FF BY REQUEST MARTHA C.
That One
Girl
---TT---
Author :
Vieyraamoimoi
Cast :
Park
Chanyeol ‘EXO’ ;
Martha Christina ;
Kim Seok Jin
‘BTS’
Genre :
Romance, Friendship, dsb.
Leght : Oneshoot
Seorang
murid baru terkenal setelah bandnya debut sedang dikejar-kejar oleh para murid
perempuan disekolah itu. lelaki itu berlari kebingungan mencari tempat aman
untuk bersembunyi. Tiba-tiba saja dia mendengar sesuatu,
“Ah!Aduh…kenapa
menabrak?!”
Rutuk
seorang murid perempuan yang tidak dikenalinya. Tanpa berkata apapun, lelaki
itu menggandengnya, membawanya ikut serta lari ke dalam kelas disampingnya.
Kebetulan kelas itu kosong,hanya ada beberapa tas tanpa pemiliknya.
“Siapa kau?
Menggandengku tanpa alasan! Apa k-kau___”
Lelaki itu
membungkam mulut perempuan itu dengan tangannya karena saat itu para murid
pengejar sedang berhenti sejak di balik pintunya. Setelah aman, barulah dia
hendak menjawabnya. “Jin. Namaku Kim Seok Jin.” Dia melepaskan bungkaman
perempuan itu dan pergi tanpa alasan padanya.
“Hey tunggu!
Kau sudah menabrakku. Harusnya kau juga tanya kan namaku siapa. Aku Martha hey!
Dan jelaskan juga kenapa membawaku ikut lari hey kau!” balas perempuan itu
percuma pada lelaki bernama Jin meskipun ia mengatakannya agak berteriak. Namun
sepertinya, Jin sibuk menghindari para penggemarnya dibanding dia.
ÞÞÜÜ
Martha
mengambil kesempatan memotret Jin dijam istirahat dari kejauhan disetiap sudut,
ia sendiri juga sempat heran atas perubahan sikapnya yang kemarin marah-marah
padanya sekarang malah memotretnya tanpa ijin. Ia tersenyum melihat Jin didalam
ponselnya, “Siapa suruh kau membuatku makin jatuh cinta.” Lalu ia tertawa kecil
sambil berusaha mendapat foto Jin yang jelas puas baginya. Tiba-tiba ia
terkejut melihat Jin menghilang dari pandangannya. Diedarkannya seluruh
pandangan disekelilingnya. “Ahhh sayang sekali~”
“Apanya yang
sayang sekali?” ia segera membalikkan badannya akan suara seksi dibelakangnya
itu. “Noona kenapa mengambil gambar seenaknya? Ini masih dikawasan sekolah kau
tau? katakan, agency mana yang menyuruh noona melakukan ini padaku. Akan
kutuntut perilakumu pada managerku.”
Martha
mengerutkan dahi, “Siapa kau sebut noona ha? Kau dan aku masih muda umurku tau.
dan satu lagi, aku ini murid disini bukan agency apapun oeh.”
“Bisa saja
kau penguntit bukan?”
“Aish!
Sembarangan saja kau ini. Sudah, aku ke kelas saja.” tiba-tiba pergelangan
tangannya dicekal oleh Jin. “K-kau…”
“Tidak semudah
itu. siapa namamu? Berapa yang kau minta?” tanya Jin memandangnya serius.
“Tidak mau.”
Martha memberi wajah acuhnya. “sudah, lepaskan saja aku dan masalah beres kan.”
“Ku tanya
siapa? Atau kau ingin terken__”
“Hey namja
baru terkenal lepaskan Martha!” potong seorang lelaki meneriaki dibelakang Jin
denan rambutnya berwarna merah kecokelatan bertubuh lebih tinggi darinya. Kini
lelaki itu menghampiri mereka berdua. “Eh kau jangan—“ lelaki itu terkejut
setelah melihat wajah Jin. “Kim Seok Jin? Oh, hahaha. Teman lama, apa kabar
dirimu? Kenapa pindah sekolah disini kau tidak memberitauku? Kau terlihat
semakin kaya.” Lalu lelaki itu meninju lengan Jin,cekalan ditangan Martha pun
dilepasnya.
“Hoh Park
Chan Yeol. Kau juga apa kabar. Kelihatannya kau sangat bertambah tinggi…”
Chanyeol
memberi kedipan pergilah pada Martha, namun Martha malah sibuk mengambil foto
saat Jin berbicara dengannya. “Ah iya, ini karna progam agencyku begitu ketat.
Kau tau sendiri permainannya seperti apa kan. hahaha” Chanyeol meraih tangan
Martha, “Sayang, sebaiknya kau sekarang pergi ke kelas duluan. Kau tau kami
sedang bicara kan sayang.”
Martha
melepaskan paksa raihan Chanyeol dan menatapnya acuh. “Ya aku tau.” kemudian
Martha pergi menjauhi Jin dan Chanyeol
“Kau masih
berpacaran dengannya? Oh iya maaf soal tadi, itu karna tidak tau namanya.” Jin
menggaruk kepala belakangnya.
Chanyeol
tertawa, “Jin, Jin. Tidak apa-apa,aku tau itu.” Chanyeol menghentikan tawanya
sejenak, “Soal dia, aku sudah putus dengannya. Tapi aku masih tetap sayang
dengannya,tidak tau kalau dia.” Chanyeol mengakhirinya dengan tertawa lagi.
“Tawamu
paksaan tuan Park.” Jin merangkul punggungnya, mengajaknya ikut bicara sambil
berjalan. “Kalian sama-sama over virus jadi kalau kau tetap sayang, menurutku
dia juga. Tapi boleh kutau penyebabnya?”
“Masalah
umum Jin. Dia tidak tahan menungguku tanpa kabar ketika aku bekerja keras
menyiapkan album comeback grupku.”
“Lalu kau
mengartikan dia sudah menemukan lelaki pengganti begitu?” Chanyeol sejenak
ternyuh, “Ah mian Chanyeol aku bukan bermaksud membuat luka baru.”
Chanyeol
meninju bahu Jin dan tertawa lepas, “Hahaha, itu mungkin saja Kim Seok Jin…”
Jin juga
ikut tertawa, “Bagaimana jika sekarang aku mentraktirmu dikantin, apa kau mau?”
ajak Jin dibalas Chanyeol dengan satu anggukan setuju dan mereka berjalan
bersama kekantin.
ÞÞÜÜ
“Martha,
jebal. Chakkamanyeo…”
Martha
berhenti, ia lelah setelah Chanyeol mengikutinya sejak ia keluar dari kelas.
“ck, mau apalagi. Aku buru-buru
Chanyeol.”
“Ayolah kita
bicara baik-baik. Aku butuh kepastian ulang darimu.” Pinta Chanyeol mengikuti
Martha yang agak menepi.
“Aku kan
sudah menjelaskanmu jauh sebelum kau kembali sekolah lagi. semua sudah jelas
yeollie…”
“Tidak, aku
tau alasannya bukan itu saja. pasti ada yang lain, aku bisa merasakannya. Apa
salahnya kau menceritakan juga padaku Mar…”
“Yeollie,
aku serius hanya karna itu saja. kalau pun ada yang lain, itu karna aku merasa
terbohongi oleh agencymu itu saja.”
Chanyeol
memukul keningnya sendiri, “Martha, aku yang merasakannya. Ada hal lain aku
yang merasakannya. Kau bilang kita berpisah kembali menjadi teman yang saling
mengisi dan percaya. Maka isilah jawabanku yang kosong itu Mar.”
“Aku
menyukai orang lain Yeollie, mianhae…”
Chanyeol
meraih dan menggenggam salah satu tangan Martha, “Apa ini semua tetap karena
aku vakum atas traine album comebackku? Siapa lelaki itu, jawab aku?”
Martha tau
jauh disana hati Chanyeol sedang terluka dan menangis, itu terpancar jelas dari
tatapan mata kepadanya. “Siapa lagi kalau bukan Jin yang debute dan mengisi
kekosongan hatiku saat kau tidak ada.”
“Kau…”
“Terimalah
keputusanku Chanyeollie, tapi tenanglah. Aku tidak membencimu, aku tetap bisa
menyayangimu sampai detik ini.”
“…padahal
aku berusaha dan tetap mencintaimu.”
Ditangkupnya
kedua pipi Chanyeol, “Ku harap kau tidak menjauhiku karena ini…sayang.”
Kemudian perempuan itu pergi begitu saja. diam disana, Chanyeol melihatnya
penuh kesakitan dan kesesakan. Tertegun menatap kemanakah sosok perempuan yang
dulu sangat mencintai dirinya setengah mati.
ÞÞÜÜ
Ini sudah
hari yang ke 24 Jin bersekolah sebagai entertainer dari band debutnya. Sejauh
ini akhirnya para penggemarnya tidak seover dulu. Jadi, kali ini dia berjalan
sendirian sepulang dari kantin tanpa gangguan kejaran fans disekolahnya.
“Eh—kau.”
Kejut seseorang hampir menabrak dari arah berlawanan, dia adalah Martha.
Jin memberi
senyum “Oh kau yang itu. kalau berjalan jangan melamunkan cowok saja. bahaya
tau. menabrak orang saja bisa fatal.”
Martha
terkekeh gemas sendiri “Kau…memperhatikanku yaahh?”
“Ahh kau,
sudahlah jangan besar kepala dulu.” Jin bersemu merah dan menggelengkan
kepalanya. Lalu memasukkan kedua tangannya kedalam saku kemudian berjalan
menjauh dari Martha.
Martha
kembali terkekeh, “Aku benar kan…oh ya, kau mau kemana? Kita bicara sebentar
bisa?”
“Mau ke
atap. Ya, bicara saja disana oke.”
Setelah
mereka berjalan bersama, langkah mereka pun sampai keatap sekolah sesuai ajakan
bersama. Bersandarlah mereka disalah satu sisi balkon diatap itu. “Kelihatannya
kau akan mengajakku ke topik penting. Benarkah seperti itu ,Martha?”
Martha
mengerutkan dahi, “Akhirnya kau tau juga namaku.” Dia tertawa kecil, “Jin…”
“Iya, itu
namaku.” Ungkapnya tersenyum lebar menatap hamparan didepannya.
“Kim Seok
Jin…” panggil sekali lagi pikirannya meragu untuk mengatakan apa yang sudah
direncanakannya sebelumnya.
“Itu nama
lengkapku.” Balas Jin tersenyum menampakkan gigi rapinya.
“Seok Jin…”
“Iya ada
apa. katakan saja…”
“Belakangan
ini aku sangat menyukaimu.” Martha agak menunduk ragu.
“Apa kau
katakan?” tanya Jin menatap Martha
“Aku sangat
menyukaimu, bisa kau balas perasaanku Jin…”
Jin
menapakkan tangannya ke bahu perempuan itu, menatap wajahnya lebih dalam lagi.
“Ada perubahan setelah aku mengajakmu bersembunyi disaat itu. aku sendiri
bingung ketika setiap mengingat kejadian itu. hatiku berdetak dan ada sesuatu
yang panas tapi manis mengejutkan jantungku. Aku pikir, saat itulah aku juga
menyukaimu.”
Tanpa
berkata lagi, jarak yang sangat dekat
membuat Martha gila dan cepat menghamburkan diri dalam pelukan Jin. “Aku senang
sekali, terima kasih Jin. Bisa kita memulai hubungan mulai sekarang?” ajaknya
setelah merenggangkan pelukannya dan menatap Jin penuh mohon.
Jin meraih
kedua tangan Martha, “Sekarang bukanlah waktu yang tepat Mar. peraturan
agencyku masih belum meloloskan para membernya berpacaran. Kau tau kami belum
lama debut.”
“Kita
pacaran backstreet saja. kau mau kan Jin?”
Jin menghela
nafas, “Itu sama saja. Maafkan aku, tapi percayalah aku juga menyukaimu. Jadi
kau jangan khawatir.” Jin meraih Martha kembali dalam pelukannya, ia bermaksud
ingin membuat perempuan itu tidak kecewa atas pernyataannya barusan.
ÞÞÜÜ
“…Relakan
saja dirinya Chanyeol, masih ada yeoja baik dan lebih baik lagi dari dirinya.
Yeoja tidak hanya satu saja didunia ini kau tau.” tutur Jin menemani Chanyeol
meluapkan emosi sore harinya disebuah jalanan sepi dipinggiran sungai samping
rumahnya.
“Ya aku tau,
semuanya pasti akan berkata seperti itu. tapi lihatlah semua usahaku dari nol
sampai aku meraih kesuksesan bandku. Tidak hebatkah saat aku diatas, aku tidak
mengurangi rasa cintaku meski diatas sana ada yeoja yang menggodaku menjadi
pacarnya.” Lagi-lagi Chanyeol mengerang, meledakkan emosi sepuasnya.
“Chanyeol,
aku bukan menyalahkanmu. Mengerti? jika kau ingin memperjuangkannya sekali
lagi. lakukanlah, itu belum terlambat. Lakukanlah Chanyeol, karena aku pasti
mendukungmu dan membantumu jika kau memerlukannya.”
Sejenak,
Chanyeol menatap Jin penuh makna. Jin sulit mengartikannya, mungkinkah Chanyeol
mengirimkan telepati misterius yang tidak bisa diungkapkan dengan bibirnya.
Yang pasti Jin harus memberikan teman lamanya itu semangat baru.
“Masih
mencintainya bukan? Kejar saja dia, apalagi kau bilang dia belum berpacaran
dengan lelaki idamannya itu.”
“Tapi dia
mengatakan sebaliknya…” Chanyeol semakin membungkukkan badannya.
Jin
mencengkram bahu Chanyeol, “Sudah, kejar saja dia. Aku akan membantumu. Kau
jangan khawatir usahamu akan gagal. Semangat! Park Chanyeol…”
ÞÞÜÜ
Ada kalanya
kita harus melepaskan apa yang kita sukai. Itulah ungkapan yang tepat untuk
kedilemaanperasaan Jin saat ini. setelah berpikir panjang, dirinya memutuskan
untuk membantu menyatukan lagi perasaan mereka. Jin melihat sekotak kado kecil
yang ada diatas meja kamarnya.
Jin ingat,
sebenarnya kado itu akan diberikan darinya untuk perempuan itu sehari setelah
mereka resmi saling menyatakan suka satu sama lain. Namun, malam harinya tidak
disangka Chanyeol membicarakan dirinya lewat ungkapan emosinya terhadap
keputusan Martha yang meninggalkannya.
Jin sudah
bulat tekad, tidak akan meminta perasaannya kembali untuk kedua kalinya.
Biarkan dirinya berusaha menyatukan hati yang terpisah karena dirinya. Jin
membuka kado itu dan mengganti memo didalamnya dengan memo baru yang akan
ditulisnya. ‘kuberikan ini dengan sepenuh hati. Kuharap kau memaafkanku dan
menerimaku kembali dalam cinta. Salam Park untuk Martha…’ lalu Jin memasukkannya
dan berharap kado yang berisikan jam tangan ini akan berpengaruh baik untuk
Chanyeol.
ÞÞÜÜ
Jin terkejut
mendengar ponselnya berdering nada panggilan. Lalu diangkatnya panggilan itu.
“Yeoboseoyo?”
#”YAAA
JIIINNN, DIAA MENCIUMKUUUU”
Jin reflek
menjauhkan ponselnya dari telinganya akibat teriakan itu. “Iya iya sabar saja
Park, kau membuat telingaku hampir tuli. Ceritakan kenapa dia bisa menciummu?”
#”Dia datang
padaku dan mempamerkan jam tangan barunya. Bagus sekali. Dia mengatakan terima
kasih dan memanggilku Chanyeol sayang. Setelah itu dia menciumku tanpa ijin.
Aku senang sekali Jinnnn!! Ah, semua ini pasti idemu.”
Jin tertawa
pahit, “Baguslah dia merespon baik, akhirnya berjalan sesuai rencanaku.
Bagaimana Park, kau bangga dengan hasilku?”
#”Sangatt
Jin!! Terima kasih. Aku benar-benar seperti baru terlahir menjadi malaikat
setelah diciumnya tadi. Ahh~tau saja dia kalau aku merindukan ciumannya itu.
Tapi Jin, harga jam tangan bunga itu berapa? Aku kan harus menebusnya.”
“Bayar saja empatratus
ribu won. Bersyukurlah kukorting 5ribu won”
#”Oke oke,
setelah ini kau akan melihat rekeningmu bertambah. Yang pasti terima kasih,
ternyata kau tidak salah memilih jam bermodel bunga krisan seperti itu, indah
sekali…”
“Ya ya
sudahlah. Cepat transfer saja uangnya.” Jin menutup panggilannya yang diakhiri
dengan tawanya seorang diri. “Kerasukan apa perempuan itu mencium Chanyeol.
Hahaha,hebat-hebat-hebat…”
ÞÞÜÜ
Chanyeol
sedang bersama dengan perempuan yang belakangan ini membuatnya tersenyum, mereka
berdua menikmati angin sejuk dibalkon atap sekolah. “Maaf ya Mar, aku tidak
bisa menemanimu les musik.”
“Tidak
apa-apa, tapi bolehkah aku minta gantinya?”
Chanyeol
mengangkat alis dan tersenyum tipis, “Tentu, sebutkan saja.”
“Traktir aku
makan nanti malam, ne?” Martha menggenggam salah satu tangan Chanyeol dengan
memohon.
Chanyeol
berpikir untuk sesaat, “Ajak saja Jin bagaimana? Sepertinya aku---“
“Aku mau
mengajakmu saja yeollie, tidak dengan yang lain.” Perempuan itu memanyunkan
bibirnya.
Chanyeol
menertawakannya, “Baik-baik-baik, kita berdua. Tapi, jangan marah. Malam ini
aku ada jadwal latihan bass. Daripada aku terlambat, dan kau lama menungguku.
Kita batalkan saja untuk malam hari lain.”
“Tidak mau,
aku tetap menunggumu ditempat hangout biasanya. Datang saja selama cafenya
belum tutup, aku tetap ada disana oke.”
Chanyeol
mengusap-usap ujung kepala Martha, “terserah kau saja. aku akan berusaha datang
untukmu. Aku ke kelas duluan oke.” Pamit Chanyeol lalu meninggalkannya dengan
tenang. sementara Martha hanya membalas anggukan berat pada Chanyeol yang
perlahan hilang.
Martha
kembali menatap hamparan didepannya, tidak ada yang menarik. Hanya saja mungkin
dia terbawa akan angin tenang yang menyejukkan. Tidak memperdulikan apapun,
tangannya terbentang seolah-olah ingin menyatu dengan angin disekelilingnya.
“Hey
perempuan, sayangnya kau berada dibalkon. Bukan dikapal mewah.”
Martha yang
terkejut langsung berbalik dan menurunkan tangannya keposisi normal. “Jin,
merusak suasana saja.” lalu Martha tertawa.
Jin mendekat
sambil tertawa, “Kalau begitu aku turun saja.” namun Martha mencegahnya sambil
menertawakan sikap Jin barusan.
“Sepertinya
kau sedang berbunga-bunga dan sedikit kecewa disaat yang bersamaan. Apakah ini
semua karena aku atau…Chanyeol. Hahaha.”
“Aish. Kalau
tidak mau menghibur ya jangan menyindirku. Aku masih tetap menyukaimu,tenang
saja.”
Jin sejenak
terdiam, lebih tepatnya tidak ingin membalasnya lebih jauh.
Martha
menghadapkan badannya ke Jin lebih dekat, “Oh ya Jin, bisakah kau ikut
menemaniku nanti malam menunggu Chanyeol datang ditempat biasanya?”
“Datang
ditempat biasanya?” tanya Jin tanpa ekspresi.
Martha
memutar pandangannya, lalu tertawa.”Aku sampai lupa kalau kita belum lama
berteman. Itu dicafe Young, tidak jauh dari sini.”
Jin tertawa
hambar “Ouh café sepi yang terkenal itu. kru dan member bandku sering
membicarakan tempat itu.” ketika Martha hendak mengucapkan sesuatu, Jin
langsung teringat. “Aku akan menjemputmu. Daripada kau berangkat sendiri, kau
tidak akan aman dan merasa istimewa ketika sampai disana.”
“Maksudnya?”
ÞÞÜÜ
“Halo
Chanyeol, kau tidak sibuk kan?”
#”Tentu saja
teman lama, apa yang kau ingin kau tanyakan.”
Jin
bersandar dimotor hitam kesayangannya itu, “Kau benar-benar tidak menolak
ajakan yeoja itu kan?”
#”Ya benar,
apa kau memikirkan rencana yang sama denganku.”
Jin menghela
nafas lega. “Syukurlah. Tapi kau benar. Aku memikirkan sebuah kejutan baru.”
#”Woah~terima
kasih…ceritakan apa tugasku sekarang.”
“Motormu dan
motorku ukurannya sama. Aku akan mengecohnya dengan sosok dirimu yang
menggoncengnya. Terserah kau mau kerumahku dulu pakai motor atau mobilku. Yang
penting kita sama-sama menjemputnya, tapi akan kusuruh dia memakai penutup mata
sampai tiba dicafe Young. Sampai sini kau paham?”
#”Lanjutkan
komandan.”
“Nah, kalau
dia mengajakmu bicara saat dijalan. Abaikan saja dia. Pokoknya dia hanya bisa
bertanya ketika tiba dicafe menggunakan suaraku. Jadi, dia tidak akan pernah
berpikir kalau kau datang menggantikanku.”
#”Ah Jin,
aku ingin memberinya kejutan ratusan lilin dan buket bunga violet kesukaannya.
Bisakah itu kita masukkan dalam rencana?”
“Sangat
bisa. Sementara itu, biarkan aku yang menghidupkan semua lilin perintahmu. Kau
akan berhasil selangkah lagi.”
#”Siap
komandan laksanakan.”
ÞÞÜÜ
“Wah, hebat
sekali kau menjemputku dengan motor Jin.” Ungkap keheranannya melihat tampilan
Jin setelah masuk ke gerbang dan berhenti didepan terasnya.
Jin memarkirkan
motornya sejenak, “Hm, sekarang pejamkan matamu.”
“Kenapa?”
Jin
tersenyum, “Mau pakai property atau pejamkan mata secara simpel?”
“Tutup mata
saja.” jawab Martha cepat mengelak. Jin tersenyum lega dan dari jauh, Jin
memberi tanda pada Chanyeol agar naikilah motornya. Sebenarnya bukan motornya,
tapi motor Chanyeol yang sudah ditukar sebelumnya. Dengan mata terpejam itu,
perempuan itu menaiki motor tersebut.
“Pegang dan
peluk aku jika kau tidak ingin menyesal karena kecelakaan.” Pinta Jin menyuruh
Martha agar melaksanakan perintahnya. Bukan dengan badan Jin, melainkan
melakukannya dengan tubuh Chanyeol yang siap menjadi pengemudi motor bagi
perempuan ini.
“Jangan
menjawab apapun.” Peringat Jin pada Chanyeol dengan isyarat tangan dan ucapan
tanpa suara. Chanyeol mengangguk patuh,kemudian motor itu melaju dengan diikuti
motor Jin dari belakang.
Martha
merasakan sesuatu hal aneh, “tubuhnya seperti Chanyeol”pikirnya dalam hati.
“Eh,wangi parfumnya juga mirip Chanyeol.”kejutnya dalam hati. “dudukan motornya
juga sama.”pikirnya sekali lagi dalam hati. “Jin, boleh ku buka mataku? Aku mau
bertanya sejak kapan kau memakai parfumnya Chanyeol?” tanya Martha mengeraskan
suaranya saat perjalanan sudah ditengah jalan raya. Namun Martha tidak mendapat
jawaban apa-apa darinya.
Ketika
kendaraan tersebut tiba mengantar Martha dan Chanyeol dicafe Young, Jin mulai
cepat-cepat berada disisi Martha, “Belum saatnya membuka mata, tunggu sebentar
saja oke.” Jin membantunya turun dari motor Chanyeol itu lalu menuntunnya masuk
kedalam café. Lalu, kemanakah Chanyeol? Chanyeol sedang mempersiapkan mental
didekat meja khusus yang sudah dipesannya dengan paket romantis.
“Aku
kebelakang sebentar. Kau bisa membuka matamu Martha.” Ujar Jin berjalan cepat
menjauh dari tempat Martha berdiri saat itu. akhirnya, sang target terkesima
melihat ratusan lilin menyala sempurna dipinggir-pinggir café yang membuat
pencahayaannya menjadi sumber penerangan diruangan itu. alunan music klasik
sekarang juga ikut meramaikan suasana dimalam itu, target melangkah perlahan
dengan terpesona. Dan seorang namja tinggi berambut cokelat berponi yang
membawa sebuket bunga violet itu menambah perasaan target semakin terpesona
mendekatinya.
“Martha. Maafkan aku telah membuatmu lama menungguku
dan berpaling dariku. Aku harap kau terima kata maaf yang sangat sepenuh hati
ini. Dan, ini. aku membawakan bunga kesukaanmu.” Ungkap Chanyeol memberikan
buket bunga itu pada Martha. Martha menerimanya dengan senyumnya yang bahagia.
“Jadi
bisakah kita tidak saling berjauhan dan membenci. Izinkan aku memperbaiki
kesalahanku dengan, terimalah aku kembali dalam cinta.” Chanyeol seakan memberi
jeda, “Jika iya, maka peluklah aku, jika menolak, maka duduklah. Apapun
jawabannya, aku akan menerimanya jadi tenang saja.”
Martha
terlihat jelas sekali malu-malu, ia mengalihkan sikap salah tingkahnya itu
dengan mencium wangi bunga violet yang ada ditangannya itu. lalu, ia tersenyum
menatap Chanyeol yang lebih tinggi dari dirinya. Penuh makna, namun akhirnya ia
memutuskan memeluk Chanyeol dengan hangat. Chanyeol pun membalasnya dengan hal
yang sama, tetapi lebih erat lagi.
“Sayang…”
Chanyeol merenggangkan pelukannya, “Aku akan berkata jujur padamu. Ini semua
adalah ide dari Jin. Jadi, kita wajib berterimakasih padanya yang membuat cinta
diantara kita. Menjadi hidup kembali.”
Jin tertawa
terbahak-bahak dari sudut bar café itu, “Ya kau. Park Chanyeol. Jangan
membuatku terpojok dan cemburu,mengerti. sudah!kalian lanjutkan saja
kemesraannya.” Ungkap Jin sambil berjalan ke pintu keluar.
Chanyeol
tertawa padanya. “Kalau iri bilang saja!” ia tertawa lagi.
Jin
tersenyum dislike, “Aish…aku akan lebih mesra dari kalian suatu saat nanti.
Lihat pembalasanku Park!”
END
---TT---