Selasa, 16 Juni 2015

FF GOTHAM LULLABY | | Straight FF of CHEN and EXO members | Darkest Of Eight






Cast :
Chen/Kim Jong Dae
Young Ara as target (OC)
Kris/Wu Yi Fan
Chanyeol/Park Chan Yeol
Baekhyun/Byun Baek Hyun
Xiumin/Kim Min Seok
Suho/Kim Jong Myun
Genre :
Fantasy
Action
Romance
Thriller
Rate :
PG17
Warning is Dangerous! Cerita ini mengandung unsure sadis, pertumpahan darah, dan tindakan criminal yang tidak patut dicontoh dalam kehidupan moral sehari-hari. Semua dibawah kreatifitas imajinasi penulis. Jika ada tokoh,latar,alur yang sama itu hanya unsur kebetulan semata yang tidak memiliki maksud untuk menjiplak karya pihak lain.
Semua ini author terinspirasi dari FILM BERSERI yang menjadi favorit author sejak kecil berjudul RESIDENT EVIL. Namun, semua konsep cerita dan pendukung lainnya tetap berasal dari ide kreatifitas imajinasi author. Tidak ada yang menjiplak sisi mana pun.
Happy reading…



Sambil terus menembak, Chanyeol juga menjaga komandannya. “Oh ya komandan, dari mana anjing-anjing lucu yang buas ini datang? Kelihatannya mereka tidak ada habis-habisnya.”

“Mereka datang dari kegelapan, tiba-tiba saja mengepung kami dari lorong yang belum kami lewati. Aku sendiri sampai bingung, menembak sejak tadi mereka tiada habisnya. Kau tau lagi sersan, bahkan pistol cadangan pun dikeluarkan karena saking hebatnya dan banyaknya peluru yang perlu ditembakkan ke masalah ini.”

Chanyeol mencoba mengamati semua yang ditembakkan oleh komandan dan pasukannya. setelah menemukan kelemahannya, Chanyeol pun mengerti.

“Komandan, aku tau! Mereka kembali hidup karena kau menembaknya dengan peluru. Kalau ku tembak dengan percikan api, mereka baru benar-benar mati. Lihat ini.”Chanyeol pun membuktikan perkataannya sendiri dengan sungguh.

“Benar, pintar juga kau Tuan Park Chan Yeol.”puji komandannya.

“Kau berlebihan komandan. Oh ya,kurasa bahan bakarnya mau habis. Bisa kau perintahkan sesuatu pada pasukanmu komandan. Kau tau kan apa yang ku maksud?”

Komandan tersenyum pada Chanyeol. “Tentu!”



“PASUKAN!! Merapat ke Utara dan beri perlindungan pada Sersan Chanyeol!”


“SIAP KOMANDAN!!”


sesuai perintah, semua merapat ke Utara. Memberi perlindungan seadanya pada Chanyeol untuk menembakkan secara terpusat dan hanya satu arah ke anjing-anjing yang tersisa.


“Komandan! Boleh aku menggunakan bom Molotov yang kuracik sendiri???”


“Ya boleh Chanyeol! Tapi yang getarannya lemah saja. Kalau tidak, nanti operator otak W ke-7 akan marah!”


“YA KOMANDAN AKU TAU, padahal aku suka yang getarannya dahsyat yang kubuat belakangan ini.”


Chanyeol melepas penutup bomnya dengan menggigitnya. Lalu melemparkannya ke sekumpulan anjing-anjing itu. Sontak semuanya berbalik tiarap, membelakangi bom yang dilemparkan oleh Chanyeol.


BLARR!


“Wah! ketinggalan satu.”kata Chanyeol saat menemukan salah satu anjing berdiri didekat kakinya yang menyentuh pinggiran dinding lorong ini. Tanpa menunggu, Chanyeol menembaknya dengan percikan api.


Chanyeol yang berdiri pertama, ia memeriksa semua jasad anjing-anjing dan manusia zombi yang ia lempari bom racikannya.  Dan ia kali ini benar-benar berhasil membunuh semuanya tanpa ada satu yang terlewat.


Tiba-tiba, matanya menangkap sesuatu bahaya yang akan menerkam Komandannya. “Menunduk komandan!!”sang Komandan Suho pun menunduk, sementara Chanyeol sudah bersiap menembakkan percikan api pada sesuatu bahaya itu.


“Tuan-tuan tunggu! aku manusia, bukan mereka!”kata seorang wanita yang terlihat butuh pertolongan segera dilengan kanannya. seorang yang lengkap memakai jas ilmuwan dan sebagainya.


“Choi Ha Na Noona?”tanya Chanyeol tak percaya sambil menghampiri wanita itu.


“Tolong aku, aku terluka dan terses___”wanita itu pun ambruk.


Komandan Suho memeriksa wanita itu dengan sigap. “Chanyeol, kau mengenalnya? Dia terkena infeksi.”


Bagaimana tindakan selanjutnya, Komandan?tanya seorang pasukan didepan Suho,disamping Chanyeol juga.


Suho menghela nafas, Bopong dia, jangan digendong. Bopong kiri dan kanannya.


Kenapa Komandan?tanya Chanyeol seraya membopong Choi Ha Na sebelah kiri.


Hanya kekhawatiranku saja kalau dia sedang terinfeksi virus dari serum Master Wu, nanti itu membuatnya menjadi bagian zombi dan anjing-anjing puddle itu.


Wah. Kukira serum itu tidak bisa seberbahaya ini.


Suho terkekeh pelan, Inilah dunia keprofessoran dan hal-hal berbau sains. Ambisi keberhasilan dan pengakuan dunia luar bisa menjadi pemicu kesepelean seperti ini.


Langkah kaki mereka berdelapan orang itu memenuhi gema sepanjang lorong yang mereka lewati. Berkonsentrasi sejenak dengan asumsi dipikiran mereka sendiri setelah melalui peperangan kecil yang baru saja mereka selesaikan.


Sepertinya aku harus bertanya banyak pada Master Wu Yifan. Karena kau tau,Komandan? Dulu waktu SMP aku pernah bercita-cita menjadi ilmuwan diusia muda, dan sangat berbakat. Melebihi guruku sendiri.ujar Chanyeol akhirnya memecah kesunyian di lorong itu.




〆〆〆



“Itu komandan!”


Semua orang-orang ini kemudian berjajar memberi hormat kepada orang terdepan yang dipanggilnya komandan, orang yang kulihat tampan dengan kulitnya yang putih bersih. Dibelakangnya ada 2 orang, satu yang wajahnya tidak asing karena wajahnya sudah kulihat untuk kedua kalinya, itu si anak yang berambut abu-abu tadi. sedang membopong...


Choi Ha Na??


Aku cepat-cepat menghampiri dua orang tadi, mereka terkejut melihatku yang panik. Tapi tak ku hiraukan.


“Dia kenapa? Dimana kau menemukannya?”tanyaku mendesak.


“Sabar Professor sabar, Choi Ha Na hanya pingsan saat menghampiri kami.”jawab si rambut abu-abu.


“Sersan Chanyeol yang menemukan ilmuwan ini saat berdiri dibelakang Komandan.” kali ini pasukan yang menjawabnya juga.


aku kembali mereview lagi apa yang ku dengar barusan, “Choi Ha Na katamu, darimana kau mengenal namanya---?”kataku tidak pasti menyebut namanya.


“Sersan Chanyeol.” imbuh Chanyeol mengingatkan namanya padaku.


“Ya. itulah.”


“Aku mengenalnya sudah lama, kami dulu satu SMA dan satu kampus. Ditambah lagi ada name tag nya dibalik jasnya.”


“Kau membuka jasnya?”tanyaku membuat orang ini kikuk.


“Professor, aku tidak semesum itu.”ungkapnya.


seseorang dibelakangku memegang bahuku,aku pun berbalik kepadanya. “Professor, apa kau tau dia terinfeksi atau tidak? Jika iya, berikan kami anti virusnya sebelum dia bermutasi menjadi mayat hidup.” ujar orang itu ternyata Komandan Suho.


“Bermutasi? Lebih cocoknya berubah,Komandan. Kalau bermutasi, berubah menjadi yang lebih hebat dari sekedar berubah.”sahut Kris hyung dibelakang Komandan Suho.


“Apa bedanya coba? mereka sama-sama memiliki kata ‘berubah’ kau harus mengingat yang itu.”timpal Chanyeol.


Kris hyung lebih mendekat lagi pada Chanyeol yang meletakkan perlahan Choi Ha Na ke lantai berkaca ini. Memang, anda cukup pintar Sersan Chan---


Chanyeol.potong Chanyeol tak terima.


Berubah lebih menjurus pada yang biasa menjadi lebih dari biasa, dan Mutasi ada diatas berubah. diatas Mutasi juga ada yang namanya Evolusi. Jauh lebih dari sekedar Berubah dan Mutasi. Sudah mengerti?lanjut Kris Hyung.


Master ini suka sekali memanggil nama seseorang dengan seenaknya sendiri ya...gumam Chanyeol.


Lantas membuatku menyenggolnya. Tapi dia punya maksud baik, kau harus tau yang itu juga.kataku


Kalian membicarakan apa? Serius sekali.seseorang berambut ungu tiba-tiba datang dan berdiri diantara aku dan Sersan Chanyeol.


Jadi bagaimana sekarang, Master Wu?tanya Komandan Suho pada hyung.


Chen. Periksa dia.ujar hyung padaku.


aku mengangguk kepadanya. Belum sempat langkah dan tanganku sampai mendekati Choi Ha Na. wanita ini tiba-tiba terbangun dan mengeluarkan ludah yang berwarna merah darah. itu muntah, bung. seketika disaat bersamaan, para pasukan dan sersan-sersan mengacungkan pistol mereka ke Choi Ha Na. Yang kulihat, hanya aku, hyung, komandan Suho dan Sersan yang berambut ungu tidak mengacungkan pistol.


Kurasa dia harus mati sebelum Berubah.kata salah seorang pasukan lain.


Ya, kebetulan tanganku gatal juga ingin melayangkan peluru.imbuh Sersan Chanyeol.


Sebelum terlambat, lebih baik sekarang. Mencegah adanya yang terinfeksi selain dia.Sahut Sersan Xiu juga.


Aku pun berdiri menghalangi mereka. Bukan maksudku aku ada hati dan rasa special untuk melindunginya. Aku hanya iba, ingin memastikan lagi. Maklumlah aku juga perlu membalas budinya yang sudah bersusah payah mendapatkan akreditasi jabatannya dengan mengabdi menjadi assistenku. Termasuk assisten terbaik yang pernah kutemui selama aku menjabat menjadi professor dengan banyak bergonta-ganti assisten.


“Professor Chen, kau?”curiga Sersan Chanyeol padaku.


Aku tak menggubrisnya. Aku bahkan melempar pandangan ke hyung. Memandangnya dengan tanya ‘aku harus bagaimana lagi’dengan sedikit rasa memelas.


Aku menyimpan eksperimen antivirusku di Blok 18 di Lab W ke-7. Perlu banyak waktu untuk kesana. Terlebih, 2 blok sebelumnya berdekatan dengan tempat dimana Hong Feng dikunci.kata Kris akhirnya.


Ayo kita ambil saja! Aku muak menunggu.kata Chanyeol tergesa dan berjalan cepat ke lorong belakangku dan Hyung, lorong yang menuju tangga sumur di padang gersang.


Jangan.cegah Kris menegas.


Aku juga menghalanginya, mengangguk padanya agar percayalah padanyahanya itu.


Komandan, perintahkan pada bawahanmu bahwa laranganku serius.


Kenapa?tanya Komandan.


Kenapa begitu?!tanya Sersan Chanyeol mulai geram.


Jelaskan, Chen.kata Kris padaku.


Aku mengeluarkan Ipad yang diberikan hyung sewaktu awal tadi mengantarkan para rombongan. Bukan maksudku mencontek. Aku ingin menjelaskan dengan klarifikasi yang lebih pasti dari fitur penjelas gambaran denah Lab ini maupun Lab W ke-7.


Blok 18 di Lab W ke-7 tidak memiliki jalan memutar seperti yang ada di Lab W ke-8. Bila ditempuh detik ini juga, kita akan kehilangan 9 jam durasi dari waktu 72 jam proteksi bahaya Mutasi Hong Feng. Apalagi kita sudah disini selama 7 jam. Jadi ada 16 jam yang terpakai, sementara itu jika kita melewati pintu dimana ada Hong Feng yang terus berusaha mendobrak pintu. Dia akan melihat kita dan hasrat laparnya akan meningkat drastis. Itu juga akan berpengaruh besar pada kekuatannya mendobrak pintu.


Komandan Suho menoleh pada anggota disampingnya. “Sersan baru dilantik, apa kesimpulanmu dan apa yang harus dilakukan dalam ‘versi’ mu?”


Sersan itu menopang dagunya, “Melakukannya jauh lebih baik daripada tidak. Dari teori yang aku sukai. Jika tidak ada jalan memutar maka pakailah jalan rahasia, lubang udara atau memanjat.”


“Lubang udara akan semakin memicu bau makanan bagi Hong Feng. Pilihan yang semakin mengundang bahaya menurutku.”kata ku pada Sersan berambut ungu itu.


Komandan Suho memberi isyarat menurunkan senjata mereka semua. “Berikan saranmu padaku Professor Chen.”


“Jika kita bisa memanipulasi bau dan gerak dari insting Mutasi Hong Feng, kita mungkin akan cukup aman berjalan. Sebelum waktu 72 jam proteksi akan berakhir. Lampu sengaja dipadamkan dan kemungkinan pintu dimana Hong Feng berada akan terbuka.”jelasku pada Komandan.


“Aduh, kenapa jadi mengerikan seperti itu.”kata Sersan si rambut ungu.


“Sudah lah Sersan Baekhyun, tidak akan semengerikan itu jika kita berkerjasama sampai akhir.”ujar Sersan Chanyeol. Lalu Chanyeol beralih ke Komandannya. “Bagaimana kita sekarang, Komandan?”


“Kita berangkat sekarang. Hanya ada 2 Sersan dan 4 orang pasukan. Sersan Chanyeol. Sersan Xiumin, pilih pasukan terhandal di regumu.”


“SIAP KOMANDAN!”


“Sersan Baekhyun dan aku, serta pasukan lainnya. Berjaga disekitar Master Wu dan Professor Chen.”


“SIAP KOMANDAN!”


Kris hyung melangkah mengikuti regu baru yang akan mengambil antivirus di Lab W ke-7. Dia juga mengantarkan mereka sampai di tangga sumur. Aku pun ikut bersamanya.


“Kalian waspadalah. Jalankan semua sesuai prosedur agar kalian aman dan selamat. Satu lagi. Kalian pasti akan membutuhkan sarung tangan dan  sarung kaki cicak.”kata Komandan Suho pada keenam bawahannya itu.


“Tapi aku masih bingung Komandan. Digunakannya seperti apa, bagaimana dan disaat apa?”tanya Sersan Chanyeol pada Komandan Suho.


Sesaat, sebenarnya kurasa Komandan Suho terlalu lama menatap dan berkedip pada Chanyeol. “Gunakan saja ketika kalian masuk ke blok 16 dimana kalian melewati ruangan Bahaya Hong Feng. Cara kerjanya, kalian cukup memakainya lalu merayap ke dinding di kiri kanan kalian. Setelah itu lewatlah bagian dinding atas. Itu akan mengelabuinya dari luar. Lakukan seperti bagaimana dulu kalian melihat cicak bisa berjalan di dinding rumah kalian tanpa terjatuh karena berat badannya sendiri.”


“SIAP KOMANDAN!”ke enam orang itu memberi hormat pada Komandan, lalu pada hyung, kemudian terakhir padaku. Dan mereka pun pergi, keluar dari sumur dan harus melewati kekasihku jika seandainya kekasihku berniat membahayakan mereka karna termakan instingnya sendiri.


ku harap itu tidak terjadi. Ku harap juga, dia benar-benar menggunakan akal dan segala halnya sebagai manusia . . .


bukan sebagai mutasi dari serum ku dan hyung. . .



〆〆〆



“Sersan Xiumin, boleh aku berbicara secara informal sekarang?”tanya Chanyeol ditengah perjalanannya diwilayah padang gersang itu.


“Course.”singkat Xiumin.


“Hyung, percayakah kau menangkap keanehan sepanjang hari ini?”


“Hmm.”


“Hyung, lihat. Ada Catwoman disana!”kata Chanyeol sesaat melihat seorang perempuan berkacak pinggang menatap bukan kearah mereka. “Cantik-cantik tapi garang.”


“Itu percobaan genesisnya serum milik Master Wu dan Professor Chen. Ingatkan? dia yang  berhasil Baik-Baik saja. Tidak seperti Hong Feng yang Gagal Baik-Baik saja.” jelas Xiumin melihat perempuan itu sekilas.


“Siapa dia? Bodoh sekali merelakan nyawanya untuk percobaan konyol seperti ini. Dia juga tidak berbahaya kan hyung?”


Xiumin lelah menggendong senapannya, ia memutar talinya dan menyebabkan senapannya berada di belakang punggungnya. “Young Ara, kudengar seperti itu namanya. Tidak berbahaya, karena menurutku dia bukan Berubah atau Mutasi biasa. Dia berbeda dari apa yang dialami Hong Feng.”


“Kau sudah mengatakan perbedaan itu sejak tadi hyung.”awalnya Chanyeol masam dan kesal, tapi perlahan moodnya kembali netral. “Hyung, boleh ku tanya sekali lagi?”


“Katakan.”


“Menurutmu, Operator  Otak W ke-7 perempuan atau laki-laki?”


Xiumin menepuk keras keningnya. “Terlihat serius tapi ternyata sepele.”dia tertawa, “Menurutku perempuan. Tapi bisa saja laki-laki yang merubah dengan aplikasi perubah suara menjadi perempuan.”Jawabannya entah didengar atau tidak. Ternyata diluar dugaannya, Chanyeol mengalihkan dirinya dengan melihat Ipad yang ditangannya, tidak kembali melanjutkan perbincangan atau pertanyaan lain.


“Yah, sialan.” ungkap Xiumin sedikit kesal.


mereka terus berajalan, padang gersang disana membuat  mereka kelelahan termakan jarak dan hanya memikirkan satu kalimat. Ayo cepat sampai disana. Dan yang paling ramai menemani perjalanan mereka hanyalah deru angin, ranting-ranting dan daun yang terseret-seret, dan ilalang yang berkumpul membentuk bola berjalan sesuka angin akan membawanya kearah mana saja.


tiba-tiba sebongkah batu dan seranting pohon meluncur tepat di depan tubuh Xiumin dan Chanyeol yang berjalan dibarisan terdepan beriringan. Tapi, benda-benda tersebut bukan ditujukan untuk mencelakakan kedua sersan handal ini. Ternyata saat semua menengok kearah kiri mereka, seekor anjing Bulldog tak berkulit itu telah tergeletak tak bernyawa lagi.


Tepat setelah semuanya menengok ke kanan mereka, kearah darimana asalnya benda-benda itu terlempar. Seorang wanita sebenarnya berparas cantik dan putih layaknya wanita Korea,Jepang pada umumnya hanya saja wanita ini lebih kecokelatan mungkin karena terlalu lama durasinya dia berada ditempat sepanas ini. Wanita berpakaian serba hitam dengan ukuran press body dan perawakannya seperti agent rahasia itu mendekat kearah mereka.


“Kalian terlalu sibuk sampai melewatkan kepekaan kalian sendiri bahwa disamping sana ada bahaya.”katanya tertuju pada Chanyeol dan Xiumin.


“K—kau kan__”ujar Xiumin terheran.


“Ya.”sela wanita itu. “Aku Young Ara, project manusia pertama dari W ke-7 akibat serum milik Master Wu dan Professor Chen. Kenal aku? Kalau kalian?”


Xiumin tetap memandang dengan heran. Chanyeol terlihat menatapnya dengan berpikir cukup keras didalam otaknya sana. #wkwkwk


“Komandan kami yang kenal banyak. Dan kami, agent keamanan rahasia yang  awalnya bertugas untuk keamanan darurat W ke-8.” jawab Chanyeol akhirnya.


“W ke-8 kan disana.”tunjuk wanita itu kearah sumur yang sudah tidak terlihat dari pandangan mereka. “Kalian sengaja salah arah atau ada hal lain?”


“Ya, itu karena perintah untuk kami berubah haluan dan sekarang kami merangkap W ke-7 juga dalam misi kami kali ini. Lebih tepatnya untuk mengambil antivirus didalam sana.”jelas Chanyeol pada Young Ara.


“Ah, aku tau. Bagaimana kalau aku membantu kalian? Meski aku tidak memiliki senjata api apapun itu, aku bisa membawa batu-batu dan ranting-ranting tadi. Sebagai gantinya senjataku.”


Chanyeol melempar pandangan ke Xiumin. Xiumin tampak sangat berpikir keras untuk mempertimbangkannya.


“Atau begini saja. Jika kalian keberatan untuk mengiyakanku ikut kalian, aku akan menunggu di pintu masuk itu. Akhir-akhir ini telingaku terlalu tajam mendengar apapun itu. Jadi aku akan datang hanya jika kalian dalam keadaan genting di dalam sana.?”


Mata Young Ara membulat, berkedip-kedip memperhatikan mata Chanyeol dan Xiumin secara bergantian. Lalu Xiumin menendang pelan ujung sepatu Chanyeol. “Kau saja menegaskannya.”


Chanyeol memejamkan mata sejenak, lalu menghela nafas. “Baiklah. Kau boleh datang kalau kami sedang genting disana. Ingat! Hanya saat genting. Sisanya kau tetap disini karena kami tidak ingin langkah kami terbebani akibat kehadiranmu.”



〆〆〆



“Bawa dia keluar. Buang sekarang juga ke padang gersang.”


ungkap hyung yang mengejutkan semua orang yang berada di lorong ini. Aku pun langsung maju ke depan hyung untuk meminta penjelasan lagi. Bukan apa hanya saja, hey. Dia asistenku, kasihan saja jika dia tiba-tiba dibiarkan tanpa penanganan dari reaksi antivirus.


“Hyung, kenapa membuangnya kesana? Bukankah agent-agent itu sedang berusaha mendapatkan antivirus itu untuknya??”tanyaku mendesak Hyung.


Senyumnya yang dingin itu membuatku semakin geram, “Rencanaku memang seperti itu Chen. Tapi sekarang berubah setelah kulihat lagi keadan Choi Ha Na sekarang.”


Hyung menoleh lagi, memandang Choi Ha Na. Seakan menarikku juga untuk melakukan hal yang sama. Aku juga memandang asistenku ini. Dari mata Choi Ha Na sudah mulai berubah tak fokus. Menurutku,apa yang dikatakan hyung ada benarnya.

“Masih tetap mempertahankannya? Karena aku ragu jika antivirus itu datang, gen manusia dalam dirinya tidak akan merespon lagi. Tau kan kalau itu akan percuma saja, Chen.”


Aku menunduk sejenak, “Ya, Hyung. Kau benar. Maafkan aku.”


“Tak apa Chen. Kurasa  baiknya sekarang kau menemani 3 pasukan itu. Mereka siap membuangnya kesana.”kata Kris hyung sambil menunjuk dengan isyarat dagunya.


Aku awalnya mengangguk, namun saat langkahku mulai berjalan 3 langkah. Aku berhenti dan berbalik ke hyung. “Hyung, setelah dia dibuang, akankah dia berkeliaran dan terus menyebarkan infeksi virus ini? Kalau iya, haruskah aku dan 3 pasukan itu yang membunuhnya disana?”


“Tidak, tidak perlu dilakukan. Cukup mengandalkan kelinciku, dia akan dihabisi tanpa bersisa.”


“Mak-sudmu apa dia Young Ara? Young Ara yang membunuhnya?” tanyaku dengan agak shock.


Kris tersenyum penuh rencana “Tepat sekali. Dia bukan lagi termasuk mutasi, tapi akan memasuki evolusi. Posisiku dan posisimu akan semakin beruntung.”



〆〆〆



“Du ru dud du ru ru ru ru ru... du ru dud du du ru. ru ru ru ru ru... du ru dud dud du ru ru ru ru ru...”


“Ya, Chanyeol jangan bernyanyi. Ini bukan saat yang tepat untuk bernyanyi, sersan.”protes Xiumin didalam lorong.


“Arrrgghhh, hyung. Aku ingin mencairkan suasana. Apalagi hawa disini seram, makanya aku bernyanyi.”tukas Chanyeol.


Tiba-tiba dua pasukan terdepan mereka mengangkat tembak mereka. Itu membuat Chanyeol dan Xiumin bergidik waspada.


“Ada apa, hey?” tanya Chanyeol menggelegar. “Aku sampai terkejut.”


“Maafkan kami sersan, tadi kami terpaksa. Karena kami merasa ada sesosok berlari sangat cepat melewati simpangan itu. Kami takut jika itu musuh.”jawab salah satu dari pasukan terdepan itu. Dia menunjuk pada sebuah lorong yang menyerupai sebuah perempatan bersudut tajam. mirip dengan lambang plus seperti lambang Palang Merah.


“Hyung.”Chanyeol melempar pandangannya ke Xiumin.


“Aku tau, itu pasti bukan manusia dan hewan biasa.”balas Xiumin pada semua. “Kita harus bergerak cepat. Salah satu dari kita tidak ada yang boleh lenga, mengerti!”


“BAIK SERSAN.”


Langkah pertama, sigap. Langkah ketiga, hawanya mulai berubah. Langkah kelima, sekarang terasa sangat sunyi dan menyeramkan. Langkah ketujuh, langkah mereka sangat fokus dan waspada. Langkah kesembilan, selangkah lagi mereka akan berada tepat di tengah-tengah perempatan lorong ini. Dan langkah kesepuluh, mereka berdiri. Mengedarkan pandangannya masing-masing ke lorong di depan mereka. Xiumin berfokus ke lorong utara, Chanyeol ke fokus barat, pasukan dua terdepan fokus ke timur, dan pasukan terakhir fokus ke selatan, kearah lorong awal mereka disini.


“Perhatikan baik-baik dan waspada.”pesan Chanyeol terucap untuk mereka berempat. Chanyeol terlihat paling fokus meski ia tadi berbicara. Membuat matanya melotot menatapi setiap detail atas bawah samping dinding kiri kanan lorong di depannya.


Meski semua lorong masih disinari oleh lampu putih yang bersinar cerah dan mencolok, namun suasananya yang membuat seram dan mencekam. Hanya suara mesin pendingin ruangan dan suara lampu yang mengolah listrik menjadi cahayanya.


“Kita bisa jalan, sekarang.”kata Chanyeol lalu semua mengikuti apa yang dikatakannya.


Ketika semua berbalik pada posisi yang sama, posisi ke lorong barat. Tak di duga-duga oleh Chanyeol, sesosok besar gemuk dan menjulang berwarna hitam itu berdiri bersandar di dekat sebuah pintu entah apa itu—Chanyeol tidak mengetahuinya, berdiri dengan memamerkan gigi taringnya yang tajam dan cakar kaki tangannya yang kotor seperti lumpur. Tiba-tiba sosok itu melangkah lebih dekat dan membuka lebar mulutnya.


“OMMO!!”kaget Chanyeol sambil melepaskan tembakan kearah atas, tapi Xiumin dan ketiga pasukannya menatapnya dengan masam, terkesan mata mereka berkata ‘kau terlambat, Chanyeol’. Kemudian dengan sigap semua mengangkat senjata mereka.


(“Calmdown, please Bull. Calmdown, please Bull. Calmdown. Please, Calmdown, Bull. Calmdown”)


Mereka mendongak ke mikrofon diatas langit-langit ruangan itu. Ternyata benar mikrofon itu yang barusan bicara pada sosok ini.


(“Calmdown-please-Bull. Calmdown-please-Bull. Calmdown.”)


“Hey operator otak W ke-7! Apa yang kau lakukan kepada kami? Huh?!”teriak Chanyeol mencondongkan suaranya ke dekat mikrofon meski tak terjangkau olehnya.


(“Bull, you can hear now? Bull, you can her me now? Bull, you can her me now?”)


Sosok itu meraung seakan mengatakan ‘iya.’


“Hey operator W ke-7! Kenapa? Kenapa kau tak menjawabku? Huh?!”ulang Chanyeol lagi sama berteriaknya.


(“Sersan Chanyeol. Kau tidak perlu membentakku dari sini. Sersan Chanyeol. Kau tidak perlu membentakku dari sini. Bull, adalah salah satu percobaan W ke-7 yang jinak dan dapat diperintahkan dengan suaraku. Bull, adalah salah satu percobaan W ke-7 yang jinak dan dapat diperintahkan dengan suaraku.”)


“Ya lalu kenapa?!!”tanya Chanyeol membentak lagi.


“Chanyeol, dengarkan saja.”sahut Xiumin memegang bahu Chanyeol tenang.


(“Perkenalkan dia terobosan terbaik W ke-7 dari mutasi terbaik seekor anjing bulldog yang diubah genetis pertumbuhannya menjadi kuat, besar, dapat berdiri seperti manusia dan sangat jinak apabila tidak ada bau yang mencurigakan. Perkenalkan dia terobosan terbaik W ke-7 dari mutasi terbaik seekor anjing bulldog yang diubah genetis pertumbuhannya menjadi kuat, besar, dapat berdiri seperti manusia dan sangat jinak apabila tidak ada bau yang mencurigakan. Sudah mengerti? Sudah mengerti?”)


“YA SUDAH!!”


“Chanyeol, tenanglah.”kata Xiumin pada Chanyeol lagi. “Operator, jelaskan pada kami maksud semua ini. Dan apa yang kau katakan mengenai bau mencurigakan itu?”


(“Coba lemparkan sesuatu sambil menyebut nama Bull. Coba lemparkan sesuatu sambil menyebut nama Bull.”)


“KAU!!” lagi-lagi Chanyeol tak sabaran.


“Chanyeol!”Tegas Xiumin kali ini sedikit keras karena dia melayangkan pukulan pada Chanyeol. Lalu Xiumin melemparkan sarung tangannya ke lorong di belakangnya.


“Bull, ambil itu.”


 Dan sosok yang dikatakan anjing Bulldog itu langsung berlari tanpa menimbulkan suara seoktaf pun.  Anjing itu secepat kilat juga kembali membawa sarung tangan Xiumin. memberinya pun juga bukan dengan moncong mulut dan giginya, tapi dengan tangannya yang mengapit sarung tangannya. Mirip seperti manusia yang memberinya.


(“Bull akan menjadi pendamping kalian mengambil penawar itu. Lalu, Bau yang mencurigakan itu ialah bau dari luka menganga manusia. Meski darah yang keluar banyak atau sedikit, ada atau tidak ada, dia akan membabibuta siapa orangnya. Bull akan menjadi pendamping kalian mengambil penawar itu. Lalu, Bau yang mencurigakan itu ialah bau dari luka menganga manusia. Meski darah yang keluar banyak atau sedikit, ada atau tidak ada, dia akan membabibuta siapa orangnya.”)


“Oh baiklah, bagus.”nada Chanyeol terdengar menyindir.


“...Tapi sejujurnya aku tidak yakin dengan tawaran seperti ini.” lanjut Chanyeol sambil berjalan.


“Chanyeol, kau tidak boleh curigaan.”balas Xiumin disampingnya.


“Hyung...” Chanyeol berhenti, “Sejak aku dilatih praja, lalu direkrut sampai menjadi sersan seperti ini. Aku pikir aku tidak akan bekerja untuk perusahaan yang aku benci. Ternyata...”Chanyeol tersenyum sindir kearah CCTV dan menekankan suaranya ke speaker diatas yang bersebelahan dengan CCTV.


“perusahaan yang kau benci. Aku baru mendengarnya, Chanyeol.”


“Aish...Baekhyun memang tidak pernah menceritakannya padamu, hyung?”keluhnya menepuk dahinya. “Hyung. Aku benci dengan perusahaan ini. Terlebih, W ke-7 dengan operatornya yang memuakkan yang tidak pernah ada orang yang tau dia siapa, kecuali Masternya yang menciptakan laboraturium yang berhuruf depan W.”



Chanyeol memejam matanya sejenak, membayangkan apa yang membuatnya sakit hati sampai sekarang.

“Aku ingin ikut ke perekrutan itu, Pak. Kenapa hanya aku yang tidak di perbolehkan?!”Chanyeol memprotes habis-habisan Kepala Sekolahnya di University of Chengko, Seoul.

“Tenang Chanyeol, tenang.”

“AKU TIDAK BISA TENANG, PAK!”Chanyeol menendang kaki kursi di dekatnya. “Perekrutannya hanya berlaku 3 jam saja, dan itu di hari ini. Dan hal bodoh yang pernah ku dengar selama hidupku aku bersekolah ialah mendengar hanya aku saja yang tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan yang membanggakan sekolah. Saat seperti sekarang ini. Kenapa, Pak? Apa karena Bapak takut aku sukses?? merebut kesuksesan yang pernah Bapak impikan selama bertahun-tahun? Atau Bapak memang ingin menghalangiku dan berkelahi denganku sekarang juga?!!”tantang Chanyeol sekarang tak peduli orang-orang diluar ruangan ini akan mendengar tingkahnya yang kurang ajar pada Kepala Sekolahnya sendiri.

Kepala Sekolah akhirnya geram, dia menggebrak meja lalu melayangkan tamparan ke Chanyeol. Tapi gagal, Chanyeol ternyata lebih kuat menahan tangannya dengan hanya satu tangan saja.

“CHANYEOL! KAU KURANG AJAR PADAKU! INGAT KAH KAU BAHWA AKU INI KEPALA SEKOLAHMU, AYAH TIRIMU JUGA!!”

“AKU TAK PEDULI. BAHKAN AKU TAK PERNAH MENGANGGAP KEBERADAANMU DI SISI IBUKU! KAU DENGAR, PAK TUA?!”

“CHANYEOL?!!”

“APA?! APA?!! PUKUL SAJA KALAU BISA! PUKUL SAJA KALAU ITU MEMBUATMU PUAS! PUKUL SAJA SETIAP KAU MERASA TERPOJOK, MERASA TAK BISA MENJAWAB APA YANG KUDEBATKAN SAAT BERSAMAMU!!”

“AYO, LANJUTKAN? JELASKAN APA ALASANMU, PAK TUA?!”lanjut Chanyeol kesal, matanya berair, matanya merah, hati dan kepala yang rasanya terbakar.

Kepala Sekolah duduk diatas meja, mengalah dengan semua pernyataan Chanyeol yang benar sepenuhnya.

“Aku, memang tidak bisa membiarkanmu ikut perekrutan anggota Lab W ke-7 maupun Lab-lab selanjutnya milik Master. Karena...aku punya alasan lain, Chanyeol. Kau harus mengerti itu.”

“Tidak, selamanya aku tidak akan mengertikan dirimu. Kau biadab.”

Kepala Sekolah menghela nafasnya. “Aku tidak bisa meloloskan kehendakmu. Aku banyak dihujat oleh semua sekolah dan institute yang diberi ijin untuk instansi perekrutan itu. Mereka menghujat karena adanya kau. Kau bagi mereka, bagaikan hama yang mereka takuti akan menggagalkan segala impian mereka di Lab itu. Bahkan, aku ditawari milyaran juta won hanya untuk sekedar mencegahmu ikut, ada juga membunuhmu bagaimana pun caranya yang penting kau tidak ikut perekrutan itu.”

“Katakan itu bohong, Pak. Aku kenal dirimu selalu tidak serius jika berbicara dengan orang yang lebih muda dari dirimu.”

“Tidak, Chanyeol. Kali ini aku serius.”Kepala Sekolah menatapnya penuh ketegasan. Chanyeol bisa membaca kalau orang itu kali ini sedang tidak berbohong.

Chanyeol mendekat ke Kepala Sekolah, mengirimkan tatapan frustasi pada orang itu.“Lalu apa gunanya mimpi dan kepintaran yang sudah ku kumpulkan sampai hari ini? Untuk apa? Jelaskan padaku, Pak!”



To Be Continued . . .
Sambungkan ke episode selanjutnya . . .
Coming soon . . .

and then, I know this is unperfect of Fanfic.
so, give me your comment.
I will so happiness if you do now :)
Thank you very much.
and the next episode, will be the end of this Fanfic.
Mianhaesseo and Jeogmal Gomawoyeo for you ^_^