---TT---
ROYAL
SON (part.2)
---TT---
Author : Vieyraamoimoi
Cast :
Kris (Wu Yifan) ;
Lim Sooyoung (OC) ;
And others support
Genre : Fantasy, Thriller, lit Romantic,
Kingdom
Leght : Look the street
Summary : “mungkin…ini terkesan terlalu
cepat. Tapi kurasa, aku…bukan - bukan! Tapi kurasa, kami…memang sudah saling
mengakui saling jatuh cinta. Dari sini lah terkadang akalmu tak mempercayai apa
yang kuakui sebenarnya. Namun sekali lagi, THIS LOVE THIS LOVE THIS LOVE.
Dari mata sudah pasti turun ke hati.”
Catatan (NOTE) : “Tolong baca FF berikut ini
dengan penghayatan dan jiwa yang berkonsentrasi agar kalian ngefeel, karena
maaf. Ini adalah FF bergenre kerajaan yang pertama saya tulis. Jeogmal
gamsahaeyo.”
Preview!
“Lakukan.”
Perintah selir itu pada pengawal disekitarnya.
Seluruh
pengawal saat itu juga menyodorkan pedang tajam mereka kearah para dayang dan
Sooyoung, tidak lupa juga pedang disamping Kris disodorkan ke leher Kris
sehingga namja itu harus menahan posisi kepalanya yang agak terangkat.
“Kau…” tatap
tajam Sooyoung pada selir itu,sementara Kris menatap khawatir keadaan Sooyoung
didepannya.
~~~* ROYAL SON *~~~
Selir raja
termuda itu yang biasa akrab dipanggi Nyonya Muda Nam itu berjalan dengan
angkuhnya dihadapan Sooyoung dan Kris.
“Kasihan kasihan…Pangeran
Wu kenapa harus menganiayaku padahal aku bersikap baik layaknya seorang tamu.”
Kata Nam sempat membelai pipi Kris, namun Kris malah meludah sesaat Nam sudah
menjauhkan tangan darinya.
“Kalau saja
Pangeran menerima itikad baikku, mungkin tidak akan terjadi ini.” lanjutnya
dengan senyum remehnya. “Kalau saja kau, Putri Lim Sooyoung tidak ikut campur
dan…memojokkan kewenanganku, mungkin tidak akan serumit ini.” Nam tertawa
terbahak-bahak atas kemenangannya.
Lalu Nam
beralih kearah Sooyoung, “Ada harapan terakhir sebelum Pangeran Wu akan
digantung didepan istanamu Sooyoung-ah…hm?”
“Jelas ada
Nam!” tegas Sooyoung pada yeoja itu.
Nam kembali
tertawa dan melipat tangan diatas dada. “Kau pasti ingin menyelamatkannya
bukan? Atau kau mau menceraikanku dengan appamu hm?” Nam mendehem sejenak, lalu
seorang pengawal yang sangat asing bagi Sooyoung itu membisikkan sesuatu pada
Nam. Sooyoung sangat bingung siapa namja itu sebenarnya.
Nam
mengangguk seusai dibisikkan oleh pengawal berdarah China itu. “Jika kau ingin
selamatkan Pangeran Wu, aku berbaik hati memberi keringanan untuknya. Dengar
baik-baik dan pilih dengan tegas oh Putri Lim Sooyoung.” Nam tak kuasa menahan
senyum kemenangannya yang makin merekah.
“Pertama,
bunuh kedua orang tuamu. Atau kedua, serahkan tanah kekuasaan bagian utara.
Dan…atau yang ketiga, lepaskan segala kehormatanmu baik sebagai putri raja
maupun sebagai perempuan.”
Sooyoung
seperti mendapat pukulan telak didalam hatinya. Benar-benar pilihan yang
mengejutkan bagi dirinya hingga ia harus berpikir keras tanpa mengedipkan
matanya. Jika pilihan pertama,dia akan jadi pembunuh. Jika kedua,mungkin bisa
direbut kembali. Namun ketiga,tidak bedanya dia sendiri adalah pendosa.
“Sooyoungie…”
lirih Kris memanggil Sooyoung.
Sooyoung
akhirnya memutuskan. “Pilihan kedua, kuserahkan tanah utara.” Pada saat itu
juga pengawal dan sebagian dayang istana yang bertepat tinggal ditanah
Gwongjeok utara langsung berkecewa hati. Semua menatap sayang Sooyoung akan
keputusannya.
“Bagus! Bagi
pembela keputusan Putri. Sekarang, antar Putri Lim Sooyoung pulang ke Gwongjeok
cepat!” titah Nam langsung berbalik dan masuk ke dalam istana Cheoseon.
Perlahan kerumunan pun membubarkan diri karena peradilan telah selesai
disaksikan.
Setelah Kris
terbebaskan dari pengawal-pengawal yang menendanginya tadi, ia berlari menuju
Sooyoung yang kini tertunduk pasrah ditempatnya. “Sooyoung…Sooyoungie
bertahanlah. Jeball…”
“Kris…” Sooyoung tak kuasa
menahan kesedihannya hingga tak mampu melanjutkan perkataannya.
“Aku akan mengikutimu secara
diam-diam. Jangan khawatir Sooyoungie aku, akan melindungimu dan merebutkan
tanah utara kembali untukmu.”
“Pengawal China…mereka tinggal
disana untuk menungguku pulang Kris…aku…takut mati. Mereka pasti akan
membantaiku.”
Kris memberinya semangat lewat
genggaman tangannya pada bahu Sooyoung. “Nanti, tunggulah aku sebentar saja
sebelum kau berangkat. Aku akan memberikanmu sesuatu yang bisa membantumu lebih
tenang.”
Sooyoung hanya mengangguk dan
terus meluapkan kesedihannya lewat tetesan airmatanya. Kris pun mengusap air
mata dipipi Sooyoung, lalu Kris menoleh pada para dayang istananya. “Yasudah,
dayang. Antar Putri Lim Sooyoung ke kamarnya untuk berkemas dan dayang dapur
istana perintahkan untuk membuat makanan perbekalan yang tahan lama. Jangan
lupa suruh mereka memasakkannya lebih cepat. Mengerti?”
“Baik Pangeran.”
ÂÂ
Kris memberikan sebuah buku dan
dua lonceng kecil yang berwarna hijau pada Sooyoung didepan gerbang istana
kerajaan Cheoseon. Sooyoung menerimanya dengan tersenyum namun dirinya masih
bingung.
“Buku ini adalah buku kesukaanku
yang pertama,Sooyoung-ah. Dari sinilah aku semakin tegar menghadapi godaan
cinta sesaat.” Lalu Kris meraih tangan Sooyoung yang didalamnya sedang memegang
lonceng hijau pemberiannya. “Enam generasi sebelumku menggunakan ini ketika
pangerannya sedang terpisah dengan putrinya saat mereka akan berpisah karena
paksaan dan hukuman dari pihak lain. Kata mereka, lonceng ini seperti telepati
perasaan. Meski berbeda benua sekalipun, mereka tetap bisa menyampaikan
perasaan satu sama lain lewat pikiran dan membunyikan perlahan loncengnya.”
Sooyoung tersenyum lega pada
Kris, sejenak ia memandangi lagi apa yang diberikan Kris padanya. Sejenak itu
juga ia memandangi wajah orang yang memberikannya ini. “Aku hanya bisa
mengatakan…indah sekali ungkapanmu Kris. Aku…benar-benar bingung harus membalas
apa untuk pemberianmu ini. tapi,ada hal lain yang menakjubkan setelahnya. Entah
apa…hatiku terasa berdebar-debar saat ini.”
“Sooyoung-ah…”
Kata Kris sambil meraih kedua
tangan Sooyoung agar ada digenggamannya. Sooyoung menatapnya penuh tanya ada
apa sebenarnya. Tapi Kris malah memberinya tatapan mata yang begitu dalam
seakan-akan dirinya dituntun untuk menatap juga mata indah namja tampan ini.
lama…Sooyoung tetap tidak tau maksud isyarat apa yang terpancar dimata Kris. Akhirnya,
Sooyoung baru menang-kap sorot mata yang berisyarat kata iya. Sooyoung pun
mengedipkan matanya juga dengan isyarat kata iya.
Dengan sepenuh hati, lembut. Kris
mengajak wajahnya untuk lebih dekat dengan Sooyoung. Sooyoung pun menyambutnya
dengan hal yang serupa sampai sekat angin diantara mereka hilang secara
perlahan karena mereka berciuman lembut dengan tanpa paksaan. Singkat saja
namun artinya bermakna. Itulah yang Kris ingin sampaikan lagi pada Sooyoung.
“Kris.”
“Tidak hanya karena kau sudah
menolongku, tapi karena kau sudah membuatku mencintaimu Sooyoung-ah…”
“Aku juga.” Potong Sooyoung
segera. “Aku juga mencintaimu Kris.”
“Iyah, terima kasih Sooyoungie.”
Lalu Kris mengakhirinya dengan pelukan hangatnya pada Sooyoung sebelum yeoja
itu pergi kembali ketempat asalnya.
ÂÂ
Senja mulai datang menghiasi
langit negeri Korea dengan semburan jingga terangnya, setidaknya itu membuat
Sooyoung mengulas senyum ditengah-tengah perjalanannya meninggalkan Kerajaan
Cheoseon untuk kembali ke Kerajaan Gwongjeok, tanah kelahirannya.
Meski perjalanan akan berakhir
pada petang nanti, Sooyoung masih memikirkan Kris. Bagaimana namja itu akan
mengikutinya diam-diam sekaligus melindunginya. Bukankah itu hal cukup
mere-potkannya,padahal beberapa pengawal Cheoseon yang paling handal juga
dititipkan pada rombo-ngannya untuk penjagaan sementara.
Kris…Kris. Lirih Sooyoung
memanggil Kris dan tidak lupa membunyikan lonceng kecil yang ber-warna hijau
itu secara perlahan. Sejenak,ia memejamkan mata. Berharap pada tuhan agar
melindunginya dari para pemalak maupun pembajak hutan yang sering kali
mengganggu siapapun yang melewati hutannya.
ÂÂ
Malam ketika itu Sooyoung baru
tiba di istana kerajaannya,Gwongjeok. Sooyoung melihat dari balik jendela
kereta kudanya yang ditunggangiya. Keadaan yang terlihat sepi dari luar,hanya
ada beberapa kuda dan jerami-jerami yang berhamburan menyebar mengisi seluruh
lapangan utama istananya.
Lalu Sooyoung turun dan keluar
dari kendaraannya, ia menghela nafas begitu Juru Bicara Kim Joon Myun dan
Konsultan Xiumin yang menyambutnya keluar. “Tuan Putri Lim baik-baik saja?”
tanya Juru Bicara Kim.
“Iya. Apa beberapa dayang sudah
masuk ke istana?” tanya Sooyoung mencemaskan sesuatu hal, bahkan ia sejenak
memandang pintu gerbang istana dan jalan setapak disepanjangnya.
“Sudah Tuan Putri.” Juru Bicara
Kim menyadari raut ekspresi yeoja itu. “Tuan Putri mencemaskan sesuatu?” tanya
namja itu sambil ikut menelisik memandang pintu gerbang istana.
“Saya hanya cemas kalau…rakyat
ternyata pergi dan mengosongkan daerah sekitar istana. Sepertinya kondisiku
mulai lelah, saya permisi dulu.”
Setelah Sooyoung berjalan cukup
jauh dari dua orang itu, Konsultan Xiumin menyenggol pinggang Juru bicara Kim.
“Kita harus melakukan tindakan pengamanan lebih ketat ,Kim. Kau ingat kata
peramal yang tiba-tiba datang ke istana waktu itu. semua perkataan yang
diucapkan Putri Lim akan benar terjadi.”
“Ya, kau benar Xiumin. Apalagi
Putri Lim telah membuat keputusan yang merugikan rakyat utara. Kalau begitu,
kau pergi temui jendral utusan Pangeran Wu itu untuk memperkuat keamanan
istana.”
“Baiklah, lalu apa tugasmu
setelah ini?”
“Aku hendak berkeliling,
mengawasi setiap anggota rombongan kita yang semakin sedikit. Mungkin saja,ada
yang berniat menusuk Putri Lim dari belakang atas ketidaksetujuannya ikut
membela.”
ÂÂ
Kris memberhentikan sejenak kuda
yang ditungganginya seorang diri itu, untuk sebuah alasannya dengan kerumunan
penduduk ditanah yang ia pijaki sekarang. Nampak dari matanya, ia melihat
sesosok pengawal yang pernah ada di istananya. Ya,itu adalah pengawal china
sekonkolan selir yang waktu itu
menjebaknya.
Mau apa dia,pikir Kris dalam
hati.
Lalu ia menuntun kudanya berjalan
mundur untuk menyelinap di balik dinding sebuah bangunan disampingnya. Kris
turun dari kuda yang berkulit eksotis itu. ia mengusap-usap kepala kuda itu
lalu menatap mata kuda itu dengan dalam. Kemudian Kris menyentuh keningnya
sendiri dengan dua jari kanannya.
Ia salurkan perantara pemikirnya
lewat sentuhan dua jarinya itu ke kening kuda andalannya tersebut. Saat itu
juga, mata kudanya berubah berwarna api. Dengan sendirinya tanpa dikawal Kris
lewat titahnya dalam sebuah kata, kuda itu berjalan sendiri menuju kerumunan
penduduk itu.
“Putri raja yang kalian hormati
itu sekarang menjadikan tanah utara ini sebagai alat tukar atas nyawanya. itu
kan perbuatan keji,tega. Benarkan?” kata pengawal china itu pada mereka.
“Ya benar, masah dia tidak
memikirkan nasib kita.” Protes salah satunya.
“Iyah. Sudah tempat kita paling
jauh dari istana,tidak sering dikunjungi ratu dan raja,masah kita juga harus
diserahkan pada penguasa yang tidak dikenal.” Kata seorang ahjusshi yang
membawa sapu jerami.
Sementara itu, kuda Kris terus
berjalan menunduk dengan langkahnya yang cukup kecil. Sehingga pendengarannya
akan semakin jelas untuk disampaikan lewat pendengaran si kuda.
“Apa dia mau bertanggungjawab
atas semua keselamatan dan kesejahteraan kita nantinya teman-teman?” tanya
seseorang pada yang lainnya.
“Sepertinya tidak.” Jawab salah
satunya lagi.
Pengawal china itu tersenyum
bangga, “Sini, ku beritahu sesuatu. Putri Lim Sooyoung ada di istana sekarang
tapi, hanya membawa sedikit rombongan dan pengawal karena pendukung
keputusannya juga sedikit. Jadi, apa kalian mau mengajukan protes pada putri?”
sesekali kuda melirik pengawal itu,lihatlah. Dia semakin suka menggebu-gebukan
amarah penduduk.
“Ahh jangan protes saja! kita
culik saja tuan putri. Pastikan…keamanan istana sekarang lebih longgar.”
Seluruhnya tertawa, “kau pintar
sekali mengadili seseorang. Kita lakukan saja nanti ketika warga istana
terlelap.”
Kuda merasakan benar bahwa salah
satu dari kerumunan itu ada yang terus memperhatikan sepanjang langkahnya, lalu
orang yang memperhatikan itu mencolek yang lainnya. “Kuda itu tidak bertuan.
Tapi, langkahnya terlihat aneh.”
Pencetus penculikan putri itu
sumringah, “Kita panggang saja dan dimakan bersama.” Lalu semuanya tertawa.
Namun, kuda Kris itu membalikkan tubuhnya sesuai perintah Kris dari jauh sana.
Kuda itu menghentakkan kakinya dan mendongak gagah menatap kerumunan yang kini
memandanginya bingung, beberapa ada yang takut.
Pengawal china itu melangkah
sedikit untuk melihat lebih dekat kuda itu, “Matanya berwarna api. Sepertinya
kuda ini---“ secepat itu juga kuda Kris langsung berjingkat-jingkat memberontak
agar menciptakan kepulan debu dan asap sekaligus membuat kerumunan itu lebih
takut kepadanya. Setelah kepulan itu cukup tebal, segera itu pula kuda Kris
berlari jauh menghindar menuju pinggiran hutan. Kris yang dari balik dinding
juga berlari kepinggiran hutan untuk menjemput kudanya tersebut.
“Kurang ajar! Aku harus
menyelamatkan Sooyoung sebelum terlambat.” Umpat Kris ditengah pelariannya.
ÂÂ
Salah satu dayang menghadap
dengan penuh ketakutan dan nafas yang tersenggal-senggal. Sooyoung yang sedang
menikmati minumannya di kursi Putri di istananya langsung menatapnya penuh
tanya dalam suasana dinginnya angin malam.
“Ada apa dayang? Tarik nafaslah
dulu baru berceritalah.” Ujar Sooyoung meletakkan pelan cangkirnya.
Dayang itu langsung menarik nafas
sesuai perintah Putri Raja nya. “Begini. Putri…Putri Lim harus segera
bersembunyi. Para rakyat penentang Putri Lim datang menuju istana…lebih
parahnya lagi, mereka bersama pasukan China dan pasukan samurai panjang.”
Sooyoung berusaha menenangkan
ketakutan yang ikut menggebu didalam hatinya. Sooyoung menghela nafas pendek
dengan tenang agar tidak disadari oleh orang-orang yang sedang satu ruangan
dengannya.
“Tenanglah. Kau sudah katakan berita
ini kepada Konsultan Xiumin dan Juru Bicara Kim Suho oh dayang?” tanya Sooyoung
menyeledik.
Dayang itu tersentak kaget dan
memutar matanya ke kiri-kanan, “Ma-maaf Putri Lim…ss-saya belum menyampaikan
kepada Konsultan dan Juru Bicara.”
Sooyoung tersenyum remeh, “Dayang
lain.” Salah satu dayang disampingnya menghampiri panggilannya. “Sampaikan
berita ini kepada mereka berdua. Perintahkan juga kepada yang lain untuk
memperketat penjagaan disetiap sudut istana. Mengerti?”
“Mengerti Putri Lim Sooyoung.
Permisi.” Dayang itu pergi, sementara dayang pertama masih tertunduk malu.
“Sekarang kau boleh pergi. Tidak
ada yang kau bicarakan lagi bukan,dayang?”
“Tuan Putri Lim harus bersembunyi
sekarang juga. Bila perlu kabur lewat gerbang bawah tanah istana Putri.” Kata
dayang pertama gugup,takut,dan masih menanggung malu karena perkataannya yang
sudah pasti membingungkan Putri.
“Aku akan melakukan apa yang
sudah wajib aku lakukan. Kau boleh pergi dayang. Kau juga harus melakukan apa
yang harus kau lakukan disaat genting seperti ini.”
Sooyoung pergi dari singgasananya
dan berjalan menuju kamar pertapaannya. Dayang yang harus mengikutinya pun
berkali-kali mengatakan bahwa ia pergi ke tempat persembunyian yang rawan. Tapi
Sooyoung tetap teguh bersembunyi di kamar tersebut dan malah menyuruh
dayang-dayang itu untuk meninggalkannya dan membantu memperketat keamanan
istana.
Dengan membawa lonceng pemberian
Kris, ia duduk bersila dan memejamkan mata ketika ia berharap akan ada
pertolongan yang datang disaat ia terus membunyikan lonceng yang dipegangnya
sekarang.
“Putri Sooyoung.” Panggil sebuah
suara yang ia tidak tau asalnya. Akankah itu Kris? Duganya penuh keraguan.
“Sooyoung. Lihatlah aku sudah
dibelakangmu. Pangeran yang sangat tampan ini datang tepat pada waktunya
bukan?” mendengar kalimat itu, Sooyoung langsung tersenyum lega dan menghadap
ke belakang. Benar itulah Kris.
“Kalau kau tersenyum manis
seperti itu, aku jelas tidak kuat menahannya.” Goda Kris memandangnya. Tapi
Sooyoung tak menjawab apapun, yang ia lakukan hanya langsung memeluk Kris.
“Kuanggap pelukan ini pertanda
aku datang tepat waktu. Profesional kan?” Kris terkekeh pelan ,perlahan
Sooyoung menyudahi pelukannya.
“Selamatkan aku…ku mohon Kris.
Juga para pengikut yang berjuang menjagaku sampai sini.”
“Tenanglah, aku sudah siapkan
jebakan-jebakan. Salah satunya, pasukan kuda tanpa pengawal.”
Sooyoung nampak bingung,
“Maksudnya? Bagaimana bisa kuda tanpa pengawal kau sebut pasukan?” tanya
Sooyoung heran.
“Jadi, aku kesini tidak bersama
siapapun kecuali kudaku. Nah, kuda ku sekarang akan memanggil bala pasukan
sesama kuda. Dan kuda ku lah yang akan menjadi panglima perangnya. Sudah
mengerti?”
“Jadi….kudamu dan kuda-kuda
lainnya akan berperang tanpa pengendara diatasnya? Tanpa senjata?”
“Benar-benar.”
“Kasihan kalau kuda-kudanya mati
tertusuk pedang pasukan samurai panjang.” Kata sooyoung seolah merasa bersalah.
“Tidak akan, kuda selalu lebih
tinggi daripada manusia. Bahkan aku yang tertinggi, tidak bisa mengalahkan tingginya
kuda.” Lalu Kris meletakkan jari telunjuknya ke bibir Sooyoung, “sst… sekarang
kita pergi lewat pintu tahanan. Sudah
kupastikan aman karena disana sudah ada kuda kepercayaanku yang paling gagah.”
“kuda yang paling gagah, kukira
tidak ada yang seperti itu.” gumam Sooyoung sendiri, mereka akhirnya keluar
sesuai yang dikatakan Kris.
Awalnya keadaan biasa saja karena
seluruh penyusup dan pengawal kerajaan sibuk berperang di area depan dan utama
istana. Namun perlahan, salah satu pasukan samurai panjang mengganggu
mereka. Kris berhasil menjatuhkan
samurainya dan menyerang orang itu hingga tak mampu berdiri.
Saat Kris berlari tergesa sambil
merengkuh Sooyoung, orang itu tiba-tiba hilang dari tempatnya tak berdaya.
Beruntung saat itu, kuda yang paling gagah kepercayaan Kris itu telah datang.
Pertama Sooyoung dulu yang menaikinya. Tiba-tiba…
SREP~ punggung Kris tergores
pedang samurai yang telah melayang itu. sang pemegang samurai itu hilang lagi.
Kris sedikit memberontak sakit karna lukanya.
“Kris, kau baik-baik saja?” tanya
Sooyoung cemas dan berusaha turun dari kuda.
“Jangan turun!!” teriak Kris
masih terduduk kesakitan.
“Tapi kau terlu__”
“Tak apa!” lalu Kris naik ke
kudanya, ia berada didepan Sooyoung. “Keselamatanmu jauh lebih penting daripada
luka samurai tadi.” Kemudian Kris menghentakan kudanya untuk melaju.
“Berpeganganlah Sooyoung!”
“Iya!”
“O Ow!” kejut Kris menghentikan langkah kudanya ketika ia
melihat sekelompok pasukan China yang berlari ke arahnya. Ia meneliti celah
jalan disekitarnya,namun sayang. Rasanya kalau mundur akan menjemput bahaya.
Hanya satu-satunya berjalan lurus melewati pasukan itu.
“Sooyoung, kurasa
erat kan lagi peganganmu karna aku akan mengendalikan kuda dengan satu tangan.”
Ujar Kris keras.
“Kenapa??” tanya Sooyoung keras juga, maklum, keadaan
disekitar istana meski sejauh ini tetap saja ramai dengan teriakan kobaran
perang.
“Karna tanganku yang satunya akan menarikan pedangku untuk
membunuh pasukan itu.”
“Iya…” lirih Sooyoung menatap sejenak luka punggung Kris
semakin banyak mengeluarkan darah, bahkan pipinya sendiri juga bersemir darah
selama ia tadi mengeratkan tubuhnya ke punggung Kris.
“Kau yakin tak apa Kris…?” Ujar Sooyoung sepertinya tak
didengar Kris, ia memejamkan mata sambil
memeluk semakin erat saat Kris dengan
bersemangat melajukan kudanya dengan satu tangan.
Dengan lihai Kris menusuk semua musuhnya baik dari sisi
kanan kirinya bahkan sisi depan yang terus mendesaknya turun dan menyerahkan
Sooyoung kepada mereka. Nyaris saja salah satu pasukan itu ada yang berlari ke
sisi belakang. Tapi, bukan Kris namanya jika tak mampu menghentikan. Beruntung
hanya satu dan Kris cepat membunuhnya.
Setelah semua pasukan dihadapannya dipastikan telah terbunuh
olehnya. Perlahan, keseimbangannya mulai goyah. Kris menoleh ke belakang,
melihat manusia cantik yang dari tadi sudah menumpang kudanya. Wanita itu
memejamkan mata dengan penuh ketakutan.
“Hey sudah selesai, buka matamu putri.”
Perlahan Sooyoung membuka matanya meski masih ketakutan dan
ragu. “Sudah.”
Lalu Kris turun duluan dari kudanya dan bersandar ke sebuah
pohon yang tak jauh dari posisi kudanya berhenti. Diikuti juga dengan Sooyoung
yang turun.
“Kita sudah menang kan? ku harap begitu…”
“Kris…” panik Sooyoung melihat Kris perlahan memejamkan
mata.
“Apa Sooyoungie…” balas Kris membaringkan tubuhnya sendiri
ke tanah, “Aku akan…ti…dur sejenak…”
“Kris!!! Kris! Ku mohon bangun! Jangan pergi sekarang….”
Sooyoung mengguncang-guncang tubuh Kris yang tak menjawab, bahkan sama sekali
tak kunjung merespon apapun, “Kriss…tolong bangun Kris
bangun….hiks….Kris…ku mohon bertahan lah Kris…Kriss!!!”
ÂÂ
“Apa masih belum ada perkembangannya Tabib Kai?” tanya
Sooyoung langsung begitu sang tabib selesai memeriksa Kris.
“Maafkan hamba tuan Putri Lim, saya rasa tuan Putri dan
kerajaan harus bersabar dulu menunggu kesadaran Pangeran Kris pulih.”
“Sampai kapan??” desak Sooyoung pada Tabib Kai.
“Tuan Putri…” kata Juru Bicara Kim dan Konsultan Xiumin mengingatkan.
“Sooyoungiee… oh?aku dikamar siapa ini…” ucap lemah
seseorang memecah suasana di ruangan itu.
“Pangeran!” ucap gembira dari semua orang yang berkumpul di
ruangan, baik Sooyoung, Juru Bicara Kim, Konsultan Xiumin, Tabib Kai, dan
beberapa dayang dari kerajaan Gwongjeok maupun Cheoson. Sementara sang pangeran
berusaha mendudukkan tubuhnya sendiri dengan perlahan.
“Syukurlah kau masih hidup…” kata Sooyoung sambil memeluk
Kris.
“Em…Tuan Putri.” Gumam Konsultan Xiumin yang duduk
dibelakang Sooyoung.
Sooyoung mendadak melepas pelukannya, Kris tertawa dengan
sikap Sooyoung barusan. “Agresif.” Ujar Kris tanpa dosa. Seketika seluruh orang
di dalam ruangan itu terkekeh melihat aksi sang putri tadi.
Sooyoung tertunduk malu dan berdecak kesal, “Ck, Kris…”
Seluruhnya masih terbawa suasana tawa akibat perlakuan
Sooyoung. Tiba-tiba, Kris mendehem. Memecah keadaan seketika.
“Menikahlah denganku Sooyoung, kau mau?”
Deg~
“hah?”
Kris terkekeh kecil, “Kau tidak dengar? Menikahlah denganku
Sooyoung, kau mau kan?” ulang Kris sekali lagi.
Sooyoung tersipu malu dan tertunduk, “Bagaimana ya… aku
belum pernah menanggapi dengan benar ketika sedang dilamar…”
“Jawab iya saja tuan Putri, jawab saja iya…” bisik beberapa
dayang-dayang dan orang-orang disekitarnya.
Ia mendongak kan wajahnya dan menatap Kris dengan bahagia,
“Sebuah kehormatan dan dengan senang hati aku……mau…” balas Sooyoung tersenyum
penuh kebahagiaan.
“Ouh! Sudah kuduga iya!!” ungkap Kris sangat senang.
“Tapi maaf Pangeran Wu kan harus memulihkan dulu luka
dipunggung Pangeran.” Ingat Tabib Kai kepada Kris.
“Ah sampai lupa. Baiklah! Apa minggu depan sudah boleh?”
tanya Kris tak sabar.
“Anda benar, Pangeran.”
ÂÂ
Beberapa tahun setelah
upacara pernikahan Pangeran Kris dan Putri Sooyoung telah lama usai. . .
“Aku senang akhirnya masa-masa seperti ini terjadi lagi.”
ujar Juru bicara Kim kepada Konsultannya.
“Kau benar, mereka terlihat sangat bahagia dan serasi. Sudah
lama pula ya kita tak melihat keluarga kerajaan yang seperti ini…Lihat anak
tertua dan termuda Pangeran dan Putri.” Balas Konsultan Xiumin menatap keluarga
kecil kerajaan yang tengah bersenda gurau di lapangan istana Cheoson.
“Mereka berdua mirip sekali dengan Pangeran Kris dan Putri
Lim Sooyoung, kulihat juga. Dua anak lelaki itu berpotensi sekali merubah
peradaban sejarah. Siapa namanya aku lupa?”
“Wu Han Ju dan Wu Kang Soo. Kenapa kau bisa lupa, padahal
sudah sepuluh tahun di istana.”
“Hey!ini efek umur, jangan salahkan aku kalau tiba-tiba lupa
seperti ini.”
Tiba-tiba Kris menepuk punggung mereka berdua dari belakang,
“Sedang membicarakan siapa kalian berdua?” tanya Kris tegas.
“Ani…aniyo Pangeran. Kami hanya membicarakan Han Ju dan Kang
Soo.” Balas Juru Bicara Kim Suho sedikit ketakutan.
“Oo… Ayo kalian berkumpul disana dengan anak-anakku.” Ajak
Kris mendorong punggung kedua orang itu dengan rangkulan lengannya, langkah
mereka pun terlihat benar-benar terpaksa.
“Tidak perlu begitu Pangeran, tidak perlu. Ya kan
Konsultan?”
“Ya benar.”
“Tidak-tidak-tidak” sela Kris, “Maksudku kalian belajarlah
dunia baru dengan anak-anakku, mereka tiba-tiba saja sudah membuatkan jahitan
pakaian perang dan sehari-hari untuk kalian. Entah dari mana mereka belajar. Kulihat,
hasil karyanya bernilai tinggi dan cukup modern seperti gaya kerajaan Inggris.”
Jelas Kris kepada mereka berdua, lalu ia beralih kepada Sooyoung, istrinya.
“Sayang, apa para dayang sudah membawakan pakaian yang ku suruh?” tanya Kris pada istrinya, Putri Lim Sooyoung yang berdiri di dekat anak-anaknya yang tengah bermain kejar-kejaran.
“Sudah, itu mereka.” Balas Sooyoung menunjuk para dayang
dari arah belakang Kris.
“Hey Kim,” panggil Konsultan Xiumin pada Juru Bicara Kim
(Suho) yang terpesona pada pakaian-pakaian yang dibawakan para dayang.
“Kenapa?” tanya Suho menoleh.
“Raja dan ratu ,bagaimana?” kata Xiumin bingung.
“Entahlah,mungkin sudah waktunya punah didalam penjara atau
mengikuti saja perkembangan jaman.”
“Ssst! Pangeran dan Putri sedang berciuman sekarang, jangan
keras-keras mengganggu kegiatan mereka.” -___-“
THE END
*Hahahaha, bagaimana-bagaimana. . . .?
*Mian mianhae maaf jeballeyo kalo endingnya begitu >_<
*Auch! Jangan lupa pendapatnya setelah mbaca ENDINGNYA J
*Gamsahamnida…. Neomu saranghae~ reader’s ^_^
Casinos & Casino Site | Choices & Online Bonuses
BalasHapusIn our septcasino comprehensive guide 카지노 to choosing the best casino site for you, choose among the 메리트카지노 casino sites that are on your list. Our recommended casino sites