Cast
:
Chen/Kim
Jong Dae
Young
Ara as target (OC)
Kris/Wu
Yi Fan
Chanyeol/Park
Chan Yeol
Baekhyun/Byun
Baek Hyun
Xiumin/Kim
Min Seok
Suho/Kim
Jong Myun
Genre
:
Fantasy
Action
Romance
Thriller
Rate
:
PG17
Warning
is Dangerous! Cerita ini mengandung unsure sadis, pertumpahan darah, dan
tindakan criminal yang tidak patut dicontoh dalam kehidupan moral sehari-hari.
Semua dibawah kreatifitas imajinasi penulis. Jika ada tokoh,latar,alur yang
sama itu hanya unsur kebetulan semata yang tidak memiliki maksud untuk
menjiplak karya pihak lain.
Semua
ini author terinspirasi dari FILM BERSERI yang menjadi favorit author sejak
kecil berjudul RESIDENT EVIL. Namun, semua konsep cerita dan pendukung lainnya
tetap berasal dari ide kreatifitas imajinasi author. Tidak ada yang menjiplak
sisi mana pun.
Happy
reading…
Sambil terus menembak, Chanyeol juga menjaga
komandannya. “Oh ya komandan, dari mana anjing-anjing lucu yang buas ini
datang? Kelihatannya mereka tidak ada habis-habisnya.”
“Mereka datang dari kegelapan, tiba-tiba saja
mengepung kami dari lorong yang belum kami lewati. Aku sendiri sampai bingung,
menembak sejak tadi mereka tiada habisnya. Kau tau lagi sersan, bahkan pistol
cadangan pun dikeluarkan karena saking hebatnya dan banyaknya peluru yang perlu
ditembakkan ke masalah ini.”
Chanyeol mencoba mengamati semua yang ditembakkan
oleh komandan dan pasukannya. setelah menemukan kelemahannya, Chanyeol pun
mengerti.
“Komandan, aku tau! Mereka kembali hidup karena kau
menembaknya dengan peluru. Kalau ku tembak dengan percikan api, mereka baru
benar-benar mati. Lihat ini.”Chanyeol pun membuktikan perkataannya sendiri
dengan sungguh.
“Benar, pintar juga kau Tuan Park Chan Yeol.”puji
komandannya.
“Kau berlebihan komandan. Oh ya,kurasa bahan bakarnya
mau habis. Bisa kau perintahkan sesuatu pada pasukanmu komandan. Kau tau kan
apa yang ku maksud?”
Komandan tersenyum pada Chanyeol. “Tentu!”
“PASUKAN!!
Merapat ke Utara dan beri perlindungan pada Sersan Chanyeol!”
“SIAP
KOMANDAN!!”
sesuai
perintah, semua merapat ke Utara. Memberi perlindungan seadanya pada Chanyeol
untuk menembakkan secara terpusat dan hanya satu arah ke anjing-anjing yang
tersisa.
“Komandan!
Boleh aku menggunakan bom Molotov yang kuracik sendiri???”
“Ya
boleh Chanyeol! Tapi yang getarannya lemah saja. Kalau tidak, nanti operator
otak W ke-7 akan marah!”
“YA
KOMANDAN AKU TAU, padahal aku suka yang getarannya dahsyat yang kubuat
belakangan ini.”
Chanyeol
melepas penutup bomnya dengan menggigitnya. Lalu melemparkannya ke sekumpulan
anjing-anjing itu. Sontak semuanya berbalik tiarap, membelakangi bom yang
dilemparkan oleh Chanyeol.
BLARR!
“Wah!
ketinggalan satu.”kata Chanyeol saat menemukan salah satu anjing berdiri
didekat kakinya yang menyentuh pinggiran dinding lorong ini. Tanpa menunggu,
Chanyeol menembaknya dengan percikan api.
Chanyeol
yang berdiri pertama, ia memeriksa semua jasad anjing-anjing dan manusia zombi
yang ia lempari bom racikannya. Dan ia
kali ini benar-benar berhasil membunuh semuanya tanpa ada satu yang terlewat.
Tiba-tiba,
matanya menangkap sesuatu bahaya yang akan menerkam Komandannya. “Menunduk
komandan!!”sang Komandan Suho pun menunduk, sementara Chanyeol sudah bersiap
menembakkan percikan api pada sesuatu bahaya itu.
“Tuan-tuan
tunggu! aku manusia, bukan mereka!”kata seorang wanita yang terlihat butuh
pertolongan segera dilengan kanannya. seorang yang lengkap memakai jas ilmuwan
dan sebagainya.
“Choi
Ha Na Noona?”tanya Chanyeol tak percaya sambil menghampiri wanita itu.
“Tolong
aku, aku terluka dan terses___”wanita itu pun ambruk.
Komandan
Suho memeriksa wanita itu dengan sigap. “Chanyeol, kau mengenalnya? Dia terkena
infeksi.”
“Bagaimana tindakan selanjutnya,
Komandan?”tanya seorang pasukan didepan
Suho,disamping Chanyeol juga.
Suho
menghela nafas, “Bopong dia, jangan digendong.
Bopong kiri dan kanannya.”
“Kenapa Komandan?”tanya
Chanyeol seraya membopong Choi Ha Na sebelah kiri.
“Hanya kekhawatiranku saja kalau
dia sedang terinfeksi virus dari serum Master Wu, nanti itu membuatnya menjadi
bagian zombi dan anjing-anjing puddle itu.”
“Wah. Kukira serum itu tidak bisa
seberbahaya ini.”
Suho
terkekeh pelan, “Inilah dunia keprofessoran dan
hal-hal berbau sains. Ambisi keberhasilan dan pengakuan dunia luar bisa menjadi
pemicu kesepelean seperti ini.”
Langkah
kaki mereka berdelapan orang itu memenuhi gema sepanjang lorong yang mereka
lewati. Berkonsentrasi sejenak dengan asumsi dipikiran mereka sendiri setelah
melalui peperangan kecil yang baru saja mereka selesaikan.
“Sepertinya aku harus bertanya
banyak pada Master Wu Yifan. Karena kau tau,Komandan? Dulu waktu SMP aku pernah
bercita-cita menjadi ilmuwan diusia muda, dan sangat berbakat. Melebihi guruku
sendiri.”ujar Chanyeol akhirnya memecah
kesunyian di lorong itu.
〆〆〆
“Itu
komandan!”
Semua
orang-orang ini kemudian berjajar memberi hormat kepada orang terdepan yang
dipanggilnya komandan, orang yang kulihat tampan dengan kulitnya yang putih
bersih. Dibelakangnya ada 2 orang, satu yang wajahnya tidak asing karena
wajahnya sudah kulihat untuk kedua kalinya, itu si anak yang berambut abu-abu
tadi. sedang membopong...
Choi
Ha Na??
Aku
cepat-cepat menghampiri dua orang tadi, mereka terkejut melihatku yang panik.
Tapi tak ku hiraukan.
“Dia
kenapa? Dimana kau menemukannya?”tanyaku mendesak.
“Sabar
Professor sabar, Choi Ha Na hanya pingsan saat menghampiri kami.”jawab si
rambut abu-abu.
“Sersan
Chanyeol yang menemukan ilmuwan ini saat berdiri dibelakang Komandan.” kali ini
pasukan yang menjawabnya juga.
aku
kembali mereview lagi apa yang ku dengar barusan, “Choi Ha Na katamu, darimana
kau mengenal namanya---?”kataku tidak pasti menyebut namanya.
“Sersan
Chanyeol.” imbuh Chanyeol mengingatkan namanya padaku.
“Ya.
itulah.”
“Aku
mengenalnya sudah lama, kami dulu satu SMA dan satu kampus. Ditambah lagi ada
name tag nya dibalik jasnya.”
“Kau
membuka jasnya?”tanyaku membuat orang ini kikuk.
“Professor,
aku tidak semesum itu.”ungkapnya.
seseorang
dibelakangku memegang bahuku,aku pun berbalik kepadanya. “Professor, apa kau
tau dia terinfeksi atau tidak? Jika iya, berikan kami anti virusnya sebelum dia
bermutasi menjadi mayat hidup.” ujar orang itu ternyata Komandan Suho.
“Bermutasi?
Lebih cocoknya berubah,Komandan. Kalau bermutasi, berubah menjadi yang lebih
hebat dari sekedar berubah.”sahut Kris hyung dibelakang Komandan Suho.
“Apa
bedanya coba? mereka sama-sama memiliki kata ‘berubah’ kau harus mengingat yang
itu.”timpal Chanyeol.
Kris
hyung lebih mendekat lagi pada Chanyeol yang meletakkan perlahan Choi Ha Na ke
lantai berkaca ini. “Memang, anda cukup pintar Sersan
Chan---“
“Chanyeol.”potong Chanyeol tak
terima.
“Berubah lebih menjurus pada yang
biasa menjadi lebih dari biasa, dan Mutasi ada diatas berubah. diatas Mutasi
juga ada yang namanya Evolusi. Jauh lebih dari sekedar Berubah dan Mutasi.
Sudah mengerti?”lanjut Kris Hyung.
“Master ini suka sekali memanggil nama
seseorang dengan seenaknya sendiri ya...”gumam Chanyeol.
Lantas
membuatku menyenggolnya. “Tapi dia punya maksud
baik, kau harus tau yang itu juga.”kataku
“Kalian membicarakan apa? Serius
sekali.”seseorang berambut ungu tiba-tiba
datang dan berdiri diantara aku dan Sersan Chanyeol.
“Jadi bagaimana sekarang, Master
Wu?”tanya Komandan Suho pada hyung.
“Chen. Periksa dia.”ujar
hyung padaku.
aku
mengangguk kepadanya. Belum sempat langkah dan tanganku sampai mendekati Choi
Ha Na. wanita ini tiba-tiba terbangun dan mengeluarkan ludah yang berwarna
merah darah. itu muntah, bung. seketika disaat bersamaan, para pasukan dan
sersan-sersan mengacungkan pistol mereka ke Choi Ha Na. Yang kulihat, hanya
aku, hyung, komandan Suho dan Sersan yang berambut ungu tidak mengacungkan
pistol.
“Kurasa dia harus mati sebelum
Berubah.”kata salah seorang pasukan lain.
“Ya, kebetulan tanganku gatal juga
ingin melayangkan peluru.”imbuh Sersan Chanyeol.
“Sebelum terlambat, lebih baik
sekarang. Mencegah adanya yang terinfeksi selain dia.”Sahut Sersan Xiu juga.
Aku
pun berdiri menghalangi mereka. Bukan maksudku aku ada hati dan rasa special
untuk melindunginya. Aku hanya iba, ingin memastikan lagi. Maklumlah aku juga
perlu membalas budinya yang sudah bersusah payah mendapatkan akreditasi
jabatannya dengan mengabdi menjadi assistenku. Termasuk assisten terbaik yang
pernah kutemui selama aku menjabat menjadi professor dengan banyak
bergonta-ganti assisten.
“Professor
Chen, kau?”curiga Sersan Chanyeol padaku.
Aku
tak menggubrisnya. Aku bahkan melempar pandangan ke hyung. Memandangnya dengan
tanya ‘aku harus bagaimana lagi’dengan sedikit rasa memelas.
“Aku menyimpan eksperimen
antivirusku di Blok 18 di Lab W ke-7. Perlu banyak waktu untuk kesana.
Terlebih, 2 blok sebelumnya berdekatan dengan tempat dimana Hong Feng dikunci.”kata
Kris akhirnya.
“Ayo kita ambil saja! Aku muak
menunggu.”kata Chanyeol tergesa dan berjalan
cepat ke lorong belakangku dan Hyung, lorong yang menuju tangga sumur di padang
gersang.
“Jangan.”cegah Kris menegas.
Aku
juga menghalanginya, mengangguk padanya agar ‘percayalah padanya’hanya
itu.
“Komandan, perintahkan pada
bawahanmu bahwa laranganku serius.”
“Kenapa?”tanya Komandan.
“Kenapa begitu?!”tanya
Sersan Chanyeol mulai geram.
“Jelaskan, Chen.”kata
Kris padaku.
Aku
mengeluarkan Ipad yang diberikan hyung sewaktu awal tadi mengantarkan para
rombongan. Bukan maksudku mencontek. Aku ingin menjelaskan dengan klarifikasi
yang lebih pasti dari fitur penjelas gambaran denah Lab ini maupun Lab W ke-7.
“Blok 18 di Lab W ke-7 tidak
memiliki jalan memutar seperti yang ada di Lab W ke-8. Bila ditempuh detik ini
juga, kita akan kehilangan 9 jam durasi dari waktu 72 jam proteksi bahaya
Mutasi Hong Feng. Apalagi kita sudah disini selama 7 jam. Jadi ada 16 jam yang
terpakai, sementara itu jika kita melewati pintu dimana ada Hong Feng yang
terus berusaha mendobrak pintu. Dia akan melihat kita dan hasrat laparnya akan
meningkat drastis. Itu juga akan berpengaruh besar pada kekuatannya mendobrak
pintu.”
Komandan
Suho menoleh pada anggota disampingnya. “Sersan baru dilantik, apa kesimpulanmu
dan apa yang harus dilakukan dalam ‘versi’ mu?”
Sersan
itu menopang dagunya, “Melakukannya jauh lebih baik daripada tidak. Dari teori
yang aku sukai. Jika tidak ada jalan memutar maka pakailah jalan rahasia,
lubang udara atau memanjat.”
“Lubang
udara akan semakin memicu bau makanan bagi Hong Feng. Pilihan yang semakin
mengundang bahaya menurutku.”kata ku pada Sersan berambut ungu itu.
Komandan
Suho memberi isyarat menurunkan senjata mereka semua. “Berikan saranmu padaku
Professor Chen.”
“Jika
kita bisa memanipulasi bau dan gerak dari insting Mutasi Hong Feng, kita
mungkin akan cukup aman berjalan. Sebelum waktu 72 jam proteksi akan berakhir.
Lampu sengaja dipadamkan dan kemungkinan pintu dimana Hong Feng berada akan
terbuka.”jelasku pada Komandan.
“Aduh,
kenapa jadi mengerikan seperti itu.”kata Sersan si rambut ungu.
“Sudah
lah Sersan Baekhyun, tidak akan semengerikan itu jika kita berkerjasama sampai
akhir.”ujar Sersan Chanyeol. Lalu Chanyeol beralih ke Komandannya. “Bagaimana
kita sekarang, Komandan?”
“Kita
berangkat sekarang. Hanya ada 2 Sersan dan 4 orang pasukan. Sersan Chanyeol.
Sersan Xiumin, pilih pasukan terhandal di regumu.”
“SIAP
KOMANDAN!”
“Sersan
Baekhyun dan aku, serta pasukan lainnya. Berjaga disekitar Master Wu dan
Professor Chen.”
“SIAP
KOMANDAN!”
Kris
hyung melangkah mengikuti regu baru yang akan mengambil antivirus di Lab W
ke-7. Dia juga mengantarkan mereka sampai di tangga sumur. Aku pun ikut
bersamanya.
“Kalian
waspadalah. Jalankan semua sesuai prosedur agar kalian aman dan selamat. Satu
lagi. Kalian pasti akan membutuhkan sarung tangan dan sarung kaki cicak.”kata Komandan Suho pada
keenam bawahannya itu.
“Tapi
aku masih bingung Komandan. Digunakannya seperti apa, bagaimana dan disaat
apa?”tanya Sersan Chanyeol pada Komandan Suho.
Sesaat,
sebenarnya kurasa Komandan Suho terlalu lama menatap dan berkedip pada
Chanyeol. “Gunakan saja ketika kalian masuk ke blok 16 dimana kalian melewati
ruangan Bahaya Hong Feng. Cara kerjanya, kalian cukup memakainya lalu merayap
ke dinding di kiri kanan kalian. Setelah itu lewatlah bagian dinding atas. Itu
akan mengelabuinya dari luar. Lakukan seperti bagaimana dulu kalian melihat
cicak bisa berjalan di dinding rumah kalian tanpa terjatuh karena berat
badannya sendiri.”
“SIAP
KOMANDAN!”ke enam orang itu memberi hormat pada Komandan, lalu pada hyung,
kemudian terakhir padaku. Dan mereka pun pergi, keluar dari sumur dan harus
melewati kekasihku jika seandainya kekasihku berniat membahayakan mereka karna
termakan instingnya sendiri.
ku
harap itu tidak terjadi. Ku harap juga, dia benar-benar menggunakan akal dan
segala halnya sebagai manusia . . .
bukan
sebagai mutasi dari serum ku dan hyung. . .
〆〆〆
“Sersan
Xiumin, boleh aku berbicara secara informal sekarang?”tanya Chanyeol ditengah
perjalanannya diwilayah padang gersang itu.
“Course.”singkat
Xiumin.
“Hyung,
percayakah kau menangkap keanehan sepanjang hari ini?”
“Hmm.”
“Hyung,
lihat. Ada Catwoman disana!”kata Chanyeol sesaat melihat seorang perempuan
berkacak pinggang menatap bukan kearah mereka. “Cantik-cantik tapi garang.”
“Itu
percobaan genesisnya serum milik Master Wu dan Professor Chen. Ingatkan? dia
yang berhasil Baik-Baik saja. Tidak
seperti Hong Feng yang Gagal Baik-Baik saja.” jelas Xiumin melihat perempuan
itu sekilas.
“Siapa
dia? Bodoh sekali merelakan nyawanya untuk percobaan konyol seperti ini. Dia
juga tidak berbahaya kan hyung?”
Xiumin
lelah menggendong senapannya, ia memutar talinya dan menyebabkan senapannya
berada di belakang punggungnya. “Young Ara, kudengar seperti itu namanya. Tidak
berbahaya, karena menurutku dia bukan Berubah atau Mutasi biasa. Dia berbeda
dari apa yang dialami Hong Feng.”
“Kau
sudah mengatakan perbedaan itu sejak tadi hyung.”awalnya Chanyeol masam dan
kesal, tapi perlahan moodnya kembali netral. “Hyung, boleh ku tanya sekali
lagi?”
“Katakan.”
“Menurutmu,
Operator Otak W ke-7 perempuan atau
laki-laki?”
Xiumin
menepuk keras keningnya. “Terlihat serius tapi ternyata sepele.”dia tertawa,
“Menurutku perempuan. Tapi bisa saja laki-laki yang merubah dengan aplikasi
perubah suara menjadi perempuan.”Jawabannya entah didengar atau tidak. Ternyata
diluar dugaannya, Chanyeol mengalihkan dirinya dengan melihat Ipad yang
ditangannya, tidak kembali melanjutkan perbincangan atau pertanyaan lain.
“Yah,
sialan.” ungkap Xiumin sedikit kesal.
mereka
terus berajalan, padang gersang disana membuat
mereka kelelahan termakan jarak dan hanya memikirkan satu kalimat. Ayo
cepat sampai disana. Dan yang paling ramai menemani perjalanan mereka hanyalah
deru angin, ranting-ranting dan daun yang terseret-seret, dan ilalang yang
berkumpul membentuk bola berjalan sesuka angin akan membawanya kearah mana
saja.
tiba-tiba
sebongkah batu dan seranting pohon meluncur tepat di depan tubuh Xiumin dan
Chanyeol yang berjalan dibarisan terdepan beriringan. Tapi, benda-benda
tersebut bukan ditujukan untuk mencelakakan kedua sersan handal ini. Ternyata
saat semua menengok kearah kiri mereka, seekor anjing Bulldog tak berkulit itu
telah tergeletak tak bernyawa lagi.
Tepat
setelah semuanya menengok ke kanan mereka, kearah darimana asalnya benda-benda
itu terlempar. Seorang wanita sebenarnya berparas cantik dan putih layaknya
wanita Korea,Jepang pada umumnya hanya saja wanita ini lebih kecokelatan
mungkin karena terlalu lama durasinya dia berada ditempat sepanas ini. Wanita
berpakaian serba hitam dengan ukuran press body dan perawakannya seperti agent
rahasia itu mendekat kearah mereka.
“Kalian
terlalu sibuk sampai melewatkan kepekaan kalian sendiri bahwa disamping sana
ada bahaya.”katanya tertuju pada Chanyeol dan Xiumin.
“K—kau
kan__”ujar Xiumin terheran.
“Ya.”sela
wanita itu. “Aku Young Ara, project manusia pertama dari W ke-7 akibat serum
milik Master Wu dan Professor Chen. Kenal aku? Kalau kalian?”
Xiumin
tetap memandang dengan heran. Chanyeol terlihat menatapnya dengan berpikir
cukup keras didalam otaknya sana. #wkwkwk
“Komandan
kami yang kenal banyak. Dan kami, agent keamanan rahasia yang awalnya bertugas untuk keamanan darurat W ke-8.”
jawab Chanyeol akhirnya.
“W
ke-8 kan disana.”tunjuk wanita itu kearah sumur yang sudah tidak terlihat dari
pandangan mereka. “Kalian sengaja salah arah atau ada hal lain?”
“Ya,
itu karena perintah untuk kami berubah haluan dan sekarang kami merangkap W ke-7
juga dalam misi kami kali ini. Lebih tepatnya untuk mengambil antivirus didalam
sana.”jelas Chanyeol pada Young Ara.
“Ah,
aku tau. Bagaimana kalau aku membantu kalian? Meski aku tidak memiliki senjata
api apapun itu, aku bisa membawa batu-batu dan ranting-ranting tadi. Sebagai
gantinya senjataku.”
Chanyeol
melempar pandangan ke Xiumin. Xiumin tampak sangat berpikir keras untuk
mempertimbangkannya.
“Atau
begini saja. Jika kalian keberatan untuk mengiyakanku ikut kalian, aku akan
menunggu di pintu masuk itu. Akhir-akhir ini telingaku terlalu tajam mendengar
apapun itu. Jadi aku akan datang hanya jika kalian dalam keadaan genting di
dalam sana.?”
Mata
Young Ara membulat, berkedip-kedip memperhatikan mata Chanyeol dan Xiumin
secara bergantian. Lalu Xiumin menendang pelan ujung sepatu Chanyeol. “Kau saja
menegaskannya.”
Chanyeol
memejamkan mata sejenak, lalu menghela nafas. “Baiklah. Kau boleh datang kalau
kami sedang genting disana. Ingat! Hanya saat genting. Sisanya kau tetap disini
karena kami tidak ingin langkah kami terbebani akibat kehadiranmu.”
〆〆〆
“Bawa
dia keluar. Buang sekarang juga ke padang gersang.”
ungkap
hyung yang mengejutkan semua orang yang berada di lorong ini. Aku pun langsung
maju ke depan hyung untuk meminta penjelasan lagi. Bukan apa hanya saja, hey.
Dia asistenku, kasihan saja jika dia tiba-tiba dibiarkan tanpa penanganan dari reaksi
antivirus.
“Hyung,
kenapa membuangnya kesana? Bukankah agent-agent itu sedang berusaha mendapatkan
antivirus itu untuknya??”tanyaku mendesak Hyung.
Senyumnya
yang dingin itu membuatku semakin geram, “Rencanaku memang seperti itu Chen.
Tapi sekarang berubah setelah kulihat lagi keadan Choi Ha Na sekarang.”
Hyung
menoleh lagi, memandang Choi Ha Na. Seakan menarikku juga untuk melakukan hal
yang sama. Aku juga memandang asistenku ini. Dari mata Choi Ha Na sudah mulai
berubah tak fokus. Menurutku,apa yang dikatakan hyung ada benarnya.
“Masih
tetap mempertahankannya? Karena aku ragu jika antivirus itu datang, gen manusia
dalam dirinya tidak akan merespon lagi. Tau kan kalau itu akan percuma saja,
Chen.”
Aku
menunduk sejenak, “Ya, Hyung. Kau benar. Maafkan aku.”
“Tak
apa Chen. Kurasa baiknya sekarang kau menemani
3 pasukan itu. Mereka siap membuangnya kesana.”kata Kris hyung sambil menunjuk
dengan isyarat dagunya.
Aku
awalnya mengangguk, namun saat langkahku mulai berjalan 3 langkah. Aku berhenti
dan berbalik ke hyung. “Hyung, setelah dia dibuang, akankah dia berkeliaran dan
terus menyebarkan infeksi virus ini? Kalau iya, haruskah aku dan 3 pasukan itu
yang membunuhnya disana?”
“Tidak,
tidak perlu dilakukan. Cukup mengandalkan kelinciku, dia akan dihabisi tanpa
bersisa.”
“Mak-sudmu
apa dia Young Ara? Young Ara yang membunuhnya?” tanyaku dengan agak shock.
Kris
tersenyum penuh rencana “Tepat sekali. Dia bukan lagi termasuk mutasi, tapi
akan memasuki evolusi. Posisiku dan posisimu akan semakin beruntung.”
〆〆〆
“Du
ru dud du ru ru ru ru ru... du ru dud du du ru. ru ru ru ru ru... du ru dud dud
du ru ru ru ru ru...”
“Ya,
Chanyeol jangan bernyanyi. Ini bukan saat yang tepat untuk bernyanyi, sersan.”protes
Xiumin didalam lorong.
“Arrrgghhh,
hyung. Aku ingin mencairkan suasana. Apalagi hawa disini seram, makanya aku
bernyanyi.”tukas Chanyeol.
Tiba-tiba
dua pasukan terdepan mereka mengangkat tembak mereka. Itu membuat Chanyeol dan
Xiumin bergidik waspada.
“Ada
apa, hey?” tanya Chanyeol menggelegar. “Aku sampai terkejut.”
“Maafkan
kami sersan, tadi kami terpaksa. Karena kami merasa ada sesosok berlari sangat
cepat melewati simpangan itu. Kami takut jika itu musuh.”jawab salah satu dari
pasukan terdepan itu. Dia menunjuk pada sebuah lorong yang menyerupai sebuah
perempatan bersudut tajam. mirip dengan lambang plus seperti lambang Palang
Merah.
“Hyung.”Chanyeol
melempar pandangannya ke Xiumin.
“Aku
tau, itu pasti bukan manusia dan hewan biasa.”balas Xiumin pada semua. “Kita harus
bergerak cepat. Salah satu dari kita tidak ada yang boleh lenga, mengerti!”
“BAIK
SERSAN.”
Langkah
pertama, sigap. Langkah ketiga, hawanya mulai berubah. Langkah kelima, sekarang
terasa sangat sunyi dan menyeramkan. Langkah ketujuh, langkah mereka sangat
fokus dan waspada. Langkah kesembilan, selangkah lagi mereka akan berada tepat
di tengah-tengah perempatan lorong ini. Dan langkah kesepuluh, mereka berdiri.
Mengedarkan pandangannya masing-masing ke lorong di depan mereka. Xiumin
berfokus ke lorong utara, Chanyeol ke fokus barat, pasukan dua terdepan fokus
ke timur, dan pasukan terakhir fokus ke selatan, kearah lorong awal mereka
disini.
“Perhatikan
baik-baik dan waspada.”pesan Chanyeol terucap untuk mereka berempat. Chanyeol
terlihat paling fokus meski ia tadi berbicara. Membuat matanya melotot menatapi
setiap detail atas bawah samping dinding kiri kanan lorong di depannya.
Meski
semua lorong masih disinari oleh lampu putih yang bersinar cerah dan mencolok,
namun suasananya yang membuat seram dan mencekam. Hanya suara mesin pendingin
ruangan dan suara lampu yang mengolah listrik menjadi cahayanya.
“Kita
bisa jalan, sekarang.”kata Chanyeol lalu semua mengikuti apa yang dikatakannya.
Ketika
semua berbalik pada posisi yang sama, posisi ke lorong barat. Tak di duga-duga
oleh Chanyeol, sesosok besar gemuk dan menjulang berwarna hitam itu berdiri
bersandar di dekat sebuah pintu entah apa itu—Chanyeol tidak mengetahuinya,
berdiri dengan memamerkan gigi taringnya yang tajam dan cakar kaki tangannya
yang kotor seperti lumpur. Tiba-tiba sosok itu melangkah lebih dekat dan
membuka lebar mulutnya.
“OMMO!!”kaget
Chanyeol sambil melepaskan tembakan kearah atas, tapi Xiumin dan ketiga
pasukannya menatapnya dengan masam, terkesan mata mereka berkata ‘kau
terlambat, Chanyeol’. Kemudian dengan sigap semua mengangkat senjata mereka.
(“Calmdown, please Bull. Calmdown,
please Bull. Calmdown. Please, Calmdown, Bull. Calmdown”)
Mereka
mendongak ke mikrofon diatas langit-langit ruangan itu. Ternyata benar mikrofon
itu yang barusan bicara pada sosok ini.
(“Calmdown-please-Bull.
Calmdown-please-Bull. Calmdown.”)
“Hey
operator otak W ke-7! Apa yang kau lakukan kepada kami? Huh?!”teriak Chanyeol
mencondongkan suaranya ke dekat mikrofon meski tak terjangkau olehnya.
(“Bull, you can hear now? Bull,
you can her me now? Bull, you can her me now?”)
Sosok
itu meraung seakan mengatakan ‘iya.’
“Hey
operator W ke-7! Kenapa? Kenapa kau tak menjawabku? Huh?!”ulang Chanyeol lagi
sama berteriaknya.
(“Sersan Chanyeol. Kau tidak perlu
membentakku dari sini. Sersan Chanyeol. Kau tidak perlu membentakku dari sini.
Bull, adalah salah satu percobaan W ke-7 yang jinak dan dapat diperintahkan
dengan suaraku. Bull, adalah salah satu percobaan W ke-7 yang jinak dan dapat
diperintahkan dengan suaraku.”)
“Ya
lalu kenapa?!!”tanya Chanyeol membentak lagi.
“Chanyeol,
dengarkan saja.”sahut Xiumin memegang bahu Chanyeol tenang.
(“Perkenalkan dia terobosan
terbaik W ke-7 dari mutasi terbaik seekor anjing bulldog yang diubah genetis
pertumbuhannya menjadi kuat, besar, dapat berdiri seperti manusia dan sangat
jinak apabila tidak ada bau yang mencurigakan. Perkenalkan dia terobosan
terbaik W ke-7 dari mutasi terbaik seekor anjing bulldog yang diubah genetis
pertumbuhannya menjadi kuat, besar, dapat berdiri seperti manusia dan sangat
jinak apabila tidak ada bau yang mencurigakan. Sudah mengerti? Sudah
mengerti?”)
“YA
SUDAH!!”
“Chanyeol,
tenanglah.”kata Xiumin pada Chanyeol lagi. “Operator, jelaskan pada kami maksud
semua ini. Dan apa yang kau katakan mengenai bau mencurigakan itu?”
(“Coba lemparkan sesuatu sambil
menyebut nama Bull. Coba lemparkan sesuatu sambil menyebut nama Bull.”)
“KAU!!”
lagi-lagi Chanyeol tak sabaran.
“Chanyeol!”Tegas
Xiumin kali ini sedikit keras karena dia melayangkan pukulan pada Chanyeol.
Lalu Xiumin melemparkan sarung tangannya ke lorong di belakangnya.
“Bull,
ambil itu.”
Dan sosok yang dikatakan anjing Bulldog itu
langsung berlari tanpa menimbulkan suara seoktaf pun. Anjing itu secepat kilat juga kembali membawa
sarung tangan Xiumin. memberinya pun juga bukan dengan moncong mulut dan
giginya, tapi dengan tangannya yang mengapit sarung tangannya. Mirip seperti
manusia yang memberinya.
(“Bull akan menjadi pendamping
kalian mengambil penawar itu. Lalu, Bau yang mencurigakan itu ialah bau dari
luka menganga manusia. Meski darah yang keluar banyak atau sedikit, ada atau
tidak ada, dia akan membabibuta siapa orangnya. Bull akan menjadi pendamping
kalian mengambil penawar itu. Lalu, Bau yang mencurigakan itu ialah bau dari
luka menganga manusia. Meski darah yang keluar banyak atau sedikit, ada atau tidak
ada, dia akan membabibuta siapa orangnya.”)
“Oh
baiklah, bagus.”nada Chanyeol terdengar menyindir.
“...Tapi
sejujurnya aku tidak yakin dengan tawaran seperti ini.” lanjut Chanyeol sambil
berjalan.
“Chanyeol,
kau tidak boleh curigaan.”balas Xiumin disampingnya.
“Hyung...”
Chanyeol berhenti, “Sejak aku dilatih praja, lalu direkrut sampai menjadi
sersan seperti ini. Aku pikir aku tidak akan bekerja untuk perusahaan yang aku
benci. Ternyata...”Chanyeol tersenyum sindir kearah CCTV dan menekankan suaranya
ke speaker diatas yang bersebelahan dengan CCTV.
“perusahaan
yang kau benci. Aku baru mendengarnya, Chanyeol.”
“Aish...Baekhyun
memang tidak pernah menceritakannya padamu, hyung?”keluhnya menepuk dahinya.
“Hyung. Aku benci dengan perusahaan ini. Terlebih, W ke-7 dengan operatornya
yang memuakkan yang tidak pernah ada orang yang tau dia siapa, kecuali
Masternya yang menciptakan laboraturium yang berhuruf depan W.”
Chanyeol memejam matanya sejenak, membayangkan apa yang
membuatnya sakit hati sampai sekarang.
“Aku ingin ikut ke perekrutan itu, Pak. Kenapa hanya aku
yang tidak di perbolehkan?!”Chanyeol memprotes habis-habisan Kepala Sekolahnya
di University of Chengko, Seoul.
“Tenang Chanyeol, tenang.”
“AKU TIDAK BISA TENANG, PAK!”Chanyeol menendang kaki kursi
di dekatnya. “Perekrutannya hanya berlaku 3 jam saja, dan itu di hari ini. Dan
hal bodoh yang pernah ku dengar selama hidupku aku bersekolah ialah mendengar
hanya aku saja yang tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan yang membanggakan
sekolah. Saat seperti sekarang ini. Kenapa, Pak? Apa karena Bapak takut aku
sukses?? merebut kesuksesan yang pernah Bapak impikan selama bertahun-tahun?
Atau Bapak memang ingin menghalangiku dan berkelahi denganku sekarang
juga?!!”tantang Chanyeol sekarang tak peduli orang-orang diluar ruangan ini
akan mendengar tingkahnya yang kurang ajar pada Kepala Sekolahnya sendiri.
Kepala Sekolah akhirnya geram, dia menggebrak meja lalu
melayangkan tamparan ke Chanyeol. Tapi gagal, Chanyeol ternyata lebih kuat
menahan tangannya dengan hanya satu tangan saja.
“CHANYEOL! KAU KURANG AJAR PADAKU! INGAT KAH KAU BAHWA AKU
INI KEPALA SEKOLAHMU, AYAH TIRIMU JUGA!!”
“AKU TAK PEDULI. BAHKAN AKU TAK PERNAH MENGANGGAP
KEBERADAANMU DI SISI IBUKU! KAU DENGAR, PAK TUA?!”
“CHANYEOL?!!”
“APA?! APA?!! PUKUL SAJA KALAU BISA! PUKUL SAJA KALAU ITU
MEMBUATMU PUAS! PUKUL SAJA SETIAP KAU MERASA TERPOJOK, MERASA TAK BISA MENJAWAB
APA YANG KUDEBATKAN SAAT BERSAMAMU!!”
“AYO, LANJUTKAN? JELASKAN APA ALASANMU, PAK TUA?!”lanjut
Chanyeol kesal, matanya berair, matanya merah, hati dan kepala yang rasanya
terbakar.
Kepala Sekolah duduk diatas meja, mengalah dengan semua
pernyataan Chanyeol yang benar sepenuhnya.
“Aku, memang tidak bisa membiarkanmu ikut perekrutan
anggota Lab W ke-7 maupun Lab-lab selanjutnya milik Master. Karena...aku punya
alasan lain, Chanyeol. Kau harus mengerti itu.”
“Tidak, selamanya aku tidak akan mengertikan dirimu. Kau
biadab.”
Kepala Sekolah menghela nafasnya. “Aku tidak bisa
meloloskan kehendakmu. Aku banyak dihujat oleh semua sekolah dan institute yang
diberi ijin untuk instansi perekrutan itu. Mereka menghujat karena adanya kau.
Kau bagi mereka, bagaikan hama yang mereka takuti akan menggagalkan segala
impian mereka di Lab itu. Bahkan, aku ditawari milyaran juta won hanya untuk
sekedar mencegahmu ikut, ada juga membunuhmu bagaimana pun caranya yang penting
kau tidak ikut perekrutan itu.”
“Katakan itu bohong, Pak. Aku kenal dirimu selalu tidak
serius jika berbicara dengan orang yang lebih muda dari dirimu.”
“Tidak, Chanyeol. Kali ini aku serius.”Kepala Sekolah
menatapnya penuh ketegasan. Chanyeol bisa membaca kalau orang itu kali ini
sedang tidak berbohong.
Chanyeol mendekat ke Kepala Sekolah, mengirimkan tatapan
frustasi pada orang itu.“Lalu apa gunanya mimpi dan kepintaran yang sudah ku
kumpulkan sampai hari ini? Untuk apa? Jelaskan padaku, Pak!”
To Be Continued . . .
Sambungkan ke episode selanjutnya . . .
Coming soon . . .
and then, I know this is unperfect of Fanfic.
so, give me your comment.
I will so happiness if you do now :)
Thank you very much.
and the next episode, will be the end of this Fanfic.
Mianhaesseo and Jeogmal Gomawoyeo for you ^_^