PLAYER HIDDEN OUT SOUL | CHAPTER V | VieyRaaMoimoi
Player
Hidden Out Soul => chapter V
Author :
VieyRaaMoimoi
Genre : Hurt, Animosty,
Romance, Sad (?), etc whatever.
Leght : Chaptered
Main Cast :
Chanyeol,
Baekhyun,
Do Kyung Soo
(D.O),
Su Ho,
Sehun or Kim
Se Hun (marganya diganti untuk kelancaran dichapter kemaren),
Tao,
Xiu Min,
Lay (Zhang
Yi Xing)
And a
mysterious namja (yang akan diungkap)
WARNING : This is YAOI, BOY X BOY, -15th,
Couple HunBaek, BaekYeol, DON’T LIKE DON’T READ!
EXO Member’s
milik orang tuanya dan Tuhan.. aku cuman pinjam namanya saja
Dilarang
menjiplak, mengcopy, mengedarkan tanpa persetujuan dari saya selaku Author
(penulis)
Disclaimer : Sama
seperti dulu, semua chapter itu imajinasi alamku. Kalau ada yg bilang FF ini
mirip sama yang lain. Aku bener** minta maaf, hanya unsur ketidaksengajaan.
Terima kasih.
Author note
: nothing
because I am tired say is, say it, say that, say this etc. respons a pro and
kontra. Thankyou very much..
Summary :
“ Sehun
resmi berteman dengan namja yang baru dikenalnya, Byun Baek Hyun. Sebetulnya
tanpa ia sadari, Baekhyun adalah orang yang familiar. Terutama Kyungsoo yang
sering membahasnya. Mungkin ia lupa karena Baekhyun telah berganti penampilan
yang membuatnya terbius…
Dan malam
ini, ia akan dilatih mendalami perannya oleh teman lama Kyungsoo…”
HAPPY
READING YA FRIENDS…^-^
~*AUTHOR POV*~
Xiumin…
maafkan aku,
sekarang
kau menjadi korban dalam perjalanan cintaku…
Untuk
Kyungsoo. aku harus melepaskan kesetiaanku padamu…
Kyungsoo
telah merubahku, dan setelah ini aku akan dirubahnya lagi,
Tak
tahu dirubah seperti apa lagi…
Xiumin…
maafkan aku,
Sekarang
aku sedang menduakanmu, aku menyukai namja termanis yang baru ku kenal disebuah
toko bacaan…
Namanya
Byun Baek Hyun…
Sekali
lagi maafkan aku Xiumin sayang…
Kau
tetap bisa memilikiku, tapi jangan salahkan Baek Hyun jika…
Seandainya
cintaku pada namja itu lebih besar dari cintaku padamu…
Jika
kau membenci keadaan akan perasaanku ini, maka bunuhlah aku jika itu membuatmu
lega..
OH SEHUN
“Akan ku berikan ini padanya saat tiba
waktunya…” kata Sehun sambil melipat surat itu dan menyimpannya ke laci dikamar
pribadinya.
Brrmmm…Brmmm…
Suara motor sedang memarkir didekat jendela
kamarnya yang tidak lain adalah motor Tao yang menjemputnya. Ada ketokan
dijendela kamar Sehun, Sehun menghampiri dan membuka jendelanya.
“Tao-ah, pintunya bukan disini.”
“Ne, aku tau. kau sudah siap? Tunggu sebentar.”
Tao melihat Sehun menyimpan sebuah benda mini
dan pigora, disimpan dalam kotak kayu berwarna cokelat. Lalu memasukkannya ke
laci yang tadi.
“Apa itu tadi Sehun-ah? Foto siapa dalam
pigora itu.”
“Hanya barang kenangan saja. Oh pigora itu,
fotonya namja yang menjadi model.”
“Oh. Keluarlah, aku ingin memberitahu
sesuatu.”
Sehun cepat-cepat keluar dari kamarnya.
Mengunci rapat semuanya, karena dirumah itu hanya ada dirinya seorang.
“Ya, katakan Tao-ah.”
“Sebetulnya Kyungsoo tadi sempat mengumpat
karenamu. Dia membicarakan sifatmu yang akhir-akhir ini berubah karena namja
yang baru kau temui itu. Dan dia juga meragukan ketangguhan sosokmu dalam peran
yang kau lakoni ini.”
“Biarlah, aku takkan menghiraukan umpatan itu.
Tidak ada lagi?”
“Tidak ada, ehm. Apa kau sudah punya senapan
angin? Ini pertanyaan dari Kyungsoo.”
“Punya, tapi itu untuk pajangan. Tetap saja
tidak bisa ku gunakan.”
“Hmm…yasudah. Naiklah, berpeganganlah karena
aku secepat kilat sebelum Kyungsoo memarahiku.”
_P>H>O>S_
Tepat pukul 10 malam Tao menurunkan Sehun pada
lapangan yang luas. Disana sudah terlihat Kyungsoo, Xiumin, dan beberapa namja
yang belum dikenalnya. Tao masih diam didudukan motornya.
“Kau tidak ikut kesana?” kata Sehun.
“Ani. Aku akan kesana jika Kyungsoo memanggil.
Tugasku hanya mengawasi area luar.”
“Oh, area dalamnya siapa?”
“Xiumin. Oh ya, jangan kau katakan soal
umpatan Kyungsoo pada siapapun, terlebih pada Kyungsoonya sendiri.”
“Ne, percayakan padaku.”
“Jagalah dirimu, latihannya sangat keras.”
“Gomawo.”
Sebetulnya, langkah kakinya penuh keraguan
serta ketakutan. Apalagi Kyungsoo sudah menatapnya dengan penuh gejolak amarah.
Akankah Kyungsoo menghabisinya, akankah juga Xiumin berani membelanya, ah. Ia
akan tau setelah ini.
“Kau terlambat 20 detik Sehun-ah. Bicara apa
saja kau dengan Tao.” Sambut Kyungsoo dengan nada dingin.
“Mianhae Kyungsoo-ah.” Kata Sehun sambil
menunduk penuh takut.
“Oh ini orangnya... sopan, tidak terlalu buruk
untuk diberi makan.” Suara namja yang
ada disebelah Kyungsoo.
“Terserah kau saja. Sehun, inilah salah satu
namja yang melatihmu. Namanya Kai, dan yang duduk didekat Xiumin itu Lay.”
“Bangapda, Oh Sehun imnida.” Balas Sehun.
Kai dan Lay menanggapi senyum ramah, tapi
disana terselip kesan bengis.
“Sudah tau namja yang menjadi mangsamu
Sehun-shi.” Tanya Kai.
“S-sudah.”
“Kai, sepertinya dia agak lupa.” Balas Lay.
“Ah, kau benar juga Lay sayang.” Kai
menyerahkan pigora foto. “Itu foto terbaru mangsamu. Namanya Byun Baekhyun,
bisa kau baca sendiri kan hangul dibawahnya.”
“N…ne.” Ekspresi wajah Sehun memang bisa
menyembunyikan perasaan yang gemuruh. Lihat saja, foto itu adalah namja yang
baru dikenalnya di taman kemarin.
“Kai, kurasa ingatan Sehun perlu dipulihkan.”
Saran Lay lagi.
“Baiklah chagi. Sehun, dia berumur 21 tahun.
Dulunya namja ini pernah kau goda beramai-ramai dengan kelompokmu. Tepat
ditaman dekat sini.”
Penjelasan Kai sangat menusuknya, ia menyesal.
Mengapa ia tak sadar bahwa namja yang resmi berteman dengannya kemarin, Byun
Baek Hyun. Ternyata namja yang pernah digodanya dan diselamatkan oleh Chanyeol.
Kemana saja ingatannya selama ini?Terselip disuatu tempat? Ingatannya baru
tersadar, lebih parah semakin menyakitkan. Baekhyun itu kekasih Chanyeol.
Otaknya makin menyimpulkan bahwa Byun Baek Hyun yang disukainya berhasil
membiusnya dengan gaya rambut yang berbeda.
“Kai, dia melamun. Dia menyerap kata-katamu.”
Suara Lay menghancurkan debat dalam hati Sehun.
“Belajar memanah atau menembak?” tanya Kai
lagi.
“Memanah.” Jawab Sehun tegas. Ia berusaha
menutupi segala keluhannya tadi.
Kai berjalan ke meja didekat Lay. Memberikan
kotak kayu berukuran panjang padanya. “Coba panahlah Xiumin.”
Hah? Memanah Xiumin! Kekasihku sendiri aku
panah? Apa ini kegiatan orang pabo? gumam hati Sehun.
“Cepat arahkan pada Xiumin!” bentak Kai.
“Kalau kau mengumpat pada Kai, berarti tahap
pemanasanmu gagal.” Tambah Lay yang semakin membuat Sehun terdesak dan tak
mempunyai pilihan. Sedangkan Kyungsoo dan Xiumin masih memperhatikan Sehun.
“Kau pasti sanggup chagiya.” Suara Xiumin
menyemangatinya.
Lay yang dari tadi duduk saja, sekarang
menghampirinya. Namja itu meraih panah ditangann Sehun. Lay mengarahkan panah
itu ke hadapan Kyungsoo.
JLLLEBB…
Panah itu melesat, sekejap mata kemudian
ternyata panah itu bukan membunuh Kyungsoo, tapi malah memanah seekor kucing
yang tengah melintas 5 meter dari Kyungsoo. Sehun melihatnya dengan tak
percaya.
“Giliranmu Sehun-shi. Tembaklah Xiumin, ku
dengar kalian sudah lama saling bercinta.” Sehun masih pangling dengan sikap
Lay yang barusan tadi. “Jika aku jadi kau yang
professional, siapa pun itu bahkan kekasihku sendiri akan ku lesatkan
padanya.” Kemudian Lay kembali ke tempat duduknya.
Itu sindiran, cibiran. Aku harus membalasnya,
kan ku buktikan bahwa sosok garangku tak patut untuk diragukan! Komentar hati
Sehun. Sehun dengan cepat melesatkan panah itu kearah Xiumin.
JLLEEBB…
Sehun tersungkur menyesal, tidak ada hewan
yang melintas dijangkauan tubuh Xiumin. Tapi malah tertancap tepat diujung bahu kanan Xiumin. Dan
anehnya lagi, Sehun masih bisa melihat Xiumin tetap
berdiri dan tersenyum padanya. Lalu dia dan Kyungsoo bertepuk tangan untuknya.
“Hmm… sebetulnya kurang sempurna. Dan
sayangnya lagi, keberaniannya baru
bangun setelah dicibir Lay.”
“Hebat, Kai-hyung bisa membaca batinku.” Gumam
Sehun.
“Lay sayang, ambil panah itu dari bahunya. Dan
Sehun, kau berganti latihan menembak.”
Sehun menatap cemas Xiumin. Lay dengan kasarnya
sekejapmata menarik panah itu. Sehun semakin pangling, Xiumin tidak merasakan
sakit sama sekali. Itu membuatnya menghampiri Xiumin.
“Xiumin-ah, kau baik-baik saja? apa kau
kesakitan?” tanyanya sigap. Lay malah menertawainya.
“Tidak sama sekali. Kau tau, aku sudah diberi
pelindung dari Kai. Kau takut aku mati ya?” jawab Xiumin santai.
Sehun memukul ringan bahu Xiumin. “Jelas lah!”
Xiumin menertawai Sehun dengan gilanya.
Sementara Kai sudah mulai memanggilnya dan menghitung sampai 3.
“Kemana panutanmu itu Kai? Lama sekali ia
tidak datang.” Kata Kyungsoo. Sehun yang melihatnya hanya berekspresi heran.
“Sebentar lagi, nah. Itu dia.” Kai menunjuk
seorang namja yang baru saja melewati Tao diluar sana.
Tiba-tiba Kai mengambil telapak tangan Sehun
dan memberikan sebuah senapan kecil. “Tembaklah namja itu tepat di matanya. Apa
kau sanggup?”
“Aku menembaknya! Apa hyung gila?”
“Cepatlah, tembak dia tepat dimata. Jangan
sampai mengenai Tao yang dibelakangnya.”
“Hh…arasso.”
Sehun mengatur koordinat sasaran tembakannya,
namja yang terkesan seperti pangeran itu masih jalan dengan santainya. Menatap
lurus ke depan kumpulan manusia disana.
DDoorrr…
Sehun tiba-tiba menutup matanya. Ia kembali
membuka matanya. Namja itu tidak tergeletak, matanya tidak berdarah. Ia
mengarah pada Tao. Sehun bernafas lega, Tao tidak terluka sama sekali. Namja
itu semakin mendekat pada Kai dan Kyungsoo.
“Senang bekerjasama denganmu.” Ujar Kyungsoo
sambil menjabat tangan namja pangeran itu.
“Ne Kyungsoo-shi.” Lalu namja itu berganti
arah. “Kai, kau melatihnya sesuai caraku?”
“Ne Kris hyung.” Jawab Kai dengan hormatnya.
Namja yang bernama Kris itu menghampiri Sehun,
Sehun masih terheran melihat namja pangeran itu. “Tembakanmu tinggal secenti
lagi sudah tepat dimataku. Kecepatanmu harus ditingkatkan lagi. Durasimu untuk
mengatur koordinatnya harus dipersingkat. Itu akan menambah nilai penting dalam
peranmu.”
“K…Kau mampu menghindari tembakanku?”
“Sangat, bahkan aku berharap tembakanmu bisa
menembus tubuhku.”
Sehun masih terpaku. “Namaku Wu Yi Fan,
panggillah Kris. Domisili China berumur 22 tahun. Akan ku jamin kau berhasil
menghancurkan Byun Baek Hyun untuk membantu sahabatmu yang bernama Kyungsoo
itu.” Namja itu tersenyum menoleh ke Kyungsoo.
“Ne K..Kris hyung. Ku harap kerjasama kita berjalan lancar.”
“Hmm.. istirahatlah. Auramu begitu kelelahan
tegang karna latihan ini.”
Sehun tersenyum malu. Kris menepuk punggung
Sehun berkali-kali. Lalu meninggalkannya. Sehun masih merenung dan terlantar
seperti Tao. Sementara Xiumin tak menemaninya, kekasihnya itu asyik menemani
Kyungsoo dan para tamunya.
_P>H>O>S_
Pagi itu Baekhyun sudah membuat janji dengan
Sehun untuk bertemu di gereja tempat biasanya ia berlatih vocal. Sehun sudah
berkata bahwa dirinya akan menunggu tepat digerbang gerejanya. Baekhyun telah
menemukan namja itu..
“Anyeong Sehun…sudah menungguku dari tadi?”
sapa Baekhyun.
“Gwenchanayo Baekhyun. Ada perlu apa
menemuiku?”
“Ada kabar bahagia.”
“Apa itu?”
“Berkat solusimu yang waktu itu, aku bisa
kembali dengan kekasihku.”
“Wah bagus sekali. Padahal solusiku itu sudah
umum. Lalu kenapa kau tak kencan bersama kekasihmu?”
Rautnya berubah menjadi kecewa. “Chanyeol
sedang ada urusan di hotel Kristal. Jadi untuk hari ini aku tidak bersamanya.”
Hmm…andai kau tau sebenarnya Chanyeol itu
sedang bersama Kyungsoo. batin Sehun. “Jangan bersedih, ku yakin dia akan
mengganti harimu yang lebih romantis.” Sambil mengelus pundak kiri Baekhyun.
“Ah gomawo Sehun…”
Sehun memberi senyum. Begitu pula juga
Baekhyun, wajahnya agak merah merona. Mereka saling berdiam, ada jeda diantara
mereka.
“Hmm..aku.” tidak sengaja Sehun dan Baekhyun
bersuara layaknya grup vocal.
“Kau dulu saja.” balas Sehun.
“Hmm, aku ingin tau sedikit tentangmu. Apa kau
sudah punya kekasih?”
“E-e-itu…sebenarnya aku sudah berpisah.
Tapi kami masih saling mencintai.”
“Kenapa kau berpisah? Apa karena kau bertemu
denganku?”
“Aniya Baekhyun. Tapi karena kakakku.” Sehun
menunduk. Haruskah aku mengarang pada namja ini…tanya hatinya.
Baekhyun mengelus rambut belakang Sehun.
“Kuatkan dirimu. Ku yakin kalian bisa bersama. Tuhan sudah memberikan jalan
terbaiknya.”
“Ne arasso Baekhyun.”
Sehun masih menutupi perasaan itu. Baekhyun
yang polos dan tidak tau apa-apa malah menyandarkan kepalanya ke bahu Sehun.
Detak jantung Sehun makin tak karuan.
Beberapa menit itu mereka saling tak bicara lagi. Tiba-tiba Sehun
mendapat firasat buruk.
DOOORR…
Suara tembakan yang melesat seketika tepat
membekas didinding samping Baekhyun. Sehun langsung berdiri dan meneliti
sekelilingnya. Sementara manusia lainnya berlari kepanikan. Ini pasti ada
kerjaannya Kai atau Kris. Sangka dalam hatinya. Baekhyun juga terkaget, tapi
tetap polos. Sama sekali tidak histeris.
“Baekhyun, aku pulang dulu. Ada urusan
sebentar.”
“Ah, ne. hati-hatilah.”
“Gamsahamnida.”
Baekhyun tetap melihat punggung Sehun sampai
menghilang. Seribu tanya hinggap mengelilinginya. “Kenapa tiba-tiba dia berubah
saat ada tembakan
itu ya..”
_P>H>O>S_
Sehun dengan geramnya menghampiri Kai yang ada
di Tryf villa (villa genknya yang dibelikan oleh Kyungsoo).
“Kai! Apa yang kau lakukan? Menembak diam-diam
Baekhyun disebelahku?” todong Sehun yang mencengkram kasar bahu Kai.
“Bukan aku yang melakukannya.”
“Lalu siapa! Jelas-jelas ku teliti pelurunya
adalah pistolmu yang kemarin. Otomatis kau yang memakainya.”
“Bukan aku Sehun. Mungkin saja orang lain.”
“Ya orang lainnya itu KAU. Ingat! Itu tugasku
seorang, yang menghancurkan Baekhyun hanya aku. Kau, Lay, dan Kris hyung tidak
perlu campur tangan.”
“Hey hey hey, tanganmu kenapa menodong Kai?
Dia salah apa Sehun-shi?” suara Lay muncul dari
belakangnya.
Sehun terbelalak melihat pistol ada ditangan Lay.
Tepatnya pistol yang kemarin digunakannya untuk pelatihan malam itu. “Lay! Kau.
Kau yang menembakkannya kan saat aku dan Baekhyun didekat gereja?”
“Bukan aku, kebetulan saja pistol ini
tergeletak didepan villa ini.” Balas Lay dengan entengnya.
Sehun melepaskan Kai “Ya, lalu kau yang
menembakannya?”
“Sudah ku bilang bukan aku. Bukan juga Kai.”
“Apa Kris hyung yang melakukannya?”
“Itu mustahil…” sanggah Kai.
“Ahh!!! Awas saja jika kalian bertiga
membohongiku, akan ku bunuh kalian dengan ganasnya.”
“Jaga omonganmu Kim Se Hun alias Oh Sehun.”
Balas Lay. Sehun meludah kebelakangnya. Lalu meninggalkan Kai dan Lay.
“Chagiya, hampir saja kau dicekiknya.” Kata
Lay lagi.
“Untung ada kau, tapi harusnya kau
menyimpannya dengan pintar agar dia tak mencurigaimu.” Balas Kai.
“Biarkan saja. Dia akan tau sendiri. Oh ya,
tembakanku tadi kurang 3 senti mengenai otak Baekhyun.”
“Apa kau kurang semangat ha?”
“Mungkin.”
“Kemarilah.” Kai memangku Lay. Lay sudah tau
apa yang akan dilakukan kekasihnya itu. Dan benar saja, sedetik kemudian Kai
sudah melumat kasar bibir Lay. Lay menekan kuat tengkuk Kai dengan kedua
tangannya. Tautannya semakin dalam, dan tangan Kai beraksi menjamah Lay dengan
nakalnya.
_P>H>O>S_
Chanyeol begitu memperhatikan 2 namja yang
mencurigakan itu. Salah satunya ada yang dikenalnya.
“Chanyeollie, tidak berkuda lagi?” tanya
Baekhyun yang berhenti didepannya dengan kuda. Chanyeol masih memperhatikan 2
namja itu. “Apa dua namja yang kau pandangi itu temanmu?”
“Bukan. Tapi aku mencurigai mereka.”
Baekhyun menyentuh bahu Chanyeol. “Jangan
mencurigai sembarang orang. Nanti teman-temanmu menjauhimu.”
“Arasso, lanjutkan saja jalan-jalanmu dengan
Hymei. Nanti aku akan menyusul.”
Baekhyun bisa pasrah dan berjalan lagi dengan
Hymei si kuda. Chanyeol masih
memperhatikan kedua namja itu. Itu kan Sehun. Ada apa dia disini. Gumam
Chanyeol. Yang lebih mengherankannya, namja itu melihat Sehun dan temannya
sedang memandangi kekasihnya.
“Hymei awass…” teriak Baekhyun sambil
menghindari salah satu kuda didekat Hymei yang tiba-tiba tergolek dan
mengeluarkan darah. Teriakan itu jelas mengejutkan kecurigaan Chanyeol.
Orang-orang disekitar lapangan kuda itu mengerubungi kuda itu. Chanyeol segera
menghampiri Baekhyun.
“Mworago Baekhyunnie, gwenchanayo?”
“Ne. tapi temannya Hymei berdarah. Bisakah
kuda itu diobati?” katanya sambil turun dari punggung Hymei.
Chanyeol menyimpan jawabannya. Namja itu
memastikan keadaan kuda yang terjatuh tadi, hasilnya begitu mengherankan. Namja
itu tertuju pada sudut Sehun dan temannya tadi. Ternyata mereka sudah tidak ada
disitu.
“Kuda itu, sudah mati. Aku menemukan panah
transparan menancap tepat di perut kuda itu.”
“Aigo, kasihan sekali.”
Drrrtt…Drrrtt…
“Sebentar ya Chanyeollie.” Baekhyun mengangkat
teleponnya, tangan satunya masih membelai kulit Hymei.
“Yeoboseyo...siapa?”
“Bahkan suaraku saja kau tak mengenaliku
Baekhyun-shi.”
Baekhyun menjauhkan teleponnya dan melihat
layar ponselnya. “Oh, aku baru ingat. Mworago?”
“Kebetulan aku
melihatmu ada dilapangan kuda itu. Ku dengar dari orang-orang baru saja
ada salah satu kuda yang mati. Apa itu kudamu Baekhyun? Kau terluka juga?”
“Ya itu benar, tapi sayangnya bukan kuda yang
kutunggangi. Kuda itu tergeletak disebelahku saat aku melintas. Beruntung aku
tidak terluka dan menabraknya.”
“Wah syukurlah, lain kali ajak aku menunggangi
kudamu ya?”
Baekhyun tertawa. “Perlu kau ketahui Se Hun,
kuda itu milik Chanyeol. Dan aku takkan berjanji mengajakmu menungganginya.”
Chanyeol langsung terbelalak mendengar
Baekhyun mengatakan kalimat itu, ada kata SEHUN!
“Ah..ne…ne baiklah. Aish, aku mendapat urusan
yang mendadak. Aku akan menghubungimu lagi.”
“Ne..sampai jumpa Se Hun shi.”
Baekhyun memasukkan ponselnya kembali.
Chanyeol menatapnya dengan tajam. “Jauhi Sehun, kau akan dicelakainya. Dan
sejak kapan pula kau memiliki nomor ponselnya?” tegur Chanyeol.
“Dia ini adalah Kim Se Hun. Dia ini bukan
temanmu yang waktu itu dan apalagi bukan namja yang menggodaku. Aku memiliki
nomornya karena kami barusaja berteman.”
“Jangan berteman dengannya lagi! Kau pasti
dicelakainya suatu saat.”
Baekhyun mengangkat kedua alisnya. “Apa karena
kau cemburu pada Se Hun?”
“Jangan tanya hal itu. Aku akan menjauhkanmu
darinya sebelum kau sendiri yang menjauhinya.”
“Terserah kau saja.” lalu namja itu perlahan
menjauh darinya. “Dan aku akan tetap berteman dengannya karena aku nyaman
bersamanya.”
Chanyeol hanya bisa mendengus kesal . saat itu
juga Kai tersenyum puas melihat pemandangan perdebatan target kliennya itu.
Sehun hanya dingin menanggapinya.
_P>H>O>S_
Kris tengah berduaan dengan Kyungsoo, entah
keadaan itu adalah pertanda cinta diantara mereka atau sebatas perdebatan
kejahatan mereka. Itulah pertanyaan Sehun yang muncul saat menghadap dua namja
itu.
“Bagaimana Kai, hasilnya nilai berapa?” tanya
Kris membuka perbincangan.
“Nilainya B ples Kris hyung.” Jawab Kai, Sehun
tetap diam berdiri disebelahnya. Sehun mengumpat, ia rasa hasilnya sudah cukup
sempurna.
“Ajari dia sesering mungkin sampai dia berani
membunuh manusia.”
“A..aku sudah bera_” sangkal Sehun.
“Ash, sudahlah. Kemampuanmu itu kurang
menjanjikan. Kajja.” Potong Kai.
Kai langsung menggeret tangan Sehun. Ketika
hendak berbelok, Sehun melirik sebentar kearah dua namja itu, eh! Mereka
pegangan tangan. Apa sebenarnya ada cinta diantara mereka, Kris dan seorang
Kyungsoo? lalu Chanyeol kemana.
Disebuah ruangan yang luas dan kedap suara
katanya Kai ini milik Kris hyung. Namja berkulit putih mungil dan manis itu
sudah menyambut Kai dengan lambaiannya yang mesra, siapa lagi kalau bukan Lay.
Sehun masam melihat mereka, kemesraan mereka membuat Sehun semakin iri.
“Hey Sehun-shi. Jangan melamun saja. sekarang
coba tembaklah aku.” Tegur Kai pada Sehun yang tadi terpatung sambil memberi
pistol panjang berwarna cokelat.
“Menembakmu? Bisa-bisa aku dipenjara pabo.”
Lay dan Kai serempak menertawainya. Sehun
menghembuskan nafas panjangnya dan sangat mengerutkan dahinya.
“Sehun-shi, Sehun-shi. Dalam peranmu ini tidak
mengenal takut dipenjara bahkan tertangkap polisi sekalipun.” Lay melanjutkan
tertawanya.
Kai masih tertawa sembari merangkul leher Lay.
“Chagiya chagiya, dia lucu sekali mengatakan itu.” Kai kembali tertawa,
sepertinya Sehun dianggapnya badut sampai-sampai Kai terus tertawa dan
memegangi perutnya. “Baiklah cukup tertawanya. Kalau begitu kau tembak Lay
diorgan vitalnya.”
“Ha?Dimana?Vital itu yang mana?” sosok pabo
Sehun makin membuat Kai geleng-geleng kepalanya.
“Otak, Jantung atau dada, pelipis, tengkuk.
Terserah kau pilih mana saja.” jawab Kai.
“Kau tidak bercanda kan membiarkanku menembak
kekasihmu?”
“Kai itu susah bercanda. Ayolah tembak aku,
aku sudah siap.”
Sehun merutuk lagi. “Baiklah jika ia
memaksaku.” Gumamnya, entah terdengar oleh mereka atau tidak.
DOOORRR…
“AAWWWW…” jerit Lay. Sementara Kai hanya
meringis, Sehun bingung dan panic melihat dua namja itu.
“Lay hyung, apa itu sakit?”
Lay dan Kai serempak menertawainya untuk
kesekian kalinya. “Aku ini serius we…”
ulang Sehun lagi
Hingga Lay yang sanggup menghentikan tawanya.
“Bagaimana bisa sakit, tembakanmu saja
hanya menyentuh rambutku.” Lay memberi jeda. “Aku menjahilimu Sehun-shi, karena
kau sangat menghibur saat ekspresimu panik seperti itu.”
“Tidak lucu.” Balas Sehun berubah dingin.
“Aku punya game, kau harus menembak
patung-patung itu 20 dalam 10 detik. Hati-hati, patung itu gesit
menghindarimu.” Ujar Kai.
Terjejer-jejer patung itu, belum dimulai saja
patung itu sudah berlari dengan kilatnya. Sehun semakin geram, dan menggerutu
bahwa dirinya sedang diremehkan.
DOORRR…DOORR…DOOORR…DOORR…DOR..
“Selalu saja nilaimu itu kurang sempurna. Kau
ketinggalan 2 Sehun-shi.”
Sehun menghela nafasnya, Lay menghampiri
Sehun. “Sudahlah, masukkan tegurannya itu dalam otak. Ku yakin kau bisa lebih
hebat dari Kai.” Sehun hanya membalasnya mendehem.
“Cukup sampai disini saja. Kau, pergilah dan
beristirahat sana.”
Sehun kembali menarik nafasnya, menaikkan satu
alisnya. “Ne ara.”
_P>H>O>S_
Dalam ruangan kedap suara itu hanya ada Lay
dan Kai. Sehun sudah lenyap dari pandangan mereka.
“Lay, apa kau tetap bersikeras mendahuluinya?”
“Ne, memangnya kenapa? Apa aku diluar prosedur
Kris hyung?”
“Emh, tidak juga. Tapi sebaiknya aku dulu yang
melangkah, aku takut kau akan dilukainya.”
“Aniya chagi, aku saja.” Lay menghela nafas.
“Kurasa kemampuannya masih rendah, maka dari itu aku akan menyelidiki targetnya
itu sebanding tidak dengannya. Kau tidak ingin kan diremehkan Kris hyung?”
“Sama sekali tidak!”
“Makanya, kau urus dan halangi dia. Aku, akan
mendahuluinya dengan caraku.”
Kai tampak cemas, namja itu membelai pipi Lay.
“Semoga kau tidak tergores sama sekali.”
_P>H>O>S_
Malam itu adalah waktu yang tepat bagi Lay
yang terngah memperhatikan Baekhyun dalam sebuah kedai ramen didekat sebuah
gereja besar. Pistol dan panahnya sudah
siap membidik namja itu saat mengantri membayar bawaannya itu.
“Kau memang cantik seperti diriku, tapi aku
takkan berbelas kasih padamu. Jika saja Kai yang mendahului kegiatan ini. Ku
yakin dia akan terpikat denganmu, apalagi namja model Sehun. Pasti akan celaka
ditanganmu. Hmm.. Baiklah Byun Baekhyun, bersiaplah ku beri kejutan serangan
jantung.” Kata Lay sambil mengatur koordinat targetnya.
DOOORR… tembakan pertama memecahkan sebuah
kaca kedai itu, tapi tetap menempus sebuah kaki manusia yang didekat kaca itu.
DOOORR… persis mengenai lampu besar dan
hancur. Pecahan lampu itu tepat melukai tubuh dua yeoja.
JJLLEEBB… panahnya menancap mulus di dada kiri
seorang namja yang menjadi kasir tepat didepan Baekhyun. Namja itu terlihat
begitu panik, ketakutan dan ekspresinya…wa pemandangan yang melucukan.
“Sekarang kau mau kemana Baekhyun pabo! apa
meminta tolong pada pacarnya Kyungsoo atauu pada Kim Se Hun. Ha? Masih ada stok
untuk serangan jantung yang selanjutnya pabo!”
Baekhyun berhamburan keluar kedai itu dan
masih membawa sekantong ramennya itu. Lay terus tersenyum licik mendengar,
melihat, dan merasakan sebuah kekacauan disudut sana. Sudah dipastikan juga
Baekhyun takkan menyadari mana tempat persembunyiannya.
JLLEEEBB…AAAA
Satu panah menusuk yeoja yang berlari tepat
didepan Baekhyun. Ekspresinya semakin hebat ketakutan.
DOOORR…DOOORR…
Kedua tembakan itu mulus menembus kening
seorang polisi dan namja hingga tergeletak. “Wah, darahnya banyak. Keindahan
yang tak boleh kulupakan.” Kata Lay sendiri dan tersenyum kemenangan.
Dari pengintaiannya, namja yang diberi kejutan
serangan jantung itu sedang mengotak atik ponselnya. Lay tak peduli siapa yang
akan dihubunginya. Yang pasti menggoda namja itu sungguh membuatnya ketagihan
untuk menghancurkannya sebelum Sehun sendiri yang turun tangan.
_P>H>O>S_
“Chanyeoll…kau kemana? Angkatlah, aku begitu
takut.” Baekhyun bersembunyi dibalik pot sebuah resto seberang kedai ramen yang
hancur tadi.
Maaf, nomor yang anda hubungi diluar area…
Ya tuhan, aku harus meminta siapa? Tak mungkin
aku bilang pada hyung ataupun eomma dan appa. Gumamnya sambil mencari nomor
yang bisa diminta bantuinya.
KIM SE HUN… seketika nama itu muncul dalam
otaknya. Ia langsung mencoba mengirim pesan dan menelponnya juga.
_P>H>O>S_
Sebetulnya Sehun tidak menuruti perkataan Kai
untuk beristirahat, namun ia sedang meneror Chanyeol. Chanyeol bahkan tak
menyadari jika Sehun sudah muncul didepannya.
“Selamat malam Park Chanyeol, sudah lama tak
menjumpaimu.” Katanya sambil menempelkan mata pistol tepat dipipi Chanyeol.
Tangannya menggeleda saku Chanyeol dan membanting berkeping-keping ponsel
Chanyeol.
“Se…Sehun. Bisakah kita bicara tanpa pistolmu
itu.”
“Tidak bisa! Kau tau, lama-lama aku muak
melihat kelakuanmu pada Baekhyun kare_”
“Memang aku melakukan apa?”
Pistol Sehun menaik pada pelipis Chanyeol.
“Diamlah hyung! Aku belum selesai bicara. Ingat, kau sudah membuatnya sakit
hati. Aku jelas tak tega melihat pipinya dibasahi oleh air mata, apalagi air
mata untukmu.”
“Bukannya kau membencinya saat malam
pengeroyokanmu itu? Jangan bilang kau menyukainya Oh Sehun!” tangan Chanyeol
menjauhkan pistol Sehun.
Sigap itu tangan Sehun satunya mengarahkan
sebuah pisau ke leher Chanyeol. “Kau ingin kedua tanganku menghabisimu?” Sehun
menjeda. “Malam itu aku hanya ikut-ikutan, aku tak pernah berkata membencinya.
Perlu ku tekankan juga bahwa memang aku menyukainya.”
“Kau mau tau ceritanya seperti apa?” lanjut
Sehun.
“Kau pengkhianat Oh Sehun!!”
Sehun semakin menekan pistolnya ke kulit
pelipis Chanyeol. “Ulangi sekali lagi, habis sudah nyawamu Park Chanyeollie!”
Sehun memasukkan pisaunya kebalik jaketnya. “Saat kau bertengkar dengannya, dan
kau bermain dengan Kyungsoo. Pertemuan pertama kami dimulai dalam sebuah toko.
Dia datang dengan namja yang ku tau adalah Suho. Ku kira Suho adalah pacarnya.
Tak lama setelah itu, kami berkenalan dan…resmi menjadi teman dekat. Aku mulai
menyanyanginya ketika ia menangisimu…”
“Kau pengkhianat! Kenapa tidak kau lenyapkan
saja Kyungsoo jika kau menyanyangi Baekhyun ha?”
“Kau benar-benar ingin mati ya?! Kyungsoo, dia
tidak salah dan dia adalah atasanku. Mustahil aku melenyapkannya, lebih baik
melenyapkanmu saja hatiku sudah puas..”
“Seeeehhhuuunnn…” kutuk Chanyeol yang wajahnya
seperti cabai.
DDDRRRTTT….DRRRTTT…
“Wah, ada telepon khusus untuk seorang Kim Se
Hun dari… Byun Baek Hyun!” sindirnya dengan tersenyum seliciknya.
“Sehunnn!! Lihat pembalasku dua kali lipat
darimu.”
BHGGGUUUKK…
Sehun memukul tengkuk Chanyeol dengan
pistolnya hingga tergeletak. “Dasar banyak bicara!” katanya dengan tersenyum
licik.
DDDRRRTTT….DRRRTTT…
Namja itu memasukkan pistolnya lagi, terlihat ada nama Byun Baek
Hyun menelponnya lagi.
“Mworago Baek Hyun?”
“Hiikkss…to…tolong aku Se Hun…hiks..”
“Kau kenapa Baek Hyun-ah?”
“DOOORRR…aaaa! Di..disini banyak penembakan.
Tolong aku Se Hun..hiks.”
“Ne ne, kau sekarang dimana?”
“Di resto Tae Fu seberang kedai ramen Jeun
Seok, disekitar gereja yang biasanya itu.”
“Ah, arasso. Posisiku dekat denganmu. Tetap
disana dan jangan kemana-mana.”
“Ne…hiks, cepatlah.”
Sehun segera memasukkan ponselnya, tapi ia
buru-buru mengatur posisi Chanyeol agar tidak dicurigai sebagai korban
perampokan. Chanyeol disandarkan pada dinding dan memegang sebuah bungkus
makanan. Lalu ia memeriksa nafas Chanyeol. Bagus, seperti ini saja. gumamnya.
_P>H>O>S_
Sehun terbelalak melihat namja yang
bersembunyi dibalik pot itu. Wajahnya banyak debu, tangannya ada yang berdarah.
Sehun langsung memeluknya.
“Kau baik-baik saja Baekhyun-ah?”
“Ne, tapi takut..hiks.” Baekhyun mempererat
pelukannya.
“Tenanglah, ada aku.”
Baekhyun masih menangis dan terus merengkuh
tubuh Sehun. Sehun mencurigai orang-orang yang tergeletak dan bermandikan darah
itu. Namja itu menghampirinya, ia mengambil sebuah panah transparan berpita
hitam menancap pada seorang yeoja. Lalu sebuah peluru yang jatuh tak jauh dari
mayat seorang polisi juga diambilnya. Kedua benda itu disimpannya dalam plastik.
Otaknya semakin kuat bahwa ini perlakuan Lay atau Kai. Kris hyung sudah pasti
tak mungkin mencampurinya.
“Kajja. Ku antar pulang. Biar polisi yang mengatur
pembunuhan ini.” Kata Sehun sambil menatap kedai ramen yang berantakan karena
insiden itu.
_P>H>O>S_
Sampai Sehun dan Baekhyun sudah sampai di
depan rumah Baekhyun, Baekhyun masih merangkul tubuhnya.
“Nah sudah sampai, hmm… apa perlu ku obati juga?”
sambil mengelus beberapa luka dipipi namja cantik itu.
“Tidak perlu, aku bisa mengobatinya sendiri.”
“Kau yakin sanggup?”
“Ne, percayalah aku mampu. Gomawo Se Hun.”
Sehun hanya tersenyum padanya. Kemudian ia
memeluk namja cantik itu dengan eratnya. Mereka saling mempererat pelukannya.
“Aku menyanyangimu Byun Baek Hyun.” Gumamnya
dalam hati. Berharap Baekhyun tidak mendengar gumamanya itu.
“Aku juga menyanyangimu Kim Se Hun.” Terdengar
gumaman dari suara Baekhyun. Sehun jelas terbelalak mendengarnya. Mereka merenggangkan pelukannya. Saling bertatap
senyum dalam jeda percakapannya. Tanpa disadarinya, Baekhyun mencium salah satu
pipinya. Wajah Sehun semerah tomat mengetahui keagresifan namja itu. Lalu Sehun
mendekat pada namja cantik itu. Ia mencium lembut bibir Baekhyun.
“Masuklah! Cepat obati lukamu dan tidurlah.
Selamat malam Baek Hyun-ah.”
“N..ne..pay pay.”
Baekhyun seperti terhipnotis ketika ia gontai
memasuki rumahnya. Sampai itu juga ia masih terhipno betapa anehnya Sehun
menciumnya. Ia mengintip dari balik jendelanya,
Sehun sudah tidak lagi didepan rumahnya.
_P>H>O>S_
Sehun keluar dari kamarnya setelah mandi. Lay
terlihat sedang minum di dapur, namja itu lalu dihampirinya.
“Lay, jawab aku jika kau yang membunuh
orang-orang itu!” tawan Sehun yang mendorong Lay hingga bersandar di dinding.
“Membunuh orang yang mana? Aku tidak tahu
apa-apa Sehun-shi.”
“Orang-orang disekitar resto Tae Fu, kau kan
yang membunuhnya dan membuat Baekhyun ketakutan? Jujurlah Lay!”
“Mana buktinya jika aku yang melakukannya?”
Sehun mengeluarkan plastic kecil dari saku
kemejanya. “Ini! Aku mengambilnya disekitar mayat-mayat itu. Sudah pasti ini
milikmu, benarkan!”
“Ow, jadi kau yang menolong namja malang itu
ya. Belajar jadi pengkhianat rupanya..”
“Jangan membahas yang lain! Ku peringatkan
juga agar kau tidak memberitau kesemuanya saat aku ada disana dan menolong
namja itu. Kau paham Lay? Ha?”
“Ne, apa pun itu tetap saja kau mengkhianati
peranmu sendiri.”
“Argh… sudahlah! Kau takkan mengerti taktikku.
Sekarang cepat katakan bahwa peluru ini milikmu kan? atau jika tidak aku akan
mencekikmu…”
“Terserah kau saja, aku takkan mengatakannya
itu milikku.”
Kai datang dengan tatapan terkejut. “Sehun!
Apa yang kau lakukan pada Lay? Kau mau mencium kekasihku ya?”
“Ha?bicara apa kau hyung, aku takkan berminat
mencium kekasihmu ini.” Sambil melepaskan Lay dari tangannya.
“Ck, lupakan saja. Kita semua dipanggil Kris
hyung diruangan pribadinya. Kajja.”
Lay berjalan beriringan dengan Kai dan namja
itu sedikit melirik pada Sehun. Sehun jelas masih menyimpan kekesalannya pada
Lay. Mereka bertiga menyusuri koridor villa itu. Kai mulai mengetuk pintu
ruangan pribadi Kris lalu membukanya. Disana sudah hadir 3 namja. Kris dan
Kyungsoo dalam satu sofa, sementara Tao duduk di sigle kursi plastic.
“Dimana Xiumin?” tanya Sehun mencemas dan
tidak sadar bahwa dirinya berlagak lancang.
Kai menginjak kuat kakinya. “Jaga sopan
santunmu Sehun.”
Mereka semua duduk. “Lay, Kai, kita kedatangan
berita yang menyejukkan.” Kata Kris memulai perbincangannya.
“Apa itu Kris hyung?” tanya Kai.
“Bacalah surat kabar ini atau lihatlah
televisi…” Dagu Kris menunjuk TVnya. Lay membaca surat kabar itu, Sehun dan Kai
memilih menonton tayangan dari Kris. “..bukankah itu pemandangan yang indah? 4
orang tewas dan 3 luka-luka. Kejadiannya disekitar kedai ramen Jeun Seok yang
tak jauh dari sini…dan ku dengar ada namja cantik yang selamat, seperti mirip
dengan target kita.
Sehun sesak menahan gerik dan emosinya untuk
semua ucapan fakta itu. Jangan sampai Kris mengetahui bahwa dirinya yang
menyelamatkan namja cantik itu.
“Ya, lebih tepatnya mirip dengan Byun
Baekhyun.” Imbuh Kyungsoo.
“Ku harap jika benar itu kau yang melakukannya
Oh Sehun.”
“Rrr...kris hyung se_”
“Pastilah bukan Kris hyung…saat itu Sehun kami
suruh beristirahat. Pastilah dia sudah tertidur dikamarnya.” Potong Lay. Sehun
bernafas lega dalam hatinya agar tidak kentara.
“Kalau begitu ku harap kau bisa membunuh lebih
mengenaskan dari berita itu ya..”
“N..Ne Kris hyung. Akan ku lakukan semampuku.”
“Ingat, kau harus berhasil.” Dukung Kyungsoo.
“Baiklah Kyungsoo-ah.” Sambil memberi salah
satu jempolnya.
Tao berbisik-bisik pada Lay yang tak jauh
darinya. Terdengar seperti memberi pujian pada foto-foto korban insiden itu
dalam surat kabar milik Kris tadi.
“Tao… tolong ajak Sehun melakukan pemanasan
sesuai yang ku perintahkan kemarin.”
“Ne Kris sajang-nim. Kajja Sehun-ah.”
Sehun menurut, ia mengerutkan dahinya.
Bertanya sejak kapan Tao diajari memanggil teman Kyungsoo dengan sebutan sajang-nim.
Apa dia dibayar atau diberi imbalan dalam keterlibatan misi ini? Jawaban itu
pasti akan ditemuinya saat akhir dari misi ini.
_P>H>O>S_
Tao dan
Sehun sudah hilang dari posisi mereka. Kyungsoo memajukan posisi duduknya untuk
menseriuskan keadaan.
“Bagaimanan perkembangan terbaru Sehun?” tanya
Kyungsoo membuat suasana dalam ruangan itu lebih serius.
“Semakin bagus, tapi kurang melsat.” Jawab Kai
sambil merengkuh badanya sendiri.
“Karena kemampuannya atau senjatanya?” Kris
yang ada disebelahnya mengerutkan dahinya dan menyimpan ekspresi kecewa.
“Keduanya…” Kai memberi jawaban singkat.
“Tapi menurutku kemampuannya sudah layak dalam
penjiwaan perannya. Jadi masih bisa
diantisipasi.“ sahut Lay membantah jawaban itu.
Mata Kris terus berputar-putar. “Kalau begitu
hubungi Xiumin untuk mengirim senjata api terbaru dan pistol jarum dari Moskow
ke Seoul.” Kris menegas.
“Xiumin? Senjata dari Moskow? Bukan kah…” Lay
tak melanjutkan kata-katanya yang terlupa.
“Kau lupa ya Lay, dia sekarang bekerja dalam
bandar distributor senjata milik oemmanya.”
“Ah, mianhae Kris..memoryku terserang virus.”
Lay melampiaskan rasa malunya dengan menggaruk kepala belakangnya.
Kris menghembus nafasnya. “Kai, susul Sehun
untuk membunuh manusia. Lay, jalankan tugasmu”
“Ne Kris hyung.” Jawab Kai dan Lay serempak.
_P>H>O>S_
“Kau harus mengingat gerakan-gerakan tadi. Itu
akan membantu kelancaranmu melenyapkan Baekhyun.” Kata dingin dari Tao selesai
mengajarkan beberapa teknik pada Sehun.
“Ne.” Sehun memejamkan mata sejenak. “Sejak
kapan kau diutus Kris hyung mengajarkan ini padaku?”
Tao membulatkan matanya. “Kau tidak perlu tau
hal itu Sehun-ah. Yang terpenting kau harus menerapkannya dengan rapi. Kris
hanya ingin melihatmu berhasil dalam didikannya. Jadi jangan menanyakan hal
tidak penting seperti ini.”
“Sebetulnya apa yang terjadi padamu Tao?
Bicaramu sangat melantur. Apa Kris hyung sudah mencuci bersih otakmu?”
Tao berubah lunak, kesan dingin dan garangnya
terasa luntur saat namja itu mendekatinya. “Ku yakin kau sudah tau jawabannya.
Jiwa dari Kris sudah merasukiku. Sudah setiap malam aku dan dia berdebat.
Jangan tanyakan apa yang kami debatkan karena itu banyak.” Tao menjeda dengan
hembusan nafasnya. “Dia sudah menyiapkan sejuta kejutan untuk misi membantu
sahabat kita. Ada beberapa yang tidak ku sukai, saat perdebatan malam itu dia
mengakui punya rasa sayang pada Kyungsoo. Aigo..aku terlalu jauh membahasnya.”
“Lanjutkanlah Tao.”
Suara deheman seorang namja muncul diantara
mereka berdua. “Maaf menganggu debat kalian. Kris hyung menyuruhku untuk
mengajakmu membunuh manusia.”
“Tao, aku tidak paham yang_”
“Ssstt…sudahlah. Lanjutkan tugasmu. Ku yakin
suatu saat kau akan paham.”
Sehun mengikuti langkah Kai. Ia sedikit
melirik Tao, namja itu terduduk lesu di atas lantai. Ada apa memang dengannya?
Kai terbatuk, ia segera membuyarkan pertanyaannya tadi.
_P>H>O>S_
“Bawalah ini dulu. Senjata dari Moskow belum
datang.” Kata Kai sambil menyerahkan senapan putihnya tanpa menoleh karena
kefokusannya mengemudi mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Sehun menerimanya tanpa ucapan. Ia masih
memikirkan kata-kata dari Tao. Dia sudah
menyiapkan sejuta kejutan untuk misi membantu sahabat kita. Ada beberapa yang
tidak ku sukai, saat perdebatan malam itu dia mengakui punya rasa sayang pada
Kyungsoo. sejak kapan Kris punya rasa itu, sikapnya saja dingin, lalu
sejuta kejutan itu maksudnya apa ya? Bisik hati Sehun.
“Hmm.. Kai, tujuan kita kemana?”kata Sehun
yang berniat sekedar basa-basi.
“Kita akan ke Jeju. Disana banyak manusia yang
cocok kita tembak.” Kai masih tidak menolehnya.
“Sekejam itukah kita menembak mereka yang
tidak tahu apa-apa dalam percobaan ini? Apa kita tidak punya hati untuk
mengalihkan ke media lain?” tanyanya benar-benar bodoh bagi Kai. Mungkin saat
itu sedang aktif sosok Sehun yang polos, sosok yang bengis lainnya masih
tertidur.
Kai tertawa terbahak-bahak walaupun namja itu
masih berkonsentrasi mengemudi. “Kau harus belajar untuk tidak punya hati.
Percayalah mereka berjasa tanpa imbalan untuk misi ini. Jadi diamlah dan jangan
mengelak.”
“Ck, bahkan dia tak menjelaskan dengan ketus
padaku.” Rutuk kesalnya dengan lirih.
DDRRTTT… DRRRTT…
Ponsel Kai yang didepan setirnya berbunyi. Kai
menekan sebuah tombol didekat setirnya, telepon itu terangkat dengan
loundspeaker.
“Ya halo, ada apa?”
“Kai, senjata dari Moskow barusan datang. Kris
memintamu bertindak cepat.”
“Ck, aku saja belum sampai di Jeju. Ya
tunggulah, akan ku percepat.”
“Ne…”
PIIIP
_P>H>O>S_
“…Kris hyung, Kai sudah kuberitahu.” Kata Lay
sesudah menutup ponselnya.
Kris mendehem dan menganggukkan kepalanya. “Bawalah
yang ini…lalu yang ini juga.” Ujarnya sembari mengeser ke depan beberapa
senjata yang terjejer-jejer dimejanya.
“Lebih bagus dari yang kubayangkan…” namja
berkulit putih itu mencoba memfokuskan laser senjatanya.
“Posisinya ada digereja tempat namja itu
biasanya bernyanyi.”
“Arasso.” Lay menyelipkan senjatanya pada
pakaiannya, lalu berjalan cepat meninggalkan Kris dan Kyungsoo yang
disebelahnya. Byun Baekhyun..aku membawakan kejutan lagi untukmu_gumamnya
dengan senyum licik.
_P>H>O>S_
Lay sudah siaga dicelah tersembunyi didekat
ruangan gereja yang ditempati Baekhyun untuk menyanyikan merdu suaranya.
Senjata pertamanya yang berlaser sudah difokuskannya. “Bahkan kau sedang
bersama kekasih dari Do Kyungsoo, hmm.. semakin menarik.” Gumam Lay yang terus
tersenyum licik.
BLUSSHH… BRRUUGH…
Seseorang yang diseberang Baekhyun tergeletak
tanpa nafas. Baekhyun berusaha memendam rasa takutnya itu, Chanyeol tetap antusias memandangi kekasihnya
itu. Ck, orang-orang itu belum panik juga_bisik Lay dipersembunyiannya.
BLUSSHH…PPYYARRR…
Salah satu lampu jatuh 2 meter dari seseorang
yang baru saja mati, serpihannya melukiskan darah diwajah orang itu. Terlihat
orang-orang didalam sana mulai berdiri meninggalkan karena ketakutan. Sempat
nada nyanyian mereka terjeda. Lalu Lay tetap memperhatikan, Chanyeol kini
sedang mencarinya. Hai manusia, inilah kejutan dariku. Kata Lay sambil bertawa
licik dan mengganti senjatanya.
DOOORR…
“aaaaa…” teriakan melengking didalam ruangan itu.
DOOORR…
DOOORR…
BLUUSSHH…
“Baekhyunnie… kau terluka?” kata Chanyeol,
Baekhyun masih terpaku dan pucat dalam posisinya.
“Young Hi…Young Hi… teman terbaikku…dia
bermandikan darah…hiks…” Baekhyun menangis. Chanyeol menenteng Baekhyun agar
bangkit dari keterpakuannya itu.
Waw…dia menangis…temannya aku tembak. Masih
ada lagi…ungkap Lay semakin antusias memberi kejutannya lagi.
“Ayolah Baekhyunnie…kita keluar…” balas
Chanyeol menarik Baekhyun. Badan namja cantk itu melemas dalam genggamannya.
DOOORR…
Namja yang berlari didepan mereka berdua
tersungkur didepan mereka, tepatnya diujung kaki Baekhyun. Ekspresi ketakutan
dari Baekhyun makin jelas saat namja itu mengeluarkan darah dari kepalanya.
DOORRR…
Saru tembakan lagi mengenai yeoja yang ada
dibelakang Chanyeol. Lay begitu puas, tersenyum kemenangan ketika dihitungnya
ada 7 manusia yang mati dalam ruangan itu. Apalagi suasana diruangan itu masih
disinari matahari. Lay tertawa lagi.
Lay menghela nafas. “Saatnya memberitahu pada
Kai…” Lay mengambil ponselnya dan menyimpan senjatanya.
_P>H>O>S_
DOORR…
“Tembak lagi Sehun… Lebih cepat!!” intruksi
Kai mendengung diheadset kecil ditelinganya.
DOOOR…
CKKKRIIK… DOOORR
“Tidak ada waktu untuk mengisi peluru
Sehun-shi. .. Tembak lebih cepat, kita dikejar waktu!”
“Yaaa aku dengaaarr!!”
“Gunakan gerakan dari Tao untuk manusia
selanjutnya…”
Sehun mengatur penampilannya dan berjalan
menghampiri yeoja yang berada 10 meter darinya. Yeoja itu tak waspada padanya,
malah asyik melangkah sambil memainkan handphonenya. Saat Sehun tiba-tiba
berhenti disebelah yeoja itu.
“Ada yang bisa ku tolong hai tampan…” sapa
yeoja itu dengan memicingkan matanya. Apa karena sinar matahari atau
ketampanannya_heran Sehun. Tangan kirinya sudah bersiap keluar dari sakunya.
“Ada….”
JJLLEEBB….
Tangan kiri Sehun menancapkan sempurna pen
besi dari sakunya itu ke tengkuk yeoja itu.
“Sempurna…apa kau menancapkannya menembus
keleher?” tanya kai ditelinganya.
“Ne, kujamin seketika dia mati.”
DDRRTT… “Ya halo?....Waw, jumlah korban yang
memukau…baik, kami akan pulang…PIIIPP… Sehun, cepatlah kembali.”
Suara deheman keras ada dibelakang Kai.
“Lepaskan headsetnya, aku sudah disini.” Kai tersedak dengan namja itu. Tak
hentinya Kai memuji namja itu dan membanggakan Tao yang berhasil melatihnya.
_P>H>O>S_
Malam itu, seusai ia membersihkan badannya
yang masih berbau darah. Namja itu merebahkan dirinya dikasur.
Mengerjap-ngerjap matanya yang memandangi langit kamarnya, [sebetulnya kamar
villanya Kris]. Berulang kali ia mempertanyakan kata tersirat dari Kris yang
diungkap seusai ia pulang dari Jeju tadi siang.
FLASHBACK GO
“Selamat
datang muridku. Kai, bagaimana pengamatanmu?”
“Sangat
bagus Kris hyung, melesat sempurna.”
“Lalu
korbanmu berapa Lay?”
Lay
tersenyum kemenangan, Lay melirik ke arah Sehun? Ada apa memangnya. “Korbanku
begitu mengenaskan. Ada 7 manusia yang habis ditanganku, salah satu darinya
ternyata teman terbaiknya.”
“Ekspresi
namja itu seperti apa?”
“Sangat
ketakutan sekali, bahkan aku tak sanggup menahan tawa kemenanganku. Dia begitu
terpaku saat temannya itu tertembak dimatanya. Dia juga membawa kekasihnya,
kulihat kekasihnya sangat kualahan membawa dirinya keluar dari ruangan itu.”
Lalu Lay tertawa bahagia, begitu juga Kai dan Kris.
Kris
menghembus nafasnya sejenak, lalu mendehem dan membuat serius suasana diruang
pribadinya itu. “Semua kejadian itu masih dirahasiakan kan? Belum diketahui
oleh namja muda itu kan?”
“Ne, sampai
sekarang Kai menyimpan dengan rapi.”
Kai
mendehem. “Hmm… sebenarnya namja muda itu mencari tahu, tapi otakku selalu
mendesaknya untuk menghalanginya.”
Kris
tertawa keras. “Buat namja muda itu menyerah mencari tahu rahasia kejadian
itu.” Kris menoleh ke arahnya. “Oh ya, lalu bagaimana dengan korbanmu Sehun?”
Ia masih
terbingung dengan percakapan asing itu, hatinya menganggap bahwa namja muda,
namja itu, ialah orang yang dikenalnya. Tanpa sadar keterbingungannya itu
membuat Kai menyenggol dan terbatuk didekatnya.
“Ah…mian.”
Ia mengatur nafasnya. “Sebetulnya korbanku ada 5, tapi meleset satu. Percobaan
terakhirku tanpa senjata api terbilang cukup sadis karena aku menusuk seorang
yeoja dengan pen besi ke tengkuknya yang menembus lehernya.”
“Tidak
apa-apa, yang ku banggakan korbanmu bukan cukup lagi, tapi memang sadis. Tao
dan Kai mendidikmu dengan sempurna. Beristirahatlah Sehun-ah. Hidungku mulai
mencium bau darah. Lain kali, tirulah kesadisan seperti Lay yang tidak
meninggalkan bekas pada pakaianmu.”
“Ah, ne
Kris hyung. Gamsahamnida…” Ia membungkuk hormat. Sebelum ia membuka pintu. Ia
sedikit terdengar bahwa Kris mengucapkan kata…
Mala mini
pergilah kerumah namja itu, pastikan namja muda itu tak ikut campur, dan
beritahu berita baik jika namja itu masih menangis, ketakutan, soal insiden
gereja tadi….
Apa?
Gereja? Rumah namja itu, siapa? Jangan-jangan Ba__bisik hatinya. Ia berusaha
membuyarkan bisikan itu sembari menutup pintu ruangan pribadi Kris.
FLASHBACK END
Ia menghela nafasnya. Pikirannya cemas mulai
tertuju pada teman barunya, ah maksudnya namja yang ternyata sudah lama
dikenalnya. Nafasnya penuh gelisah. Kegelisahan itu tak lain untuk namja yang
bernama
BYUN BAEK HYUN
Semoga kau sedang bersama Chanyeol…
.
Semoga kau tidak sendirian dirumahmu…
.
Semoga ada hyung yang menjagamu…
.
Semoga kau masih selamat…
.
Jangan mati dulu Baek Hyun…ah! Maksudku
Baekhyun…
.
Aku belum mengungkapkan perasaanku…
.
Aku belum melewati ulangtahun salah satu dari
kita…
.
Aku ingin kau hidup dulu tapi…
.
Aku takkan berjanji jika aku sanggup
melindungimu dari sosok Sehun yang dituntun menghancurkanmu…
.
Lebih tepatnya, membunuhmu…
DDRRTT…DDRRTTTT…
Ponselnya membuyarkan lamunannya. Sebetulnya
ia malas menanggapi panggilan itu. Saat diraihnya, matanya begitu terbelalak.
Baek Hyun…
“Ah..Halo..selamat malam…”
“….”
“Halo, Baek Hyun-ah. Ada apa…”
“….”
Perasaannya semakin kacau, dua kali ia
mengeluarkan kalimat tapi tak direspon. Jangan-jangan orang suruhan Kris sudah
datang ke rumah…
“Kim Se Hunnie… hiks… aku…hiks…sendirian,
ketakutan, temanku baru saja meninggal… hiks..”
Ia menghembus nafas lega, beruntung Baekhyun
masih bersuara. “Baru saja? Siapa dia? Dia meninggal dimana?”
“Hiks... Young Hi, teman terbaikku…hiks…hiks…
tadi pagi ada insiden penembakan digereja saat kami berlatih vocal. Saat itu
juga…hiks..dia meninggal…hiks… berkali-kali ada suara aneh dirumah ini…”
Tersedak cukup telak, “Apa ini korbannya
La…ah! Aku tak boleh menuduh bahwa dia yang membu..”
“Apa kau tau pembunuh itu Se Hun? Katakan!
Akan ku suruh ia mengganti nyawa temanku.”
“A..aku tidak tau. Mian. Apa perlu ku temani
dirumahmu? Aku mengkhawatirkan_”
“HIIIYAAA….siapa disana…”
“Baekhyun…ada apa? Ada apa? Ada siapa? Aku akan
kesana!” ia berlari ke ganggang pintunya.
“Eh eh Kim Se Hunnie, tidak perlu kesini.
Ternyata itu kucingku.”
“Oh, syukurlah. Wah, tanpa sadar kau tidak
menangis lagi.” Dari sana namja itu tersenyum diponselnya. “Ah Baekhyun, aku
ingin bertanya sesuatu.”
“Ya sebutkanlah.”
“Mungkin ini terdengar tak penting, tapi aku
ingin tau ulang tahunmu kapan?”
Namja itu tertawa malu. “Aku, 3 hari lagi.
Kalau Se Hunnie?”
“APA! Berarti tanggal 6? Aku sudah sebulan
yang lalu.”
“Ck, andai saja aku mengenalmu sejak dulu. Pasti
aku bisa mengucapkan Saengil chukkaeyo
Kim Se Hun. Hehe.”
Ia tertawa malu,
tak bisa menyembunyikan suara tawanya. “Kau berlebihan Baek Hyun-ah.”
“Gwenchanayo. Itu
wajar Se Hun dan….”
Ia berpikir apa
kalimat Baekhyun sengaja digantungkan. Selang terhitung jeda diantara mereka
ada 2 menit lebih…”Baek Hyun-ah, kau masih disana?”
“…”
“Baek Hyun apa kau
dengar a_”
“HIIYAA…jangan
menjadi hantu, kau si___”
PIIIPPP…PPIIPP
“Baekhyun, kau kenapa? Ck, teleponnya putus.” Ia berlari keluar kamar. Saat dikoridor,
ia dihadang Lay.
“Mau kemana?”
“Kerumah temanku,
dia butuh bantuanku. Shireo.”
“Tidak bisa, Kris
hyung menyuruhku untuk melarangmu kemana-mana. Besok ada latihan berat
untukmu.”
“Aku tak peduli.
Aku ingin melindungi temanku, dia dalam bahaya…minggirlah Lay!”
“Kembali ke kamar!
Siapa temanmu?biar Tao yang membantu temanmu. Mana alamatnya?”
“Ck! Tidak jadi!”
_P>H>O>S_
“KENAPA KAU DIAM
HA? CEPAT KATAKAN APA YANG KAU DAPAT SETELAH KE RUMAH NAMJA ITU KAAII…”
Kai masih diam tak
merespon kata teriakan Lay.
“JAWAB KAI JAWAB!
KAU PUNYA TELINGA BUKAN? TUHAN SUDAH MEMBERIMU MULUT KAN? JAWAB KAI JAWAB!”
“YAA…AKAN KU
JAWAB!” matanya masih berpikir cara untuk mengelak kekasihnya itu.
“Aku…aku…malah menikmatinya. Aku gagal.” Nadanya mulai melirih dan ketakutan.
“APA KAI? ULANGI
SEKALI LAGI!!APA KAU BILANG, KAU BANGGA JIKA SEKARANG KAU GAGAL?”
“AKU TIDAK BANGGA
SAYANG…AKU MENYE_”
“AARRRGHH!! SESALMU
TAK ADA GUNANYA KAI…” Lay menghempaskan Kai ke dinding koridor. “TATAP AKU KAI,
TATAP! KAU MENGKHIANATIKU, KRIS HYUNG, APA YANG KAU PERBUAT PADA NAMJA ITU
HAA?”
Kai semakin runtuh
begitu tatapan tertajam Lay ada menghadapnya. Tak ada yang bisa
menyelamatkannya, orang yang dicintainya kini menghantam hatinya begitu keras.
Kedua tangan Lay
mencengkram kedua bahu namja itu. Ia menarik nafas, menyadari bahwa bentakannya
cukup keterlaluan. “Jawab Kai, aku sudah lelah membentakmu. Jawab Kai, jujurlah
padaku…”
“Mianhae chagiya…
akan ku pertangungjawabkan. Takkan kuulangi.”
“Tidak, bukan itu
Kai. Jawablah apa yang kau perbuat pada namja itu.”
“Mianhae chagiya…
takkan ku ulangi lagi…”
Mata Lay kembali
memanas. “KAIII...KAU DENGAR! BUKAN ITU YANG INGIN KU DENGAR, AKU MENYURUHMU
MENJELASKAN PERBUATANMU PADA NAMJA ITU KAAAII…” nafasnya kembali ngos-ngosan
seperti orang yang berlari.
“Aku..aku…mianhae…aku
lalai…aku bersalah…maafkan aku Lay_”
“KAAAIIII…”
“Baiklah, aku
menciumnya…menikmatinya…aku memperkosanya walaupun dia meronta. Aku
melakukannya sampai ia menangis…pesonanya membuat pertahananku runtuh…”
Dadanya terasa
sangat sempit, nafasnya semakin memuncak, darahnya menaik sampai ujung kepala.
Kekasihnya telah menusuknya dengan jarum terlancip yang panas dihatinya. “SUDAH
KU BILANG KAN JANGAN MEREMEHKAN NAMJA ITU…WASPADA TERHADAPNYA…HATI-HATI KAU
TERPIKAT PADANYA…TAPI APA? KAU MEREMEHKANNYA, HINGGA KAU BENAR-BENAR SADAR
TERNYATA KAU SUDAH TERJATUH DALAM PERANGKAPNYA…”
“IYA AKU TAU, AKU
MINTA MAAF, AKU LALAI, AKU MENYESAL. BERHENTILAH MEMPERSALAHKANKU, BERHENTILAH
MENERIAKIKU, KAU MEMBUATKU SEMAKIN JATUH DAN TERLUKAA LAAYY…”
“HARUSNYA AKU YANG
TERLUKA, APALAGI KAU TELAH MEMPERKOSA NAMJA ITU. KAU PENGKHIANAT! HARUSNYA AKU
SAJA YANG MEMBERESKANNYA DARI AWAL.”
~Cklek…
“Bisakah kau
mengecilkan suaramu Lay? Nanti namja muda itu mendengar kejadian ini.”
“BIARLAH, BIAR DIA
MENDENGAR DAN MEMBENCIMU LALU MENGHABISIMU…”
Hatinya semakin
was-was. Pagi-pagi keributan itu begitu sudah mengganggu tidurnya. Ia mendengar
kata namja muda, ia pelan-pelan menutup pintunya. Mendengarkan lagi jika
keributan itu masih berlanjut.
“tidak ada
keributan lagi? Apa mereka pindah tempat?” Sehun membuka pelan pintu kamarnya.
Mengendap-endap menyusuri koridornya. Ia menemukan Lay telah tergeletak didalam
sana. Sehun langsung mendudukkan namja itu kepelukannya.
“Lay…Lay
hyung…sadarlah.” Sehun memeriksa nafas dari hidung namja itu. Pipi namja itu
mendingin, Sehun semakin panik.
“Ss…Sehun… Kai… Kai
pengkhianat…”
“Lay, jangan banyak
bicara. Akan ku bawakan air hangat dulu.”
SRET~
Lay mencegah Sehun meninggalkannya.
“Tengkuk ini…sakit...bawa aku ke kamarmu Sehun…”
“Ah tapi…” Sehun
tak bisa berpikir lagi.
Ia merebahkan Lay
untuk duduk bersandar dikoridor itu. Ia beranjak meninggalkan namja itu,
mengambil air hangat untuknya. Lalu ia mampir ke kamarnya untuk mengambil sapu
tangannya. Saat ia kembali ke koridor tadi, ternyata Lay sudah tidak ada
disana…
_P>H>O>S_
Sudah sehari Lay
masih terbaring lemas didalam kamar kedua milik Kris. Sehari itu juga Kai
menghilang. Namja itu tidak mau membahasnya, memilih menenangkan diri atau
sekedar bercurhat pada atasannya, Kris.
Langit-langit
dikamar Kris membuat matanya berhalusinasi. Menggambarkan seorang namja yang
kemarin masih menyanyanginya sebagai kekasihnya. Tapi sekarang…semua itu sudah
lenyap.
Namja itu, namja
yang ia sayangi, jatuh dalam kelalaiannya, dalam kecerobohannya yang membuatnya
gegabah dan terlalu percaya diri saat menghadapi targetnya. Dalam hal ini siapa
yang patut dipersalahkan?
Kekasihnya?
Atau
Target?
Kai atau Byun
Baekhyun yang bersalah?
Ah, Lay tidak tahu.
Hatinya masih sakit. Terlebih dengan ketusnya Kai menjelaskan perbuatannya
dimalam itu, lalu meninggalkannya dengan rasa nyeri ditengkuknya. Betapa
kejamnya. Satu hal yang ingin ia perkuat.
Membenci…
Membalas…
Melenyapkan…
Namja berparas
cantik si Baekhyun itu…
~Cklek
“Lay, kau sudah
baikan?” lirih Kris yang menghampirinya setelah menutup pintunya.
“Lumayan…” Lay
menghembus panjang nafasnya.
“Ungkapkan apa yang
mengekang pikiranmu Zhang Yi Xing.”
Awalnya Lay
mengangkat alisnya, kata-kata dari namja itu seperti asing baginya. Ia kembali
menghela nafasnya. “Besok, aku ingin memusnahkan salah satu orang yang kubenci
saat ini. Kau bisa membantuku kan?”
Kris mengangguk dan
mengangkat alis kirinya..
“Aku akan
memusnahkan Baekhyun dirumahnya, tepat tanggal 5. Tolong susun rencana untukku.
Usahakan juga agar Sehun ikut denganku. Gomawo Kris hyung..”
“Ne… Beristirahatlah
lagi. Jangan memikirkan kekasihmu terus.” Namja tinggi itu mengusap lembut
kepalanya lalu beranjak pergi.
Saat Kris keluar
dari kamar, kebetulan saja namja yang ingin dicarinya itu melintas melewati
tubuhnya.
“Sehun…” kata Kris,
namja itu menoleh padanya dan berjalan menghampirinya. “Besok malam kau dan Lay
harus kerumah Byun Baekhyun. Minimal, kalian bisa melumpuhkan kaki atau
tangannya. Lebih bagusnya lagi jika kalian membunuhnya.”
DEG~
Sehun sempat
terkaget, tapi itu tidak boleh diketahui oleh namja ini. “A..Ne Kris hyung.
Arasso.” Namja berjiwa dingin itu meninggalkannya. Suasana hatinya kian
mencekam begitu perintah terberat baginya harus dilakukan besok. Apalagi saat
itu namja yang ia sayangi akan merayakan ulang tahunnya..
_P>H>O>S_
Dimalam itu,
Baekhyun sedang melihat kalendernya yang terpajang disudut kamarnya.
Ditangannya sudah memegang sebuah spidol. Namja itu menandai tanggal dihari
ini.
“Malam tanggal 5.
Semoga ulangtahunku besok akan meriah…” ucapnya seorang diri.
~Cklek
Kesendiriannya
terganggu. Ia mendengar suara orang membuka pintu, dari bawah. Namja itu
menuruni tangganya. Ternyata pintu ruangtamunya tidak ada apa-apa.
KKLLIINGGG
“Apa lagi…kenapa
aku jadi merinding…” namja itu beralih ke dapurnya. Apa yang dia lihat nyatanya
sepasang sendok dan garpu jatuh ke lantainya.
BBLLUSSSH…
“Siapa disana!” ia
meletakkan sendok garpunya ke atas meja dapurnya. Melangkah dengan
mengendap-ngendap. “Hyung…apa kau sudah pulang…” ucapnya memastikan.
~Cklek
“Suho hyung…apa itu
kau? Kenapa kau pulang lebih awal…” debar jantungnya semakin memacu. Rasa takut
darinya mulai membara. “Hyung…keluarlah jika kau sudah pulang…aku mulai
ketakutan..” ia menyusuri koridor yang menghubungkan dapur dengan kamar Suho.
Malam yang semakin mencekam misteri.
SSRREETT… JJLEEBB..
Sebuah panah
melesat didepannya. Ia melirik ke arah benda yang terbang itu, menancap
disebuah lukisannya. Ia kembali melirik arah asal benda panjang itu melesat. Ia
semakin ketakutan. Dua manusia berpakaian gelap berdiri kokoh diujung koridor
ruang tamunya.
DORR…
Salah satu manusia
itu menembak pada lampu dibelakangnya. Ia langsung berlari ke tangganya.
“Kejar dia…” teriak
salah seorang (sebetulnya Lay). Kedua manusia itu mengejarnya. Salah satunya
berhasil meraih tangan Baekhyun. Ia meronta, lalu mendorong manusia itu sekuat
tenaga (sebetulnya Sehun). Berhasil jatuh tapi, manusia satunya masih
mengejarnya(Lay).
BUGH
Baekhyun berhasil
melemparkan sebuah bola didekatnya ke bahu manusia itu. Sukses membuat orang
itu jatuh terduduk. Baekhyun berlari ke gudang, tapi sayangnya ia tak bisa
meraih ganggang pintu gudangnya. Bahunya sudah dicekal oleh manusia yang
dilemparinya bola.
“Lepaskan, apa yang
kalian mau dariku ha?” ronta Baekhyun.
“Kami menginginkan
kau mati Byun Baekhyun..” ucap Lay sembari tangannya menutupi mulut Baekhyun.
“Nah, asistenku sudah datang. Kajja, tusuk dada kirinya sampai tembus.”
Baekhyun terus
meronta, kemudian ia memukul perut Lay dan menjegal kakinya hingga terjatuh. Ia
berhasil lari, tapi Sehun malah membiarkannya Baekhyun melewatinya. Lay
mengeluarkan tongkat lipat dari lengan atasnya. Baekhyun ada didekat tangga
memperhatikan gerak mereka.
Lay berlari tanpa
derapan. Baekhyun kebetulan sedang mengelus-elus dadanya sendiri. Perlahan
namja itu tepat dibelakang Baekhyun. Saat akan memukul, Sehun berpura-pura
mendorong Baekhyun agar jatuh ke tangga, sebetulnya ia ingin menyelamatkan
Baekhyun. Alhasil Lay gagal memukul namja itu.
“Aarrgghh…” keluh
Sehun yang terjatuh di tangga lagi karena hempasan Baekhyun.
DOORR…
Sehun menembakkan
pistolnya ke belakang Lay. Sebetulnya ingin meramaikan suasana agar Lay tidak
mencurigainya yang ingin menolong Baekhyun. Ia segera naik ke atas, apa yang ia
lihat sungguh membuatnya semakin was-was.
Baekhyun telah
terduduk sambil bergeser menjauhkan diri
dari Lay yang berdiri tegap membawa pistol laser dan tongkat besi.
“Ucapkan selamat
tinggal pada duniamu Byun Baekhyun…” ucap Lay dengan suara tertawa licik.
“Kau…kau dipenjara
jika tetap membunuhku…” Baekhyun terus menggeser badannya kebelakang.
“Aku takkan takut
dipenjara karena aku takkan pernah diselidiki polisi.” Lay tertawa keras.
“Sebetulnya apa
salahku ha?”
“Ow! Salahmu
banyak, ada kekasihku yang kau rebut, lalu sahabatku, ah. Tak perlu kusebutkan
satu-satu karena aku terlalu muak padamu.”
“Aku tak pernah
melakukannya.. tak pernah melakukannya... kekasihmu yang menjebakku… aku tak
pernah melakukannya…” sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Matanya sudah
tertuju pada penggaris besi yang ada dilantai dekat tangan kanannya.
SSRREEETTT…
“Arrgghh… aish… aakkgghh…” ia penggaris
besi itu sukses membuat tangan namja itu berdarah hingga menembus balutan
kainnya. Sehun yang masih tertutup oleh masker menghampiri Baekhyun.
“Kena kau…sakit
bukan?” senyum kemenangan dari Baekhyun.
Lay semakin
terbelalak, Sehun kenapa berada dipihak namja itu. “Baekhyun.. kau akan
membayarnya. Aarrghh… Kim Se Hun.. kau…kau juga akan membayarnya.”
Baekhyun tersentak
hebat, ia melihat namja yang tadi berusaha membunuhnya. Matanya, memang benar
milik Se Hun. “S…Se Hun.. apa benar itu kau…”
Sehun melepaskan
maskernya. “Maafkan aku Baek Hyun. Maafkan aku.” Tatapannya kini mengarah pada
Lay. Namja itu sangat kesakitan, padahal itu cuman goresan. “Baek Hyun-ah,
ambil gunting dan alat P3K. kumohon.”
Tanpa menggubris,
Baekhyun berlari ke kamarnya dan mengambil benda-benda itu. Lay masih mengerang
kesakitan dilengannya.
“Arrrghh… kenapa
kau menolongku… aku ini orang jahat…Arrghh..” kata Lay saat Baekhyun sudah
datang membawa alat-alat itu dan menyeka darah ditangannya.
“Bukan begitu Baek
Hyun-ah. Sini.” Sehun mengambil gunting dari tangan namja itu. Menggunting
lengan baju Lay. Lalu memberi tangan namja itu obat merah.
Lay melemparkan
tangan Sehun yang berusaha menolong lukanya. “Singkirkan tanganmu, jangan
menolongku… arrghh…”
“Apa sebaiknya kita
bawa ke rumah sakit Se Hunnie? Darahnya keluar terus.” sahut Baekhyun. Sehun
mengangguk dan gerakannya akan memapah Lay.
“Bodoh, jangan
menolongku! Sia-sia saja kalian bawa aku kerumah sakit, membuang uangmu
saja…arrgghh…”
“Lay jangan begi_”
balas Sehun terputus.
“Pabo! pergilah…
aargghh… darah ini takkan berhenti mengalir sebelum aku kehabisan
dar…aarrgghh…” Lay menggeliat kesakitan. “Bawa pergi Baekhyun, akan ku rekayasa
kejadian ini… cepatlah sebelum Kris benar-benar memastikan tugas kita…arrgghh…”
“Lalu temanmu ini_”
ucap Baekhyun terpotong.
“Cepatlah
Sehun…arrgghh.. bawa dia sejauh mungkin…aku tau kau menyanyanginya
kan…aarrghh…cepatt…” Lay semakin kesakitan, wajahnya mulai pucat seperti mayat. Sehun langsung
menggandeng Baekhyun menuju pintu belakangnya dan menghancurkan beberapa
jendela rumah itu dengan tangannya.
“Arrghh…sakiiitt…baguslah dia sudah
pergi…arrghh…” darahnya semakin membanjiri seluruh tubuhnya dan lantai-lantai
rumah itu. Tangannya yang tidak terluka menggapai ponselnya.
“Kai…Kai…kau
mendengarku.. arrgghhh…”
“Halo…chagi…kau
kenapa…”
“Lukaa…darahku…
kesinilah…cepat…arrrgghh…”
“Dimana? Mana
Sehun? Tak menolongmu?”
“Rumah Baekhyun...
kujelaskan nanti…cepatlah…aakkkhhh…” PIIP~
_P>H>O>S_
Ia sudah turun dari
kendaraannya. Menyelonong masuk rumah itu. Berlari ke tangga karena ia
mendengar desahan sakit disana. Ia semakin khawatir begitu banyak darah yang ia
lihat mengelilingi namja yang tergeletak pucat itu.
“Lay…Lay…sadarlah…aku
sudah disini.” Sambil meraih kepala Lay dalam pelukannya.
“Ah, kau…uhuk…sudah
datang…aarrghh…sakit Kai…”
“Apa yang terjadi
sayang…kenapa luka ini bisa ada…bertahanlah…” airmata Kai mengalir dan terjatuh
diwajah namja pucat itu.
“Baekhyun…dia
melukaiku…dia juga mendorong Sehun dari atas…dan membawanya pergi…dia begitu
kuat…arrrgghhh…”
“Sudahlah Lay,
jangan bicara terus..kubawa kau kerumah sakit ya…bertahanlah.”
“…aarrghh…jangan
Kai. Itu hanya membuang uangmu…balaslah dia Kai…arrgghhh…”
“Iya iya akan
kubalas dia setelah ini. Darahmu Lay…semakin ba_”
Jari telunjuknya
membungkam Kai. “Ssstt…arrrgghh…jangan pedulikan ini…zzzz…aarrgghh…sakit…”
tangannya menggapai tengkuk Kai lalu mengecup bibir namja itu sebisa mungkin.
Detik selanjutnya tangannya sudah melayang lemah. Kecupannya lepas dengan
sendirinya.
“LAAAYYY….LAAYY…SARANGHAE
JEBALL…MIANHAE…JANGAN PERGI…”
…E N D…
THE
STORY BACK PLAY ON TITLE ~BEGINNER DEVIL~
MEET
ME AT THERE IS SEQUEL…