Selasa, 19 Februari 2013

[FF] PLAYER HIDDEN OUT SOUL CHAPTER I



FAN FICTION YAOI
Title :
Player Hidden Out Soul  => chapter I
Author : VieyRaaMoimoi (avisena dinata)
Genre : Hurt, School Life, Romance, etc.
Leght : Chaptered
Main Cast : Chanyeol, Baekhyun, Do Kyung Soo (D.O), Su Ho, Sehun, Tao, and Xiu Min
Main Pair : Baekyeol, Xiuhun, HunBaek, YeolSoo…
EXO Member’s milik orang tuanya dan Tuhan.. aku hanya pinjam namanya saja
Disclaimer : Ini berdasarkan imajin alam sadarku. Tak ada niat dan maksud plagiat. Jadi saya minta maaf jika reader berkata ada kesamaan dengan FF lain, maaf itu hanya ketidaksengajaan semata. 
Oh ya, masalah judul kalian bisa cari artinya sendiri. Kalau gak nyambung  menurut kalian ya “mianhae-mianhae”. Jujur aku kehabisan akal buat nyari judulnya.Ku harap, feel dan mood kalian serius baca FFku. Siapkan tempat duduk yang enak yeeaaa… 
Dilarang menjiplak, mengcopy, mengedarkan tanpa persetujuan dari saya selaku Author (penulis)

HAPPY READING YA FRIENDS… ^-^



_P>H>O>S_
~*CHANYEOL POV*~
Kalau aku habis berkuda, aku selalu pulang sendiri tanpa kendaraan dan sopir pribadiku. Hal ini yang aku nikmati, jalan sendirian tanpa kekasih. Langkahku menuju gereja. Kalau lagi mood menyendiri, pasti kesini. Memanjatkan permohonan dan salah satu harapanku segera hadir didepan mata…punya kekasih.

Aku terperangah, lihatlah namja cantik diujung kursi itu. Betapa manisnya dia. Hey, dia ikut bernyanyi! Ku yakin suara yang mendominasi dan bagus ini adalah milik namja itu.

Aku pindah kursi saja ah… sepertinya didekat namja itu masih ada yang kosong untukku. Dan… yah! Aku berhasil. Namja itu tetap bernyanyi, eh. Matanya berpandang senyum padaku. Oh Tuhan… dia semakin manis. Sampai pada akhirnya ibadah selesai dan namja itu menghentikan nyanyiannya.

Orang disebelahku kenapa pindah? Aku bingung sendiri. Eh, namja yang tadi duduk disebelahku. Baunya wangi sekali, sudah cantik, mungil seperti anak SMP. Kira-kira namanya siapa yaa…

“Mianhae, apa kau disini sendirian?” ucap namja cantik padaku.

“Ne, hanya sendiri. Dan kau?” anehnya aku, kenapa aku bertanya balik. Aku takut dia merasa ku ganggu. Chanyeol-chanyeol, bersikaplah biasaa…..

“Ne, sama sepertimu. Kau sering disini, begitu rajinnya untuk namja seusiamu.”

Aku sedikit tersenyum, hey dia memperhatikanku selama ini. “Kamsahamnida, kau juga rajin. Aoa rumahmu dekat dari sini?”

“Ne, umm…boleh kita berteman?”

“N…Ne, sangat. Perkenalkan namaku Chanyeol.” Aku mengulurkan tanganku, dia membalas. Hebatnya namja cantik ini, bersentuhan tangannya sudah menghadirkan getaran dan sensasi hebat. Ada apa dia melihat jamnya?

“Ah… mianhae Chanyeol-shii. Sepertinya aku sudah ditunggu hyung diluar. Sampai ketemu lagi ya…” kata namja cantik itu

Hey, dia menjabat tanganku lagi. Wuah, dapat sensasi pangkat dua. Dia juga melambaikan tangan padaku. Begitu manisnya… eh! Ppabo sekali aku, kenapa aku tidak bertanya balik siapa namanya. Aaah! Kau pelupa Chanyeol, rutukku.


~*BAEKHYUN POV*~
Hyung sudah menunggu digerbang, aku masih meringis sendiri. Betapa culunnya namja yang kuberi sebutan namja tiang bendera si Chanyeol. Keren-keren namja sepertinya masih mau saja memakai kacamata besar layaknya yeoja culun disekolahku.

“Apa kau mau pulang sekarang Baekhyunnie?” tanya hyung.

“Sepertinya aku masih ada urusan, aku harus latihan untuk mengisi paduan suara di upacara besok. Mianhae hyung.” Jawabku sambil menoleh apa ada si namja Chanyeol mengintaiku,

“Ne…Arasso…apa kau minta kujemput lagi jika kau sudah selesai?”

“Kau lupa ya setelah ini janjian menemani Tao-Hyung. Gwenchana bila aku pulang sendiri.”

“Hmm…Ppabo, benar juga. Ya sudah, berhati-hatilah jika kau pulang sendiri.”

“Ne…kamsahamnida.”

Aku berjalan masuk ke ruangan belakang. Bertemu dengan pelatih yang gratis mengajarkan siapa yang berminat melatih vocal disini. Setelah latihan vocal terasa cukup bagiku, aku diperintahkan membawa buku tamu vocal lab. Pastinya dekat dengan ruang utama gereja.

BRUGH…

“Aww…tiang apa Tuhan yang menabrakku.” Keluhku sambil memungut buku tamu.

“Siapa yang kau sebut tiang?” namja itu terkejut. “Kamu… ku kira kamu sudah pulang.” Ucap namja keren dan tinggi, itu kan Chanyeol.

“Ne, tapi aku ke vocal lab dan meminta izin pada hyung untuk pulang sendiri.”

“Oh, begitu. Bagaimana jika kuantar pulang?”

“Uhmm… aku bisa sendiri. Nanti kau kerepotan. Bukankah setelah ini kau ada acara?”

“Hey, mwo tahu jika aku punya acara. Kau mengintaiku ya?”

“Jangan percaya diri jika Chanyeol-shii berkata. Aku hanya menebak saja, lagipula setiap manusia pasti punya acara. Apalagi namja tampan sepertimu…ups!”

“Bisa kau ulangi lagi?” Chanyeol melepaskan kacamata culunnya. Hey dia terlalu tampan untuk ku lirik. “Jika kau tidak mengulanginya, aku akan mengikutimu atau bahkan… menciummu dengan liar,”

Hey! Mwo kau mengancamku. Akan ku beritahu pada appa dan hyung.” Aku bergegas melarikan diri. Eh, kenapa dia ikut bangkit dan setengah berlari ke arahku?

“Kau terlewatkan satu ini.” Chanyeol memberikan buku tamu vocal lab padaku. Bodoh sekali sampai aku lupa membawanya saat bertabrakan dengan si tiang bendera -__- “Kalau takut ya takut saja. tak perlu terlewat melarikan diri dengan apa yang kau bawa.” Chanyeol mengusap ujung kepalaku.

Huh…sialan Chanyeol, mentang-mentang dia lebih tinggi dari aku seenaknya saja menindasku apalagi mengusap ujung kepalaku. Tapi memang namja sepertinya terlalu tampan jika tampil tanpa kacamata culunya itu. Aku heran, sikapnya tadi manis padaku, kenapa sehabis bertabrakan denganku dia menjadi sedikit brengsek ya…




_P>H>O>S_

~*AUTHOR POV*~
_Di Sekolah_
“Hey Chanyeol, kau kenapa? Apa kau sedang sakit?” tanya Sehun disela-sela pelajaran kosong.

“Ani, aku masih sehat. Apa kau melihat aku seperti orang aneh?”

“Ne, sangat aneh. Kau senyum-senyum sendiri tapi…” kemudian Sehun memegang punggung tangan Chanyeol “..tanganmu kenapa dingin.”

“Aku tidak merasa dingin pabo! Hanya sentuhanmu saja yang salah mengartikan suhuku ini.” Chanyeol tersenyum nakal.

Sehun menyerah dan memalingkan wajahnya. ‘sebetulnya hanya perasaanku apa Chanyeol yang lagi jatuh cinta ya..?’ tanya hatinya.

“Oh ya Chanyeol, nanti malam apa kau ada acara?” tanya Sehun.

“Aku? Hanya acara berkuda rutin, setelah itu mungkin jalan kaki langsung pulang.” Jawab Chanyeol memainkan bolpoinnya.

“Daripada kamu  tak kemana-mana, ikut aku bersama anak-anak.”

“Ngapain saja?”

“Hmm…. Pesta, bermain domino, dan mencari yeoja dan namja-namja yang cantik.”

“Lebih baik menggoda kuda daripada mereka.”

“Mwo? Dimana sikap mesummu Chanyeol. Apa jangan-jangan kau sudah punya pacar. Makanya kau tidak tertarik untuk ku ajak.” Sehun menyenggol Chanyeol.

“Jaga bicaramu Oh Sehun-ah, apa kau mau motormu kubuang ke sungai?”

“Ani…ani...mianhae Chanyeol. Aku hanya bertanya.”

“Tapi pertanyaanmu seperti menyindirku.”

Sehun berbalik menyamping dari Chanyeol. “Padahal dia biasanya mesum kan. Aku hanya bicara sesuai fakta kenapa dia bilang itu sindirian.” Suara Sehun lirih,

“Ulangi sekali lagi Oh Sehun-ah, aku mendengarnya. Ingat! Motormu yang akan ku celakai di sungai.”

“Mianhae sajang-nim Chanyeol, mianhamnida Chanyeol…” kata Sehun memelas, Chanyeol mengangguk dengan senyum kemenangan.

Kelas yang mereka tempati itu tidak jauh dari parkiran kendaraan-kendaraan. Dilihat dari jendela sudah kelihatan mana motor Chanyeol dan Sehun. Setelah ancaman Chanyeol tadi, Sehun berlari menuju motornya. Terlihat Sehun mengelus-elus bahkan mencium spion motornya. Mulutnya bergerak seperti mengatakan sesuatu pada motornya.

“Sehun…Sehun…motor sejelek itu saja kau kasihani, lihatlah betapa pabo-nya kau saat ketakutan ku sakiti motormu.” Kata Chanyeol lirih dan menggeleng-geleng tertawa.

_P>H>O>S_
Jadwal berkuda Chanyeol hari ini memang sore. Sebetulnya eomma tak memperbolehkan ia pulang sendirian apalagi berjalan kaki saat berkudanya waktu sore, dengan keyakinan penuh memelas akhirnya Chanyeol bisa dipercaya dan direlakan oemma.

Kalau ia pulang, selalu melewati gereja itu. Gereja dimana pertama kalinya bertemu namja secantik malaikat yang tersesat didalam hutan. Ditengoknya, gereja itu hanya dipenuhi manusia-manusia lansia. Tak ada tanda-tanda namja itu.

Ia baru teringat, kenapa pertemuan kedua ia tidak menanyakan siapa nama namja cantik itu. Sungguh disayangkan sekali…aahh! Tapi syukur-syukur bisa bertabrakan dengan malaikat. Hahaha…

Langitnya mulai kehitaman…lirih kata Chanyeol. Menyusuri jalanan yang hmm…lumayan sepi. Ia melihat ada sekumpulan namja-namja membundar di sudut itu. Seperti lagak menyerang seseorang berama-ramai. Ia mencoba melirik-lirik siapa yang sedang diserang.

Hey! Itu kan namja malaikat..aah! maksudku yang bernyanyi dan menabrakku digereja…desis Chanyeol. Ia segera berlari dan menembus lingkaran sekumpulan namja-namja mesum itu. Padahal dia sendiri juga mesum lho.

“Kalian apakan malaikat kecil itu!” pekik Chanyeol.

“Hey, ada namja tiang listrik bergaya pahlawan. Ayo kita semakin mesum menikmati namja cantik ini.” Kata namja berbaju cokelat.

Chanyeol melipat tangannya diatas dada, meremas tangannya hingga berbunyi. Gerak cepat tangannya memukul lurus menyamping wajah namja berbaju cokelat tadi. Hidung namja itu mengeluarkan darah.

“Pemandangan yang indah dengan hasil pukulanku seperti itu.” Kata Chanyeol meniup ujung tangannya tadi.

Namja-namja lainnya itu memakai kacamata hitam dan ada yang hanya berjaket setinggi mulut berwarna hitam dan abu-abu.

Sekarang yang maju melawan Chanyeol adalah dua namja memakai kacamata hitam. Disana masih tersisa 2 namja berkacamata dan yang berjaket itu, masih mengganggu namja malaikat itu.

Karena Chanyeol lebih tinggi dari mereka berdua, dengan kaki dan memutar tangan mereka. Mudah untuk dijatuhkan dan disungkurkan. Kedua namja mesum itu lemah tak berdaya. Ia mendekat ke namja malaikat.

“Lepaskan dia!” Chanyeol mengeluarkan pistol “Atau aku maju dan menembak kalian?”

Salah satu namja berjaket abu-abu semulut itu tertawa. “Itu pasti pistol mainan. Tak mungkin anak sebodoh dirimu membawa pistol asli.”

“Terserah kalian. Akan ku tunjukkan.” Tegas Chanyeol. TTLAARR… pistol itu diarahkan pada salah satu namja berkacamat yang tersungkur tadi.  “Lihatlah, walau bukan pistol peluru.” Chanyeol berjalan menghampiri  namja hasil tembakannya tadi.

 “Panah ini adalah jarum mematikan. Bekasnya akan bengkak membiru!” tegas Chanyeol bermata lebih tajam.

Ada namja berponi tebal menyamping berkacamata hitam ingin melangkah melawan Chanyeol. “Tunggu…jangan melawannya.” Langkah namja itu dihentikan oleh namja satunya yang berkacamata sedari tadi belum berbicara sama sekali.

“Chanyeol-hyung. Jangan sakiti temanku lagi.” Namja itu berkata untuk kedua kalinya dan membuka kacamatanya.

“Sehun???!!” Chanyeol teriak tak percaya.

“Iya ini aku, maafkan aku sejak tadi aku diam dan tak menunjukkan diriku.” Kata Sehun.

“Oh Sehun! Kau gila apa, kenapa harus kau meminta maaf. Dia mengacaukan mangsa manis kita pabo!” kata namja berkacamata yang tadi dihalangi Sehun untuk melawan Chanyeol lagi.

“Biarlah Xiumin, lagi pula aku juga tak tahu jika namja mungil ini dikenal oleh sahabatku. Tolong kalian semua buka penyamaran kalian.” Pinta Sehun.

“Ahh!! Sahabatmu ini pengacau.” Kata namja yang dipanggil Xiumin.

“Iya pabo aku mendengarnyaaaa” balas Chanyeol. “Gwenchanayo? Ada yang terluka?” ia berbalik kepada Baekhyun.

“Ne, jelas. Apalagi kau lebih dulu menolong!” kata Baekhyun yang moodnya rada sewot.

“Chanyeol, ini Xiumin, yang berjaket abu-abu itu Yu Zhang, yang hitam satunya adalah Tao, yang berambut hitam disebelahnya Xiumin itu Kyungsoo, yang kau pukul sampai mimisan dan dua lainnya itu temannya Xiumin, aku belum kenal.”  Jelas Sehun

“Apa aku mempertanyakan nama-nama mereka yang tak penting itu Oh Sehun? Sudah, aku mau membawa pulang…” Chanyeol agak terlupa. “Siapa namamu hey namja mungil?”
“Byun Baekhyun.” Jawab Baekhyun dengan malas

“Nah iya itu.” Kata Chanyeol hendak menarik tangan Baekhyun pulang.

“Sebentar, kau bilang Tao? Temannya hyung__” kata Baekhyun terputus.

“Tidak semudah itu Chanyeol-shii, ikut aku sebentar untuk bicara!” kata namja bernama Kyungsoo.

“Ne..cepatlah! jangan berlama-lama.” Chanyeol hampir kehabisan kesabaran. “Jangan kau sentuh namja itu, yang seperti malaikat, arasso!!” Chanyeol memasukkan pistolnya.

“Byun Baekhyun…dasar tiang bendera.” Ungkap Baekhyun kesalnya lirih.

“Aku mendengarnya cantik..” teriak Chanyeol berjalan menjauh.

_P>H>O>S_

Chanyeol berhasil menyelamatkan si namja malaikat, Baekhyun. Baekhyun tak henti-hentinya berkata terima kasih sampai tangan Chanyeol digoyang-goyangnya. Kini mereka berjalan kaki bersama.

“BISAKAH KAU TIDAK CEREWET HEY MANIS??”  teriak Chanyeol

“Ouh…n..ne..Chanyeol-shii. Tapi sekali lagi gomawo.” Balas Baekhyun

“Tidak perlu berlebihan. Aku hanya tak tega jika orang yang ku kenal diganggu oleh namja seperti mereka.”

“Apa kau tidak meminta balas budi?”

“Untuk apa?”

“Ya Tuhan Chanyeoll !! Kenapa kau menjadi pabo? Ya untuk tanda terima kasih. Memangnya untuk apaa…”

“Ku kira untuk tidur bersamaku…” Chanyeol tertawa nakal.

“Ha? Kau sudah gila apa!” Baekhyun memukul pinggang Chanyeol. Chanyeol membalas mengacak-acak rambut Baekhyun. “Bisakah kau minta yang lain?” lanjutnya.

Chanyeol menerawan ke atap-atap langit  malam dengan lamunannya terus berjalan. Dan…

“Chanyeol-shii awassss!!” teriak namja malaikat itu.

FLASHBACK
Langkah Chanyeol terus mengikuti pinta Kyungsoo. Saat sudah geram pada Kyungsoo yang dari tadi seperti memainkannya dan menjebak Baekhyun. Chanyeol langsung menarik bahu Kyungsoo.

“Cepatlah hey jika kau ingin bicara padaku!!” tegas Chanyeol

“Tunggulah. Jangan main kasar chagi. Aku hanya berbaik hati padamu.” Jawab Kyungsoo lembut.

“Sudahlah, jangan berbasa-basi. Kelihatan kau munafik padaku…” Chanyeol  membuang muka.”Dan berhentilah memanggilku chagi. Aku bukan siapa-siapamu!!”

“Ne…Ne…Ne…Chanyeol-ah. Arasso.” Kyungsoo tetap berpandang datar. “Bersandarlah…”

“Untuk apa?”

“Kau tega ya..ayolah! hanya bersandar saja mengapa kau tidak mau?”

Dengan pasrahnya akhirnya Chanyeol mau bersandar di dinding-dinding tembok itu, suasana itu memang sepi. Dalam hati Chanyeol hanya berharap semoga namja yang hmm…hampir manis menyerupai Baekhyun. Aahh.. berpikir apa kau Chanyeol, batinnya.

“Cepat katakan apa maumu!” perintah Chanyeol

“Kau ini seperti tiang listrik, aku menunggumu untuk berdiri menyamai pendek badanku.”

“Ne.. Ne.. Ne.. kebanyakan maunya-__-“ Chanyeol masam dan malas. Tinggi badan mereka hampir sejajar walaupun Chanyeol tersiksa karena harus membungkukkan badannya agar memendekkan tingginya itu.

“Nah begitu.” Kyungsoo tersenyum bangga. “Kau menyanyangi Baekhyun kecil itu?”

“Waeyo? Apa urusanmu?”

“Ingat! Aku bertanya serius jika kau ingin membawanya dengan selamat.” Wajah Kyungsoo hampir dekat dengan wajah Chanyeol.

“Arasso. Cepatlah, aku ingin malaikat itu tidak disentuh oleh goresan batin dari kalian.”

“Lalu kau mencintainya?”
“Belum, belum sampai mencintainya. Ayolah, kau membuang waktuku… aku ingin melihatnya selamat dan tersenyum padaku…”

“Kalau begitu, kau ingin melakukan apa saja untuk membawanya selamat Chanyeol my chingu.”

“Jaga bicaramu Kyungsoo-shii.” Chanyeol berusaha menahan tangannya yang ingin memukul Kyungsoo. “Akan ku lakukan jika dia bisa selamat.”

“Kalau ku suruh kau tidur denganku?”

“Hanya tidur saja! Moodku terlalu jelek hari ini.”

“Aniyo, pastinya bersama ciuman, kiss mark, dan… “ Kyungsoo memainkan jari-jarinya. “Melakukan itu sampai pagi.”

“Kau mengancamku? Itu pemerasan Kyungsoo!!”

“Keselamatan Baekhyun kecilmu itu…” kyungsoo memainkan jarinya ke dagunya sendiri.

Chanyeol menghela nafas, ia berusaha memikirkan cara yang baik untuk Baekhyun dan juga dirinya.

“Aku masih menunggu jawabanmu Chanyeol chagiya… berpikirlah agak cepat yaa..” kata Kyungsoo mengusik strategi Chanyeol.

Kalau aku menuruti pilihan yang ini….ah! aku munafik pada hatiku. Dan kalau aku menuruti pilihan yang itu…aarrgghh! Berat rasanya. Bagaimana ini… akan ku coba pilihan yang… pikir Chanyeol yang daritadi memainkan matanya.

“Bisakah kau memberikan pilihan lain? Hanya untuk menyelamatkan Baekhyun kenapa harus memberatkanku hey kyungsoo…” kata Chanyeol

“Ouh, akhirnya kau bersuara juga. Hmm… aku beri isyaratnya, rasakan baik-baik.” Chanyeol menatapnya lamat-lamat, Kyungsoo mulai mendekatkan wajahnya dan mencium ganas bibir Chanyeol. Chanyeol ingin melawan, ia terus berteriak dalam hati. Tapi inilah jalan agar si namja malaikat itu selamat. Dilumatnya lagi bibir Chanyeol sampai-sampai digigit. Chanyeol mulai merasakan bahwa Kyungsoo hanya membodohinya. Chanyeol mendorong tubuh Kyungsoo. Ciuman yang ganas dan singkat. Chanyeol mengusap bibirnya.

“Ahh…lezatnya. Walau singkat, bibirmu itu rasanya unik. Aku jadi ketagihan menciummu dengan lebih ganas.”

“Sudahlah! Kau hanya membuang tenagaku. Bilang saja jika kau menyukaiku dari awal.” Chanyeol berdiri dari sandarannya. “Cukup kan untuk membawa pulang Baekhyun?”

“Belum, ini baru tahap sesungguhnya.” Tangan jahil Kyungsoo mulai membuka kancing-kancing kemeja Chanyeol, mengelus-elus leher namja tinggi itu.

“Lepaskan tanganmu! Kau hanya musuhku.”

“Waw! Ternyata namja sepertimu bisa sadis juga. Begini. Jika kau ingin menyelamatkannya secara penuh, bisakah terima tawaranku?”

“Katakan!”

“Sekarang, kau boleh bawa Baekhyun kecil itu dengan selamat. Tapi aku akan mengincarnya untuk dinikmati beramai-ramai oleh kelompokku. Agar terhindar dari itu, cobalah kejar cinta Baekhyun. Aku tahu sebetulnya kau menyukainya sejak di gereja..”

“Dari mana kau tau?”

“Mataku. Dan setelah kau mendapatkan dia, bisakah kau juga memilikiku? Perhatikan baik-baik Chanyeol! Aku dan Baekhyunmu tidak beda jauh dilihat dari mata. Intinya, kau dapatkan dia dengan selamat karna memilikiku juga atau… kau tidak mendapatkan dia dengan selamat tapi tetap memilikiku..”

“Mengapa yang untung hanya kau? Tak adil!” Chanyeol menyilangkan tangannya ke perut.

“Pikirkan baik-baik Chanyeol chagiya. Jika kau bisa memiliki lebih, kenapa kau tidak mencoba dua-duanya. Sudahlah…keselamatan Baekhyun ada dibibirmu. Ku tunggu besok pagi disini.” Kyungsoo mencium leher Chanyeol. “Sekarang kau bisa ku lepas, ingat Baekhyun kecilmu. Saranghae sayangku Chan-yeol”

Kyungsoo berjalan meninggalkannya dengan senyum-senyum. Namja itu hampir mirip dengan Baekhyun, tapi tidak dengan semuanya. Pikir hatinya Chanyeol. Chanyeol masih terdiam, wajahnya agak pucat dan mulai kedinginan.

“Ayo jalan! Bukankah kau ingin membawa selamat Baekhyun kecil?” teriak Kyungsoo.

Chanyeol mulai mengikutinya, walau jaraknya 1 meteran. Yang penting bagi Chanyeol bisa kembali ditempat Baekhyun tadi. Setelah sampai dikelompok namja-namja yang menggoda Baekhyun. Segera Chanyeol memeluk Baekhyun.

“MWORAGOO Chanyeol-shii??” teriak Baekhyun kebingungan.

“Gwenchanayo? Tidak terluka?” tanya Chanyeol. Ia menggenggam pipi Baekhyun dengan kedua tangan. Baekhyun menggeleng-geleng.

“Bagaimana misi mu Kyungsoo? Apa kau puas?” tanya Tao

“Aniyo, karena tadi sedikit melawan.” Kata Kyungsoo ringan.

Chanyeol langsung menarik pergi tangan Baekhyun. Tak memperdulikan lagi jika Kyungsoo akan bertingkah lagi.

“Anak itu kau apakan saja Kyungsoo? Lihat ekspresinya, makin parah.” Timpal Xiumin yang kata-katanya sempat terdengar Chanyeol.

“Sedikit permainan kecil untuk mengancam keselamatan Baekhyun.”

FLASHBACK END

Chanyeol jatuh terduduk. Mengusap kening dan hidungnya. “Awww…! Aduuuwh”

“Kau juga tidak berhati-hati.” Baekhyun ikut mengusap kening Chanyeol. “Harusnya sesama tiang itu tidak perlu bertabrakan. Bilang saja jika kau ingin berjalan dengan tiang itu,” Chanyeol baru merasakan bahwa wajah Baekhyun itu dekat dengannya.

‘Aish jinjja… hampir mirip dengan kyungsoo. Tapi ini lebih sempurna.Baekhyunnie, saranghae…saranghae much…’ pekik hati Chanyeol

“Sebetulnya kau ini sedang melamun atau memikirkan sesuatu? Jika memang kau susah berpikir, ceritakanlah juga padaku. Tidak perlu sungkan.” Kata Baekhyun lagi.

“Ng….ee… soal yang tadi. Ee…besok ikut aku berkuda. Jika aku belum puas dengan balas budimu, aku akan meminta lagi.” Balas Chanyeol

“Dengan senang hati. Oh ya kapan?” Baekhyun menepuk bahu Chanyeol

“Hmm…ee… sore. Bisakah?”

“Bisa atau tidak bisa itu tetap hutang. Jadi apapun pasti bisakan saja.” Baekhyun tersenyum. Jantung Chanyeol makin berdebar. Semakin mirip dengan kyungsoo. Oh Tuhan…

“Kau cerewet juga yaaa…” Chanyeol mengacak-acak rambut Baekhyun lagi dan tertawa.
_P>H>O>S_

~*CHANYEOL POV*~
Hari ini tetap diantar sopirku, tapi aku meminta sebelum ke sekolah untuk mengantarku ke jalanan dimana Baekhyun-ku digoda oleh namja-namja mesum, termasuk ada Sehun juga. Jujur aku makin heran dengannya, kenapa Sehun bisa ikut menggoda Baekhyun, jangan-jangan dia juga suka dengan Baekhyun.

Aku harus melindungi Baekhyun agar tak mudah dilirik namja lain. BAEKHYUN MILIKKU! Aku sudah sampai dijalan itu. Aku menyuruh sopirku berhenti, aku belum bergegas keluar. Hanya sedikit mengintai benar ada Kyungsoo menungguku atau tidak. Ih Kyungsoo, dia membuatku makin terngiang karenanya.

Ku temui sosok yang kemarin mengancamku untuk keselamatan Baekhyun-ku. Aku ingin keluar tapi aku takut jika dia agresif lagi padaku. Apalagi sampai tertangkap mata sopirku! Bisa mati riwayatku dimasa depan. Turun saja lah, biar sifat kerasku keluar jika dia agresif lagi.

“Wah, kau sudah datang chagiya…” sambut Kyungsoo  bangun dari lamunanya, sepertinya sih.

“Ne… jangan keras-keras kalau memanggilku. Kau belum resmi memiliki aku dideoan oemma.” Kataku sambil melirik ke sopirku. Sopirku masih tepatung menungguku.

“Arasso. Lalu bagaimana keputusanmu?” dia menggenggam tanganku. Aduh! Semoga sopirku benar-benar patung. Tidak melirikku…

“Hindarkan tanganmu Kyungsoo-ah!” perlahan kulepaskan tangannya dengan lembut. “Aku memilihmu dan Baekhyun, aku memintamu agar tidak mengincar Baekhyun lagi. Bisa kan?”

“Tentu. Lalu apa lagi permintaanmu sayang…” dia mencium telapak tangannya sendiri dan meniup tangan itu ke arahku. Ya Tuhan!! Jangan bangkitkan seleraku untuk menikmati tubuhnya yang lebih sexy dari Baekhyun.. Aku menepuk pipiku.

“Kenapa kau memukul pipimu sayang?” tanyanya lagi.

“Aniyo, ini ada nyamuk. Hmm… bisakah kau memberiku kesempatan bersama Baekhyun tanpa dirimu sedetik pun.”

“Hmm… sedetik? Bisa, tapi kau harus melayaniku dengan nafsu dan hmm… gairah yang segar. Minimal seminggu sekali.” Dia tersenyum bangga. Ah! Anak ini begitu menjebakku.

“Aduh Kyungsoo, ayolah! Aku ingin tenang bersama Baekhyun. Dia cinta pertamaku. Kau tau, aku belum jatuh sehebat ini saat aku jatuh cinta padanya. Ku mohon…” herannya aku kenapa aku bisa memelas pada namja mesum nan manis seperti dia.

“Ne…baiklah. Aku tau. minimal sebulan atau dua bulan ya… kerinduanku semakin memuncak Chanyeol sayang. Kau harus mengerti aku.”

“Ne…Ne…Arasso Kyungsoo-ah. Sudah ya.. aku mau pergi ke sekolah dulu.” Herannya aku kenapa aku menyentuh lembut pipinya. Tuhan…semoga riwayatku masih hidup sampai masa depanku tiba.

“Chagiya…” sapanya  namja manis

“Ne?” jawabku lagi. Padahal aku sudah mau meninggalkannya.

“Kau tidak memberi kiss bye?” sorot matanya memelas padaku. Anak ini pintar berakting atau karena dia yang haus pesonaku.

“Mianhamnida Kyungsoo-ah. Aku harus pergi. Sampai ketemu lagi. Hubungi aku jika kau butuh aku.” Kata terakhirku segera setengah berlari ke mobilku. Aku langsung menyuruh cepat sopirku untuk memutar balik ke sekolahku. Dan hanya perasaanku atau memang fakta, suara Kyungsoo terdengar tepat ditelingaku dia berkata “Saranghae Park Chanyeol…”

Arrrgghh… kenapa aku bisa selunak itu dengan Kyungsoo. Apa dia punya karisma sendiri yang berbeda dari Baekhyunku. Iya memang! Karisma Kyungsoo selalu mesum agresif dan haus kenakalanku. Kalau Baekhyun karismananya polos dan apa yaa… ah! Aku lupa.

Ada yang baru ku sadari. Karisma Kyungsoo bisa ku tebak semua, tapi karisma Baekhyun hanya sebagian kecil bisa ku tebak. Aku tak mau berpindah dengan perasaan kilat dari Kyungsoo. Aku harus setiakan diriku dengan perasaanku dari Baekhyun.

_P>H>O>S_

_Di Sekolah_
Entah kenapa langkah kakiku cepat untuk mencari Sehun. Aku menemukannya! Hey. Itu siapa? Gayanya mirip dengan Sehun. Ku sangka dia benar Sehun tapi dia sedang bersama yeoja. Mustahil Sehun bersama yeoja. Ku perhatikan seragamnya. Huruf hangul itu bertuliskan Su Ho.

Lupakan! Aku mencari Sehun, bukan Su Ho yang duplikatnya Sehun. Sial! Tali sepatuku pakai acara lepas segala. Akh! Aku membetulkannya. Ada seseorang yang memukul pundakku.

“Apa  kau mencariku?” tanya namja itu.

“Kau ini, ku cari kemana-mana Oh Sehun. Habis dari mana?” kataku kini merangkul pundaknya. Dan kami berjalan ke kelas

“Mianhae, habis ada urusan sebentar di depan pagar.”

“Mworago?”

“Perkenalan untuk anggota baru, namanya Su Ho. Apa kau sudah bertemu dengannya?”

“Belum.” Aku meletakkan malas tasku. “Oh Sehun…”

“Ne?”

“Kau dan kelompokmu tidak mengganggu Baekhyun lagi? Aku mengkhawatirkan keselamatannya.”

“Ani… Mianhae atas kemarin. Kami tidak tau kalau dia yang kau kenal. Kami tak bermaksud merebutnya darimu. “

“Lalu…jika namja manis itu bukan yang ku kenal. Kau dan mereka tetap menggoda beramai-ramai namja itu?”

“Bisa dibilang begitu.”

“Dasar mesum. Awas saja jika kau dan mereka masih mengincar Baekhyun. Akan ku habisi riwayat kalian. Aku bersungguh-sungguh.”

“Siapa takut. Lagi pula kau juga mesum kan? Tak berbeda jauh dari kami.”

“Sudahlah… aku sudah berubah.”

“Oh ya Chanyeol. Kyungsoo mencarimu tadi saat aku di depan pagar. Dia berpesan padaku untuk mengawasimu agar tidak bercinta dengan manusia selain Baekhyun. Apa kalian sudah berpacaran?”

“Arasso. Tanyakan pada Kyungsoo sendiri. Aku malas membahasnya. Yang ku pikirkan hanya Baekhyun. Kau tau kan ancaman Kyungsoo padaku untuk Baekhyun.”

“Ne… Turuti saja apa katanya Tuan Chanyeol.” Sehun mengusap pundakku. Dukungan yang bagus. Tapi aku merasa mengkhianati diriku. Jika semua tahu aku seperti ini. Aku pasti dijuluki player hidden. Aku menghela nafas…aku harus menutupi semua ini. Terutama pada Baekhyun-ku.

_P>H>O>S_

Aku menjemput Baekhyun, walau aku tak tau alamat pastinya tapi perasaanku menunjukkan dimana rumah Baekhyun. Ya pokoknya didekat gereja. Ku tunggu dia di depan rumah. Kali ini aku diijinkan menyetir kendaraan sendiri. Tapi apa yang kalian pikirkan. Aku menyetir motor balapku.

Tak ada yang tau jika aku punya motor balap. Ini adalah peninggalan oppa-ku, eitz, jangan ingatkan aku pada oppa lagi. Baiklah, aku terlanjur teringat dan tak mudah untuk menghapusnya. Oppa ingin aku mengikuti balapan dimana saja. baik resmi ataupun tidak. Tapi oemma melarangku.

Oemma beralasan sayang padaku. Tak ingin aku digores darah. Makanya aku hanya diijinkan mengikuti berkuda. Lumayan, berkuda itu juga balapan. Aku selalu menang. Dalam sela waktu break, aku berharap kudaku bisa diganti oleh motor balap ini. Bagaimana nanti Baekhyun meneriaki aku untuk menang saat aku diarena balap motor. Hehehe.

Terlalu jauh mengkhayal. Aku menemukan sosok yang kusebut duplikat Sehun tadi. Keluar dari rumah Baekhyun? Oh tidak, jangan-jangan Baekhyun sudah dimiliki oleh namja itu. Siapa diaaa… rasanya ingin ku tabrak dengan motor balapku ini.

“Chanyeol…” hey, suara manis berasal dari mana ini. Terdengar merinding ditelingaku.

“Baekhyunnie…” aku langsung memeluk namja malaikat itu. Ku cium keningnya.

“Kau rindu padaku ya Chanyeol? Hey, sejak kapan kau bisa mengendarai motor balap?” tanyanya. Itu senyuman dibibirnya, manis. Seperti…ah! Aku tak boleh menyamakannya dengan namja mesum itu.

“Kau tau saja. Hey jangan remehkan diriku.” aku mencolek dagu Baekhyun. “Kau nakal Baekhyunnie!”

“Sudah-sudah. Katanya kita mau berkuda. Kenapa malah berdebat?” tawanya, giginya yang putih. Namja ini menggiurkan nafsuku.

“Ne arasso. Ayo naik.” Baekhyun naik dengan bertumpu tangannya ke pundakku. Getaran ini. “Baekhyunnie…” kataku lagi.

“Ne Chanyeollie.”

“Itu tadi bukannya Su Ho? Dia siapamu?”

“Kau ternyata sudah tau Su Ho. Ku kira aku harus memperkenalkannya padamu. Dia adalah kakakku yang pernah ku katakan saat pertemuan pertama kita di gereja,”

“Beruntunglah kau Chanyeol…” kataku sambil mengelus dadaku.

“Waeyo? Kapan kita berangkat hey Chanyeol?” katanya pas di telingaku seperti…Kyungsoo. Astaga! Ini Baekhyun. Tapi suaranya indah, biar saat ini Baekhyun berteriak di telingaku, ku anggap dia menyanyangiku.

“Ne, sekarang kita berangkat….” Hebatnya lagi, Baekhyun merangkul perutku. Aku berlum menembaknya dia sudah dekat denganku. Pertanda yang sangaaat baik.
Chanyeol POV END


TO  BE CONTINUED….