MEI 21, 2013 . VieyRaaMoimoi . ShortFic .
Su Ho – Se Hun . SuHun . T
Fan Fiction Yaoi
(Special Su Ho’s Birthday)
Tittle : Special
Leader
Length : Short
Fic
Author :
VieyRaaMoimoi
Genre : Drama,
Romance, Little humor
Rate : T
Main Cast :
–Su Ho
–Se Hun
–Tao
–Kris
–Park Chanyeol
Other Support :
* Ryu Gak (OC)
* Choi Family’s and Other’s
Disclaimer : EXO
member’s punya eomma appa-nya, SM agency, dan Tuhannya. Ini fiktif, tidak
menyangkut sama sifat asli tokohnya.
© Copyright :
natural from my mind, my brain, my imagination
WARNING : BOYS
LOVE. Bocah AWAS! Don’t copy for rename of share or choose go to HELL for Long
time.
Author POV
Tuan
Choi Min mempersilahkan para tamunya untuk menyantap hidangan didepannya. Beserta
kerabat-kerabatnya ia juga mengundang Su Ho, Se Hun, dan Tao dalam jamuan makan
di malam itu.
“Bagaimana
dengan masakan koki andalan kami?” Tanya Tuan Choi Min membuka suara kearah 3
tamu istimewanya itu.
Su
Ho meletakkan sendok garpunya, “Hidangan dihadapan kami sungguh luar biasa.”
Jawab Su Ho dengan menambah senyuman.
“Benar
Tuan Choi, kami bertiga sangat terhormat mendapat jamuan sempurna seperti ini.”
tambah Tao juga tersenyum.
“Sempurna
dan luar biasa Tuan Choi. Seperti hidangan kelas dunia.” Kata Se Hun sedikit
tidak jelas karena masih ada makanan dimulutnya.
Su
Ho yang disebelahnya cepat menginjak sepatu Se Hun, sementara Tao pura-pura
menggaruk pahanya yang sebenarnya sedang mencubit paha Se Hun. Jelas saja
mereka melakukan ini pada Se Hun yang berkelakuan tidak sopan pada orang
terpandang di Korea.
“Ah
kalian ini…” lirih Se Hun pada dua orang yang mengapitnya.
“Jangan
sungkan, habiskan saja sepuas kalian. Tuan Choi Min masih punya hidangan
kejutan untuk kalian.” Ujar Nyonya Choi pada mereka.
Su
Ho tersenyum malu, “Tidak perlu merepotkan Nyonya dan Tuan sekalian. Yang ini
sudah cukup.”
Tuan
Choi mendehem, “Jangan menolak jamuan dirumahku.” Namja itu menoleh pada namja
yang setia berdiri disampingnya, “Ryu Gak, panggilkan koki untuk hidangan selanjutnya.”
Namja
bernama Ryu Gak itu mengangguk hormat, “Geure sajang-nim.”
“Tuan
Choi Min yang terkenal nan terhormat, kami merasa merepotkan Tuan.” Balas Se
Hun mengulang kesalahannya.
“Se
Hun.” Peringat Tao dan Su Ho.
Tuan
Choi tertawa kecil, “Tao, Su Ho, maklumi saja..” ia meneguk sebentar birnya,
“Oh Se Hun, saya tidak merasa direpotkan karena saya lah yang mengundang kalian
bertiga kesini. Anggap rumah sendiri atau restoran. Ne?”
“Arrasso
Tuan Choi…”
Tampillah
namja-namja berseragam koki membawa hidangan yang masih ditudungi diatas meja
troli. Membuat penasaran tamu dan kerabat Tuan Choi, terutama Se Hun yang
terlihat paling bersemangat ingin menghabiskannya.
“Silahkan
menikmatinya Tuan, Nyonya. Permisi.” Pamit namja-namja itu dengan tunduk
hormatnya setelah meletakkan hidangannya.
“Silahkan
ambil sepuasnya. Usahakan kalian pulang dengan kenyang.” Ucap Tuan Choi Min agak
keras. Ia melihat puas tamu-tamunya antusias menyantap jamuannya malam ini.
pandangannya terhenti ketika melihat Su Ho yang tidak ikut mengambil hidangan
kejutannya itu.
“Su
Ho, kenapa tidak mengambilnya? Bukankah ini hidangan yang kau sukai sejak
kecil. Tenang saja, ini hanya discover sedikit berbeda. Rasanya tetap seenak
yang dulu.”
“Nanti
saya ambil Tuan. Tuan, anda ingin membicarakan apa pada kami bertiga dan para
tamu?”
Tuan
Choi menepuk keningnya, “Sampai terlupa saking terbawanya hidangan enak ini...”
ia meneguk bir baru digelas mininya. “Ryu Gak, tolong keluarkan dokumen itu.”
Serentak itu pula, kerabat lainnya menghentikan kesibukan makan mereka.
Namja
yang disuruhnya tadi kembali ke samping tuannya dengan membawa map hitam
kepadanya.
“Saya
akan melakukan perjalanan bisnis ke Kanada dalam waktu yang lama. Karena
perusahaan induk bersama dengan cabang-cabangnya di Korea, Jepang, dan China
akan saya alihkan sementara waktu kepada orang kepercayaan baru saya. Saya akan
melimpahkan kepemimpinannya padanya apapun kemauannya. Kalian jangan ada yang
meragukannya, semua tau bagaimana mata saya menyeleksi orang professional
disekitar saya?”
Tuan
Choi menjeda dengan meminum beberapa teguk. Semua mengangguk pembenaran.
“Maka,
atas seluruh mata yang bersaksi diruangan ini. sambutlah orang kepercayaan yang
akan memimpin perusahaan saya, perusahaan kita semua. Su Ho, silahkan tanda
tangani dokumen ini. kau bersedia menjalaninya?” sambil Tuan Choi menyerahkan
map hitam itu pada Su Ho.
Su
Ho mengangguk yakin, lalu menandatangani kertas-kertas dokumen itu. “Dengan
segenap pengabdianku, saya bersedia menjalaninya. Menjaga, memimpin, memajukan
bisnis perusahaan induk beserta cabang-cabangnya.”
“Beri
oplous pada Su Ho si Kim Joon Myeon dari Korea.”
Semua
berdiri sembari bertepuk tangan meriah dan tersenyum merdeka atas penobatan
pemimpin baru di perusahaan milik Tuan Choi Min itu. tanpa disadari seluruh
manusia dilapisan itu, ada yang mengumpat hebat atas penobatan itu.
“Hyung,
hyung, chukkae. Berapa bulan kau memimpinnya?” Senggol Se Hun masih bertepuk
tangan.
“Gamsahamnida,
dalam dokumennya sih bertulis 27 bulan.”
“Chukkae
Su Ho hyung, kami senang mendengarnya.” Ungkap Tao menepuk bahu Su Ho.
“Gamsahamnida
Tao.” Balasnya dengan senyum lembut.
>>>
Tao
meminta ijin pada Su Ho dan Se Hun agar meninggalkannya duluan dengan alasan
menghadiri pembukaan kedai milik teman lamanya. Namun sebenarnya, itu hanya alasan
bohong. Tao segera memasuki mobilnya, tidak lupa untuk menelpon seseorang yang
direncakannya sejak tadi.
“Gege,
ternyata Tuan itu memberikannya pada namja tengil itu.”
“APA!
bagaimana bisa terjadi”
“entahlah,
awalnya namja itu bertanya ingin membicarakan apa pada kami”
“perjanjiannya
bagaimana? Bisa kau sebutkan?”
“kudengar
dokumen itu berlaku 27 bulan ke depan”
“lalu?”
“semua
perusahaannya baik induk sampai di Korea, Jepang dan China ada ditangan namja
itu”
“ckckckck, nanti akan ku hubungi lagi. Namja
tengil itu bisa-bisanya menegaskan wajah topengnya itu”
“Hmm.”
Tao
mulai menstarter mobilnya. Melaju dengan kecepatan cukup tinggi karena
kekesalannya dimalam ini. “Namja tengil, akan ku rebut jabatanmu dan seluruhnya
sampai habis!!!” rutuknya dengan memukul setir mobilnya.
>>>
“Se
Hun, kita mampir sebentar ke resto Dong Jae.” Ajak Su Ho tanpa menoleh.
“Untuk
apa hyung?”
“Aku
ada janji mendadak dengan teman trainee-ku.”
“Siapa
dia? Apa dia si keriting kuning gay itu?”
PLETAK
“Awww”
“Hush!
Jaga bicaramu. Kau ingat kelakuan berulang kali yang tidak sopan pada Tuan
Choi.”
“Jangan
ingatkan yang itu hyung. Maklumi saja, namanya maknae.”
“Oeh,
bukan berarti maknae bebas dimaklumi. Jawab, apa salahmu tadi.” Su Ho menatapnya
tajam
“Baik,
baik, arrasso. Tadi aku bicara pada Tuan Choi saat mulutku masih mengunyah.”
PLETAK
“Aigo
hyung---- gemar sekali sih menjitak kepalaku!” Se Hun kesal dan menghadap kaca
membelakangi Su Ho.
Su
Ho tertawa geli, “Makanya jangan membuatku geregetan pada kepalamu.”
“Sudah
sudah hyung jangan seperti anak kecil.
Ingat, mulai sekarang kau sudah jadi presdir manager semua perusahaan Tuan
Choi.”
PLETAK
“Aduhh
hyung! Bendera putih…” sembari mem’V’ kan dua jari tangannya.
Su
Ho mendesis, “Kau hampir membuatku hilang konsentrasi menyetir.”
Se
Hun memilih diam dan sibuk memandangi kaca disampingnya. Sampai pada
pemberhentian lampu merah di perempatan besar, Se Hun terkejut dengan mobil
didepannya kirinya.
“Hyung,
bukankah itu mobilnya Tao?” ujarnya dengan menunjuk kaca arah mobil itu.
Mata
Su Ho terbelalak, “Eh, iya. Bukannya dia ingin mendatangi kedai temannya yang
diarah Timur rumah Tuan Choi.”
Se
Hun mengangkat bahu, “Molla, tapi timur kan arahnya berlawanan dari kita.”
“Ah,
biarlah, mungkin dia berubah pikiran.”
Se
Hun menatapi kaca mobil yang dipandanginya. Terlihat sang pengemudi sedang
kesal memukul-mukul bundaran kemudinya.
“Hyung…
apa sebaiknya kita ikuti saja? feelingku bilang dia ada apa-apanya.”
Ketika
tangan Su Ho terulur ke arahnya, “Jangan dijitak!” protes Se Hun, tapi ternyata
Su Ho malah terkikik dan mengusap puncak kepalanya. “Maknae jangan negative
thinking ya…”
“Ta..tapi
hyung feelingku selalu ben__”
“Sssstt…
diam atau ku cium sampai sesak nafas.” Su Ho tertawa nakalnya. Ia kembali ke media
kemudinya.
Se
Hun terperanjat dengan mengangkat alisnya, “Aish…hyung kejam.”
>>>
Sesampainya
Se Hun dan Su Ho di restoran bernama Jong Dae Resto. Su Ho langsung menggandeng
Se Hun tanpa aba-aba terlebih dahulu. Ia membawa Se Hun ke tempat duduk yang ditempati
oleh namja berambut keriting.
“Hai,
ada Baekki loh.” Sambut Su Ho dengan mengawali menggoda teman trainee-nya itu.
“Mana!”
namja itu langsung berdiri. Dan pandangannya berganti tajam tatkala menemui Su
Ho yang sudah terkekeh geli melihat kelakuannya.
PUK
Namja
itu menepuk bahu Su Ho “Aish, kau ini gemar sekali mengerjaiku oeh. Duduklah.”
Tanpa
disuruh pun, Su Ho dan Se Hun sudah mendaratkan tubuh mereka untuk duduk.
Su
Ho kembali menahan tawanya, “Ekspresimu terlalu menghiburku Park Chanyeol.” Tawanya
kini terlepas, beberapa mata bahkan melihat namja ini dengan heran.
“Hyung,
kau tidak malu apa. orang-orang itu melihat kita ppabo.” Bisik Se Hun padanya.
“Siapa
dia? lumayan cantik seperti Baekki.”
Su
Ho mendehem, mengatur tenggorokannya agar berhenti tertawa, “Dia Oh Se Hun,
partnerku.”
Chanyeol
memajukan badannya dan memandangi Se Hun, “Ah, yang benar saja dia partnermu,
partner dalam percintaan. Benarkan?”
Su
Ho terbatuk, yang Se Hun justru tenang dan tersenyum pada Chanyeol, “Bukan begitu hyung, aku ini partnernya Su Ho
hyung sejak kuliah. Kami bekerja disatu perusahaan kecil. Tapi sekarang kami
bekerja diperusahaan super besar. Tepatnya mulai besok. Kau mengenal Tuan Choi
Min yang kaya raya itu kan? Dialah yang mengangkat Su Ho sebagai presdir dan
manager perusahaan Tuan Choi, baik perusahaan induk maupun perusahaan cabang di
Korea, Jepang, dan China.” Ungkap Se Hun panjang lebar seperti kereta, ungkapan
itu juga membuat Chanyeol dan Su Ho mematung seperti mendengar sebuah dongeng.
Chanyeol
menggeleng-geleng, lalu berpaling ke arah Su Ho, “Chukkae Su Ho. Kau sangat
daebak bisa dipercayai Tuan Choi. Aku saja yang mengenalnya sejak
bertahun-tahun tidak pernah diliriknya sebagai orang kepercayaannya.”
“Gamsahamnida,
sebenarnya kau terlalu berlebihan memujiku.”
PIP
PIP PIP PIP PIP
Semua
pengunjung di restoran itu berdiri. Chanyeol yang paling terkejut mendengar
alarm itu. “Alarm mobil siapa itu?” tanya Chanyeol. Su Ho masih berpikir keras,
sementara Se Hun memutar bola matanya.
Se
Hun menoleh Su Ho, “A, Hyung, bukankah itu alarm mobilmu?”
Su
Ho terperanjat hebat seakan tersengat listrik, tanpa menjawab pertanyaan baik
Chanyeol maupun Se Hun. Su Ho lari terburu-buru keluar restoran itu. Se Hun dan
Chanyeol mengikutinya dengan setengah berlari.
“OEH
JANGAN SENTUH MOBILKU.” Bentak Su Ho kesetanan dan hampir mengeluarkan batu
disakunya (?) itu adalah batu keselamatan yang dimilikinya sejak kecil. Wajar
ia membawanya setiap kemana pun.
Disusul
dengan kemunculan Chanyeol dan Se Hun. Se Hun mencurigai jelas dua namja yang
berjalan setengah ketakutan menjauhi mobil hyungnya.
“hyung,
hyung, bukankah itu Tao dan namja China-Kanada yang pernah kita temui?” duga Se
Hun.
“Ck,
mana mungkin itu dia. Rasanya mustahil.”
“aduh
hyung, perhatikan jam couple yang mereka pakai, juga sepatunya namja berwarna
putih. Itukan yang dipakai Tao tadi dimalam jamuan Tuan Choi.”
Su
Ho semakin tidak percaya, ia berjalan sedikit mendekati dua namja yang berlari
itu agar jelas dipandangannya. Ia menoleh ke belakang sejenak, kemudian kembali
ke temannya itu. “Se Hun-ah, kau benar. Itu Tao, yang satunya lagi adalah
Kris.”
“Brengsek,
si China itu kenapa ke Korea lagi!” rutuk Chanyeol ikut geram dengan kejadian
itu.
“Benar
Chanyeol hyung, aku tidak percaya itu dia. Apalagi Su Ho hyung. Pasti merasa
shock…” balas Se Hun selagi mengelus-elus bahu Su Ho.
“Tao,
sebenarnya apa yang kau inginkan.” Lirih Su Ho masih tak percaya dengan dua
namja yang hampir membawa kabur mobilnya itu.
>>>
“Kris
Ge, kita berhenti dulu…”
Tao
menyandarkan diri dengan nafasnya yang masih berantakan setelah ia dan Kris
berlari jauh dari lokasi Jong Dae Resto. “Gege, kenapa kita ketahuan lagi…?
Sudah kedua kalinya, kita gagal.” Keluhnya
“Maaf
kan aku chagiya. Masih ada kesempatan selanjutnya untuk mencoba. Pasti bisa
berhasil.” Kris mengusap puncak kepala namja itu.
Tao menepis tangan Kris yang mengusap kepalanya,
“Ah gege, selalu saja berkata itu. sudah ratusan kali kau mengulangnya tapi
apa? akhirnya kita gagal juga.”
Kris
mencium pipi Tao, “Sudah ku bilang pasti bisa berhasil. Jangan berputus asa
sebelum kita benar-benar kalah.”
“Cih,
itu omong kosong…”
Kris
menghela nafas, tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk menyemangati kekasihnya
itu. “Besok adalah hari pertama namja tengil itu bekerja diperusahaan.
Bagaimana jika kita mempersulitnya.”
“Maksudnya?”
“Hari
pertama pasti dikenang, apalagi namja itu dijabatannya yang tinggi. Pastilah
karyawan perusahaan akan melakukan perayaan. Saat itu juga, kita persulit dia
dengan mencuri miliknya satu persatu termasuk partnernya itu.”
Tao
tersenyum licik, “Cukup cemerlang juga.” Ia memberi jeda, “Partner yang kau
maksud itu Se Hun?”
“Benar,
dan aku akan mengirimkan pemain figuran dalam perusahaannya. Besok pasti akan
penuh kejutan untuk namja itu.” Kris mengakhiri kalimatnya dengan tawanya yang
licik
>>>
Seperti
biasanya, Su Ho dan Se Hun berangkat bersama ketika mereka bekerja. Dahulu
perasaan Su Ho ketika bekerja disini tidak ada yang special. Tapi untuk
sekarang, suasana berubah sangat special. Dari ujung pagar hingga pintu
perusahaannya terdapat karangan bunga berisikan ucapan untuk dirinya.
Tampak
sudah penyambutan dari seluruh karyawan yang bersiap hormat kepadanya. Ketika
ia dan Se Hun berhenti di pintu utama. Seseorang karyawannya membukakan pintu
mobilnya, satu karyawannya lagi membantu membawa mobilnya untuk diparkirkan.
“Selamat
datang Presdir Su Ho dan wakil Presdir Oh Se Hun.”
Betapa
Su Ho merasakan suasana terhormat didepan matanya. Sekilah ia menengok namja
disebelahnya sedang terbinar ceria diwajahnya.
“Terima
kasih semuanya.” Ucap Su Ho sambil menunduk hormat pada semuanya.
Kemudian
ia dan Se Hun memasuki perusahaan yang menjadi miliknya kini. Terjajar rapi
seluruh karyawannya yang tertunduk secara bergantian begitu kakinya
dilangkahkan melewati satu persatu karyawan itu.
Su
Ho berbalik ketika ia telah sampai diruangan yang kemarin masih ditempati Tuan
Choi Min. “Terima kasih atas penyambutannya dan selamat kembali bekerja.”
“baik
Presdir Su Ho.”
“Presdir,
didalam ada kotak hadiah untuk presdir.” Ungkap namja paling ujung didekat
pintu ruangannya.
“Arrasso,
terima kasih…” ia berusaha membaca tag nama di jas namja itu, “…Zhang Yi Xing.”
Su Ho sedikit berpikir, “Apa kau karyawan baru diperusahaanku? Sejak kapan”
“Benar
presdir, sejak seminggu yang lalu.” Jawab namja manis itu.
“hyung__”
bisik Se Hun karena merasa dicueki akan pembicaraan Su Ho dengan karyawannya
yang manis itu.
“Masuklah
duluan.” Kemudian Se Hun mendorong pintu ruangan itu dan masuk, “Selamat
bekerja diperusahaan kami. Mohon kerja samanya.”
“Baik
presdir,terima kasih atas waktu luangnya menyempatkan berbicara dengan saya.
Permisi.” Lay pamit dengan membungkuk hormatnya pada Su Ho.
>>>
Tap
tap tap
“Namja
yang tadi itu lumayan cantik.”
Se
Hun yang mendengarnya langsung terbatuk, “Karyawan yang tadi maksud hyung?”
“Eh?
Kau mendengarku?” Su Ho berjalan menuju mejanya. Dimeja itu sampai disediakan
keranjang troly yang mengangkut banyak kotak. “Hadiahnya banyak sekali. Bantu
aku membukanya ne?”
“Ini
semua dari karyawan-karyawan hyung, kebanyakan sih yeoja tapi ada namja juga
yang mengirimkannya, sebentar.” Se Hun mencari-cari kotak kado yang ia maksud,
“Ini hyung, lumayan banyak kan?”
Su
Ho hanya tersenyum memandangi satu persatu kado yang baru saja dijajar-jajar
oleh Se Hun.
“Terlalu
enak menjadi orang sepertimu hyung. Sudah dulunya setiap disekolah menjadi
ketua, leader apa saja. sekarang menjadi presdir tertampan dan manager
perusahaan induk dan cabang-cabangnya. Aku betul-betul lebih payah darimu.”
Su
Ho terkekeh sambil mengangkat satu kado berbentuk bangunan trapezium, “Itu
tidak ada apa-apanya. Bahkan jika aku jujur, aku ingin bertukar posisi denganmu
Oh Se Hun. Sesekali menjadi maknae, bukan setiap saat menjadi leader.”
“Hyung
jangan bicara begitu. Mungkin bisa dikatakan, Negara Korea hanya memiliki satu
orang Su Ho si Kim Joon Myeon seperti
hyung.”
Kringg…Kringg…Kringg…
“Maknae,
maknae, maknae,” kata Su Ho kemudian beranjak mengangkat telpon dimejanya.
“Halo ini Presdir Su Ho….Haruskah dia yang kesana?apa tidak bisa Sekertaris Choi
saja?....tapi kami sedang sibuk….Baiklah, terima kasih….” Su Ho menutup
telponnya, “Se Hun, kau harus ke lobby pribadi Tuan Choi. Ada perwakilan dari
cabang China ingin kau yang menemuinya.”
“Tapi
hyung aku me__”
“Wae?
Feelingmu bersuara negative?”
Se
Hun mengangguk. “Ne.”
“Lalu
apa yang harus ku lakukan? Habisnya kau tidak bisa ku wakilkan atau Sekertaris
Choi.”
“Aku
ingin tetap bersamamu hyung. Kalau aku meninggalkanmu sebentar…jiwamu hyung,
akan terancam…” wajah Se Hun berubah pucat pasi saking khawatirnya dengan Su Ho
atas feelingnya yang mengganjal.
“Aku
tetap bersamamu, terus didepanmu untuk bersamamu, menjadi leader bagi sang
maknae sampai kapanpun. Jiwaku tetap selamat jika bukan kau sendiri yang
menghabisi nyawa ini…”
Special
Leader
END
Author Status : “Mianhae…semoga reader-nim suka
dengan FF yang smerawut ini hiks…Mianhae ya mian. Saengil Chukkahamnida Su Ho
Day’s. beri komen yah sekalian kasih pilihan ini dipostingkan sequelnya atau
enggak…huwaa…
Mianhaeyo…