuk mencekik leher yeoja berambut ikat itu. segera aku minta Park Chan menurunkanku.

Yeoja itu kenapa kesakitan sendiri Baekki?tanya Park Chan sambil mengusap-usap dua bola matanya.

Sudah kau sembunyi dulu ya. Nanti akan ku jelaskan.kataku sembari mendorong punggungnya ke tikungan lorong ini. setelah mengantar Park Chan bersembunyi. Aku mempercepat langkahku untuk mendekati roh Chanyeol. Ketinggalan sedetik saja, bisa-bisa dua nyawa itu lenyap ditangannya.

Ketika hendak aku menyentuh roh Chanyeol, kucing hitam ini menghalangiku. Kelakuannya seperti hendak mencakarku, sementara yeoja berambut bob itu menangis ketakutan memegangi jantungnya.

Chanyeol...ku mohon ini aku...tolong lepaskan mereka ne?

Kucing itu meraung, Jangan ikut campur urusannya!

Aku terus melangkah, sebisaku meski kucing ini terus menatapku garang.

SRAK

Aku mendesis sakit, sudah perutku masih sakit karena dipukul yeoja tadi. Sekarang ditambah dengan cakaran hebat dileherku.

Moyo! Apa yang kau perbuat ha!!pekik roh Chanyeol menyadari kesakitan dileherku.

Lanjutkan saja membunuhnya. targetmu hanya kurang 3 nyawa lagi...

Kucing ini masih menghalangiku, sebetulnya aku takut dicakar lagi tapi...

BRUGH

Roh Chanyeol secepat kilat membanting tubuh kucing hitam itu ke dinding disebelah yeoja berambut bob yang tengah menangis. Aku bisa juga membunuhmu jika kau juga menyakiti Baek Hyun!

Aku terbelalak terkejut, dalam perkiraanku. Roh tidak akan berani melawan keras pemilik tubuh yang dipinjamnya tapi toh sudah kenyataan. Aku baru melihatnya karena roh Chanyeol. Aku memandangi dua makhluk itu. dimata keduanya saling memancarkan amarah mereka.

Sudahlah Chanyeollie... aku tidak apa-apa.ucapku berharap tidak ada pertengkaran diantara dua makhluk ini.

WAE!Makhluk bajingan seperti dia kau biarkan??kata Chanyeol bernada tinggi sambil menguatkan cekikan pada yeoja yang menyiksaku tadi. Langkahku mulai meragu ingin berjalan dengan niat kemana. Menyelamatkan yeoja brengsek tadi atau kembali ke Park Chan atau menenangkan roh Chanyeol agar tidak membuat hal yang lebih parah. Suasana ini makin membuatku bingung setengah mati.

Sekarang aku mendengar suara manusia berlari mendekat ke lokasi ini. lalu ku lihat atmosfir diantara Chanyeol dan Moyo, masih berpandang kesal tanpa perlawanan. Aku menoleh ke arah utaraku, suara hentakan kaki itu makin terasa.

Kenapa Baek Hyun?teriak orang itu memecahkan suasana mencekam ini, Siapa yang teriak? Tadi itu hampir merusak telingaku loh.dia cengengesan dan menggaruk kepala belakangnya.

Aku berdecak kesal, disaat seperti ini dia bisa-bisanya bercanda. Ya memang begitulah Young Rien mencairkan suasana, lumayan bisa menghilangkan sedikit ketakutanku.

SRRAAK

KRAAK

Aku terbelalak hebat, adegan yang ku lihat ini terlalu cepat dan sadis. Ditambah ironisnya lagi, kurang dari sedetik itu saja. dua yeoja yang tadi menyiksaku sudah mati ditangan roh Chanyeol dan Moyo.

Yang paling mengenaskan adalah yeoja yang sudah memukul perutku, yeoja berambut bob yang tadinya masih sempat menangis melihat yeoja berambut ikat dicekik Chanyeol. Kepalanya terputus sampai menggelinding 1 meter dari tubuhnya dan parahnya lagi kedua kakinya tertukuk menapak di atas perutnya.

Young A Ra...

Suara pilu itu muncul dari mulut Young Rien. Ia mendekati jasad yeoja berambut ikat. Lalu mengusap pelan rambut yeoja itu. aku melihatnya penuh tanya dengan sikap yeoja tomboy itu. Young Rien menangis tapi bibirnya tersenyum senang. Aku terus menatapnya, sampai tak tersadar air mataku mengalir.

Baekki...panggil suara namja dari belakangku, namja itu mengusap lembut bahuku. Aku menoleh padanya. Namja itu menyeka air mataku yang tak kunjung kering.

Semua ini ulah siapa? Apa itu yang membuatmu menangis?namja itu menunjuk ke Young Rien. Lalu memasukkanku ke dalam pelukannya. Apa yeoja itu yang sudah mengamuk Baekki?

Park Chan Yeol...hiks...aku mengeratkan pelukannya dan memejamkan mataku, mengalirkan air mataku sesuka mataku. Entah kenapa aku melihat Young Rien menangisi yeoja itu dengan pilunya membuatku ikut menangis juga.

SRINGG

 Suatu bayangan cepat hinggap dipikiranku. Bayangan itu memberitahuku bahwa jasad yeoja berambut ikat itu memiliki kesamaan dengan jasad yeoja bernama Young A Ra, maka dari itu yeoja tomboy itu menangisinya, mengusapnya rambutnya penuh pilu.

Park Chan-shii...jaga Baekki jangan sampai mati dengan misterius. Jangan bocorkan jika yeoja ini ku sembunyikan dulu.

Geure Young Rien-shii...itulah yang ku tangkap dari telingaku saat tubuhku masih enggan mengakhiri isakanku didekapan namja ini.

~_Ħ Ħ Ħ_~

Keesokan harinya, dengan perasaan ragu, takut bila ada yang menanyaiku tentang kasus kemarin. Aku berusaha mengontrol gerik tubuhku agar tidak dicurigai saat berjalan disekolah ini.

Langkahku sendiri mengantarkanku agar aku melewati jalan yang ku lalui sebelum pulang. Hanya perasaanku saja atau cuaca ini berubah mendung berangin saat aku memasuki koridor dimana saat kemarin aku ditinju dan ditampar oleh yeoja kemarin.

Sementara rak sepatu yang dipukul oleh tangan Park Chan masih berbekas, sepertinya belum tercium oleh tim penyidik atau guru BP.

Aku berganti menuju koridor TKP kemarin. Seisi koridor terpanjang ini sepi, hawa dingin bertabur dengan serpihan daun menyambutku, menambah suasana horror ditiap langkahku. Dan benar terjadi, di tikungan koridor sampingku sudah bersandar kucing hitam ini.

Biarkan aku lewat!tegasku meski nadaku terdengar lirih.

Koridor TKP sudah didepan mataku. Meski dikoridor selanjutnya ada siswa-siswi yang lalulalang, tapi koridor ini tetap menyeramkan. Ku edarkan pandanganku ke semua penjuru. Bekas darahnya, sisa berantakannya, masih tetap seperti sebelumnya.

Dugaanku adalah, apakah petugas kebersihan kelewatan untuk membersihkan koridor ini ataukah karena suasananya sekarang menyeramkan maka petugas itu tidak berani kesini.

Ku rasa sudah cukup langkahku memuaskan diri memastikan suasana koridor ini. aku keluar lewat arah utaraku, tepatnya arah yang kemarin muncul keberadaan Young Rien.

Belum sampai aku melewati tikungan terdekat koridor ini, sekumpulan tim berpakaian polisi, beberapa petugas pemadam kebakaran dan segerombolan siswa sedang berpapasan denganku. Sekujur tubuhku merinding sendiri dan kusempatkan untuk bernafas sedalam-dalamnya.

Aku masih melirik mereka semua hingga ku lirik mereka berhenti sejenak.membuatku ingin cepat pergi dari tempat ini.

Chakkaman siswa bertas cokelat.tegas suara berat diantara mereka. Tas cokelat! Itu aku. Matilah sudah riwayatku...rasanya tubuh ini sudah terpatung dan menunggu untuk ambruk jika saja benar mereka berhenti karena sudah membaca gerikku yang mencurigakan.

Bapak berpakaian polisi itu menghampiriku.Apakah pena ini milikmu anak muda? Tulisannya Byun Baekki.

B...Benar tuan.

Lain kali berhati-hatilah nak.

Aku meraih pena hitam itu dan langsung berbalik menjauhnya. Sedikit mempercepat langkahku menuju kelas. Dan bodohnya aku, kenapa aku meninggalkan bapak itu tanpa mengucap terima kasih. Pertahananku hancur sudah.

`

`
Beruntung aku datang disaat sonsaeng-nim belum duduk dibangkunya. Padahal jam tanganku sudah menandakan waktunya ia datang.

Pagi-pagi sudah berkeringat Baek Hyun.

Ku lihat yang menyambutku bicara adalah Kai. Aku memberinya senyum (hambar), Kau memperhatikanku Kai-shii...

Wah, tidak kusangka Kai bisa bicara juga. Apalagi dengan Byun Baek Hyun...ku tengok depanku, Sehun sudah ikut menimpal dan berdiri disamping Kai.

Tutup mulutmu Tehun, kau kira hanya kau yang bisa bicara dengannya ha?

Akuilah aku lebih hebat darimu Kkamjong.

Kai memajukan tubuhnya menantang SehunAsal kau tau, aku baru bicara dengannya karena menunggumu pergi.

Cukup...kau tidak bisa menandingi keramaianku dan kejahilanku Kkamjong. Benar kan Baek Hyun?

Hehe, aku cukup terhibur dengan keributan mereka. Sehun benar.

Pletak~

Aduuuhh jangan kepala pabo!protes Sehun langsung pergi keluar kelas, kurasa ia akan pergi mengadu ke Lu Han dikelas sebelah.

Deg

Pandanganku terhenti saat mataku tidak sengaja melihat meja guru didepan kelas. Roh Chanyeol sedang duduk disana, ekspresi penuh memohon dan tangannya meminta maaf padaku.

Kalau bisa kau tidak memperdulikannya. Nanti nyawamu malah yang diincar.peringat Young Rien didepanku yang tiba-tiba saja menghalangi pandanganku dimeja guru.

Aku menunduk saja. kata Young Rien itu ada benarnya. Kalau begitu, kenapa aku sempat membencinya dan salah paham padanya. Ck, mana Baek Hyun yang konsisten seperti dulu. Perasaanku aku jauh lebih buruk dibanding sekolahku yang dulu.

Baekki...seru Park Chan tiba-tiba mengagetkanku dari samping dengan wajahnya yang polos ini. Kau melamunkanku kan?dia terkekeh pelan.

Aku mencubit kedua pipinya, lalu mencolek hidungnya dan...

Plak~

Kutampar pipinya dengan pelan. Bukan bermaksud untuk menamparnya dengan marah.

Mengganggu suasana saja. sudah terbawa oleh sentuhanmu kau malah menamparku.

Sstt...songsaeng-nim datang.seru Young Rien menengok ke arah kami. Aku membalas mengangguk padanya. Sementara Park Chan seolah-olah ingin aku membagi kursi dengannya. Tapi kakiku terus menendangi sepatunya agar cepat menyingkir.

Kulihat muncul seseorang dibalik sonsaeng-nim, mungkin itu guru. Karena postur tubuh dan jasnya seperti guru. Namja itu membisikkan sesuatu ditelinga sonsaengnim yang berdiri 3 langkah dari daun pintu kelas ini.

Park Chan dan Byun Baek Hyun ikut saya. Sementara Shin Young Rien ikut Jang sonsaeng-nim.kata sonsaengnim yang membuatku terperanjat kaget. Perasaan gemuruhku memupuk sudah didalam dada. Aku menoleh ke arah Park Chan, ia menoleh padaku dan memberi anggukkan.

Tapi sonsaeng-nim, kita semua belum mendapat pelajaran darimu kan.elak Park Chan yang bisa jadi dia berpikiran sama sepertiku.

Cepat beranjak!teriak sonsaengnim melengking sampai membuat beberapa siswa dikelas kami menutup telinganya.

`

`
Didepan meja kami sudah terpampang beberapa benda kecil dan beberapa foto dalam plastic-plastik ini bersama dengan Kim sonsaengnim yang terus menatapi. jelas sudah kekhawatiranku menjadi mimpi buruk yang nyata. Benar kan, kami diintrogasi atas kejadian kemarin.

Di tembok ujung sana, ada Young Rien bersama orang yang tadi disebutkan oleh sonsaengnim bernama Jan sonsaengnim. Sepertinya yeoja itu juga menghadapi yang serupa seperti kami. Sementara ku lirik Park Chan disebelahku, dia berwajah datar tapi dengan satu tangannya yang terus memegang tanganku.

Bagaimana? Bisa dijelaskan dengan kalimat yang lebih rasional?

Aku bingung menjelaskan seperti apalagi, beberapa menit yang lalu aku sudah menjelaskan yang sesungguhnya padanya tapi. Orang ini tetap menganggap penjelasanku adalah kha-ya-lan!

Itu tadi sudah rasional sonsaengnim. Kami tidak tau cara membunuh yang benar maupun salah tapi tetap bukan kami yang melakukan pembunuhan selama ini. melainkan sebuah roh yang gentayangan yang masih menunggu dirinya direinkarnasi ulang.

Cukup khayalanmu itu Byun Baek Hyun. Ini sudah ku minta kedua kalinya menjelaskan hal yang benar dan rasional.

Dia benar sonsaengnim. Aku yang memiliki mata normal percaya bahwa penjelasannya itu bukan khayalan yang main-main. Tapi fakta.potong Park Chan baru membuka suara.

Kim sonsaengnim memangku dagunya dengan tangannya. Hm, baiklah. Ceritakan yang sebenarnya. Bila perlu sebab-sebab sebelum perkara itu terjadi.

Deg~

Kau bisa Baekki, ceritakan saja.dan dia makin menguatkan genggaman tanganku yang makin mendingin.

Aku menghela  nafas panjang, Sebenarnya ini terjadi berawal saat aku dan Park Chan serta teman-temannya dikantin. Tiba-tiba dua yeoja itu menghampiri kami__

Dan aku yang menghalangi yeoja itu meminjam Baek Hyun sampai aku yang membuat ribut dengan mereka.potong Park Chan dengan wajah tanpa ekspresi.

Sonsaengnim memukul mejanya, Diam Park Chan Yeol! sonsaengnim beralih padaku, Lanjutkan.

Setelah akhirnya aku memohon pada Park Chan agar membiarkan mereka meminjamku. Aku dibawa ke lorong panjang dikelas 2A. ternyata mereka menjebakku, bukan membicarakan masalah penting denganku. Lalu mereka memukulku, meninju perutku dan berlari. Sampai akhirnya Park Chan datang dengan marahnya mengetahui kondisiku. Dia yang memukul rak didepan kelas 2A sampai berlubang.

Apa kau mengingat bahwa kau yang menghancurkan rak itu?Sonsaengnim menyela bertanya pada Park Chan.

Aku tidak mengingatnya, bahkan aku baru tau itu aku yang memukulnya.

Kebohongan yang cemerlang tuan Park!

Park Chan mendengus remeh, Terserah. Yang pasti seingatku aku tertidur dikelas dan bermimpi menjadi raja di negri khayalan.

Sonsaengnim...panggilku saat sonsaengnim hendak berdiri, mungkin ingin menampar Park Chan. Setelah itu, roh didalam tubuh Park Chan keluar secepat kilat ke koridor dimana dua yeoja itu berlari. Dan itu menimbulkan efek ingatan Park Chan yang tidak tahu apa-apa.Sonsaengnim mengangguk,

Sudah kubilang dia benar sonsaengnim.balas Park Chan tersenyum remeh.

Bisa kau jelaskan proses pembunuhannya dan benda-benda ini?

Park Chan menengok padaku dan mengangguk meyakinkan. Itu membuat mentalku semakin yakin menceritakan kejadiannya.

Ketika aku dan Park Chan datang, roh itu dan kucingnya sudah beraksi menodong yeoja itu. aku berniat berbicara dengan roh itu agar ia mengurungkan niatnya membunuh yeoja itu. hasilnya aku sempat dicakar.aku menunjukkan bekas cakaran dileherku. klimaksnya terjadi ketika roh itu berteriak, itu membuat Young Rien datang ke arah kami. Setelah itu, pembunuhan sadis pun dilakukan roh itu kurang dari sedetik. Lalu dua roh itu langsung pergi. Untuk benda-benda didepan kami ini, semua adalah ulah roh itu sonsaengnim. Coba saja dites, pasti tidak ada sidik jarinya.

Tumggu, lalu saat pembunuhan terjadi, kemana Park Chan berada?

Aku didorong Baek Hyun bersembunyi di tikungan koridor sonsaengnim, meski begitu. Aku mengintip urutan kejadiannya.Park Chan mengganti posisi kakinya. Ku tengok meja Young Rien, dia masih ditanyai oleh Jang sonsaengnim.

Kemudian datanglah Chang Nyun sonsaengnim berbisik-bisik pada Kim sonsaengnim. Suruh dia masuk saja.itulah jawaban dari Kim sonsaengnim yang kudengar. Lalu setelah jawaban itu, Chang Nyun sonsaengnim keluar.

Beberapa saat kemudian muncul yeoja disebelahku yang berparas cantik, tinggi, kulitnya sama dengan Park Chan. Mata yeoja itu terbelalak saat pandangannya beralih melewatiku, itu tandanya dia memandangi Park Chan.

Astaga Chanyeollie kau...masih hidup...kau masih hidup...seketika yeoja itu berlarian memeluk tubuh Park Chan yang duduk, kakak merindukanmu Yeollie...pulanglah...yeoja itu merenggangkan pelukannya, Tak kusangka kau...Yeollie...Yeollie...kulihat ada setetes air mata bahagia membasahi yeoja itu.

Dan yang membuatku ternganga, Park Chan membalas dengan ekspresi datarnya dan memberikan sapu tangannya pada yeoja itu.

Kau siapa? Bahkan kau membawa-bawa kakakku yang sudah mati.

Aku lumayan terkejut sama halnya dengan Kim sonsaengnim. Apalagi yeoja itu, terbelalak shock beserta pandangannya yang kosong. Perlahan pula yeoja itu mundur dari Park Chan.

Park Chanyeol adikku...lirih yeoja itu makin tak percaya.

Mianhae, apa dia mirip dengan adikmu nona?tanya Kim sonsaengnim mulai khawatir, mungkin dia khawatir kalau yeoja ini tiba-tiba stress apalagi gila.

Yeollie adikku... lirih yeoja itu lagi.

Kakakku satu-satunya sudah mati. Jebal...jangan menyebut kakakku lagibalas Park Chan menambahkan tatapan tajam pada yeoja itu.

Mianhae nona, sepertinya anda harus pergi sebentar.kata Kim sonsaengnim lalu menatapku, Kau yang sering mengenal siapa Park Chan ini jadi mohon bantuannya untuk nona ini.

Tapi sonsaengnim aku...

Kepalanya menggeleng mengusirku beserta juga tangannya. Mianhae kakak, ayo ikut aku.ku tarik saja tangannya. Untung yeoja ini tidak berontak, ia menurut atau lebih tepatnya pasrah karena perkataan Park Chan padanya.

aku mengajaknya pergi sampai melewati dua koridor dari ruangan BP tadi. Kemudian ku berhentikan langkah kami disini. Ku lihat yeoja ini nampaknya shock. Aku jadi tidak yakin bisa menjelaskan secara gamblang.

kakak, namaku Byun Baek Hyun siswa kelas 1B. ijinkan aku memperjelas pernyataan dari...eum...kembaran dari Chanyeol adikmu.

Kau tau semuanya? Jangan-jangan kau...kekasihnya.

Glek~

Ah bukan seperti itu kak...

Tiba-tiba yeoja ini langsung menjabat tanganku, Park Kang Lie imnida...

Aku mendehem sebentar, karena kurasakan tenggorokanku agak kering, Itu sebenarnya bukan Chanyeol, mungkin nama mereka berdua sama tapi yang temanku tadi ialah Park-Chan-Yeol. Pindahan dari SMA Seunggi. Dan untuk Chanyeol itu...dia benar-benar sudah mati. Hanya rohnya saja yang masih belum tenang. jika kau merindukannya, aku tau keberadaan Chanyeol adikmu Kang Lie noona...

Bawa aku ke tempatnya.

`

`
Sebenarnya tempat ini terlarang untuk dikunjungi semenjak kematian Chanyeolujarku saat membuka pagar kayu diujung tangga ini.

Separah itu kah?tanya Kang Lie mengedarkan pandangannya ke semua penjuru.

Ne, kata para guru ini adalah kejadian pertama kematian siswanya di atap sekolah. Semua siswa-siswi disini juga mulai takut mengunjungi tempat yang dulunya ramai setiap jam istirahat. Karena Kepala Sekolah Geun Hyuk tidak ingin terulang lagi, maka tempat ini dikenai larangan untuk masuk kecuali saat tidak ketahuan sonsaengnim.

Aku menunjuk ke roh Chanyeol bersama dengan tubuh pinjamannya sedang menatap langit ini. Itu dia Chanyeol

Kau yakin itu roh Chanyeol. Disana itu hanya kucing hitam yang jenisnya sudah langka.

Aku yakin. Tunggu disini, aku akan membuktikannya. Ku yakin noona juga bisa melihat rohnya seperti apa.

Aku mendekati perlahan kucing hitam bertelinga kelinci itu. auranya saja bisa kurasakan dia sedang sedih. Chanyeollie...ini aku Hyunnie...ucapku sembari tersenyum penuh makna padanya. Kucing itu menoleh padaku dan memberi senyum. Sedetik kemudian roh Chanyeol keluar dari tubuh kucing itu. sedangkan si Moyo haraboji itu diam layaknya kucing pada umumnya.

Baek Hyunnie kau...kesini...

Aku mengembang senyum, Iya Chanyeollie.aku mengusap pipi kanannya, lalu aku menengok pada Kang Lie sebentar, lalu kembali lagi ke roh didepanku. Ada yang ingin bertemu denganmu. dia merindukanmu Chanyeollie...

Nuguseyo?tanya Chanyeol hendak memelukku tapi kedua telapak tanganku memberhentikannya.

Sepertinya dia masih belum menyadari ada kakaknya ditempat ini. lalu aku menunjuk dengan jempolku ke arah Kang Lie berdiri.

Kang Lie-ah noona...lirih roh Chanyeol sembari berjalan ke arah yeoja itu, kemudian memeluknya rindu. Ku kira noona sudah gila atas kepergianku. Bagaimana dengan appa?

Kang Lie tertawa pelan, Kau tidak berubah Yeollie. Appa baik-baik saja. dia menjalankan hidupnya dengan tenang.

Aku senang melihat mereka bisa bertemu. Meski mereka adalah dua makhluk beda dunia tapi jika mereka sama-sama bisa melihat keberadaan satu sama lain, perbedaan diantaranya bisa diacuhkan sejenak.

Beberapa saat itu ku lihat ekspresi Kang Lie berubah drastis. Aku tidak tahu apa yang dirasakannya tapi main feelku berkata bahwa Kang Lie berubah waspada pada roh adik kesayangannya itu.

Baek Hyun kajja.panggil Kang Lie sedikit keras. Aku langsung berjalan kesana tapi sebelumnya aku mengelus bulu kucing Moyo ini.

Kang Lie noona...wae? secepat ini kau pergi...Chanyeol memohon sambil menarik tangan kakaknya agar tidak meninggalkannya dulu.

Mianhae Yeollie, Kang Lie harus pergi.

Kang Lie noona...lirih Chanyeol mulai pilu.

Jika Yeollie sayang pada noona-mu ini. maka kau membiarkanku melakukan apa saja asal aku bahagia. Jinjja?

Geure, ne jinjja...

Kang Lie menggumam, Selamat tinggalpamitnya tanpa melihat Chanyeol dan terus menggandengku menjauh dari atap sekolah ini.

.

.
Masih dihari yang sama, saat ini nampak yeoja sunbae ini menggandengku terburu-buru. Meski terkadang feelingku cukup baik untuk membaca situasi dan aura manusia. Namun untuk pertama kalinya, aku tidak bisa membaca yeoja ini.

Ia membawaku ke koridor yang sepi didekat jalannya menuju perpustakaan grade 1. Kami berhenti disana, aku tak tahu apa yang terjadi. Dia menatapku sejenak, lalu melihat arah menuju atap sekolah yang tadi.

Bruk

Seketika itu Kang Lie menghempaskanku ke dinding dibelakangku. Aku mencoba menerka-nerka perlakuan salah apa yang membuat yeoja ini melakukanku sekasar ini sewaktu aku bersamanya.

Kang Lie-shii...kenapa kau berbuat ini padaku?tanyaku sedikit lirih karena aku mulai merasakan ada aura marah yang akan muncul ditubuhnya.

Kang Lie mendesis panjang, Dia itu siapa? Kenapa dia menjadi serigala kelaparan seperti itu??

M...maksud kakak apa?

Chanyeol adikku itu. auranya pekat sekali makanya dia berubah jadi pembunuh tersadis yang pernah ku temui.

Mian kak, dia hanya menuruti ketentuannya untuk bereinkarnasi. Dia bukan roh seperti itu.

Ia menatapku tajam, Pikir dengan logika saja. kita adalah sesama yang bisa melihat roh adikku. Pikirkan saja siapa urutan nyawa yang dihabisinya dengan sadis dan mengeluarkan bola permen setiap kematiannya. Roh seperti dia sama saja disebut roh pencabut nyawa. Pembunuh.jadi lebih baik tidak ada interaksi dengannya sama sekali.

Tapi bagaimana pun dia kan__protesku terpotong cepat.

Tunggu. Sebenarnya ada hubungan apa diantara kau dan roh adikku?
DEG

Sampai aku kesulitan menelan ludah, Aku...ti...tidak ada...

Kau menjadi kekasihnya, jinjja?

Glek

Kang Lie ikut bersandar disampingku, Yang tadi tidak perlu kau jawab. Aku sudah tahu jawabannya.

Aigo...hampir mati aku dibuatnya terdesak sedemikian rupanya. Aku mendehem, Kakak, boleh aku pergi. Sepertinya tugasku menjelaskan semuanya padamu sudah selesai.

Yeoja itu tertawa licik, Siapa bilang?

Aigo... kurang apa lagi...keluhku. padahal badanku mulai pegal sejak pengintrogasian oleh Kim sonsaengnim.

Ayo ikut aku. Antar aku pada temanmu yang mirip adikku lalu bawa aku ke teman terdekatmu yang bisa melihat roh adikku.

.

.
Park Chan, aku butuh bantuanmu. Kau bisa melakukannya kan?tanyaku langsung ke orang pertama ialah Park Chan yang ada dikelas.

Ia mengangguk, Akan ku bantu.

Kemudian aku menuju kelas sebelah, tepat itu adalah kelasnya Kris. Hanya beberapa langkah, kakiku sudah menapak didepan kelas itu. kebetulan sonsaengnim sedang membiarkan murid-muridnya ramai dan itu memudahkanku menjemput Kris.

Kris, aku butuh bantuanmu. Bisa menolongku sebentar?tanyaku pada Kris yang asyik menggambar wajah Tao, hihihi...

Kris menutup bukunya, Tentu, apa saja asal aku sanggup.lalu dia mengikutiku dari belakang.

Aku berdiri diluar kelas, aku menatap 3 temanku ini. hmm...seperti ada yang kurang tapi aih. Seorang Byun Baek Hyun ini tidak mudah lupa.

Hanya ini? Kau yakin tidak ada lagi?tanya Kang Lie sambil mondar-mandir didepan Park Chan dan Kris yang bersandar di dinding pembatas lorong yang sepi manusia.

Aku berpikir sambil mengetuk-etuk pelipisku dengan telunjukku. Menoleh ke kanan dan kiri, sesekali melihat kelasku. Apa yang kurang ya??

Eh Baek, kau lupa dengan yeoja jadi-jadian itu.kata Kris melipat tangannya di dada.

Aku melototkan mataku, Apa? Nugu?

Kang Young

Aku melongos, Ha, siapa sih? Apa itu sunbae?
Kris mendengus remeh, Baek Hyun Baek Hyun... otakmu mengecil juga yah. Padahal kau pernah mendengarku menyebut nama itu saat memanggil yeoja jadi-jadian itu...Kris mengaduh-aduh dengan menggeleng-geleng kepala.

Young Rien maksudmu?

Hm.

Nah, betul juga. Kenapa otakku baru tersambung sekarang. Langsung saja aku berlarian masuk kelasku. Sepertinya selain yeoja itu, aku akan mengajak sosok masalalu Park Chanyeol.

Aku menghampiri namja berkulit tan, namja itu sedang tidur-tiduran dibalik telangkupannya dan berpandang kosong.

Kim Jong In...Kim Jong In...sapaku sambil melambai-lambaikan tanganku didepan matanya.

Young A Ra...lirih Jong In yang menurutku dia mengigau.

Eh? Jong In.aku menepuk lengannya. Dan dia berhasil bangkit dari lamunannya.

Akkkhh...erang Jong In kesal, membuat siswa disekitarnya menoleh ke arah kami. Lalu menatapku marah,

Jong In, maafkan aku tapi...aku butuh bantuanmu, kau bisa kan?pintaku setengah ketakutan sampai-sampai telapak tanganku berkeringat dingin.

Hm..baiklah. tapi lain kali jangan mengganggu kesendirianku.

Aku mengacungkan jempol dan merekahkan senyum manisku, Arrasso tuan.lalu aku tertawa. Dia mengikuti dari belakang. Sekarang aku berganti menuju bangku Young Rien. Yeoja itu sedang sibuk membaca komik dengan mengunyak permen karet tapi...untuk sekarang, dia tidak menggunakan earphone kesayangannya.

Young Rien. Kau bisa membantuku?

Untuk apa?tanya yeoja itu dingin, tanpa ekspresi untuk melihat keberadaanku disebelahnya.

Ee, aku ingin kau menolongku soal...

Soal apa?potong cepat yeoja itu

Soal rohnya_

Roh siapa?potong Young Rien lagi

Aku berdecak kesal, Kau ini asal memotong saja. aku ini ingin membantu kakaknya Chanyeol untuk roh adiknya itu. jadi berhentilah menyela sebelum aku berhasil menyusun kata-kataku.

Aku tidak mau.jawabnya dingin, dari tadi tidak melihat wajahku. Sementara Jong In yang bermuka datar masih setia menungguku menjemput Young Rien.

Ayolah...ku mohon...pintaku sembari mengguncang-guncang lengannya, tapi tidak kasar lah...

Kalau aku tidak mau, apa kau akan pergi dan tidak menungguku seperti ini?

Ng...mungkin saja tapi aku harus membawamu menolongku.

Shireo! Pergilah.tegasnya meski tidak membentak didepan wajahku, tetap saja itu kata-kata membentak berversi mengusirku.

Apa sudah cukup yang kau temukan?tanya yeoja yang ada disebelahku, ku lirik dia. Aku langsung terbelalak melihat tiba-tiba saja tanpa setahuku Kang Lie sudah ada disini.

Kurang satu kak...

Yeoja itu menatap Young Rien, saat bersamaan itu pula. Young Rien juga menatap ke arahnya. Lama, mungkin terhitung lebih dari 3 detik. Tiba-tiba Kang Lie tersenyum-senyum sendiri, sementara ekspresi Young Rien tetap dingin.

Kak, jangan jatuh cinta padanya. Dia juga yeoja.ungkap Jong In yang sedikit menahan tawa di sebelahku.

Ungkapan itu berhasil membuat Kang Lie terkejut dan segera membuang mukanya dari Young Rien. Ia berjalan menjauh dari bangku yeoja kenamja-namjaan itu sambil terus mengetuk-etuk kepalanya dengan satu tangan.

Aku dan Jong In mengikuti saja langkah Kang Lie. Disela-sela langkahku, aku juga merutuk kesal tidak bisa mengajak Young Rien untuk mengurus perintah dari kakaknya Chanyeol.

Baek Hyun, yang kurang satu tadi biarkan saja dulu. Aku yakin dia tidak akan tega.kata Kang Lie setelah berbalik menghadap aku dan Jong In. Park Chan tiba-tiba (ndusel) disebelahku. Dia ini kenapa sih-__-

Suara deheman berat tiba-tiba memecah suasana diantara kami berlima. Kami semua menoleh kepadanya. Aku berubah pikiran.ujar dingin yeoja itu, tangannya dimasukkan ke dalam dua sakunya.

Park Chan bertepuk tangan kegirangan sendiri dengan satu lengannya yang tidak ku ketahui sejak kapan sudah melingkar dilenganku.

Kau yakin dia yeoja?tanya Kang Lie tehadap Jong In yang tadi mengingatkannya,

Yakin, buktikan saja sendiri.dan, sedetik itu pikiran yadong mungkin sudah merangsang dipikiran seorang Jong In yang sambil-sambil melihat tubuh Kang Lie yang, lumayan seksi meski dia itu sunbae

Kenapa menatapku aneh? apa penampilanku salah?tanya Young Rien sambil mencoba membayangkan penampilannya yang kini sedang menata rambutnya agar terlihat lebih cool. Ia melirikku dengan senyum evilnya, anak ini mau main-main ya... awas jika dunia mengatakan dia lebih tampan dariku jika aku dan dia dijajarkan dalam kompetisi ketampanan.

E...bukan begitu maksudku apa dia pantas disebut yeoja. Masalahnya, dia hampir membuatku jatuh cinta.ungkap Kang Lie yang membuat Young Rien seperti mendapat ide jahilnya.

Seperti ini?setelah itu dia menebar pesona dengan sexy dancenya yang menggunakan gerakan menyeka bibirnya.

Kang Young-Kang Young.Kris menggeleng-geleng kepalanya.

Sementara Park Chan terus menyoraki aksi Young Rien itu. saking terbawanya, ia juga ikut-ikutan sexy dance dengan bokongnya yang sedikit menyentuh perutku karena dia juga sih yang terlalu dekat denganku.

Yang ku lihat, Kang Lie menggeleng-geleng cepat dan memegangi kepalanya yang mungkin membuatnya pusing karena pesona Young Rien dalam sexy dancenya itu.

Sudahlah...kata itu membuat semua keributan disekitarku menjadi diam memperhatikannya, Misteri disekolah ini, aku minta maaf. Semua karena ulah roh adikku yang tidak kunjung bereinkarnasi. Jadi aku mohon bantuan dan kerja samanya.

Baek Hyun-ah... kau merencanakan apa dengan noona-ku~

Aku terkejut dengan bisikan yang rasanya muncul tepat ditelingaku padahal, tidak ada roh yang kurasakan di koridor tempatku berdiri.

Baek Hyun-shii, kenapa?orang pertama yang menanyaiku itu Park Chan. Karena dia bertanya dengan suaranya yang terkejut, 4 orang lainnya menoleh khawatir padaku. Yang paling nampak adalah ekspresi dari Kang Lie.

Kau dan noona-ku ingin aku lenyap dengan cepat kan Baek Hyun-chagiya~

Bisikan dari Chanyeolku?

Aku menggeleng cepat, Ani...tidak ada kok...maafkan aku kak...aku membohongimu, karena aku tidak ingin ada pertengkaran lebih jauh diantara kau dan adikmu kak...

Aku akan bertanya pada salah satu dari kalian.Kang Lie menengok ke Park Chan, Saat terakhir kali kau bersama dengan Baek Hyun, berapa orang yang dibunuh oleh adikku?

Apa? adikmu siapa? Yang ku lihat hanya 2 orang saja, itupun juga yeoja.

Kang Young sa_

Shin Young Rien-imnida sunbae-nim...potong Young Rien sedikit kesal.

Ya, itulah pokoknya. apa kau punya kenangan buruk dengan pasanganmu yang menyangkut adikku?

Semua memperhatikan intens wajah Young Rien, sifat alaminya menjadi yeoja itu muncul. Sedih dan meneteskan air mata layaknya yeoja pada umunya. Tidak tampak sedikit pun sikap namjanya yang selama ini ia pakai.

Young Rien menangis dengan memejamkan mata, tangannya memegangi dadanya, Pasanganku...ikut dibunuh olehnya. Korban pertama, dan satunya  lagi menjadi korban ke dua belas disekolah ini...Young A Ra dan...hiks...tangisnya semakin pecah ketika ia membuka matanya, Park Han Mar...Kang Lie memberi ketegaran lewat air mata yeoja itu yang disekanya dengan pelan.

Dramatis...Kris ikut-ikutan berusaha menangis.

Kang Lie berpaling ke Jong In, Jong In-shii... sepertinya kau juga terlibat dengan masa lalu adikku. Apa kau punya dendam padanya?Kang Lie menyentuh kening namja itu. Park Chan dan Kris melongos tidak mengerti dengan makna sentuhan itu.

Aku... ingin merebut Young A Ra kembali dan menghidupkan Young A Ra lagi. Serta, dua sahabat tercintaku...Taemin....Hwangmin....dia memang tidak menangis, tapi suaranya terdengar pilu.

Kang Lie beralih pada Kris, Seberapa kau mengenal roh adikku yang meneror sekolah ini?

Dia yang sudah membunuh teman seruanganku saat PSB, 3 sekaligus. Lay, Chen, dan Xiumin. Kejam bukan? Padahal kami semua adalah anak baru beberapa minggu disekolah ini.

Iya kecuali aku.sahut Young Rien meski ia masih menangis.

Yeoja itu menoleh ke arahku, Kau sudah mengenal jauh adikku, menurutmu kurang berapa orang lagi yang didendaminya belum mati?

Aku melamun sejenak, hari-hari yang ku lewati dengan roh Park Chanyeol baik berwujud roh, baik dengan wujudnya kucing, baik saat wujudnya di tubuh Park Chan. Ku pikir dendamnya sudah tuntas karena tidak ada yang mengacauku lagi belakangan ini.

(scene flashback of the mind)
Kau mengasihinya? Membiarkan dia berbuat sesukanya? Dia itu sudah tidak sopan padamu Baek Hyun-ah
.
Kalau sudah tau berarti aku harus bertindak. Akan ku kejar dia!
.
CHANYEOL! Diamlah. Aku sudah memaafkannya. Jangan bertindak gegabah tanpa izinku.
.
Jangan bilang kau memintaku melarang menyakiti yeoja brengsek itu
…………
Young Rien

Nama itu langsung menyergap dipikiranku. Aku tau itu tidak mungkin ku katakan begitu saja tapi... Ada satu lagi, dia pernah berkata padaku bahwa yang satu itu sulit dilumpuhkannya karena...dia...nyawa paling berpengaruh untuk reinkarnasinya.jawabku sedikit gemetaran apalagi angin dingin dilorong ini baru saja lewat dan menusuk tulang rusukku.

Aku melirik kearah Young Rien, nampaknya dia sangat mencerna jawabanku tadi. Jangan-jangan dia menyangka dengan benar yang kusebut dia adalah dirinya sendiri.

Aku mohon pada kalian, bantu aku menghadapi roh adikku. Aku ingin tangan ini, yang akan memusnahkannya segera dari dunia ini.Kang Lie menatap dalam kedua telapak tangannya.

~_Ħ Ħ Ħ_~

Hawa di anak tangga pertama kami, aku yang merasakan besar energy yang menggebu kuat menunggu diatas sana. Entah sebenarnya apa yang terjadi pada para sonsaengnim hingga murid-muridnya bebas ramai dikelas dan membuat semua koridor menjadi sepi berangin. Kurasa Tuhan sudah mengatur jalannya misi kami.

Yang paling depan melangkah adalah Kang Lie, dibelakangnya ada Park Chan, kemudian aku, lalu Young Rien, Kim Jong-In, dan terakhir Kris yang memaksa diri berada diposisi terbelakang. Padahal rencananya, Kris ada didepan Jong In karena ia kurang berpengaruh perannya dimisi ini.

Susunan strategi sudah kami bicarakan dengan matang. Tidak ada penolakan protes. Hanya kata setuju yang kami lontarkan karena itu masih masuk dinalar kami. Dan, sampai juga saatnya. Langkah kami terasa makin seram akibat kami sudah sampai di atap sekolah.

Park Chanyeol.kata Kang Lie yang mulai berlari menghampiri roh yang terpisah dari tubuh kucing pinjamannya itu.

Kucing hitam itu terkaget dengan hebat, berhasil mencakar kaki kanan Kang Lie sebelum selangkah lagi ia meraih roh adiknya itu. kami hanya perlu diam ditempat, menunggu pergantian kesuksesan dari aksi kami.

Kau merencakannya kan noona...kau jahat pada adikmu sendiri!tegas roh Chanyeol berusaha mendorong-dorong tubuh Kang Lie agar menjauh darinya.

Aku tidak merencanakan itu yeollie sayang. Noona hanya ingin kau bahagia.

Bohong!pekik roh Chanyeol mendarah daging.

Moyo si kucing hitam itu membantu aksi perlawanan roh didikannya. Ia lompat ke tubuh yeoja itu dan mendorongnya ke belakang. Membuat hanya 3 langkah lagi, Kang Lie akan mati terjatuh dari ketinggian.

Haraboji! Apa yang kau lakukan?? Hentikan cepat!!!

Aku melakukan improvisasi nak.

Biarkan aku Yeollie, aku rela dan jemputlah aku dengan tenang. aku ingin bertemu denganmu lagi dengan jiwamu yang tiada dendam pada manusia...

Tidak...Tidak...kau tidak boleh mati, aku ingin menjagamu terus seperti ini noona. Aku ingin membunuh siapa saja yang mengganggu orang yang kusayang.

Bukan itu yang kau sebut menjaga dan menyanyangi. Tuntaskan saja dendammu Yeollie chagi...

Moyo sudah ada didepan mata Kang Lie, siap mencakar wajahnya dengan liar. Siap, biar ini yang ku bunuh!

Salah dia apa haraboji...tanya roh Chanyeol dengan lirih.

BUGH

Bunuh saja aku eh tua Bangka! Kenapa harus bunuh dia ha?tantang Young Rien seusai ia melempar batu besar yang tepat sasaran di tubuh kucing itu. sebenarnya, itu tidak ada dalam rencana.

Kucing itu lari segesitnya ke arah Young Rien, karena ini tidak ada dalam rencana. Berarti butuh improvisasi yang cepat. Begitu cepatnya dan...

Aku maju didepannya, menghalangi agar kucing itu berulah padaku.

MOYO!!!! Jangan kau lukai dia sedikit pun!pekik Chanyeol pada kucing yang berhenti dijarak hampir 5 senti mencakarku.

Keadaan semakin mencekam, Kris sudah bersiap dengan tenaga dalam apinya untuk dilemparkan ke roh Chanyeol. Sementara Jong In mengepal kuat tangannya melihat apa yang terjadi didepannya.

Kau tidak boleh mati Baek Hyun chagi~

Bunuh saja Jong In itu, dialah reinkarnasi Kai yang membunuhku!perintah Chanyeol juga beranjak dari posisinya bersama kakaknya tadi.

Jarak kucing itu didepanku tidak jauh dari Jong In. Chanyeol dan Moyo sudah melayang cepat ke namja itu. Kris berhasil bertahan didepan tubuh Jong In.

BRUGH

aakkhh.erang Kris kesakitan, sebenarnya bohong-bohongan. Kan Kris tadi hanya meleparkan diri sebelum tangan roh Chanyeol menyentuhnya untuk melempar dirinya.

Young Rien yang tadi dibelakangku tidak terasa sudah ada didepan tubuh Jong In, Kau dendam padaku karena aku menyakiti kekasihmu kan? makan saja permen kematianku dengan bahagia...

Ini yang kutunggu...ucap Chanyeol dengan tangannya yang bersiap memutar leher Young Rien agar putus.

Chanyeollie...lihat aku...ujarku sambil berjalan miring ke arah Young Rien dan Jong In. langkahku berhasil, aku berdiri didepan Young Rien dan roh Chanyeol. Ku pegang tangannya yang ada di leher Young Rien.

Kau mencintaiku kan... kau mau jika kita bereinkarnasi  bersama kan...lirihku memohon dengan seyakin mungkin. Dia menatap mataku, memberi kata iya dalam manic matanya.

Aku, sangat mencintaimu Baek Hyun-ah...ucapnya tegas, menatapku serius. Ia mendekatkan wajahnya yang bersiap mendaratkan ciumannya dibibirku.

SRET

Eek!lenguhnya saat ku lihat kaki roh Chanyeol itu digigit kuat oleh kucing hitamnya. Roh Chanyeol melayang menjauh dari kami bertiga. Aku sempat bernafas lega namun...

Mata, wajah, ekspresinya yang lembut itu lenyap seketika. Berwajah seram, kejam, dan kehausan akan nyawa. Aku menyerahkan diriku sepenuhnya pada Tuhan. Aku siap menggantikan nyawa orang yang masih didendaminya dengan nyawaku.

JLEB

KRAK

BRUGH

Ku kira itu aku. EH! Aku masih bisa bicara. Lalu suara dari tubuh siapa tadi.

Noona...hiks...noona...aku, bukan aku yang melakukan...noona, bangunlah...roh Chanyeol itu mengguncang-guncang tubuh Kang Lie yang sudah terputus dibagian bawah dadanya. Sedangkan si kucing hitam itu, aku tidak melihatnya lagi..

Eh, Park Chan kemana? Aku menoleh ke sekelilingku tapi tidak ada...

Baekki...sssttt...bisik Park Chan ternyata ada di balik lemari dibelakang Jong In. mengkhawatirkan saja.

Roh Chayeol itu terus menangisi Kang Lie. Benda bundar itu sudah keluar... Kris dengan kecepatan kilat tapi tidak terlihat gerakannya, ia yang mengambil permen itu yang jatuh dibawah rambut jasad Kang Lie.

Aku memeluk bahu Chanyeol, inilah bagian dari scenario sesungguhnya. Chanyeollie sayang, dia sudah berjuang mati untukmu. Apa kau tidak ingin menyusulnya?ujarku lembut padanya.

Kang Lie...mian...mian...akan ku tebus semuanya di sana...Kang Lie...raungnya tanpa memperdulikanku.

Ku harap kau mau menerima ini. buka mulutmu sayang, aku akan membuatmu seperti hidup bersama Kang Lie-mu...pertama ku kecup pipinya. Lalu tanganku yang satunya sudah menerima permen itu dari Kris. Kedua, aku pergang rahangnya seakan-akan aku ingin menciumnya. Ku dorong pelan tubuhnya agar merebah dilantai atap ini dan...

Aku menyuapi permen itu tanpa harus memberikannya lewat ciumanku, seperti yang sudah ada diskenario.

Aku terus mencintaimu...ku harap takdir menyatukan kita dimasa depan...terima kasih Byun Baek Hyun...

sosok roh Park Chanyeol itu memudar, menghilang, menjauh, melayang ke langit setinggi-tingginya. Ku bantu dengan kekuatan dalamku, cahayaku...

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar