Kamis, 18 April 2013

[FF] BEGINNER DEVIL - (Sequel - Player Hidden Out Soul) - Part 2



PRESENT#
FAN FICTION YAOI
TITLE : BEGINNER DEVIL (AFTER Story – PLAYER HIDDEN OUT SOUL)
Part 2
AUTHOR and COVER BY : VieyRaaMoimoi a.k.a (@avisenadinata)
GENRE : SAD, TRAGEDY, HURT, Little ROMANCE, ANIMOSITY…
LENGHT : TwoShoot - Sequel
MAIN CAST : OH SEHUN
BAEKHYUN,
KYUNGSOO as. D.O
CHANYEOL,
Wu Yi Fan as. KRIS
Zhang Yi Xing as. LAY (disini sudah almarhum L)
Kim Jong In as KAI
LUHAN,
Kim Joon Myun as. SUHO
SUPPORT CAST :
TAO,
XIUMIN,
CHEN, and
(Kim Hangwook as brother’s Xiumin)
RATING : T sekarang jadi NC-17 hehe
EXO member’s milik orangtua-nya, Tuhan dan SM Ent.
Author sekedar pinjam nama. Sikap sifat dan Kim Hangwook lainnya itu khayalan semata, bukan asli yang dipunyai para tokoh!
Dilarang menjiplak, mengcopy, mengedarkan (untuk kepentingan berbau EVIL) tanpa persetujuan dari aku selaku Author (penulis) yang melanggar, bisa berurusan dengan Tuhan yaah(!)
DISCLAIMER : Be Good
SUMMARY : “..Aku sudah menyelamatkan namja ini walaupun guruku masih bersimbahkan darah disana…
maafkan aku, aku telah gagal memainkan peranku dalam misi sahabatku…
tapi aku tetap bekerja untuknya…
akan ku tunjukkan pengkhianatanku pada mereka suatu saat nanti, saat waktu benar-benar memihakku…”
AUTHOR NOTE : HORREEE DAAAH~~ akhirnya ni part 2 muncul juga... kalau mbaca, pliss baca FF - PLAYER HIDDEN OUT SOUL dulu. Ingat. ff ini itu SEQUEL alias “LANJUTAN” jadi usahakan bisa dapet feelnya setelah baca kedua ff itu yah. terimakasih…
….ane kasih reviewnya….
“Tidak ada undang-undang yang melarangku tertawa… aku licik? Kau sangat salah…” Tao mendekati Chanyeol. Gerakannya cepat hingga Chanyeol tak menyadari bahwa namja itu sudah ada dibelakangnya.

BHUUUKKK

Chanyeol terjatuh lemah ditrotoar itu setelah tengkuk Chanyeol dipukul keras olehnya. “…justru aku sangat licik….” Lanjutnya sembari membopong tubuh Chanyeol. Kemudian ia menjegat taksi dan berjalan pulang ke markasnya. Saat perjalanan ia baru tersadar akan sesuatu.

“Untung aku membawa ini. Bodohnya aku tidak dari tadi membiusnya.” Tao mengeluarkan pen yang ia dapatkan dari Kris beberapa minggu yang lalu. Ia menyuntikkannya ke leher Chanyeol. “Pak, tolong jaga mulut anda. Jangan sampai anda menyebarkan perlakuan saja pada namja ini. Ku mohon jika anda masih ingin bernafas setelah saya sampai ke rumah…” ancamnya pada sopir taksi itu.

“N…Ne. baik tuan, baik.” Sopir itu terlihat berkeringat ketakutan.

BEGINNER  DEVIL  PART  2



(02/04/2013)__(/2013)
Seorang namja berparas pangeran menghampiri Tao yang menggeret tubuh namja yang dibiusnya.
“Kau sangat sempurna… kerjamu terlalu buruk untuk kuremehkan. Kau sangat bagus…”

Tao hanya menunduk setelah mengikat namja yang dibiusnya. “Gomawo…aku hanya menjalankan sesuai perintahmu Kris.”

Kris meraih ujung dagu Tao. “Kalau perintah untuk mengajakmu menikah denganku bagaimana?”

“Kau bisa saja hyung… permisi, aku harus pergi.” Namja itu tersenyum dan makin menundukkan kepalanya.

Tao memalingkan wajahnya. Ia meninggalkan Kris yang dirasanya masih memandangi punggungnya menjauh. Tiba-tiba saja ada getaran cepat berdegup dihatinya. Seseorang memeluk tubuhnya dari belakang dan tangannya merangkul leher Tao. Lama…pelukan itu melekat ditubuhnya. Ia hanya terdiam kaku tak bisa berbuat apa-apa  Orang itu juga tak mengajaknya bicara. Kemudian namja yang memeluknya itu membalikkan paksa tubuh Tao agar menghadap dengan tubuh namja itu. Sementara Tao menundukkan wajahnya, apalagi namja itu memegang kedua bahunya.

“Lihat aku Tao…aku mencintaimu…”

Tao tak berani menatap wajah Kris. Ia tetap menunduk dengan mengerjap-erjapkan matanya. Mulutnya sangat terkunci, debarnya makin memacu seperti orang berlari. Kemudian Kris mengangkat wajah Tao, Kris memegang rahang namja itu dengan kedua tangannya.

“Lihat aku dalam-dalam Tao…aku mencintaimu…”

Biar kepalanya tidak bisa menunduk, pandangannya yang akan menunduk. Ia masih tidak berani menatap Kris apalagi menatap dalam-dalam matanya yang sangat mempesona semua makhluk yang melihatnya.

Kris masih bingung melihat namja itu yang tidak mau melihat matanya dalam-dalam. Kris tidak punya pilihan membuat namja itu agar menyerap kata-katanya. Ia memejamkan matanya, berharap keindahan ini bisa menusuk hati namja itu. Ia mendekatkan diri pada namja itu. Menyambar bibir namja itu dan menyesapnya lembut agar namja itu tidak berontak menerima ciumannya ini. Kemudian tangannya beralih menekan tengkuk namja itu. Ciuman dari Kris membuat kelembutan yang semakin dalam.

“Aku benar-benar mencintaimu Zi Tao… Kris dan Tao sudah ditakdirkan Tuhan untuk bersama walaupun diantara kita ada cinta yang lain. Kris dan Tao selamanya bersama. Tao dan Kris selamanya bersama…” ujarnya setelah melepaskan ciumannya itu.

“Aku tidak tau soal ini… aku… emm tapi…” kemudian Tao mencium bibir Kris sebentar. “…perasaan ini mungkin akan hilang karena kau… kau…” ia menutupi wajahnya dan berlari meninggalkan Kris dengan wajah namja itu yang terpaku melihatnya pergi.

ºBE****VILº

Chanyeol terbangun, ia melihat langit-langitnya berbeda. Kemudian ia terduduk dengan terkejutnya. Ia memperhatikan perabot seisi ruangan itu.

PROK…PROOK…PROK..

“Chanyeollie, kau sudah bangun…” namja itu menyungging senyum padanya. Chanyeol menatapnya kesal dan tak percaya karena namja itu sedang…berpegang mesra dengan namja berambut blonde.

“Jangan takut. Ini adalah rumahku. Benarkan posisi dudukmu Chanyeollie…” lanjut namja itu lalu duduk berhadapan dengan Chanyeol. Sementara namja blonde itu berdiri didekat pintu.

“Kyungsoo…kau…kau mengkhianati permainanmu. Ini semua rencanamu kan? Kau kan yang menakut-nakuti Baekhyun?”

“Oeh Chanyeol, sopanlah sedikit pada Kyungsoo-ah!” tegur namja berambut blonde itu.

Kyungsoo hanya menertawainya. “Ternyata kau lebih sayang padanya ya… sayang sekali dia harus menerima teroran itu karena aku cemburu melihatnya!”

“Tapi itu diluar hak mu Kyungsoo. lagipula aku juga sudah melayanimu kan beberapa waktu yang lalu. Apa segitu kurang?”

Sangat kurang! Bahkan kau tidak sadar aku benci melihat dia terus-terusan didekatmu. Aku ingin mengirimnya ke tanah kubur…”

Kyungsoo!”bentak Chanyeol lantas berdiri, kemudian  Chanyeol mengeluarkan pistol dari jaketnya dan mengarahkan ke Kyungsoo. Saat itu juga Kris sempat terkejut dan hampir termakan emosi. Kyungsoo berdiri memberi senyum licik pada Chanyeol.

“Apa? Kau mau apa Chanyeollie? Kalau kau berani menembakku, maka 5 menit kemudian kau akan mendapat gambar sekaligus berita duka kematian Baekhyunmu yang mengenaskan…”

“Kyungsoo! Kau!”

“Apa? Kau mau melawanku ha? Kau mau Baekhyunmu menjadi berita duka ha! Iya? Kau mau Chanyeollie?”

Kyungsoooo…” Chanyeol memejamkan mata sejenak, ia memasukkan pistolnya ke dalam jaketnya. Ia menghela nafas. “Baiklah, aku akan menuruti maumu asalkan kau tidak mengganggu Baekhyun…”

“Pintar… itulah yang kutunggu…” Kyungsoo tersenyum licik bahagiannya mendengar kepasrahan namja itu. ia mendehem, “Aku  mau kau menjauhi semua tentang Baekhyun demi keselamatannya lalu kau bersamaku atau… memutuskan Baekhyun lalu kau melayaniku seharian penuh sampai hasratku terpuaskan.”

Apa?! Kenapa semuanya menguntungkanmu ha?”

“Mau tidak mau… hmm… berarti kau memilih Baekhyunmu mati ditanganku…”

“Tidak!”

“Dan secara tidak langsung kau membunuh Baekhyun karena kau, tidak bisa memilih jawaban yang benar Chanyeollie...”

“Akkhh… aku memilih dua-duanya sudah. Puas kau sekarang Kyungsoo-ah?”

Kyungsoo bertepuk tangan padanya. “Pilihan yang sangat sempurna Chanyeollie. Ayo kita ke kamar, sebaiknya kau mandi dulu agar bergairah.”

Kyungsoo mendekat ke Chanyeol dan menggandeng tangannya. Menariknya agar namja itu ikut berjalan. Sebelum jaraknya dengan Kris jauh, Kyungsoo menoleh kebelakang dan mengedipkan sebelah matanya pada Kris. Kris tersenyum padanya dan mengangguk sembari memberi jempol padanya. Kyungsoo tersenyum lagi, lalu ia mempercepat langkahnya agar Chanyeol tidak melihat kode-kodenya dengan Kris.

“Jangan terpaksa melakukan ini itu denganku, aku bisa menarik kembali jaminan keselamatan Baekhyun.”

Chanyeol menghela nafas dan terpaksa tersenyum pada kekasih gelapnya itu. “Tidak, tidak akan menyesal Kyungsoo sayang… lakukanlah sepuasnya, seliar dan senakal mungkin…” Chanyeol sedetik membuang muka pada namja itu.

Kyungsoo tersenyum geli padanya, ia mempererat rangkulannya dipinggang Chanyeol. “Ne, aku pasti melakukannya.” Kemudian ia tertawa.

Mereka mulai memasuki kamar Kyungsoo. Kyungsoo mengunci pintu kamarnya, sementara Chanyeol dengan sendirinya berlari ke kamar mandi didalam sana. Kyungsoo mulai mencari kesibukan dengan menyalakan televisinya untuk menunggu Chanyeol selesai mandi.

ºBE****VILº

“Ah, hyung maaf aku baru pulang…” ungkap Kai yang melihat Kris tersandar didepan pintu ruangan Kris.

Kris menoleh padanya dengan wajah lemasnya. “Habis dari mana memangnya?”

“Sekali lagi maaf hyung, tadi aku sangat rindu dengan Lay. Lalu mampir sebentar ke makamnya. Maaf hyung maaf…”

“Ya tidak apa, aku mengerti…”

“Hmm, maaf hyung, kenapa hyung terlihat seperti orang galau?”

“Aku  baik-baik saja Kai…” Kris menghela nafasnya.

“Mmm, setelah ini apa yang perlu kulakukan hyung untuk rencana selanjutnya…”

“Beristirahatlah sebentar. Lalu kau pantau Sehun dan Baekhyun, kabarkan semua perkembangannya lewat SMS. Kita akan melakukan klimaksnya saat subuh-subuh, waktu itu adalah yang paling sepi karena semuanya sedang tidur..”

“Baik hyung, aku mengerti. Aku permisi dulu, hyung juga beristirahatlah.”

“Hmm.” sambil mengangguk pada Kai.

ºBE****VILº

“Hmm…aahhhh…” Kyungsoo mengusap bibirnya. “Chanyeollie…Chanyeollie…kau sangat menyenangkan.”

Chanyeol tersenyum penuh makna, “Kau juga Kyungsoo-ah… apa ini sudah cukup?”

Kyungsoo mendongak, melepaskan ciuman dileher Chanyeol “Hmm… iya cukup tapi… aku kurang puas…” lalu ia terkikik

“Ahh kau ini… keagresifanmu itu sudah membuat tubuhku lelah Kyungsoo-ah…”

“Ck, Biarkan.” Kyungsoo kembali melakukan aksinya.

“Arrgghh…gigitanmu Kyungsoo-ah…” Kyungsoo berhenti dan menatap sejenak Chanyeol yang ekspresinya lucu. “Kyungsoo, lihatlah, kita sudah melakukannya sampai sore begini… tubuhku sepertinya mau remuk…” ia tertawa.

Kyungsoo membulatkan matanya. “Jinja? Kukira kita melakukannya  baru sejam.” Kemudian Kyungsoo tertawa. “Aku benar-benar gila ya…”

“Benar, untung kau mengakuinya.”

“Kau juga! Apalagi pesonamu, tubuhmu, gila… tidak pernah membuatku bosan merindukan kelakuan hari ini…”

“Ya ya ya… sesama namja gila tidak boleh saling menghina. Katakan jika kau lelah atau hasratmu sudah puas ku turuti. Aku sambil tidur ya… dah Kyungsoo-ah.” Chanyeol tertawa sambil memejamkan matanya.

“Chanyeollieeeee!”

ºBE****VILº

“Kubilang juga apa…kau pasti kelelahan menyerbu habis tubuhku…” ujar Chanyeol melihat Kyungsoo yang tertidur pulas. Kemudian mengambil kemejanya yang tergeletak dilantai. Ketika hendak memakainya, ia tersadar dengan bekas-bekas ditubuhnya karena ulah Kyungsoo. “Kau terlalu agresif chagi…” sembari tersenyum membelai rambut Kyungsoo.

PIIPP

Chanyeol  mendengar bunyi itu, itu adalah bunyi dari ponselnya. Ia melihat di meja kecil sebelah ranjangnya, tidak ada. Ia turun dari ranjangnya, melihat-lihat kolong dan lantai kamar itu. ternyata ponselnya ada dikolong meja. Ia duduk diranjangnya lagi. Melihat satu pesan suara dari Sehun, lalu ia membukanya.

PIP… “Kau ada dimana? Baekhyun mencarimu. Dia ingin bicara denganmu tapi ponselmu pingsan…Kau ada dimana?” KLIK

Chanyeol memastikan panggilan terakhirnya. Betapa terkejutnya nomor rumah Baekhyun tidak terjawab 5 panggilan, nomor ponsel Sehun tidak terjawab 10 panggilan. Kemudian ia menatap jam dinding kamar itu. ia menggeleng-gelengkan kepala melihat sudah jam 11 malam. Chanyeol kembali ke pesan suaranya dan membalasi Sehun.

PIP…”Mian…Lalu bagaimana keadaan disana? Ada tanda mereka datang?” KLIK

Tidak lama itu ternyata muncul pesan suara baru dari Sehun.

PIP…”Ne…saat ini masih aman terkendali. Sempat ada tembakan pagi tadi, hampir mengenai Baekhyun. Hanya saja yang ternyata Luhan yang terkena…” KLIK

Ia menaruh ponselnya. “Sialan…” ia meremukkan jari-jari tangannya. Tiba-tiba Kyungsoo terbangun

“Chanyeollie…kau sedang apa chagi…”

Seketika Chanyeol gelagapan. “Ng…aku…membaca SMS chagi…”

Kyungsoo menguap lebar dengan matanya yang setengah tertutup. “Hoammhh…hmm…tidurlah lagi. Aku akan mengisi tenagaku…aku…masih ingin melakukannya lagi…Hoammhhh…” kemudian ia berbalik membelakangi Chanyeol.  Kemudian ia membuka pesan suara lagi,

PIP…”Kabari aku bila kau menemukan tanda kemunculannya. Saat aku menelponmu, berlakulah seperti eommaku.”KLIK

ºBE****VILº

Kris membuka sebuah pesan dihandphonenya.
Hyung…dia masih bersama namja itu. mereka masih menenangkan temannya.
-Kai-

Kris membalas pesannya dari Kai.
Ne…bersiaplah. Sebentar lagi kita akan beraksi…
-Kris Wu-

Secepat kilat itu, pesan balasan muncul dilayarnya.
Baik hyung...aku mengerti.
-Kai-

Kris tertawa sendiri diruangannya. “Byun Baekhyun…ucapkan selamat tinggal pada Korea sejam lagi…”ujarnya dengan bangga yang diselimuti senyum bengisnya.

ºBE****VILº

Sehun menatap Baekhyun penuh rasa kasihan. Namja itu dari pagi tidak tidur karena terlalu mengkhawatirkan Luhan. Lalu ia menghampirinya.

Sehun menyentuh pundak namja itu. “Baek Hyun-ah…tidurlah. Biar Luhan yang gantian ku jaga.”

“Eh? Hmm…jangan, aku saja yang menjaganya. Luhan masih trauma dengan yang tadi pagi.”

Sehun duduk disebelah Baekhyun, memegang rahang kanan namja itu. “Tidurlah, jebal. Wajahmu sangat kelelahan. Aku yakin Luhan akan pulih bila aku yang menjaganya.” Ia menyungging senyum. Baekhyun menatapnya lamat-lamat. Lalu namja itu menguap. “Itu kan, kau perlu tidur sebentar. Tidurlah. Aku akan menjagamu dan Luhan.”

“Kau yakin bisa Se Hunnie?”

Sehun mencium kening Baekhyun. “Aku yakin…kesanalah.”

Baekhyun mengangguk dan meninggalkan Sehun dan Luhan menuju kamar sebelah yang dikhususkan tanpa menggunakan pintu. Setelah seperempat jam Sehun ‘mondar-mandir’ menjaga Luhan, Baekhyun. Ia mengambil ponselnya, menekan layar sentuhnya dan menelfon seseorang dikontak handphonenya.

TUUUUTT….TUUUUTTTT

“Ne Sehun…mworago?” ucap namja diteleponnya.

“Syukurlah kau mengangkat telponku. Mmm…kau masih menyimpan rahasiaku dan amanatku?”

“Ya, masih. Ada apa memangnya?”

“Tidak ada apa-apa. Hanya saja aku ingin meminta tolong sesuatu lagi padamu. Kau bisa kan Tao?”

“Mmm…tergantung jika aku mampu.”

“Sekarang Kris hyung dan Kai apa masih ada di markas?”

“Masih, aku tidak melihat mereka keluar karena aku yang memegang semua kunci markas.”

“…Baguslah. Entah lewat SMS atau panggilan, tolong beritahu padaku jika mereka sudah tidak ada dimarkas.”

“Baik…kau bisa mengandalkanku…”

“Dan satu lagi, jika kau menemukan kabar kehilangan diriku. Kau harus pulang kerumahku dan ambil suratnya untuk Xiumin.”

“Semua akan clear ditanganku…ah…sepertinya ada orang yang akan jalan menghampiriku. Tutuplah telfonnya…”

“Ne.”

TUT, TUT

Sehun menghela nafas panjangnya. “Semoga aku bisa mengkhianatinya dengan mulus…tanpa ada darah ditubuh Baekhyun sedikit pun….” Lirihnya diruangan yang super sepi itu.

ºBE****VILº

TAP… TAP… TAP…

Tao cepat-cepat menyembunyikan handphonenya dan pura-pura mau tidur. Kemudian datanglah seorang namja yang tadi pagi berhasil menyatakan cinta serta memberikan ciumannya.

“Tao-ah…kenapa jam segini kau belum tidur.”

Tao agak gugup “aa…aku hanya berjalan-jalan sebentar, soalnya mataku sedang susah tidur…”

“Apa perlu ku temani? Bila perlu kau tidur diranjangku saja, pasti bisa tidur dengan cepat.” Sembari tersenyum padanya. Tao tahu apa makna senyuman itu. iya, itu senyuman mesum Kris.

“Ah, tidak perlu. Ku yakin sebentar lagi aku sudah mengantuk.” Balasnya sambil tersenyum kecut dan menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

Kris tersenyum tipis.  “Jika demikian, selamat berjuang ya… jangan kurang tidur.”

“Hmm.” Sambil menganggukkan kepala. Tao berjalan ke kamarnya sambil sesekali menoleh ke belakang apakah Kris sempat menatapnya atau tidak.

ºBE****VILº

“Sudah kau bawa semuanya?”

“Sudah hyung…” sambil Kai memasukkan beberapa pelurunya ke tas kecilnya.

“Suntik terbaru dari Moskow jangan sampai ketinggalan.”

“Baik hyung, sudah ku bawa.”

“Pastikan kau mengawalinya dengan tembakan yang menembus jendela dan cermin.” Sembari mengisi beberapa peluru di pistolnya. “Jangan terlalu banyak membawa barang, kita hanya menyerang dua orang saja.”

Tao terbangun sejenak. “…suara ribut apa itu…” ia mengucek-ucek matanya dengan kedua tangannya. Ia berjalan menghampiri pintu kamarnya.

“Apa kita perlu menghancurkan temannya juga hyung? Dan rumahnya?”

Tao semakin tercengang dan menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan persiapan dari dua namja itu, Kris dan Kai.

“Lihat saja nanti, jangan sampai  meninggalkan jejak untuk dilacak polisi. Lakukanlah secara hati-hati.’

“Baik hyung…” Kai mulai berjalan, langkahnya terhenti baru dapat dua langkah. “Hyung…apa kita sudah memeriksa semuanya? Tidak ada yang menyadari Persiapan ini?”

“Tidak ada siapa-siapa..”

“Maksudku bagaimana dengan Tao, atau Xiumin dan kakaknya. Apa mereka tau dan membocorkannya pada salah satu dari target kita…”

“Ku rasa itu tidak akan terjadi. Tapi  aku akan memeriksa kamarnya Tao dulu, semoga dia masih tertidur pulas.”

Tao cepat-cepat berlari tanpa suara ke ranjangnya begitu mendengar Kris yang akan ke kamarnya. Ia mengatur nafasnya dan mimik wajahnya agar terlihat masih tertidur nyenyak.

~Cklek

Kris menyalakan tombol lampu kamar itu yang sedang gelap.

TAP… TAP… TAP…

Kris berjalan mendekatinya. Dalam batin Tao, ia begitu gugup dan berdoa semoga Kris cepat pergi…semoga Kris cepat pergi…

~Cklek

Suara pintu kamarnya tertutup. Tao membuka sebelah matanya, 5 detik kemudian ia membuka semua matanya. Ia langsung mengambil ponselnya di  bawah bantalnya.

Ia mengetik sebuah pesan.
Sehun… dia bersiap-siap meluncurkan senjatanya
-Tao-

Kemudian ia menghampiri pintunya, tak lupa ia membawa ponselnya itu. dengan hati-hati ia mendekatkan telinganya ke pintu, “Sunyi…” katanya seorang diri. Dengan perlahan ia membuka pintunya. Suasana koridor sangat sepi. Itu tandanya dimarkas sebesar istana ini hanya dia tinggal seorang diri.

Sehun…dia sudah berangkat!
-Tao-

Ia mengirimkan SMS itu hingga berkali-kali. Lalu meninggalkan pesan suara dengan kalimat yang sama.
BIP “Sehun…dia sudah berangkat! Sehun dia sudah berangkat!”KLIK

ºBE****VILº

“…..Ketika bagaimana ia mengatakan padaku, ‘aku memilihmu dan meninggalkan yeojaku karena aku menyukaimu Sehun..’


Lalu saat dimana aku didatangi yeojanya, dia berani ditusuk oleh yeoja itu untuk menyelamatkanku…

Dan aku harus rela secara tidak langsung meninggalkan xiumin demi membantu Kyungsoo….aku membantunya hanya berniat membalas budi


Tapi…

Niatku berubah…


Setelah aku melihat namja cantik ditoko bacaan, kurasakan suara hatiku berkata bahwa aku menyukainya...


Dan pertama kali mencium bibirnya…


Jeogmal, aku menyukainya…


Dimana seharusnya perasaan itu terlarang untuk namja yang seharusnya menjadi penebus balas budiku…

Apa yang perlu___”

Drrrttt….Drrrttt,

ponselnya bergetar bertubi-tubi hingga 10 kali. Ia membangunkan diri dari lamunanya tadi. Kemudian ia membuka pesan singkat itu...

Sehun… dia bersiap-siap meluncurkan senjatanya
-Tao-

DEG~

“Apa? dia…secepat inikah…”

Ia membuka pesan terbarunya lagi.
Sehun…dia sudah berangkat!
-Tao-

Sehun…dia sudah berangkat!
-Tao-

Sehun…dia sudah berangkat!
-Tao-

Sehun…dia sudah berangkat!
-Tao-

PYARR~

“Ha?” ia menoleh ke sumber suara itu, “mengagetkan saja…” ia kembali melihat pesan-pesan dari Tao meremas kuat ponsel ditangannya, “Aish, gawat sudah…”

“Luhan, chakkaman, aku ke Baekhyun dulu.” Kata Sehun ke Luhan yang masih berpandang kosong ke atap diatasnya.

Sehun berjalan ke ranjang yang ditiduri Baekhyun, menatap namja itu dengan khawatir serta takut, “Baek Hyun-ah…Baek Hyun-ah jebal, bangunlah.”

“Ne…aku bangun. Mworago?”

Sehun langsung menggandeng namja itu, “Kita harus pergi dari sini sebelum mereka datang.”

Baekhyun melepaskan tangannya, “Luhan bagaimana?”

Ia menggandeng lagi namja itu,”Dia akan selamat, dan rumahnya juga.” Sambil berjalan ke ranjang Luhan.

DOORR

“Menunduk.” Sehun menjatuhkan dirinya dan Baekhyun ke lantai. Ketika Baekhyun ingin ikut berdiri, ia memberikan isyarat untuk tetap  menunduk. Lalu ia melangkah ke Luhan dengan mata namja itu terbelalak, “sepertinya dia shock lagi” gumamnya sendiri.

Sehun mendekat, lalu mencium pipi Luhan dan memberikan pistol cadangannya, “Luhan, kau harus hidup. Katakana jika kau benar menyukaiku sebelum aku pergi. Gunakan ini untuk melindungimu. Semoga kau berhasil. Aku harus membawa Baek Hyun kabur.” sehun (lagi-lagi) mencium pipi namja itu. saat Sehin hendak berbalik, tangan Luhan menariknya,

“Ne Sehun, aku menyukaimu…” sembari mencium lembut bibir Sehun.

Sehun mengelus pipi kanan Luhan, “Kita akan bertemu lagi…” ia tersenyum “…Jaga dirimu.”

Sehun langsung membawa lari Baekhyun melewati jendela tersembunyi yang sudah diatur Sehun sejak Baekhyun tertidur tadi,

BRRUUAAKK-

Luhan tengah melihat dua namja berpakaian gelap didepan kamarnya. Salah satu namja itu menoleh ke arahnya.

“Kejar mereka.” Ungkap namja yang lebih tinggi, namja satunya  mengangguk dan pergi. Namja yang tinggi itu berjalan ke arahnya. Tangannnya sudah bersiap membidik namja itu.

DORR

ºBE****VILº

Sehun POV

“Sementara kita bersembunyi disini…” ucapku selirih mungkin dan memeluk kepalanya didekapanku.

Deru nafasku sangat melelahkan, mati-matian aku membawa pergi namja ini ke celah rumah seperti ini. terbersit pikiranku bagaimana Luhan sekarang, apa dia berhasil menggunakan senjataku atau gagal dan…mati !!?

“Se Hunnie, gwenchana?”

TAAP…TAP

“Ssst…” seruku langsung membekap mulutnya dengan jariku. Kami saling diam menegang. Tak tersadar olehku, Baekhyun memegang kuat tanganku yang membekapnya. Setelah ku rasa cukup untuk waspada, aku melepaskan tanganku dari mulutnya.

“Sepertinya dia sudah pergi…tunggu disini, aku akan memeriksanya.”

Dengan langkahku yang mengendap-endap aku keluar dari celah ini, sesekali ku lirik namja itu masih ketakutan melihatku pergi. Ku lihat kanan kiri tikungan celah ini, mereka tidak ada. Syukurlah… aku kembali lagi ke Baekhyun, segera ku gandeng tangannya.

“Kajja.”

Tanpa berkomentar dia menurut dengan genggamanku yang sedikit dingin. Sehun…kau pasti bisa, jangan kalah sebelum perang__seruku pada diriku sendiri.

TTLAAK

Sebuah ujung pistol sudah menempel di pelipisku begitu kami berbelok ketikungan. Jujur saja, sekujur badanku terasa kaku mendingin, ditambah lagi udara dipagi yang masih gelap ini.

“Bagaimana dengan peranmu ha… kau tidak lupa kan?”

Itu suara Kai, segera ku jawab “Ani!” tepisku.

“Lalu kapan kau melakukannya? Aku ingin melihatmu beraksi.”

“Jangan ikut campur. Shireo!” aku menyingkirkan pistol itu dari pelipisku, lalu aku kembali berjalan membawa namja ini pergi.

DORR

Kai menembak ke tong sampah yang ada didepan dekat kaki kiriku. “Berhenti disitu! Aku ingin melihat kau membunuhnya sekarang.”

“Aish…kau menyebalkan…” sambil aku meremas kedua jari tanganku, lalu bersiap mengambil salah satu pistol dibalik kemejaku.

“Wae? Apa kau sudah jatuh cinta padanya ha?”

Aku bingung harus merespon apa, rasanya mulutku terkunci, otakku beku untuk menyusun kata. Baiklah, tidak ada jalan lain. Ku tatap serius namja cantik disebelahku ini. dia membalas tatapanku dengan polosnya. Tak ada pilihan lain, akhirnya kupaksakan tanganku mengarahkan ujung pistolku ke pelipis Baekhyun. Sungguh aku tak tega… perasaan sayang ini menyesakkan dadaku. Huft… Semoga tuhan menolong namja ini…

“Tembakkan! Kris hyung juga melihat aksimu…”

Mati sudah riwayatku…akankah pengkhianatanku gagal sampai disini…

.

DOORR

Beruntung ada ide mulus diotakku, saat itu juga kutempak spontan ke arah Kai. Sayang sekali, tembakkanku meleset dan membuat ujung telinga kirinya berdarah. Aish…padahal aku berharap peluruku menancap dijidat atau dadanya. Langkahku dan tanganku buru-buru membawa Baekhyun kabur.

DOR

“Arrrgghhh” erangku ada sesuatu yang panas dibetisku yang kiri

Baekhyun menolehku panik, “Se Hunnie gwenchana?”

“Ne, eh! tidak terlalu sakit”

Baekhyun langsung melingkarkan tanganku dibahunya dan membawaku lari secepat yang dia bisa. Dan  sekarang kurasakan ada yang bergerak dikakiku.

“Hyung, dia berhasil kabur..” itu suara Kai, ku lirik ke arah mereka kini mengikuti kami.

“Tidak masalah, sebentar lagi tembakanku akan menghabisi organnya.”

“Kau memberinya serum dipelurumu?”

“Ne, aku pakai yang level 5.”

Sialan, ternyata mereka sudah merencanakannya. Kenapa aku tidak mengenali pistolnya yang itu selama belajar dengannya.

ºBE****VILº

Untuk saat ini, namja ini membawaku berhenti dipekarangan rumah seseorang yang ku rasa 2 km dari tempat perlawananku tadi. Namja ini menjinjing sedikit celanaku yang terkena tembakan.

“Se Hunnie, lukamu…membengkak.”

Aku menunduk, melihat apa yang dikatakan Baekhyun padaku. Astaga…ini seperti tetanus, lebih parahnya ternyata aku ditembak dengan peluru jarum berpita gelap. Masalah level racun yang dikatakan Kai sebuah ‘serum’ ,aku belum mengenal yang ini.

“Ku bawa kau ke temanku Chen, dia bisa mengobati yang seperti ini..” pasrah saja dengan pernyataannya. Aku tidak bisa merespon lagi, aku merasa berdosa pada Chanyeol dan diriku. Gagal menjaga dan membalaskan pengkhianatanku.

ºBE****VILº

“Chen…bagaimana? Apa lukanya cukup parah?”

“Sebetulnya…eumm…aigo…bagaimana ya cara menjelaskannya…aku tidak tega.”

“Chen-shii,  jebal, jelaskan dengan gamblang agar aku tidak penasaran…” sahutku menengahi ketegangan Baekhyun dan Chen itu.

“Geure.” Chen menghela nafas, seberat itukah kesulitannya menata penjelasannya, “Sebetulnya ini tidak boleh ku katakan. Kalian jangan terlalu percaya padaku. Aku menjelaskannya berdasarkan filosofiku selama aku belajar ilmu kedokteran… jarum itu, mengandung serum level 5, bakterinya cukup cepat menyerang dan mematikan satu organnya. Sel organism diserum jarum itu juga cepat berevolusi. Dalam sejarah, belum ada penangkal yang ampuh menghentikan penyebarannya ditubuh. Baru satu jalan ditemukan untuk mengatasinya agar tidak menghancurkan semua tubuhnya. Kaki kirinya harus diamputasi.”

“Lakukanlah Chen-shi..” kataku yang sebetulnya tidak rela,

“Se Hunnie…” suara Baekhyun mengkhawatirkanku.

“Aku akan baik-baik saja Baek Hyun-ah…”aku tersenyum agar dia tidak ikut stress karenaku.

ºBE****VILº

“Se Hunnie, syukurlah kau sudah sadar…” Baekhyun menggenggam tanganku penuh bahagia.

Aku tersenyum tipis, kepalaku rasanya masih nyeri, sama seperti kaki kananku. “Senangnya dirimu…kau kerasukan apa hmm?”

Dia memalingkan mukaku, “Sudahlah! Jangan menggodaku.”

“Aku tidak menggodamu…kau jangan salah paham.” Aku menertawainya, tapi pelan. Ia mengerucutkan bibirnya, dia bertambah aegyo kalau seperti itu. “Aku tidak sadar berapa jam?”

“5 jam. Oh ya, aku ada sesuatu.” Ia mencari sesuatu dilemari kamar tempatku terbaring, “tadi aku sempat pulang saat, ini untukmu. Kau pasti mengingatnya.” Baekhyun memberiku kotak yang ukurannya seperti buku atau, pigora ya (?)

Saat ku buka, aku sangat terkejut, aku terharu menerimanya, buku yang berjudul Beginner Devil, buku ini adalah saksi pandangan pertamaku dengannya, “Buku ini, kau masih mengingatnya? Kenapa kau berikan padaku?”

“Jangan tanya alasannya, yang penting ku berikan saja padamu.” Dia tersenyum manis, manis sekali…

“Lalu sekarang tanggal berapa?”

“Tanggal 7 bulan Mei.”

“Saengilchukka hamnida…nae saranghaeyo…semoga kau menerima ucapanku walaupun sudah terlambat…”

Baekhyun hanya tersenyum, sepertinya dia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya…

“Harusnya disaat-saat seperti ini, yang ulang tahun diberi hadiah. Bukannya memberi hadiah!”

“Mwo? Kenapa jadi menyalahkanku?”

“Aku cuma bilang, bukan menyalahkanmu…” aku  mencubit pipinya, empuk dan halus…

“A…aaw, jangan seperti ini oeh…”

Aku tertawa kecil, “Ayolah, wajahmu terlalu aegyo kalau tidak kucubit.” Aku tertawa lagi.

“Cukup Se Hunniee…” dia melepaskan tanganku dipipinya, “Kakimu Se Hun, karenaku kakimu jadi seperti ini…”

“Jangan dipikirkan…”aku  menyentuh salah satu pipinya, “Bukan salahmu, inilah resiko dari ketulusanku melindungimu.”

“Kau tidak menyesal?”

“Kenapa harus menyesal, aku sudah bilang kan, aku tulus melindungimu untuk Chanyeol.”

Dia membenarkan posisi duduknya dan lebih dekat denganku, “Tadi kau bilang nae saranghaeyo padaku, kenapa kau tidak merebutku dari Chanyeol?”

“Kenapa? Apa kau ingin direbutkan? Apa kau meminta kami bertengkar…”

“Eeh…bukan itu maksudku…”

Aku mengangkat alis, “Aku punya cara lain untuk mencintaimu tanpa harus merebutmu dari Chanyeol.”

ºBE****VILº

Back to Author POV
“Kai, bagaimana? Apa kau dan Kris berhasil membunuh Baekhyun?” ucap Kyungsoo  ia menyambut Kai dan Kris baru saja datang dikoridor markasnya.

“Aku dan hyung tidak membunuhnya, hanya mencelakainya…sedikit memberinya pukulan telak dipsikisnya…”

“Katamu kau bisa membunuhnya kurang dari 30 menit apalagi kau melakukannya disaat orang-orang sibuk tidur, tidakkah kau memanfaatkan kesempatan…”

“Kami sudah berusaha, kami punya rencana lain, tolong beri kami waktu.”

“Ck, aku lumayan kecewa…” kyungsoo meninggalkan mereka dengan tatapan kesalnya.

“Hyung…bagaimana ini? apa kita gagal total?”

“Ani, kita tidak pernah gagal. Aku punya rencana lagi, tapi sayangnya aku tidak bisa memberitahukannya padamu.” Sambil hendak pergi

“Baiklah, tidak masalah hyung,aku mengerti, aku permisi…” Kai justru pamit mendahului.

ºBE****VILº

Kris melihat namja yang disayanginya kebetulan melintas dikoridor rumahnya itu, ketika ia ingin mengejarnya, namja itu justru berjalan lebih cepat dari langkahnya yang tadi.

“Ah Tao…chakkaman.”

Namja itu berhenti, merasakan tubuhnya mengkaku ketika ia memanggilnya, “Ne, kau memanggilku?”

“Iya, tolong panggil Chanyeol dikamar Kyungsoo, suruh dia ke kamar keduaku. Aku membutuhkannya.”

Tao mengangguk cepat dan berlari ke kamar yang ditujukan Kris padanya. Tepat didepan kamar Kyungsoo, kebetulan namja yang dicarinya sedang membuka pintu.

“Kau mengagetkanku, seperti penampakan saja.”

“Ah mian Chanyeol, tuan ah…maksudku Kris hyung memanggilmu. Dia butuh bantuanmu. Kau ditunggunya dikamar keduanya.”

“Ooo, kamar yang dulu ku tiduri saat siuman kan?”

“Ne.” Tao berjalan meninggalnya. Chanyeol berjalan sesuai perintah Tao,

TOKTOKTOK

“Masuklah Chanyeol, tidak kukunci.”

CKLEK

“Jarang sekali kau memanggilku secara personal. Kau membutuhkan bantuanku.”

“Iya” Kris mendehem, menyeriuskan nadanya sambil melempar sebuah kertas tebal pada Chanyeol “Ajak Kyungsoo kesana jam 9 nanti. Ada keperluan penting disana.”

Chanyeol membaca kertas itu, mengernyitkan dahinya, “Ke rumah praktek bedah, untuk apa? apa kau ikut?”

“Penuhi saja permintaanku. Aku pasti ikut, karena aku yang mengajak ke tempat itu.”

Chanyeol tersenyum tipis, “aku akan mengajaknya dengan ontime. Sampai bertemu disana…” Kris meresponnya dengan wajah datarnya.

ºBE****VILº

Tao dan Kris turun dari mobilnya, mereka sudah berdiri di pagar rumah seseorang yang menjadi target the next step dipikiran Kris. Diteras rumah itu sudah banyak namja dan yeoja yang menunggu gilirannya dipanggil oleh sang pemilik rumah.

“Berjagalah disudut mana yang bisa mengawasi rumah ini. tolong telfon aku jika Kyungsoo sudah datang dengan Chanyeol. Telfon Kai juga untuk berjaga ketika manusia-manusia itu kepanikan…”

Tao tersentak, bingung dengan maksud terselubung dalam intruksi namja itu, “Arrasso.” Ia menunduk menunggu atasannya itu masuk ke rumah itu. Kris sudah pergi, ia mendongak dan pergi mencari sudut untuk pengawasannya.

“Mianhaeyo tuan, silahkan ambil tiket antrian atau tuan ada keperluan menemui pasien…” ucap seorang yeoja manis didekat pilar rumah itu.

“Oh, emm, bukankah disini hanya praktek, tidak menyediakan untuk pasien menginap.” Tanya Kris yang sebenarnya jawabannya sudah diketahuinya.

“Untuk sekarang kami sedang menyediakannya. Hanya tersedia 2 kamar. Lalu tuan mau mengambil tiket atau menemui pasien?”

“Oh iya hampir lupa, aku ambil tiketnya. Bisa ku batalkan jika aku mendadak berubah pikiran.”

“Tentu tuan, ini tiketnya.” Yeoja itu memberikan kartu antrian padanya, “Silahkan menunggu disana tuan.” Tangannya mempersilahkan,

“Ne, kamsahamnida…” Kris berjalan dan duduk dikursi panjang yang ditunjuk oleh yeoja manis tadi.


Ddrrrttt…drrttt… Kris mengangkat telfonnya

“Mereka baru saja datang, sedang memarkir mobil mereka.” Suara Tao ditelfon itu.

“Ne, baiklah…” KLIK, ia menutup telfonnya. Lalu melihat jam diponselnya, “Pantas saja sudah jam 9 tepat, padahal baru 5 menit duduk.” Kemudian ia berjalan ke yeoja yang tadi.

“Mianhaeyo, aku  berubah pikiran.” Ia menyerahkan kartu antrian itu.

“Ne, gwenchana tuan.”

“Gomawo…” ia membungkukkan dirinya,

“Nado gomawo…” yeoja itu juga membungkukkan diri.

Kris berjalan masuk ke ruangan pasien. Mencari kamar kosong yang bisa ia manfaatkan sebagai tempat persembunyiannya sebelum the next step nya akan diluncurkannya.

ºBE****VILº

“Se Hunnie, aku akan keluar mencari omorice…” kata Baekhyun hendak beranjak,

Sehun tersenyum indah padanya, “Ne, jangan lama-lama.” Baekhyun berjalan dan hendak membuka pintu kamar itu. “Emm, Baek Hyun-ah…”

“Ne?” ia berbalik,

“Kemarilah sebentar…” pinta Sehun, sesuai permintaannya, Baekhyun kembali padanya. Lalu kedua tangannya menyambar punggung namja itu dan memeluknya yang terbaring.

Sehun menyentuh pipi Baekhyun, “Andai aku bisa bangkit, kau akan ku kawal walau sekedar mencari omorice… aku takut jika mereka kembali mencelakaimu.”

“Jangan khawatir, aku bisa waspada. Tidurlah selagi menungguku yah…”

“Ne Baek Hyun-ah…”

Baekhyun keluar dari kamar itu, ketika ia melihat seorang namja yang sedang duduk bersama pasangannya. Bukan…lebih tepatnya kekasih  gelap atau kekasih paksaan , ia melihat namja itu sepertinya meminta izin pada pasangannya. Namja itu berdiri dan berjalan ke arahnya

Gawat, apa Chanyeol tau aku disini___gumamnya bersembunyi dibalik tembok belokan rumah itu.

ºBE****VILº

“Kyungsoo-ah, aku ke toilet dulu. Kau tunggu sebentar yah…” Chanyeol bersiap berdiri

“Aish, kenapa tidak sebelum berangkat saja.” keluh Kyungsoo memasamkan wajahnya

“Mianhae, aku kan mau mengajakmu ontime. Makanya tidak sempat ke toilet.”

“Ne, cepatlah. Aku malas sendirian menunggu.”

Chanyeol mengacak rambut Kyungsoo, “Manja sekali…” lalu Chanyeol melangkah menuju tujuannya (dramatis), ketika ia berbelok, di kamar kosong itu ia melihat ada orang yang mengintipnya. Ketika ia melihat ke kanan. Ada namja yang ketakutan dikenalnya

“Baekhyunniee…...”

Chanyeol melihat namja itu semakin tertunduk, ada apa sebenarnya.

“Sejak kapan kau disini Baekhyunnie?” lalu ia menoleh kearah Kyungsoo yang menunggunya, “Apa kau melihatku yang tadi? Kau…kau membenciku?”

“Ani Chanyeollie.” Baekhyun memberi senyum padanya, sebetulnya lebih cocok senyum memaksa.

“Tetaplah disini Baekhyunnie. Aku rindu padamu. Aku ke toilet dulu…”

“Ne Chanyeollie, akan ku tunggu.” Ia mendengar nada Baekhyun yang sangat pasrah.

Ketika Chanyeol sudah pergi ke toilet, Kris dari tadi bersembunyi dikamar kosong itu hanya menunggu namja itu keluar dari kamarnya. Dan saat namja itu tengah menunggu Chanyeol. Inilah saatnya ia keluar dan menampakkan diri dihadapan namja itu. Kris menghampiri dan duduk di kursi panjang disebelah Baekhyun.

“Sedang menunggu siapa? Ku lihat kau sepertinya ketakutan tapi…terburu-buru seperti mencari sesuatu diluar.”

Baekhyun menoleh ke namja asing itu, hawanya…ada keanehan.

“Aku sedang menunggu kekasihku.”

“Dia yang ke toilet itu kekasihmu. Bukankah kekasihmu itu yang dirawat dikamar itu ya?”

“Eh, i…itu bukan kekasihku. Tapi sahabatku.”

“Kenapa ketakutan? Kenapa gelagapan? Maaf aku terlalu ingin tau.”

“Ng, gwenchana.”

Kris mengambil ponsel disakunya, pura-pura seperti ada telepon, “Maaf, aku ada urusan. Jangan tegang ditempat berhawa neraka ini.” Kris berjalan cepat dan sempat mendengar namja itu mendesah dan menghela panjang nafasnya.

GREB

Tiba-tiba ada yang menggandeng tangannya,

“Ayolah ke kamar yang ini. tidak ada yang melihatnya. Aku sangat merindukanmu Baekhyunnie.” Chanyeol menariknya ke kamar pertama yang itu adalah kamar terbaringnya Sehun. Baekhyun diam tidak tahu harus berbuat apalagi. Dengan wajahnya yang tanpa punya rasa malu, Chanyeol membuka kamar itu. menutupnya dan mendorong selot pintu kamar itu. Nafsu Chanyeol tidak bisa dibentengi lagi, ia mencium Baekhyun dengan sedikit kasar.

“Ng…Chan..yeol…mmfftt..”

Chanyeol langsung membuka mata dan melepaskan ciumannya, “Mianhae, aku terlalu bersemangat.”

Baekhyun tersenyum tipis dan mengangguk padanya. Chanyeol kembali menunduk dan mengecup lembut bibir Baekhyun. Sedikit melumat. Tangan kanannya memegang tengkuk Baekhyun, tangan kirinya sudah nakal melepaskan beberapa kancing pakaian Baekhyun.

“Kau masih mencintaiku Baekhyunnie?”

“Ne Chanyeollie, saranghae…”

“Nado saranghae…” Chanyeol kembali menciuminya, melanjutkan kegiatan masing-masing tangannya ditubuh Baekhyun..

.

Tanpa diketahui oleh Baekhyun dan Chanyeol, Sehun setengah membuka matanya. Melihat beberapa scene tangan Chanyeol menjamah selagi melumat bibir namja itu.

“Emhh, kau sudah kembali…”

Chanyeol langsung melepaskan ciumannya dan mereka buru-buru membuka mata mereka. Pipi Baekhyun sudah memerah malu sedangkan Chanyeol bersikap datar seolah tidak terjadi apa-apa dan berdiri membelakangi arahnya. Baekhyun menghampirinya,

“Mianhae Se Hunnie, aku belum menemukan omoricenya.”

“Gwechana… lagipula suster sudah memberiku sarapan.”

Ia terkejut, “Kapan? Bukannya dari tadi kau tertidur pulas.”

“Aku memang tidur, sampai ada suster masuk aku tidak tahu. Aku dibangunkannya hanya menyuapiku makan lalu aku tidur lagi. Ketika aku tidak sengaja melihatmu berciuman, kalian masuk juga aku tidak tahu…”

“Ng…aigo…maaf. Itu tadi…sebenarnya tidak sengaja…”

ºBE****VILº

Baekhyun itu manis

Cantik

Seperti malaikat

Hampir sama dengan Tao dan…Kyungsoo…

Kalimat itu bermunculan setelah Kris berbasa-basi mengganggu Baekhyun yang menunggu Chanyeol. Kemudian ia menghampiri yeoja penjaga tadi.

“Mianhae, aku berubah pikiran. Jika aku sekarang ingin berkonsultasi dengan dokternya, apa aku boleh masuk tanpa mengantri…” “Aigo…Chanyeol lama sekali…” Kris mendengar keluhan dari suara Kyungsoo dideretan orang-orang mengantri itu…

“Nah, kebetulan habis ini nomer anda dipanggil. Jadi silahkan masuk.” Yeoja itu menoleh ke pintu ruangan dokter rumah itu, “Silahkan, pasiennya sudah keluar.”

“Ne, gamsahamnida…”

Kris dengan langkahnya lebih cepat menuju pintu dokter yang menjadi targetnya itu. beruntung Kyungsoo tidak melihatnya sedetik pun.

“Anyeong silahkan duduk,” sambut dokter itu, Kris mengangguk dan duduk berhadapan dengannya, “Anda berkonsultasi atau berobat?”

“Saya hanya berkonsultasi, langsung saja ke intinya dokter Chen.”

“Ne, saya mendengarkannya…”

“Sepertinya anda tau banyak tentang level-level dari senjata terbaru Moskow. Benarkan?”

Chen tersentak sangat telak, hampir membuatnya serangan jantung.

“Apa anda mengenal pasien dan penunggunya itu? anda mengenal Xiumin?”

Sekali lagi, Chen terkejut. “Ma…maaf, ini diluar pekerjaan saya tuan. Ss…saya tidak bisa menjawabnya.”

“Anda tidak bisa atau takut menjawabnya?”

“Se…sebenarnya bukan begitu…tapi ini…keluar dari wewenang saya…”

“Terlalu lama!” Kris bangkit dan tangan kirinya masuk kedalam jasnya,

DOOR

Di kening itu terlukis lubang yang mengeluarkan darah oleh pistol Kris, jeritan diluar ruangan itu sudah terdengar heboh ditelinganya. Kris mengambil ponselnya, menelfon anak buahnya.

“Kai, Tao, bawa paksa Kyungsoo ke kamar pasien nomer 1.”



BRUAAKK

Kris mendobrak pintu itu, didalamnya sudah ada 3 namja yang bingung melihatnya. Terlihat jelas wajah takut di wajah namja yang terbaring dan hanya mempunyai 1 kaki yang sempurna.

“Bagus, untung kau bekerja dengan baik…”

“K..K..Kris…” ucap Chanyeol,

“Oh Sehun…selamat atas berkurangnya 1 kakimu, itu ulahku lho.”

“Kaauuu…aku bersumpah membalasmu…”

“Ya..Ya..Ya...berkhianatlah dan…” gerakan itu cepat, sulit terbaca mata Chanyeol dan Sehun yang melihatnya, kini Baekhyun ada dicekalan Kris dengan pistolnya. “Dan kau Chanyeol, selamat atas ulahmu, sebentar lagi kau akan mendapat karangan bunga kematian namja cantik ini…”

“Hyung, kami sudah membawakannya…” kata Kai dan Tao yang sudah membekap pergerakan Kyungsoo ditengah cekalan mereka.

“Tahan dia dipintu.” Kris menjeda, “Ah, aku mengulur waktu. Karena semua sudah menyaksikan, aku akan menembak tepat otak Byun Baekhyun atau…”

DOOOR

 Yang tergeletak nyatanya bukan dirinya, bukan tubuhnya, tapi… namja yang ditengah-tengah 2 namja itu…

“Hyung…kau…kau membunuh Kyungsoo…” ungkap Kai nampak tak percaya dengan tindakan gurunya itu.

“Kris Ge, kau…tidak salah menembak…ke..kenapa tidak menembak namja itu…” imbuh Tao juga shock atas arahan pistol Kris itu.

“Cek, dia sudah mati belum.” Kris mendingin, tidak menanggapi ke”schok”an dua anak buahnya itu.

“Sudah hyung.”

“Bawa dia, kubur dia tanpa jejak. Jalanku tidak pernah salah. Alasannya, ini semua berawal dari dia. Walau aku menyukainya, tapi menurutku. Dia pantas ku antarkan ajalnya disaat seperti ini.” Kris melepaskan Baekhyun, membalikkan badan namja itu dan mengecup singkat bibirnya. Lalu pergi dengan wajahnya dingin dan datar.

Tao, Kai, masih heran…
Apalagi dengan kecupan itu pada targetnya selama ini.
Sehun, menatap kosong tanpa berkedip,
Chanyeol, terpatung
Baekhyun, terduduk dilantai dengan ketidakpercayaannya yang dialaminya oleh perlakuan Kris…


~END~
Bagaimanakah bahasa saya?
Bagaimanakah dengan FF ini? lebih baguskah dari part yang pertama?
Bagaimanakah, apa kamu ngefeel dengan FF yang ini?
Beritahukan pada saya ya…
Karena saya ingin membuat FF lagi #whatthehell(?)
ANNYEONG<GAMSAHAMNIDA~~~ :D