Senin, 08 April 2013

[FF] BEGINNER DEVIL - (Sequel - Player Hidden Out Soul)


BEGINNER DEVIL || (SEQUEL - PLAYER HIDDEN OUT SOUL) || FF HunBaek
#PRESENT#
FAN FICTION YAOI
TITLE : BEGINNER DEVIL (AFTER Story – PLAYER HIDDEN OUT SOUL)
AUTHOR and COVER BY : VieyRaaMoimoi a.k.a (@avisenadinata)
GENRE : SAD, TRAGEDY, HURT, Little ROMANCE, ANIMOSITY…
LENGHT : TwoShoot - Sequel
MAIN CAST : OH SEHUN
BAEKHYUN,
KYUNGSOO as. D.O
CHANYEOL,
Wu Yi Fan as. KRIS
Zhang Yi Xing as. LAY (disini sudah almarhum L)
Kim Jong In as KAI
LUHAN,
Kim Joon Myun as. SUHO
SUPPORT CAST :
TAO,
XIUMIN,
CHEN, and
(Kim Hangwook as brother’s Xiumin)
RATING : T
EXO member’s milik orangtua-nya, Tuhan dan SM Ent.
Author sekedar pinjam nama. Sikap sifat lainnya itu khayalan semata, bukan asli yang dipunyai para tokoh!
Dilarang menjiplak, mengcopy, mengedarkan (untuk kepentingan berbau EVIL) tanpa persetujuan dari aku selaku Author (penulis) yang melanggar, bisa berurusan dengan Tuhan yaah(!)
DISCLAIMER : Be Good
SUMMARY : “..Aku sudah menyelamatkan namja ini walaupun guruku masih bersimbahkan darah disana…
maafkan aku, aku telah gagal memainkan peranku dalam misi sahabatku…
tapi aku tetap bekerja untuknya…
akan ku tunjukkan pengkhianatanku pada mereka suatu saat nanti, saat waktu benar-benar memihakku…”
AUTHOR NOTE : RCL. . . yang pinter bahasa inggris, bakal tau artinya apa. yg gak tau, belajar ngartikan dikamus yaa, jangan di google dulu #-_-rempong. kalau mbaca, pliss baca FF - PLAYER HIDDEN OUT SOUL dulu. Ingat. ff ini itu SEQUEL alias “LANJUTAN” jadi usahakan bisa dapet feelnya setelah baca kedua ff itu yah. terimakasih…
yasudah, langsung saja. jangan banyak cincong jangan ketus, nasi goreng masih enak kok #apa’an(?)

HAPPY READING FRIENDS…. ^__^

BEGINNER  DEVIL  PART  1


Kris baru saja menapaki rumah itu dari mobilnya. Langkahnya langsung menghampiri Kai yang tertunduk sendu ditingkat atas sana.
 “…Setelah kematian ini, ku harap kau takkan lalai lagi…” Kris menggelengkan kepalanya melihat jasad Lay dirumah itu.

Nafas Kai memasrah. “Arasso Kris hyung…”

Tangan namja itu mengelus-elus dagunya sendiri. “Akan ku tekankan padamu, kau masih memiliki hutang budi pada sahabatmu. Akan ku ingatkan juga saat kelalaianmu yang pertama. Saat-saat kau diperintah oleh kakak perempuanmu untuk membunuh dan memutilasi Lay tapi kau malah gagal, lalai. Kau mengkhianati kakakmu. Bahkan kau terpikat dan menjadikan Lay sebagai kekasihmu… jangan sampai kau melakukannya lagi. Apalagi pada Byun Baekhyun…”

“Ne Kris… aku berjanji takkan melakukannya lagi. Kau bisa pegang perkataanku ini.”

“Lakukan sesempurna mungkin, aku yakin kau mempunyai strategi sendiri..” kata Kris sembari meninggalkan Kai yang tertunduk hormat padanya.

ºBE****VILº

Baekhyun masih terbingung dengan keadaan yang beberapa saat yang lalu. Namja yang disebelahnya masih diam menatap langit. Kedua tangan namja itu saling meremuk, seolah was-was akan suatu hal.

“Se Hun…boleh aku bertanya?” kata Baekhyun sedikit ragu.

“Ya, katakan…” namja itu masih menatap langit.

“Bisa kau jelaskan kejadian tadi? Aku begitu takut tapi penasaran.”

Sehun menatapnya lamat-lamat. Kemudian meraih namja mungil itu dalam pelukannya. Ia memejamkan matanya, mencoba merasakan getaran dan segala aura namja itu.

“Sebelumnya maafkan aku telah membohongimu…”

“Kau tidak pernah berbohong.” Katanya sambil merenggangkan pelukan Sehun dan tersenyum.

“Kau tidak tau, aku telah membohongimu. Aku akan mengungkapkan identitasku dulu, aku adalah salah satu namja dalam kelompok yang menggodamu dimalam itu. Sebetulnya aku adalah teman dekatnya Chanyeol. Lalu aku ditugaskan sahabatku menjadi peran untuk menghancurkanmu. Kau yakin sanggup mendengarnya sebelum ku lanjutkan ke berikutnya…”

Baekhyun mengangguk tegas padanya.

“Sahabatku begitu membencimu karena dia menyukai kekasihmu, Park Chanyeol. Lalu dia menyuruh orang lain mengajariku, menjadi atasanku dan aku bekerja untuknya. Setelah itu aku mendapat ujian terakhir. Malam ini seharusnya aku dan guruku, atau kau bisa menganggapnya temanku. Harusnya kami bisa membunuhmu, atau minimal membuat tangan atau kakimu lumpuh.”

“Siapa sahabatmu itu dan atasanmu?” hatinya sangat takut, perasaannya gemuruh hingga membuat badannya melemas mendengar pernyataan Sehun.

“Kyungsoo… atasanku adalah Kris hyung…”

Badannya langsung terhempas lemah, membuatnya jatuh lagi ke pelukan Sehun. Alasannya sudah jelas, nama Kyungsoo membuatnya semakin tersiksa, lebih parah hingga ketakutan setengah mati.

Sehun membalas pelukan itu. “Tenanglah, aku berusaha menyelamatkanmu. Aku juga sudah menyiapkan rencana khusus setelah ini. Jadi percayalah bahwa kau takkan mati ditangan mereka. Kau masih punya Chanyeol dan Suho untuk menjagamu saat aku jauh.”

“Se Hun…” namja itu menatap sendu.

Sehun menggenggam rahang namja itu. “Percayalah aku akan melindungimu. Sekarang aku harus kembali ke markasku. Saat aku sudah pergi, kau cepat hubungi Chanyeol untuk menjemputmu disini dan satu lagi. Teruslah berpura-pura tidak mengenalku…” perlahan ia memejamkan matanya. Mendekatkan bibirnya pada namja mungilnya, ia resapi bibir namja itu. Namja itu juga membalas ciumannya.

Ia melepaskan bibirnya lalu tersenyum pada namja itu dan beranjak meninggalkan Baekhyun tanpa berkata apapun…

ºBE****VILº

Baekhyun mendongak dari penantiannya ketika sesosok namja yang dinantinya sudah ada didepannya. Ia tersenyum melega dan memeluk namja itu.

“Chanyeol… Aku senang kau akhirnya datang lebih cepat…”

Namja itu merenggangkan pelukannya. “Sejak kapan aku datang telat seperti siput ha..” sembari mencolek ujung hidung Baekhyun. “Um… terjadi apa dirumahmu chagi? Kenapa saat aku lewat, rumahmu begitu berantakan dan ada beberapa mobil didepannya?”

Ia berpikir sejenak, pikirannya mulai dilema. “Dirumahku ada 2 perampok, aku melarikan diri hingga disini. Selanjutnya aku tak tahu jika ada beberapa mobil itu.”

“Ck, keadaanmu semakin parah. Ku yakin ini kejahilan anak itu…” lalu sejenak memejamkan matanya. “Sementara ini aku akan membawamu ke rumahnya Luhan. Maaf aku tak bisa membawamu ke rumahku karena ada pesta. Sebelum matahari terbit, aku akan mengantarkanmu dan membereskan rumahmu.”

“Ne…”

“Ya sudah, ayo…”

ºBE****VILº

TING TONG…

CKLEK…

“Hmm…iya ada apa? Mencari siapa? Hoammh… ini sudah tengah malam tuan…”

Pletak

Chanyeol menjitak kepala namja yang membuka pintu.“Heh Luhan pabo, bangunlah. Ini aku Park Chanyeol!”

Luhan mengucek-ucek matanya. “Ah…mian…mian…mianhae Chanyeol… masuklah.” Namja itu sangat salah tingkah. Ya betapa tidak, sekarang Chanyeol yang didepan matanya itu adalah namja yang menyelamatkannya saat dijahili kakak kelas sewaktu dia menjadi namja baru dikelasnya, patutlah dia merasa salting setengah sungkan pada Chanyeol.

“Hmm…ya.” Chanyeol sebentar menoleh pada Baekhyun. Namja itu sepertinya mengeluh kedinginan. “Langsung saja, dirumahmu tidak ada orang selain dirimu kan?”

“Ya memang, apa kau ingin menginap disini?”

“Bukan aku, tapi dia…” dagunya mengarah ke Baekhyun. “…rumahnya barusaja diganggu perampok, sementara ini ku titipkan dia padamu. Tolong pinjamkan dia baju hangat. Sebelum matahari terbit, aku sudah menjemputnya. Jadi jangan takut dia berlama-lama diranjangmu…”

“Huzh…Chanyeol. Aku tak pernah mengatakannya.”

“Jangan mengelak, itu kebiasaanmu. Tak ingin semua ranjangmu disentuh orang lain… ya sudah, aku tinggal dulu ya. Jaga dia.”

Baekhyun masih mengelus-elus badannya sendiri. “Baekhyun imnida…mohon bantuannya, maaf merepotkanmu Luhan-shi..bbrrr….”

Chanyeol mengecup sejenak bibir Baekhyun, lalu mengusap rambut namja itu. “Luhan baik kok. Dia bukan namja berdarah penjahat. Bersikaplah tenang padanya ya…”

Baekhyun menatap Chanyeol penuh arti dan tersenyum sembari menganggukkan kepalanya. Chanyeol berbalik keluar lalu menutup pintu rumah Luhan.

ºBE****VILº

Sehun masih berjalan sedikit tertatih menuju Tryf villa, markasnya yang dimiliki Kris. Pikirannya terus memohon agar setelah ini ada keajaiban saat memasuki markasnya itu. Tak lama kemudian, sepertinya permohonannya benar-benar terkabul. Ada namja yang muncul diujung gerbang disaat yang tepat baginya.

GREB

Sehun langsung memegang bahu namja itu. Namja itu hampir saja memukulnya karena reflek jika dirinya adalah orang jahat.

“Tao…bisakah kau menolongku berakting…” lirihnya tepat ditelinga Tao.

“Ya bisa, wajahmu kenapa kotor?” lalu melirik ujung tangan Sehun yang memegang bahunya tadi. “Ini kan darah…”

“Memang darah… bantu aku masuk ke kamarku. Beraktinglah kau yang menemukanku tergeletak di lapangan belakang rumahnya Baekhyun saat kau tak sengaja lewat.”

“Hal yang terlalu mudah…baiklah ayo…” Tanpa disuruh Tao menjalankan aktingnya dengan mudah, pertama dirinya menggantungkan tangan Sehun ke pundaknya dan memapahnya layaknya benar-benar membawa Sehun yang lemas.

Di awal mereka masuk, keadaan begitu tenang. Sehun tampaknya ingin cepat-cepat memasuki kamarnya.

“Oeh jangan gegabah! Nanti rencanamu bisa kacau.” Bisik Tao sembari menyikut pinggang Sehun begitu Sehun yang dipapahnya itu terburu berlari ke kamarnya.

“Hanya beberapa meter saja… kau sudah sensitif.” Kata Sehun dengan santainya.

“Haasshh! Diamlah..”

TAP… TAP… TAP…

Tao mulai gugup saat ada derap kaki yang dipikirnya itu tak mungkin derap kakinya sendiri dan Sehun. Perasaannya semakin khawatir jika ke”actingan”nya dicurigai si pemilik derap kaki itu. Di ujung koridor itu muncullah 3 namja. Tao sangat mengenalnya, Kai, Kris, dan Kyungsoo.

“Oh Sehun-shi kau baru datang…bagaimana keadaanmu?” tanya Kris, Tao sedikit mencurigai namja blonde itu.

“Masih sakit Kris hyung.”

“Tangguhlah dan cepat bangkit. Tao akan mengobatimu 24 jam.”

Kai mendehem. “Aku sempat mendengar ada yang berkata rencana yang kacau dan gegabah…apa maksudnya?” sambil mengangkat alisnya.

“Ah..itu Sehun gegabah ingin mengejar Baekhyun saat aku baru saja menemukannya tergeletak dilapangan dekat rumah Baekhyun…dan dia takut rencananya kacau jika tidak mengejarnya lagi. Begitu Kai…” Tao berharap penjelasannya yang spontan itu tak bisa dicurigai oleh Kai.

“Tenanglah Sehun, masih ada hari besok…membunuhnya bersamaku…” ia menyinggung senyum liciknya, mungkin paling licik dengan atas nama kematian kekasihnya tadi malam.

Sehun meringis pura-pura mengiyakan. “Ah iya…”

Kemudian Tao membukakan pintu kamar Sehun, saat itu juga ketiga namja itu pergi tanpa permisi atau basa-basi menutup percakapan mereka. Lalu Tao menutup pintunya. Anehnya, Sehun masih santainya dipapahnya. Padahal acting ini dirasanya sudah selesai karena sudah didalam kamarnya kan (?) Tao memilih diam daripada mempeributkan keaktingannya dengan Sehun. Ia merebahkan pelan-pelan tubuh Sehun ke kasurnya. Tao kembali berdiri dan mengambil kotak P3K didekat lemari kamar itu.

“Sehun…” lirihnya selagi mengobati pelipis dan lengan Sehun.

“Hmm…?”

“Kau yakin kuat membunuh namja itu bersama Kai?” lalu ia mulai membereskan kotak P3Knya.

“Ya aku yakin kenapa tidak. Tapi itu pun tidak harus membunuhnya kan? Yang penting Kyungsooo puas melihat namja itu tersiksa…”

“Ya…benar juga tapi… apa kau yakin sanggup melakukannya… Aku takut jika tiba-tiba kau kasihan padanya.”

Sehun menghela nafas “Aku tak tau selanjutnya tapi aku akan berusaha. Jika aku gagal… biar Kris hyung yang menghukumku. Emm, aku boleh minta tolong lagi?”

Tao mengiyakan dengan anggukannya.

“Ambil suratku dilaci yang kututupi dengan pigora dan kotak kayu. Kau pasti tau laci itu saat kau menjemputku malam itu lewat jendela. Berikan suratnya pada Xiumin saat aku benar-benar sudah hilang.”

“Iya aku ingat laci itu… kenapa kau tidak berikan sendiri padanya?”

“Kenapa? Lalu untuk apa aku meminta tolong padamu… ya itu, karena aku tidak bisa memberikannya pabo…”

“ah..maksudku alasanya pabo…”

“Aku tak bisa menjelaskannya pabo. ini menyangkut perasaanku dan peranku. Bisakah kau tak bertanya lagi pabo?”

“Iya iya, aku takkan bertanya lagi pabo… istirahatlah pabo, aku akan berjaga disitu.” Tao menunjuk ke sofa dekat lemarinya.

“Nah begitu pabo. terima kasih sudah mengobatiku pabo.”

“Iya iya, dan berhentilah panggil memanggil pabo-pabo(an)…”

Sehun tertawa sembari membalikkan badannya membelakangi Tao. Tao masih mendengus kesal dan bermuka masam.

ºBE****VILº

“Oeh Sehun… bangunlah! Matahari akan terbit!!” bentak Tao sambil menggoyang-goyangkan badan Sehun.

Sehun membuka matanya. “Hmm…hoammh…memangnya kenapa kalau akan terbit?” sambil mengusapi kedua matanya.

“Aku diperintah Kris menyiapkanmu untuk berangkat bersama Kai. Kyungsoo sudah menemukan posisi Baekhyun, jadi kau dan Kai harus cepat membunuhnya sebelum namja itu pindah ke tempat lain.”

Sehun membulatkan matanya dan segera duduk dengan ekspresi shocknya. Aish, kenapa dia pintar menemukan Baekhyun. Ku harap masih ada sisa waktu untuk menyembunyikannya lagi. Kata Sehun dalam hati.

Sehun mengatur nafasnya “Apa harus sekarang? Ah, moodku rusak begitu membunuh namja itu saat ada Kai disebelahku…”


“Ya sekarang lah, mau kapan lagi? Cepatlah! Nanti keburu Kai sendiri yang membunuhnya…”

“Ha? Apa? Tidak! Aku saja. iya iya, aku berangkat.”

Sehun bangkit lalu menyambar kemejanya dan dipakainya sambil berjalan. Sementara Tao kelihatannya membereskan kamarnya. Sehun mulai membuka pintu, didepannya sudah ada namja yang sudah berpakaian ala teroris melintas sambil menenteng senapan yang cukup panjang. Sehun kesulitan menelan ludahnya.

“Ambil pakaian terorismu, senjatamu sudah ada disebelahnya.”

Sehun berjalan ingin mengejar namja itu “Kai, bisakah kita tunda sejam atau 30 menit lagi?”

“Tidak bisa. Lay sendiri yang bilang kalau namja itu kuat, jadi kita tak boleh melewatkan sedetik pun untuk menunda kematiannya.”

“Kai, cobalah memberiku waktu. Aku ini barusan bangun tidur. Kau tau kemarin aku habis terluka kan. Jangan terburu-buru. Ku yakin kita tetap bisa mengejar waktu, dia itu namja yang mudah dilumpuhkan.”

“Jangan meremehkannya!”

“Ya itu bagimu karena kau pernah gagal menghadapinya. Kalau bagiku ya mudah saja.”

Kai menatapinya kesal. Muncullah namja diantara percakapan mereka. “Oh Sehun, ada telpon dari temanmu. Dia memintamu menemuinya. Alamatnya akan dikirimkan sebentar lagi. Katanya begitu.” Sambil memberikan gadget itu padanya.

“Ya, terima kasih Tao.” Tak lama setelah itu ada sms masuk. Ha? Ini kan rumahnya Baekhyun…dari Chanyeol? Tanya dalam hati. Tao sudah berbalik meninggalkan mereka.

“Kau lihat sendiri kan Kai? Aku sedang ada urusan, berilah aku waktu. Aku bisa membereskan namja itu sendirian. Khususnya tanpa pengawasanmu.”

“Ck alasannya ada saja.” umpatnya selagi Sehun berjalan meninggalkannya. Dibalik sana, Sehun tersenyum lega.

ºBE****VILº

Sehun turun dari motor kesayangannya, ia sudah sampai pada alamat yang diterima dismsnya. Seorang namja tinggi setengah berlari menghampirinya. Di depan sebuah rumah itu juga ada 2 namja cantik.

“Sehun, maafkan aku atas perlakuan kasarku…” katanya sambil memeluk tubuh Sehun.

“WAEE CHANYEOL HA? Jangan memelukku, ini menjijikkan pabo!” Sehun berusaha melepaskan rengkuhan pelukan Chanyeol.

Chanyeol tertawa dan melepaskan pelukannya yang menjijikkan bagi Sehun. “Maaf aku menghubungimu sepagi ini, padahal langitnya masih gelap.”

“Ne, gwenchana. Langsung saja ke pokoknya. Ada apa kau menyuruhku kesini?”

“Baekhyun kekasihku ini kemarin diteror 2 perampok dirumahnya. Aku takut saat aku jauh, tiba-tiba perampok itu datang lagi bahkan membunuhnya. Ku yakin ini perbuatan Kyungsoo, ya walaupun aku belum tau faktanya. Karena itu kau bisa membantuku kan?”

“Ya, katakan saja. aku berusaha bisa membantu apa saja.”

“Aku ingin kau menjaganya. Jika kau tak sanggup atau meninggalkannya sebentar. Titipkan saja dia ke Luhan atau Chen. Sementara itu aku akan membalas dendam pada orang-orang yang meneror kekasihku selama ini.”

“Jadi kau belajar menjadi teroris atau avenger semacamnya? Terus Luhan itu yang mana?”

“Entahlah, mungkin aku bisa dikatakan seperti itu. Oh, Luhan. Itu, yang sedang bersama Baekhyun.” Sembari menunjuk namja cantik yang berdiri mengobrol serius dengan Baekhyun.

Sehun menatap sedetik keadaan langit diatasnya. Lalu melihat jam tangannya. “Aish, aku harus kembali pulang sebelum aku ditegur lagi. Maaf Chanyeol, aku tak bisa berlama disini tapi percayakan padaku bahwa aku benar-benar membantu menjaga kekasihmu. Aku akan kembali lagi.” Ia mulai menaiki motornya.

“Ah, iya maaf juga membuat waktumu terbuang. Gamsahamnida Oh Sehun…”

“Cheonma, pai pai…”

Kemudian Sehun menyalakan motornya dan meninggalkan Chanyeol. Lalu Chanyeol menghampiri 2 namja yang dari tadi berdiri mengobrol didepan pintu.

“Tak baik namja cantik seperti kalian bicara didepan pintu.” Ujar Chanyeol.

“Ha? Memang ada hukumnya? Siapa yang bilang begitu?” tanya Luhan. Baekhyun malah menertawakannya.

“Aku yang bilang gitu loh.”

“Chanyeollie itu tadi siapa? Sepertinya aku pernah mengenali wajahnya.” Baekhyun celingak-celinguk ke pelataran jalan aspal.

“Ya kau memang mengenalinya Baekhyunnie, dia nanti yang menjagamu saat aku pergi.”

“Memangnya kau mau kemana?” suara serempak dari 2 namja cantik itu,

Melihat itu Chanyeol langsung meliriknya seperti jijik -:D- “Mau mencari dan membereskan orang-orang yang sudah meneror Baekhyun selama ini. Jangan ditanya sampai kapan ini ku lakukan karena aku juga tak  bisa menentukan.”

ºBE****VILº

Kai berdiri di koridor depan di villa ini dengan menatap gemas marah pada namja yang turun memarkir motornya.

“Sehun, cepat ambil peralatanmu. Kris mendapat kabar lagi bahwa namja itu akan bersembunyi di tempat lain.” Sehun melintasi Kai tanpa menanggapi kalimat dari Kai. Kai lantas mengikutinya lagi.

“Sehun, kau dengar aku tidak  ha?”

Sehun terus berjalan menyusuri koridor, lagi-lagi tak merespon omongan Kai. Lalu Kai mencoba menghalanginya tapi Sehun melewatinya dengan tatapan datar. Kai terus mengikutinya langkahnya. Kemudian Sehun memasuki kamarnya dan membereskan sebagian barang-barangnya.

“Sehun! Kau mau kemana memangnya? Jangan membuang waktu, ayo kita ketempat namja itu.”

Sehun menoleh pada Kai dengan mata elangnya. Ia diam menyimpan suaranya. Pikirannya mulai memanas. “Kita? Kau saja, aku tidak mau dipasangkan apalagi berpartner denganmu.” melanjutkan menata barang-barang ke dalam tas mininya.

“Apa kau bilang? Kau harus bersamaku! dengan begitu waktu membereskan namja itu lebih singkat…”

“Aku juga bisa singkat membereskannya walau tanpamu. aku tetap tidak mau dipasangkan denganmu. Aku sudah punya taktik sendiri membereskan namja itu.” Sehun membawa tasnya dan mulai meninggalkan kamarnya.

“Ck, kau tidak bisa seenaknya begitu saja. ini sudah perintah Kris dan kau tidak bisa membantahnya.”

Sehun menghentikan langkahnya tapi tak membalikkan badannya pada Kai. “…Bisa jika aku yang memintanya pada Kris sendiri. Lihat saja akan ku buktikan. Dasar sialan.” Lalu Sehun meludah ke arah kirinya.

ºBE****VILº

TOK TOK TOK

“Ya masuk…”

Cklek..

“Kris hyung, maaf mengganggu.”

“Ya tidak apa-apa. Duduklah…” namja itu mematikan TV dan Sehun sudah duduk dikursi ruangan Kris. “..ada perlu apa? Oh ada Kai juga..”

Kai menyelonong masuk dan berdiri didepan pintu ruangan itu. Sehun melirik Kai penuh kesal. Aku benci melihatmu disini…rutuk hati Sehun.

Sehun mendehem “..Kris hyung, aku boleh meminta membereskan namja itu tanpa harus dipasangkan dengan Kai?”

Kris menimbang-nimbang, ia mengelus-elus dagunya. “Hmm…sebetulnya itu tidak boleh tapi karena kau memintanya sendiri, aku membolehkanmu melakukannya sendiri..” ia mengakhiri kalimatnya dengan tersenyum pada Sehun.

“Taa…ttapi hyung itu kan…” sela Kai dengan ekspresi sangat kecewa.

“Sudahlah, aku yakin dia tau diri. Daripada dia merasa terganggu bila dipasangkan denganmu, lebih baik ku biiarkan saja dia membereskannya sendiri.”

“Gamsahamnida Kris hyung… aku permisi dulu. Aku segera membereskan namja itu.” Sehun beranjak dari tempat duduknya. Melintasi Kai dan berhenti sejenak dengan maksud ingin membisikkan kalimat pada Kai. “Lihatkan. Aku yang menang bisa memilih jalanku…Jangan ikut campur lagi, mengerti!” bisiknya langsung pergi dan tersenyum licik pada Kai.

Kai melototi Sehun penuh marah. Lalu ia segera mendekat pada posisi Kris. “Apa jalanmu tidak salah mengabulkan permintaannya ha? Kau menghancurkan taktikku membalas kematian kekasihku…”

Kris tertawa lirih “Aku takkan pernah salah dalam melangkah. Percayalah, aku sudah menyiapkan kejutan lagi…” lalu Kris menyalakan TVnya. “…biar Sehun menjalankan dengan caranya. Kau pergilah dan ikutlah membereskan namja itu secara tersembunyi. Lakukan hal yang sama sesuai dengan gaya Lay..”

Kai menghela nafas dan melukis senyum diwajahnya. “Ah…syukurlah. Inilah yang ku sukai… baiklah, aku permisi dulu hyung. Gomawo.”

“Hmm… jangan lupa kabarkan aku segera.”

Kai mengangguk tegas dengan senyumnya sembari berjalan meninggalkan ruangan Kris. Ia berlari mengambil beberapa senjata lagi di gudang. Kemudian ia berlari lagi menyusuri koridor menuju pintu depan. Ternyata namja yang dihadapannya tadi belum berangkat, ia coba menghampirinya.

“Lambat sekali, beberapa menit saja belum berangkat.”

“Aish…ku bilang jangan ikut campur!”

“Sehun…Sehun…awas saja jika kau mengkhianati aku dan Kris bila kau gagal membereskan namja itu.”

DOORR…

Sehun menembak pistolnya ke langit yang masih hitam. Matanya menatap dendam pada mata Kai. “Kai, aku bisa saja menembakmu sampai jasadmu mengenaskan. Jangan ikut campur lagi!!”

Kemudian Sehun meninggalkannya dengan menaiki motornya sendiri. Kai tertawa licik sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

ºBE****VILº

Pagi yang masih berlangit gelap takkan bisa membongkar persembunyiannya. Kai masih antusias memperhatikan rumah yang ada diseberangnya. Awalnya hanya ada dua namja cantik duduk didepan sana. Lalu semenit kemudian, datanglah namja yang sangat dikenalnya. Ia segera mengambil ponselnya.

“Yeoboseyo Kris hyung, aku melihat namja muda itu disana…”

“Info apa yang kau lihat?”

“Ternyata dia menghampiri rumah Baekhyun. Dari gerak-geriknya sepertinya dia memiliki ikatan manis dengan Baekhyun.”

Kris tertawa “Tepat sesuai dugaanku, dia belajar mengkhianati nyatanya.”

“Apa perlu aku yang menembaknya sekarang juga?”

“Hmm…jangan dulu. Tembak dia ketika insting penjiwaanmu benar-benar mirip dengan jiwa Lay. Intinya kau pasti tau bagaimana insting Lay beraksi kan?”

“Sebetulnya aku kurang paham karena aku harus sama dengan jiwa Lay, tapi aku akan melakukannya…”

“Kutunggu kabar selanjutnya, jaga gerakmu agar tidak tercium oleh Sehun.”

“Ne Kris hyung…gomawo.”

PIIIP

Kai melanjutkan mengamati ketiga namja itu. Tembaknya sudah siap dilesatkan, hanya menunggu instingnya yang diintruksikan oleh Kris tadi. Sebetulnya hatinya tak tega karena ada namja yang berhasil menarik hatinya hingga terpesona. Tapi perasaan itu tidak boleh dibiarkan hidup. Jika itu terjadi lagi, ia gagal mempertahankan kesetiannya untuk Lay, terlebih kegagalan itu akan membunuhnya tepat ditangan Kris…

ºBE****VILº

Sehun baru tiba dirumah Baekhyun, motornya dibiarkan terparkir bebas didepan rumah itu. Disana sudah ada 2 namja cantik. Ia menghampiri mereka dan mereka menyambutnya dengan senyum, terutama senyuman dari Baekhyun.

“Kim Se Hun, ada apa sepagi ini datang kemari?” ujar Baekhyun.

“Eem…Baek Hyun-ah nama yang itu janga_”

“Oh…ini namja yang menyelamatkanmu ya? Dia benar-benar tampan.” Sela Luhan.

“Se Hun, ini temanku baruku, kenalan dari Chanyeol.”

“Oh ya, Xi Luhan imnida. Salam kenal.” Sembari  langsung menyambar tangan Sehun agar berjabat dengannya.  Padahal Sehun belum mengangkat tangannya.

“Kau keturunan China?”

“Ya benar, tapi sekarang domisiliku Korea bukan China lagi…”

Sehun bisa meng”o”kan Luhan. Ia kehabisan kata-kata untuk menyambung percakapan itu. Lalu ia sedikit melihat ke arah Baekhyun, namja itu ternyata sedang asyiknya memandangi mereka. Ia sedikit melirik ke atas Baekhyun. Apa yang dilihatnya takkan pernah salah. Ada laser di dinding belakang namja itu, berjarak ½ meter diatas kepala Baekhyun.

“Baek Hyun-ah, jangan berdiri disitu…” ucap Sehun sedikit ragu.

“Kenapa memangnya?”

“Jangan disitu, kita masuk saja ya. Ku mohon jangan berdiri disitu.”

Luhan mendekati posisi Baekhyun berdiri. “Se Hun-shi, apa ada yang salah jika Baekhyun disini?”

“Kau juga, jangan disitu. Berbahaya.” Matanya masih meliriki cahaya laser itu.

“Baiklah kuturuti saja, ayo kita masuk.”

Langkahnya memang ke depan, tapi mata Sehun masih meliriki cahaya laser. Arahnya sudah pasti dari luar, lebih tepatnya dari di rumah seberang rumah Baekhyun. Kemudian Baekhyun mengambilkan mereka minuman dan segera meninggalkan Luhan dan Sehun diruang tamunya. Ia bergegas menelpon kakaknya.

“Angkatlah hyung… ku mohon angkat telponku… adikmu ini membutuhkanmu…”

KLIK

“Ne Yeoboseyo…”

Baekhyun melompat gembira “Suho hyung…ini aku. Kapan kau pulang? Kemarin ada perampok yang hampir saja mencabut nyawaku…”

“Ha? Ulangi sekali lagi yang perampoknya itu!!”

“Kemarin ada perampok yang hampir saja mencabut nyawaku… jawablah hyung, kapan kau pulang?”

“Ck, takkan ku biarkan ada yang mencabut nyawamu kecuali Tuhan. Aku tidak tau pulang kapan, sepertinya itu tidak mungkin.”

“Maksud hyung tak kan kembali?” nadanya shock.

“Iya, mustahil aku pulang karena disini aku sudah menikah dengan yeojachinguku. Tak mungkin aku meninggalkannya…”

“Aigo, bahkan untuk adikmu sekalipun?”

“Akan ku usahakan. Kau bisa jaga rumah itu sampai eomma appa kembali?”

Baekhyun melemas “Ne… Sudah ya hyung…aku ada urusan dengan temanku.”

“Secepat itukah kau meninggalkan hyungmu ini bertelepon?”

“Mianhae, aku harus kembali ke temanku. Bye~”

Baekhyun meletakkan teleponnya dengan kasar. Ia masih berdiri memandang teleponnya dengan wajahnya yang cemberut. Dasar hyung bersenang-senanglah dengan yeojamu. Ku yakin kau takkan menyelamatkanku untuk semenit pun. Keluhnya dalam hati. Baekhyun dengan gontai berjalan ke ruang tamunya. Kedua namja itu masih asyik berbincang. Kehadirannya pertama kali disadari oleh Sehun.

“Baek Hyun-ah, kau kenapa lesu seperti itu? Cobalah duduk dulu…” kata Sehun yang  membuat Luhan tiba-tiba merubah ekspresi wajahnya yang bahagia karena perbincangan Sehun menjadi ekspresi datar.

“Tidak, aku baik-baik saja.” Baekhyun masih berdiri sedikit lesu.

Tak ada kalimat lagi yang diucapkan untuk menyambung kalimat Baekhyun. Kemudian Luhan mendehem dan berdiri. “Baekhyun, sejujurnya dari tadi aku menunggumu keluar karena aku ingin pulang. Lihatlah mataharinya mulai terbit, aku harus pulang menyiapkan ahjusshiku yang mau datang…”

“Ah Luhan kenapa kau buru-buru. Padahal aku mau memasakkan makan pagimu dan Sehun..”

“Maaf, maaf Baekhyun aku merepotkan. Tapi aku benar-benar harus pulang. Sekali lagi aku minta maaf tidak bisa berlama-lama disini.”

Baekhyun menghembus nafasnya dan mengulas senyumnya. “Tidak masalah… kalau begitu kau pulang diantar Sehun…” kemudian ia beralih mengarah ke Sehun. “..Sehun, bisa kan mengabulkan permintaanku mengantarkan Luhan pulang…?”

“A…a…bi_”

“Ah, jangan, jangan. Aku bisa pulang sendiri. tak perlu Sehun mengantarku, lagi pula rumahku tidak terlalu jauh…”

“Sudahlah, tidak apa-apa aku mengantarmu saja Luhan-shi…” sembari tersenyum pada Luhan, pipi Luhan merah merona. Ia beralih ke Baekhyun “Tapi bagaimana denganmu? aku jelas akan dihajar Chanyeol jika meninggalkanmu diserang perampok itu sedetik pun..”

“Biar aku disini saja…”

“Mian, daripada ribut lebih baik aku harus pulang sendiri. maaf merepotkan kalian dan terima kasih atas tawarannya mengantarkanku pulang, sampai jumpa…”

Sehun tersenyum (sedikit licik) “Hmm… berhati-hatilah. Kau bisa teriak memanggilku jika kau dihadang orang jahat.” Sembari menepuk bahu Luhan. Lagi-lagi Luhan bersemu malu.

“Luhan… Kau yakin bisa? Apa perlu ku antar sampai ke ujung tikungan pertama?”

“Tidak perlu tidak perlu, aku bisa sendiri Baekhyun-shi. Aku pulang dulu…”

ºBE****VILº

Luhan menutup pintu rumah Baekhyun. Sejujurnya dari tadi perasaannya sangat takut jika sepagi yang sepi ini ia pulang sendirian. Baru beberapa langkah, ada dua benda kecil yang membuatnya teringat dengan masa lalunya. Sebuah peluru pistol dan peluru panah tepat ada di depan kakinya. Ia terpaku, pandangannya melayang pada insiden yang membuatnya trauma.

Mirip dengan peluru yang pernah ku pakai…

Tidak sekedar mirip… ini benar benar peluruku yang melesat tragis…

Bukan… bukan aku yang membunuhnya…

Aku… aku tak sengaja… Aku… aku tak sengaja…

Jeball… ku mohon jangan mengingatnya lagi…

Aku… aku benar benar menyesal…

Aku mengurung diriku sekian lama untuk memaafkan tanganku…

Aku tak sengaja membunuh… membunuh noona dan chingunya…

Aku takkan memaafkan diriku, terutama tanganku. Meskipun semua sudah memaafkanku, sudah meyakinkan padaku bahwa insiden itu tidak sengaja, insiden yang terjadi bukan dari perbuatanku asli…

Bukan aku… ya tuhan bukan aku… ada yang menggerakkanku saat itu… bukan aku Tuhan bukan aku

Pertama-tama ku panah chingu noona-ku, alasannya dia sudah menyiksa noona dan menghamilinya..

Lalu…

DOOOOORRR…

Seketika itu Baekhyun dan Sehun keluar dari rumah itu dan melihat ke arah pekarangan depan rumah Baekhyun. Baekhyun begitu panic ketika melihat Luhan masih berdiri tertunduk disana.  “Apa kau yang tertembak Luhan? Jangan…jangan…jangan kau yang mati Luhan…” lirih Baekhyun Mereka berdua berlari menghampiri Luhan yang sebenarnya terpaku, terlebih tembakan itu. Luhan masih terdiam diposisinya.

Lalu…

Tanpa sengaja aku menembak ke noona-ku

Pabo… Pabo… Pabo… bisa-bisanya aku tega menembaknya…

Aku sangat menyesal… sangat dan sangat…

Senjata itu yang menuntunku memakainya, padahal kedua senjata itu adalah pajangan, tepatnya itu dirumahku…

Tetap saja itu aku yang bersalah… aku kejam… aku kejam… kejam.. kejam…

“Luhan… Luhan… kau baik-baik saja? Luhan…” kata Baekhyun sembari menggoyang-goyangkan bahu Luhan. Luhan masih diam.

Gentian Sehun, kini ia tepat didepan wajah Luhan. “Luhan… Luhan… cobalah bicara sekata. Kau kenapa Luhan-shi….” Sembari memegang kedua rahang Luhan. Luhan tetap diam, wajahnya sudah terlihat pucat.

Luhan tetap mematung, memorinya sudah terbongkar dalam pikirannya. Sehun masih menatapinya, sementara Baekhyun terus panic karenanya. Percuma, itu takkan menggoyahkan pikirannya yang terlanjur jatuh ke masa lalunya.

Sehun melirik tajam sekeliling Luhan. Ketika lirikannya tertuju pada benda yang didepan kaki namja itu yang sedari tadi tidak disadarinya. Sebuah peluru dan panah. Ia menatap lurus arah yang sama dengan arah badan Luhan menghadap. Pekarangan depan rumah diseberang rumah Baekhyun ialah area yang paling dicurigainya. Ia menatap jeli, instingnya yang ahli itu kuat mengakui ada namja yang bersembunyi dibalik rumah itu.

“Baek Hyun, kita harus mengantarnya segera. Sepertinya tembakan itu akan meluncur lagi…”

Baekhyun terkejut singkat. “Kalau begitu, antar saja Luhan jika memang penembak itu mengincar Luhan. Cepatlah…”

“Tidak bisa. Aku tak bisa meninggalkanmu walaupun hanya sebentar mengantarkan Luhan pulang.”

“Tidak Se Hun, aku disini. Aku harus tetap disini, kau an_”

“Alasannya apa?”

“Aduh aku sulit menjelaskannya…”

“Alasannya apa? Jawab! Pokoknya kau juga harus ikut.”

“Luhan saja yang kau bawa, aku akan disini menghalangi tembakan itu.”

“Pokoknya kau harus ikut! ayo, bantu aku membawa Luhan.” Sehun sudah mengalungkan tangan Luhan ke bahunya.

“Ah--- baiklah ayo.” Kemudian tangan Luhan satunya dikalungkan ke bahunya. Mereka kemudian pergi.

Dari sudut yang hampir saja benar-benar terdesak karena Sehun menyadari keberadaannya. Bibir Kai mengulas senyum namun masih mendengus kesal. Tapi jujur saja, ia berterimakasih sekali pada  namja cantik yang shock dengan jebakannya karena sukses mengalihkan perhatian Sehun agar cepat mengantar namja itu pulang. Selain itu juga, namja yang shock tadi membuatnya tertawa geli dengan ekspresinya yang trauma seperti itu.

DDDRRRTTT….DRRRTTT…
Ponselnya membuat geli pahanya. Ia meletakkan senjatanya, lalu mengambil ponsel disakunya.

Langsung ke topiknya. Sekarang cepatlah ke markas. Jangan lupa membawa berita nakal yang lucu ditelingaku.”

TUUUUTTTT
“Sial, aku belum menyapa atau membalas. Dia sudah main mematikannya saja. aakkhh…”

ºBE****VILº

Chanyeol tiba dengan nafasnya yang terpacu setelah berlari ketika mendengar ada suara tembakan yang keras, apalagi asal suaranya disekitar rumah Baekhyun. Kemudian ia berlari menuju pintu belakang rumah itu, terkunci. Perasaannya makin mendesah gelisah jangan-jangan Baekhyun sudah terbunuh.

Ia berpindah berlari ke pintu depan rumah itu, pintunya bisa dibuka. “Pabo! Tau begini sudah dari tadi saja aku ke pintu ini daripada susah-susah ke pintu belakang. Aish.” Rutuknya dalam langlahnya yang menyelusuri sudut rumah Baekhyun.

“Baekhyunnie…. Baekki sayang… Baekhyunnie…” teriaknya memenuhi isi rumah. “Baekhyunnie… Baekhyunnie…” lama ia tak menemukan Baekhyun, ia kembali ke luar rumah itu. Tiba-tiba saja pikirannya terbersit kata “dirumah Sehun atau Luhan…”

ºBE****VILº

Chanyeol menghentikan pelariannya, ia sudah didepan rumah Luhan. Ia mendekati rumah itu, pagarnya  terkunci, biasanya pagar ini dibuka 24 jam apalagi untuk seorang Chanyeol. Ia menatapi rumah itu sebisa mungkin. Sepi.

“Ck, masa dia belum pulang. Sial. Sepertinya aku harus ke rumah Sehun. Hmm… lapangannya Baekhyun. Iya… itu satu-satunya jalan pintas yang terdekat.” Kemudian ia berlari ke arah kirinya (barat), lurus tidak berbalik ke jalannya yang tadi.

Beberapa detik setelah itu. Dari arah timur Baekhyun, Luhan, dan Sehun baru sampai didepan rumah Luhan.

“Sepertinya namja yang barusan pergi tadi mirip dengan Chanyeol…” tanya Baekhyun pada Sehun yang sedang meraba pakaian Luhan, mungkin sedang mencari kunci pagar rumah itu.

“Mungkin... habis aku tidak melihatnya Baekhyun.” Kemudian Sehun berhasil membuka kunci pagar rumah itu. “Ayo bawa Luhan dulu…” Baekhyun masih menatapi arah baratnya, namun namja itu ternyata sudah hilang.

ºBE****VILº

Kai mempercepat langkahnya memasuki koridor markasnya. Nafasnya sedikit melega begitu melihat pintu kamar Kris terbuka. Ternyata didalamnya sudah ada 2 namja.

“Apa aku terlambat hyung?” matanya sedikit melirik heran melihat perlakuan tangan Kris yang bergandengan dengan Kyungsoo(?)

“Kau tepat waktu..” lalu Kris mendehem. “Tugasmu dialihkan sementara, kau urus peneroran Chanyeol. Lebih bagusnya lagi kau menculik dan membawanya kesini…”

“Posisinya sekarang menuju rumah Sehun.” Tambah Kyungsoo.

“Baik, aku permisi dulu.” Langkahnya sudah berbalik keluar pintu kamar Kris.

“Kai! Bawa pistol bius yang sudah ku beli jika kau kewalahan menangani Chanyeol..” teriak Kris.

Kai tetap melangkah menjauh seraya membalas. “YA! AKAN KU  BAWA HYUNG…” ia mengambil tembak bius yang sudah tersiap di meja disudut koridor markasnya.

ºBE****VILº

“YAAAA… KENAPA RUMAHNYA JUGA SEPPPIII… terus kemana ya Baekhyunnie…” Rutuk kesal Chanyeol setelah berkali-kali mengintari rumah Sehun.

“Mencari Sehun ya? Sehun sudah mati bersama dua temannya.” Tiba-tiba suara namja asing muncul tanpa diundangnya.

Chanyeol berbalik ke arah namja itu. “Siapa kau? Jangan bicara sembarangan..”

“Wah, nadamu bisa dingin juga. Biar ku perkenalkan, aku adalah Kai, anggota komplotan peneror dan pembunuh. Saat ini aku sedang menangani target yang bernama Byun Baekhyun. Sudah jelas…” kalimatnya diakhiri dengan senyum bengisnya.

“Brengsek!! Jadi selama ini kau biangnya. Awas ya! Aku akan membalasmu…”

Kai terkikik, “Apa? Kau? Kau akan membalasku? Tidak mungkin…karena kau kan lemah, penakut, masih kecil…” kemudian ia tertawa. “…Meskipun kau punya dua jiwa yang kau buat untuk mencintai dua namja sekaligus, dua jiwamu itu tidak bisa kau manfaatkan dengan lihai sepertiku. Chanyeol Chanyeol, menyerahlah saja demi tuanku dan dendamnya terbalas.”

“Ck, banyak omong. Lihat saja, aku yang akan menang membalasmu..” sembari melewati tubuh Kai yang berhawa preman.

Kai mengambil pistol bius dibalik saku jasnya. Ia hendak menembakkannya pada tengkuk atau punggung Chanyeol yang jaraknya hanya kurang dari 50 senti dari tubuhnya.

SSRRAAKKKK

Pistol itu nyatanya terhempas jatuh dari tangan Kai. Tak disangkanya Chanyeol reflek dan menepis pistol itu sebelum ditembakkan pada tubuhnya. Kemudian ia memungut pistolnya yang ada ditanah. Saat akan difokuskan pada Chanyeol, ternyata Chanyeol sudah cepat menghilang dari bidikannya. Kecewa itu pasti, apalagi ini mengecewakan atasannya. Ia mengambil barang elektronik dari sakunya.

“Yeoboseyo hyung, aku minta maaf. Aku menyesal, maaf aku gagal membiusnya.” Kata Kai sedikit takut

“….”

“Setelah ini, kau bisa menghukumku sepuasnya. Dan…apa kau punya rencana lain?”

Dari ponselnya, namja itu tertawa. “Tidak apa-apa, tenanglah. Iya, aku sudah menyiapkannya sebelum kau bertanya.”

“Baiklah hyung, terima kasih.”

“Ne… kembalilah ke markas, kau bisa menunda dulu mengurusi Chanyeol. Sebagai gantinya, kita beralih mengurus Sehun dan Baekhyun. Aku ingin menguji seberapa hebatnya ia mengkhianati didikanku..”

“Tapi hyung bukankah itu diluar_”

“Jalanku selalu tepat, apalagi rencana cadangan disaat terhimpit.”

“Mmm, baik hyung. Aku menuju ke markas….”

ºBE****VILº

“Sayang, aku keluar sebentar ya. Mencari Tao dan mengambil sesuatu dikamar utamaku.”

“Ne Kris, tapi kau akan kembali kan?”

Kris mendengus. “Kau berlebihan untuk menanyakan itu. Aku hanya sebentar saja Kyungsoo…”

“Aku hanya berkata seadanya saja. pergilah…”

Kris meninggalkan Kyungsoo dengan kamarnya yang terbuka. Ia berjalan ke koridor, seperti yang dikatakannya tadi. Ia membuka kamar utamanya dan mengambil sesuatu, itu adalah smartphonenya dan sekotak donat. Kemudian namja itu menutup pintunya dan menyusuri semua koridor untuk mencari seorang namja. Namja yang dicarinya ada diujung koridor dekat dapur. Kris tersenyum sendiri melihat namja itu sibuk mengepel lantai dapur itu. Ia berdiri cukup lama didekat namja itu, menunggu namja itu sadar akan kehadirannya. Dan ketika mata namja itu melihat ada sepatu dibelakangnya…

“Kris ge, maaf aku tak sengaja mengenai sepatumu itu. Maaf.”

Kris diam memberi tatapan dingin pada namja itu. “Eum… Tao, kau harus ikut denganku. Ada yang mau ku bicarakan.”

“Untuk apa?Aku sedang sibuk mengepel. Ara.” Tao masih mengepel.

Kris meletakkan sebentar smartphone dan kotaknya dimeja dapurnya. “Untuk hubunganku denganmu. memang aku sekarang sangat dekat dengan Kyungsoo, tapi bukan berarti aku mengacuhkanmu. Emm… Aku akan mengganti semua kesabaranmu menungguku setelah Kyungsoo puas dengan mainannya.” Sembari memegang kuat kedua bahu Tao.

Tao menyikirkan lembut tangan Kris yang ada dibahunya. “Sebetulnya aku tidak menganggap hubungan special antara kau dan aku_”

“Lalu kau kenapa dingin padaku. Bahkan kau menolak seranjang denganku.”

Tao diam sambil menunduk. “Berhentilah mengejarku Kris, apalagi soal hubungan terlarang ini. Maaf, aku akan pergi. Selamat bersenang-senang dengan Kyungsoo…” Tao melangkah gontai dan menyandarkan tongkat pelnya ke sisi tembok dapur.

“Sebenarnya kau cemburu kan? Kau ingin aku selalu menjagamu, kau ingin posisimu dekat seperti Kyungsoo kan?” kata Kris yang sukses menghentikan langkah Tao.

Tao menunduk diam, namja itu tak tahu harus menjawab seperti apa kalimat Kris itu.

“Baiklah, aku takkan memaksamu menjelaskan itu semua…” Kris memberi jeda. “Kau boleh pergi sekarang, tapi jika kau melihat Chanyeol. Tolong bawa dia kesini dalam keadaan pingsan, bagaimana pun caranya…”

Tangan Tao mengepal kuat, matanya terpejam kesal. Namja itu tidak tau perasaan kacau yang sebenarnya terjadi karena kelakuan Kris padanya. “Baik Ge!”jawab Tao tanpa menoleh pada Kris. Lalu  Tao melangkah menjauhi Kris.

ºBE****VILº

Setelah berlari menjauhi namja yang bernama Kai tadi. Chanyeol berjalan menelusuri pusat kota. Ia tertuju pada sebuah toko yang menjual miniature senapan angin itu.

KLINGG

Bunyi lonceng yang menyambutnya ketika ia membuka pintu toko itu. Toko itu sepi dan luas, namun ada 2 orang yang sedang bernego-nego dengan penjaga tokonya. Ada penjaga toko yang menganggur, Chanyeol menghampirinya.

“Anyeong, aku Kim Hangwook.  Ada yang bisa ku bantu?” tanya namja penjaga toko itu.

Chanyeol meliriki setiap senjata yang terpajang ditembok belakang namja yang bernama Kim Hangwook itu. “Mmm…apa kau jual senjata api yang diperbolehkan oleh pemerintah?”

“Jelas tidak ada tuan. Yang boleh memakainya hanya aparat keamanan.”

“Lalu untuk avenger dan pembunuh bayaran, kenapa mereka punya?”

“Itu karena perdagangan illegal tuan.”

“Kau menjualnya?”

Hangwook membungkam mulut Chanyeol dengan tangannya. Suara Chanyeol itu menyebabkan seisi ruangan akan tau. Untung saja pengunjung yang disitu tidak menoleh ke arahnya. “Kecilkan suaramu…” ia melepaskan tangannya dimulut Chanyeol. “Untuk apa dan ada apa kau menanyakan itu tuan?”

“Aku membutuhkannya karena aku ingin membalas dendam pada orang-orang yang sudah meneror kekasihku dengan tembakan, kematian, dan surat kaleng.”

“Apa tuan mau belajar menjadi avenger?”

Seakan badannya mendapat setruman, ia sedikit kaget. “Sebetulnya terlalu jauh untuk disebut demikian. Aku hanya membalas untuk kekasihku, itu juga bukan puluhan orang yang ku incar. Ini hanya keperluan individu saja.”

Hangwook mengangguk, “Ooo… kisahmu seperti kisahnya temannya adikku tuan. Tunggu sebentar tuan…” namja itu masuk ke ruangan yang bisa disebut itu adalah gudang pembuatan produk toko ini. Kemudian ia kembali ke Chanyeol dengan membawakan beberapa pistol yang beda model. “Ini tuan, untuk anda yang hanya pemula dan keperluan individu. Tuan bisa mahir dengan senjata ini. Yang pendek ini cukup disimpan dibalik jas atau jaket tuan. Yang panjang ini untuk target jaraknya jauh dari pandangan anda.”

Chanyeol mengambil kedua pistol itu dengan bergantian dan mengayunkan pelan. Kemudian Hangwook menunduk mengambil sesuatu dibawahnya. Ia mengeluarkan sebuah buku kecil.

“Ini buku panduan yang paling sukses dan mudah dipahami walaupun tanpa dilatih sekalipun.”

Chanyeol membuka-buka buku panduan itu. Namja itu membuka dan membacanya sekilas dengan menyungging senyum. “Aku ambil dua-duanya. Dan buku ini juga.”

“Tuan mau membeli atau menyewanya? Cash atau kredit dulu bisa tuan.”

“Sewa dan cash…”

ºBE****VILº

Tao berjalan dipusat kota, langkahnya gontai, perasaannya masih memikirkan ada apa dan kenapa Kris bisa disebelahnya dan mengucapkan soal hubungannya yang selama ini tumbuh karena persoalan Kyungsoo…

“…tapi bukan berarti aku mengacuhkanmu. Emm… Aku akan mengganti semua kesabaranmu menungguku setelah Kyungsoo puas dengan mainannya.”

“tidak, aku tidak akan menjawab iya untukmu Kris…” lirihnya seorang diri.

“Lalu kau kenapa dingin padaku. Bahkan kau menolak seranjang denganku.”

“kau tanya kenapa? Bahkan aku sulit menjelaskannya kenapa aku dingin padamu Kris…” lirihnya lagi, ia masih melangkah dan menatap dingin semua orang yang berlalu lalang melewatinya.

“Sebenarnya kau cemburu kan? Kau ingin aku selalu menjagamu, kau ingin posisimu dekat seperti Kyungsoo kan?”

Ia menghela nafas, melangkah lagi dengan tangannya yang disembunyikan disaku jaketnya.
“iya, karena aku sebetulnya sangat menyukaimu Kris. Makanya aku mendiamkanmu Kris…”

Tao menyebrang dengan kepalanya yang tertunduk. Ia kembali menghela nafas. Lalu ia tertuju pada sebuah toko yang menjual miniature senapan angin. “Ah… tokonya hyung Hangwook, tokonya Xiumin juga. Apa dia ada didalam ya…” katanya pada diri sendiri. langkahnya akan menghampiri toko itu. Tiba-tiba matanya membulat heran melihat ada pengunjung yang ia kenali.

“Park Chanyeol di…sana…”

Tao mengurungkan niatnya untuk membuka pintu toko Hangwook itu. Ia memilih bersembunyi dicelah tembok toko sebelahnya.

KLINGG

Suara itu membuat Tao semakin antusias mengintai Chanyeol. Namja itu keluar dengan membaca sebuah buku kecil. Namja itu berjalan ke pinggir jalan, tepatnya diujung zebracross. Namja itu menunggu lampu merah menyala. Tao menghampiri namja itu.

ºBE****VILº

“Kenapa kau keluar dari toko miniature senjata api dengan membaca buku itu? Apa kau habis membeli senjata terlarang Chanyeol?”

Suara itu terdengar dari arah belakang tubuhnya. Ia berbalik ke sumber suara itu. Ia terbelak sempurna melihat ternyata namja itu yang satu-satunya ada dibelakangnya.

“Kenapa? Kau terkejut melihatku disini?”

Tatapan Chanyeol berubah tajam, “Tao! Pergi!  Kau mengintaiku kan sejak tadi?” Tao menanggapinya dengan tawa liciknya. “Kenapa kau tertawa ha? Apa kau sekarang ingin menghancurkanku dan Baekhyun lagi ha? Kau licik, kau kan yang mengundang orang-orang itu meneror Baekhyun kan?” tangan Chanyeol mengepal kuat.

“Tidak ada undang-undang yang melarangku tertawa… aku licik? Kau sangat salah…” Tao mendekati Chanyeol. Gerakannya cepat hingga Chanyeol tak menyadari bahwa namja itu sudah ada dibelakangnya.

BHUUUKKK

Chanyeol terjatuh lemah ditrotoar itu setelah tengkuk Chanyeol dipukul keras olehnya. “…justru aku sangat licik….” Lanjutnya sembari membopong tubuh Chanyeol. Kemudian ia menjegat taksi dan berjalan pulang ke markasnya. Saat perjalanan ia baru tersadar akan sesuatu.

“Untung aku membawa ini. Bodohnya aku tidak dari tadi membiusnya.” Tao mengeluarkan pen yang ia dapatkan dari Kris beberapa minggu yang lalu. Ia menyuntikkannya ke leher Chanyeol. “Pak, tolong jaga mulut anda. Jangan sampai anda menyebarkan perlakuan saja pada namja ini. Ku mohon jika anda masih ingin bernafas setelah saya sampai ke rumah…” ancamnya pada sopir taksi itu.

“N…Ne. baik tuan, baik.” Sopir itu terlihat berkeringat ketakutan.

~To Be Continue~

Terimakasih atas partisipasi kalian mau baca FF saya. Semoga kalian terhibur kawan… mianhamnida jika ada salah atau kekurangan dalam FanFic ini. Kritik dan saran walaupun pedas atau lembut dibutuhkan….
Terimakasih lagi…