Jumat, 21 Juni 2013

[FF] Love In Trap - BaeKris || KrisBaek (Chapter 1)


Harurainblue present




Tittle : Love In Trap – Sequel from prolog Special Leader
Author : VieyRaaMoimoi
Genre : Yaoi, Drama, Crime, Romance,
Length : Chaptered
Main Cast :
- Baek Hyun
- Kris
- Suho
- Sehun
- Tao
Dll,
Ryu Gak, Gyu Rim, and other’s (OC)
Disclaimer : Good, EXO member milik Tuhan, orang tuanya, dan SM Ent. Sekedar pinjam nama untuk imajinasi semata.
This story from my mind, my brain, my imajination.
Don’t copy paste for rename of share with evil or go to HELL longest
Author Note : Aku sengaja membuat tokoh utama yang agak beda dari Su Ho yang ada di Special Leader itu. Jadi nggak mesti baca FF Special Leader dulu. Nggak maksa, cuman FF itu adlh prolognya jadi biar tau tuh sejarah sblumnya itu gimana… bakal tetep nyambung meski langsung baca yg ini. yang pnting reader-nim membacanya tidk trburu-buru… jangan lupa rileks sblum baca.
Special present fanfiction comeback of me. Semoga kalian-nim terhibur. aku membuatnya udah semampunya.
Summary : “aku berusaha untuk menghapus cinta terlarang ini. jika seandainya aku tidak bercinta dengan namja yang menjadi musuh perusahaanku… mungkin cinta kami akan wajar terjadi…”

LOVE IN TRAP
Baekhyun POV

“Annyeonghaseyo, bangapda naneun Byun Baek Hyun-imnida. Usia 22 tahun.” Ucapku setelah yeoja berjas putih menyuruhku memperkenalkan diri.

Seorang yeoja disampingnya itu melihat-lihat data-dataku yang ku bawa saat melamar kerja perusahaan ini. lalu dia menatapku penuh keraguan. “Sebutkan alasanmu mengapa kau memilih melamar pekerjaan diperusahaan Glow Eyes Publishing Company?”

“Karena saya ingin mengabdikan bakat yang saya miliki untuk perusahaan ini.”

Yeoja itu membulatkan mulut kecilnya, “Bisa kau jelaskan asal mulanya kau mengenal perusahaan ini?”

“Waktu itu saya memiliki teman baru yang tidak sengaja ku tabrak. Kemudian kami berteman baik dan dia menanyaiku tentang bakatku. Lalu dia menceritakan pekerjaannya di perusahaan ini. dia berkata bekerjalah diperusahaan itu, kau pasti sejahtera disana.”

“Siapa namanya? Kau melamar sendiri kan? Bukan dilamarkan dia kan?”

“Namanya Zhang Yi Xing dan saya benar-benar melamar sendiri.”

Yeoja itu bertanya keraguan pada yeoja berjas putih. Ku harap mereka tidak membicarakan yang tidak-tidak. “Kau tidak salah menyebut Zhang Yi Xing bekerja diperusahaan ini?”

“Aniya eonnie.”

Yeoja berjas putih itu berdiri dan membawa dokumenku, “Tunggu sebentar. Aku akan mengeceknya langsung ke presdir. Eun Kara, tetap lanjutkan interviewnya.”

“Semoga kau tidak mengarang cerita ne.” timpal yeoja satunya berjas abu-abu.

Aku mengangguk yakin. Aku tak mungkin berbohong apalagi pada orang yang bukan siapa-siapaku. Jika itu sampai terjadi, berarti aku bukanlah Byun Baek Hyun. Aku masih ingat bagaimana Zhang Yi Xing itu memperkenalkan kartu kerjanya yang resmi padaku. Jadi, aku baik-baik saja meskipun masih diragukan.

>>>> 

Author POV

“Bisa ijinkan aku bertemu presdir Su Ho?” tanya yeoja yang menginterview Baek Hyun pada petugas keamanan tidak jauh dari pintu presdir perusahaan itu.

“Geure, silahkan masuk.” Ucap petugas itu mempersilahkan yeoja itu masuk ke ruangan itu.

Ia masuk dan disambut oleh pintu yang ringan dibukanya. Setelah itu memberi hormat “Presdir Su Ho, ada waktu sebentar?”

Su Ho menghentikan membaca-baca dokumennya, “Silahkan.”

“Presdir, kami mendapat pelamar baru. Dalam interview kami dia menyebut pekerja baru diperusahaan kami yang sebenarnya tidak ada dalam daftar pekerja sini presdir.”

“Langsung saja siapa namanya.”

“Pelamar itu menyebut Zhang Yi Xing. Apa dia adalah pekerja asing? Presdir mengenalnya?”

“Aku mengenalnya. Katanya dia bekerja sudah seminggu yang lalu. Kalau belum entry, masukkan dia ke daftar pekerja. Kelihatannya memang berbakat.”

“Tapi presdir…”

“Lanjutkan saja interviewnya sebelum pelamar itu kebosanan menunggu.”

Yeoja itu terpaksa menurut, “Baik presdir.” Yeoja itu memberi hormat.

>>>> 

Baekhyun POV

Yeoja itu masuk ke ruangan lagi dengan wajahnya yang terpaksa menurut. Mungkinkah dia habis berdebat dengan presdirnya. Rasa penasaranku lebih baik ku pendam dulu.

“Bagaimana?” tanya yeoja yang menungguiku tadi.

Yeoja itu duduk dan menghela nafas, “Pemeriksaanku tidak pernah salah. Data mengatakan tidak ada tapi, presdir bilang orang itu pekerja sini.”

“Mencurigakan.”

Aku mendehem, “Mianhae, apa urusanku sudah selesai?” tanyaku membuka suara karena aku mulai jenuh dengan perdebatan yang ada didepanku.

Yeoja berjas putih itu berdecak, “Interview berakhir. Selanjutnya kau jawab pertanyaan disini.” Yeoja itu menyodorkan tablet book padaku yang sudah terlihat banyak soal dimataku. Sanggupkah aku menjawab semuanya??

“Durasinya berapa?”

“Maksimal 40 menit.”

Aigoo… aku mengeluh untuk soal kecepatan. Andai aku pengujinya, sudah ku rubah menjadi waktu minimal. Kejamnya memberi waktu sesempit ini.

***

Yeoja berjas putih itu menatapi serius layar tablet book yang berisikan jawabanku. Rasa berdebarku semakin membara ditambah lagi ruangan ini bernuansa mencekam yang berisikan aku seorang dan namja ini. untuk temannya, dia sudah pergi saat aku sedang mengerjakannnya tadi.

“Daebak, ku ucapkan selamat tuan Byun Baek Hyun. Skor anda menakjubkan.” Ia mengulurkan tangannya.

Aku menjabat padanya. “Gamsahamnida, gamsahamnida.” Kemudian telfon disebelahnya berdering.

“Halo disini perusahaan Glow Eyes Publishing Company….Oh mianhae Presdir Suho, waeyo?....(yeoja itu memutar matanya lalu melirikku)….tapi presdir yakin….baiklah presdir….” Yeoja itu menutup telfonnya, “Jarang sekali presdir memanggil pekerja barunya. Presdir memintamu menemuinya diruangannya.”

Aku sediikit terkejut, bukannya rumor yang selama ini ku dengar. Presdir perusahaan ini menuntut pelamar yang diterima disini harus berhasil dan hebat sebelum bertemu diruangannya. Ah, aku memikirkan hal yang sia-sia.

Aku membungkuk hormat pada yeoja itu dan membawa tas ranselku keluar ruangan. Seperti ada kejanggalan saja dalam hidupku ini. yang salah perusahaan ini atau hidupku saja yang merumitkan otakku.

***

“Oh sudah datang, silahkan duduk.” Sambut senyum presdir entah siapa namanya aku belum tau itu. yang ku dengar presdir mereka adalah tuan bermarga Choi.

 Aku duduk bersebrangan sesuai perintahnya, dan terbanyang sudah otakku menebak apa yang akan ditanyakan atau dilakukan oleh presdir ini. apa dia akan… akhhh, sudah lah. Didepan atasan tidak  boleh berfikiran seperti ini.

“Perkenalkan aku presdir baru di perusahaan tuan Choi, Presdir Suho. Kau pasti Byun Baek Hyun yang berumur 22 tahun kan?”

Aku  mengangguk, “Ne Presdir.”

“Karena ingin ku persingkat saja sebelum hal yang lebih fatal akan terjadi. Kau mau kan menjadi professional di mata presdirmu.”

Aku mengangguk pasti, “Ne Presdir.”

Atasanku bernama Suho itu memajukan tubuhnya, “Hari ini ialah hari pertamaku bekerja sebagai presdir semua perusahaan induk tuan Choi. Tak ku sangka banyak keganjilan dan kejadian yang membuatku shock seperti pesan singkat yang ku terima mengatakan bahwa Sehun, dia itu kekasihku…akkhhhh.” Dia menggaruk kasar kepalanya.

Aku berhasil terkejut dibuatnya. Ternyata selera presdir tidak jauh dengan anak buahnya, menyukai sesama namja. Untung aku tidak termasuk orangnya.

“…maksudku asistenku, disini dia menjabat manager pribadiku. Kejadian itu terjadi beberapa menit yang lalu setelah ada perwakilan dari perusahaan cabang China yang menginginkan Sehun yang menemuinya.”

“Lalu tugas saya apa presdir?” potongku karena telingaku bosan mendengarnya.

“Cari tau apa yang terjadi atas penculikan Sehun. Usahakan kau juga membawa Sehun dengan selamat.”

Aku terbelalak, “T...Tapi presdir. Bakatku membuat anime dan aku ti__”

“Aku tau itu, tapi siapa lagi yang ku harapkan untuk tugas ini. aku yakin jiwa namjamu akan keluar saat kau menyelidiki kasus ini…atau begini saja. kau lakukan ini, lalu perlahan aku akan mengangkat tinggi jabatanmu sesuai dengan bakatmu itu. bagaimana?”

Aku tidak yakin jika jiwa namja itu benar dikatakan oleh presdir ini. masalahnya terkadang aku sendiri yang celaka saat membantu orang. Aku sendiri bingung ada apa dengan diriku ini. makanya tidak salah jika aku dicap sebagai egois, aku hanya takut diriku yang malah celaka dan tugas penyelidikan ini akan berantakan.

“Geure presdir. Akan ku lakukan semaksimal mungkin.” Jawabku setulusnya dihadapan namja ini.

“Silahkan dan terima kasih.”

Aku membungkuk hormat dan pamit. Ia membalas senyum dan anggukan kecil yang sebenarnya ku rasakan karena terpaksa. Aku tau atmosfir diruangannya itu menjadi lebih pilu karena namja yang jadi asistennya itu hilang atau diculik atau dipinjam, entahlah. Istilah dari ketiganya kan hampir sama.

Ku seriusi niatku dalam setiap langkah dikarpet abu-abu lorong kantor ini. pandanganku membuat langkahku berhenti saat di dekat tong sampah, aku menemukan smartphone yang nyaris akan pecah. Setelah ku coba, ternyata masih hidup.

Mataku tertuju pada pintu didekat tong itu. tidak jauh dari dugaanku. Ada keganjilan di dalam pintu ruangan meeting umum ini. ku coba membuka pintu kaca ini tapi…sial, ini terkunci.

Aku baru beberapa menit bekerja disini. Tidak mungkin aku harus meminjam kunci ruangan ini dengan alasan penyelidikan pribadi kan. Mereka pasti menertawakanku dan berkata, ‘kapan namja ini tumbuh besar dengan permainan anak kecilnya.’ Menyedihkan! Berulang kali sudah aku mendengarnya saat menolong kasus orang. Cih.

Aku menghampiri bagian lobby utama, “Maaf,  apa anda tau tuan Sehun keluar dengan siapa?” tanyaku pada yeoja berkulit kuning langsat itu.

“Tuan Sehun sedang keluar bersama perwakilan cabang China ,tuan” bahjan saat menjawab pun, yeoja itu tidak menatap wajahku.

“Perwakilan China itu siapa namanya dan mereka keluar sudah berapa lama?”

“Namanya tuan Hwang, mereka pergi sejam yang lalu.”

Aku mengeluarkan smartphone yang ku temukan tadi, “Kalau begitu, apa anda tau ini ponsel milik siapa? Aku menemukan ini didekat tong sampah ruangan meeting umum.” Yeoja itu meraih ponsel itu, lagi-lagi tidak menatap wajahku, perasaan curigaku semakin memupuk

“Dari data yang kami miliki, tidak ada pekerja yang memilikinya. Ponsel ini mirip dengan presdir baru kami, Presdir Suho.”

Aku meng’oh’kan, “Lalu apa kantor ini memiliki CCTV?”

“Ne tuan, setiap ruangan dan lorong kami pasangkan CCTV.”

“Bisakah aku melihat CCTV dari 90 menit yang lalu?”

“Mian tuan, berkas CCTV kami sudah menjadi rahasia perusahaan sejak dulu.”

Aku mengangguk kecewa, lalu berjalan keluar kantor. Hanya CCTV itu bukti dari penyidikanku dan sialnya kenapa bisa menjadi rahasia. Lalu jika ada perampok, apa CCTV itu juga tetap dirahasiakan. Seolah-olah CCTV itu tidak berpengaruh dalam kasus itu…

Ketika aku sudah diluar, akalku memunculkan ide baru. Aku mengintip yeoja tadi dari hiasan tumbuhan didekat kaca. Bukan karena suka, aku hanya memastikan gerak-geriknya. Benarkah dia ada sangkutnya dengan kasus ini.

Ku lihat yeoja itu mengedarkan pandangannya ke semua arah. Disana memang sepi karena jam kerja. Dia tersenyum, lalu menelpon seseorang lewat ponselnya.

Dari cara mulutnya berbicara, sepertinya dia memberitahukan bahwa ada orang yang mencurigakan yang datang kepadanya. Kupandangi geriknya terus, sampai pada akhirnya dia melirik ke arahku. Secepat itu pula, aku langsung mencari jalan lain untuk mencari info yang ada.

***

Feelingku yang membawaku untuk mengintari halaman perusahaan baruku ini. Aku berjalan menuju lapangan parkir itu. sepi, hanya ada beberapa satpam. Lalu beberapa saat setelah langkahku semakin maju menyusuri tempat ini.

Mataku tak percaya melihat dua namja yang sedang diam-diam membicarakan sesuatu.  Salah satunya adalah Zhang Yi Xing (Lay) yang ku kenal. Nampak mencurigakan. Inisiatifku ialah, mencoba berjalan agak dekat melewati mereka, pastikan bahwa telingaku menangkap beberapa informasi.

Sekarang langkah ku hampir dekat dengan mereka, sudah ku siapkan telingaku yang terbuka lebar dengan property ponsel yang ku temukan tadi untuk pengalih nanti.

“Bagaimana keadaan kantor. Apa banyak mengalami halangan akses?”

“Berjalan lancar sesuai perintahmu Kris. Untuk halangan akses, sepertinya Kepala Distributor belum memeriksa dan memberitahukannya pada Presdirnya.”

“Yeoja itu tadi menelfonku, ada detektif baru ditempatnya bekerja. Apa kau sudah tahu siapa detektif itu?”

“Aish jinjja? Sepertinya kita harus lebih waspada.”

“Siapa namja itu? Mencurigakan…”

Awalnya namja yang menurutku itu bernama Kris memiringkan wajahnya melihatku. Lalu Lay ikut menengok ke belakang ke arahku. Mati sudah. Akankah Lay masih mengenaliku? Semoga tidak.

Dengan keahlianku, aku mengalihkan perhatian itu menekan-nekan fitur diponsel ini sambil menoleh-noleh ke kanan ke kiri layaknya orang yang sedang tersesat dengan peta elektroniknya.

“Aku sudah memeriksa pekerja perusahaan ini. dia bukan siapa-siapa, sepertinya numpang lewat atau ingin melamar.”

Namja didepan Lay itu menghela nafas lega, “Aku akan menemani Tao untuk menyembunyikan mainan si Presdir tengil itu. Jaga kendalinya dengan baik. Kabari aku jika si tengil itu menangis darah.”

Namja itu tertawa sembari meninggalkan Lay yang juga berjalan berlawanan dari arahnya. Arah Kris hampir berpapasan denganku. Detik dimana dia melewati tubuhku..

‘Cantiknya’

***

Aku mengganti tempat pencarianku di kantor keamanan. Akan ku orek semua infonya sampai jelas. Aku hanya mengincar rekaman CCTV. Itu saja, tapi semua ini sudah direncanakan untuk mempersulitku.

Iya, aku bingung sekarang. Hanya dua pilihan yang  ku menentukan langkah selanjutnya. Bethenti atau lanjut.

Aku mengontrol nafasku, menghirup nafas sedalam-dalamnya. Memajukan langkahku menanyaoi satpam yang sedang minum kopi.

“Mianhae hjushii, apa aku mengganggu?” kataku sebelumnya memberi hormat, iya. Hormat adalah cirri khasku menjadi namja yang amat sopan. Hahaha #LOL

“Tidak anak muda. Silahkan duduk, ada keperluan apa?” tanya satpam itu membuang kopinya di jendela sebelahnya.

Aku sedikit tidak enak dengannya, terlebih dia membuang kopinya disaat ada aku. Lebih baik kopi itu berikan saja padaku daripada dibuang sia-sia. Eughh..

“Pak, anda mengenal presdir dan managernya yang baru kan?”

Satpam itu terperangah, “O…Tentu saja. Presdir Su Ho dan Manager Se Hun yang loyal itu kan yang kau maksud.”

“Benar pak. Nah, apa bapak sudah mendengar…” aih, aku lupa jika presdir tidak memberi perintah untuk berita kehilangan partnernya kan. “…ee, apa bapak tahu kemana dan dengan siapa Manager Se Hun pergi beberapa saat yang lalu?”

Namja itu mengelus-elus dagunya dan tersenyum, “Berani bayar berapa padaku untuk pertanyaan seperti itu anak muda?”

Dan… dugaan dia ikut berkerjasama dengan Lay dan namja tadi itu muncul.

Tangan namja ini mencolek daguku, “Jangan tegang begitu anak muda. Aku Cuma memancingmu saja.”

Aku berekspresi ngeri pada namja ini, “Ah, mianhae ahjushii. Aku masih normal jadi… jangan bersikap seperti ini…” aku menyingkirkan tangannya yang sudah berani ingin menggandengku.

“Presdir Su Ho akan meninjau semua  tempat. Bekerjalah dengan baik Do Myun!” peringat seorang namja berpakaian satpam muncul dibelakangku.

“Ba..Baik tuan.” Kata ahjushi ini gugup setelah kepergok kelakuannya padaku.

“Jaga diri nak.” Seorang namja yang dipanggil tuan oleh ahjusshi ini menepuk sekali bahuku.

“Eum…pak, bisa beri jawabanmu tadi pak?” tanyaku lagi.

Namja itu menguap, lalu mendehem. “Manager Se Hun pergi dengan perwakilan cabang China, Tuan Hwang kurang lebih 2 jam yang lalu. Ku dengar mereka pergi ke kantor cabang China untuk peninjauan distribusi yang agak berkendala.”

“Selain itu, apa Manager Se Hun tidak memberi pesan? Bapak masih mengingat jenis kendaraan yang dipakai Tuan Hwang?”

“Sempat, Manager Se Hun mengatakan ‘ponselku sepertinya hilang. Jika ada yang menemukan, tolong berikan saja pada Presdir Su Ho.’ Begitu. Setelah yang ku dengar, tuan Hwang menawarkan untuk mengganti ponsel Manager yang hilang itu.” satpam ini menuliskan sesuatu dikertas didepannya, “Ferary silver type 2013. Dan ini plat nomornya, jangan kau sebarkan.”

Aku menghela nafas lega, “Akhirnya sedikit terungkap juga…”

“Apa kau bilang anak muda?”

Suaraku tertahan, “Tidak ada tuan…hehe…tidak ada kok.” Aku beranjak dari kursi ini, “Terima kasih pak untuk bantuannya.” Aku berbalik

“Tunggu!” dua langkahku terhenti sudah. “Mana respect-mu anak muda.”

“Ng…” sebenarnya aku tidak bodoh atau lupa soal respectku tapi ini lain. Apalagi ahjushii ini tadi sudah berbuat menuju mesum kepadaku. Jadi wajar jika kurang ajarku ku lakukan.

Aku tersenyum hambar padanya, mengulurkan tanganku. “sekali lagi terimakasih.”  Belum sempat ahjushi ini menjabat tanganku dengan benar. Langsung ku tarik tanganku, takutnya dia kembali berulah.

***

“Presdir, maafkan aku. Hanya ini yang dapat ku temukan.” Ungkapku ketika aku sudah masuk ruangan ini dan dipersilahkan duduk. Lalu aku menunjukkan catatan kecil yang ku punya.

Predir membuka-buka setiap lembar catatan kecilku, wajahnya nampak muram. “Kau bekerja dengan baik Byun. Kendala apa yang bisa ku bantu mengatasinya?”

“Tapi presdir anda atasan saya_”

“Tidak apa-apa. sebutkan saja.”

Aku sedikit menunduk, kata-katanya itu sungguh membuatku merasa tidak sopan pada atasan sendiri. “Sepertinya saya membutuhkan asisten dan… rekaman CCTV 90 menit yang lalu presdir.”

“CCTV ya…” Presdir Su Ho memijat keningnya, sangat nampak ia tengah berpikir dengan kerasnya. Apalagi suasana hatinya tengah gusar.

Presdir mengerucutkan bibirnya, sedikit nampak manis ya #plak. “Secepatnya akan ku kirimkan asistenmu. Untuk soal…CCTVnya, aku akan mencoba membicarakannya pada Tuan Choi Min.”

“Arrasso, terima kasih presdir.”

Presdir Su Ho tersenyum tipis serta menggumam, “Lanjutkan apa yang bisa kau temukan lagi. Jangan sungkan untuk beristirahat jika kau lelah. Aku sudah bersedia menunggu.”

“Eng…Presdir, apa tidak sebaiknya mempercayakan kasus ini pada detektif  atau pihak polisi daripada…presdir mengandalkanku.”

Presdir mengerutkan keningnya, “Apa tugas ini keberatan untukmu?”

Aku hampir terperanjat kaget, “Tidak presdir, sungguh tidak keberatan kok.” Tolakku antusias.

Tuuttt…. “Presdir, ini aku Sekretaris Choi melapor masuk…”

Suara kotak telepon itu memecah ‘kebersamaan’ aku dengan presdir. Sesaat kemudian, yeoja bermarga Choi itu masuk. Datang dengan membawa sebuah map hitam lalu…

Bukannya duduk di sebelahku, tapi ia datang-datang langsung berbisik ditelinga Presdir Su Ho sesukanya. Setelah yeoja itu selesai berbisik, Presdir membalas anggukan.

“Tidak apa-apa, dia juga bekerja sepertimu. Lalu?” ucap Presdir sambil melirikku dengan makna yang tidak bisa ku artikan.

“Ini ada info akurat dari mereka dan…aku mendapatkan ini dari utusan cabang China Presdir.” Map itu digesernya mendekat pada tangan Presdir.

Yang ku lihat, presdir memang membacanya dengan pengkhayatan. Namun dibalik itu, wajahnya mulai menegang saat membaca deretan paling bawah. Mungkinkah itu ‘sesuatu’ yang didapatkan oleh yeoja itu dari utusan cabang China.

“Ya, kau bisa lanjutkan tugasmu lagi.” Ujar presdir Su Ho dengan raut sedikit kecewa.

“Permisi.” Yeoja itu pamit meninggalkan ruangan ini.

“Presdir Su Ho, bolehkah saya tau apa yang presdir baca tadi?” tanyaku penasaran.

Namja itu memegang kepalanya dengan kedua tangannya sedikit memijat, “Tidak mungkin ini karena ulahku…” protesnya sendiri, tampaknya kehadiranku tidak dianggap.

“Presdir…” lirihku pelan.

“Tidak ada nama pengirimnya… distribusinya amburadul sejak kehadiranku… akkkhhh, harus berkata apa nanti pada Tuan Choi…”

“Presdir gwenchana?”

“Kita akan meninjau langsung perusahaan cabang China. Ayo.” Ajak presdir sudah beranjak dan, menggandeng tanganku…

“Sebentar presdir…” Ia berhenti melangkah, “Mian presdir, tapi tanganmu…”

Presdir melepas tanganku dengan gugup kepanikan, matanya memutar melirik ke kanan dan ke kiri. “Mian, mianhae.”

Aku menahan senyumku agar tidak terlihat mempermalukannya, “Presdir, sebaiknya aku saja yang ke perusahaan cabang China. Jika Presdir Su Ho ikut kesana, lalu siapa yang menjaga, menangani Perusahaan Induk ini.”

“Kau tidak tahu tempatnya. Bisa-bisa kau tidak dapat kembali lagi.” Tegas Presdir menatapku intens. Lalu menggeleng kepalanya menjauh dari jarak kepalaku yang lumayan dekat dengannya.

Aku menunduk, memejamkan mataku sejenak. “Aku tahu, karena aku punya mulut dan aku yakin dapat kembali dengan selamat, bersama Manager Tertinggi Oh Sehun.”

Presdir berjalan menuju kursi empuknya, menghempaskan tubuhnya dengan kasar dan memejamkan matanya. Aku menunggunya mengeluarkan keputusan baru aku mau berangkat. Semenit kemudian, ia duduk tegak. Bukan untuk bicara padaku, tetapi ia memencet tombol telepon di mejanya.

Tuuuuut… “Ne Presdir Su Ho, ada yang bisa hamba bantu?” sahut suara namja dari telepon itu.

“Hm, begini Tuan Ryu. Aku bisa minta bantuanmu?” jawab Presdir dengan menggerak-gerakkan jarinya diatas meja.

“Apapun bisa hamba bantu untuk anda Presdir.”

“Tolong jaga dan ikuti dari belakang pekerjaku yang akan ku utus ke perusahaan cabang di China. Jangan sampai tertinggal 1 kilometer pun.”

“Baik Presdir, hamba laksanakan. Sekarang hamba akan ke kantor anda.”

Presdir memencet tombol yang menutup telepon itu dengan sendirinya. Ku dengar Presdir menghela nafas berat. Seluruh tubuhku gemetar mendengar keputusannya meski tadi sambungan teleponnya aku juga mendengarnya.

“Kau bisa berangkat sendiri menggunakan mobilku. Akan tetapi, kau akan diikuti dan dijaga oleh Ryu Gak. Dari sini kau akan ku pandu jika kau belum paham oleh peta yang akan disiapkan oleh Sekretaris Choi didepan. Mengerti?” Titah Presdir dengan bijaksana.

Aku merasa sungkan, “Tapi Presdir, aku memakai mobil…pribadimu?”

“Ne, siapa tau jika penculik itu tahu mobilku terparkir di kantor itu. Nyalinya akan ciut meskipun hanya sedikit.”

Seseorang namja yang sudah cukup umur itu tiba-tiba muncul dan memberi hormat kepada Presdir, lalu kepadaku(!) aku terkejut loh.

“Hamba sudah siap Presir, apa tuan muda ini yang Presdir utus ke China?” ungkap namja yang bertag namu Ryu Gak.

pekerja baru sehari disini.”

Tuan Ryu Gak itu menggeser tubuhnya menghadap ke arahku. “Selamat datang tuan muda. Saya Ryu Gak, asisten Presdir Perusahaan Tuan Choi Min. senang bertemu dengan anda tuan.”

“Nado, saya Byun Baek Hyun. Mohon bantuannya.”

“Nah, silahkan jalankan tugasmu Byun. Jaga keselamatan dan penyamaranmu di China.” Sahut Presdir Suho

“Arrasso Sajang-nim…”


To Be Continued