BEGINNER DEVIL || (SEQUEL - PLAYER HIDDEN OUT SOUL) || FF HunBaek
#PRESENT#
FAN FICTION YAOI
TITLE : BEGINNER DEVIL (AFTER Story – PLAYER HIDDEN OUT SOUL)
AUTHOR and COVER BY : VieyRaaMoimoi a.k.a (@avisenadinata)
GENRE : SAD, TRAGEDY, HURT, Little ROMANCE, ANIMOSITY…
LENGHT : TwoShoot - Sequel
MAIN CAST : OH SEHUN
BAEKHYUN,
KYUNGSOO as. D.O
CHANYEOL,
Wu Yi Fan as. KRIS
Zhang Yi Xing as. LAY (disini
sudah almarhum L)
Kim Jong In as KAI
LUHAN,
Kim Joon Myun as. SUHO
SUPPORT CAST :
TAO,
XIUMIN,
CHEN, and
(Kim Hangwook as brother’s Xiumin)
RATING : T
EXO member’s milik orangtua-nya, Tuhan
dan SM Ent.
Author sekedar pinjam nama. Sikap sifat
lainnya itu khayalan semata, bukan asli yang dipunyai para tokoh!
Dilarang
menjiplak, mengcopy, mengedarkan (untuk kepentingan berbau EVIL) tanpa
persetujuan dari aku selaku Author (penulis) yang melanggar, bisa berurusan
dengan Tuhan yaah(!)
DISCLAIMER :
Be Good
SUMMARY : “..Aku sudah menyelamatkan namja ini
walaupun guruku masih bersimbahkan darah disana…
maafkan aku, aku telah gagal memainkan peranku
dalam misi sahabatku…
tapi aku tetap bekerja untuknya…
akan ku tunjukkan pengkhianatanku pada mereka
suatu saat nanti, saat waktu benar-benar memihakku…”
AUTHOR NOTE : RCL. . . yang pinter bahasa inggris, bakal tau
artinya apa. yg gak tau, belajar ngartikan dikamus yaa, jangan di google dulu
#-_-rempong. kalau mbaca, pliss baca FF - PLAYER HIDDEN OUT SOUL dulu. Ingat.
ff ini itu SEQUEL alias “LANJUTAN” jadi usahakan bisa dapet feelnya setelah
baca kedua ff itu yah. terimakasih…
yasudah, langsung saja. jangan banyak cincong
jangan ketus, nasi goreng masih enak kok #apa’an(?)
HAPPY READING FRIENDS…. ^__^
BEGINNER DEVIL PART 1
Kris
baru saja menapaki rumah itu dari mobilnya. Langkahnya langsung menghampiri Kai
yang tertunduk sendu ditingkat atas sana.
“…Setelah kematian ini, ku harap kau takkan
lalai lagi…” Kris menggelengkan kepalanya melihat jasad Lay dirumah itu.
Nafas
Kai memasrah. “Arasso Kris hyung…”
Tangan
namja itu mengelus-elus dagunya sendiri. “Akan ku tekankan padamu, kau masih
memiliki hutang budi pada sahabatmu. Akan ku ingatkan juga saat kelalaianmu
yang pertama. Saat-saat kau diperintah oleh kakak perempuanmu untuk membunuh
dan memutilasi Lay tapi kau malah gagal, lalai. Kau mengkhianati kakakmu.
Bahkan kau terpikat dan menjadikan Lay sebagai kekasihmu… jangan sampai kau melakukannya
lagi. Apalagi pada Byun Baekhyun…”
“Ne
Kris… aku berjanji takkan melakukannya lagi. Kau bisa pegang perkataanku ini.”
“Lakukan
sesempurna mungkin, aku yakin kau mempunyai strategi sendiri..” kata Kris
sembari meninggalkan Kai yang tertunduk hormat padanya.
ºBE****VILº
Baekhyun
masih terbingung dengan keadaan yang beberapa saat yang lalu. Namja yang
disebelahnya masih diam menatap langit. Kedua tangan namja itu saling meremuk,
seolah was-was akan suatu hal.
“Se
Hun…boleh aku bertanya?” kata Baekhyun sedikit ragu.
“Ya,
katakan…” namja itu masih menatap langit.
“Bisa
kau jelaskan kejadian tadi? Aku begitu takut tapi penasaran.”
Sehun
menatapnya lamat-lamat. Kemudian meraih namja mungil itu dalam pelukannya. Ia
memejamkan matanya, mencoba merasakan getaran dan segala aura namja itu.
“Sebelumnya
maafkan aku telah membohongimu…”
“Kau
tidak pernah berbohong.” Katanya sambil merenggangkan pelukan Sehun dan
tersenyum.
“Kau
tidak tau, aku telah membohongimu. Aku akan mengungkapkan identitasku dulu, aku
adalah salah satu namja dalam kelompok yang menggodamu dimalam itu. Sebetulnya
aku adalah teman dekatnya Chanyeol. Lalu aku ditugaskan sahabatku menjadi peran
untuk menghancurkanmu. Kau yakin sanggup mendengarnya sebelum ku lanjutkan ke
berikutnya…”
Baekhyun
mengangguk tegas padanya.
“Sahabatku
begitu membencimu karena dia menyukai kekasihmu, Park Chanyeol. Lalu dia
menyuruh orang lain mengajariku, menjadi atasanku dan aku bekerja untuknya.
Setelah itu aku mendapat ujian terakhir. Malam ini seharusnya aku dan guruku,
atau kau bisa menganggapnya temanku. Harusnya kami bisa membunuhmu, atau
minimal membuat tangan atau kakimu lumpuh.”
“Siapa
sahabatmu itu dan atasanmu?” hatinya sangat takut, perasaannya gemuruh hingga
membuat badannya melemas mendengar pernyataan Sehun.
“Kyungsoo…
atasanku adalah Kris hyung…”
Badannya
langsung terhempas lemah, membuatnya jatuh lagi ke pelukan Sehun. Alasannya
sudah jelas, nama Kyungsoo membuatnya semakin tersiksa, lebih parah hingga
ketakutan setengah mati.
Sehun
membalas pelukan itu. “Tenanglah, aku berusaha menyelamatkanmu. Aku juga sudah
menyiapkan rencana khusus setelah ini. Jadi percayalah bahwa kau takkan mati
ditangan mereka. Kau masih punya Chanyeol dan Suho untuk menjagamu saat aku
jauh.”
“Se
Hun…” namja itu menatap sendu.
Sehun
menggenggam rahang namja itu. “Percayalah aku akan melindungimu. Sekarang aku
harus kembali ke markasku. Saat aku sudah pergi, kau cepat hubungi Chanyeol
untuk menjemputmu disini dan satu lagi. Teruslah berpura-pura tidak
mengenalku…” perlahan ia memejamkan matanya. Mendekatkan bibirnya pada namja
mungilnya, ia resapi bibir namja itu. Namja itu juga membalas ciumannya.
Ia
melepaskan bibirnya lalu tersenyum pada namja itu dan beranjak meninggalkan
Baekhyun tanpa berkata apapun…
ºBE****VILº
Baekhyun
mendongak dari penantiannya ketika sesosok namja yang dinantinya sudah ada
didepannya. Ia tersenyum melega dan memeluk namja itu.
“Chanyeol…
Aku senang kau akhirnya datang lebih cepat…”
Namja
itu merenggangkan pelukannya. “Sejak kapan aku datang telat seperti siput ha..”
sembari mencolek ujung hidung Baekhyun. “Um… terjadi apa dirumahmu chagi?
Kenapa saat aku lewat, rumahmu begitu berantakan dan ada beberapa mobil
didepannya?”
Ia
berpikir sejenak, pikirannya mulai dilema. “Dirumahku ada 2 perampok, aku
melarikan diri hingga disini. Selanjutnya aku tak tahu jika ada beberapa mobil
itu.”
“Ck,
keadaanmu semakin parah. Ku yakin ini kejahilan anak itu…” lalu sejenak
memejamkan matanya. “Sementara ini aku akan membawamu ke rumahnya Luhan. Maaf
aku tak bisa membawamu ke rumahku karena ada pesta. Sebelum matahari terbit,
aku akan mengantarkanmu dan membereskan rumahmu.”
“Ne…”
“Ya
sudah, ayo…”
ºBE****VILº
TING
TONG…
CKLEK…
“Hmm…iya
ada apa? Mencari siapa? Hoammh… ini sudah tengah malam tuan…”
Pletak…
Chanyeol
menjitak kepala namja yang membuka pintu.“Heh Luhan pabo, bangunlah. Ini aku
Park Chanyeol!”
Luhan
mengucek-ucek matanya. “Ah…mian…mian…mianhae Chanyeol… masuklah.” Namja itu
sangat salah tingkah. Ya betapa tidak, sekarang Chanyeol yang didepan matanya
itu adalah namja yang menyelamatkannya saat dijahili kakak kelas sewaktu dia
menjadi namja baru dikelasnya, patutlah dia merasa salting setengah sungkan
pada Chanyeol.
“Hmm…ya.”
Chanyeol sebentar menoleh pada Baekhyun. Namja itu sepertinya mengeluh
kedinginan. “Langsung saja, dirumahmu tidak ada orang selain dirimu kan?”
“Ya
memang, apa kau ingin menginap disini?”
“Bukan
aku, tapi dia…” dagunya mengarah ke Baekhyun. “…rumahnya barusaja diganggu
perampok, sementara ini ku titipkan dia padamu. Tolong pinjamkan dia baju
hangat. Sebelum matahari terbit, aku sudah menjemputnya. Jadi jangan takut dia
berlama-lama diranjangmu…”
“Huzh…Chanyeol.
Aku tak pernah mengatakannya.”
“Jangan
mengelak, itu kebiasaanmu. Tak ingin semua ranjangmu disentuh orang lain… ya
sudah, aku tinggal dulu ya. Jaga dia.”
Baekhyun
masih mengelus-elus badannya sendiri. “Baekhyun imnida…mohon bantuannya, maaf
merepotkanmu Luhan-shi..bbrrr….”
Chanyeol
mengecup sejenak bibir Baekhyun, lalu mengusap rambut namja itu. “Luhan baik
kok. Dia bukan namja berdarah penjahat. Bersikaplah tenang padanya ya…”
Baekhyun
menatap Chanyeol penuh arti dan tersenyum sembari menganggukkan kepalanya.
Chanyeol berbalik keluar lalu menutup pintu rumah Luhan.
ºBE****VILº
Sehun
masih berjalan sedikit tertatih menuju Tryf villa, markasnya yang dimiliki
Kris. Pikirannya terus memohon agar setelah ini ada keajaiban saat memasuki
markasnya itu. Tak lama kemudian, sepertinya permohonannya benar-benar
terkabul. Ada namja yang muncul diujung gerbang disaat yang tepat baginya.
GREB
Sehun
langsung memegang bahu namja itu. Namja itu hampir saja memukulnya karena
reflek jika dirinya adalah orang jahat.
“Tao…bisakah
kau menolongku berakting…” lirihnya tepat ditelinga Tao.
“Ya
bisa, wajahmu kenapa kotor?” lalu melirik ujung tangan Sehun yang memegang
bahunya tadi. “Ini kan darah…”
“Memang
darah… bantu aku masuk ke kamarku. Beraktinglah kau yang menemukanku tergeletak
di lapangan belakang rumahnya Baekhyun saat kau tak sengaja lewat.”
“Hal
yang terlalu mudah…baiklah ayo…” Tanpa disuruh Tao menjalankan aktingnya dengan
mudah, pertama dirinya menggantungkan tangan Sehun ke pundaknya dan memapahnya
layaknya benar-benar membawa Sehun yang lemas.
Di
awal mereka masuk, keadaan begitu tenang. Sehun tampaknya ingin cepat-cepat
memasuki kamarnya.
“Oeh
jangan gegabah! Nanti rencanamu bisa kacau.” Bisik Tao sembari menyikut
pinggang Sehun begitu Sehun yang dipapahnya itu terburu berlari ke kamarnya.
“Hanya
beberapa meter saja… kau sudah sensitif.” Kata Sehun dengan santainya.
“Haasshh!
Diamlah..”
TAP…
TAP… TAP…
Tao
mulai gugup saat ada derap kaki yang dipikirnya itu tak mungkin derap kakinya
sendiri dan Sehun. Perasaannya semakin khawatir jika ke”actingan”nya dicurigai
si pemilik derap kaki itu. Di ujung koridor itu muncullah 3 namja. Tao sangat
mengenalnya, Kai, Kris, dan Kyungsoo.
“Oh
Sehun-shi kau baru datang…bagaimana keadaanmu?” tanya Kris, Tao sedikit
mencurigai namja blonde itu.
“Masih
sakit Kris hyung.”
“Tangguhlah
dan cepat bangkit. Tao akan mengobatimu 24 jam.”
Kai
mendehem. “Aku sempat mendengar ada yang berkata rencana yang kacau dan gegabah…apa
maksudnya?” sambil mengangkat alisnya.
“Ah..itu
Sehun gegabah ingin mengejar Baekhyun saat aku baru saja menemukannya
tergeletak dilapangan dekat rumah Baekhyun…dan dia takut rencananya kacau jika
tidak mengejarnya lagi. Begitu Kai…” Tao berharap penjelasannya yang spontan
itu tak bisa dicurigai oleh Kai.
“Tenanglah
Sehun, masih ada hari besok…membunuhnya bersamaku…” ia menyinggung senyum
liciknya, mungkin paling licik dengan atas nama kematian kekasihnya tadi malam.
Sehun
meringis pura-pura mengiyakan. “Ah iya…”
Kemudian
Tao membukakan pintu kamar Sehun, saat itu juga ketiga namja itu pergi tanpa
permisi atau basa-basi menutup percakapan mereka. Lalu Tao menutup pintunya.
Anehnya, Sehun masih santainya dipapahnya. Padahal acting ini dirasanya sudah
selesai karena sudah didalam kamarnya kan (?) Tao memilih diam daripada
mempeributkan keaktingannya dengan Sehun. Ia merebahkan pelan-pelan tubuh Sehun
ke kasurnya. Tao kembali berdiri dan mengambil kotak P3K didekat lemari kamar
itu.
“Sehun…”
lirihnya selagi mengobati pelipis dan lengan Sehun.
“Hmm…?”
“Kau
yakin kuat membunuh namja itu bersama Kai?” lalu ia mulai membereskan kotak
P3Knya.
“Ya
aku yakin kenapa tidak. Tapi itu pun tidak harus membunuhnya kan? Yang penting
Kyungsooo puas melihat namja itu tersiksa…”
“Ya…benar
juga tapi… apa kau yakin sanggup melakukannya… Aku takut jika tiba-tiba kau
kasihan padanya.”
Sehun
menghela nafas “Aku tak tau selanjutnya tapi aku akan berusaha. Jika aku gagal…
biar Kris hyung yang menghukumku. Emm, aku boleh minta tolong lagi?”
Tao
mengiyakan dengan anggukannya.
“Ambil
suratku dilaci yang kututupi dengan pigora dan kotak kayu. Kau pasti tau laci
itu saat kau menjemputku malam itu lewat jendela. Berikan suratnya pada Xiumin
saat aku benar-benar sudah hilang.”
“Iya
aku ingat laci itu… kenapa kau tidak berikan sendiri padanya?”
“Kenapa?
Lalu untuk apa aku meminta tolong padamu… ya itu, karena aku tidak bisa
memberikannya pabo…”
“ah..maksudku
alasanya pabo…”
“Aku
tak bisa menjelaskannya pabo. ini menyangkut perasaanku dan peranku. Bisakah
kau tak bertanya lagi pabo?”
“Iya
iya, aku takkan bertanya lagi pabo… istirahatlah pabo, aku akan berjaga
disitu.” Tao menunjuk ke sofa dekat lemarinya.
“Nah
begitu pabo. terima kasih sudah mengobatiku pabo.”
“Iya
iya, dan berhentilah panggil memanggil pabo-pabo(an)…”
Sehun
tertawa sembari membalikkan badannya membelakangi Tao. Tao masih mendengus
kesal dan bermuka masam.
ºBE****VILº
“Oeh
Sehun… bangunlah! Matahari akan terbit!!” bentak Tao sambil
menggoyang-goyangkan badan Sehun.
Sehun
membuka matanya. “Hmm…hoammh…memangnya kenapa kalau akan terbit?” sambil
mengusapi kedua matanya.
“Aku
diperintah Kris menyiapkanmu untuk berangkat bersama Kai. Kyungsoo sudah
menemukan posisi Baekhyun, jadi kau dan Kai harus cepat membunuhnya sebelum
namja itu pindah ke tempat lain.”
Sehun
membulatkan matanya dan segera duduk dengan ekspresi shocknya. Aish, kenapa dia
pintar menemukan Baekhyun. Ku harap masih ada sisa waktu untuk
menyembunyikannya lagi. Kata Sehun dalam hati.
Sehun
mengatur nafasnya “Apa harus sekarang? Ah, moodku rusak begitu membunuh namja
itu saat ada Kai disebelahku…”
“Ya sekarang lah, mau kapan lagi? Cepatlah! Nanti keburu Kai sendiri yang membunuhnya…”
“Ha?
Apa? Tidak! Aku saja. iya iya, aku berangkat.”
Sehun
bangkit lalu menyambar kemejanya dan dipakainya sambil berjalan. Sementara Tao
kelihatannya membereskan kamarnya. Sehun mulai membuka pintu, didepannya sudah
ada namja yang sudah berpakaian ala teroris melintas sambil menenteng senapan
yang cukup panjang. Sehun kesulitan menelan ludahnya.
“Ambil
pakaian terorismu, senjatamu sudah ada disebelahnya.”
Sehun
berjalan ingin mengejar namja itu “Kai, bisakah kita tunda sejam atau 30 menit
lagi?”
“Tidak
bisa. Lay sendiri yang bilang kalau namja itu kuat, jadi kita tak boleh
melewatkan sedetik pun untuk menunda kematiannya.”
“Kai,
cobalah memberiku waktu. Aku ini barusan bangun tidur. Kau tau kemarin aku
habis terluka kan. Jangan terburu-buru. Ku yakin kita tetap bisa mengejar
waktu, dia itu namja yang mudah dilumpuhkan.”
“Jangan
meremehkannya!”
“Ya
itu bagimu karena kau pernah gagal menghadapinya. Kalau bagiku ya mudah saja.”
Kai
menatapinya kesal. Muncullah namja diantara percakapan mereka. “Oh Sehun, ada telpon
dari temanmu. Dia memintamu menemuinya. Alamatnya akan dikirimkan sebentar
lagi. Katanya begitu.” Sambil memberikan gadget itu padanya.
“Ya,
terima kasih Tao.” Tak lama setelah itu ada sms masuk. Ha? Ini kan rumahnya
Baekhyun…dari Chanyeol? Tanya dalam hati. Tao sudah berbalik meninggalkan
mereka.
“Kau
lihat sendiri kan Kai? Aku sedang ada urusan, berilah aku waktu. Aku bisa
membereskan namja itu sendirian. Khususnya tanpa pengawasanmu.”
“Ck
alasannya ada saja.” umpatnya selagi Sehun berjalan meninggalkannya. Dibalik
sana, Sehun tersenyum lega.
ºBE****VILº
Sehun
turun dari motor kesayangannya, ia sudah sampai pada alamat yang diterima
dismsnya. Seorang namja tinggi setengah berlari menghampirinya. Di depan sebuah
rumah itu juga ada 2 namja cantik.
“Sehun,
maafkan aku atas perlakuan kasarku…” katanya sambil memeluk tubuh Sehun.
“WAEE
CHANYEOL HA? Jangan memelukku, ini menjijikkan pabo!” Sehun berusaha melepaskan
rengkuhan pelukan Chanyeol.
Chanyeol
tertawa dan melepaskan pelukannya yang menjijikkan bagi Sehun. “Maaf aku
menghubungimu sepagi ini, padahal langitnya masih gelap.”
“Ne,
gwenchana. Langsung saja ke pokoknya. Ada apa kau menyuruhku kesini?”
“Baekhyun
kekasihku ini kemarin diteror 2 perampok dirumahnya. Aku takut saat aku jauh,
tiba-tiba perampok itu datang lagi bahkan membunuhnya. Ku yakin ini perbuatan
Kyungsoo, ya walaupun aku belum tau faktanya. Karena itu kau bisa membantuku
kan?”
“Ya,
katakan saja. aku berusaha bisa membantu apa saja.”
“Aku
ingin kau menjaganya. Jika kau tak sanggup atau meninggalkannya sebentar.
Titipkan saja dia ke Luhan atau Chen. Sementara itu aku akan membalas dendam
pada orang-orang yang meneror kekasihku selama ini.”
“Jadi
kau belajar menjadi teroris atau avenger semacamnya? Terus Luhan itu yang
mana?”
“Entahlah,
mungkin aku bisa dikatakan seperti itu. Oh, Luhan. Itu, yang sedang bersama
Baekhyun.” Sembari menunjuk namja cantik yang berdiri mengobrol serius dengan
Baekhyun.
Sehun
menatap sedetik keadaan langit diatasnya. Lalu melihat jam tangannya. “Aish,
aku harus kembali pulang sebelum aku ditegur lagi. Maaf Chanyeol, aku tak bisa
berlama disini tapi percayakan padaku bahwa aku benar-benar membantu menjaga
kekasihmu. Aku akan kembali lagi.” Ia mulai menaiki motornya.
“Ah,
iya maaf juga membuat waktumu terbuang. Gamsahamnida Oh Sehun…”
“Cheonma,
pai pai…”
Kemudian
Sehun menyalakan motornya dan meninggalkan Chanyeol. Lalu Chanyeol menghampiri
2 namja yang dari tadi berdiri mengobrol didepan pintu.
“Tak
baik namja cantik seperti kalian bicara didepan pintu.” Ujar Chanyeol.
“Ha?
Memang ada hukumnya? Siapa yang bilang begitu?” tanya Luhan. Baekhyun malah
menertawakannya.
“Aku
yang bilang gitu loh.”
“Chanyeollie
itu tadi siapa? Sepertinya aku pernah mengenali wajahnya.” Baekhyun
celingak-celinguk ke pelataran jalan aspal.
“Ya
kau memang mengenalinya Baekhyunnie, dia nanti yang menjagamu saat aku pergi.”
“Memangnya
kau mau kemana?” suara serempak dari 2 namja cantik itu,
Melihat
itu Chanyeol langsung meliriknya seperti jijik -- “Mau mencari dan
membereskan orang-orang yang sudah meneror Baekhyun selama ini. Jangan ditanya
sampai kapan ini ku lakukan karena aku juga tak
bisa menentukan.”
ºBE****VILº
Kai
berdiri di koridor depan di villa ini dengan menatap gemas marah pada namja
yang turun memarkir motornya.
“Sehun,
cepat ambil peralatanmu. Kris mendapat kabar lagi bahwa namja itu akan
bersembunyi di tempat lain.” Sehun melintasi Kai tanpa menanggapi kalimat dari
Kai. Kai lantas mengikutinya lagi.
“Sehun,
kau dengar aku tidak ha?”
Sehun
terus berjalan menyusuri koridor, lagi-lagi tak merespon omongan Kai. Lalu Kai
mencoba menghalanginya tapi Sehun melewatinya dengan tatapan datar. Kai terus
mengikutinya langkahnya. Kemudian Sehun memasuki kamarnya dan membereskan
sebagian barang-barangnya.
“Sehun!
Kau mau kemana memangnya? Jangan membuang waktu, ayo kita ketempat namja itu.”
Sehun
menoleh pada Kai dengan mata elangnya. Ia diam menyimpan suaranya. Pikirannya
mulai memanas. “Kita? Kau saja, aku tidak mau dipasangkan apalagi berpartner
denganmu.” melanjutkan menata barang-barang ke dalam tas mininya.
“Apa
kau bilang? Kau harus bersamaku! dengan begitu waktu membereskan namja itu
lebih singkat…”
“Aku
juga bisa singkat membereskannya walau tanpamu. aku tetap tidak mau dipasangkan
denganmu. Aku sudah punya taktik sendiri membereskan namja itu.” Sehun membawa
tasnya dan mulai meninggalkan kamarnya.
“Ck,
kau tidak bisa seenaknya begitu saja. ini sudah perintah Kris dan kau tidak
bisa membantahnya.”
Sehun
menghentikan langkahnya tapi tak membalikkan badannya pada Kai. “…Bisa jika aku
yang memintanya pada Kris sendiri. Lihat saja akan ku buktikan. Dasar sialan.”
Lalu Sehun meludah ke arah kirinya.
ºBE****VILº
TOK
TOK TOK
“Ya
masuk…”
Cklek..
“Kris
hyung, maaf mengganggu.”
“Ya
tidak apa-apa. Duduklah…” namja itu mematikan TV dan Sehun sudah duduk dikursi
ruangan Kris. “..ada perlu apa? Oh ada Kai juga..”
Kai
menyelonong masuk dan berdiri didepan pintu ruangan itu. Sehun melirik Kai penuh
kesal. Aku benci melihatmu disini…rutuk hati Sehun.
Sehun
mendehem “..Kris hyung, aku boleh meminta membereskan namja itu tanpa harus
dipasangkan dengan Kai?”
Kris
menimbang-nimbang, ia mengelus-elus dagunya. “Hmm…sebetulnya itu tidak boleh
tapi karena kau memintanya sendiri, aku membolehkanmu melakukannya sendiri..”
ia mengakhiri kalimatnya dengan tersenyum pada Sehun.
“Taa…ttapi
hyung itu kan…” sela Kai dengan ekspresi sangat kecewa.
“Sudahlah,
aku yakin dia tau diri. Daripada dia merasa terganggu bila dipasangkan
denganmu, lebih baik ku biiarkan saja dia membereskannya sendiri.”
“Gamsahamnida
Kris hyung… aku permisi dulu. Aku segera membereskan namja itu.” Sehun beranjak
dari tempat duduknya. Melintasi Kai dan berhenti sejenak dengan maksud ingin
membisikkan kalimat pada Kai. “Lihatkan. Aku yang menang bisa memilih
jalanku…Jangan ikut campur lagi, mengerti!” bisiknya langsung pergi dan
tersenyum licik pada Kai.
Kai
melototi Sehun penuh marah. Lalu ia segera mendekat pada posisi Kris. “Apa
jalanmu tidak salah mengabulkan permintaannya ha? Kau menghancurkan taktikku
membalas kematian kekasihku…”
Kris
tertawa lirih “Aku takkan pernah salah dalam melangkah. Percayalah, aku sudah
menyiapkan kejutan lagi…” lalu Kris menyalakan TVnya. “…biar Sehun menjalankan
dengan caranya. Kau pergilah dan ikutlah membereskan namja itu secara
tersembunyi. Lakukan hal yang sama sesuai dengan gaya Lay..”
Kai
menghela nafas dan melukis senyum diwajahnya. “Ah…syukurlah. Inilah yang ku
sukai… baiklah, aku permisi dulu hyung. Gomawo.”
“Hmm…
jangan lupa kabarkan aku segera.”
Kai
mengangguk tegas dengan senyumnya sembari berjalan meninggalkan ruangan Kris.
Ia berlari mengambil beberapa senjata lagi di gudang. Kemudian ia berlari lagi
menyusuri koridor menuju pintu depan. Ternyata namja yang dihadapannya tadi
belum berangkat, ia coba menghampirinya.
“Lambat
sekali, beberapa menit saja belum berangkat.”
“Aish…ku
bilang jangan ikut campur!”
“Sehun…Sehun…awas
saja jika kau mengkhianati aku dan Kris bila kau gagal membereskan namja itu.”
DOORR…
Sehun
menembak pistolnya ke langit yang masih hitam. Matanya menatap dendam pada mata
Kai. “Kai, aku bisa saja menembakmu sampai jasadmu mengenaskan. Jangan ikut
campur lagi!!”
Kemudian
Sehun meninggalkannya dengan menaiki motornya sendiri. Kai tertawa licik sembari
menggeleng-gelengkan kepalanya.
ºBE****VILº
Pagi
yang masih berlangit gelap takkan bisa membongkar persembunyiannya. Kai masih
antusias memperhatikan rumah yang ada diseberangnya. Awalnya hanya ada dua
namja cantik duduk didepan sana. Lalu semenit kemudian, datanglah namja yang
sangat dikenalnya. Ia segera mengambil ponselnya.
“Yeoboseyo
Kris hyung, aku melihat namja muda itu disana…”
“Info
apa yang kau lihat?”
“Ternyata
dia menghampiri rumah Baekhyun. Dari gerak-geriknya sepertinya dia memiliki
ikatan manis dengan Baekhyun.”
Kris
tertawa “Tepat sesuai dugaanku, dia belajar mengkhianati nyatanya.”
“Apa
perlu aku yang menembaknya sekarang juga?”
“Hmm…jangan
dulu. Tembak dia ketika insting penjiwaanmu benar-benar mirip dengan jiwa Lay.
Intinya kau pasti tau bagaimana insting Lay beraksi kan?”
“Sebetulnya
aku kurang paham karena aku harus sama dengan jiwa Lay, tapi aku akan
melakukannya…”
“Kutunggu
kabar selanjutnya, jaga gerakmu agar tidak tercium oleh Sehun.”
“Ne
Kris hyung…gomawo.”
PIIIP
Kai
melanjutkan mengamati ketiga namja itu. Tembaknya sudah siap dilesatkan, hanya
menunggu instingnya yang diintruksikan oleh Kris tadi. Sebetulnya hatinya tak
tega karena ada namja yang berhasil menarik hatinya hingga terpesona. Tapi
perasaan itu tidak boleh dibiarkan hidup. Jika itu terjadi lagi, ia gagal
mempertahankan kesetiannya untuk Lay, terlebih kegagalan itu akan membunuhnya
tepat ditangan Kris…
ºBE****VILº
Sehun
baru tiba dirumah Baekhyun, motornya dibiarkan terparkir bebas didepan rumah
itu. Disana sudah ada 2 namja cantik. Ia menghampiri mereka dan mereka
menyambutnya dengan senyum, terutama senyuman dari Baekhyun.
“Kim
Se Hun, ada apa sepagi ini datang kemari?” ujar Baekhyun.
“Eem…Baek
Hyun-ah nama yang itu janga_”
“Oh…ini
namja yang menyelamatkanmu ya? Dia benar-benar tampan.” Sela Luhan.
“Se
Hun, ini temanku baruku, kenalan dari Chanyeol.”
“Oh
ya, Xi Luhan imnida. Salam kenal.” Sembari
langsung menyambar tangan Sehun agar berjabat dengannya. Padahal Sehun belum mengangkat tangannya.
“Kau
keturunan China?”
“Ya
benar, tapi sekarang domisiliku Korea bukan China lagi…”
Sehun
bisa meng”o”kan Luhan. Ia kehabisan kata-kata untuk menyambung percakapan itu.
Lalu ia sedikit melihat ke arah Baekhyun, namja itu ternyata sedang asyiknya
memandangi mereka. Ia sedikit melirik ke atas Baekhyun. Apa yang dilihatnya
takkan pernah salah. Ada laser di dinding belakang namja itu, berjarak ½ meter
diatas kepala Baekhyun.
“Baek
Hyun-ah, jangan berdiri disitu…” ucap Sehun sedikit ragu.
“Kenapa
memangnya?”
“Jangan
disitu, kita masuk saja ya. Ku mohon jangan berdiri disitu.”
Luhan
mendekati posisi Baekhyun berdiri. “Se Hun-shi, apa ada yang salah jika
Baekhyun disini?”
“Kau
juga, jangan disitu. Berbahaya.” Matanya masih meliriki cahaya laser itu.
“Baiklah
kuturuti saja, ayo kita masuk.”
Langkahnya
memang ke depan, tapi mata Sehun masih meliriki cahaya laser. Arahnya sudah
pasti dari luar, lebih tepatnya dari di rumah seberang rumah Baekhyun. Kemudian
Baekhyun mengambilkan mereka minuman dan segera meninggalkan Luhan dan Sehun
diruang tamunya. Ia bergegas menelpon kakaknya.
“Angkatlah
hyung… ku mohon angkat telponku… adikmu ini membutuhkanmu…”
KLIK
“Ne
Yeoboseyo…”
Baekhyun
melompat gembira “Suho hyung…ini aku. Kapan kau pulang? Kemarin ada perampok
yang hampir saja mencabut nyawaku…”
“Ha?
Ulangi sekali lagi yang perampoknya itu!!”
“Kemarin
ada perampok yang hampir saja mencabut nyawaku… jawablah hyung, kapan kau
pulang?”
“Ck,
takkan ku biarkan ada yang mencabut nyawamu kecuali Tuhan. Aku tidak tau pulang
kapan, sepertinya itu tidak mungkin.”
“Maksud
hyung tak kan kembali?” nadanya shock.
“Iya,
mustahil aku pulang karena disini aku sudah menikah dengan yeojachinguku. Tak mungkin
aku meninggalkannya…”
“Aigo,
bahkan untuk adikmu sekalipun?”
“Akan
ku usahakan. Kau bisa jaga rumah itu sampai eomma appa kembali?”
Baekhyun
melemas “Ne… Sudah ya hyung…aku ada urusan dengan temanku.”
“Secepat
itukah kau meninggalkan hyungmu ini bertelepon?”
“Mianhae,
aku harus kembali ke temanku. Bye~”
Baekhyun
meletakkan teleponnya dengan kasar. Ia masih berdiri memandang teleponnya
dengan wajahnya yang cemberut. Dasar hyung bersenang-senanglah dengan yeojamu.
Ku yakin kau takkan menyelamatkanku untuk semenit pun. Keluhnya dalam hati.
Baekhyun dengan gontai berjalan ke ruang tamunya. Kedua namja itu masih asyik
berbincang. Kehadirannya pertama kali disadari oleh Sehun.
“Baek
Hyun-ah, kau kenapa lesu seperti itu? Cobalah duduk dulu…” kata Sehun yang membuat Luhan tiba-tiba merubah ekspresi
wajahnya yang bahagia karena perbincangan Sehun menjadi ekspresi datar.
“Tidak,
aku baik-baik saja.” Baekhyun masih berdiri sedikit lesu.
Tak
ada kalimat lagi yang diucapkan untuk menyambung kalimat Baekhyun. Kemudian
Luhan mendehem dan berdiri. “Baekhyun, sejujurnya dari tadi aku menunggumu
keluar karena aku ingin pulang. Lihatlah mataharinya mulai terbit, aku harus
pulang menyiapkan ahjusshiku yang mau datang…”
“Ah
Luhan kenapa kau buru-buru. Padahal aku mau memasakkan makan pagimu dan
Sehun..”
“Maaf,
maaf Baekhyun aku merepotkan. Tapi aku benar-benar harus pulang. Sekali lagi
aku minta maaf tidak bisa berlama-lama disini.”
Baekhyun
menghembus nafasnya dan mengulas senyumnya. “Tidak masalah… kalau begitu kau
pulang diantar Sehun…” kemudian ia beralih mengarah ke Sehun. “..Sehun, bisa
kan mengabulkan permintaanku mengantarkan Luhan pulang…?”
“A…a…bi_”
“Ah,
jangan, jangan. Aku bisa pulang sendiri. tak perlu Sehun mengantarku, lagi pula
rumahku tidak terlalu jauh…”
“Sudahlah,
tidak apa-apa aku mengantarmu saja Luhan-shi…” sembari tersenyum pada Luhan,
pipi Luhan merah merona. Ia beralih ke Baekhyun “Tapi bagaimana denganmu? aku
jelas akan dihajar Chanyeol jika meninggalkanmu diserang perampok itu sedetik
pun..”
“Biar
aku disini saja…”
“Mian,
daripada ribut lebih baik aku harus pulang sendiri. maaf merepotkan kalian dan
terima kasih atas tawarannya mengantarkanku pulang, sampai jumpa…”
Sehun
tersenyum (sedikit licik) “Hmm… berhati-hatilah. Kau bisa teriak memanggilku
jika kau dihadang orang jahat.” Sembari menepuk bahu Luhan. Lagi-lagi Luhan
bersemu malu.
“Luhan…
Kau yakin bisa? Apa perlu ku antar sampai ke ujung tikungan pertama?”
“Tidak
perlu tidak perlu, aku bisa sendiri Baekhyun-shi. Aku pulang dulu…”
ºBE****VILº
Luhan
menutup pintu rumah Baekhyun. Sejujurnya dari tadi perasaannya sangat takut
jika sepagi yang sepi ini ia pulang sendirian. Baru beberapa langkah, ada dua
benda kecil yang membuatnya teringat dengan masa lalunya. Sebuah peluru pistol
dan peluru panah tepat ada di depan kakinya. Ia terpaku, pandangannya melayang
pada insiden yang membuatnya trauma.
Mirip dengan peluru yang pernah ku pakai…
Tidak sekedar mirip… ini benar benar
peluruku yang melesat tragis…
Bukan… bukan aku yang membunuhnya…
Aku… aku tak sengaja… Aku… aku tak
sengaja…
Jeball… ku mohon jangan mengingatnya lagi…
Aku… aku benar benar menyesal…
Aku mengurung diriku sekian lama untuk
memaafkan tanganku…
Aku tak sengaja membunuh… membunuh noona
dan chingunya…
Aku takkan memaafkan diriku, terutama
tanganku. Meskipun semua sudah memaafkanku, sudah meyakinkan padaku bahwa
insiden itu tidak sengaja, insiden yang terjadi bukan dari perbuatanku asli…
Bukan aku… ya tuhan bukan aku… ada yang
menggerakkanku saat itu… bukan aku Tuhan bukan aku
Pertama-tama ku panah chingu noona-ku,
alasannya dia sudah menyiksa noona dan menghamilinya..
Lalu…
DOOOOORRR…
Seketika
itu Baekhyun dan Sehun keluar dari rumah itu dan melihat ke arah pekarangan
depan rumah Baekhyun. Baekhyun begitu panic ketika melihat Luhan masih berdiri
tertunduk disana. “Apa kau yang
tertembak Luhan? Jangan…jangan…jangan kau yang mati Luhan…” lirih Baekhyun
Mereka berdua berlari menghampiri Luhan yang sebenarnya terpaku, terlebih
tembakan itu. Luhan masih terdiam diposisinya.
Lalu…
Tanpa sengaja aku menembak ke noona-ku
Pabo… Pabo… Pabo… bisa-bisanya aku tega
menembaknya…
Aku sangat menyesal… sangat dan sangat…
Senjata itu yang menuntunku memakainya,
padahal kedua senjata itu adalah pajangan, tepatnya itu dirumahku…
Tetap saja itu aku yang bersalah… aku
kejam… aku kejam… kejam.. kejam…
“Luhan…
Luhan… kau baik-baik saja? Luhan…” kata Baekhyun sembari menggoyang-goyangkan
bahu Luhan. Luhan masih diam.
Gentian
Sehun, kini ia tepat didepan wajah Luhan. “Luhan… Luhan… cobalah bicara sekata.
Kau kenapa Luhan-shi….” Sembari memegang kedua rahang Luhan. Luhan tetap diam,
wajahnya sudah terlihat pucat.
Luhan
tetap mematung, memorinya sudah terbongkar dalam pikirannya. Sehun masih menatapinya,
sementara Baekhyun terus panic karenanya. Percuma, itu takkan menggoyahkan
pikirannya yang terlanjur jatuh ke masa lalunya.
Sehun
melirik tajam sekeliling Luhan. Ketika lirikannya tertuju pada benda yang
didepan kaki namja itu yang sedari tadi tidak disadarinya. Sebuah peluru dan
panah. Ia menatap lurus arah yang sama dengan arah badan Luhan menghadap.
Pekarangan depan rumah diseberang rumah Baekhyun ialah area yang paling
dicurigainya. Ia menatap jeli, instingnya yang ahli itu kuat mengakui ada namja
yang bersembunyi dibalik rumah itu.
“Baek
Hyun, kita harus mengantarnya segera. Sepertinya tembakan itu akan meluncur
lagi…”
Baekhyun
terkejut singkat. “Kalau begitu, antar saja Luhan jika memang penembak itu
mengincar Luhan. Cepatlah…”
“Tidak
bisa. Aku tak bisa meninggalkanmu walaupun hanya sebentar mengantarkan Luhan
pulang.”
“Tidak
Se Hun, aku disini. Aku harus tetap disini, kau an_”
“Alasannya
apa?”
“Aduh
aku sulit menjelaskannya…”
“Alasannya
apa? Jawab! Pokoknya kau juga harus ikut.”
“Luhan
saja yang kau bawa, aku akan disini menghalangi tembakan itu.”
“Pokoknya
kau harus ikut! ayo, bantu aku membawa Luhan.” Sehun sudah mengalungkan tangan
Luhan ke bahunya.
“Ah---
baiklah ayo.” Kemudian tangan Luhan satunya dikalungkan ke bahunya. Mereka
kemudian pergi.
Dari
sudut yang hampir saja benar-benar terdesak karena Sehun menyadari
keberadaannya. Bibir Kai mengulas senyum namun masih mendengus kesal. Tapi
jujur saja, ia berterimakasih sekali pada
namja cantik yang shock dengan jebakannya karena sukses mengalihkan
perhatian Sehun agar cepat mengantar namja itu pulang. Selain itu juga, namja
yang shock tadi membuatnya tertawa geli dengan ekspresinya yang trauma seperti
itu.
DDDRRRTTT….DRRRTTT…
Ponselnya
membuat geli pahanya. Ia meletakkan senjatanya, lalu mengambil ponsel
disakunya.
“Langsung ke topiknya. Sekarang cepatlah ke
markas. Jangan lupa membawa berita nakal yang lucu ditelingaku.”
TUUUUTTTT
“Sial,
aku belum menyapa atau membalas. Dia sudah main mematikannya saja. aakkhh…”
ºBE****VILº
Chanyeol
tiba dengan nafasnya yang terpacu setelah berlari ketika mendengar ada suara
tembakan yang keras, apalagi asal suaranya disekitar rumah Baekhyun. Kemudian
ia berlari menuju pintu belakang rumah itu, terkunci. Perasaannya makin mendesah
gelisah jangan-jangan Baekhyun sudah terbunuh.
Ia
berpindah berlari ke pintu depan rumah itu, pintunya bisa dibuka. “Pabo! Tau
begini sudah dari tadi saja aku ke pintu ini daripada susah-susah ke pintu
belakang. Aish.” Rutuknya dalam langlahnya yang menyelusuri sudut rumah
Baekhyun.
“Baekhyunnie….
Baekki sayang… Baekhyunnie…” teriaknya memenuhi isi rumah. “Baekhyunnie…
Baekhyunnie…” lama ia tak menemukan Baekhyun, ia kembali ke luar rumah itu.
Tiba-tiba saja pikirannya terbersit kata “dirumah Sehun atau Luhan…”
ºBE****VILº
Chanyeol
menghentikan pelariannya, ia sudah didepan rumah Luhan. Ia mendekati rumah itu,
pagarnya terkunci, biasanya pagar ini
dibuka 24 jam apalagi untuk seorang Chanyeol. Ia menatapi rumah itu sebisa
mungkin. Sepi.
“Ck,
masa dia belum pulang. Sial. Sepertinya aku harus ke rumah Sehun. Hmm…
lapangannya Baekhyun. Iya… itu satu-satunya jalan pintas yang terdekat.”
Kemudian ia berlari ke arah kirinya (barat), lurus tidak berbalik ke jalannya
yang tadi.
Beberapa
detik setelah itu. Dari arah timur Baekhyun, Luhan, dan Sehun baru sampai
didepan rumah Luhan.
“Sepertinya
namja yang barusan pergi tadi mirip dengan Chanyeol…” tanya Baekhyun pada Sehun
yang sedang meraba pakaian Luhan, mungkin sedang mencari kunci pagar rumah itu.
“Mungkin...
habis aku tidak melihatnya Baekhyun.” Kemudian Sehun berhasil membuka kunci
pagar rumah itu. “Ayo bawa Luhan dulu…” Baekhyun masih menatapi arah baratnya,
namun namja itu ternyata sudah hilang.
ºBE****VILº
Kai
mempercepat langkahnya memasuki koridor markasnya. Nafasnya sedikit melega
begitu melihat pintu kamar Kris terbuka. Ternyata didalamnya sudah ada 2 namja.
“Apa
aku terlambat hyung?” matanya sedikit melirik heran melihat perlakuan tangan
Kris yang bergandengan dengan Kyungsoo(?)
“Kau
tepat waktu..” lalu Kris mendehem. “Tugasmu dialihkan sementara, kau urus
peneroran Chanyeol. Lebih bagusnya lagi kau menculik dan membawanya kesini…”
“Posisinya
sekarang menuju rumah Sehun.” Tambah Kyungsoo.
“Baik,
aku permisi dulu.” Langkahnya sudah berbalik keluar pintu kamar Kris.
“Kai!
Bawa pistol bius yang sudah ku beli jika kau kewalahan menangani Chanyeol..”
teriak Kris.
Kai
tetap melangkah menjauh seraya membalas. “YA! AKAN KU BAWA HYUNG…” ia mengambil tembak bius yang
sudah tersiap di meja disudut koridor markasnya.
ºBE****VILº
“YAAAA…
KENAPA RUMAHNYA JUGA SEPPPIII… terus kemana ya Baekhyunnie…” Rutuk kesal
Chanyeol setelah berkali-kali mengintari rumah Sehun.
“Mencari
Sehun ya? Sehun sudah mati bersama dua temannya.” Tiba-tiba suara namja asing
muncul tanpa diundangnya.
Chanyeol
berbalik ke arah namja itu. “Siapa kau? Jangan bicara sembarangan..”
“Wah,
nadamu bisa dingin juga. Biar ku perkenalkan, aku adalah Kai, anggota komplotan
peneror dan pembunuh. Saat ini aku sedang menangani target yang bernama Byun
Baekhyun. Sudah jelas…” kalimatnya diakhiri dengan senyum bengisnya.
“Brengsek!!
Jadi selama ini kau biangnya. Awas ya! Aku akan membalasmu…”
Kai
terkikik, “Apa? Kau? Kau akan membalasku? Tidak mungkin…karena kau kan lemah,
penakut, masih kecil…” kemudian ia tertawa. “…Meskipun kau punya dua jiwa yang
kau buat untuk mencintai dua namja sekaligus, dua jiwamu itu tidak bisa kau
manfaatkan dengan lihai sepertiku. Chanyeol Chanyeol, menyerahlah saja demi
tuanku dan dendamnya terbalas.”
“Ck,
banyak omong. Lihat saja, aku yang akan menang membalasmu..” sembari melewati
tubuh Kai yang berhawa preman.
Kai
mengambil pistol bius dibalik saku jasnya. Ia hendak menembakkannya pada
tengkuk atau punggung Chanyeol yang jaraknya hanya kurang dari 50 senti dari
tubuhnya.
SSRRAAKKKK
Pistol
itu nyatanya terhempas jatuh dari tangan Kai. Tak disangkanya Chanyeol reflek
dan menepis pistol itu sebelum ditembakkan pada tubuhnya. Kemudian ia memungut
pistolnya yang ada ditanah. Saat akan difokuskan pada Chanyeol, ternyata
Chanyeol sudah cepat menghilang dari bidikannya. Kecewa itu pasti, apalagi ini
mengecewakan atasannya. Ia mengambil barang elektronik dari sakunya.
“Yeoboseyo
hyung, aku minta maaf. Aku menyesal, maaf aku gagal membiusnya.” Kata Kai sedikit
takut
“….”
“Setelah
ini, kau bisa menghukumku sepuasnya. Dan…apa kau punya rencana lain?”
Dari
ponselnya, namja itu tertawa. “Tidak apa-apa, tenanglah. Iya, aku sudah
menyiapkannya sebelum kau bertanya.”
“Baiklah
hyung, terima kasih.”
“Ne…
kembalilah ke markas, kau bisa menunda dulu mengurusi Chanyeol. Sebagai
gantinya, kita beralih mengurus Sehun dan Baekhyun. Aku ingin menguji seberapa
hebatnya ia mengkhianati didikanku..”
“Tapi
hyung bukankah itu diluar_”
“Jalanku
selalu tepat, apalagi rencana cadangan disaat terhimpit.”
“Mmm,
baik hyung. Aku menuju ke markas….”
ºBE****VILº
“Sayang,
aku keluar sebentar ya. Mencari Tao dan mengambil sesuatu dikamar utamaku.”
“Ne
Kris, tapi kau akan kembali kan?”
Kris
mendengus. “Kau berlebihan untuk menanyakan itu. Aku hanya sebentar saja
Kyungsoo…”
“Aku
hanya berkata seadanya saja. pergilah…”
Kris
meninggalkan Kyungsoo dengan kamarnya yang terbuka. Ia berjalan ke koridor,
seperti yang dikatakannya tadi. Ia membuka kamar utamanya dan mengambil sesuatu,
itu adalah smartphonenya dan sekotak donat. Kemudian namja itu menutup pintunya
dan menyusuri semua koridor untuk mencari seorang namja. Namja yang dicarinya
ada diujung koridor dekat dapur. Kris tersenyum sendiri melihat namja itu sibuk
mengepel lantai dapur itu. Ia berdiri cukup lama didekat namja itu, menunggu
namja itu sadar akan kehadirannya. Dan ketika mata namja itu melihat ada sepatu
dibelakangnya…
“Kris
ge, maaf aku tak sengaja mengenai sepatumu itu. Maaf.”
Kris
diam memberi tatapan dingin pada namja itu. “Eum… Tao, kau harus ikut denganku.
Ada yang mau ku bicarakan.”
“Untuk
apa?Aku sedang sibuk mengepel. Ara.” Tao masih mengepel.
Kris
meletakkan sebentar smartphone dan kotaknya dimeja dapurnya. “Untuk hubunganku
denganmu. memang aku sekarang sangat dekat dengan Kyungsoo, tapi bukan berarti
aku mengacuhkanmu. Emm… Aku akan mengganti semua kesabaranmu menungguku setelah
Kyungsoo puas dengan mainannya.” Sembari memegang kuat kedua bahu Tao.
Tao
menyikirkan lembut tangan Kris yang ada dibahunya. “Sebetulnya aku tidak
menganggap hubungan special antara kau dan aku_”
“Lalu
kau kenapa dingin padaku. Bahkan kau menolak seranjang denganku.”
Tao
diam sambil menunduk. “Berhentilah mengejarku Kris, apalagi soal hubungan
terlarang ini. Maaf, aku akan pergi. Selamat bersenang-senang dengan Kyungsoo…”
Tao melangkah gontai dan menyandarkan tongkat pelnya ke sisi tembok dapur.
“Sebenarnya
kau cemburu kan? Kau ingin aku selalu menjagamu, kau ingin posisimu dekat
seperti Kyungsoo kan?” kata Kris yang sukses menghentikan langkah Tao.
Tao
menunduk diam, namja itu tak tahu harus menjawab seperti apa kalimat Kris itu.
“Baiklah,
aku takkan memaksamu menjelaskan itu semua…” Kris memberi jeda. “Kau boleh
pergi sekarang, tapi jika kau melihat Chanyeol. Tolong bawa dia kesini dalam
keadaan pingsan, bagaimana pun caranya…”
Tangan
Tao mengepal kuat, matanya terpejam kesal. Namja itu tidak tau perasaan kacau
yang sebenarnya terjadi karena kelakuan Kris padanya. “Baik Ge!”jawab Tao tanpa
menoleh pada Kris. Lalu Tao melangkah
menjauhi Kris.
ºBE****VILº
Setelah
berlari menjauhi namja yang bernama Kai tadi. Chanyeol berjalan menelusuri
pusat kota. Ia tertuju pada sebuah toko yang menjual miniature senapan angin
itu.
KLINGG
Bunyi
lonceng yang menyambutnya ketika ia membuka pintu toko itu. Toko itu sepi dan
luas, namun ada 2 orang yang sedang bernego-nego dengan penjaga tokonya. Ada
penjaga toko yang menganggur, Chanyeol menghampirinya.
“Anyeong,
aku Kim Hangwook. Ada yang bisa ku
bantu?” tanya namja penjaga toko itu.
Chanyeol
meliriki setiap senjata yang terpajang ditembok belakang namja yang bernama Kim
Hangwook itu. “Mmm…apa kau jual senjata api yang diperbolehkan oleh
pemerintah?”
“Jelas
tidak ada tuan. Yang boleh memakainya hanya aparat keamanan.”
“Lalu
untuk avenger dan pembunuh bayaran, kenapa mereka punya?”
“Itu
karena perdagangan illegal tuan.”
“Kau
menjualnya?”
Hangwook
membungkam mulut Chanyeol dengan tangannya. Suara Chanyeol itu menyebabkan
seisi ruangan akan tau. Untung saja pengunjung yang disitu tidak menoleh ke
arahnya. “Kecilkan suaramu…” ia melepaskan tangannya dimulut Chanyeol. “Untuk
apa dan ada apa kau menanyakan itu tuan?”
“Aku
membutuhkannya karena aku ingin membalas dendam pada orang-orang yang sudah
meneror kekasihku dengan tembakan, kematian, dan surat kaleng.”
“Apa
tuan mau belajar menjadi avenger?”
Seakan
badannya mendapat setruman, ia sedikit kaget. “Sebetulnya terlalu jauh untuk
disebut demikian. Aku hanya membalas untuk kekasihku, itu juga bukan puluhan
orang yang ku incar. Ini hanya keperluan individu saja.”
Hangwook
mengangguk, “Ooo… kisahmu seperti kisahnya temannya adikku tuan. Tunggu
sebentar tuan…” namja itu masuk ke ruangan yang bisa disebut itu adalah gudang
pembuatan produk toko ini. Kemudian ia kembali ke Chanyeol dengan membawakan
beberapa pistol yang beda model. “Ini tuan, untuk anda yang hanya pemula dan
keperluan individu. Tuan bisa mahir dengan senjata ini. Yang pendek ini cukup
disimpan dibalik jas atau jaket tuan. Yang panjang ini untuk target jaraknya jauh
dari pandangan anda.”
Chanyeol
mengambil kedua pistol itu dengan bergantian dan mengayunkan pelan. Kemudian
Hangwook menunduk mengambil sesuatu dibawahnya. Ia mengeluarkan sebuah buku
kecil.
“Ini
buku panduan yang paling sukses dan mudah dipahami walaupun tanpa dilatih
sekalipun.”
Chanyeol
membuka-buka buku panduan itu. Namja itu membuka dan membacanya sekilas dengan
menyungging senyum. “Aku ambil dua-duanya. Dan buku ini juga.”
“Tuan
mau membeli atau menyewanya? Cash atau kredit dulu bisa tuan.”
“Sewa
dan cash…”
ºBE****VILº
Tao
berjalan dipusat kota, langkahnya gontai, perasaannya masih memikirkan ada apa
dan kenapa Kris bisa disebelahnya dan mengucapkan soal hubungannya yang selama
ini tumbuh karena persoalan Kyungsoo…
“…tapi bukan berarti aku mengacuhkanmu.
Emm… Aku akan mengganti semua kesabaranmu menungguku setelah Kyungsoo puas
dengan mainannya.”
“tidak,
aku tidak akan menjawab iya untukmu Kris…” lirihnya seorang diri.
“Lalu kau kenapa dingin padaku. Bahkan kau
menolak seranjang denganku.”
“kau
tanya kenapa? Bahkan aku sulit menjelaskannya kenapa aku dingin padamu Kris…”
lirihnya lagi, ia masih melangkah dan menatap dingin semua orang yang berlalu
lalang melewatinya.
“Sebenarnya kau cemburu kan? Kau ingin aku
selalu menjagamu, kau ingin posisimu dekat seperti Kyungsoo kan?”
Ia
menghela nafas, melangkah lagi dengan tangannya yang disembunyikan disaku
jaketnya.
“iya,
karena aku sebetulnya sangat menyukaimu Kris. Makanya aku mendiamkanmu Kris…”
Tao
menyebrang dengan kepalanya yang tertunduk. Ia kembali menghela nafas. Lalu ia
tertuju pada sebuah toko yang menjual miniature senapan angin. “Ah… tokonya
hyung Hangwook, tokonya Xiumin juga. Apa dia ada didalam ya…” katanya pada diri
sendiri. langkahnya akan menghampiri toko itu. Tiba-tiba matanya membulat heran
melihat ada pengunjung yang ia kenali.
“Park
Chanyeol di…sana…”
Tao
mengurungkan niatnya untuk membuka pintu toko Hangwook itu. Ia memilih
bersembunyi dicelah tembok toko sebelahnya.
KLINGG
Suara
itu membuat Tao semakin antusias mengintai Chanyeol. Namja itu keluar dengan
membaca sebuah buku kecil. Namja itu berjalan ke pinggir jalan, tepatnya
diujung zebracross. Namja itu menunggu lampu merah menyala. Tao menghampiri
namja itu.
ºBE****VILº
“Kenapa
kau keluar dari toko miniature senjata api dengan membaca buku itu? Apa kau
habis membeli senjata terlarang Chanyeol?”
Suara
itu terdengar dari arah belakang tubuhnya. Ia berbalik ke sumber suara itu. Ia
terbelak sempurna melihat ternyata namja itu yang satu-satunya ada
dibelakangnya.
“Kenapa?
Kau terkejut melihatku disini?”
Tatapan
Chanyeol berubah tajam, “Tao! Pergi! Kau
mengintaiku kan sejak tadi?” Tao menanggapinya dengan tawa liciknya. “Kenapa
kau tertawa ha? Apa kau sekarang ingin menghancurkanku dan Baekhyun lagi ha?
Kau licik, kau kan yang mengundang orang-orang itu meneror Baekhyun kan?”
tangan Chanyeol mengepal kuat.
“Tidak
ada undang-undang yang melarangku tertawa… aku licik? Kau sangat salah…” Tao
mendekati Chanyeol. Gerakannya cepat hingga Chanyeol tak menyadari bahwa namja
itu sudah ada dibelakangnya.
BHUUUKKK
Chanyeol
terjatuh lemah ditrotoar itu setelah tengkuk Chanyeol dipukul keras olehnya.
“…justru aku sangat licik….” Lanjutnya sembari membopong tubuh Chanyeol.
Kemudian ia menjegat taksi dan berjalan pulang ke markasnya. Saat perjalanan ia
baru tersadar akan sesuatu.
“Untung
aku membawa ini. Bodohnya aku tidak dari tadi membiusnya.” Tao mengeluarkan pen
yang ia dapatkan dari Kris beberapa minggu yang lalu. Ia menyuntikkannya ke
leher Chanyeol. “Pak, tolong jaga mulut anda. Jangan sampai anda menyebarkan
perlakuan saja pada namja ini. Ku mohon jika anda masih ingin bernafas setelah
saya sampai ke rumah…” ancamnya pada sopir taksi itu.
“N…Ne.
baik tuan, baik.” Sopir itu terlihat berkeringat ketakutan.
~To Be Continue~
Terimakasih
atas partisipasi kalian mau baca FF saya. Semoga kalian terhibur kawan…
mianhamnida jika ada salah atau kekurangan dalam FanFic ini. Kritik dan saran
walaupun pedas atau lembut dibutuhkan….
Terimakasih
lagi…