Rabu, 11 Februari 2015

ROYAL SON || KRIS (Chapter 1)

FF BY REQUEST DARE LAILATUL M.

---TT---

ROYAL SON (part.1)

---TT---
Author : Vieyraamoimoi
Cast :
Kris (Wu Yifan) ;
Lim Sooyoung (OC) ;
And others support
Genre : Fantasy, Thriller, lit Romantic, Kingdom
Leght : Look the street
Summary : “Dia berkata padaku Terimakasih atas kecerdasanmu yang membawa bantuan kerjasama untuk masalah kerajaan Cheoseonku ini Sooyoung. Tak ada yang tau, hanya hati dan tuhanlah yang tau bahwa panggilan itu membuat jantungku terasa berdegup aneh yang membuatku tak berhenti tersenyum pada pangeran ini…”
Catatan (NOTE) : “Tolong baca FF berikut ini dengan penghayatan dan jiwa yang berkonsentrasi agar kalian ngefeel, karena maaf. Ini adalah FF bergenre kerajaan yang pertama saya tulis. Jeogmal gamsahaeyo.”



Story!
Saat ini antero zaman peradaban kerajaan di Korea memasuki era masa pergeseran peradaban. Dimana dunia sedang bergulir untuk menerima masa era globalisasi, masa kerajaan dan kehidupan-kehidupan masa lampau akan terkikis oleh waktu.

Inilah sejarah yang akan dialami oleh peradaban kerajaan turunan dinasti Cheoseon. Kini tinggal menunggu waktu saja kepunahan dari segalanya yang berhubungan dengan kerajaan dan dinasti-dinasti Cheoseon. Sebab, kini perpecahan didalam tubuh kerajaan sedang ramai-ramainya diperjuangkan oleh salah seorang anak raja turunan terpandang dinasti Cheoseon. Sang raja sedang menjalani sebuah hukuman lepas takhta kerajaan atas ancaman dari salah satu turunan sesama dinasti. Turunan sesama dinasti itu sedang dibutakan oleh pihak yang membuat berbagai perpecahan ditubuh kerajaan dinasti Cheoseon saat ini.

Anak itu adalah pemuda berumur 24 tahun yang kharismatik, berjiwa dingin, tegas, dan sangat mencintai kerajaan dan para rakyatnya. Dialah Kris. Berhari-hari, berminggu-minggu hingga bulanan ia mencari relasi dari kerajaan lain untuk meminta bala bantuan. Namun, tak ada satu pun kerajaan yang didatanginya sanggup membantunya. Seluruh kerajaan disejarah Korea benar-benar mengalami masa sulit yang hebat.

­Â­

Seorang konsultan kerajaan yang ditemani oleh pengawal dikanan dan kirinya sedang menghadap pada pemuda yang memegang takhta saat ini.

“Konsultan Hang menghadap Pangeran Kris. Izinkan hamba menyampaikan sesuatu.”

“Hm.” Balas  singkat pemuda berambut cokelat emas yang duduk dikursi raja.

“Keadaan kerajaan saat ini semakin jauh terpecah. Beberapa wilayah telah direbut pihak kerajaan lain atas perlakuan intimidasi dan sugesti kambinghitamnya.”

“Bagaimana peradilan hak appa?”

“Pembelaan tidak diterima. Raja masih dilarang menjabat. Tapi pangeran, ada berita berhembus bahwa raja akan lebih ketat diawasi oleh mata-mata pengadilan bila ikut campur dalam urusan kekerajaan.”

Pangeran itu meneguk minuman dimeja sampingnya, “Panggilkan aku kepala pengawal dan kepala jendral pertahanan.”

“Baik pangeran. Hamba laksanakan.” Konsultan dan kedua pengawalnya kemudian pergi memanggil dua orang yang diinginkan pangeran itu. tidak perlu menunggu lama, pangeran telah melihat mereka berjalan tergesa-gesa menghadap padanya.

“Hamba dan Kepala jendral pertahanan menghadap Pangeran Kris. Gerangan apakah yang membuat pangeran memanggil kami.” Ucap kepala pengawal setelah mereka berdua memberi penghormatan pada pangeran.

Kris mengangguk-angguk pelan, “Berikan aku kabar baik dari kalian tentang jaringan diperlintasan kalian. Apakah ada yang ingin bekerja sama dengan kerajaan kita?”

Kepala pengawal dan kepala jendral keamanan saling menengok takut satu sama lain. Lalu kepala pengawal menyenggol kepala jendral keamanan pertanda giliran dialah yang harus bicara pada pangeran. “Mmam-maafkan kami pangeran. Kami tidak membawa kabar baik yang sesuai pangeran inginkan. Kami siap dijatuhkan hukuman.” Ujarnya setelah itu bersujud pada pangeran, kepala pengawal pun juga melakukan hal yang sama.

“Bangun.” Kris membenarkan posisi duduknya. “Kalau begitu, biarkan aku berkelana jauh setelah ini.” Keputusan itu sontak mengejutkan seluruh orang diruangan itu, terutama konsultan,kepala pengawal,dan kepala jedral keamanan.

Konsultan Hang memberanikan diri maju, “A, tat-tapi pangeran. Keadaan diluar sana sedang genting. Sekarang bukan saatnya keluarga kerajaan terlebih tuan seorang pangeran. Itu sangat membahayakan keselamatan pangeran.”

Kris tersenyum penuh makna, “Keahlianku berperang sudah cukup sempurna. Untuk apa jika tidak diterapkan sekarang.”

­Â­

Seorang pengawal gerbang kerajaan Cheoseon menatap serius sekelompok rombongan dari kerajaan lain. Kemudian pengawal itu berlari tergesa-gesa ke dalam istana kerajaan untuk menghadap pada pangeran.

“Hamba pengawal gerbang istana menghadap pangeran atas hendak melapor ada sekelompok rombongan dari kerajaan lain yang berjalan menuju kerajaan ini pangeran.”

Kris mengerutkan alis, “Siapa mereka pengawal?”

“Hamba tidak tahu pasti pangeran. Namun, kereta kuda terdepan bertuliskan Gwongjeok pangeran.”

“Kalau begitu. Siapkan semua pengawal untuk berjaga. Tempatkan juga disudut-sudut yang berpotensi pengawasan yang lemah. Cepat!!”

“Baik pangeran.”

Sekejap itu juga, seluruh pasukan baik pengawal maupun para dayang-dayang kerajaan berlarian berjaga ketat disetiap sudut istana. Penjagaan semakin diperkuat dibagian gerbang pintu masuk dan kamar-kamar para keluarga kandung kerajaan. Sementara Kris juga telah siaga mengayunkan pedang yang digenggamnya sekarang.

Rombongan yang bertuliskan Gwongjeok itu mulai menurunkan kereta gendong yang berada dipunggung para pasukan-pasukan itu. lalu, seseorang yang terlihat bersahaja maju melangkah menghadap Kris. Saat itu juga, pasukan dan pengawal sudah menodongkan pedang-pedang dan tongkat mereka agar rombongan asing itu tidak mencelakai pangeran mereka.

“Hamba memberi penghormatan pada anda tuan Pangeran Wu Yifan.” Orang bersahaja itu membungkuk hormat layaknya tradisi kesantunan korea pada umumya. “Mohon izinkan hamba memperkenalkan pada pangeran__”

“Siapa kau sebenarnya?! Kenapa kau mengetahui identitas pangeran?!” tanya pengawal setia Kris menodongkan pedang tajamnya lebih dekat ke leher orang bersahaja itu.

Kris memberi tanda stop lewat isyarat tangannya pada pengawal setianya. Lalu Kris menoleh pada orang bersahaja itu. “Lanjutkanlah tuan.”

“Perkenalkanlah Pangeran Wu, kami adalah rombongan dari kerajaan kasta terpandang turunan dinasti Gwongjeok. Kunjungan kami kemari bermaksud baik.”

“Baik baik, semua kerajaan yang pernah mendatangi istana selalu berbohong! Apa kau ingin perang?!” potong pengawal setia Kris yang kedua, berkedudukan sebagai wakil jendral keamanan istana dalam.

“Yaaaaa!!!” teriak seluruh pasukan Kris didalam istana.

“Diam.” Peringat dingin Kris mengayunkan pedangnya ke atas. “Benarkah tuan bermaksud baik.”

“Tentu saja Pangeran Wu. Dan kami akan membantu masalah kerajaan dinasti Cheoseon untuk raja dan pangeran Wu karena perpecahan kerajaan kami hampir terselesaikan.”

Kris memasukkan pedangnya ke dalam sabuk pedangnya. “Turunkan pedang kalian pasukanku.” Titah Kris pada mereka semua. “Wahai tuan, siapa nama tuan?”

Orang bersahaja itu membungkuk hormat kedua kalinya. “Hamba juru bicara Kim, Kim Joon Myeon.”

“Silahkan Juru Bicara Kim beristirahat didalam. Maafkan saya atas sambutan yang terjadi tidak menyenangkan bagi tuan dan rombongan.”

“Ah, tidak apa-apa Pangeran. Hamba sangat paham itu bagian dari keamanan istana.”

“Dayang-dayang, siapkan kamar yang nyaman untuk para tamu istana ini.”

“Baik Pangeran.” Jawab serentak dayang-dayang yang berjaga tidak jauh dari tempat Kris berdiri.

Kris lalu melangkah kedalam ruangan utama istananya itu, mengajak para tamu-tamu dari dinasti Gwongjeok itu masuk untuk berbincang-bincang lebih dalam akan kedatangan mereka disana. Yang tak ayal jadi pusat perhatiannya ialah seorang perempuan manis dengan kulitnya yang tidak seputih orang korea lainnya turun dari kereta itu. perempuan itu pun juga ikut masuk mengikuti yang lain dengan dampingan satu pengawal pria dan satu perempuan yang terlihat seperti dayang istana.

Para rombongan Gwongjeok itu duduk tenang setelah Kris mempersilahkannya barusan. Didepan mereka masing telah tersaji meja kecil berisikan makanan pembuka, makanan utama, makanan penutup, dan dua macam minuman yang dapat dipilih sesukanya.

“Selamat datang di istana kerajaan dinasti Cheoseon.” Ungkap Kris membuka suara. Lalu seuruh tamu itu membungkuk hormat dalam posisi mereka yang terduduk.

“Terima kasih atas sambutan manis Pangeran Wu. Kami sangat senang berkunjung kemari.” Balas Juru bicara Kim Joon Myeon.

“Ah tidak, panggil aku pangeran Kris.”

“Baik pangeran Kris.”

“Juru bicara Kim, apakah kau membawa keluarga kerajaan?”

Juru bicara Kim meletakkan sebuah gulungan kertas diatas mejanya. “Maafkan hamba pangeran, kami tidak membawa seluruh keluarga kerajaan.”

“Kenapa?” tanya Kris bingung.

“Beberapa keluarga kerajaan sengaja kami lindungi diberbagai tempat berbeda untuk mencegah peperangan kedua. Maka dari itu saat ini kami hanya membawa anak dari turunan raja terakhir, Putri Lim Sooyoung.”

Kris menggelengkan kepalanya dan menelisik penuh tanya. “Ku dengar dari appa dan eomma, raja Gwongjeok memiliki banyak anak. Benarkah begitu tuan?”

Kim Joonmyeon tertawa kecil, “Benar sekali pangeran. Raja memilik satu pangeran dan tiga putri. Tuan Putri Lim Sooyoung adalah anak raja yang ketiga pangeran. Tuan putri Sooyoung bagi raja sangat istimewa dikarenakan beliau putri raja yang berbeda gen kulitnya dan sangat cerdas dibanding dua kakaknya dan satu adiknya pangeran Kris.”

Kris dan orang lainnya ikut tertawa untuk mencairkan suasana perjamuan itu. “Hm, juru bicara Kim. Siapa gerangan yang menuntun kemari atas nama kerajaan Gwongjeok ini? sepertinya saya patut berterimakasih padanya.”

“Kerajaan Gwongjeok mendengar masalah-masalah yang menimpa kerajaan dinasti Cheoseon, terutama bagian kasta terpandang dari raja Wu itu dari kerajaan tetangga yang pernah didatangi oleh beberapa utusan kerajaan ini. sebagai putri tercerdas dikeluarga kerajaan. Tuan putri Lim Sooyoung diangkat sebagai anggota dewan pertimbangan dikerajaan. Dan putrilah yang merayu raja untuk mengabulkan putusan membantu perpecahan yang terjadi pada kerajaan Cheoseon saat ini.” jelas juru bicara Kim sambil sesekali melirik perempuan yang duduk disampingnya.

“apakah orang disampingmu itu juru bicara Kim?” tanya Kris menopangkan dagunya pada kedua tangannya sambil menatap perempuan itu.

“Itu benar pangeran.” Jawabnya tersenyum ramah pada Kris, lalu dia menatap perempuan disampingnya itu.  “Tuan Putri Lim Sooyoung, raja sudah mengingatkan tuan putri berkali-kali tentang menghormati tuan rumah saat kita bertamu putri.”

Putri Lim tersenyum kecil. “Pangeran Wu Yifan, maaf atas kelancangan tadi. Tapi beginilah ciri khas yang saya miliki ketika pertama kali berkenalan dengan orang yang baru saya temui.”

“Tuan putri.” Peringat seorang pria disamping kanannya, dia adalah konsultan kerajaan.

“Iya Konsultan Xiumin.” Putri Lim memberi senyum paksaan, “Maaf semuanya, saya ingin beristirahat lebih awal. Terima kasih.” Putri Lim pamit dan memberi penghormatan. Perempuan itu berdiri dengan diikuti beberapa dayang baik dari dayang istananya sendiri maupun dayang dari Kris.

“Silahkan.” Balas Kris singkat melihat Putri Lim Sooyoung berlalu. Kemudian, Kris kembali berkonsentrasi pada tamu-tamu dihadapannya. “Nanti malam siapkan stamina berjaga. Ini berlaku baik perempuan atau pria, baik tamu ataupun anggota kerajaan.” Kris lalu pergi dari singgasana kursinya menuju kedalam kamar keluarga kerajaan.

“Oh dayang istana, memangnya ada apa?” tanya Konsultan Xiumin pada salah satu dayang yang berdiri didekatnya

“Itu tandanya pangeran Kris sedang meminta pesta malam keakraban tuan.”

­Â­

Malam yang meriah. Begitulah yang diinginkan oleh orang terpengting di kerajaan itu. malam penuh makanan dan minuman terbaiknya disetiap sudut meja, para penari dan atraksi musik terbaik yang sudah berlenggok ditengah lapangan kerajaan, lampion-lampion terindah dari koleksi kerajaan yang beraneka warna itu sengaja digunakan khusus malam itu. beberapa pengawal sibuk  menyiapkan kembang api kesukaan pangeran mereka, sementara para dayang sedang kerepotan meracik masakan yang tepat untuk tamu putri kerajaan atas titah pangeran mereka.

Seorang pria tampan berambut cokelat emas sedang tidak bosan-bosannya memberi eyesmile pada para tamu-tamunya dimalam itu. dan senyumnya makin berkembang menghiasi bibirnya tatkala terheran melihat wanita yang mulai keriput itu berjalan kearahnya.

“Eomma nyaris mengejutkanku.” Ungkap pria tampan itu setelah memberi hormat pada sang ratu kerajaan Cheoseon.

Ratu tertawa kecil lalu duduk disamping putranya. “Eomma lebih terkejut melihat putranya berpenampilan luar biasa seperti ini.”

Kris juga tertawa kecil pada eommanya itu, “Eomma seperti tidak pernah saja melihat penampilanku yang selalu luar biasa. Tapi eomma, aku sangat bahagia kau hadir disini.”

“Eomma juga lebih bahagia hadir menemanimu putraku.” Sang ratu memberikan pelukan sayang pada pangerannya. Lalu tiba-tiba seorang dayang datang dan membisikkan sesuatu ke telinga ratu. “Ya…ara…persilahkan saja dia…”

“Putri raja Gwongjeok tiba.” Sambut seorang pengawal didekat tangga dengan suara kerasnya.

Lim Sooyoung menunduk menghadap ratu dan putranya,Kris. Mengangkat tangannya dan menahannya dikeningnya, lalu memberi penghormatan dalam duduk. Lalu kembali berdiri kemudian ia duduk. “Hamba, putri kerajaan Gwongjeok. Putri Lim Sooyoung. Sangat terhormat sekali dapat berhadapan langsung dengan baginda ratu Cheoseon yang hamba kagumi selama ini. Semoga kedatangan hamba dan rombongan tidak mengganggu kerajaan.” Lim Sooyoung menundukkan kepalanya lagi.

“Saya sangat terkesan dengan paras dan kesantunan Putri Lim Sooyoung, pasti kerajaan Gwongjeok sangat bangga dan bersyukur memiliki putri seperti ini. terlebih yang kudengar dari para dayang dan pengawal, Putri Lim Sooyoung sangat cerdas dibandingkan keturunan-keturunan lainnya.” Ratu mengakhiri kalimatnya dengan senyumannya yang lembut

“Pujian baginda ratu sangat berlebihan.” Sooyoung juga memberinya senyum yang lembut.

“Bagaimana keadaan ratu Gwongjeok dan kerajaannya Putri?”

“Sejauh ini eomma sehat dan disibukkan oleh penjagaan perekonomian kerajaan. Gwongjeok juga terkendali karena strategi kami berhasil berkat kerjasama oppa dengan panglima perangnya.”

Tiba-tiba Kris berbisik pada sang ratu, “Eomma, beri aku kesempatan bertanya.” Ratu memberi anggukkan. “Putri Lim Sooyoung, maafkan saya jika menanyakan hal yang lancang bagimu. Apakah bala prajurit dan pengawal Gwongjeok mampu membantu Cheoseon disaat yang bersamaan menjaga keutuhan Gwongjeok sendiri?”

“Jendral Panglima Pangeran Park Chanyeol yang adalah kakakku, dia sudah mengatur berapa persen untuk penjagaan kerajaan sendiri dan untuk bantuan kerajaan Cheoseon. Jadi Pangeran Wu tidak perlu meragukan Gwongjeok.”

Perlahan, Kris juga merasakan orang-orang disampingnya perlahan pergi dan berpindah untuk duduk lebih jauh darinya. Termasuk eommanya juga. Dan kini, disudut Kris. Hanya ada dirinya dan Putri Gwongjeok itu.

“Panggil saja aku Kris. Kurasa terlalu panjang dipanggil Pangeran Wu atau Pangeran Kris.”

Sooyoung tertunduk menyembunyikan senyumannya. “Jika begitu, panggil saya juga Sooyoung. Saya rasa terdengar sangat panjang panggilan Putri Lim Sooyoung itu.”

“Terimakasih atas kecerdasanmu yang membawa bantuan kerjasama untuk masalah kerajaan Cheoseonku ini Sooyoung.”

Tak ada yang tau, hanya hati dan tuhanlah yang tau bahwa panggilan itu membuat jantungnya berdegup aneh yang membuatnya tak berhenti tersenyum pada pangeran itu. “Sama-sama Kris. Membantu itu hal yang diharuskan selama aku masih mampu melakukannya.”

“Sooyoung…apakah kau pernah merasakan jatuh cinta?” tanya Kris berusaha mencairkan suasana.

Sooyoung tersenyum,dirinya mencoba untuk tenang menanggapinya. “Pernah, namun hanya sesaat kurasakannya.”

Kris mengangkat alis, “Kenapa bisa begitu?”

“Beberapanya karena aku menyukai namja berkasta rendah, seorang pengembala kuda, seorang jendral pemula, dan yang terakhir lelaki misterius yang ternyata telah beristri.”

“Nampaknya kau tipe mudah jatuh cinta.”

“Kurasa begitu. Bagaimana denganmu Kris?” tanya Sooyoung sedikit mendengar bahwa orang dibelakang sana berbisik menanggapi dialognya bersama Kris.

Kris tersedak tiba-tiba,lalu Sooyoung segera menyodorkan secangkir minumannya. Kris pun menerimanya cepat meminumnya. “Pengalamanku jauh lebih buruk dari dirimu Sooyoung.”

Sooyoung tertawa pelan, “Katakan saja. aku tadi sudah mengatakan pengalamanku padamu.”

“Kau jangan tertawa.” Ingat Kris sebelumnya,lalu ia melanjutkannya lagi. “Aku…bersama anak dari dayang istana. Nyaris berhasil sih namun suatu ketika,aku melihat sesuatu yang tak seharusnya kupandangi lebih lama.”

“Apa itu?”

“Anak itu berci-ciuman dengan jendral tampan diistanaku juga.”

Sooyoung menahan tawanya, “Kau merendahkan diri Kris? Kau mengakui dia tampan?”

“Ya bukan begitu maksudku cukup tampan. Ya tapi tetap saja aku yang lebih tampan. Sudahlah Sooyoung,kau jangan menertawaiku.” Balas Kris salah tingkah celingak-celinguk sekitarnya.

“Lalu bagaimana dia sekarang?”

“Menikahlah. Tidak mungkin mereka tidak menikah, mereka saja sudah berciuman kan.” Kris elihat heran gerik tubuh Sooyoung yang sepertinya lelah. “Kau baik-baik saja Sooyoung?” Kris memegangi tangan Sooyoung.

Sooyoung agak terkejut dengan sentuhan Kris, “Mu-mungkin aku butuh istirahat.”

“Iya istirahatlah Sooyoung,kau terlihat sangat lelah.” Kris semakin menggenggam erat salah satu tangan Sooyoung itu.

“Tapi kau…”

“Aku tidak apa kau tinggalkan, nanti aku juga ikut istirahat lebih awal sepertimu.” Kris memberikan senyumannya tulus pada perempuan itu.

­Â­

Lim Sooyoung tengah duduk ditepi tempat tidur itu, ia melepaskan beberapa aksesoris kehormatannya sebagai seorang putri raja dan merenggangkan pita dipinggang pakaian. Lalu ia membaringkan diri dan memejamkan mata. Tidak lupa bayangan Kris tiba-tiba muncul dalam antero hitam ruang hampa didalam matanya.

Sooyoung melihat raja dari istananya sedang keluar dari kamar tamu kerajaan. “Oh,appa. Sejak kapan appa tiba di Cheoseon?”

“Sejak tadi. Appa hanya mengamankan beberapa selir disini. Hanya tiga.”

Sooyoung mencegah raja itu pergi. “Appa, kenapa appa tidak disini juga? Kemana juga eomma tidak appa ajak kesini?”

“Appa akan tinggal jauh di Kaecheonsi dan…eomma sedang demam,makanya tidak bisa mengantar appa kesini.”

“Appa, jangan pergi dulu appa. Sooyoung ingin appa disini semalam saja. masah appa kesini hanya menaruh selir saja. kalau salah satu bertindak padaku, aku mau mengadu pada siapa jika bukan appa.”

Raja itu dengan kasarnya menyontakkan tangan anaknya dari lengannya. “Kau tidak seharusnya bersikap benci pada selir raja Sooyoung-ah! Mereka itu juga termasuk ibumu,jadi hormatilah dengan baik. Appa hanya mengamankan selir yang paling muda, jadi istana Cheoseon dan para dayang Gwongjeok tidak akan kuwalahan melayaninya.”

“Appa…appa jangan menyuruhku menghormati mereka appa. Sooyoung sangat tidak mau appa…appa…”

Sooyoung terbangun dengan keadaannya yang terkejut. Nampaknya akan ada suatu pertanda dari mimpinya yang selalu menjadi kenyataan. Ternyata sinar matahari sudah menembuskan cahayanya dibalik jendela. Pertanda hari ini sudah pagi. Sooyoung merapikan pakaiannya dulu,lalu barulah ia berjalan dan membuka jendela dikamar tersebut. Beberapa saat kemudian,seorang dayang menggeser pintu kamarnya dan berlutut menghadap padanya.

“Tuan Putri Lim Sooyoung, makanan pagi telah siap di meja jamuan istana. Apakah Putri Lim Sooyoung ingin makan disana? Bila iya, hamba akan menyiapkan dayang untuk menata riasan tuan Putri Lim Sooyoung.”

Sooyoung tersenyum tamah, “Suruh saja dayang itu kemari tapi saya,ingin makan dikamar saja. bisakah itu dikabulkan?”

Dayang itu mendengarnya cukup terkejut. “Ba-baiklah Tuan Putri.” Lalu dayang memberikan hormatnya.

Ditengah kegiatannya memakan sarapan pagi itu, Sooyoung dikejutkan dengan kemunculan seorang dayang lain yang terkesan buru-buru menemuinya.

“Tuan putri,tuan putri Lim Sooyoung. Maaf…maaf hamba mengganggu ketenangan tuan putri.”

“Hmm, katakan saja apa yang mau kau bicarakan dayang.”

“Raja, raja barusaja datang untuk mengamankan tiga selir termudanya. Tapi…raja tidak membawa serta ratu Putri Lim.”

Sooyoung meletakkan sumpitnya,ia menghentikan kegiatan makannya yang belum selesai. “Jadi benar appa begitu. Berarti selir yang sebaya denganku juga ada disini ,dayang?”

Dayang tersebut terkejut heran akan jawaban tersebut. “Benar, itu semua benar tuan putri. Tapi,boleh hamba tau mengapa tuan putri kelihatannya bisa mengetahui berita tersebut sebelum raja tiba?”

“Mungkin saja mimpiku benar dayang. Dan, aku minta bantuanmu untuk mengawasi selir appa yang sebaya denganku. Aku takut dia merusak hubungan kerajaan Gwongjeok dengan Cheoseon. Mengerti?”

­Â­

Seorang namja berkedudukan pangeran itu sedang menikmati kolam ikannya dihalaman belakang istananya. Ia menghabiskan waktu menunggunya untuk memandangi tiap keindahan ikan miliknya itu. Tak lupa ia menghamburkan beberapa genggam butiran-butiran makanan ikan kesayangannya tersebut.

Lalu, ia merasakan ada seseorang yang hendak menghampirinya dari belakang. “Siapa?” tanya Kris padanya namun tidak ada gubrisan maupun suara yang terdengar olehnya.

Kris merasakan orang itu semakin dekat, namun Kris tidak mempedulikan hal itu. ia pikir,orang itu adalah bukan penyusup. Ia pikir kembali,mungkin saja itu eommanya atau Sooyoung yang sengaja mengendap-endap untuk mengejutkan dirinya. Tapi, seseorang itu nyatanya langsung memeluk Kris dengan erat dari belakang. Kris melihat perutnya, tangan seorang yeoja.

“SIAPA KAU?MAU APA DENGANKU?”

Kris menjatuhkan mangkuk berisi makanan ikannya. Ia mencoba melepaskan diri dan menjauhkan yeoja itu darinya.

“Ayolah pangeran. Kau sangat tampan. Pangeran tampan tidak seharusnya sendirian dan…menolak pelukan seorang yeoja, secantik aku.” Kata yeoja itu meraju dan kembali mendekat pada Kris.

“Diam kau. Kau disini hanya tamu, hanya selir raja Gwongjeok.” Namun, yeoja itu  sangat berani dan tetap memeluk Kris meski ia meronta. Kini, hampir saja yeoja itu hendak menciumnya tapi itu takkan terjadi karena  Kris telah mendorongnya hingga dia terduduk diatas tanah.

“Kau…harusnya tidak boleh mendorongku pangeran!”

“Pergilah. Kalau kau tidak bisa, maka saya yang akan pergi. Permisi.”

“Kau! Lihat aku akan membalasmu!” umpat selir raja Gwongjeok yang paling muda itu. umurnya tidak beda jauh darinya,bahkan terlihat lebih muda dari Kris. Tapi umpatan itu tidak dihiraukan Kris sama sekali, bahkan menoleh pun tidak.

­Â­

Dipagi itu Kris sedang membaca buku legenda yang dimiliki oleh ruang arsip dikerajaan Cheoseon tersebut. Ia menikmati segala kalimat yang tertulis dengan tinta tradisionalnya didalam kamar pribadinya. Namun, ditengah waktunya. Kris mendengar suara gemuruh langkah-langkah kaki yang mendekat ke lorong-lorong kamarnya.

Orang-orang tanpa permisi itu masuk kedalam kamar Kris dan langsung menangkap Kris yang terkejut melihat semua ini. “Ada apa ini? kenapa kalian berani bersikap kurang ajar pada kamar pribadi kerajaan!” bentak Kris pada pengawal-pengawal yang mulai menggeretnya keluar dari kamar. Namun,para pengawal itu bukanlah pengawal asli kerajaannya.

“Maaf Pangeran Cheoseon, kami menangkap Pangeran atas perintah raja Gwongjeok.” Kata salah satu pengawal itu.

“Tidak! Kau salah menangkap orang pengawal!!” Kris menghentakkan lengan-lengan pengawal yang membawanya.

“Pangeranlah yang salah karena menganiaya selir termuda raja kami.”

“Salah! Salah! Aku tidak menganiayanya bodoh!—“ Ronta Kris kembali membuatnya nyaris terpenggal oleh salah satu pedang pengawal itu. Kris pun akhirnya terdiam sejenak dan dibawa para pengawal ke lapangan kerajaannya sendiri.

“BUKAN AKU YANG MELAKUKANNYA…DIA…SELIR ITU MENJEBAKKU!” bantah Kris dengan tegas pada hadapan para pengawal dan orang-orang kerajaan Gwongjeok, bukan pembelaan yang didapat. Kris justru mendapat tendangan dari salah satu pengawal disampingnya.

“Kau! Kau Sangat Tidak Tau Apa Yang Terjadi. Dia Hanya Menjebakku Dengan Pelukannya. Aku Hanya Membela Diri Sendiri, Aku Tidak Menganiayanya. Selir Itu Yang Menjebakku Kau Paham!!” satu kali lagi pengawal itu menendangnya lagi dengan keras.

“Sesuai dengan permintaan korban, pangeran akan dihukum gantung didepan istana kerajaan Gwongjeok hari ini atas perlakuan pangeran menganiaya selir raja dengan tidak wajar.” Ungkap seorang kepala keamanan Gwongjeok menghadap padanya.

“APA?! Dia bohong! Dia pembohong!”

­Â­

“Putri…Putri Lim Sooyoung…” hadap seorang dayang pribadinya dengan nafas tersenggal-senggalnya, sang putri hanya menunggu kelanjutan dari kalimat dayangnya. Ketika dayang itu bangkit dari penghormatannya, Sooyoung memberinya anggukan persilahkan.

“Tuan…Tuan Pangeran Kris Wu ditangkap para pengawal kerajaan Putri…”

“Apa?!” tanya Sooyoung jelas terkejut.

“Iya Putri, Pangeran Kris Wu ditangkap atas pengaduan penganiayaannya terhadap selir termuda raja,nyonya Nam dan akan digantung didepan istana Gwongjeok. Tapi…tapi pangeran sekarang sedang disiksa dilapangan Putri Lim.”

Sooyoung beranjak dari posisi duduknya. “Jadi,teman sebayaku lagi yang membuat kekacauan ini.” katanya pada diri sendiri,lalu ia kembali menoleh pada dayangnya. “Ajak dayang-dayang kepercayaanku untuk mengantarkanku sekarang.”

­Â­

Langkah yakin Sooyoung itu membuat para kerumunan didepannya menepi untuk memberinya akses jalan, dengan wajah kesalnya. Sooyoung menampakkan tatapan tajamnya pada pengawal-pengawal disamping Kris ditengah lapangan sana.

“Kenapa ini bisa terjadi tanpa sepengetahuan saya, kepala keamanan? Kemana raja, raja tidak turut hadir disini?” tanya Sooyoung tegas dan menatap semua kerumunan yang tidak asing lagi dikerajaannya.

“Ee…Tuan Putri Lim Sooyoung,maaf para dayang terlambat memberitahukan pada tuan putri sebelum eksekusinya dan mengenai raja…raja tidak ada.”

Sooyoung memicingkan mata pada namja tersebut, “Dayang istana tidak pernah terlambat karena mereka dekat denganku. Seharusnya kau meminta persetujuan dariku, jangan asal mengabulkan permohonan dari selir yang ini!” Sooyoung sengaja menyindirkan kata terakhirnya dengan melirik selir ayahnya yang berada diarah samping kirinya.

“Tuan Putri.” Peringat dayang disampingnya dengan berbisik.

“Selir bukan diatas segalanya bila raja dan ratu tidak ada. Jika ada aku sebagai Putrinya, maka semua atas izinku. Mengerti!” Bila seorang putri telah berbicara pada bawahannya menggunakan bahasa nonformal itu tanda bagi mereka bahwa putri sedang benar-benar marah pada mereka. Akhirnya semua tertunduk maaf padanya. Namun,semua itu tidak dapat mengembalikan segala luka yang dilihat Sooyoung menghiasi wajah tampan dari Kris.

“Lakukan.” Perintah selir itu pada pengawal disekitarnya.

Seluruh pengawal saat itu juga menyodorkan pedang tajam mereka kearah para dayang dan Sooyoung, tidak lupa juga pedang disamping Kris disodorkan ke leher Kris sehingga namja itu harus menahan posisi kepalanya yang agak terangkat.

“Kau…” tatap tajam Sooyoung pada selir itu,sementara Kris menatap khawatir keadaan Sooyoung didepannya.


To Be Continue…