Kamis, 26 Februari 2015

ROYAL SON || KRIS (Chapter 2)

---TT---

ROYAL SON (part.2)

---TT---
Author : Vieyraamoimoi
Cast :
Kris (Wu Yifan) ;
Lim Sooyoung (OC) ;
And others support
Genre : Fantasy, Thriller, lit Romantic, Kingdom
Leght : Look the street
Summary : “mungkin…ini terkesan terlalu cepat. Tapi kurasa, aku…bukan - bukan! Tapi kurasa, kami…memang sudah saling mengakui saling jatuh cinta. Dari sini lah terkadang akalmu tak mempercayai apa yang kuakui sebenarnya. Namun sekali lagi, THIS LOVE THIS LOVE THIS LOVE.
Dari mata sudah pasti turun ke hati.”
Catatan (NOTE) : “Tolong baca FF berikut ini dengan penghayatan dan jiwa yang berkonsentrasi agar kalian ngefeel, karena maaf. Ini adalah FF bergenre kerajaan yang pertama saya tulis. Jeogmal gamsahaeyo.”


Preview!
“Lakukan.” Perintah selir itu pada pengawal disekitarnya.

Seluruh pengawal saat itu juga menyodorkan pedang tajam mereka kearah para dayang dan Sooyoung, tidak lupa juga pedang disamping Kris disodorkan ke leher Kris sehingga namja itu harus menahan posisi kepalanya yang agak terangkat.

“Kau…” tatap tajam Sooyoung pada selir itu,sementara Kris menatap khawatir keadaan Sooyoung didepannya.
~~~* ROYAL SON *~~~

Selir raja termuda itu yang biasa akrab dipanggi Nyonya Muda Nam itu berjalan dengan angkuhnya dihadapan Sooyoung dan Kris.


“Kasihan kasihan…Pangeran Wu kenapa harus menganiayaku padahal aku bersikap baik layaknya seorang tamu.” Kata Nam sempat membelai pipi Kris, namun Kris malah meludah sesaat Nam sudah menjauhkan tangan darinya.


“Kalau saja Pangeran menerima itikad baikku, mungkin tidak akan terjadi ini.” lanjutnya dengan senyum remehnya. “Kalau saja kau, Putri Lim Sooyoung tidak ikut campur dan…memojokkan kewenanganku, mungkin tidak akan serumit ini.” Nam tertawa terbahak-bahak atas kemenangannya.


Lalu Nam beralih kearah Sooyoung, “Ada harapan terakhir sebelum Pangeran Wu akan digantung didepan istanamu Sooyoung-ah…hm?”


“Jelas ada Nam!” tegas Sooyoung pada yeoja itu.


Nam kembali tertawa dan melipat tangan diatas dada. “Kau pasti ingin menyelamatkannya bukan? Atau kau mau menceraikanku dengan appamu hm?” Nam mendehem sejenak, lalu seorang pengawal yang sangat asing bagi Sooyoung itu membisikkan sesuatu pada Nam. Sooyoung sangat bingung siapa namja itu sebenarnya.


Nam mengangguk seusai dibisikkan oleh pengawal berdarah China itu. “Jika kau ingin selamatkan Pangeran Wu, aku berbaik hati memberi keringanan untuknya. Dengar baik-baik dan pilih dengan tegas oh Putri Lim Sooyoung.” Nam tak kuasa menahan senyum kemenangannya yang makin merekah.


“Pertama, bunuh kedua orang tuamu. Atau kedua, serahkan tanah kekuasaan bagian utara. Dan…atau yang ketiga, lepaskan segala kehormatanmu baik sebagai putri raja maupun sebagai perempuan.”


Sooyoung seperti mendapat pukulan telak didalam hatinya. Benar-benar pilihan yang mengejutkan bagi dirinya hingga ia harus berpikir keras tanpa mengedipkan matanya. Jika pilihan pertama,dia akan jadi pembunuh. Jika kedua,mungkin bisa direbut kembali. Namun ketiga,tidak bedanya dia sendiri adalah pendosa.


“Sooyoungie…” lirih Kris memanggil Sooyoung.


Sooyoung akhirnya memutuskan. “Pilihan kedua, kuserahkan tanah utara.” Pada saat itu juga pengawal dan sebagian dayang istana yang bertepat tinggal ditanah Gwongjeok utara langsung berkecewa hati. Semua menatap sayang Sooyoung akan keputusannya.


“Bagus! Bagi pembela keputusan Putri. Sekarang, antar Putri Lim Sooyoung pulang ke Gwongjeok cepat!” titah Nam langsung berbalik dan masuk ke dalam istana Cheoseon. Perlahan kerumunan pun membubarkan diri karena peradilan telah selesai disaksikan.


Setelah Kris terbebaskan dari pengawal-pengawal yang menendanginya tadi, ia berlari menuju Sooyoung yang kini tertunduk pasrah ditempatnya. “Sooyoung…Sooyoungie bertahanlah. Jeball…”


“Kris…” Sooyoung tak kuasa menahan kesedihannya hingga tak mampu melanjutkan perkataannya.


“Aku akan mengikutimu secara diam-diam. Jangan khawatir Sooyoungie aku, akan melindungimu dan merebutkan tanah utara kembali untukmu.”


“Pengawal China…mereka tinggal disana untuk menungguku pulang Kris…aku…takut mati. Mereka pasti akan membantaiku.”


Kris memberinya semangat lewat genggaman tangannya pada bahu Sooyoung. “Nanti, tunggulah aku sebentar saja sebelum kau berangkat. Aku akan memberikanmu sesuatu yang bisa membantumu lebih tenang.”


Sooyoung hanya mengangguk dan terus meluapkan kesedihannya lewat tetesan airmatanya. Kris pun mengusap air mata dipipi Sooyoung, lalu Kris menoleh pada para dayang istananya. “Yasudah, dayang. Antar Putri Lim Sooyoung ke kamarnya untuk berkemas dan dayang dapur istana perintahkan untuk membuat makanan perbekalan yang tahan lama. Jangan lupa suruh mereka memasakkannya lebih cepat. Mengerti?”


“Baik Pangeran.”


­Â­

Kris memberikan sebuah buku dan dua lonceng kecil yang berwarna hijau pada Sooyoung didepan gerbang istana kerajaan Cheoseon. Sooyoung menerimanya dengan tersenyum namun dirinya masih bingung.


“Buku ini adalah buku kesukaanku yang pertama,Sooyoung-ah. Dari sinilah aku semakin tegar menghadapi godaan cinta sesaat.” Lalu Kris meraih tangan Sooyoung yang didalamnya sedang memegang lonceng hijau pemberiannya. “Enam generasi sebelumku menggunakan ini ketika pangerannya sedang terpisah dengan putrinya saat mereka akan berpisah karena paksaan dan hukuman dari pihak lain. Kata mereka, lonceng ini seperti telepati perasaan. Meski berbeda benua sekalipun, mereka tetap bisa menyampaikan perasaan satu sama lain lewat pikiran dan membunyikan perlahan loncengnya.”


Sooyoung tersenyum lega pada Kris, sejenak ia memandangi lagi apa yang diberikan Kris padanya. Sejenak itu juga ia memandangi wajah orang yang memberikannya ini. “Aku hanya bisa mengatakan…indah sekali ungkapanmu Kris. Aku…benar-benar bingung harus membalas apa untuk pemberianmu ini. tapi,ada hal lain yang menakjubkan setelahnya. Entah apa…hatiku terasa berdebar-debar saat ini.”


“Sooyoung-ah…”


Kata Kris sambil meraih kedua tangan Sooyoung agar ada digenggamannya. Sooyoung menatapnya penuh tanya ada apa sebenarnya. Tapi Kris malah memberinya tatapan mata yang begitu dalam seakan-akan dirinya dituntun untuk menatap juga mata indah namja tampan ini. lama…Sooyoung tetap tidak tau maksud isyarat apa yang terpancar dimata Kris. Akhirnya, Sooyoung baru menang-kap sorot mata yang berisyarat kata iya. Sooyoung pun mengedipkan matanya juga dengan isyarat kata iya.


Dengan sepenuh hati, lembut. Kris mengajak wajahnya untuk lebih dekat dengan Sooyoung. Sooyoung pun menyambutnya dengan hal yang serupa sampai sekat angin diantara mereka hilang secara perlahan karena mereka berciuman lembut dengan tanpa paksaan. Singkat saja namun artinya bermakna. Itulah yang Kris ingin sampaikan lagi pada Sooyoung.


“Kris.”


“Tidak hanya karena kau sudah menolongku, tapi karena kau sudah membuatku mencintaimu Sooyoung-ah…”


“Aku juga.” Potong Sooyoung segera. “Aku juga mencintaimu Kris.”


“Iyah, terima kasih Sooyoungie.” Lalu Kris mengakhirinya dengan pelukan hangatnya pada Sooyoung sebelum yeoja itu pergi kembali ketempat asalnya.


­Â­

Senja mulai datang menghiasi langit negeri Korea dengan semburan jingga terangnya, setidaknya itu membuat Sooyoung mengulas senyum ditengah-tengah perjalanannya meninggalkan Kerajaan Cheoseon untuk kembali ke Kerajaan Gwongjeok, tanah kelahirannya.


Meski perjalanan akan berakhir pada petang nanti, Sooyoung masih memikirkan Kris. Bagaimana namja itu akan mengikutinya diam-diam sekaligus melindunginya. Bukankah itu hal cukup mere-potkannya,padahal beberapa pengawal Cheoseon yang paling handal juga dititipkan pada rombo-ngannya untuk penjagaan sementara.


Kris…Kris. Lirih Sooyoung memanggil Kris dan tidak lupa membunyikan lonceng kecil yang ber-warna hijau itu secara perlahan. Sejenak,ia memejamkan mata. Berharap pada tuhan agar melindunginya dari para pemalak maupun pembajak hutan yang sering kali mengganggu siapapun yang melewati hutannya.


­Â­

Malam ketika itu Sooyoung baru tiba di istana kerajaannya,Gwongjeok. Sooyoung melihat dari balik jendela kereta kudanya yang ditunggangiya. Keadaan yang terlihat sepi dari luar,hanya ada beberapa kuda dan jerami-jerami yang berhamburan menyebar mengisi seluruh lapangan utama istananya.


Lalu Sooyoung turun dan keluar dari kendaraannya, ia menghela nafas begitu Juru Bicara Kim Joon Myun dan Konsultan Xiumin yang menyambutnya keluar. “Tuan Putri Lim baik-baik saja?” tanya Juru Bicara Kim.


“Iya. Apa beberapa dayang sudah masuk ke istana?” tanya Sooyoung mencemaskan sesuatu hal, bahkan ia sejenak memandang pintu gerbang istana dan jalan setapak disepanjangnya.


“Sudah Tuan Putri.” Juru Bicara Kim menyadari raut ekspresi yeoja itu. “Tuan Putri mencemaskan sesuatu?” tanya namja itu sambil ikut menelisik memandang pintu gerbang istana.


“Saya hanya cemas kalau…rakyat ternyata pergi dan mengosongkan daerah sekitar istana. Sepertinya kondisiku mulai lelah, saya permisi dulu.”


Setelah Sooyoung berjalan cukup jauh dari dua orang itu, Konsultan Xiumin menyenggol pinggang Juru bicara Kim. “Kita harus melakukan tindakan pengamanan lebih ketat ,Kim. Kau ingat kata peramal yang tiba-tiba datang ke istana waktu itu. semua perkataan yang diucapkan Putri Lim akan benar terjadi.”


“Ya, kau benar Xiumin. Apalagi Putri Lim telah membuat keputusan yang merugikan rakyat utara. Kalau begitu, kau pergi temui jendral utusan Pangeran Wu itu untuk memperkuat keamanan istana.”


“Baiklah, lalu apa tugasmu setelah ini?”


“Aku hendak berkeliling, mengawasi setiap anggota rombongan kita yang semakin sedikit. Mungkin saja,ada yang berniat menusuk Putri Lim dari belakang atas ketidaksetujuannya ikut membela.”


­Â­

Kris memberhentikan sejenak kuda yang ditungganginya seorang diri itu, untuk sebuah alasannya dengan kerumunan penduduk ditanah yang ia pijaki sekarang. Nampak dari matanya, ia melihat sesosok pengawal yang pernah ada di istananya. Ya,itu adalah pengawal china sekonkolan selir yang  waktu itu menjebaknya.


Mau apa dia,pikir Kris dalam hati.


Lalu ia menuntun kudanya berjalan mundur untuk menyelinap di balik dinding sebuah bangunan disampingnya. Kris turun dari kuda yang berkulit eksotis itu. ia mengusap-usap kepala kuda itu lalu menatap mata kuda itu dengan dalam. Kemudian Kris menyentuh keningnya sendiri dengan dua jari kanannya.


Ia salurkan perantara pemikirnya lewat sentuhan dua jarinya itu ke kening kuda andalannya tersebut. Saat itu juga, mata kudanya berubah berwarna api. Dengan sendirinya tanpa dikawal Kris lewat titahnya dalam sebuah kata, kuda itu berjalan sendiri menuju kerumunan penduduk itu.


“Putri raja yang kalian hormati itu sekarang menjadikan tanah utara ini sebagai alat tukar atas nyawanya. itu kan perbuatan keji,tega. Benarkan?” kata pengawal china itu pada mereka.


“Ya benar, masah dia tidak memikirkan nasib kita.” Protes salah satunya.


“Iyah. Sudah tempat kita paling jauh dari istana,tidak sering dikunjungi ratu dan raja,masah kita juga harus diserahkan pada penguasa yang tidak dikenal.” Kata seorang ahjusshi yang membawa sapu jerami.


Sementara itu, kuda Kris terus berjalan menunduk dengan langkahnya yang cukup kecil. Sehingga pendengarannya akan semakin jelas untuk disampaikan lewat pendengaran si kuda.


“Apa dia mau bertanggungjawab atas semua keselamatan dan kesejahteraan kita nantinya teman-teman?” tanya seseorang pada yang lainnya.


“Sepertinya tidak.” Jawab salah satunya lagi.


Pengawal china itu tersenyum bangga, “Sini, ku beritahu sesuatu. Putri Lim Sooyoung ada di istana sekarang tapi, hanya membawa sedikit rombongan dan pengawal karena pendukung keputusannya juga sedikit. Jadi, apa kalian mau mengajukan protes pada putri?” sesekali kuda melirik pengawal itu,lihatlah. Dia semakin suka menggebu-gebukan amarah penduduk.


“Ahh jangan protes saja! kita culik saja tuan putri. Pastikan…keamanan istana sekarang lebih longgar.”


Seluruhnya tertawa, “kau pintar sekali mengadili seseorang. Kita lakukan saja nanti ketika warga istana terlelap.”


Kuda merasakan benar bahwa salah satu dari kerumunan itu ada yang terus memperhatikan sepanjang langkahnya, lalu orang yang memperhatikan itu mencolek yang lainnya. “Kuda itu tidak bertuan. Tapi, langkahnya terlihat aneh.”


Pencetus penculikan putri itu sumringah, “Kita panggang saja dan dimakan bersama.” Lalu semuanya tertawa. Namun, kuda Kris itu membalikkan tubuhnya sesuai perintah Kris dari jauh sana. Kuda itu menghentakkan kakinya dan mendongak gagah menatap kerumunan yang kini memandanginya bingung, beberapa ada yang takut.


Pengawal china itu melangkah sedikit untuk melihat lebih dekat kuda itu, “Matanya berwarna api. Sepertinya kuda ini---“ secepat itu juga kuda Kris langsung berjingkat-jingkat memberontak agar menciptakan kepulan debu dan asap sekaligus membuat kerumunan itu lebih takut kepadanya. Setelah kepulan itu cukup tebal, segera itu pula kuda Kris berlari jauh menghindar menuju pinggiran hutan. Kris yang dari balik dinding juga berlari kepinggiran hutan untuk menjemput kudanya tersebut.


“Kurang ajar! Aku harus menyelamatkan Sooyoung sebelum terlambat.” Umpat Kris ditengah pelariannya.


­Â­

Salah satu dayang menghadap dengan penuh ketakutan dan nafas yang tersenggal-senggal. Sooyoung yang sedang menikmati minumannya di kursi Putri di istananya langsung menatapnya penuh tanya dalam suasana dinginnya angin malam.


“Ada apa dayang? Tarik nafaslah dulu baru berceritalah.” Ujar Sooyoung meletakkan pelan cangkirnya.


Dayang itu langsung menarik nafas sesuai perintah Putri Raja nya. “Begini. Putri…Putri Lim harus segera bersembunyi. Para rakyat penentang Putri Lim datang menuju istana…lebih parahnya lagi, mereka bersama pasukan China dan pasukan samurai panjang.”


Sooyoung berusaha menenangkan ketakutan yang ikut menggebu didalam hatinya. Sooyoung menghela nafas pendek dengan tenang agar tidak disadari oleh orang-orang yang sedang satu ruangan dengannya.


“Tenanglah. Kau sudah katakan berita ini kepada Konsultan Xiumin dan Juru Bicara Kim Suho oh dayang?” tanya Sooyoung menyeledik.


Dayang itu tersentak kaget dan memutar matanya ke kiri-kanan, “Ma-maaf Putri Lim…ss-saya belum menyampaikan kepada Konsultan dan Juru Bicara.”


Sooyoung tersenyum remeh, “Dayang lain.” Salah satu dayang disampingnya menghampiri panggilannya. “Sampaikan berita ini kepada mereka berdua. Perintahkan juga kepada yang lain untuk memperketat penjagaan disetiap sudut istana. Mengerti?”


“Mengerti Putri Lim Sooyoung. Permisi.” Dayang itu pergi, sementara dayang pertama masih tertunduk malu.


“Sekarang kau boleh pergi. Tidak ada yang kau bicarakan lagi bukan,dayang?”


“Tuan Putri Lim harus bersembunyi sekarang juga. Bila perlu kabur lewat gerbang bawah tanah istana Putri.” Kata dayang pertama gugup,takut,dan masih menanggung malu karena perkataannya yang sudah pasti membingungkan Putri.


“Aku akan melakukan apa yang sudah wajib aku lakukan. Kau boleh pergi dayang. Kau juga harus melakukan apa yang harus kau lakukan disaat genting seperti ini.”


Sooyoung pergi dari singgasananya dan berjalan menuju kamar pertapaannya. Dayang yang harus mengikutinya pun berkali-kali mengatakan bahwa ia pergi ke tempat persembunyian yang rawan. Tapi Sooyoung tetap teguh bersembunyi di kamar tersebut dan malah menyuruh dayang-dayang itu untuk meninggalkannya dan membantu memperketat keamanan istana.


Dengan membawa lonceng pemberian Kris, ia duduk bersila dan memejamkan mata ketika ia berharap akan ada pertolongan yang datang disaat ia terus membunyikan lonceng yang dipegangnya sekarang.


“Putri Sooyoung.” Panggil sebuah suara yang ia tidak tau asalnya. Akankah itu Kris? Duganya penuh keraguan.


“Sooyoung. Lihatlah aku sudah dibelakangmu. Pangeran yang sangat tampan ini datang tepat pada waktunya bukan?” mendengar kalimat itu, Sooyoung langsung tersenyum lega dan menghadap ke belakang. Benar itulah Kris.


“Kalau kau tersenyum manis seperti itu, aku jelas tidak kuat menahannya.” Goda Kris memandangnya. Tapi Sooyoung tak menjawab apapun, yang ia lakukan hanya langsung memeluk Kris.


“Kuanggap pelukan ini pertanda aku datang tepat waktu. Profesional kan?” Kris terkekeh pelan ,perlahan Sooyoung menyudahi pelukannya.


“Selamatkan aku…ku mohon Kris. Juga para pengikut yang berjuang menjagaku sampai sini.”


“Tenanglah, aku sudah siapkan jebakan-jebakan. Salah satunya, pasukan kuda tanpa pengawal.”


Sooyoung nampak bingung, “Maksudnya? Bagaimana bisa kuda tanpa pengawal kau sebut pasukan?” tanya Sooyoung heran.


“Jadi, aku kesini tidak bersama siapapun kecuali kudaku. Nah, kuda ku sekarang akan memanggil bala pasukan sesama kuda. Dan kuda ku lah yang akan menjadi panglima perangnya. Sudah mengerti?”


“Jadi….kudamu dan kuda-kuda lainnya akan berperang tanpa pengendara diatasnya? Tanpa senjata?”


“Benar-benar.”


“Kasihan kalau kuda-kudanya mati tertusuk pedang pasukan samurai panjang.” Kata sooyoung seolah merasa bersalah.


“Tidak akan, kuda selalu lebih tinggi daripada manusia. Bahkan aku yang tertinggi, tidak bisa mengalahkan tingginya kuda.” Lalu Kris meletakkan jari telunjuknya ke bibir Sooyoung, “sst… sekarang kita pergi lewat  pintu tahanan. Sudah kupastikan aman karena disana sudah ada kuda kepercayaanku yang paling gagah.”


“kuda yang paling gagah, kukira tidak ada yang seperti itu.” gumam Sooyoung sendiri, mereka akhirnya keluar sesuai yang dikatakan Kris.


Awalnya keadaan biasa saja karena seluruh penyusup dan pengawal kerajaan sibuk berperang di area depan dan utama istana. Namun perlahan, salah satu pasukan samurai panjang mengganggu mereka.  Kris berhasil menjatuhkan samurainya dan menyerang orang itu hingga tak mampu berdiri.


Saat Kris berlari tergesa sambil merengkuh Sooyoung, orang itu tiba-tiba hilang dari tempatnya tak berdaya. Beruntung saat itu, kuda yang paling gagah kepercayaan Kris itu telah datang. Pertama Sooyoung dulu yang menaikinya. Tiba-tiba…


SREP~ punggung Kris tergores pedang samurai yang telah melayang itu. sang pemegang samurai itu hilang lagi. Kris sedikit memberontak sakit karna lukanya.


“Kris, kau baik-baik saja?” tanya Sooyoung cemas dan berusaha turun dari kuda.


“Jangan turun!!” teriak Kris masih terduduk kesakitan.


“Tapi kau terlu__”


“Tak apa!” lalu Kris naik ke kudanya, ia berada didepan Sooyoung. “Keselamatanmu jauh lebih penting daripada luka samurai tadi.” Kemudian Kris menghentakan kudanya untuk melaju.


“Berpeganganlah Sooyoung!”


“Iya!”


“O Ow!” kejut Kris menghentikan langkah kudanya ketika ia melihat sekelompok pasukan China yang berlari ke arahnya. Ia meneliti celah jalan disekitarnya,namun sayang. Rasanya kalau mundur akan menjemput bahaya. Hanya satu-satunya berjalan lurus melewati pasukan itu.


“Sooyoung,  kurasa erat kan lagi peganganmu karna aku akan mengendalikan kuda dengan satu tangan.” Ujar Kris keras.


“Kenapa??” tanya Sooyoung keras juga, maklum, keadaan disekitar istana meski sejauh ini tetap saja ramai dengan teriakan kobaran perang.


“Karna tanganku yang satunya akan menarikan pedangku untuk membunuh pasukan itu.”


“Iya…” lirih Sooyoung menatap sejenak luka punggung Kris semakin banyak mengeluarkan darah, bahkan pipinya sendiri juga bersemir darah selama ia tadi mengeratkan tubuhnya ke punggung Kris.


“Kau yakin tak apa Kris…?” Ujar Sooyoung sepertinya tak didengar Kris,  ia memejamkan mata sambil memeluk semakin erat  saat Kris dengan bersemangat melajukan kudanya dengan satu tangan.


Dengan lihai Kris menusuk semua musuhnya baik dari sisi kanan kirinya bahkan sisi depan yang terus mendesaknya turun dan menyerahkan Sooyoung kepada mereka. Nyaris saja salah satu pasukan itu ada yang berlari ke sisi belakang. Tapi, bukan Kris namanya jika tak mampu menghentikan. Beruntung hanya satu dan Kris cepat membunuhnya.


Setelah semua pasukan dihadapannya dipastikan telah terbunuh olehnya. Perlahan, keseimbangannya mulai goyah. Kris menoleh ke belakang, melihat manusia cantik yang dari tadi sudah menumpang kudanya. Wanita itu memejamkan mata dengan penuh ketakutan.


“Hey sudah selesai, buka matamu putri.”


Perlahan Sooyoung membuka matanya meski masih ketakutan dan ragu. “Sudah.”


Lalu Kris turun duluan dari kudanya dan bersandar ke sebuah pohon yang tak jauh dari posisi kudanya berhenti. Diikuti juga dengan Sooyoung yang turun.


“Kita sudah menang kan? ku harap begitu…”


“Kris…” panik Sooyoung melihat Kris perlahan memejamkan mata.


“Apa Sooyoungie…” balas Kris membaringkan tubuhnya sendiri ke tanah, “Aku akan…ti…dur sejenak…”


“Kris!!! Kris! Ku mohon bangun! Jangan pergi sekarang….” Sooyoung mengguncang-guncang tubuh Kris yang tak menjawab, bahkan sama sekali tak kunjung merespon apapun,  “Kriss…tolong bangun Kris bangun….hiks….Kris…ku mohon bertahan lah Kris…Kriss!!!”


 ­Â­

“Apa masih belum ada perkembangannya Tabib Kai?” tanya Sooyoung langsung begitu sang tabib selesai memeriksa Kris.


“Maafkan hamba tuan Putri Lim, saya rasa tuan Putri dan kerajaan harus bersabar dulu menunggu kesadaran Pangeran Kris pulih.”


“Sampai kapan??” desak Sooyoung pada Tabib Kai.


“Tuan Putri…” kata Juru Bicara Kim dan  Konsultan Xiumin mengingatkan.


“Sooyoungiee… oh?aku dikamar siapa ini…” ucap lemah seseorang memecah suasana di ruangan itu.


“Pangeran!” ucap gembira dari semua orang yang berkumpul di ruangan, baik Sooyoung, Juru Bicara Kim, Konsultan Xiumin, Tabib Kai, dan beberapa dayang dari kerajaan Gwongjeok maupun Cheoson. Sementara sang pangeran berusaha mendudukkan tubuhnya sendiri dengan perlahan.


“Syukurlah kau masih hidup…” kata Sooyoung sambil memeluk Kris.


“Em…Tuan Putri.” Gumam Konsultan Xiumin yang duduk dibelakang Sooyoung.


Sooyoung mendadak melepas pelukannya, Kris tertawa dengan sikap Sooyoung barusan. “Agresif.” Ujar Kris tanpa dosa. Seketika seluruh orang di dalam ruangan itu terkekeh melihat aksi sang putri tadi.


Sooyoung tertunduk malu dan berdecak kesal, “Ck, Kris…”


Seluruhnya masih terbawa suasana tawa akibat perlakuan Sooyoung. Tiba-tiba, Kris mendehem. Memecah keadaan seketika.


“Menikahlah denganku Sooyoung, kau mau?”

Deg~


“hah?”


Kris terkekeh kecil, “Kau tidak dengar? Menikahlah denganku Sooyoung, kau mau kan?” ulang Kris sekali lagi.


Sooyoung tersipu malu dan tertunduk, “Bagaimana ya… aku belum pernah menanggapi dengan benar ketika sedang dilamar…”


“Jawab iya saja tuan Putri, jawab saja iya…” bisik beberapa dayang-dayang dan orang-orang disekitarnya.


Ia mendongak kan wajahnya dan menatap Kris dengan bahagia, “Sebuah kehormatan dan dengan senang hati aku……mau…” balas Sooyoung tersenyum penuh kebahagiaan.


“Ouh! Sudah kuduga iya!!” ungkap Kris sangat senang.


“Tapi maaf Pangeran Wu kan harus memulihkan dulu luka dipunggung Pangeran.” Ingat Tabib Kai kepada Kris.


“Ah sampai lupa. Baiklah! Apa minggu depan sudah boleh?” tanya Kris tak sabar.


“Anda benar, Pangeran.”


­Â­

Beberapa tahun setelah upacara pernikahan Pangeran Kris dan Putri Sooyoung telah lama usai. . .


“Aku senang akhirnya masa-masa seperti ini terjadi lagi.” ujar Juru bicara Kim kepada Konsultannya.


“Kau benar, mereka terlihat sangat bahagia dan serasi. Sudah lama pula ya kita tak melihat keluarga kerajaan yang seperti ini…Lihat anak tertua dan termuda Pangeran dan Putri.” Balas Konsultan Xiumin menatap keluarga kecil kerajaan yang tengah bersenda gurau di lapangan istana Cheoson.


“Mereka berdua mirip sekali dengan Pangeran Kris dan Putri Lim Sooyoung, kulihat juga. Dua anak lelaki itu berpotensi sekali merubah peradaban sejarah. Siapa namanya aku lupa?”


“Wu Han Ju dan Wu Kang Soo. Kenapa kau bisa lupa, padahal sudah sepuluh tahun di istana.”


“Hey!ini efek umur, jangan salahkan aku kalau tiba-tiba lupa seperti ini.”


Tiba-tiba Kris menepuk punggung mereka berdua dari belakang, “Sedang membicarakan siapa kalian berdua?” tanya Kris tegas.


“Ani…aniyo Pangeran. Kami hanya membicarakan Han Ju dan Kang Soo.” Balas Juru Bicara Kim Suho sedikit ketakutan.


“Oo… Ayo kalian berkumpul disana dengan anak-anakku.” Ajak Kris mendorong punggung kedua orang itu dengan rangkulan lengannya, langkah mereka pun terlihat benar-benar terpaksa.


“Tidak perlu begitu Pangeran, tidak perlu. Ya kan Konsultan?”


“Ya benar.”


“Tidak-tidak-tidak” sela Kris, “Maksudku kalian belajarlah dunia baru dengan anak-anakku, mereka tiba-tiba saja sudah membuatkan jahitan pakaian perang dan sehari-hari untuk kalian. Entah dari mana mereka belajar. Kulihat, hasil karyanya bernilai tinggi dan cukup modern seperti gaya kerajaan Inggris.” Jelas Kris kepada mereka berdua, lalu ia beralih kepada Sooyoung, istrinya.


“Sayang, apa para dayang sudah membawakan pakaian yang ku suruh?” tanya Kris pada istrinya, Putri Lim Sooyoung yang berdiri di dekat anak-anaknya yang tengah bermain kejar-kejaran.


“Sudah, itu mereka.” Balas Sooyoung menunjuk para dayang dari arah belakang Kris.


“Hey Kim,” panggil Konsultan Xiumin pada Juru Bicara Kim (Suho) yang terpesona pada pakaian-pakaian yang dibawakan para dayang.


“Kenapa?” tanya Suho menoleh.


“Raja dan ratu ,bagaimana?” kata Xiumin bingung.


“Entahlah,mungkin sudah waktunya punah didalam penjara atau mengikuti  saja perkembangan jaman.”


“Ssst! Pangeran dan Putri sedang berciuman sekarang, jangan keras-keras mengganggu kegiatan mereka.” -___-“


THE END

*Hahahaha, bagaimana-bagaimana. . . .?
*Mian mianhae maaf jeballeyo kalo endingnya begitu >_<
*Auch! Jangan lupa pendapatnya setelah mbaca ENDINGNYA J

*Gamsahamnida…. Neomu saranghae~ reader’s ^_^

1 komentar:

  1. Casinos & Casino Site | Choices & Online Bonuses
    In our septcasino comprehensive guide 카지노 to choosing the best casino site for you, choose among the 메리트카지노 casino sites that are on your list. Our recommended casino sites

    BalasHapus