Rabu, 22 Mei 2013

[FF] Special Leader – OneShoot – SuHun


MEI 21, 2013 . VieyRaaMoimoi . ShortFic . Su Ho – Se Hun . SuHun . T


Fan Fiction Yaoi (Special Su Ho’s Birthday)
Tittle : Special Leader
Length : Short Fic
Author : VieyRaaMoimoi
Genre : Drama, Romance, Little humor
Rate : T
Main Cast :
–Su Ho
–Se Hun
–Tao
–Kris
–Park Chanyeol
Other Support :
* Ryu Gak (OC)
* Choi Family’s and Other’s
Disclaimer : EXO member’s punya eomma appa-nya, SM agency, dan Tuhannya. Ini fiktif, tidak menyangkut sama sifat asli tokohnya.
© Copyright : natural from my mind, my brain, my imagination
WARNING : BOYS LOVE. Bocah AWAS! Don’t copy for rename of share or choose go to HELL for Long time.


Author POV
Tuan Choi Min mempersilahkan para tamunya untuk menyantap hidangan didepannya. Beserta kerabat-kerabatnya ia juga mengundang Su Ho, Se Hun, dan Tao dalam jamuan makan di malam itu.
“Bagaimana dengan masakan koki andalan kami?” Tanya Tuan Choi Min membuka suara kearah 3 tamu istimewanya itu.
Su Ho meletakkan sendok garpunya, “Hidangan dihadapan kami sungguh luar biasa.” Jawab Su Ho dengan menambah senyuman.
“Benar Tuan Choi, kami bertiga sangat terhormat mendapat jamuan sempurna seperti ini.” tambah Tao juga tersenyum.
“Sempurna dan luar biasa Tuan Choi. Seperti hidangan kelas dunia.” Kata Se Hun sedikit tidak jelas karena masih ada makanan dimulutnya.
Su Ho yang disebelahnya cepat menginjak sepatu Se Hun, sementara Tao pura-pura menggaruk pahanya yang sebenarnya sedang mencubit paha Se Hun. Jelas saja mereka melakukan ini pada Se Hun yang berkelakuan tidak sopan pada orang terpandang di Korea.
“Ah kalian ini…” lirih Se Hun pada dua orang yang mengapitnya.
“Jangan sungkan, habiskan saja sepuas kalian. Tuan Choi Min masih punya hidangan kejutan untuk kalian.” Ujar Nyonya Choi pada mereka.
Su Ho tersenyum malu, “Tidak perlu merepotkan Nyonya dan Tuan sekalian. Yang ini sudah cukup.”
Tuan Choi mendehem, “Jangan menolak jamuan dirumahku.” Namja itu menoleh pada namja yang setia berdiri disampingnya, “Ryu Gak, panggilkan koki untuk hidangan selanjutnya.”
Namja bernama Ryu Gak itu mengangguk hormat, “Geure sajang-nim.”
“Tuan Choi Min yang terkenal nan terhormat, kami merasa merepotkan Tuan.” Balas Se Hun mengulang kesalahannya.
“Se Hun.” Peringat Tao dan Su Ho.
Tuan Choi tertawa kecil, “Tao, Su Ho, maklumi saja..” ia meneguk sebentar birnya, “Oh Se Hun, saya tidak merasa direpotkan karena saya lah yang mengundang kalian bertiga kesini. Anggap rumah sendiri atau restoran. Ne?”
“Arrasso Tuan Choi…”
Tampillah namja-namja berseragam koki membawa hidangan yang masih ditudungi diatas meja troli. Membuat penasaran tamu dan kerabat Tuan Choi, terutama Se Hun yang terlihat paling bersemangat ingin menghabiskannya.
“Silahkan menikmatinya Tuan, Nyonya. Permisi.” Pamit namja-namja itu dengan tunduk hormatnya setelah meletakkan hidangannya.
“Silahkan ambil sepuasnya. Usahakan kalian pulang dengan kenyang.” Ucap Tuan Choi Min agak keras. Ia melihat puas tamu-tamunya antusias menyantap jamuannya malam ini. pandangannya terhenti ketika melihat Su Ho yang tidak ikut mengambil hidangan kejutannya itu.
“Su Ho, kenapa tidak mengambilnya? Bukankah ini hidangan yang kau sukai sejak kecil. Tenang saja, ini hanya discover sedikit berbeda. Rasanya tetap seenak yang dulu.”
“Nanti saya ambil Tuan. Tuan, anda ingin membicarakan apa pada kami bertiga dan para tamu?”
Tuan Choi menepuk keningnya, “Sampai terlupa saking terbawanya hidangan enak ini...” ia meneguk bir baru digelas mininya. “Ryu Gak, tolong keluarkan dokumen itu.” Serentak itu pula, kerabat lainnya menghentikan kesibukan makan mereka.
Namja yang disuruhnya tadi kembali ke samping tuannya dengan membawa map hitam kepadanya.
“Saya akan melakukan perjalanan bisnis ke Kanada dalam waktu yang lama. Karena perusahaan induk bersama dengan cabang-cabangnya di Korea, Jepang, dan China akan saya alihkan sementara waktu kepada orang kepercayaan baru saya. Saya akan melimpahkan kepemimpinannya padanya apapun kemauannya. Kalian jangan ada yang meragukannya, semua tau bagaimana mata saya menyeleksi orang professional disekitar saya?”
Tuan Choi menjeda dengan meminum beberapa teguk. Semua mengangguk pembenaran.
“Maka, atas seluruh mata yang bersaksi diruangan ini. sambutlah orang kepercayaan yang akan memimpin perusahaan saya, perusahaan kita semua. Su Ho, silahkan tanda tangani dokumen ini. kau bersedia menjalaninya?” sambil Tuan Choi menyerahkan map hitam itu pada Su Ho.
Su Ho mengangguk yakin, lalu menandatangani kertas-kertas dokumen itu. “Dengan segenap pengabdianku, saya bersedia menjalaninya. Menjaga, memimpin, memajukan bisnis perusahaan induk beserta cabang-cabangnya.”
“Beri oplous pada Su Ho si Kim Joon Myeon dari Korea.”
Semua berdiri sembari bertepuk tangan meriah dan tersenyum merdeka atas penobatan pemimpin baru di perusahaan milik Tuan Choi Min itu. tanpa disadari seluruh manusia dilapisan itu, ada yang mengumpat hebat atas penobatan itu.
“Hyung, hyung, chukkae. Berapa bulan kau memimpinnya?” Senggol Se Hun masih bertepuk tangan.
“Gamsahamnida, dalam dokumennya sih bertulis 27 bulan.”
“Chukkae Su Ho hyung, kami senang mendengarnya.” Ungkap Tao menepuk bahu Su Ho.
“Gamsahamnida Tao.” Balasnya dengan senyum lembut.
>>>
Tao meminta ijin pada Su Ho dan Se Hun agar meninggalkannya duluan dengan alasan menghadiri pembukaan kedai milik teman lamanya. Namun sebenarnya, itu hanya alasan bohong. Tao segera memasuki mobilnya, tidak lupa untuk menelpon seseorang yang direncakannya sejak tadi.
“Gege, ternyata Tuan itu memberikannya pada namja tengil itu.”
“APA! bagaimana bisa terjadi”
“entahlah, awalnya namja itu bertanya ingin membicarakan apa pada kami”
“perjanjiannya bagaimana? Bisa kau sebutkan?”
“kudengar dokumen itu berlaku 27 bulan ke depan”
“lalu?”
“semua perusahaannya baik induk sampai di Korea, Jepang dan China ada ditangan namja itu”
 “ckckckck, nanti akan ku hubungi lagi. Namja tengil itu bisa-bisanya menegaskan wajah topengnya itu”
“Hmm.”
Tao mulai menstarter mobilnya. Melaju dengan kecepatan cukup tinggi karena kekesalannya dimalam ini. “Namja tengil, akan ku rebut jabatanmu dan seluruhnya sampai habis!!!” rutuknya dengan memukul setir mobilnya.
>>>
“Se Hun, kita mampir sebentar ke resto Dong Jae.” Ajak Su Ho tanpa menoleh.
“Untuk apa hyung?”
“Aku ada janji mendadak dengan teman trainee-ku.”
“Siapa dia? Apa dia si keriting kuning gay itu?”
PLETAK
“Awww”
“Hush! Jaga bicaramu. Kau ingat kelakuan berulang kali yang tidak sopan pada Tuan Choi.”
“Jangan ingatkan yang itu hyung. Maklumi saja, namanya maknae.”
“Oeh, bukan berarti maknae bebas dimaklumi. Jawab, apa salahmu tadi.” Su Ho menatapnya tajam
“Baik, baik, arrasso. Tadi aku bicara pada Tuan Choi saat mulutku masih mengunyah.”
PLETAK
“Aigo hyung---- gemar sekali sih menjitak kepalaku!” Se Hun kesal dan menghadap kaca membelakangi Su Ho.
Su Ho tertawa geli, “Makanya jangan membuatku geregetan pada kepalamu.”
“Sudah sudah hyung jangan seperti anak  kecil. Ingat, mulai sekarang kau sudah jadi presdir manager semua perusahaan Tuan Choi.”
PLETAK
“Aduhh hyung! Bendera putih…” sembari mem’V’ kan dua jari tangannya.
Su Ho mendesis, “Kau hampir membuatku hilang konsentrasi menyetir.”
Se Hun memilih diam dan sibuk memandangi kaca disampingnya. Sampai pada pemberhentian lampu merah di perempatan besar, Se Hun terkejut dengan mobil didepannya kirinya.
“Hyung, bukankah itu mobilnya Tao?” ujarnya dengan menunjuk kaca arah mobil itu.
Mata Su Ho terbelalak, “Eh, iya. Bukannya dia ingin mendatangi kedai temannya yang diarah Timur rumah Tuan Choi.”
Se Hun mengangkat bahu, “Molla, tapi timur kan arahnya berlawanan dari kita.”
“Ah, biarlah, mungkin dia berubah pikiran.”
Se Hun menatapi kaca mobil yang dipandanginya. Terlihat sang pengemudi sedang kesal memukul-mukul bundaran kemudinya.
“Hyung… apa sebaiknya kita ikuti saja? feelingku bilang dia ada apa-apanya.”
Ketika tangan Su Ho terulur ke arahnya, “Jangan dijitak!” protes Se Hun, tapi ternyata Su Ho malah terkikik dan mengusap puncak kepalanya. “Maknae jangan negative thinking ya…”
“Ta..tapi hyung feelingku selalu ben__”
“Sssstt… diam atau ku cium sampai sesak nafas.” Su Ho tertawa nakalnya. Ia kembali ke media kemudinya.
Se Hun terperanjat dengan mengangkat alisnya, “Aish…hyung kejam.”
>>>
Sesampainya Se Hun dan Su Ho di restoran bernama Jong Dae Resto. Su Ho langsung menggandeng Se Hun tanpa aba-aba terlebih dahulu. Ia membawa Se Hun ke tempat duduk yang ditempati oleh namja berambut keriting.
“Hai, ada Baekki loh.” Sambut Su Ho dengan mengawali menggoda teman trainee-nya itu.
“Mana!” namja itu langsung berdiri. Dan pandangannya berganti tajam tatkala menemui Su Ho yang sudah terkekeh geli melihat kelakuannya.
PUK
Namja itu menepuk bahu Su Ho “Aish, kau ini gemar sekali mengerjaiku oeh. Duduklah.”
Tanpa disuruh pun, Su Ho dan Se Hun sudah mendaratkan tubuh mereka untuk duduk.
Su Ho kembali menahan tawanya, “Ekspresimu terlalu menghiburku Park Chanyeol.” Tawanya kini terlepas, beberapa mata bahkan melihat namja ini dengan heran.
“Hyung, kau tidak malu apa. orang-orang itu melihat kita ppabo.” Bisik Se Hun padanya.
“Siapa dia? lumayan cantik seperti Baekki.”
Su Ho mendehem, mengatur tenggorokannya agar berhenti tertawa, “Dia Oh Se Hun, partnerku.”
Chanyeol memajukan badannya dan memandangi Se Hun, “Ah, yang benar saja dia partnermu, partner dalam percintaan. Benarkan?”
Su Ho terbatuk, yang Se Hun justru tenang dan tersenyum pada Chanyeol,  “Bukan begitu hyung, aku ini partnernya Su Ho hyung sejak kuliah. Kami bekerja disatu perusahaan kecil. Tapi sekarang kami bekerja diperusahaan super besar. Tepatnya mulai besok. Kau mengenal Tuan Choi Min yang kaya raya itu kan? Dialah yang mengangkat Su Ho sebagai presdir dan manager perusahaan Tuan Choi, baik perusahaan induk maupun perusahaan cabang di Korea, Jepang, dan China.” Ungkap Se Hun panjang lebar seperti kereta, ungkapan itu juga membuat Chanyeol dan Su Ho mematung seperti mendengar sebuah dongeng.
Chanyeol menggeleng-geleng, lalu berpaling ke arah Su Ho, “Chukkae Su Ho. Kau sangat daebak bisa dipercayai Tuan Choi. Aku saja yang mengenalnya sejak bertahun-tahun tidak pernah diliriknya sebagai orang kepercayaannya.”
“Gamsahamnida, sebenarnya kau terlalu berlebihan memujiku.”
PIP PIP PIP PIP PIP
Semua pengunjung di restoran itu berdiri. Chanyeol yang paling terkejut mendengar alarm itu. “Alarm mobil siapa itu?” tanya Chanyeol. Su Ho masih berpikir keras, sementara Se Hun memutar bola matanya.
Se Hun menoleh Su Ho, “A, Hyung, bukankah itu alarm mobilmu?”
Su Ho terperanjat hebat seakan tersengat listrik, tanpa menjawab pertanyaan baik Chanyeol maupun Se Hun. Su Ho lari terburu-buru keluar restoran itu. Se Hun dan Chanyeol mengikutinya dengan setengah berlari.
“OEH JANGAN SENTUH MOBILKU.” Bentak Su Ho kesetanan dan hampir mengeluarkan batu disakunya (?) itu adalah batu keselamatan yang dimilikinya sejak kecil. Wajar ia membawanya setiap kemana pun.
Disusul dengan kemunculan Chanyeol dan Se Hun. Se Hun mencurigai jelas dua namja yang berjalan setengah ketakutan menjauhi mobil hyungnya.
“hyung, hyung, bukankah itu Tao dan namja China-Kanada yang pernah kita temui?” duga Se Hun.
“Ck, mana mungkin itu dia. Rasanya mustahil.”
“aduh hyung, perhatikan jam couple yang mereka pakai, juga sepatunya namja berwarna putih. Itukan yang dipakai Tao tadi dimalam jamuan Tuan Choi.”
Su Ho semakin tidak percaya, ia berjalan sedikit mendekati dua namja yang berlari itu agar jelas dipandangannya. Ia menoleh ke belakang sejenak, kemudian kembali ke temannya itu. “Se Hun-ah, kau benar. Itu Tao, yang satunya lagi adalah Kris.”
“Brengsek, si China itu kenapa ke Korea lagi!” rutuk Chanyeol ikut geram dengan kejadian itu.
“Benar Chanyeol hyung, aku tidak percaya itu dia. Apalagi Su Ho hyung. Pasti merasa shock…” balas Se Hun selagi mengelus-elus bahu Su Ho.
“Tao, sebenarnya apa yang kau inginkan.” Lirih Su Ho masih tak percaya dengan dua namja yang hampir membawa kabur mobilnya itu.
>>>
“Kris Ge, kita berhenti dulu…”
Tao menyandarkan diri dengan nafasnya yang masih berantakan setelah ia dan Kris berlari jauh dari lokasi Jong Dae Resto. “Gege, kenapa kita ketahuan lagi…? Sudah kedua kalinya, kita gagal.” Keluhnya
“Maaf kan aku chagiya. Masih ada kesempatan selanjutnya untuk mencoba. Pasti bisa berhasil.” Kris mengusap puncak kepala namja itu.
Tao  menepis tangan Kris yang mengusap kepalanya, “Ah gege, selalu saja berkata itu. sudah ratusan kali kau mengulangnya tapi apa? akhirnya kita gagal juga.”
Kris mencium pipi Tao, “Sudah ku bilang pasti bisa berhasil. Jangan berputus asa sebelum kita benar-benar kalah.”
“Cih, itu omong kosong…”
Kris menghela nafas, tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk menyemangati kekasihnya itu. “Besok adalah hari pertama namja tengil itu bekerja diperusahaan. Bagaimana jika kita mempersulitnya.”
“Maksudnya?”
“Hari pertama pasti dikenang, apalagi namja itu dijabatannya yang tinggi. Pastilah karyawan perusahaan akan melakukan perayaan. Saat itu juga, kita persulit dia dengan mencuri miliknya satu persatu termasuk partnernya itu.”
Tao tersenyum licik, “Cukup cemerlang juga.” Ia memberi jeda, “Partner yang kau maksud itu Se Hun?”
“Benar, dan aku akan mengirimkan pemain figuran dalam perusahaannya. Besok pasti akan penuh kejutan untuk namja itu.” Kris mengakhiri kalimatnya dengan tawanya yang licik
>>>
Seperti biasanya, Su Ho dan Se Hun berangkat bersama ketika mereka bekerja. Dahulu perasaan Su Ho ketika bekerja disini tidak ada yang special. Tapi untuk sekarang, suasana berubah sangat special. Dari ujung pagar hingga pintu perusahaannya terdapat karangan bunga berisikan ucapan untuk dirinya.
Tampak sudah penyambutan dari seluruh karyawan yang bersiap hormat kepadanya. Ketika ia dan Se Hun berhenti di pintu utama. Seseorang karyawannya membukakan pintu mobilnya, satu karyawannya lagi membantu membawa mobilnya untuk diparkirkan.
“Selamat datang Presdir Su Ho dan wakil Presdir Oh Se Hun.”
Betapa Su Ho merasakan suasana terhormat didepan matanya. Sekilah ia menengok namja disebelahnya sedang terbinar ceria diwajahnya.
“Terima kasih semuanya.” Ucap Su Ho sambil menunduk hormat pada semuanya.
Kemudian ia dan Se Hun memasuki perusahaan yang menjadi miliknya kini. Terjajar rapi seluruh karyawannya yang tertunduk secara bergantian begitu kakinya dilangkahkan melewati satu persatu karyawan itu.
Su Ho berbalik ketika ia telah sampai diruangan yang kemarin masih ditempati Tuan Choi Min. “Terima kasih atas penyambutannya dan selamat kembali bekerja.”
“baik Presdir Su Ho.”
“Presdir, didalam ada kotak hadiah untuk presdir.” Ungkap namja paling ujung didekat pintu ruangannya.
“Arrasso, terima kasih…” ia berusaha membaca tag nama di jas namja itu, “…Zhang Yi Xing.” Su Ho sedikit berpikir, “Apa kau karyawan baru diperusahaanku? Sejak kapan”
“Benar presdir, sejak seminggu yang lalu.” Jawab namja manis itu.
“hyung__” bisik Se Hun karena merasa dicueki akan pembicaraan Su Ho dengan karyawannya yang manis itu.
“Masuklah duluan.” Kemudian Se Hun mendorong pintu ruangan itu dan masuk, “Selamat bekerja diperusahaan kami. Mohon kerja samanya.”
“Baik presdir,terima kasih atas waktu luangnya menyempatkan berbicara dengan saya. Permisi.” Lay pamit dengan membungkuk hormatnya pada Su Ho.
>>>
Tap tap tap
“Namja yang tadi itu lumayan cantik.”
Se Hun yang mendengarnya langsung terbatuk, “Karyawan yang tadi maksud hyung?”
“Eh? Kau mendengarku?” Su Ho berjalan menuju mejanya. Dimeja itu sampai disediakan keranjang troly yang mengangkut banyak kotak. “Hadiahnya banyak sekali. Bantu aku membukanya ne?”
“Ini semua dari karyawan-karyawan hyung, kebanyakan sih yeoja tapi ada namja juga yang mengirimkannya, sebentar.” Se Hun mencari-cari kotak kado yang ia maksud, “Ini hyung, lumayan banyak kan?”
Su Ho hanya tersenyum memandangi satu persatu kado yang baru saja dijajar-jajar oleh Se Hun.
“Terlalu enak menjadi orang sepertimu hyung. Sudah dulunya setiap disekolah menjadi ketua, leader apa saja. sekarang menjadi presdir tertampan dan manager perusahaan induk dan cabang-cabangnya. Aku betul-betul lebih payah darimu.”
Su Ho terkekeh sambil mengangkat satu kado berbentuk bangunan trapezium, “Itu tidak ada apa-apanya. Bahkan jika aku jujur, aku ingin bertukar posisi denganmu Oh Se Hun. Sesekali menjadi maknae, bukan setiap saat menjadi leader.”
“Hyung jangan bicara begitu. Mungkin bisa dikatakan, Negara Korea hanya memiliki satu orang Su Ho si  Kim Joon Myeon seperti hyung.”
Kringg…Kringg…Kringg…
“Maknae, maknae, maknae,” kata Su Ho kemudian beranjak mengangkat telpon dimejanya. “Halo ini Presdir Su Ho….Haruskah dia yang kesana?apa tidak bisa Sekertaris Choi saja?....tapi kami sedang sibuk….Baiklah, terima kasih….” Su Ho menutup telponnya, “Se Hun, kau harus ke lobby pribadi Tuan Choi. Ada perwakilan dari cabang China ingin kau yang menemuinya.”
“Tapi hyung aku me__”
“Wae? Feelingmu bersuara negative?”
Se Hun mengangguk. “Ne.”
“Lalu apa yang harus ku lakukan? Habisnya kau tidak bisa ku wakilkan atau Sekertaris Choi.”
“Aku ingin tetap bersamamu hyung. Kalau aku meninggalkanmu sebentar…jiwamu hyung, akan terancam…” wajah Se Hun berubah pucat pasi saking khawatirnya dengan Su Ho atas feelingnya yang mengganjal.
“Aku tetap bersamamu, terus didepanmu untuk bersamamu, menjadi leader bagi sang maknae sampai kapanpun. Jiwaku tetap selamat jika bukan kau sendiri yang menghabisi nyawa ini…”
Special Leader
END
Author Status : “Mianhae…semoga reader-nim suka dengan FF yang smerawut ini hiks…Mianhae ya mian. Saengil Chukkahamnida Su Ho Day’s. beri komen yah sekalian kasih pilihan ini dipostingkan sequelnya atau enggak…huwaa…
Mianhaeyo…