Senin, 18 Maret 2013

[FF] PLAYER HIDDEN OUT SOUL CHAPTER V





PLAYER HIDDEN OUT SOUL | CHAPTER V | VieyRaaMoimoi

Title :

Player Hidden Out Soul  => chapter V

Author : VieyRaaMoimoi
Genre : Hurt, Animosty, Romance, Sad (?), etc whatever.
Leght : Chaptered
Main Cast :
 Chanyeol,
Baekhyun,
Do Kyung Soo (D.O),
Su Ho,
Sehun or Kim Se Hun (marganya diganti untuk kelancaran dichapter kemaren),
Tao,
Xiu Min,
Lay (Zhang Yi Xing)
And a mysterious namja (yang akan diungkap)
WARNING : This is YAOI, BOY X BOY, -15th, Couple HunBaek, BaekYeol, DON’T LIKE DON’T READ!
EXO Member’s milik orang tuanya dan Tuhan.. aku cuman pinjam namanya saja
Dilarang menjiplak, mengcopy, mengedarkan tanpa persetujuan dari saya selaku Author (penulis)
Disclaimer : Sama seperti dulu, semua chapter itu imajinasi alamku. Kalau ada yg bilang FF ini mirip sama yang lain. Aku bener** minta maaf, hanya unsur ketidaksengajaan. Terima kasih.
Author note : nothing because I am tired say is, say it, say that, say this etc. respons a pro and kontra. Thankyou very much..
Summary :
“ Sehun resmi berteman dengan namja yang baru dikenalnya, Byun Baek Hyun. Sebetulnya tanpa ia sadari, Baekhyun adalah orang yang familiar. Terutama Kyungsoo yang sering membahasnya. Mungkin ia lupa karena Baekhyun telah berganti penampilan yang membuatnya terbius…
Dan malam ini, ia akan dilatih mendalami perannya oleh teman lama Kyungsoo…”

HAPPY READING YA FRIENDS…^-^


~*AUTHOR POV*~

Xiumin… maafkan aku,
sekarang kau menjadi korban dalam perjalanan cintaku…
Untuk Kyungsoo. aku harus melepaskan kesetiaanku padamu…
Kyungsoo telah merubahku, dan setelah ini aku akan dirubahnya lagi,
Tak tahu dirubah seperti apa lagi…
Xiumin… maafkan aku,
Sekarang aku sedang menduakanmu, aku menyukai namja termanis yang baru ku kenal disebuah toko bacaan…
Namanya Byun Baek Hyun…
Sekali lagi maafkan aku Xiumin sayang…
Kau tetap bisa memilikiku, tapi jangan salahkan Baek Hyun  jika…
Seandainya cintaku pada namja itu lebih besar dari cintaku padamu…
Jika kau membenci keadaan akan perasaanku ini, maka bunuhlah aku jika itu membuatmu lega..
OH SEHUN


“Akan ku berikan ini padanya saat tiba waktunya…” kata Sehun sambil melipat surat itu dan menyimpannya ke laci dikamar pribadinya.

Brrmmm…Brmmm…
Suara motor sedang memarkir didekat jendela kamarnya yang tidak lain adalah motor Tao yang menjemputnya. Ada ketokan dijendela kamar Sehun, Sehun menghampiri dan membuka jendelanya.

“Tao-ah, pintunya bukan disini.”

“Ne, aku tau. kau sudah siap? Tunggu sebentar.”

Tao melihat Sehun menyimpan sebuah benda mini dan pigora, disimpan dalam kotak kayu berwarna cokelat. Lalu memasukkannya ke laci yang tadi.

“Apa itu tadi Sehun-ah? Foto siapa dalam pigora itu.”

“Hanya barang kenangan saja. Oh pigora itu, fotonya namja yang menjadi model.”

“Oh. Keluarlah, aku ingin memberitahu sesuatu.”

Sehun cepat-cepat keluar dari kamarnya. Mengunci rapat semuanya, karena dirumah itu hanya ada dirinya seorang.

“Ya, katakan Tao-ah.”

“Sebetulnya Kyungsoo tadi sempat mengumpat karenamu. Dia membicarakan sifatmu yang akhir-akhir ini berubah karena namja yang baru kau temui itu. Dan dia juga meragukan ketangguhan sosokmu dalam peran yang kau lakoni ini.”

“Biarlah, aku takkan menghiraukan umpatan itu. Tidak ada lagi?”

“Tidak ada, ehm. Apa kau sudah punya senapan angin? Ini pertanyaan dari Kyungsoo.”

“Punya, tapi itu untuk pajangan. Tetap saja tidak bisa ku gunakan.”

“Hmm…yasudah. Naiklah, berpeganganlah karena aku secepat kilat sebelum Kyungsoo memarahiku.”

_P>H>O>S_
Tepat pukul 10 malam Tao menurunkan Sehun pada lapangan yang luas. Disana sudah terlihat Kyungsoo, Xiumin, dan beberapa namja yang belum dikenalnya. Tao masih diam didudukan motornya.

“Kau tidak ikut kesana?” kata Sehun.

“Ani. Aku akan kesana jika Kyungsoo memanggil. Tugasku hanya mengawasi area luar.”

“Oh, area dalamnya siapa?”

“Xiumin. Oh ya, jangan kau katakan soal umpatan Kyungsoo pada siapapun, terlebih pada Kyungsoonya sendiri.”

“Ne, percayakan padaku.”

“Jagalah dirimu, latihannya sangat keras.”

“Gomawo.”

Sebetulnya, langkah kakinya penuh keraguan serta ketakutan. Apalagi Kyungsoo sudah menatapnya dengan penuh gejolak amarah. Akankah Kyungsoo menghabisinya, akankah juga Xiumin berani membelanya, ah. Ia akan tau setelah ini.

“Kau terlambat 20 detik Sehun-ah. Bicara apa saja kau dengan Tao.” Sambut Kyungsoo dengan nada dingin.

“Mianhae Kyungsoo-ah.” Kata Sehun sambil menunduk penuh takut.

“Oh ini orangnya... sopan, tidak terlalu buruk untuk diberi makan.” Suara namja  yang ada disebelah Kyungsoo.

“Terserah kau saja. Sehun, inilah salah satu namja yang melatihmu. Namanya Kai, dan yang duduk didekat Xiumin itu Lay.”

“Bangapda, Oh Sehun imnida.” Balas Sehun.

Kai dan Lay menanggapi senyum ramah, tapi disana terselip kesan bengis.

“Sudah tau namja yang menjadi mangsamu Sehun-shi.” Tanya Kai.

“S-sudah.”

“Kai, sepertinya dia agak lupa.” Balas Lay.

“Ah, kau benar juga Lay sayang.” Kai menyerahkan pigora foto. “Itu foto terbaru mangsamu. Namanya Byun Baekhyun, bisa kau baca sendiri kan hangul dibawahnya.”

“N…ne.” Ekspresi wajah Sehun memang bisa menyembunyikan perasaan yang gemuruh. Lihat saja, foto itu adalah namja yang baru dikenalnya di taman kemarin.

“Kai, kurasa ingatan Sehun perlu dipulihkan.” Saran Lay lagi.

“Baiklah chagi. Sehun, dia berumur 21 tahun. Dulunya namja ini pernah kau goda beramai-ramai dengan kelompokmu. Tepat ditaman dekat sini.”

Penjelasan Kai sangat menusuknya, ia menyesal. Mengapa ia tak sadar bahwa namja yang resmi berteman dengannya kemarin, Byun Baek Hyun. Ternyata namja yang pernah digodanya dan diselamatkan oleh Chanyeol. Kemana saja ingatannya selama ini?Terselip disuatu tempat? Ingatannya baru tersadar, lebih parah semakin menyakitkan. Baekhyun itu kekasih Chanyeol. Otaknya makin menyimpulkan bahwa Byun Baek Hyun yang disukainya berhasil membiusnya dengan gaya rambut yang berbeda.

“Kai, dia melamun. Dia menyerap kata-katamu.” Suara Lay menghancurkan debat dalam hati Sehun.

“Belajar memanah atau menembak?” tanya Kai lagi.

“Memanah.” Jawab Sehun tegas. Ia berusaha menutupi segala keluhannya tadi.

Kai berjalan ke meja didekat Lay. Memberikan kotak kayu berukuran panjang padanya. “Coba panahlah Xiumin.”

Hah? Memanah Xiumin! Kekasihku sendiri aku panah? Apa ini kegiatan orang pabo? gumam hati Sehun.

“Cepat arahkan pada Xiumin!” bentak Kai.

“Kalau kau mengumpat pada Kai, berarti tahap pemanasanmu gagal.” Tambah Lay yang semakin membuat Sehun terdesak dan tak mempunyai pilihan. Sedangkan Kyungsoo dan Xiumin masih memperhatikan Sehun.

“Kau pasti sanggup chagiya.” Suara Xiumin menyemangatinya.

Lay yang dari tadi duduk saja, sekarang menghampirinya. Namja itu meraih panah ditangann Sehun. Lay mengarahkan panah itu ke hadapan Kyungsoo.

JLLLEBB…
Panah itu melesat, sekejap mata kemudian ternyata panah itu bukan membunuh Kyungsoo, tapi malah memanah seekor kucing yang tengah melintas 5 meter dari Kyungsoo. Sehun melihatnya dengan tak percaya.

“Giliranmu Sehun-shi. Tembaklah Xiumin, ku dengar kalian sudah lama saling bercinta.” Sehun masih pangling dengan sikap Lay yang barusan tadi. “Jika aku jadi kau yang  professional, siapa pun itu bahkan kekasihku sendiri akan ku lesatkan padanya.” Kemudian Lay kembali ke tempat duduknya.

Itu sindiran, cibiran. Aku harus membalasnya, kan ku buktikan bahwa sosok garangku tak patut untuk diragukan! Komentar hati Sehun. Sehun dengan cepat melesatkan panah itu kearah Xiumin.

JLLEEBB…
Sehun tersungkur menyesal, tidak ada hewan yang melintas dijangkauan tubuh Xiumin. Tapi malah tertancap tepat diujung bahu kanan Xiumin. Dan anehnya lagi, Sehun masih bisa melihat Xiumin tetap berdiri dan tersenyum padanya. Lalu dia dan Kyungsoo bertepuk tangan untuknya.

“Hmm… sebetulnya kurang sempurna. Dan sayangnya lagi,  keberaniannya baru bangun setelah dicibir Lay.”

“Hebat, Kai-hyung bisa membaca batinku.” Gumam Sehun.

“Lay sayang, ambil panah itu dari bahunya. Dan Sehun, kau berganti latihan menembak.”

Sehun menatap cemas Xiumin. Lay dengan kasarnya sekejapmata menarik panah itu. Sehun semakin pangling, Xiumin tidak merasakan sakit sama sekali. Itu membuatnya menghampiri Xiumin.

“Xiumin-ah, kau baik-baik saja? apa kau kesakitan?” tanyanya sigap. Lay malah menertawainya.

“Tidak sama sekali. Kau tau, aku sudah diberi pelindung dari Kai. Kau takut aku mati ya?” jawab Xiumin santai.

Sehun memukul ringan bahu Xiumin. “Jelas lah!”

Xiumin menertawai Sehun dengan gilanya. Sementara Kai sudah mulai memanggilnya dan menghitung sampai 3.

“Kemana panutanmu itu Kai? Lama sekali ia tidak datang.” Kata Kyungsoo. Sehun yang melihatnya hanya berekspresi heran.

“Sebentar lagi, nah. Itu dia.” Kai menunjuk seorang namja yang baru saja melewati Tao diluar sana.

Tiba-tiba Kai mengambil telapak tangan Sehun dan memberikan sebuah senapan kecil. “Tembaklah namja itu tepat di matanya. Apa kau sanggup?”

“Aku menembaknya! Apa hyung gila?”

“Cepatlah, tembak dia tepat dimata. Jangan sampai mengenai Tao yang dibelakangnya.”

“Hh…arasso.”

Sehun mengatur koordinat sasaran tembakannya, namja yang terkesan seperti pangeran itu masih jalan dengan santainya. Menatap lurus ke depan kumpulan manusia disana.

DDoorrr
Sehun tiba-tiba menutup matanya. Ia kembali membuka matanya. Namja itu tidak tergeletak, matanya tidak berdarah. Ia mengarah pada Tao. Sehun bernafas lega, Tao tidak terluka sama sekali. Namja itu semakin mendekat pada Kai dan Kyungsoo.

“Senang bekerjasama denganmu.” Ujar Kyungsoo sambil menjabat tangan namja pangeran itu.

“Ne Kyungsoo-shi.” Lalu namja itu berganti arah. “Kai, kau melatihnya sesuai caraku?”

“Ne Kris hyung.” Jawab Kai dengan hormatnya.

Namja yang bernama Kris itu menghampiri Sehun, Sehun masih terheran melihat namja pangeran itu. “Tembakanmu tinggal secenti lagi sudah tepat dimataku. Kecepatanmu harus ditingkatkan lagi. Durasimu untuk mengatur koordinatnya harus dipersingkat. Itu akan menambah nilai penting dalam peranmu.”

“K…Kau mampu menghindari tembakanku?”

“Sangat, bahkan aku berharap tembakanmu bisa menembus tubuhku.”

Sehun masih terpaku. “Namaku Wu Yi Fan, panggillah Kris. Domisili China berumur 22 tahun. Akan ku jamin kau berhasil menghancurkan Byun Baek Hyun untuk membantu sahabatmu yang bernama Kyungsoo itu.” Namja itu tersenyum menoleh ke Kyungsoo.

“Ne K..Kris hyung.  Ku harap kerjasama kita berjalan lancar.”

“Hmm.. istirahatlah. Auramu begitu kelelahan tegang karna latihan ini.”

Sehun tersenyum malu. Kris menepuk punggung Sehun berkali-kali. Lalu meninggalkannya. Sehun masih merenung dan terlantar seperti Tao. Sementara Xiumin tak menemaninya, kekasihnya itu asyik menemani Kyungsoo dan para tamunya.

_P>H>O>S_
Pagi itu Baekhyun sudah membuat janji dengan Sehun untuk bertemu di gereja tempat biasanya ia berlatih vocal. Sehun sudah berkata bahwa dirinya akan menunggu tepat digerbang gerejanya. Baekhyun telah menemukan namja itu..

“Anyeong Sehun…sudah menungguku dari tadi?” sapa Baekhyun.

“Gwenchanayo Baekhyun. Ada perlu apa menemuiku?”

“Ada kabar bahagia.”

“Apa itu?”

“Berkat solusimu yang waktu itu, aku bisa kembali dengan kekasihku.”

“Wah bagus sekali. Padahal solusiku itu sudah umum. Lalu kenapa kau tak kencan bersama kekasihmu?”

Rautnya berubah menjadi kecewa. “Chanyeol sedang ada urusan di hotel Kristal. Jadi untuk hari ini aku tidak bersamanya.”

Hmm…andai kau tau sebenarnya Chanyeol itu sedang bersama Kyungsoo. batin Sehun. “Jangan bersedih, ku yakin dia akan mengganti harimu yang lebih romantis.” Sambil mengelus pundak kiri Baekhyun.

“Ah gomawo Sehun…”

Sehun memberi senyum. Begitu pula juga Baekhyun, wajahnya agak merah merona. Mereka saling berdiam, ada jeda diantara mereka.

“Hmm..aku.” tidak sengaja Sehun dan Baekhyun bersuara layaknya grup vocal.

“Kau dulu saja.” balas Sehun.

“Hmm, aku ingin tau sedikit tentangmu. Apa kau sudah punya kekasih?”

“E-e-itu…sebenarnya aku sudah berpisah. Tapi  kami masih saling mencintai.”

“Kenapa kau berpisah? Apa karena kau bertemu denganku?”

“Aniya Baekhyun. Tapi karena kakakku.” Sehun menunduk. Haruskah aku mengarang pada namja ini…tanya hatinya.

Baekhyun mengelus rambut belakang Sehun. “Kuatkan dirimu. Ku yakin kalian bisa bersama. Tuhan sudah memberikan jalan terbaiknya.”

“Ne arasso Baekhyun.”

Sehun masih menutupi perasaan itu. Baekhyun yang polos dan tidak tau apa-apa malah menyandarkan kepalanya ke bahu Sehun. Detak jantung Sehun makin tak karuan.  Beberapa menit itu mereka saling tak bicara lagi. Tiba-tiba Sehun mendapat firasat buruk.

DOOORR…
Suara tembakan yang melesat seketika tepat membekas didinding samping Baekhyun. Sehun langsung berdiri dan meneliti sekelilingnya. Sementara manusia lainnya berlari kepanikan. Ini pasti ada kerjaannya Kai atau Kris. Sangka dalam hatinya. Baekhyun juga terkaget, tapi tetap polos. Sama sekali tidak histeris.

“Baekhyun, aku pulang dulu. Ada urusan sebentar.”

“Ah, ne. hati-hatilah.”

“Gamsahamnida.”

Baekhyun tetap melihat punggung Sehun sampai menghilang. Seribu tanya hinggap mengelilinginya. “Kenapa tiba-tiba dia berubah saat ada tembakan itu ya..”

_P>H>O>S_
Sehun dengan geramnya menghampiri Kai yang ada di Tryf villa (villa genknya yang dibelikan oleh Kyungsoo).

“Kai! Apa yang kau lakukan? Menembak diam-diam Baekhyun disebelahku?” todong Sehun yang mencengkram kasar bahu Kai.

“Bukan aku yang melakukannya.”

“Lalu siapa! Jelas-jelas ku teliti pelurunya adalah pistolmu yang kemarin. Otomatis kau yang memakainya.”

“Bukan aku Sehun. Mungkin saja orang lain.”

“Ya orang lainnya itu KAU. Ingat! Itu tugasku seorang, yang menghancurkan Baekhyun hanya aku. Kau, Lay, dan Kris hyung tidak perlu campur tangan.”

“Hey hey hey, tanganmu kenapa menodong Kai? Dia salah apa Sehun-shi?” suara Lay muncul dari  belakangnya.

Sehun terbelalak melihat pistol ada ditangan Lay. Tepatnya pistol yang kemarin digunakannya untuk pelatihan malam itu. “Lay! Kau. Kau yang menembakkannya kan saat aku dan Baekhyun didekat gereja?”

“Bukan aku, kebetulan saja pistol ini tergeletak didepan villa ini.” Balas Lay dengan entengnya.

Sehun melepaskan Kai “Ya, lalu kau yang menembakannya?”

“Sudah ku bilang bukan aku. Bukan juga Kai.”

“Apa Kris hyung yang melakukannya?”

“Itu mustahil…” sanggah Kai.

“Ahh!!! Awas saja jika kalian bertiga membohongiku, akan ku bunuh kalian dengan ganasnya.”

“Jaga omonganmu Kim Se Hun alias Oh Sehun.” Balas Lay. Sehun meludah kebelakangnya. Lalu meninggalkan Kai dan Lay.

“Chagiya, hampir saja kau dicekiknya.” Kata Lay lagi.

“Untung ada kau, tapi harusnya kau menyimpannya dengan pintar agar dia tak mencurigaimu.” Balas Kai.

“Biarkan saja. Dia akan tau sendiri. Oh ya, tembakanku tadi kurang 3 senti mengenai otak Baekhyun.”

“Apa kau kurang semangat ha?”

“Mungkin.”

“Kemarilah.” Kai memangku Lay. Lay sudah tau apa yang akan dilakukan kekasihnya itu. Dan benar saja, sedetik kemudian Kai sudah melumat kasar bibir Lay. Lay menekan kuat tengkuk Kai dengan kedua tangannya. Tautannya semakin dalam, dan tangan Kai beraksi menjamah Lay dengan nakalnya.

_P>H>O>S_
Chanyeol begitu memperhatikan 2 namja yang mencurigakan itu. Salah satunya ada yang dikenalnya.

“Chanyeollie, tidak berkuda lagi?” tanya Baekhyun yang berhenti didepannya dengan kuda. Chanyeol masih memperhatikan 2 namja itu. “Apa dua namja yang kau pandangi itu temanmu?”

“Bukan. Tapi aku mencurigai mereka.”

Baekhyun menyentuh bahu Chanyeol. “Jangan mencurigai sembarang orang. Nanti teman-temanmu menjauhimu.”

“Arasso, lanjutkan saja jalan-jalanmu dengan Hymei. Nanti aku akan menyusul.”

Baekhyun bisa pasrah dan berjalan lagi dengan Hymei si kuda.  Chanyeol masih memperhatikan kedua namja itu. Itu kan Sehun. Ada apa dia disini. Gumam Chanyeol. Yang lebih mengherankannya, namja itu melihat Sehun dan temannya sedang memandangi kekasihnya.

“Hymei awass…” teriak Baekhyun sambil menghindari salah satu kuda didekat Hymei yang tiba-tiba tergolek dan mengeluarkan darah. Teriakan itu jelas mengejutkan kecurigaan Chanyeol. Orang-orang disekitar lapangan kuda itu mengerubungi kuda itu. Chanyeol segera menghampiri Baekhyun.

“Mworago Baekhyunnie, gwenchanayo?”

“Ne. tapi temannya Hymei berdarah. Bisakah kuda itu diobati?” katanya sambil turun dari punggung Hymei.

Chanyeol menyimpan jawabannya. Namja itu memastikan keadaan kuda yang terjatuh tadi, hasilnya begitu mengherankan. Namja itu tertuju pada sudut Sehun dan temannya tadi. Ternyata mereka sudah tidak ada disitu.

“Kuda itu, sudah mati. Aku menemukan panah transparan menancap tepat di perut kuda itu.”

“Aigo, kasihan sekali.”

Drrrtt…Drrrtt…
“Sebentar ya Chanyeollie.” Baekhyun mengangkat teleponnya, tangan satunya masih membelai kulit Hymei.

“Yeoboseyo...siapa?”

“Bahkan suaraku saja kau tak mengenaliku Baekhyun-shi.”

Baekhyun menjauhkan teleponnya dan melihat layar ponselnya. “Oh, aku baru ingat. Mworago?”

“Kebetulan aku  melihatmu ada dilapangan kuda itu. Ku dengar dari orang-orang baru saja ada salah satu kuda yang mati. Apa itu kudamu Baekhyun? Kau terluka juga?”

“Ya itu benar, tapi sayangnya bukan kuda yang kutunggangi. Kuda itu tergeletak disebelahku saat aku melintas. Beruntung aku tidak terluka dan menabraknya.”

“Wah syukurlah, lain kali ajak aku menunggangi kudamu ya?”

Baekhyun tertawa. “Perlu kau ketahui Se Hun, kuda itu milik Chanyeol. Dan aku takkan berjanji mengajakmu menungganginya.”

Chanyeol langsung terbelalak mendengar Baekhyun mengatakan kalimat itu, ada kata SEHUN!

“Ah..ne…ne baiklah. Aish, aku mendapat urusan yang mendadak. Aku akan menghubungimu lagi.”

“Ne..sampai jumpa Se Hun shi.”

Baekhyun memasukkan ponselnya kembali. Chanyeol menatapnya dengan tajam. “Jauhi Sehun, kau akan dicelakainya. Dan sejak kapan pula kau memiliki nomor ponselnya?” tegur Chanyeol.

“Dia ini adalah Kim Se Hun. Dia ini bukan temanmu yang waktu itu dan apalagi bukan namja yang menggodaku. Aku memiliki nomornya karena kami barusaja berteman.”

“Jangan berteman dengannya lagi! Kau pasti dicelakainya suatu saat.”

Baekhyun mengangkat kedua alisnya. “Apa karena kau cemburu pada Se Hun?”

“Jangan tanya hal itu. Aku akan menjauhkanmu darinya sebelum kau sendiri yang menjauhinya.”

“Terserah kau saja.” lalu namja itu perlahan menjauh darinya. “Dan aku akan tetap berteman dengannya karena aku nyaman bersamanya.”

Chanyeol hanya bisa mendengus kesal . saat itu juga Kai tersenyum puas melihat pemandangan perdebatan target kliennya itu. Sehun hanya dingin menanggapinya.

_P>H>O>S_
Kris tengah berduaan dengan Kyungsoo, entah keadaan itu adalah pertanda cinta diantara mereka atau sebatas perdebatan kejahatan mereka. Itulah pertanyaan Sehun yang muncul saat menghadap dua namja itu.

“Bagaimana Kai, hasilnya nilai berapa?” tanya Kris membuka perbincangan.

“Nilainya B ples Kris hyung.” Jawab Kai, Sehun tetap diam berdiri disebelahnya. Sehun mengumpat, ia rasa hasilnya sudah cukup sempurna.

“Ajari dia sesering mungkin sampai dia berani membunuh manusia.”

“A..aku sudah bera_” sangkal Sehun.

“Ash, sudahlah. Kemampuanmu itu kurang menjanjikan. Kajja.” Potong Kai.

Kai langsung menggeret tangan Sehun. Ketika hendak berbelok, Sehun melirik sebentar kearah dua namja itu, eh! Mereka pegangan tangan. Apa sebenarnya ada cinta diantara mereka, Kris dan seorang Kyungsoo? lalu Chanyeol kemana.

Disebuah ruangan yang luas dan kedap suara katanya Kai ini milik Kris hyung. Namja berkulit putih mungil dan manis itu sudah menyambut Kai dengan lambaiannya yang mesra, siapa lagi kalau bukan Lay. Sehun masam melihat mereka, kemesraan mereka membuat Sehun semakin iri.

“Hey Sehun-shi. Jangan melamun saja. sekarang coba tembaklah aku.” Tegur Kai pada Sehun yang tadi terpatung sambil memberi pistol panjang berwarna cokelat.

“Menembakmu? Bisa-bisa aku dipenjara pabo.”

Lay dan Kai serempak menertawainya. Sehun menghembuskan nafas panjangnya dan sangat mengerutkan dahinya.

“Sehun-shi, Sehun-shi. Dalam peranmu ini tidak mengenal takut dipenjara bahkan tertangkap polisi sekalipun.” Lay melanjutkan tertawanya.

Kai masih tertawa sembari merangkul leher Lay. “Chagiya chagiya, dia lucu sekali mengatakan itu.” Kai kembali tertawa, sepertinya Sehun dianggapnya badut sampai-sampai Kai terus tertawa dan memegangi perutnya. “Baiklah cukup tertawanya. Kalau begitu kau tembak Lay diorgan vitalnya.”

“Ha?Dimana?Vital itu yang mana?” sosok pabo Sehun makin membuat Kai geleng-geleng kepalanya.

“Otak, Jantung atau dada, pelipis, tengkuk. Terserah kau pilih mana saja.” jawab Kai.

“Kau tidak bercanda kan membiarkanku menembak kekasihmu?”

“Kai itu susah bercanda. Ayolah tembak aku, aku sudah siap.”

Sehun merutuk lagi. “Baiklah jika ia memaksaku.” Gumamnya, entah terdengar oleh mereka atau tidak.

DOOORRR…
“AAWWWW…” jerit Lay. Sementara Kai hanya meringis, Sehun bingung dan panic melihat dua namja itu.

“Lay hyung, apa itu sakit?”

Lay dan Kai serempak menertawainya untuk kesekian kalinya.  “Aku ini serius we…” ulang Sehun lagi

Hingga Lay yang sanggup menghentikan tawanya. “Bagaimana bisa sakit,  tembakanmu saja hanya menyentuh rambutku.” Lay memberi jeda. “Aku menjahilimu Sehun-shi, karena kau sangat menghibur saat ekspresimu panik seperti itu.”

“Tidak lucu.” Balas Sehun berubah dingin.

“Aku punya game, kau harus menembak patung-patung itu 20 dalam 10 detik. Hati-hati, patung itu gesit menghindarimu.” Ujar Kai.

Terjejer-jejer patung itu, belum dimulai saja patung itu sudah berlari dengan kilatnya. Sehun semakin geram, dan menggerutu bahwa dirinya sedang diremehkan.

DOORRR…DOORR…DOOORR…DOORR…DOR..

“Selalu saja nilaimu itu kurang sempurna. Kau ketinggalan 2 Sehun-shi.”

Sehun menghela nafasnya, Lay menghampiri Sehun. “Sudahlah, masukkan tegurannya itu dalam otak. Ku yakin kau bisa lebih hebat dari Kai.” Sehun hanya membalasnya mendehem.

“Cukup sampai disini saja. Kau, pergilah dan beristirahat sana.”

Sehun kembali menarik nafasnya, menaikkan satu alisnya. “Ne ara.”

_P>H>O>S_
Dalam ruangan kedap suara itu hanya ada Lay dan Kai. Sehun sudah lenyap dari pandangan mereka.

“Lay, apa kau tetap bersikeras mendahuluinya?”

“Ne, memangnya kenapa? Apa aku diluar prosedur Kris hyung?”

“Emh, tidak juga. Tapi sebaiknya aku dulu yang melangkah, aku takut kau akan dilukainya.”

“Aniya chagi, aku saja.” Lay menghela nafas. “Kurasa kemampuannya masih rendah, maka dari itu aku akan menyelidiki targetnya itu sebanding tidak dengannya. Kau tidak ingin kan diremehkan Kris hyung?”

“Sama sekali tidak!”

“Makanya, kau urus dan halangi dia. Aku, akan mendahuluinya dengan caraku.”

Kai tampak cemas, namja itu membelai pipi Lay. “Semoga kau tidak tergores sama sekali.”

_P>H>O>S_
Malam itu adalah waktu yang tepat bagi Lay yang terngah memperhatikan Baekhyun dalam sebuah kedai ramen didekat sebuah gereja besar.  Pistol dan panahnya sudah siap membidik namja itu saat mengantri membayar bawaannya itu.

“Kau memang cantik seperti diriku, tapi aku takkan berbelas kasih padamu. Jika saja Kai yang mendahului kegiatan ini. Ku yakin dia akan terpikat denganmu, apalagi namja model Sehun. Pasti akan celaka ditanganmu. Hmm.. Baiklah Byun Baekhyun, bersiaplah ku beri kejutan serangan jantung.” Kata Lay sambil mengatur koordinat targetnya.

DOOORR… tembakan pertama memecahkan sebuah kaca kedai itu, tapi tetap menempus sebuah kaki manusia yang didekat kaca itu.

DOOORR… persis mengenai lampu besar dan hancur. Pecahan lampu itu tepat melukai tubuh dua yeoja.

JJLLEEBB… panahnya menancap mulus di dada kiri seorang namja yang menjadi kasir tepat didepan Baekhyun. Namja itu terlihat begitu panik, ketakutan dan ekspresinya…wa pemandangan yang melucukan.

“Sekarang kau mau kemana Baekhyun pabo! apa meminta tolong pada pacarnya Kyungsoo atauu pada Kim Se Hun. Ha? Masih ada stok untuk serangan jantung yang selanjutnya pabo!”

Baekhyun berhamburan keluar kedai itu dan masih membawa sekantong ramennya itu. Lay terus tersenyum licik mendengar, melihat, dan merasakan sebuah kekacauan disudut sana. Sudah dipastikan juga Baekhyun takkan menyadari mana tempat persembunyiannya.

JLLEEEBB…AAAA
Satu panah menusuk yeoja yang berlari tepat didepan Baekhyun. Ekspresinya semakin hebat ketakutan.

DOOORR…DOOORR…
Kedua tembakan itu mulus menembus kening seorang polisi dan namja hingga tergeletak. “Wah, darahnya banyak. Keindahan yang tak boleh kulupakan.” Kata Lay sendiri dan tersenyum kemenangan.

Dari pengintaiannya, namja yang diberi kejutan serangan jantung itu sedang mengotak atik ponselnya. Lay tak peduli siapa yang akan dihubunginya. Yang pasti menggoda namja itu sungguh membuatnya ketagihan untuk menghancurkannya sebelum Sehun sendiri yang turun tangan.

 _P>H>O>S_
“Chanyeoll…kau kemana? Angkatlah, aku begitu takut.” Baekhyun bersembunyi dibalik pot sebuah resto seberang kedai ramen yang hancur tadi.

Maaf, nomor yang anda hubungi diluar area…

Ya tuhan, aku harus meminta siapa? Tak mungkin aku bilang pada hyung ataupun eomma dan appa. Gumamnya sambil mencari nomor yang bisa diminta bantuinya.

KIM SE HUN… seketika nama itu muncul dalam otaknya. Ia langsung mencoba mengirim pesan dan menelponnya juga.

_P>H>O>S_
Sebetulnya Sehun tidak menuruti perkataan Kai untuk beristirahat, namun ia sedang meneror Chanyeol. Chanyeol bahkan tak menyadari jika Sehun sudah muncul didepannya.

“Selamat malam Park Chanyeol, sudah lama tak menjumpaimu.” Katanya sambil menempelkan mata pistol tepat dipipi Chanyeol. Tangannya menggeleda saku Chanyeol dan membanting berkeping-keping ponsel Chanyeol.

“Se…Sehun. Bisakah kita bicara tanpa pistolmu itu.”

“Tidak bisa! Kau tau, lama-lama aku muak melihat kelakuanmu pada Baekhyun kare_”

“Memang aku melakukan apa?”

Pistol Sehun menaik pada pelipis Chanyeol. “Diamlah hyung! Aku belum selesai bicara. Ingat, kau sudah membuatnya sakit hati. Aku jelas tak tega melihat pipinya dibasahi oleh air mata, apalagi air mata untukmu.”

“Bukannya kau membencinya saat malam pengeroyokanmu itu? Jangan bilang kau menyukainya Oh Sehun!” tangan Chanyeol menjauhkan pistol Sehun.

Sigap itu tangan Sehun satunya mengarahkan sebuah pisau ke leher Chanyeol. “Kau ingin kedua tanganku menghabisimu?” Sehun menjeda. “Malam itu aku hanya ikut-ikutan, aku tak pernah berkata membencinya. Perlu ku tekankan juga bahwa memang aku menyukainya.”

“Kau mau tau ceritanya seperti apa?” lanjut Sehun.

“Kau pengkhianat Oh Sehun!!”

Sehun semakin menekan pistolnya ke kulit pelipis Chanyeol. “Ulangi sekali lagi, habis sudah nyawamu Park Chanyeollie!” Sehun memasukkan pisaunya kebalik jaketnya. “Saat kau bertengkar dengannya, dan kau bermain dengan Kyungsoo. Pertemuan pertama kami dimulai dalam sebuah toko. Dia datang dengan namja yang ku tau adalah Suho. Ku kira Suho adalah pacarnya. Tak lama setelah itu, kami berkenalan dan…resmi menjadi teman dekat. Aku mulai menyanyanginya ketika ia menangisimu…”

“Kau pengkhianat! Kenapa tidak kau lenyapkan saja Kyungsoo jika kau menyanyangi Baekhyun ha?”

“Kau benar-benar ingin mati ya?! Kyungsoo, dia tidak salah dan dia adalah atasanku. Mustahil aku melenyapkannya, lebih baik melenyapkanmu saja hatiku sudah puas..”

“Seeeehhhuuunnn…” kutuk Chanyeol yang wajahnya seperti cabai.

DDDRRRTTT….DRRRTTT…

“Wah, ada telepon khusus untuk seorang Kim Se Hun dari… Byun Baek Hyun!” sindirnya dengan tersenyum seliciknya.

“Sehunnn!! Lihat pembalasku dua kali lipat darimu.”

BHGGGUUUKK…
Sehun memukul tengkuk Chanyeol dengan pistolnya hingga tergeletak. “Dasar banyak bicara!” katanya dengan tersenyum licik.

DDDRRRTTT….DRRRTTT…
Namja itu memasukkan  pistolnya lagi, terlihat ada nama Byun Baek Hyun menelponnya lagi.

“Mworago Baek Hyun?”

“Hiikkss…to…tolong aku Se Hun…hiks..”

“Kau kenapa Baek Hyun-ah?”

“DOOORRR…aaaa! Di..disini banyak penembakan. Tolong aku Se Hun..hiks.”

“Ne ne, kau sekarang dimana?”

“Di resto Tae Fu seberang kedai ramen Jeun Seok, disekitar gereja yang biasanya itu.”

“Ah, arasso. Posisiku dekat denganmu. Tetap disana dan jangan kemana-mana.”

“Ne…hiks, cepatlah.”
Sehun segera memasukkan ponselnya, tapi ia buru-buru mengatur posisi Chanyeol agar tidak dicurigai sebagai korban perampokan. Chanyeol disandarkan pada dinding dan memegang sebuah bungkus makanan. Lalu ia memeriksa nafas Chanyeol. Bagus, seperti ini saja. gumamnya.

_P>H>O>S_
Sehun terbelalak melihat namja yang bersembunyi dibalik pot itu. Wajahnya banyak debu, tangannya ada yang berdarah. Sehun langsung memeluknya.

“Kau baik-baik saja Baekhyun-ah?”

“Ne, tapi takut..hiks.” Baekhyun mempererat pelukannya.

“Tenanglah, ada aku.”

Baekhyun masih menangis dan terus merengkuh tubuh Sehun. Sehun mencurigai orang-orang yang tergeletak dan bermandikan darah itu. Namja itu menghampirinya, ia mengambil sebuah panah transparan berpita hitam menancap pada seorang yeoja. Lalu sebuah peluru yang jatuh tak jauh dari mayat seorang polisi juga diambilnya. Kedua benda itu disimpannya dalam plastik. Otaknya semakin kuat bahwa ini perlakuan Lay atau Kai. Kris hyung sudah pasti tak mungkin mencampurinya.

“Kajja. Ku antar pulang. Biar polisi yang mengatur pembunuhan ini.” Kata Sehun sambil menatap kedai ramen yang berantakan karena insiden itu.

_P>H>O>S_
Sampai Sehun dan Baekhyun sudah sampai di depan rumah Baekhyun, Baekhyun masih merangkul tubuhnya.

“Nah sudah sampai, hmm… apa perlu ku obati juga?” sambil mengelus beberapa luka dipipi namja cantik itu.

“Tidak perlu, aku bisa mengobatinya sendiri.”

“Kau yakin sanggup?”

“Ne, percayalah aku mampu. Gomawo Se Hun.”

Sehun hanya tersenyum padanya. Kemudian ia memeluk namja cantik itu dengan eratnya. Mereka saling mempererat pelukannya.

“Aku menyanyangimu Byun Baek Hyun.” Gumamnya dalam hati. Berharap Baekhyun tidak mendengar gumamanya itu.

“Aku juga menyanyangimu Kim Se Hun.” Terdengar gumaman dari suara Baekhyun. Sehun jelas terbelalak mendengarnya. Mereka  merenggangkan pelukannya. Saling bertatap senyum dalam jeda percakapannya. Tanpa disadarinya, Baekhyun mencium salah satu pipinya. Wajah Sehun semerah tomat mengetahui keagresifan namja itu. Lalu Sehun mendekat pada namja cantik itu. Ia mencium lembut bibir Baekhyun.

“Masuklah! Cepat obati lukamu dan tidurlah. Selamat malam Baek Hyun-ah.”

“N..ne..pay pay.”

Baekhyun seperti terhipnotis ketika ia gontai memasuki rumahnya. Sampai itu juga ia masih terhipno betapa anehnya Sehun menciumnya. Ia mengintip dari balik  jendelanya, Sehun sudah tidak lagi didepan rumahnya.

_P>H>O>S_
Sehun keluar dari kamarnya setelah mandi. Lay terlihat sedang minum di dapur, namja itu lalu dihampirinya.

“Lay, jawab aku jika kau yang membunuh orang-orang itu!” tawan Sehun yang mendorong Lay hingga bersandar di dinding.

“Membunuh orang yang mana? Aku tidak tahu apa-apa Sehun-shi.”

“Orang-orang disekitar resto Tae Fu, kau kan yang membunuhnya dan membuat Baekhyun ketakutan? Jujurlah Lay!”

“Mana buktinya jika aku yang melakukannya?”

Sehun mengeluarkan plastic kecil dari saku kemejanya. “Ini! Aku mengambilnya disekitar mayat-mayat itu. Sudah pasti ini milikmu, benarkan!”

“Ow, jadi kau yang menolong namja malang itu ya. Belajar jadi pengkhianat rupanya..”

“Jangan membahas yang lain! Ku peringatkan juga agar kau tidak memberitau kesemuanya saat aku ada disana dan menolong namja itu. Kau paham Lay? Ha?”

“Ne, apa pun itu tetap saja kau mengkhianati peranmu sendiri.”

“Argh… sudahlah! Kau takkan mengerti taktikku. Sekarang cepat katakan bahwa peluru ini milikmu kan? atau jika tidak aku akan mencekikmu…”

“Terserah kau saja, aku takkan mengatakannya itu milikku.”

Kai datang dengan tatapan terkejut. “Sehun! Apa yang kau lakukan pada Lay? Kau mau mencium kekasihku ya?”

“Ha?bicara apa kau hyung, aku takkan berminat mencium kekasihmu ini.” Sambil melepaskan Lay dari tangannya.

“Ck, lupakan saja. Kita semua dipanggil Kris hyung diruangan pribadinya. Kajja.”

Lay berjalan beriringan dengan Kai dan namja itu sedikit melirik pada Sehun. Sehun jelas masih menyimpan kekesalannya pada Lay. Mereka bertiga menyusuri koridor villa itu. Kai mulai mengetuk pintu ruangan pribadi Kris lalu membukanya. Disana sudah hadir 3 namja. Kris dan Kyungsoo dalam satu sofa, sementara Tao duduk di sigle kursi plastic.

“Dimana Xiumin?” tanya Sehun mencemas dan tidak sadar bahwa dirinya berlagak lancang.

Kai menginjak kuat kakinya. “Jaga sopan santunmu Sehun.”

Mereka semua duduk. “Lay, Kai, kita kedatangan berita yang menyejukkan.” Kata Kris memulai perbincangannya.

“Apa itu Kris hyung?” tanya Kai.

“Bacalah surat kabar ini atau lihatlah televisi…” Dagu Kris menunjuk TVnya. Lay membaca surat kabar itu, Sehun dan Kai memilih menonton tayangan dari Kris. “..bukankah itu pemandangan yang indah? 4 orang tewas dan 3 luka-luka. Kejadiannya disekitar kedai ramen Jeun Seok yang tak jauh dari sini…dan ku dengar ada namja cantik yang selamat, seperti mirip dengan target kita.

Sehun sesak menahan gerik dan emosinya untuk semua ucapan fakta itu. Jangan sampai Kris mengetahui bahwa dirinya yang menyelamatkan namja cantik itu.

“Ya, lebih tepatnya mirip dengan Byun Baekhyun.” Imbuh Kyungsoo.

“Ku harap jika benar itu kau yang melakukannya Oh Sehun.”

“Rrr...kris hyung se_”

“Pastilah bukan Kris hyung…saat itu Sehun kami suruh beristirahat. Pastilah dia sudah tertidur dikamarnya.” Potong Lay. Sehun bernafas lega dalam hatinya agar tidak kentara.

“Kalau begitu ku harap kau bisa membunuh lebih mengenaskan dari berita itu ya..”

“N..Ne Kris hyung. Akan ku lakukan semampuku.”

“Ingat, kau harus berhasil.” Dukung Kyungsoo.

“Baiklah Kyungsoo-ah.” Sambil memberi salah satu jempolnya.

Tao berbisik-bisik pada Lay yang tak jauh darinya. Terdengar seperti memberi pujian pada foto-foto korban insiden itu dalam surat kabar milik Kris tadi.

“Tao… tolong ajak Sehun melakukan pemanasan sesuai yang ku perintahkan kemarin.”

“Ne Kris sajang-nim. Kajja Sehun-ah.”

Sehun menurut, ia mengerutkan dahinya. Bertanya sejak kapan Tao diajari memanggil teman Kyungsoo dengan sebutan sajang-nim. Apa dia dibayar atau diberi imbalan dalam keterlibatan misi ini? Jawaban itu pasti akan ditemuinya saat akhir dari misi ini.

_P>H>O>S_
 Tao dan Sehun sudah hilang dari posisi mereka. Kyungsoo memajukan posisi duduknya untuk menseriuskan keadaan.

“Bagaimanan perkembangan terbaru Sehun?” tanya Kyungsoo membuat suasana dalam ruangan itu lebih serius.

“Semakin bagus, tapi kurang melsat.” Jawab Kai sambil merengkuh badanya sendiri.

“Karena kemampuannya atau senjatanya?” Kris yang ada disebelahnya mengerutkan dahinya dan menyimpan ekspresi kecewa.

“Keduanya…” Kai memberi jawaban singkat.

“Tapi menurutku kemampuannya sudah layak dalam penjiwaan perannya.  Jadi masih bisa diantisipasi.“ sahut Lay membantah jawaban itu.

Mata Kris terus berputar-putar. “Kalau begitu hubungi Xiumin untuk mengirim senjata api terbaru dan pistol jarum dari Moskow ke Seoul.” Kris menegas.

“Xiumin? Senjata dari Moskow? Bukan kah…” Lay tak melanjutkan kata-katanya yang terlupa.

“Kau lupa ya Lay, dia sekarang bekerja dalam bandar distributor senjata milik oemmanya.”

“Ah, mianhae Kris..memoryku terserang virus.” Lay melampiaskan rasa malunya dengan menggaruk kepala belakangnya.

Kris menghembus nafasnya. “Kai, susul Sehun untuk membunuh manusia. Lay, jalankan tugasmu”

“Ne Kris hyung.” Jawab Kai dan Lay serempak.

_P>H>O>S_
“Kau harus mengingat gerakan-gerakan tadi. Itu akan membantu kelancaranmu melenyapkan Baekhyun.” Kata dingin dari Tao selesai mengajarkan beberapa teknik pada Sehun.

“Ne.” Sehun memejamkan mata sejenak. “Sejak kapan kau diutus Kris hyung mengajarkan ini padaku?”

Tao membulatkan matanya. “Kau tidak perlu tau hal itu Sehun-ah. Yang terpenting kau harus menerapkannya dengan rapi. Kris hanya ingin melihatmu berhasil dalam didikannya. Jadi jangan menanyakan hal tidak penting seperti ini.”

“Sebetulnya apa yang terjadi padamu Tao? Bicaramu sangat melantur. Apa Kris hyung sudah mencuci bersih otakmu?”

Tao berubah lunak, kesan dingin dan garangnya terasa luntur saat namja itu mendekatinya. “Ku yakin kau sudah tau jawabannya. Jiwa dari Kris sudah merasukiku. Sudah setiap malam aku dan dia berdebat. Jangan tanyakan apa yang kami debatkan karena itu banyak.” Tao menjeda dengan hembusan nafasnya. “Dia sudah menyiapkan sejuta kejutan untuk misi membantu sahabat kita. Ada beberapa yang tidak ku sukai, saat perdebatan malam itu dia mengakui punya rasa sayang pada Kyungsoo. Aigo..aku terlalu jauh membahasnya.”

“Lanjutkanlah Tao.”

Suara deheman seorang namja muncul diantara mereka berdua. “Maaf menganggu debat kalian. Kris hyung menyuruhku untuk mengajakmu membunuh manusia.”

“Tao, aku tidak paham yang_”

“Ssstt…sudahlah. Lanjutkan tugasmu. Ku yakin suatu saat kau akan paham.”

Sehun mengikuti langkah Kai. Ia sedikit melirik Tao, namja itu terduduk lesu di atas lantai. Ada apa memang dengannya? Kai terbatuk, ia segera membuyarkan pertanyaannya tadi.

_P>H>O>S_
“Bawalah ini dulu. Senjata dari Moskow belum datang.” Kata Kai sambil menyerahkan senapan putihnya tanpa menoleh karena kefokusannya mengemudi mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Sehun menerimanya tanpa ucapan. Ia masih memikirkan kata-kata dari Tao. Dia sudah menyiapkan sejuta kejutan untuk misi membantu sahabat kita. Ada beberapa yang tidak ku sukai, saat perdebatan malam itu dia mengakui punya rasa sayang pada Kyungsoo. sejak kapan Kris punya rasa itu, sikapnya saja dingin, lalu sejuta kejutan itu maksudnya apa ya? Bisik hati Sehun.

“Hmm.. Kai, tujuan kita kemana?”kata Sehun yang berniat sekedar basa-basi.

“Kita akan ke Jeju. Disana banyak manusia yang cocok kita tembak.” Kai masih tidak menolehnya.

“Sekejam itukah kita menembak mereka yang tidak tahu apa-apa dalam percobaan ini? Apa kita tidak punya hati untuk mengalihkan ke media lain?” tanyanya benar-benar bodoh bagi Kai. Mungkin saat itu sedang aktif sosok Sehun yang polos, sosok yang bengis lainnya masih tertidur.

Kai tertawa terbahak-bahak walaupun namja itu masih berkonsentrasi mengemudi. “Kau harus belajar untuk tidak punya hati. Percayalah mereka berjasa tanpa imbalan untuk misi ini. Jadi diamlah dan jangan mengelak.”

“Ck, bahkan dia tak menjelaskan dengan ketus padaku.” Rutuk kesalnya dengan lirih.

DDRRTTT… DRRRTT…
Ponsel Kai yang didepan setirnya berbunyi. Kai menekan sebuah tombol didekat setirnya, telepon itu terangkat dengan loundspeaker.

“Ya halo, ada apa?”

“Kai, senjata dari Moskow barusan datang. Kris memintamu bertindak cepat.”

“Ck, aku saja belum sampai di Jeju. Ya tunggulah, akan ku percepat.”

“Ne…”

PIIIP

_P>H>O>S_
“…Kris hyung, Kai sudah kuberitahu.” Kata Lay sesudah menutup ponselnya.

Kris mendehem dan menganggukkan kepalanya. “Bawalah yang ini…lalu yang ini juga.” Ujarnya sembari mengeser ke depan beberapa senjata yang terjejer-jejer dimejanya.

“Lebih bagus dari yang kubayangkan…” namja berkulit putih itu mencoba memfokuskan laser senjatanya.

“Posisinya ada digereja tempat namja itu biasanya bernyanyi.”

“Arasso.” Lay menyelipkan senjatanya pada pakaiannya, lalu berjalan cepat meninggalkan Kris dan Kyungsoo yang disebelahnya. Byun Baekhyun..aku membawakan kejutan lagi untukmu_gumamnya dengan senyum licik.

_P>H>O>S_
Lay sudah siaga dicelah tersembunyi didekat ruangan gereja yang ditempati Baekhyun untuk menyanyikan merdu suaranya. Senjata pertamanya yang berlaser sudah difokuskannya. “Bahkan kau sedang bersama kekasih dari Do Kyungsoo, hmm.. semakin menarik.” Gumam Lay yang terus tersenyum licik.

BLUSSHH… BRRUUGH…

Seseorang yang diseberang Baekhyun tergeletak tanpa nafas. Baekhyun berusaha memendam rasa takutnya itu,  Chanyeol tetap antusias memandangi kekasihnya itu. Ck, orang-orang itu belum panik juga_bisik Lay dipersembunyiannya.

BLUSSHH…PPYYARRR…

Salah satu lampu jatuh 2 meter dari seseorang yang baru saja mati, serpihannya melukiskan darah diwajah orang itu. Terlihat orang-orang didalam sana mulai berdiri meninggalkan karena ketakutan. Sempat nada nyanyian mereka terjeda. Lalu Lay tetap memperhatikan, Chanyeol kini sedang mencarinya. Hai manusia, inilah kejutan dariku. Kata Lay sambil bertawa licik dan mengganti senjatanya.

DOOORR…  “aaaaa…” teriakan melengking didalam ruangan itu.

DOOORR…

DOOORR…

BLUUSSHH…

“Baekhyunnie… kau terluka?” kata Chanyeol, Baekhyun masih terpaku dan pucat dalam posisinya.

“Young Hi…Young Hi… teman terbaikku…dia bermandikan darah…hiks…” Baekhyun menangis. Chanyeol menenteng Baekhyun agar bangkit dari keterpakuannya itu.

Waw…dia menangis…temannya aku tembak. Masih ada lagi…ungkap Lay semakin antusias memberi kejutannya lagi.

“Ayolah Baekhyunnie…kita keluar…” balas Chanyeol menarik Baekhyun. Badan namja cantk itu melemas dalam genggamannya.

DOOORR…

Namja yang berlari didepan mereka berdua tersungkur didepan mereka, tepatnya diujung kaki Baekhyun. Ekspresi ketakutan dari Baekhyun makin jelas saat namja itu mengeluarkan darah dari kepalanya.

DOORRR…

Saru tembakan lagi mengenai yeoja yang ada dibelakang Chanyeol. Lay begitu puas, tersenyum kemenangan ketika dihitungnya ada 7 manusia yang mati dalam ruangan itu. Apalagi suasana diruangan itu masih disinari matahari. Lay tertawa lagi.

Lay menghela nafas. “Saatnya memberitahu pada Kai…” Lay mengambil ponselnya dan menyimpan senjatanya.

_P>H>O>S_
DOORR…

“Tembak lagi Sehun… Lebih cepat!!” intruksi Kai mendengung diheadset kecil ditelinganya.

DOOOR…

CKKKRIIK… DOOORR

“Tidak ada waktu untuk mengisi peluru Sehun-shi. .. Tembak lebih cepat, kita dikejar waktu!”

“Yaaa aku dengaaarr!!”

“Gunakan gerakan dari Tao untuk manusia selanjutnya…”

Sehun mengatur penampilannya dan berjalan menghampiri yeoja yang berada 10 meter darinya. Yeoja itu tak waspada padanya, malah asyik melangkah sambil memainkan handphonenya. Saat Sehun tiba-tiba berhenti disebelah yeoja itu.

“Ada yang bisa ku tolong hai tampan…” sapa yeoja itu dengan memicingkan matanya. Apa karena sinar matahari atau ketampanannya_heran Sehun. Tangan kirinya sudah bersiap keluar dari sakunya.

“Ada….”

JJLLEEBB….

Tangan kiri Sehun menancapkan sempurna pen besi dari sakunya itu ke tengkuk yeoja itu.

“Sempurna…apa kau menancapkannya menembus keleher?” tanya kai ditelinganya.

“Ne, kujamin seketika dia mati.”

DDRRTT… “Ya halo?....Waw, jumlah korban yang memukau…baik, kami akan pulang…PIIIPP… Sehun, cepatlah kembali.”

Suara deheman keras ada dibelakang Kai. “Lepaskan headsetnya, aku sudah disini.” Kai tersedak dengan namja itu. Tak hentinya Kai memuji namja itu dan membanggakan Tao yang berhasil melatihnya.

_P>H>O>S_
Malam itu, seusai ia membersihkan badannya yang masih berbau darah. Namja itu merebahkan dirinya dikasur. Mengerjap-ngerjap matanya yang memandangi langit kamarnya, [sebetulnya kamar villanya Kris]. Berulang kali ia mempertanyakan kata tersirat dari Kris yang diungkap seusai ia pulang dari Jeju tadi siang.

FLASHBACK GO
“Selamat datang muridku. Kai, bagaimana pengamatanmu?”

“Sangat bagus Kris hyung, melesat sempurna.”

“Lalu korbanmu berapa Lay?”

Lay tersenyum kemenangan, Lay melirik ke arah Sehun? Ada apa memangnya. “Korbanku begitu mengenaskan. Ada 7 manusia yang habis ditanganku, salah satu darinya ternyata teman terbaiknya.”

“Ekspresi namja itu seperti apa?”

“Sangat ketakutan sekali, bahkan aku tak sanggup menahan tawa kemenanganku. Dia begitu terpaku saat temannya itu tertembak dimatanya. Dia juga membawa kekasihnya, kulihat kekasihnya sangat kualahan membawa dirinya keluar dari ruangan itu.” Lalu Lay tertawa bahagia, begitu juga Kai dan Kris.

Kris menghembus nafasnya sejenak, lalu mendehem dan membuat serius suasana diruang pribadinya itu. “Semua kejadian itu masih dirahasiakan kan? Belum diketahui oleh namja muda itu kan?”

“Ne, sampai sekarang Kai menyimpan dengan rapi.”

Kai mendehem. “Hmm… sebenarnya namja muda itu mencari tahu, tapi otakku selalu mendesaknya untuk menghalanginya.”

Kris tertawa keras. “Buat namja muda itu menyerah mencari tahu rahasia kejadian itu.” Kris menoleh ke arahnya. “Oh ya, lalu bagaimana dengan korbanmu Sehun?”

Ia masih terbingung dengan percakapan asing itu, hatinya menganggap bahwa namja muda, namja itu, ialah orang yang dikenalnya. Tanpa sadar keterbingungannya itu membuat Kai menyenggol dan terbatuk didekatnya.

“Ah…mian.” Ia mengatur nafasnya. “Sebetulnya korbanku ada 5, tapi meleset satu. Percobaan terakhirku tanpa senjata api terbilang cukup sadis karena aku menusuk seorang yeoja dengan pen besi ke tengkuknya yang menembus lehernya.”

“Tidak apa-apa, yang ku banggakan korbanmu bukan cukup lagi, tapi memang sadis. Tao dan Kai mendidikmu dengan sempurna. Beristirahatlah Sehun-ah. Hidungku mulai mencium bau darah. Lain kali, tirulah kesadisan seperti Lay yang tidak meninggalkan bekas pada pakaianmu.”

“Ah, ne Kris hyung. Gamsahamnida…” Ia membungkuk hormat. Sebelum ia membuka pintu. Ia sedikit terdengar bahwa Kris mengucapkan kata…

Mala mini pergilah kerumah namja itu, pastikan namja muda itu tak ikut campur, dan beritahu berita baik jika namja itu masih menangis, ketakutan, soal insiden gereja tadi….

Apa? Gereja? Rumah namja itu, siapa? Jangan-jangan Ba__bisik hatinya. Ia berusaha membuyarkan bisikan itu sembari menutup pintu ruangan pribadi Kris.
FLASHBACK END

Ia menghela nafasnya. Pikirannya cemas mulai tertuju pada teman barunya, ah maksudnya namja yang ternyata sudah lama dikenalnya. Nafasnya penuh gelisah. Kegelisahan itu tak lain untuk namja yang bernama

BYUN BAEK HYUN

Semoga kau sedang bersama Chanyeol…

.
Semoga kau tidak sendirian dirumahmu…

.
Semoga ada hyung yang menjagamu…

.
Semoga kau masih selamat…

.
Jangan mati dulu Baek Hyun…ah! Maksudku Baekhyun…

.
Aku belum mengungkapkan perasaanku…

.
Aku belum melewati ulangtahun salah satu dari kita…

.
Aku ingin kau hidup dulu tapi…

.
Aku takkan berjanji jika aku sanggup melindungimu dari sosok Sehun yang dituntun menghancurkanmu…

.
Lebih tepatnya, membunuhmu…

DDRRTT…DDRRTTTT…

Ponselnya membuyarkan lamunannya. Sebetulnya ia malas menanggapi panggilan itu. Saat diraihnya, matanya begitu terbelalak. Baek Hyun…

“Ah..Halo..selamat malam…”

“….”

“Halo, Baek Hyun-ah. Ada apa…”

“….”

Perasaannya semakin kacau, dua kali ia mengeluarkan kalimat tapi tak direspon. Jangan-jangan orang suruhan Kris sudah datang ke rumah…

“Kim Se Hunnie… hiks… aku…hiks…sendirian, ketakutan, temanku baru saja meninggal… hiks..”

Ia menghembus nafas lega, beruntung Baekhyun masih bersuara. “Baru saja? Siapa dia? Dia meninggal dimana?”

“Hiks... Young Hi, teman terbaikku…hiks…hiks… tadi pagi ada insiden penembakan digereja saat kami berlatih vocal. Saat itu juga…hiks..dia meninggal…hiks… berkali-kali ada suara aneh dirumah ini…”

Tersedak cukup telak, “Apa ini korbannya La…ah! Aku tak boleh menuduh bahwa dia yang membu..”

“Apa kau tau pembunuh itu Se Hun? Katakan! Akan ku suruh ia mengganti nyawa temanku.”

“A..aku tidak tau. Mian. Apa perlu ku temani dirumahmu? Aku mengkhawatirkan_”

“HIIIYAAA….siapa disana…”

“Baekhyun…ada apa? Ada apa? Ada siapa? Aku akan kesana!” ia berlari ke ganggang pintunya.

“Eh eh Kim Se Hunnie, tidak perlu kesini. Ternyata itu kucingku.”

“Oh, syukurlah. Wah, tanpa sadar kau tidak menangis lagi.” Dari sana namja itu tersenyum diponselnya. “Ah Baekhyun, aku ingin bertanya sesuatu.”

“Ya sebutkanlah.”

“Mungkin ini terdengar tak penting, tapi aku ingin tau ulang tahunmu kapan?”

Namja itu tertawa malu. “Aku, 3 hari lagi. Kalau Se Hunnie?”

“APA! Berarti tanggal 6? Aku sudah sebulan yang lalu.”

“Ck, andai saja aku mengenalmu sejak dulu. Pasti aku bisa mengucapkan Saengil chukkaeyo Kim Se Hun. Hehe.”

Ia tertawa malu, tak bisa menyembunyikan suara tawanya. “Kau berlebihan Baek Hyun-ah.”
“Gwenchanayo. Itu wajar Se Hun dan….”

Ia berpikir apa kalimat Baekhyun sengaja digantungkan. Selang terhitung jeda diantara mereka ada 2 menit lebih…”Baek Hyun-ah, kau masih disana?”

“…”

“Baek Hyun apa kau dengar a_”

“HIIYAA…jangan menjadi hantu, kau si___”

PIIIPPP…PPIIPP “Baekhyun, kau kenapa? Ck, teleponnya putus.” Ia berlari keluar kamar. Saat dikoridor, ia dihadang Lay.

“Mau kemana?”

“Kerumah temanku, dia butuh bantuanku. Shireo.”

“Tidak bisa, Kris hyung menyuruhku untuk melarangmu kemana-mana. Besok ada latihan berat untukmu.”

“Aku tak peduli. Aku ingin melindungi temanku, dia dalam bahaya…minggirlah Lay!”

“Kembali ke kamar! Siapa temanmu?biar Tao yang membantu temanmu. Mana alamatnya?”

“Ck! Tidak jadi!”

_P>H>O>S_
“KENAPA KAU DIAM HA? CEPAT KATAKAN APA YANG KAU DAPAT SETELAH KE RUMAH NAMJA ITU KAAII…”

Kai masih diam tak merespon kata teriakan Lay.

“JAWAB KAI JAWAB! KAU PUNYA TELINGA BUKAN? TUHAN SUDAH MEMBERIMU MULUT KAN? JAWAB KAI JAWAB!”

“YAA…AKAN KU JAWAB!” matanya masih berpikir cara untuk mengelak kekasihnya itu. “Aku…aku…malah menikmatinya. Aku gagal.” Nadanya mulai melirih dan ketakutan.

“APA KAI? ULANGI SEKALI LAGI!!APA KAU BILANG, KAU BANGGA JIKA SEKARANG KAU GAGAL?”

“AKU TIDAK BANGGA SAYANG…AKU MENYE_”

“AARRRGHH!! SESALMU TAK ADA GUNANYA KAI…” Lay menghempaskan Kai ke dinding koridor. “TATAP AKU KAI, TATAP! KAU MENGKHIANATIKU, KRIS HYUNG, APA YANG KAU PERBUAT PADA NAMJA ITU HAA?”

Kai semakin runtuh begitu tatapan tertajam Lay ada menghadapnya. Tak ada yang bisa menyelamatkannya, orang yang dicintainya kini menghantam hatinya begitu keras.

Kedua tangan Lay mencengkram kedua bahu namja itu. Ia menarik nafas, menyadari bahwa bentakannya cukup keterlaluan. “Jawab Kai, aku sudah lelah membentakmu. Jawab Kai, jujurlah padaku…”

“Mianhae chagiya… akan ku pertangungjawabkan. Takkan kuulangi.”

“Tidak, bukan itu Kai. Jawablah apa yang kau perbuat pada namja itu.”

“Mianhae chagiya… takkan ku ulangi lagi…”

Mata Lay kembali memanas. “KAIII...KAU DENGAR! BUKAN ITU YANG INGIN KU DENGAR, AKU MENYURUHMU MENJELASKAN PERBUATANMU PADA NAMJA ITU KAAAII…” nafasnya kembali ngos-ngosan seperti orang yang berlari.

“Aku..aku…mianhae…aku lalai…aku bersalah…maafkan aku Lay_”

“KAAAIIII…”

“Baiklah, aku menciumnya…menikmatinya…aku memperkosanya walaupun dia meronta. Aku melakukannya sampai ia menangis…pesonanya membuat pertahananku runtuh…”

Dadanya terasa sangat sempit, nafasnya semakin memuncak, darahnya menaik sampai ujung kepala. Kekasihnya telah menusuknya dengan jarum terlancip yang panas dihatinya. “SUDAH KU BILANG KAN JANGAN MEREMEHKAN NAMJA ITU…WASPADA TERHADAPNYA…HATI-HATI KAU TERPIKAT PADANYA…TAPI APA? KAU MEREMEHKANNYA, HINGGA KAU BENAR-BENAR SADAR TERNYATA KAU SUDAH TERJATUH DALAM PERANGKAPNYA…”

“IYA AKU TAU, AKU MINTA MAAF, AKU LALAI, AKU MENYESAL. BERHENTILAH MEMPERSALAHKANKU, BERHENTILAH MENERIAKIKU, KAU MEMBUATKU SEMAKIN JATUH DAN TERLUKAA LAAYY…”

“HARUSNYA AKU YANG TERLUKA, APALAGI KAU TELAH MEMPERKOSA NAMJA ITU. KAU PENGKHIANAT! HARUSNYA AKU SAJA YANG MEMBERESKANNYA DARI AWAL.”

~Cklek…

“Bisakah kau mengecilkan suaramu Lay? Nanti namja muda itu mendengar kejadian ini.”

“BIARLAH, BIAR DIA MENDENGAR DAN MEMBENCIMU LALU MENGHABISIMU…”

Hatinya semakin was-was. Pagi-pagi keributan itu begitu sudah mengganggu tidurnya. Ia mendengar kata namja muda, ia pelan-pelan menutup pintunya. Mendengarkan lagi jika keributan itu masih berlanjut.

“tidak ada keributan lagi? Apa mereka pindah tempat?” Sehun membuka pelan pintu kamarnya. Mengendap-endap menyusuri koridornya. Ia menemukan Lay telah tergeletak didalam sana. Sehun langsung mendudukkan namja itu kepelukannya.

“Lay…Lay hyung…sadarlah.” Sehun memeriksa nafas dari hidung namja itu. Pipi namja itu mendingin, Sehun semakin panik.

“Ss…Sehun… Kai… Kai pengkhianat…”

“Lay, jangan banyak bicara. Akan ku bawakan air hangat dulu.”

SRET~

Lay mencegah Sehun meninggalkannya. “Tengkuk ini…sakit...bawa aku ke kamarmu Sehun…”

“Ah tapi…” Sehun tak bisa berpikir lagi.

Ia merebahkan Lay untuk duduk bersandar dikoridor itu. Ia beranjak meninggalkan namja itu, mengambil air hangat untuknya. Lalu ia mampir ke kamarnya untuk mengambil sapu tangannya. Saat ia kembali ke koridor tadi, ternyata Lay sudah tidak ada disana…

_P>H>O>S_
Sudah sehari Lay masih terbaring lemas didalam kamar kedua milik Kris. Sehari itu juga Kai menghilang. Namja itu tidak mau membahasnya, memilih menenangkan diri atau sekedar bercurhat pada atasannya, Kris.

Langit-langit dikamar Kris membuat matanya berhalusinasi. Menggambarkan seorang namja yang kemarin masih menyanyanginya sebagai kekasihnya. Tapi sekarang…semua itu sudah lenyap.

Namja itu, namja yang ia sayangi, jatuh dalam kelalaiannya, dalam kecerobohannya yang membuatnya gegabah dan terlalu percaya diri saat menghadapi targetnya. Dalam hal ini siapa yang patut dipersalahkan?

Kekasihnya?

Atau

Target?

Kai atau Byun Baekhyun yang bersalah?

Ah, Lay tidak tahu. Hatinya masih sakit. Terlebih dengan ketusnya Kai menjelaskan perbuatannya dimalam itu, lalu meninggalkannya dengan rasa nyeri ditengkuknya. Betapa kejamnya. Satu hal yang ingin ia perkuat.

Membenci…

Membalas…

Melenyapkan…

Namja berparas cantik si Baekhyun itu…

~Cklek

“Lay, kau sudah baikan?” lirih Kris yang menghampirinya setelah menutup pintunya.

“Lumayan…” Lay menghembus panjang nafasnya.

“Ungkapkan apa yang mengekang pikiranmu Zhang Yi Xing.”

Awalnya Lay mengangkat alisnya, kata-kata dari namja itu seperti asing baginya. Ia kembali menghela nafasnya. “Besok, aku ingin memusnahkan salah satu orang yang kubenci saat ini. Kau bisa membantuku kan?”

Kris mengangguk dan mengangkat alis kirinya..

“Aku akan memusnahkan Baekhyun dirumahnya, tepat tanggal 5. Tolong susun rencana untukku. Usahakan juga agar Sehun ikut denganku. Gomawo Kris hyung..”

“Ne… Beristirahatlah lagi. Jangan memikirkan kekasihmu terus.” Namja tinggi itu mengusap lembut kepalanya lalu beranjak pergi.

Saat Kris keluar dari kamar, kebetulan saja namja yang ingin dicarinya itu melintas melewati tubuhnya.

“Sehun…” kata Kris, namja itu menoleh padanya dan berjalan menghampirinya. “Besok malam kau dan Lay harus kerumah Byun Baekhyun. Minimal, kalian bisa melumpuhkan kaki atau tangannya. Lebih bagusnya lagi jika kalian membunuhnya.”

DEG~

Sehun sempat terkaget, tapi itu tidak boleh diketahui oleh namja ini. “A..Ne Kris hyung. Arasso.” Namja berjiwa dingin itu meninggalkannya. Suasana hatinya kian mencekam begitu perintah terberat baginya harus dilakukan besok. Apalagi saat itu namja yang ia sayangi akan merayakan ulang tahunnya..

_P>H>O>S_
Dimalam itu, Baekhyun sedang melihat kalendernya yang terpajang disudut kamarnya. Ditangannya sudah memegang sebuah spidol. Namja itu menandai tanggal dihari ini.

“Malam tanggal 5. Semoga ulangtahunku besok akan meriah…” ucapnya seorang diri.

~Cklek

Kesendiriannya terganggu. Ia mendengar suara orang membuka pintu, dari bawah. Namja itu menuruni tangganya. Ternyata pintu ruangtamunya tidak ada apa-apa.

KKLLIINGGG

“Apa lagi…kenapa aku jadi merinding…” namja itu beralih ke dapurnya. Apa yang dia lihat nyatanya sepasang sendok dan garpu jatuh ke lantainya.

BBLLUSSSH…

“Siapa disana!” ia meletakkan sendok garpunya ke atas meja dapurnya. Melangkah dengan mengendap-ngendap. “Hyung…apa kau sudah pulang…” ucapnya memastikan.

~Cklek

“Suho hyung…apa itu kau? Kenapa kau pulang lebih awal…” debar jantungnya semakin memacu. Rasa takut darinya mulai membara. “Hyung…keluarlah jika kau sudah pulang…aku mulai ketakutan..” ia menyusuri koridor yang menghubungkan dapur dengan kamar Suho. Malam yang semakin mencekam misteri.

SSRREETT… JJLEEBB..

Sebuah panah melesat didepannya. Ia melirik ke arah benda yang terbang itu, menancap disebuah lukisannya. Ia kembali melirik arah asal benda panjang itu melesat. Ia semakin ketakutan. Dua manusia berpakaian gelap berdiri kokoh diujung koridor ruang tamunya.

DORR…

Salah satu manusia itu menembak pada lampu dibelakangnya. Ia langsung berlari ke tangganya.

“Kejar dia…” teriak salah seorang (sebetulnya Lay). Kedua manusia itu mengejarnya. Salah satunya berhasil meraih tangan Baekhyun. Ia meronta, lalu mendorong manusia itu sekuat tenaga (sebetulnya Sehun). Berhasil jatuh tapi, manusia satunya masih mengejarnya(Lay).

BUGH
Baekhyun berhasil melemparkan sebuah bola didekatnya ke bahu manusia itu. Sukses membuat orang itu jatuh terduduk. Baekhyun berlari ke gudang, tapi sayangnya ia tak bisa meraih ganggang pintu gudangnya. Bahunya sudah dicekal oleh manusia yang dilemparinya bola.

“Lepaskan, apa yang kalian mau dariku ha?” ronta Baekhyun.

“Kami menginginkan kau mati Byun Baekhyun..” ucap Lay sembari tangannya menutupi mulut Baekhyun. “Nah, asistenku sudah datang. Kajja, tusuk dada kirinya sampai tembus.”

Baekhyun terus meronta, kemudian ia memukul perut Lay dan menjegal kakinya hingga terjatuh. Ia berhasil lari, tapi Sehun malah membiarkannya Baekhyun melewatinya. Lay mengeluarkan tongkat lipat dari lengan atasnya. Baekhyun ada didekat tangga memperhatikan gerak mereka.

Lay berlari tanpa derapan. Baekhyun kebetulan sedang mengelus-elus dadanya sendiri. Perlahan namja itu tepat dibelakang Baekhyun. Saat akan memukul, Sehun berpura-pura mendorong Baekhyun agar jatuh ke tangga, sebetulnya ia ingin menyelamatkan Baekhyun. Alhasil Lay gagal memukul namja itu.

“Aarrgghh…” keluh Sehun yang terjatuh di tangga lagi karena hempasan Baekhyun.

DOORR…

Sehun menembakkan pistolnya ke belakang Lay. Sebetulnya ingin meramaikan suasana agar Lay tidak mencurigainya yang ingin menolong Baekhyun. Ia segera naik ke atas, apa yang ia lihat sungguh membuatnya semakin was-was.

Baekhyun telah terduduk sambil  bergeser menjauhkan diri dari Lay yang berdiri tegap membawa pistol laser dan tongkat besi.

“Ucapkan selamat tinggal pada duniamu Byun Baekhyun…” ucap Lay dengan suara tertawa licik.

“Kau…kau dipenjara jika tetap membunuhku…” Baekhyun terus menggeser badannya kebelakang.

“Aku takkan takut dipenjara karena aku takkan pernah diselidiki polisi.” Lay tertawa keras.

“Sebetulnya apa salahku ha?”

“Ow! Salahmu banyak, ada kekasihku yang kau rebut, lalu sahabatku, ah. Tak perlu kusebutkan satu-satu karena aku terlalu muak padamu.”

“Aku tak pernah melakukannya.. tak pernah melakukannya... kekasihmu yang menjebakku… aku tak pernah melakukannya…” sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Matanya sudah tertuju pada penggaris besi yang ada dilantai dekat tangan kanannya.

SSRREEETTT… “Arrgghh… aish… aakkgghh…” ia  penggaris besi itu sukses membuat tangan namja itu berdarah hingga menembus balutan kainnya. Sehun yang masih tertutup oleh masker menghampiri Baekhyun.

“Kena kau…sakit bukan?” senyum kemenangan dari Baekhyun.

Lay semakin terbelalak, Sehun kenapa berada dipihak namja itu. “Baekhyun.. kau akan membayarnya. Aarrghh… Kim Se Hun.. kau…kau juga akan membayarnya.”

Baekhyun tersentak hebat, ia melihat namja yang tadi berusaha membunuhnya. Matanya, memang benar milik Se Hun. “S…Se Hun.. apa benar itu kau…”

Sehun melepaskan maskernya. “Maafkan aku Baek Hyun. Maafkan aku.” Tatapannya kini mengarah pada Lay. Namja itu sangat kesakitan, padahal itu cuman goresan. “Baek Hyun-ah, ambil gunting dan alat P3K. kumohon.”

Tanpa menggubris, Baekhyun berlari ke kamarnya dan mengambil benda-benda itu. Lay masih mengerang kesakitan dilengannya.

“Arrrghh… kenapa kau menolongku… aku ini orang jahat…Arrghh..” kata Lay saat Baekhyun sudah datang membawa alat-alat itu dan menyeka darah ditangannya.

“Bukan begitu Baek Hyun-ah. Sini.” Sehun mengambil gunting dari tangan namja itu. Menggunting lengan baju Lay. Lalu memberi tangan namja itu obat merah.

Lay melemparkan tangan Sehun yang berusaha menolong lukanya. “Singkirkan tanganmu, jangan menolongku… arrghh…”

“Apa sebaiknya kita bawa ke rumah sakit Se Hunnie? Darahnya keluar terus.” sahut Baekhyun. Sehun mengangguk dan gerakannya akan memapah Lay.

“Bodoh, jangan menolongku! Sia-sia saja kalian bawa aku kerumah sakit, membuang uangmu saja…arrgghh…”

“Lay jangan begi_” balas Sehun terputus.

“Pabo! pergilah… aargghh… darah ini takkan berhenti mengalir sebelum aku kehabisan dar…aarrgghh…” Lay menggeliat kesakitan. “Bawa pergi Baekhyun, akan ku rekayasa kejadian ini… cepatlah sebelum Kris benar-benar memastikan tugas kita…arrgghh…”

“Lalu temanmu ini_” ucap Baekhyun terpotong.

“Cepatlah Sehun…arrgghh.. bawa dia sejauh mungkin…aku tau kau menyanyanginya kan…aarrghh…cepatt…” Lay semakin kesakitan, wajahnya  mulai pucat seperti mayat. Sehun langsung menggandeng Baekhyun menuju pintu belakangnya dan menghancurkan beberapa jendela rumah itu dengan tangannya.

 “Arrghh…sakiiitt…baguslah dia sudah pergi…arrghh…” darahnya semakin membanjiri seluruh tubuhnya dan lantai-lantai rumah itu. Tangannya yang tidak terluka menggapai ponselnya.

“Kai…Kai…kau mendengarku.. arrgghhh…”

“Halo…chagi…kau kenapa…”

“Lukaa…darahku… kesinilah…cepat…arrrgghh…”

“Dimana? Mana Sehun? Tak menolongmu?”

“Rumah Baekhyun... kujelaskan nanti…cepatlah…aakkkhhh…” PIIP~

_P>H>O>S_
Ia sudah turun dari kendaraannya. Menyelonong masuk rumah itu. Berlari ke tangga karena ia mendengar desahan sakit disana. Ia semakin khawatir begitu banyak darah yang ia lihat mengelilingi namja yang tergeletak pucat itu.

“Lay…Lay…sadarlah…aku sudah disini.” Sambil meraih kepala Lay dalam pelukannya.

“Ah, kau…uhuk…sudah datang…aarrghh…sakit Kai…”

“Apa yang terjadi sayang…kenapa luka ini bisa ada…bertahanlah…” airmata Kai mengalir dan terjatuh diwajah namja pucat itu.

“Baekhyun…dia melukaiku…dia juga mendorong Sehun dari atas…dan membawanya pergi…dia begitu kuat…arrrgghhh…”

“Sudahlah Lay, jangan bicara terus..kubawa kau kerumah sakit ya…bertahanlah.”

“…aarrghh…jangan Kai. Itu hanya membuang uangmu…balaslah dia Kai…arrgghhh…”

“Iya iya akan kubalas dia setelah ini. Darahmu Lay…semakin ba_”

Jari telunjuknya membungkam Kai. “Ssstt…arrrgghh…jangan pedulikan ini…zzzz…aarrgghh…sakit…” tangannya menggapai tengkuk Kai lalu mengecup bibir namja itu sebisa mungkin. Detik selanjutnya tangannya sudah melayang lemah. Kecupannya lepas dengan sendirinya.

“LAAAYYY….LAAYY…SARANGHAE JEBALL…MIANHAE…JANGAN PERGI…”
…E N D…
THE STORY BACK PLAY ON TITLE ~BEGINNER DEVIL~
MEET ME AT THERE IS SEQUEL…