FAN FICTION YAOI
Title
:
Player Hidden Out
Soul => chapter IV
Author
: VieyRaaMoimoi
Genre
: Hurt, Angst(?), Animosity, Romance, Sad, etc.
Leght
: Chaptered
Main
Cast
:
Chanyeol,
Baekhyun,
Do
Kyung Soo (D.O),
Su
Ho,
Sehun,
Tao,
Xiu
Min,
And
a mysterious namja (!)
EXO
Member’s milik orang tuanya dan Tuhan.. aku cuman pinjam namanya saja
Dilarang
menjiplak, mengcopy, mengedarkan tanpa persetujuan dari saya selaku Author
(penulis)
WARNING : BOY
X BOY, CHILD -16th, SAFE U BRAIN, don’t like don’t read!
Author
Note
: sekali lagi aku minta maaf, FF ini dikata semrawut dan segalanya. Maaf kalo
membuang waktu reader, author cuman belajar menciptakan FF yang menghibur. Jadi
sekali lagi minta maaf, maklumlah ini adalah FF perdana. Author akan berusaha
lagi untuk menyempurnakan semua FFnya, terimakasih atas masukan dari reader’s
baik saran, koment, dan kritik yang pedas tapi membangun.
Baiklah
sekarang cekidot…
Disclaimer
: Sama seperti dulu, semua chapter itu imajinasi alamku. Kalau ada yg bilang FF
ini mirip sama yang lain. Aku bener** minta maaf, hanya unsur ketidaksengajaan.
Terima kasih.
Summary
:
“..Beberapa langkah lagi, rencananya pasti berhasil. Itulah keyakinannya. Sehun
hadir dengan sosok barunya dengan sempuurna. Ini bukanlah kepentingan yang
konyol. Ini dilakukan demi solidaritas persahabatan. Apapum akan dilakukan.
Walau ada cinta yang harus dikorbankan Sekali lagi demi solidaritas. Walaupun
ini terkesan kejam. Tapi Sehun tulus melakukan, terlebih untuk balas budinya
pada Kyungsoo….”
HAPPY
READING YA FRIENDS…^-^
~*AUTHOR POV*~
_P>H>O>S_
“Aish…sebetulnya ada
apa sih denganmu. Angkatlah, angkat…” decak kesal Chanyeol pada ponselnya.
Sudah terlewat DUA hari Baekhyun semakin menjauh darinya. Kemudian ia
mencobanya lagi menelfon Baekhyun. Tetap tak ada respon.
“Ya tuhan…dia ini kenapa? Apa yang dilakukannya selama hidup
tanpaku…” katanya pada diri sendiri didalam kamarnya. Akhirnya ia memutuskan
keluar dan mencari segala info terbaru Baekhyun. Ia begitu geram, bosan
menunggu Baekhyun yang mendiamkannya. Apalagi ini berhari-hari…
_P>H>O>S_
Pagi itu sebelum ke rumah Baekhyun, Chanyeol memarkir motor
balapnya, menyempatkan membeli semangkuk kimchi nabe dan beberapa lollipop
cokelat kesukaan Baekhyun.
Kemudian ia akan mengambil motor balapnya, hatinya berdegup
kencang. Ada apa ini gerangan, lirih hatinya. Ia menemukan sosok namja yang
membuat moodnya semakin jelek.
“Hai Chanyeollie, bawa’anmu banyak sekali. Ini untukku ya?”
sapa namja itu.
“Ha? Cih, bukan urusanmu. Menyingkirlah!” balas Chanyeol.
“Ku yakin itu untuk Baekhyun. Percayalah bahwa Baekhyun tak
ingin menemuimu walau dengan makanan itu.”
“Jaga omonganmu Kyungsoo-ah!”
“Percaya atau tidak, aku berkata benar. Karena aku sering
mengintai kalian.”
“Pergi sana! Moodku ini sangat jelek. Bersiaplah jika ku
tabrak dari belakang oleh Phoenix-ku.”
“Akan kutenangkan moodmu dengan bibirku.”
Chanyeol mengarahkan pipi Kyungsoo menyingkir. “Simpan
bibirmu untuk lain waktu. Aku malas melayanimu.”
“Huu... sekali lagi percayalah, kau pasti akan kembali
karena Baekhyun menolakmu. Dan saat itulah, kembalilah padaku dan layani aku
sampai sepuasnya.”
Chanyeol tidak menggubrisnya. Segera tancap gas meninggalkan
Kyungsoo.
_P>H>O>S_
Chanyeol tiba dirumah Baekhyun. Rumah itu tampak sepi.
Oleh-olehnya masih digantung dimotor balapnya.
“Permisi…apa ada orang.”katanya sambil memencet bel rumah
itu.
Seorang namja tampan menyambutnya. “Anyeong, mencari siapa?”
“Baekhyunnie ada?”
“Ada dikamarnya, duduk dulu. Tunggu sebentar ya.” Balas
Suho.
“Ne, gomawo Suho-shi.”
Suho masuk ke kamar Baekhyun. Chanyeol masih gelisah apakah
Baekhyun mau menemuinya.
“Baekhyunnie…”
“Ah, ne Suho hyung…”
“Ada namja tampan yang ingin menemuimu.”
Baekhyun mengusap airmatanya. “Nugu?”
“Sepertinya itu Chanyeol.”
Baekhyun kembali menumpahkan airmatanya. Suho mendekat
padanya.
“Baekhyun, sampai kapan kau menangisi hal itu. Belajarlah
memaafkannya dan melupakan kejadian itu.” Hibur Suho.
Airmata Baekhyun semakin deras dan menggeleng yakin. Suho
kini memeluknya. Membelai rambut namja itu agar lebih tenang.
“Sudahlah Baekhyun, ada kakak disini. Lalu, kau apakan dia
sekarang?” tanya Suho
“Suruh dia pergi, sampaikan juga salamku bahwa terimakasih
mau datang kemari. Kalau dia membawa sesuatu, suruh dia membawanya pulang.”
“Kau menolaknya bertemu?”
“Ne…sebetulnya aku tak tega tapi…hatiku masih kacau.”
“Baiklah, akan kusampaikan. Beristirahatlah lagi, cepat
pulihkan hati dan jiwamu.”
“Ne, gamsahamnida hyung…”
Suho melempar senyum pada adiknya. Menutup lagi pintu kamar
Baekhyun. Suho menghampiri Chanyeol diluar sana. Chanyeol beranjak penuh
semangat.
“Chanyeol-shi. Mianhae…”
“Waeyo?” mata Chanyeol berubah sendu.
“Baekhyun tidak ingin menemuimu. Dan dia juga menyampaikan
sesuatu kepadaku.”
“Apa itu?”
“Terimakasih karena mau datang kemari. Jika kau
membawakannya sesuatu, bawalah pulang kembali.” Sebetulnya Suho juga kasihan,
pria seromantis ini perhatiannya ditolak oleh Baekhyun. Tapi bagaimana lagi,
ini sudah keputusan Baekhyun.
“Chanyeol-shi…aku minta maaf tidak bisa memaksanya
menemuimu.”
“Ah ne…gwencanahayo. Kembali kasih. Hmm…setidaknya dia
memberikanku sebuah kata daripada tidak sama sekali.” Chanyeol menghela nafas
kecewa. “Gomawo, lebih baik aku pulang saja.”
“Ne…hati-hatilah dijalan.”
Chanyeol melangkah tergontai. Tak habis pikir ternyata
ancaman Kyungsoo tadi benar 100%. Mau tidak mau harus kembali pada Kyungsoo.
apalagi untuk melayani nafsunya.
“Ragaku kadang milik Kyungsoo…tapi hatiku tetap untukmu
Baekhyunnie…Saranghae..” gumamnya saat menaiki motornya.
_P>H>O>S_
Sementara Kyungsoo tengah bersama Tao, Sehun, tanpa Xiumin.
Karena Xiumin sedang keluar kota menjalankan bisnis orangtuanya sementara
waktu.
“Bagaimana tadi? Apa kau berhasil menggodanya?” Tao
mengawali
“Ne, sangat berhasil.” Kyungsoo tertawa.
“Lalu bagaimana denganku? Kapan aku tampil.” Kata Sehun.
“Wah, anak ini sempurna. Lihatlah Kyungsoo-ah. Tepat kau
memilihnya.” Puji Tao.
Kyungsoo kembali tertawa. “Sehun…Sehun…kau akan kulatih
dulu. Dan peranmu akan tampil secepatnya.” Kyungsoo membenahi posisinya. “Dan
kau, terima kasih pujianmu.”
“Seperti apa latihannya? Apa menyerupai militer?”
“Lebih dari militer Sehun-ah. Sekarang selipkan perasaan dihatimu
bahwa kau benci Chanyeol. Pikirkan hal kecil yang pernah membuatmu kesal
olehnya.”
“Jelaskan juga ya…aku ingin mendengarnya.” Imbuh Tao.
Sehun masih berpikir, nah ketemu. “Waktu itu dia
mencoret-coret motorku. Dia bilang itu cat spray. Saat aku makin frustasi,
kecewa, dan mulai menangis. Dia baru berkata kalo itu hanya spidol yang bisa
hilang dengan air. Aku masih tak percaya, lalu dia membuktikannya dengan ludah
ditangannya.”
“Lucu sekali kejadianmu itu…hahaha, Sehun-ah, Sehun-ah.”
Ungkap Tao masih tertawa lagi.
“Sudahlah panda!” tegur Sehun.
“Bagus, berpengaruh walaupun kecil. Dari lubuk hatimu, kau
masih menyimpan dendam itu?” Kyungsoo menengahi
“Sebetulnya hanya ku kubur, lalu dengan mengingatnya. Dendam
itu membara lagi.”
“Wah…really good! Semakin seeemmpurrrnnaaa….” Kyungsoo
bertepuk tangan.
“Kamsahamnida Kyungsoo-ah.”
“Ne…Ne…” Kyungsoo melihat jam tangannya. “Aish..sepertinya
aku harus menampakkan diri didepan Chanyeol.”
“Apa kau akan memperkosanya?” goda Tao.
“Hey! Siapa yang bilang begitu. Lihat saja ceritanya.”
“Dasar namja cantik yang mesum!”
Kyungsoo tak membalas laknat dari Tao. Malah tertawa dengan
gilanya dan melambaikan tangan pada Sehun dan Tao.
Selang beberapa menit itu, Sehun bersiap berdiri. “Tao, aku
juga pergi dulu ya. Maaf tidak bisa menemanimu sepanjang hari.”
“Apa perlu kuantar Sehun-ah?”
“Tidak perlu, aku bisa sendiri.”
“Kalau ada namja atau yeoja yang membantaimu bagaimana?”
“Jangan meragukanku. Lihatlah, aku belajar menjadi bengis
dan kejam.”
“Baiklah, hati-hati dijalan. Kerikil bisa mencelakaimu loh.”
“Arassoooo…”
_P>H>O>S_
…Aku ada dibangku taman yang kemarin.
Menunggumu datang…
From : Kyungsoo-ah
“Aish! Namja ini!!! Yasudahlah, ku turuti saja!” rutuk kesalnya
sesudah membuka SMS dari Kyungsoo.
Ne, aku segera datang(!) Chakkaman..
To : Kyungsoo-ah
Motor balap “Phoenix” memang cepat. Dan sekarang Chanyeol
sudah sampai di parkiran sebelah taman. Karena perlu diketahui, di taman tidak
ada kendaraan apapun kecuali sepeda.
Sambil menenteng kantong plastic yang berisikan oleh-oleh
yang tadinya untuk Baekhyun. Chanyeol terus mengumpat dan berdoa agar tidak
terjadi hal yang lebih aneh dilakukan oleh Kyungsoo.
Sosok namja cantik itu, memang persis Baekhyun. Bahkan bisa
dikatakan kembarannya. Namja itu duduk manis, bersama earphone putihnya yang
tergantung dilehernya.
“Benar-benar mirip dengan Baekhyun…” gumamnya seorang diri.
Chanyeol menghampiri namja itu pelan-pelan.
“Kyungsoo-ah. Ini untukmu.” Sambil menyerahkan kantong
plastiknya.
“Waah..Gomawo chagiya…” senyum Kyungsoo yang centil terlukis
dengan jelas ketika ia mulai membuka kantong itu. Chanyeol mulai duduk
disebalahnya.
“Gwenchanayo sayang.”
Kyungsoo agresif! Mencium pipi kanan Chanyeol. Chanyeol
bersikap tenang. “Ayo kita pindah tempat.”
“Apa? Pindah tempat! Kemana memangnya? Disini apa belum
cukup?”
“Santailah saja Chanyeol sayang.”
Sekali lagi Kyungsoo agresif, bagi Chanyeol itu akan merusak
citra seorang Kyungsoo. mungkin Kyungsoo tak peduli. Chanyeol saja belum
apa-apa dengan identitas namja gentle. Kyungsoo(?)
Kyungsoo mengunci gerak mulut Chanyeol dengan tautan
bibirnya. Memang kasar, kalau lembut itu bukan ciri Kyungsoo. lebih tepatnya
ciri Baekhyun. Chanyeol mengikuti tuntunan tautan Kyungsoo. memeluk erat
punggung namja cantik itu. Ikut memainkan maneuver Kyungsoo.
Tautan itu diakhiri. Sambuatan senyum dari Kyungsoo membuat
pipi mereka berdua kemerah-merahan. Kini Chanyeol yang tersadar sendiri. Ia
yang memulai mengunci bibir Kyungsoo. mereka saling melumat dengan asyiknya.
“Kajja. Kuantar kau sepuasnya.” Kata Chanyeol sembari
melepas ciumannya.
“Wah, kau romantis juga. Ambil motormu dulu. Akan ku
tunjukkan tempatnya.”
“Lalu pemberianku, tidak kau makan?” ekspresinya ingin
meledak kecewa.
Tangan Kyungsoo mengelus pipi Chanyeol. “Pasti aku makan, makanya
cepat antar aku ke tempat itu.”
_P>H>O>S_
Baekhyun beranjak dari kepedihannya seharian dikamar.
Menghampiri kakaknya yang sedang membaca majalah ulzzang di ruang santai.
“Suho hyung…kau punya waktu?” ucapnya masih tersengguk-sengguk.
“Selalu. Memangnya ada apa Baekhyunnie?”
“Aku mulai lelah menangis terus. Temani aku ke toko bacaan.”
“Kebetulan sudah…dengan senang hati akan ku temani sampai
puas.”
“Gomawo hyung….” Baekhyun memeluk Suho.
Chu~ Suho mencium kening Baekhyun. “Ganti baju yang bagus
ya.”
Baekhyun beranjak, dalam hitungan kurang dari semenit.
Baekhyun sudah siap dengan rapinya. Dan yang begitu indah dimata Suho. Rambut
Baekhyun yang berubah. Awalnya adalah hitam kecokelatan, kini menjadi merah
kecokelatan dengan poninya yang disasak terkesan berantakan.
“Kajja Suho hyung….”
“Penampilanmu, benar-benar bedaa…”
_P>H>O>S_
Sehun sedang mencari-cari buku kumpulan FanFiction. Suasana
di toko bacaan ini tidak begitu ramai. Tempat berdirinya dekat dengan pintu
masuk. Karena dia sedang mencari yang bacaan yang fresh minggu ini. Ketika
namja cantik, sangat cantik seperti malaikat sejanak membius matanya.
Auranya… pesonanya… menusuk pas pada hatinya. Tidak ada
namja yang paling menggetarkan sehebat ini. Bahkan saat jatuh cinta yang
pertama kali, Xiumin diakuinya kalah. Namja itu, sangat cantik.
Eh, dibelakang namja itu ada namja lainnya. Namja itu
dikenalnya. Hah(?) SUHO! Sejak kapan ia mempunyai karisma memikat namja
secantik dia?? Tanya hatinya bertubi.
Sehun mengalihkannya pada rak buku didepannya. Badanya
memang ke buku-buku itu. Tapi telinganya, matanya melirik namja cantik itu.
“Aku mencari komik action disana ya…” terdengar suara Suho
berkata pada namja cantik itu.
“Ne Suho…” suara namja itu…seksi dan indah sekali. Begitu
menggelitik digendang telinganya.
Namja itu berjalan ke arah rak buku didepannya. Sepertinya
namja itu mencari fanfictions atau novel didekatnya. Dan saat tak sengaja,
sebuah buku berjudul “Beginner Devil” akan diambil oleh Sehun dan tangan namja
itu.
“Ah, mian... ini untukmu saja.” kata lembut dari namja itu
sambil melepaskan jarinya dari buku itu.
Ekspresi Sehun seperti orang yang barusaja bangun dari
lamunanya. “Aniya…ini untukmu saja. Aku bisa menunggunya minggu depan jika stoknya
masih ada.”
“Sudahlah, untukmu saja. lagipula aku tau bahwa kau yang
datang duluan.”
Ya Tuhan, senyumannya sangat manis. Lebih manis dari seorang
yeoja sekalipun. Jerit hati Sehun. “Hmm…gwencanahayo. Untukmu saja.” sembari
membuka tangan namja itu untuk menerima buku itu. Sebetulnya itu termasuk
perbuatan memaksa, secara halus.
“Ah…gomawo hyung.”
Apa? Dia memanggilku hyung! Mimpi apa semalaman tadi,
sampai-sampa namja tercantik ini memanggilku seperti itu. Batin Sehun. “Ne…”
Sehun memberinya senyum lebar.
Namja cantik itu pergi, sepertinya menjemput ke arah Suho
dibagian komik action. Langkah kakinya, semakin membuatnya terpesona.
Aish…kenapa aku tak menanyakan nama namja itu! Tak mungkin
aku bertemu untuk kedua kalinya. Benar-benar pabo kau Sehun!! Keluh hatinya.
_P>H>O>S_
Baekhyun menemukan batang hidung kakaknya. Ia menghampiri
dengan liciknya. Sedang Suho masih asyik putar sana-sini mencari komiknya.
“Suho hyung, aku sudah dapat bukunya!” katanya dengan penuh
ceria.
Suho berbalik. “Kau
beli buku apa Baekhyunnie?”
“Ini, bisa dibacakan judulnya? Kan punya mata.” Sambil
menunjukkan cover bukunya itu
“Ne arasso. Beginner Devil? Itu buku terbaru minggu ini ya?”
“Tepat sekali. Kau tau, buku ini sebetulnya milik orang
lain.” Baekhyun berwajah menyesal.
Suho bersigap “Ha? Yeoja atau namja? Kau mencuri ya?”
“Sabar, maksudku. Buku ini direbutkan oleh namja lain. Namja
itu tampan. Saat aku tak sengaja mengambilnya juga. Namja itu berbaik hati
memberikannya padaku untuk ku miliki.” Balas Baekhyun, sementara Suho kembali mencari komik kesukaannya.
“Dibelikan dia? Siapa namanya?”
“Bukaaaannn!! Ya aku bayar sendiri, aku juga tidak tau
namanya.”
“Harusnya kau tau itu. Sudah bilang terimakasih padanya?”
“Ya pastilah sudah. Memangnya aku anak kecil apa!”
“Memang benar begitu.”
“Nah ketemu! Ayo ke kasir…” sorak Suho.
Baekhyun hanya menghela nafas sembari berkata “Dasar…”
Mereka berdua ke kasir. Baekhyun melirik rak buku disekitar kasir. Ya namja
itu, ternyata dia sudah pulang. Kecewanya dalam hati.
_P>H>O>S_
Dilain tempat, Chanyeol dan Kyungsoo telah sampai di lobby
hotel Kristal lantai 2. Kyungsoo begitu semangatnya menenteng kantong yang
berisi makanan dari Chanyeol itu.
“Kau mau kusuapi juga?” sambil membuka mangkuk kimchi nabe
itu.
“Aniya Kyungsoo-ah, kau saja.”
“Kajja. Ikutlah makan. Untuk mengisi tenaga dan gairahmu.”
Chanyeol menyungging senyum. “Ne, sedikit saja. setelah itu
aku akan mandi.”
“Bagus! Ayo, buka mulutnya.” Sendok Kyungsoo melayang ke
mulut Chanyeol.
Chanyeol berhasil disuapi Kyungsoo. “Nah, gentian. Kajja
Kyungsoo-ah!”
Saat akan membuka mulutnya. Gerak Chanyeol yang kurang dari
sekedip mata mengecohkannya. Membuat mulut Kyungsoo malah terkunci dalam bibir
Chanyeol. Sedikit lumatan pasti menghasilkan sensasi dan scene yang menarik.
“Kita lanjutkan.” Kata Chanyeol sesudah kenakalan bibirnya
berakhir.
Kyungsoo tidak menggubris tetapi pipinya memerah sempurna.
Suapan itu masuk dengan lancarnya. Kemudian Chanyeol berdiri.
“Kamar kita mana? Aku mau mandi.”
“Ha? Hanya sekali suap saja? apa kau tidak tambah lagi?”
“Tidak perlu, cepat mana kamarnya, sekalian kuncinya.”
“Disebelah ini Chanyeollie, kuncinya dimulutku!”
“MWO! YANG BENAR SAJA.” nadanya sudah berat, dibuat teriak
lagi. Membuat Kyungsoo teranjak kaget.
Kyungsoo menunjuk bibirnya sendiri. Anak ini ketagihan minta
kucium lagi. Seperti kebanyakan nikotin saja. Pikir Chanyeol. Chanyeol
membungkukkan badannya pada Kyungsoo yang masih duduk. Kyungsoo sedikit membuka
mulutnya, menarik paksa tengkuk Chanyeol. Chanyeol dengan ganas melumat
manisnya bibir Kyungsoo.
Tangan Kyungsoo meraba saku jasnya, mengambil kunci dan
memberikan pas ke genggaman Chanyeol. Chanyeol melepaskan ciuman itu.
“Kau juga harus mandi ya. Biar kau semakin cantik dan
agresif.” Kata Chanyeol.
“Hey! Agresif apa? Jaga bicaramu.” Kyungsoo bertingkah
[pura-pura] tidak mengakui.
“Kau pasti tau sendiri.
Jangan berlagak pabo.” mengusap nakal rambut Kyungsoo
“Hmm…arasso.” Sambil merapikan lagi rambutnya.
_P>H>O>S_
“Astaga…cepat sekali kau
disitu dan…bajumu masih baju man…waw, semakin seksi saja Kyungsoo-ah.”
Katanya saat membuka pintu kamar mandi. Kyungsoo sudah bersantainya diatas
ranjang.
“Harus begitu.” Kyungsoo beranjak dari ranjang itu,
mendekati Chanyeol dan memeluknya. Ia tersenyum-senyum. “Baumu wangi sekali.”
Ia tertawa.
Chanyeol menghempaskan Kyungsoo yang masih memeluknya ke
tempat tidur. Chanyeol tepat menindih Kyungsoo. Kyungsoo semakin gila, Chanyeol
semakin gemas padanya. Chanyeol menciumnya dan melumatnya dengan kasarnya. Kyungsoo
menahan tubuh Chanyeol dengan eratnya.
Kemudian Kyungsoo mengangkat wajah Chanyeol, menyuruh namja
itu melepas ciumannya. Ia mengambil oksigen yang panjang. “Chanyeol…inilah yang
kutunggu-tunggu.”
“Ne…aku juga menunggu ini. Sudah lama ku memimpikannya.”
“Apa kau tidak pernah melakukannya dengan Baekhyun.”
“Ya, belum saatnya. Dia masih polos, tidak sepertimu yang
agresif.”
Kyungsoo meringis malu. “Rekor baru, berarti aku yang pertama
menikmati ini?”
“Tepat sekali.” Sambil mengelus pipi Kyungsoo.
Mereka saling berpandang, menatap wajah satu sama lain
dengan nafsu yang bergejolak. Kyungsoo
memiliki cara yang lebih ekstrim lagi. Ia meraih kedua bahu Chanyeol,
menuntunnya untuk duduk berhadapan dengannya diranjang itu.
Mata Kyungsoo menatap penampilan Chanyeol dari atas hingga
bawah. Seperti memberi isyarat untuk membuka bajunya. Chanyeol tersenyum dengan
mesumnya. Tangannya menghampiri ikat dari baju mandi yang dipakai Kyungsoo.,
melepaskannya sampai tak ada sehelai kain pun yang melekat pada namja manis
itu.
Dan giliran Kyungsoo yang meraba halus tubuh Chanyeol yang
masih dibalut kaus berlengan pendek. Tangannya berulang kali menggeliat di
dadanya, pipinya, rambutnya, punggungnya, dan yang terakhir bahunya. Wajah
mereka sangat dekat. Sekali lagi cara agresif ditunjukkan Kyungsoo. namja manis
nan cantik itu merobek paksa kaus Chanyeol.
Tampak jelas Chanyeol makin menggila dengan perlakuan itu.
“Kau sungguh menggodaku…” katanya lalu memberi tautan kasar dibibir
Kyungsoo lagi. Sebentar memang, tapi
membuat Kyungsoo terbang melayang. Sedetik kemudian Chanyeol memberi kissmark
dileher namja manis itu.
“Disini hanya ada kau dan aku, jadi lakukan sepuasmu dan
jangan takut.” Ujar Kyungsoo.
“Memang siapa yang takut, tak usah kau suruh aku akan
melakukannya.”
“Ku kira kau akan takut untuk Baekhyun.”
“Tidak untuk hari ini Kyungsoo sayang.”
“Good Chanyeol.”
Chanyeol kembali mencium sudut lehernya yang belum
dibekasinya. Mereka saling bergantian seperti itu. Selama melakukan itu dengan Kyungsoo,
sebetulnya Chanyeol sadar mengakui dirinya sudah hilang kendali tanpa
memikirkan kesetiannya lagi pada Baekhyun. Kyungsoo memberi keagresifannya
menciumi Chanyeol. Sepertinya namja tinggi itu ingin bermain lebih kasar lagi.
Kyungsoo ditindihnya lebih kuat sampai bergetar sekujur tubuhnya. Namja manis
itu merengkuh erat Chanyeol tanpa ampun.
_P>H>O>S_
Kyungsoo terbangun duluan, saat itu hari sudah menunjukkan
sore. Tak terhitung berapa jam mereka melakukan hal itu bersama Chanyeol-nya.
Bekas ciuman dari Chanyeol ditubuhnya memang banyak. Tak henti-hentinya namja
manis itu tersenyum gila didepan muka Chanyeol yang masih tertidur
disampingnya.
Kyungsoo mengambil ponsel layar sentuhnya. Lalu ia menelpon
sebuah kontak nomor yang baru didapatnya dari Tao saat berkumpul dua hari yang
lalu.
“Yeoboseyo…” sapa Kyungsoo.
“Ne…nugu?” kata namja disebrang telepon.
“Apa kau lupa padaku, sudah lama tidak mendengarmu?”
“Nugu? Aku benar-benar tak mengenali suaramu.”
“Kau ingat Do Kyungsoo? itulah aku.”
“Aish! Mian Kyungsoo-ah. Suaramu sangat berubah dari
terakhir kita berjumpa.”
Kyungsoo tertawa. “Gwenchanayo. Kau masih mengingat akan
janjimu?”
“Sangat, balas budi padamu wajib ku balas.”
“Bagus… tetap terserah apa pun yang kumau?”
“Ne, sebutkanlah saja. apapun itu.”
“Bahkan yang terkejam, terhina, terkeji sekalipun?”
“Berhentilah menyebutkannya Kyungsoo-ah dan mulailah
mempercayaiku. Dan sebutkanlah kemauanmu, biar kau mau secepat kilat atau
selambat siput. Kecil kulakukan untukmu.”
Kyungsoo tertawa lagi. “Cara bicaramu, masih tetap seperti
dulu ya.” Ia kembali menertawai teman berteleponnya itu. “Tapi dengarkan dulu
asal permintaanku.”
“Ne, cepatlah.”
“Aku menyukai Chanyeol, tapi Chanyeol sudah menyukai
Baekhyun. Aku punya ambisi menghancurkan Baekhyun. Lalu ku suruh Sehun untuk
memperani sebagai sahabat yang terkejam membunuhnya secara lamban. Tapi setelah
tadi aku tidur dengan Chanyeol, aku me_”
“Apa! Kau tidur dengan Chanyeol??!” pekik namja itu, membuat
Kyungsoo menjauhkan ponselnya dari telinga.
“Aku belum selesai pabo!” lalu namja disebelahnya bergerak
seperti hendak bangun atau menginggau(?)
“Sebentar, sepertinya dia terbangun.”
“Ne.”
Dalam keadaan telepon yang masih tersambung. Chanyeol
ternyata membuka matanya dan merengkuh lagi tubuh Kyungsoo. Kyungsoo membelai
rambut Chanyeol agar tertidur lagi.
“Kyungsoo-ah, kau bicara sama siapa?”
“Tidak ada. Aku bicara pada diriku sendiri.”
“Hmm…hoaammhh. Baiklah kalau begitu. Soalnya entah mimpi
atau kedengarannya saja, kau berbicara menyebutkan Baekhyun, Sehun, dan namaku.
Apa kau bicara dengan kelompok avenger? “ Chanyeol kembali menguap.
Gawat! Saat tidak sadar saja dia mendengar percakapanku.
Keluh hatinya. “Kau ini bicara apa? Aku tak pernah mengenal avenger apalagi
menyebutkan nama-nama itu. Sudahlah, kembalilah tidur Chanyeollie.” Kata
Kyungsoo penuh meyakinkan.
“Ne, jangan tinggalkan aku ya! Jika kau mau pergi, bangunkan
aku.” Chanyeol menguap lagi.
Kyungsoo hanya membalas senyum licik sembari membelai lagi
rambut Chanyeol hingga namja tinggi itu tertidur.
“Aku keluar sebentar ya Chanyeollie. Mencari udara dulu.”
“Ne, jangan lama ya Kyungsoo-ah.”
Kyungsoo meraih ponselnya kembali dan memakai pakaiannya.
Sebelum keluar dari kamar, ia mencium sebentar bibir Chanyeol yang mulai
tertidur itu. Sedikit mengendap-endap derap langkah Kyungsoo. lalu ia
melanjutkan panggilannya.
“Kau masih disana?”
“Ne, masih. Dan aku hampir saja kelepasan tertawa mendengar
kau dan Chanyeol bicara.”
“Dasar penguping! Awas saja jika kita bertemu dan kau masih
menertawaiku soal tadi.”
“Ani, ani. Tenanglah, aku takkan berbuat selucu itu.
Lanjutkanlah ceritamu tadi.”
“Bukan cerita PABO! oh ya, sampai mana tadi?”
“Ah Kyungsoo, kau juga pabo, tulalit, tolol! Kau tadi sampai
tidur dengan Chanyeol, lalu kau me—katamu terputus.”
“Oh ya, setelah itu, aku sedikit meragukan ketegasan Sehun
untuk perannya. Aku takut dia malah menggagalkan strategiku. Dan aku memintamu
menjadi cadangan dalam peran Sehun. Bagaimana?”
Jeda terjadi diantara percakapan telepon itu, sepertinya
namja disana memikir matang. “Tugasku hanya menghancurkan si Baekhyun itu kan?”
“Ne.”
“Aku sanggup dan kau jangan meragukanku. Dan sahabatku akan
ikut dalam kehadiranku.”
“Siapa dia? Apa bisa diandalkan? Bisa seteguh, sekuat
dirimu?”
“Sangat dan lebih teguh dariku. Aku belajar darinya. Kau
akan mengetahuinya saat kehadiranku benar-benar
tepat pada saatnya. Susunlah strategimu sebaik mungkin.”
“Sahabatmu tidak meminta tebusan padaku kan?”
“Tidak, dia pemurah. Bayarannya hanyalah keindahan saat mencelakai
mangsanya.”
“Waw, beruntung kau memiliki sahabat seperti itu.”
“Gomawo Kyungsoo-ah. Kapan kita bertemu lagi? Aku juga ingin
tau seperti apa Sehun, Baekhyun, dan teman-temanmu itu.”
“Tenanglah, dalam waktu dekat ini.”
“Akan kutunggu, jangan lama-lama.”
“Hemmm…”
PIIIPPP
Kyungsoo memutuskan teleponnya dengan namja misterius itu.
Lalu ia menelpon seseorang lainnya. Ia menoleh ke pintu kamarnya, untung saja
Chanyeol belum mencarinya disitu.
“Yeoboseyo Sehun-Ah.”
“Hmm…mworago Kyungsoo-ah? Ini masih sore
Kyungsoo.”
“Cepat ambil motormu dan temui aku di lobby utama Hotel
Kristal.”
“Ada apa sih memangnya? Kebakaran? Apa kau mau dibunuh?”
“Tak perlu banyak tanya. Cepatlah, sebelum Chanyeol
mencariku.”
“Hmm…ne, ne, ne. aku segera kesana.”
_P>H>O>S_
Kyungsoo memasuki kamarnya lagi, memastikan Chanyeol masih
tertidur dengan pulasnya. Kemudian ia kembali untuk membuka pintunya lagi.
“Kyungsoo-ah, apa kau sudah selesai mencari udara?”
tiba-tiba suara Chanyeol terdengar olehnya.
“E…em, belum Chanyeollie.
Aku kedalam hanya mengambil dompetku.” Kata Kyungsoo yang mengurungkan
tangannya membuka pintu.
“Oh, kalau begitu lanjutkanlah. Cepat kembali.”
“Arasso…”
Kyungsoo menghela
nafas lega. Ia kembali membuka pintunya lagi. Menutup dengan pelan-pelan
dan segera berlari menjauh tanpa bersuara. Kyungsoo menuju liftnya. Dan
ternyata Sehun sedang berjalan di depan pintu masuk sambil melihat jam
tangannya. Kyungsoo cepat-cepat duduk dan pura-pura sudah menunggunya sejak
tadi.
“Ada apa memangnya? Cepat, langsung katakan,” kata Sehun
dengan ketusnya.
“Sehun-ah, cara bicaramu tidak biasa. Apa kau ada masalah
atau habis bertemu dengan namja yang jelek?” tanya Kyungsoo pada topic lain.
Padahal, sebetulnya dirinya ingin membicarakan topic ambisinya.
“Bukan namja jelek, tapi sebaliknya.” Ekspresi Sehun
menanggapi malas.
“Apa? Siapa dia? Lalu apa kau jatuh cinta pada namja itu?”
“Aku saja tidak tau namanya. Saat ini aku belum jatuh cinta
padanya. Memangnya ada yang salah? Apa kau cemburu? Xiumin saja tidak
memarahiku.”
“Siapa yang cemburu, aku hanya memastikan.”
“Lupakan! Kembali ke urusanmu yang memanggilku kesini.
Katakan.”
“Begini, besok malam ada pelatihan dari temanku. kau akan belajar banyak darinya.”
“Ah, kenapa harus besok. Beri aku waktu yang panjang
Kyungsoo-ah. Aku ingin belajar, jalan-jalan, dan bersekolah. Siapa tau namja
itu ada disekolahku.”
Kyungsoo mengelus-elus dagunya sendiri. “Sejak kapan kau peduli dengan bersekolah?
Setauku kau sudah keluar dan memilih kelas eksekutif?”
“Aku takkan pernah keluar, hanya saja aku sering bolos
bersama Chanyeol.”
“Keluar saja, karena peranmu ini tidak mengenal sekolah.
Tapi mengenal menjadi devil. Sebagai gantinya, kau ku sekolahkan dengan gratis
dilain tempat.”
“Dikota mana? Apa seperti sekolah formal? Banyak makhluk
cantik apa tidak?”
“Sekolah informal, gurunya adalah temanku sendiri dan
jadwalnya sangat menyesuaikan kemauanmu.”
“Menarik, akan kuambil. Tinggal kau buat persyaratannya, aku
akan melakukannya sesuai prosedurmu.”
“Akan ku beritau kabar selanjutnya. Yang pasti datanglah jam
10 malam, Tao akan menjemputmu.”
“Ne Arasso…kalau begitu aku boleh pulang kan?”
“Tentu.”
Bahkan aku sudah membaca gerikmu, jiwa garangmu mulai luntur
Sehun. Gumam Kyungsoo.
Sehun sudah melangkah pergi, Kyungsoo juga kembali ke atas
untuk membangunkan Chanyeol dan mengajaknya pulang. Sepertinya sudah cukup aku
menikmatinya, hasratku sudah puas diluapkan. Kata Kyungsoo seorang diri.
Cklek…
“Chanyeol. Kemana Chanyeol? Kenapa dia tidak ada?
Chanyeol…Chanyeollie.” Tersentaknya saat ditempat tidur benar-benar tak ada
Chanyeol.
“Hmm…ada apa Kyungsoo-ah. Aku dibawah sini.” Balas suara
Chanyeol. Kyungsoo menertawainya. Gila saja jika saking nyenyaknya tidur,
sampai-sampai seorang Chanyeol bisa jatuh dari ranjangnya.
“Mimpi apa yang membawamu jatuh dari ranjang? Lucu sekali.”
Kyungsoo tertawa lagi.
“Sudahlah, anggap ini tak pernah terjadi dan kau tak pernah
melihatnya.”
Kyungsoo masih menertawainya. “Aigo… kalau begitu, kita
pulang ya. Aku ada urusan dirumah.”
“Ne, tapi beri aku waktu untuk mandi sebentar ya. Kamar
mandi disini enak sekali.”
“Aku ikut, aku boleh mandi bersama kan?”
“Tentu dan sangat.”
Sosok Chanyeol yang ini sangat berbeda sekali saat bersama
Kyungsoo, setan nafsunya bangun dengan liarnya. Sangat berbeda dibanding dengan
Baekhyun yang sosoknya lembut dan tetap romantis. Daya tarik itulah yang
membuat Kyungsoo makin tergiur memiliki namja tinggi itu walaupun namja itu
berani tidak mencintainya sama sekali.
_P>H>O>S_
Pagi itu dihari yang baru tepatnya jam 6, Suho dan Baekhyun
sedang asyiknya memakan santapannya didepan televisinya. Lalu Suho iseng
menggoda Baekhyun yang makan sambil terlalu berkonsentrasi menonton TVnya. Suho
mengambil diam-diam remote dibelakang Baekhyun dan memindahkan channelnya
berulang kali.
“Ah, kenapa dipindah-pindah hyung? Yang tadi itu bagus
bodoh!” protes Baekhyun.
“Habis kau ini terlalu serius menontonnya. Cepat
dihabiskan.”
“Ya, arasso hyung.”
“Oh iya, ngomong-ngomong kau belajar darimana soal style
rambutmu yang ini?” Suho mengacak-acak rambut Baekhyun.
“Eh, jangan diacak-acak Hyung! Susah mengaturnya pabo! dari
majalah ullzang. Memangnya kenapa?” Sambil menyingkirkan tangan Suho dan
merapikan rambutnya tadi.
“Hanya bertanya saja. kau ikut aku mau tidak?”
“Hmm… sangat mau. Kemana?”
“Bersepeda ditaman yang lumayan dekat dengan tempat
gerejamu.”
Ah…taman itu lagi taman itu...menyimpan sakit hati
pertamaku. Batin Baekhyun. “Chakkaman, aku ganti baju dulu.”
“Hyung ikut ya…”
“TIDAK BOLEH HYUUNGG!!”
_P>H>O>S_
Baru setengah jam Suho dan Baekhyun bersepeda memutari taman
itu, Suho minta istirahat dan makan es krim didekat sana.
“Ayo bersepeda lagi Suho hyung!!”
“Sebentar, aku lapar Baekhyunnie.”
“Hyung ini, baru setengah jam saja sudah lelah. Payah kau hyung.”
“Hmm, terserah.”
“Kajja….” Baekhyun merengek lagi.
“Ah kau ini merengek seperti namja berumur 5 tahun.” Dengan
penuh terpaksa Suho kembali menaiki sepedanya. Baekhyun tersenyum kemenangan.
Dan ternyata 30 menit kemudian bersepeda ke sudut kota. Giliran
Baekhyun yang meminta istirahat ditaman yang tadi.
“Tadi aku lelah kau marahi, sekarang kau yang lelah aku tak
memarahimu gitu.” Keluh Suho.
“Iya..iya, jangan bahas yang itu. Aku benar-benar lelah. Apa
hyung mau bertanggung jawab jika aku pingsan disini?” nafas Baekhyun masih
tersendat-sendat.
“Kalau kau pingsan, ya jalanlah sendiri ke rumah sakit.
Mudah bukan?”
“Ahh…Suho hyung kejaammm…”
Suho tak membalas keluhan Baekhyun, sorot wajah Suho berubah
serius saat menerima SMS diponselnya itu. Sepertinya juga Suho membalasnya.
Lalu namja tu memasukkan lagi ponselnya ke saku.
“Baekhyunnie, kalau ku tinggal kau baik-baik saja kan?”
“Yaiyalah. Berapa lama? Jauh apa tidak?”
“SMS aku kalau kau mulai bosan menungguku. Takkan jauh,
karena aku menemui yeojachinguku saja.”
“Arasso.”
“Gomawo ya adikku yang paling aegyo dan manisss….” Sambil
mencubit kedua pipi Baekhyun.
“Hemmm…ne-ne-ne. pergilah” Baekhyun menyingkirkan lembut
tangan Suho yang mencubitnya.
Suho meninggalkannya, ia masih terbingung dilamunannya. Tapi
ia tak tau apa yang dibingungkannya. Perasaannya tertuju pada bangku taman
disebelah sana, sekitar 10 meter dari posisinya yang sekarang. Bangku itu
adalah bangku pertamanya ditaman itu, pertamanya bersama Kyungsoo maupun
Chanyeol.
Baekhyun menghampiri bangku itu, beruntung tidak ada manusia
yang berminat menduduki bangku yang sederhana itu. Namja ini kembali terlamun.
Hatinya merasakan banyak kejolak yang menyempitnya. Memikirkan apa yang terjadi
pada Chanyeol saat ini.
Hahff…hari-hari tanpanya memang menyakitkan. Gumamnya
sendiri. Ia masih menatap kosong setiap manusia yang melintasinya.
-Author POV END-
~*SEHUN POV*~
Ya tuhan, jangan bangunkan aku jika ini mimpi. Jangan
tidurkan aku jika ini terpampang nyata. Namja itu, namja yang ada di toko
bacaan, yang datang dengan Suho (-_- ), yang kebetulan tak sengaja berebut buku
fanfiction denganku, namja itu ada dibangku sana.
Terima kasih Tuhan…terima kasih Tuhan…kau hadirkan dia
disaat-saat yang tak kuduga. Tepat kebetulan aku lagi mood untuk bersepeda
ditaman ini. Entah panggilan apa yang menuntun moodku kesini. Tak kusangka,
ternyata dia juga ada disini.
Langkah sepedaku sepertinya ingin istirahat. Daripada aku
penasaran dengan tentangnya, ku beranikan saja duduk disebelahnya dan berbasa-basi
dengannya. Beberapa langkah, eh kenapa wajahnya terlihat gelisah dan banyak
pikiran. Apa dia sedang disakiti oleh kekasihnya? Ah…ku harap dia ada disini
tidak membawa kekasihnya.
Aku menjagang sepedaku dikanan bangku namja itu, sepeda
dikiri bangku itu sepertinya miliknya. Sama cantiknya dengan yang punya. Baru
saja duduk, jantungku berdegup dengan kencang. Jangan sampai karena sosokku
yang dirubah Kyungsoo membuat kesetiaanku untuk Xiumin perlahan pudar karena
kecantikan namja ini. Hhh….
Namja ini masih diam, seperti tak menyadari aku (ada
manusia) duduk disebelahnya. Tampaknya dia memikirkan masalah yang sangat
berat. Kalau begitu aku akan mencoba menghiburnya.
“Maaf, aku duduk disampingmu. Tidak ada yang menempatinya
kan?” aku membuka percakapan dengannya.
Namja cantik itu hanya membalas dengan anggukan senyum.
Senyumnya terkesan pasrah, bukan tulus ataupun ikhlas. Sumpah demi Tuhan, aku
ingin membantu masalahnya. Aku tak tega sekali melihat namja secantik dia
dilanda masalah yang berat.
“Kau disini sendirian?” ku tanya dia lagi.
“Ne, sebetulnya tidak. Karena aku tadi bersama Suho.”
Jawabnya dengan nada lesu.
Ya tuhan…aku malas sekali jika namja ini berkata Suho
apalagi bersama Suho seperti saat di toko bacaan waktu itu.
“Oh… akan ku temani kau. Kau tidak keberatan kan?”
Namja cantik itu hanya membalas senyum pasrah dan
menganggukkan kepalanya. Namja ini benar-benar terjebak masalah yang berat.
“Hmm… boleh ku tau kau sedang ada masalah apa? Tampaknya kau
begitu banyak pikiran dan murung ditaman ini.” Dia menoleh ke arahku dengan
tatapan ketakutan. “Tenang, aku bukan orang jahat. Perkenalkan, aku... Kim Se
Hun imnida. Jika kau butuh solusi, ceritakanlah. Aku bisa memberi padamu dengan
gratis.” Maaf saja aku mengganti nama depanku. Entah kenapa hatiku yang memaksa
untuk membohonginya. Aku tak tau alasannya apa.
Namja cantik itu menatap
kelangit biru. Lalu namja itu menghela nafas panjang. Aku tak tau apa
artinya. Jangan-jangan dia benar-benar ingin menghindar dariku atau karena dia keberatan
menceritakan masalah yang mungkin privasi baginya. Iya aku baru sadar. Aku
orang baru baginya, begitu pula sebaliknya. Baru bertemu saat di toko bacaan
itu.
Tiba-tiba dia menjabat tanganku,wah… ini sebuah keajaiban.
Tangannya, mungil dan sangat halus. Seharusnya dia pantas di surga, bukan
didunia seperti ini yang hampir lebih dari separuhnya neraka.
“Namaku Byun Baek Hyun imnida. Boleh aku menerima tawaranmu
tadi, aku akan bercerita.”
“Ne, silahkan Byun Baek Hyun-shi.”
“Aku sedang bermasalah dengan kekasihku. Aku sudah
mendiamkannya selama 4 hari. Kesalahannya membuatku sakit hati, coba kau
bayangkan saja. temanku yang baru semenit ku kenal diciumnya dan melakukan
tangan nakal dibelakangku saat kekasihku beralasan ada perlu sebentar dengan
temanku.”
Hampir saja aku tanganku ikutan geram pada kekasih namja
cantik ini. Berani sekali kekasihnya menyakiti namja cantik ini.
“Kau ingin kembali padanya? Kau ingin memilikinya lagi?”
“Sangat, tapi hatiku memaksaku untuk menjauhinya.”
Aku menaruh tanganku kepundaknya, lalu mengelusnya. “Cobalah
memaafkannya lalu menghubunginya lagi. Anggaplah ini hanya cobaan dari Tuhan
untuk menguatkan hubungan kalian. Dan satu lagi, buang rasa egois dan
cengengmu. Itu akan menyulitkan jalanmu.”
“Ya, aku tau itu. Akan ku coba besok.” Tiba-tiba dia
memelukku. “Gomawo Kim Se Hun-shi. Kehadiranmu dan solusimu cukup menentramkan
hatiku.”
Pelukannya hangat, namja ini pakai apa sih. Pelukannya
membuatku melayang sampai ke khayangan. “Ne, gwenchanayo. Itu tidak masalah.”
“Senang mengenalmu. Setelah ini kita bisa bertemu lagi kan
dan berteman lebih jauh?”
“Ne…akan ku beri nomor ponselku. Mana handphonemu.”
Byun Baek Hyun memberikan handphonenya padaku. Aku sudah
mencatat nomorku di phonebooknya. “Ku simpan dengan nama Kim Se Hun.”
“Gomawo Se Hun-shi.”
Aku membalas dengan senyum termanisku. Bahagianya melihat
senyuman yang menawan itu. Andaikan aku jadi kekasihnya, betapa beruntungnya
aku memiliki bidadari ini. Ku lihat tingkahnya sekarang, sepertinya dia akan
menghubungi seseorang.
“Se Hun-shi, sepertinya aku harus pulang. Hyung sudah
menungguku di pintu keluar.” Katanya sambil menutup ponselnya.
“Perlu ku antar?”
“Ani, sekali lagi terima kasih. Bye bye Se Hun-shi.” Dia
sudah menjalankan sepedanya.
“Ne, anyeong. Hati-hatilah dijalan.” Ku harap dia
mendengarkan kata terakhirku yang ini.
-Sehun POV END-