Senin, 22 April 2013

[FF] DEVIL MAY CARE – KrisBaek

23 APRIL 2013 . | VieyRaaMoimoi
| FANFICTION  YAOI  KRISBAEK . PG15



FanFiction YAOI KrisBaek
Tittle : Devil May Care
Author : VieyRaaMoimoi
Length : satu saja
Genre : Friendship (?) Hurt, Romance,
Rating : PG15 atau R
Cast : (semua tokoh direkayasa lebih muda agar seumuran)
Kris Wu
Byun Baek Hyun
Kai
D.O a.k.a Kyungsoo
Sehun
Luhan
others
Disclaimer : para member EXO milik orangtua nya, agency SM, dan ciptaan Tuhan. Author sekedar pinjam nama. Ini murni karangan saja, tidak mematikan sifat aslinya didunia nyata.
Copyright : harurainbluevea.blogspot.com
Note : mianhae, mumpung saye punya ep-ep baru, baru bnget karena galau di ‘someplace’. Saye jgn ditegor yah nggak ngepos lanjutan ep-ep Breath Of The Dying, ntar bneran deh klo otak saye yang ketinggalan dirumah tmen saye udah comeback, sumpah bakal saye pos, suwer, tunggu yah. Tungguuuu dulu... gomawo~
Saranghaeyo EXO, selamat buat Luhannie dan Sehunnie yang udah ultah dibulan ini. saengilchukkahamnida…










**DEVIL MAY CARE**
Kai terus memandangi Baek Hyun yang sibuk memakan ice cream pemberian darinya. Namja itu sampai cemot disekitar bibirnya, sampai pada waktu ia memakan cone nya. Ia masih tidak menyadari ada noda disana.
“Nah, sudah habis! Ayo kita ketempat lain.” Namja itu berdiri dan siap menggandeng lengannya. Sementara ia tidak beranjak, malah tersenyum karena namja itu. “Kenapa melihatiku terus? Apa kau sakit?”
Ne, aku sakit.”
MWO? Kenapa tidak bilang dari tadi chagiyaa...” namja itu semakin panic, memegang kedua rahangnya, memeriksa lehernya apa panas atau tidak.
Kai terkekeh, lalu mencubit kedua pipi Baek Hyun. “Aku sakit mabuk akibat wajahmuu chagiyaa..” ia menunjuk sudut bibir Baek Hyun, “Disana..” menunjuk sudut pipi, “Disitu..” lalu menunjuk ke dekat dagu, “Disini, ada noda Baekki..”
“Mana? Aku tidak merasa cemot saat memakan es krim mu.”
“Sini biar ku bersihkan.” Kai membersihkannya dengan jarinya, lalu ia menjilat jarinya, “Manis, lebih manis dari yang kubayangkan…” Ia menampakkan eye smilednya.
“Apa sudah bersih?”
Kai menggeleng-geleng dan memberikan tatapan evil smirk  pada Baek Hyun-nya. Ia memajukan wajahnya dan melumat halus bibir Baek Hyun. Baek Hyun tidak membalas, tapi tidak juga menolak, hanya diam. Lebih tepatnya membiarkan Kai meluapkan rasa cintanya walau pun dia dan Kai bukanlah sepasang kekasih. Mereka adalah teman dekat yang bertemu disaat hari pertama sekolahnya. Alasannya adalah belum diizinkan kedua keluarga mereka untuk menjalin hubungan karena belum cukup umur.
“Kai..” Terdengar keluhan dari Baek Hyun, Kai baru melepaskan ciumannya. “Hati-hati jika ada yang mengenali kita.”
Mianhae, arasso..”
Baek Hyun menghembuskan nafasnya, kemudian menggandeng telapak tangan namja itu, “Kajja..”
Seseorang dibalik pohon itu sedang memperhatikan mereka. Menatap salah satu dari mereka dengan perasaan cemburu dan kesal. “Akan ku pisahkan kalian sejauh mungkin…”
~D*M*C~
Malam hari disebuah taman.
“Akkhh...kenapa kalian selalu bermesraan didepanku haa?” rutuk Kyungsoo tanpa sadar bahwa disekitarnya ada manusia yang bermesraan ditempat itu juga.
“Kau menyalahkan kami?” sahut Luhan yang duduk diseberang Kyungsoo disebuah taman dekat rumah mereka.
“Kau iri pada kami?” tambah Sehun.
Kyungsoo mendesis, “Bukan, bukan kalian yang ku maksud…” ia menggaruk-garuk kasar rambutnya.
“Luhannie, sepertinya dia kesepian.” Kata Sehun sambil semakin mengeratkan pelukan dibahu Luhan.
“Bagaimana jika kita bantu mencarikan pasangan..”
Kyungsoo berdiri dan menatap tajam kedua temannya, “Ck, aku bisa cari sendiri!” lalu meninggalkan mereka dengan wajah kesalnya. Ia melangkah pulang sambil menendang-nendang batu yang ada dijalan aspal itu. “Pabo! kenapa kau memilih single hanya untuk namja seperti dia...” ia kembali berjalan sambil menendang kaleng yang ada didepan kakinya. Tangannya dimasukkan disaku jaketnya karena dinginnya malam sunyi yang sedang diterjangnya. Tiba-tiba ia melihat sinar terang didekat kakinya.
TIIIIIIIIINNNNNNNN!
GREB
BRRUAAK
CHIIITTT
“Ya tuhan, aku berharap sudah mati..” katanya setelah merasakan tubuhnya tersungkur diaspal jalan itu.
“Kau tidak mati, aku sudah menolongmu...”
“Apa? aku tidak mati?” sepertinya ia berucap tanpa sadar, ia akhirnya mencoba memejamkan matanya. Berharap siapa tau ia bisa mengulang kematiaannya.
“Oeh cantik, jangan pingsan! Aku sudah menolongmu!”
Kyungsoo membuka mata, melihat ada tangan yang sudah melingkar dipinggangnya. Lalu ia menoleh, sesosok namja tampan, gagah..menyelamatkan keteledorannya dalam perjalanan pulang. “Eh, k..kau menolongku?”
Ne, siapa lagi orangnya? Salahmu juga kenapa kau pulang sendirian..” namja itu membantunya berdiri, lalu menggandengnya “Ayo ku antar pulang. Aku tau rumahmu 20 meter dari sini.”
Kyungsoo terpaksa mengikuti langkah namja itu yang menggandengnya. Padahal niat Kyungsoo bukan ke rumahnya. Tapi ingin ke halte untuk pulang ke apartementnya. Lalu Kyungsoo ingin melepaskan gandengannya dari namja itu, tetapi ternyata namja itu menggandengnya dengan kuat.
Gomawo, kau sudah menolongku.” Ujar Kyungsoo membuka suara.
“Hmm,”
Kyungsoo menunduk, “Apa kau mengenalku? Kenapa kau bisa menolongku dan...tau rumahku?”
“Aku tau karena dulunya aku tinggal disini. Soal menolongmu, apakah aku setega itu membiarkan manusia dihadapanku ditabrak begitu saja?”
Kyungsoo terdiam, tidak bisa merespon pernyataan yang sudah pasti itu fakta. Tidak bisa dielak lagi.
“Aku Kris Wu, panggil saja nama depanku. Lain kali kalau kau sedang frustasi, berteriaklah dikuburan atau ditebing. Jangan bunuh diri lagi. Masa depanmu masih panjang…”
“Hm, aku tau. Aku Do Kyungsoo. Kau bisa memanggilku apa saja.” Ia menghembus nafas pelannya, “Sebagai tanda terima kasih, apa kau tidak meminta sesuatu padaku?”
Kris mengelus-elus dagunya, “Bagaimana kalau kau mencarikanku kekasih?”
Awalnya Kyungsoo terkejut, bagaimana bisa namja setampan Kris tidak mempunyai kekasih? kemudian ia mengangguk. Mencarikan kekasih...bagaimana jika permintaan itu dimanfaatkannya dengan sebaik mungkin, pikirannya bekerja dan menemukan satu nama yang menguntungkannya. “Baiklah, aku akan mencarinya, tapi aku hanya bertugas menunjukkannya padamu. Selanjutnya kau sendiri yang beraksi mengatakannya.”
“Setuju.”
~D*M*C~
Besok paginya...Di halte.
Kris dan Kyungsoo sedang menunggu seseorang yang dikatakannya oleh Kyungsoo untuk menjadi kekasihnya Kris.
“Lama sekali…kenapa belum muncul??” tanya cemas Kris setelah setengah jam lamanya ia menunggu,
“Sabarlah, dia akan datang...” Kyungsoo menerawang semua sudut disekitarnya, “Nah itu dia. Yang memakai jas biru gelap membawa tas cokelat.”
“Itu? kenapa dia cantik sekali?”
“Sudahlah...kau mau tidak?”
Ketika Kris melihat namja berjas biru gelap sedang menoleh karena dikejar oleh namja lain. Lalu namja itu menggandeng tangan namja berjas biru gelap. “Itu siapa? Jangan-jangan dia kekasihnya?”
“Ng…itu, itu sahabat. Bukan kekasihnya.” Katanya tanpa menoleh pada Kris,
“Kenapa mereka mesra?”
“Ya mana ku tau! cepat datangi dia. Namanya Baek Hyun.” Lalu Kyungsoo menoleh padanya, “Kurang ajar.. aku disini saja.” desis Kyungsoo geram melihat Kris sudah berdiri diantara Baek Hyun dan Kai.
Kris langsung menggeser Kai, membuat posisinya ada ditengah-tengah. “Annyeong...apa aku mengganggu kalian.”
“Eum, aniya.” Kata Baek Hyun sambil tersenyum pada Kris.
Bangapda Kris Wu imnida.”
Baek Hyun mengulurkan tangannya, “Baek Hyun imnida, dan ini sahabatku.” Menunjuk dengan jempolnya pada Kai.
“Kai imnida.” Dengan memberi senyum sinis pada Kris.
“Baek Hyun-shii, bolehkah kita bicara empat mata?” ia mengacungkan 2 jari kanan dan kirinya.
Baek Hyun menoleh Kai, menatapnya sungkan. “Tapi..”
“Ah. Kebetulan aku ingin ke toko ramyeon untuk membelikan eommaku. Sampai jumpa Baek Hyun-ah.” Pamit Kai cepat-cepat menyela ucapan Baek Hyun dan berjalan setengah berlari meninggalkan sahabatnya dan Kris.
“Bagaimana? Atau kau lapar, kita ke resto saja.”
“Tapi uangnya?”
“Biar aku yang traktir. Kau mau kan?”
Baek Hyun memutar bola matanya. “Daripada menolak dan karena kebetulan perutku mendemo, aku menerima ajakanmu.”
~D*M*C~
Keesokan harinya. Di SMA Seunggyan.
Kesal (!) Marah (!) Cemburu (!) Galau (!) Sedih (!) Suram
Kai terus memandangi bangku disebelahnya. Dari tadi ia tidak melihat sahabat terkasihnya tak kunjung datang, padahal sudah 15 menit bel akan berbunyi. Biasanya saja namja itu sudah datang 30 menit sebelumnya.
Semenit kemudian ia melihat sosok yang membuatnya khawatir itu datang . Sosok itu tersenyum sambil memasukkan ponselnya. Lalu meletakkan tas nya tanpa melihat Kai atau sekedar beritual menyapanya ‘Hay’ maupun ‘Kai’ begitu?
“Kau bahagia dengan kedatanganmu yang terlambat 15 menit? Apa karena kelelahan dating (kencan) dengan teman baru mu itu?” sindir Kai dalam sambutannya ke Baek Hyun.
Baek Hyun berbalik, menoleh dan mengangkat alisnya. “Kai...jangan posesif seperti ini. ini tidak ada hubungannya dengan Kris.”
“Sejak kapan kau menyebutku posesif...” tegasnya walaupun sedikit melirih.
Baek Hyun terhenyak, bersusah payah menelan ludahnya. “Mi..mian Kai...” jawabnya sedikit takut, sebetulnya sinis
Kai tidak merespon, pandangannya menunduk tidak menatap wajah Baek Hyun.
“Kai...mianhae, aku tidak bermaksud kurang ajar bahkan mencelamu. Kai...jebal, mianhae...”
Kau tidak tau betapa sakitnya aku kemarin saat memberimu alasan palsu__jerit hati Kai, masih tidak merespon Baek Hyun.
Baek Hyun memegang kedua punggung tangan Kai yang sedang mengepal dipangkuannya, “Kai..”
Kai sekuat tenaganya memberanikan untuk melepaskan tangan Baek Hyun yang memegangnya. Kai berlari keluar kelas meninggalkan Baek Hyun tanpa sepatah kata pun.
“Kejar aku jika kau masih mencintaiku Baek Hyun...” pintanya percuma diucapkan, toh namja tersebut takkan mendengarnya.
~D*M*C~
“Kita kedatangan murid pindahan. Perkenalkan namanya Kris Wu. Silahkan pilih tempat sesukamu.” Ucap Han Sonsaengnim setelah bel masuk terdengar. Kemudian Kris memilih bangku disebelah bangku Baek Hyun.
“apa kau keberatan aku duduk disini?” namja itu bertanya
Baek Hyun mendongak, “Ng...sebetulnya...bo...boleh saja...” jawabnya agak gugup.
Gomawoya...” Kris mengusap puncak kepala Baek Hyun. Kemudian Baek Hyun beranjak, ia berjalan ke sonsaengnim dan pamit.
“Anak itu kenapa” lirih Kris setelah Baek Hyun tidak terlihat lagi dimatanya.
~D*M*C~
Baek Hyun menyendiri di toilet itu, ia diam tak bersuara. Yang dipikirkannya adalah kenapa Kai tidak muncul-muncul juga. Yang dipikirkannya pula ialah kenapa ia bisadengan lancarnya mengatakan Kai itu posesif. Yang dipikirannya jawaban itu adalah tidak tahu. Kemudian tangannya meraih ponsel disaku kemeja seragamnya itu.
“Kai... kau marah padaku?” Baek Hyun mengawali panggilannya.
Ani.
“Lalu apa? Kau sekarang dimana?”
“Di balkon atap sekolah.”
Baek Hyun menghela nafas lega, “Jangan pergi, aku akan kesana. Kebetulan sonsaengnim tidak ada dikelas.”
Ne,
~D*M*C~
Dibalkon atap sekolah.
Baek Hyun melihat namja yang terduduk gelisah disana. Tubuhnya bergetar menyadari kesalahannya hingga menyakiti namja separah itu. Baek Hyun menghampirinya dengan pelan.
Namja itu sedang tertunduk memandangi foto diponselnya. Dan Baek Hyun tau foto diponsel itu adalah foto dirinya.
Baek Hyun duduk disebelahnya, ia menyandarkan kepalanya dibahu namja itu. matanya melihat jelas diponsel namja itu ada beberapa tetes air dilayarnya.
“Kai, yang diponselmu itu air apa?”
Kai menghembus nafasnya, pelan...tapi tetap Baek Hyun bisa merasakan. Hembusan itu dianggapnya sebagai tanda menahan emosinya, 
“Ini air hujan Baek Hyun-ah.” Kai tersenyum, sebetulnya itu senyum palsu karena ia, masih menyimpan marah.
“Air hujan dari mata mu kan?”
Kai memilih diam, tidak ingin menjawab jujur mau pun bohong. Itu sama saja ia munafik, tidak mengakui perasaan hatinya yang berantakan.
“Kai... maafkan aku…aku tidak sengaja mencelamu dan...membela Kris dihadapanmu.”
Kai menghembuskan nafasnya lagi, “Tidak apa-apa. aku sudah memaafkanmu sejak tadi.”
“Lalu kenapa kau tidak ikut pelajaran pertama? Padahal tadi ada murid baru.”
“Aku tidak tahu...” ia diam sejenak, “nugu?
“Kris Wu.”
Kai menelan ludahnya susah-susah. Saingan yang kemarin membawa namja terkasihnya ini sekarang sekelas dengannya. Menjadi saingan terberatnya. Kemudian Kai memegang tangan Baek Hyun yang ada dipahanya.
“Kajja, kita ke kelas saja...” seru Kai mengakhiri konfliknya dengan memeluk Baek Hyun penuh sayang,
~D*M*C~
Dirumah Baek Hyun.
Baek Hyun asyik memakan camilannya di meja makan sambil  menonton TV. Disekitarnya ada eomma dan appa nya.
“Baek Hyun-ah, apa hubunganmu dengan Kai masih baik-baik?” tanya appa nya mengawali perbincangannya.
Ne appa. Wae?” jawab santai Baek Hyun masih memakan camilannya.
“Eomma...” lirih appa nya merengek, bukan. Maksudnya memanggil.
Eomma nya mendekat dan duduk disebelah Baek Hyun. Mengusap-usap punggung Baek Hyun. “Bagaimana ya... eomma tidak  tega.”
“Ayolah eomma, jangan membuat anakmu ini penasaran.”
Eomma menghela nafas, “Setelah semua dipikir matang-matang. Kami...bisakah memintamu tidak tinggal lagi di apartement nya Kai?”
Baek Hyun terbelalak, sebuah larangan baru muncul memisahkannya dengan Kai.. “Demi menyenangkan appa dan eomma, aku bisa menurutinya. Tapi bolehkah aku tau apa alasannya?”
“Se...sebenarnya...” jawab appa nya terhenti, menyenggol tangan eomma nya yang ada diatas meja.
“Sebenarnya apa?”
“Sebenarnya,” kali ini eomma nya yang bersuara. “Bagimu ini terlalu dini tapi kami harus melakukannya karena sebuah kesepakatan kami dimasa lalu. Bahwa kau akan kami jodohkan dengan anak sahabat kami.”
Nugu?” mood nya kini berubah semasam mungkin.
“Anak dari keluarga terhormat Cina, keluarga Wu. Mereka baru beberapa hari kembali ke Korea. Anaknya itu hampir seumuran denganmu.”
“Tenang saja, dia lebih tampan dari appa dan Kai. Kau pasti akan bangga memilikinya.” Tambah appa.
~D*M*C~
Malamnya, dirumah keluarga Wu.
“Silahkan Tuan Muda Baek Hyun duduk dibalkon.” Sambut lembut seorang yeoja paruh baya membukakan pintu mobil yang Baek Hyun tumpangi.
“Silahkan Tuan, Nyonya, ditunggu diruang keluarga.” Yeoja satunya menyambut appa dan eomma Baek Hyun.
Mereka mengikuti yeoja-yeoja itu sesuai dengan tempatnya masing-masing.
“Mari, silahkan menunggu Tuan Muda Kris Wu disini. Permisi...” yeoja itu membungkuk dan pamit. Baek Hyun membalas senyum sambil menganggukkan kepalanya.
Tidak berselang waktu lama, Kris sudah datang dan duduk disebelahnya. Memandanginya penuh gila dan terpesona.
“malam ini kau..ehem. exotic.”
gamsahamnida...”
“jangan kaku. Bukankah kita pernah berdua seperti ini..” Kris menggeser kursinya lebih dekat dengan Baek Hyun. “tak kusangka ternyata ini terjadi sesuai yang ku impikan...”
jinja?” mata Baek Hyun melirik jam ditangannya.
ne.” Kris membingungkan sikap Baek Hyun yang dari tadi meliriki jamnya. “wae Baek Hyun-ah? Kau terikat janji dengan seseorang? Perlu ku antar?”
“ani...eum..sebetulnya iya tapi...aku sungkan dengan eomma appa jadi...”
“jadi dibatalkan?”
Baek Hyun terpaksa mengangguk yakin.
“aku ada hadiah karena kau  membatalkannya...sini.” dalam sekejap itu juga Kris meraih tengkuk Baek Hyun dan mempersatukan bibirnya ke Baek Hyun. Melumatnya lembut, tapi lama kelamaan ia menyesapnya, terkesan menuntut hingga Baek Hyun tidak mampu mengimbanginya.
“apa kau kehabisan nafas?” tanya Kris selepas ciumannya itu.
Baek Hyun mengangguk ragu, takut menyakiti Kris karena menyakitinya sama saja membuat orang tuanya  kecewa.
“setelah ini, eomma appa ku dan kau akan menyuruh kita mencoba kamar barunya.” Kris mengulas senyum.
“eh?” Baek Hyun sedikit terkejut.
Kemudian datanglah yeoja paruh baya yang tadi menyambut Baek Hyun, kemudian menunduk hormat pada mereka. “Tuan Muda, silahkan ke kamar. Nyonya dan Tuan sudah  mengizinkan.”
Baek Hyun tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kalau menolak demi Kai, itu percuma saja karena semuanya berkumpul dirumah itu. kalau menerima, akankah Kai kembali kecewa karenanya. Baek Hyun menghela nafasnya perlahan. Mengikuti langkah yeoja dan Kris yang merangkul pinggangnya.
~D*M*C~
Dimalam yang sama.
Kai mondar mandir di dekat sebuah resto yang telah dijanjikan oleh Baek Hyun tadi pagi. Keluar masuk restoran itu, melihat apa dijalan ada Baek Hyun.
Jam 8 malam
Kai masih menunggu Baek Hyun. Tapi namja itu tak kunjung datang
Jam 9 malam
Kai semakin khawatir, terbersit pikiran bahwa Baek Hyun menemui kendala. Kemudian ia menelfon nomor Baek Hyun.
“Maaf, nomor yang anda tuju sedang diluar area.”
Kai menghela nafas. Mencoba menunggu dan bersabar. Siapa tau Baek Hyun sedang ada urusan sebentar.
Jam 10 malam
Kai benar-benar gelisah. Saat itu pegawai resto sudah membersihkan semua sudut dan bersiap menutup resto itu. kai mencoba menelfon Baek Hyun lagi
“Maaf, nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif. Silahkan tinggalkan pesan set__”
Ketika seorang pegawai resto itu keluar untuk membuang sampah. Kai  mencegahnya. “Apakah resto ini tidak bisa ditunda sejam lagi?”
“Maaf Tuan, ini sudah prosedur kami.”
Kai menghela nafasnya, sedikit kecewa. “Baiklah, tapi jangan usir saya saat  menunggu didepan sini.”
“Geure Tuan...”
Sampai 5 menit kemudian. Resto itu benar-benar tutup dan pastinya terkunci.
Jam 11 malam
Kai benar-benar kecewa, sangaat kecewa plus gelisah. Beginikah seorang Byun Baek Hyun mewujudkan janjinya. Sampai 3 jam lamanya namja itu tidak datang, tanpa memberinya alasan sedikit pun. Kai menatap sejenak ponselnya, masih tidak ada tanda dari Baek Hyun akan datang. Keputusan akhirnya ia ambil adalah pulang.
~D*M*C~
Keesokannya di sekolah.
Hampa... koridor itu hampa dilewatinya, walau pun disekitarnya banyak murid berlalu lalang.
PUK
Sebuah sentuhan lembut melayang dibahunya, saat Kai menoleh pada tangan itu. ternyata pemiliknya adalah Do Kyungsoo.
“Annyeonghasiminika Kai...” sambutnya memberi senyum yang sedikit imut, bagi Kai.
“Hmm.” Jawab Kai tanpa menoleh. Kemudian Kai berjalan lagi
Kyungsoo berlari hingga menghalangi langkahnya, “Kai...pagi secerah ini jangan lesu seperti ini..”
Ia berhenti, “Do Kyungsoo. kemanakah mata mu? Ini mendung ara.”
Kyungsoo menoleh, melihat langit yang benar dikatakan Kai. Ia mati kutu. Sementara Kai sudah meninggalkannya beberapa meter.
“Kim Jong In...” panggil Kyungsoo lagi.
“Apa lagi?” desis Kai kesal.
“Apa kau punya kekasih?”
“Tidak.”
“Lalu Baek Hyun itu apa? kenapa belakangan ini tidak bersamanya?”
“Dia sahabatku, dia sedang sibuk.”
“Kai...biarkan aku menjadi kekasihmu. Aku...menyukaimu.”
Kai menghela nafas, memejamkan matanya sejenak sembari memegangi dadanya.  Kemudian Kai menengok Kyungsoo, “Aku tidak akan menjawabnya sekarang tapi...aku beri kau kesempatan mengisi hatiku…mmmhh”
Kyungsoo langsung mengunci kalimat Kai dengan melumat bibirnya. Betapa menggemaskannya dia__bisik Kai sambil memeluk punggung Kyungsoo.
Dibalik tikungan koridor, seorang namja cantik meneteskan kristal beningnya melihat orang terkasihnya dicium namja lain seenaknya, apalagi ini disekolah. Ia meremas kuat kemeja seragamnya saking sakitnya melihat kejadian itu.
~D*M*C~
Dikelas 1A.
Kai meletakkan tasnya, ia masih tersenyum dengan perlakuan Kyungsoo yang ehem... ia menoleh ke bangku Baek Hyun. Oh, lagi-lagi dia belum datang__gumamnya dalam hati. Beberapa detik kemudian. Kai melihat namja itu sudah duduk disebelahnya dengan matanya yang sedikit sembam.
Namja itu menghela nafas, “Kai...mianhae, kemarin dinner kita terpaksa dibatalkan...”
“Hm,”
Jawaban singkat itu membuat namja itu semakin sakit. “Kai...mianhae jeogmal, aku tidak menepati janji.”
“Dan tidak memberi tau sedikit pun apa alasanmu padaku sampai aku menunggumu jam 11 malam.”
PLETAARR
Petir menyambar hati namja itu. merasa bersalah untuk kedua kalinya, kesalahan yang terulang lagi. Membuat namja bernama Kai itu kecewa lagi.
“Ceritakan apa yang terjadi, akan kudengarkan.” Balas Kai dari tadi tidak menoleh pada si namja cantik Baek Hyun. Kai menggeser kursi disebelahnya yang kosong. “Cepat duduk.”
Baek Hyun menurut, “Sebenarnya, tanpa ku sangka appa dan eomma mengajakku ke rumah sahabatnya untuk memenuhi kesepakatannya. Mungkin ini terasa menyakitkan bagimu, aku sebenarnya juga. Kesepakatan itu yakni menjodohkanku dengan anak keluarga terhormat Cina,  keluarga Wu…
JLEB! Itu pasti Kris__ralat hati Kai
…kami semua kerumahnya, dan ternyata itu adalah Kris Wu. Aku...aku dinner dengannya dan berbicara cukup serius sampai akhirnya dia menciumku...
JLEB AGAIN! Pastinya itu bibir, iya kan__
…setelah menciumku, aku masih memikirkan tentang dinner kita tapi...percuma aku protes karena aku..tidak ingin mengecewakan ajakan eomma dan appa ku. Mianhae Kai…”
Kai menelan ludahnya kasar, pikiran aneh pun muncul mengelilingi kepalanya. Apa Baek Hyun melakukan ini itu? bagaimana Baek Hyun merespon ciuman Kris? Bagaimana dan apa saja yang dilakukan Kris dan Baek Hyun saat berdua seperti itu ha? Apa jawabannya?
“Kau memaafkanku Kai chagi…?” akhirnya Baek Hyun bertanya.
Kai menatap manic mata Baek Hyun, kasihan juga kalau tidak diberi maaf. Pikirnya “ne, aku selalu memaafkanmu.”
Annyeong Baek Hyunnie sayang...ayo ikut aku…” sela namja gagah yang langsung menggandeng tangan Baek Hyun, itu Kris.
Baek Hyun berusaha melepaskan gandengan Kris, “Kris, lepaskan. Ini sekolah...”
Kris menyungging senyumnya, sebentar. Itu senyum nakal. Kris menarik tengkuk Baek Hyun dan menyerang leher namja itu dengan ciumannya. Hingga namja itu mendesah sakit. “Kita bolos saja daripada ditengah sini ada Kai.”
“Kris, aku...tidak suka membolos...” lirih Baek Hyun tanpa melihat wajah Kris.
Kai beranjak, menarik salahh satu tangan Baek Hyun yang tidak digandeng Kris. “Kris-shii, lepaskan Baek Hyun. Berikan dia kebebasan.”
Kris menggeser Baek Hyun agar dibelakang punggungnya. “Apa kau bilang? Kau ingat, kau habis menyentuh kulit Baek Hyun dan disini hanya aku yang boleh memegangnya.”
“Kris...” lirih Baek Hyun (lagi)
“Sekali lagi hanya AKU. Kau jangan menyentuhnya lagi. Dia milikku, dan kau takkan memiliki nya.” Kris meninju pelan bahu Kai.
Kai mengepal kuat, “Keterlaluan!” ucapnya tepat dimuka Kris. Kai memiringkan kepalanya, menatap tajam Baek Hyun. “Baek Hyun-ah, kenapa kau hanya diam  ketika Kris yang posesif? Kenapa kau tidak menegurnya seperti kau menegurku ketika aku posesif  ha?”
Baek Hyun menunduk, memutar bola matanya.
molla...”
“masihkah kau mencintaiku ha?” dan kata-kata Kai sukses membuat geram Kris didepannya.
ne saranghaeyo kai…”
Kris berdecak, “Ck, ayo Baek Hyunnie. Pergi dari sini.” Kris menarik paksa Baek Hyun agar mengikuti langkahnya.
Kai diam sejenak, memikirkan apa yang harus dilakukannya untuk Baek Hyun saat ini. sebuah akal muncul diotaknya. Saat itu pula Kai menyambar tasnya dan mengikuti pasanga KrisBaek dari jauh.
~D*M*C~
Disebuah taman bunga yang sepi.
Kai masih mengendap-endap mengikuti pasangan  itu. sesekali namja cantik itu berusaha memuaskan kenafsuan dari namja gagah itu. sesekali juga namja cantik itu terlihat terpaksa dan menyesal. Penyesalan itu jelas Kai tau untuk dirinya.
“Baek Hyunnie, kau ingin membahagiakan kedua orang tua kita?”
Baek Hyun mengangguk dan tersenyum  “Ne”
“Lalu sanggupkah kau mencintaiku dan melupakan Kai?” Kris dari tadi memegang tengkuk Baek Hyun, entah apa itu artinya. #authorgaktau
Baek Hyun menghembuskan nafas, berusaha setenang mungkin mengontrol emosinya. “mencintaimu itu bisa, haruskah aku melupakan sahabatku yang itu?”
“dia ingin merebutmu dari aku. Menjauhlah dari dia Baek Hyunnie.”
Dengan terpaksa, Baek Hyun harus mengangguk. Kris perlahan mendekatkan wajahnya, tangan satunya akan melakukan kegiatan nakalnya, membuka kancing kemeja seragam Baek Hyun.
“KRIS WU, KAU BERLEBIHAN! Dia sahabatku!”
Suara itu mengganggu kegiatannya, Kris beranjak dan menatap kesal namja itu.
“PERGI KAU DARI SINI. KAU PENGGANGGU!”
BUGH—
Kris memberinya pukulan, tapi itu belum berhasil membuat Kai tersungkur.
“Lepaskan dia Kris...jangan memaksa malaikat itu melayanimu...”
BUGH—
“Kris...jika kau mencintainya melebihi diriku..kumohon lepaskan dia. Biarkan dia memilih jalannya…”
BUGH—
“Kris, cukup…” seu Baek Hyun pelan...
Kai berlutut dikaki Kris, “Aku mencintainya, kembalikan dia untukku Kris... kau...sudah menyiksanya.”
Sayangnya, Kai terus berdiri dan berusaha meraih tangan Baek Hyun. Tidak jera dengan 3 kali pukulan yang mendarat diwajahnya.
BUGH—
“Bungkamlah mulut ularmu Kai!” tegas Kris lalu menarik Baek Hyun agar menjauh dari Kai.
“Kai...Kai…bertahanlah.” sebuah suara baru terdengar ditelinga Baek Hyun. Ia menengok kebelakang dan mengenal namja itu.
“Minggirlah Kyungsoo-ah, aku baik-baik saja...” Kai berusaha berdiri dan berjalan menghampiri Baek Hyun.
Kyungsoo menahannya dengan memeluk Kai dari belakang. “Kai! Jangan mengejarnya lagi…”
Kai terdiam,  mengerjap-erjapkan matanya. Mengakui benar kata Kyungsoo yang itu. jangan mengejarnya lagi. Lanjutannya, karena itu percuma. Baek Hyun sudah dipaksa orang tuanya untuk Kris. Hal yang mustahil juga jika ia bersikeras mengharap Baek Hyun lagi.
Getaran apa, gerangan apa yang menuntunnya berbalik dan memeluk sayang namja yang bernama Kyungsoo itu. Hangat dan erat, Kyungsoo tidak terlalu buruk dianggap sebagai pengganti Baek Hyun disisinya.
Baek Hyun menunduk, merenungkan apa yang dilakukan Kai bersama Kyungsoo tadi. Melakukan pelukan yang bukan sembarang pelukan.
“Kai, kau sudah melupakanku…” litih Baek Hyun tanpa sadar meneteskan air matanya.
**END**