Kamis, 14 Maret 2013

[FF] PLAYER HIDDEN OUT SOUL CHAPTER IV




FAN FICTION YAOI


Title :
Player Hidden Out Soul  => chapter IV
Author : VieyRaaMoimoi
Genre : Hurt, Angst(?), Animosity, Romance, Sad, etc.
Leght : Chaptered
Main Cast :
 Chanyeol,
Baekhyun,
Do Kyung Soo (D.O),
Su Ho,
Sehun,
Tao,
Xiu Min,
And a mysterious namja (!)
EXO Member’s milik orang tuanya dan Tuhan.. aku cuman pinjam namanya saja
Dilarang menjiplak, mengcopy, mengedarkan tanpa persetujuan dari saya selaku Author (penulis)
WARNING : BOY X BOY, CHILD -16th, SAFE U BRAIN, don’t like don’t read!
Author Note : sekali lagi aku minta maaf, FF ini dikata semrawut dan segalanya. Maaf kalo membuang waktu reader, author cuman belajar menciptakan FF yang menghibur. Jadi sekali lagi minta maaf, maklumlah ini adalah FF perdana. Author akan berusaha lagi untuk menyempurnakan semua FFnya, terimakasih atas masukan dari reader’s baik saran, koment, dan kritik yang pedas tapi membangun.
Baiklah sekarang cekidot…
Disclaimer : Sama seperti dulu, semua chapter itu imajinasi alamku. Kalau ada yg bilang FF ini mirip sama yang lain. Aku bener** minta maaf, hanya unsur ketidaksengajaan. Terima kasih.
Summary : “..Beberapa langkah lagi, rencananya pasti berhasil. Itulah keyakinannya. Sehun hadir dengan sosok barunya dengan sempuurna. Ini bukanlah kepentingan yang konyol. Ini dilakukan demi solidaritas persahabatan. Apapum akan dilakukan. Walau ada cinta yang harus dikorbankan Sekali lagi demi solidaritas. Walaupun ini terkesan kejam. Tapi Sehun tulus melakukan, terlebih untuk balas budinya pada Kyungsoo….”

HAPPY READING YA FRIENDS…^-^


~*AUTHOR POV*~
_P>H>O>S_
 “Aish…sebetulnya ada apa sih denganmu. Angkatlah, angkat…” decak kesal Chanyeol pada ponselnya. Sudah terlewat DUA hari Baekhyun semakin menjauh darinya. Kemudian ia mencobanya lagi menelfon Baekhyun. Tetap tak ada respon.

“Ya tuhan…dia ini kenapa? Apa yang dilakukannya selama hidup tanpaku…” katanya pada diri sendiri didalam kamarnya. Akhirnya ia memutuskan keluar dan mencari segala info terbaru Baekhyun. Ia begitu geram, bosan menunggu Baekhyun yang mendiamkannya. Apalagi ini berhari-hari…

_P>H>O>S_
Pagi itu sebelum ke rumah Baekhyun, Chanyeol memarkir motor balapnya, menyempatkan membeli semangkuk kimchi nabe dan beberapa lollipop cokelat kesukaan Baekhyun.

Kemudian ia akan mengambil motor balapnya, hatinya berdegup kencang. Ada apa ini gerangan, lirih hatinya. Ia menemukan sosok namja yang membuat moodnya semakin jelek.

“Hai Chanyeollie, bawa’anmu banyak sekali. Ini untukku ya?” sapa namja itu.

“Ha? Cih, bukan urusanmu. Menyingkirlah!” balas Chanyeol.

“Ku yakin itu untuk Baekhyun. Percayalah bahwa Baekhyun tak ingin menemuimu walau dengan makanan itu.”

“Jaga omonganmu Kyungsoo-ah!”

“Percaya atau tidak, aku berkata benar. Karena aku sering mengintai kalian.”

“Pergi sana! Moodku ini sangat jelek. Bersiaplah jika ku tabrak dari belakang oleh Phoenix-ku.”

“Akan kutenangkan moodmu dengan bibirku.”

Chanyeol mengarahkan pipi Kyungsoo menyingkir. “Simpan bibirmu untuk lain waktu. Aku malas melayanimu.”

“Huu... sekali lagi percayalah, kau pasti akan kembali karena Baekhyun menolakmu. Dan saat itulah, kembalilah padaku dan layani aku sampai sepuasnya.”

Chanyeol tidak menggubrisnya. Segera tancap gas meninggalkan Kyungsoo.

_P>H>O>S_
Chanyeol tiba dirumah Baekhyun. Rumah itu tampak sepi. Oleh-olehnya masih digantung dimotor balapnya.

“Permisi…apa ada orang.”katanya sambil memencet bel rumah itu.

Seorang namja tampan menyambutnya. “Anyeong, mencari siapa?”

“Baekhyunnie ada?”

“Ada dikamarnya, duduk dulu. Tunggu sebentar ya.” Balas Suho.

“Ne, gomawo Suho-shi.”

Suho masuk ke kamar Baekhyun. Chanyeol masih gelisah apakah Baekhyun mau menemuinya.

“Baekhyunnie…”

“Ah, ne Suho hyung…”

“Ada namja tampan yang ingin menemuimu.”

Baekhyun mengusap airmatanya. “Nugu?”

“Sepertinya itu Chanyeol.”

Baekhyun kembali menumpahkan airmatanya. Suho mendekat padanya.

“Baekhyun, sampai kapan kau menangisi hal itu. Belajarlah memaafkannya dan melupakan kejadian itu.” Hibur Suho.

Airmata Baekhyun semakin deras dan menggeleng yakin. Suho kini memeluknya. Membelai rambut namja itu agar lebih tenang.

“Sudahlah Baekhyun, ada kakak disini. Lalu, kau apakan dia sekarang?” tanya Suho

“Suruh dia pergi, sampaikan juga salamku bahwa terimakasih mau datang kemari. Kalau dia membawa sesuatu, suruh dia membawanya pulang.”

“Kau menolaknya bertemu?”

“Ne…sebetulnya aku tak tega tapi…hatiku masih kacau.”

“Baiklah, akan kusampaikan. Beristirahatlah lagi, cepat pulihkan hati dan jiwamu.”

“Ne, gamsahamnida hyung…”

Suho melempar senyum pada adiknya. Menutup lagi pintu kamar Baekhyun. Suho menghampiri Chanyeol diluar sana. Chanyeol beranjak penuh semangat.

“Chanyeol-shi. Mianhae…”

“Waeyo?” mata Chanyeol berubah sendu.

“Baekhyun tidak ingin menemuimu. Dan dia juga menyampaikan sesuatu kepadaku.”

“Apa itu?”

“Terimakasih karena mau datang kemari. Jika kau membawakannya sesuatu, bawalah pulang kembali.” Sebetulnya Suho juga kasihan, pria seromantis ini perhatiannya ditolak oleh Baekhyun. Tapi bagaimana lagi, ini sudah keputusan Baekhyun.

“Chanyeol-shi…aku minta maaf tidak bisa memaksanya menemuimu.”

“Ah ne…gwencanahayo. Kembali kasih. Hmm…setidaknya dia memberikanku sebuah kata daripada tidak sama sekali.” Chanyeol menghela nafas kecewa. “Gomawo, lebih baik aku pulang saja.”

“Ne…hati-hatilah dijalan.”

Chanyeol melangkah tergontai. Tak habis pikir ternyata ancaman Kyungsoo tadi benar 100%. Mau tidak mau harus kembali pada Kyungsoo. apalagi untuk melayani nafsunya.

“Ragaku kadang milik Kyungsoo…tapi hatiku tetap untukmu Baekhyunnie…Saranghae..” gumamnya saat menaiki motornya.

_P>H>O>S_
Sementara Kyungsoo tengah bersama Tao, Sehun, tanpa Xiumin. Karena Xiumin sedang keluar kota menjalankan bisnis orangtuanya sementara waktu.

“Bagaimana tadi? Apa kau berhasil menggodanya?” Tao mengawali

“Ne, sangat berhasil.” Kyungsoo tertawa.

“Lalu bagaimana denganku? Kapan aku tampil.” Kata Sehun.

“Wah, anak ini sempurna. Lihatlah Kyungsoo-ah. Tepat kau memilihnya.” Puji Tao.

Kyungsoo kembali tertawa. “Sehun…Sehun…kau akan kulatih dulu. Dan peranmu akan tampil secepatnya.” Kyungsoo membenahi posisinya. “Dan kau, terima kasih pujianmu.”

“Seperti apa latihannya? Apa menyerupai militer?”

“Lebih dari militer Sehun-ah. Sekarang selipkan perasaan dihatimu bahwa kau benci Chanyeol. Pikirkan hal kecil yang pernah membuatmu kesal olehnya.”

“Jelaskan juga ya…aku ingin mendengarnya.” Imbuh Tao.

Sehun masih berpikir, nah ketemu. “Waktu itu dia mencoret-coret motorku. Dia bilang itu cat spray. Saat aku makin frustasi, kecewa, dan mulai menangis. Dia baru berkata kalo itu hanya spidol yang bisa hilang dengan air. Aku masih tak percaya, lalu dia membuktikannya dengan ludah ditangannya.”

“Lucu sekali kejadianmu itu…hahaha, Sehun-ah, Sehun-ah.” Ungkap Tao masih tertawa lagi.

“Sudahlah panda!” tegur Sehun.

“Bagus, berpengaruh walaupun kecil. Dari lubuk hatimu, kau masih menyimpan dendam itu?” Kyungsoo menengahi

“Sebetulnya hanya ku kubur, lalu dengan mengingatnya. Dendam itu membara lagi.”

“Wah…really good! Semakin seeemmpurrrnnaaa….” Kyungsoo bertepuk tangan.

“Kamsahamnida Kyungsoo-ah.”

“Ne…Ne…” Kyungsoo melihat jam tangannya. “Aish..sepertinya aku harus menampakkan diri didepan Chanyeol.”

“Apa kau akan memperkosanya?” goda Tao.

“Hey! Siapa yang bilang begitu. Lihat saja ceritanya.”

“Dasar namja cantik yang mesum!”

Kyungsoo tak membalas laknat dari Tao. Malah tertawa dengan gilanya dan melambaikan tangan pada Sehun dan Tao.

Selang beberapa menit itu, Sehun bersiap berdiri. “Tao, aku juga pergi dulu ya. Maaf tidak bisa menemanimu sepanjang hari.”

“Apa perlu kuantar Sehun-ah?”

“Tidak perlu, aku bisa sendiri.”

“Kalau ada namja atau yeoja yang membantaimu bagaimana?”

“Jangan meragukanku. Lihatlah, aku belajar menjadi bengis dan kejam.”

“Baiklah, hati-hati dijalan. Kerikil bisa mencelakaimu loh.”

“Arassoooo…”


_P>H>O>S_
…Aku ada dibangku taman yang kemarin. Menunggumu datang…
From : Kyungsoo-ah

“Aish! Namja ini!!! Yasudahlah, ku turuti saja!” rutuk kesalnya sesudah membuka SMS dari Kyungsoo.

Ne, aku segera datang(!) Chakkaman..
To : Kyungsoo-ah

Motor balap “Phoenix” memang cepat. Dan sekarang Chanyeol sudah sampai di parkiran sebelah taman. Karena perlu diketahui, di taman tidak ada kendaraan apapun kecuali sepeda.

Sambil menenteng kantong plastic yang berisikan oleh-oleh yang tadinya untuk Baekhyun. Chanyeol terus mengumpat dan berdoa agar tidak terjadi hal yang lebih aneh dilakukan oleh Kyungsoo.

Sosok namja cantik itu, memang persis Baekhyun. Bahkan bisa dikatakan kembarannya. Namja itu duduk manis, bersama earphone putihnya yang tergantung dilehernya.

“Benar-benar mirip dengan Baekhyun…” gumamnya seorang diri. Chanyeol menghampiri namja itu pelan-pelan.

“Kyungsoo-ah. Ini untukmu.” Sambil menyerahkan kantong plastiknya.

“Waah..Gomawo chagiya…” senyum Kyungsoo yang centil terlukis dengan jelas ketika ia mulai membuka kantong itu. Chanyeol mulai duduk disebalahnya.

“Gwenchanayo sayang.”

Kyungsoo agresif! Mencium pipi kanan Chanyeol. Chanyeol bersikap tenang. “Ayo kita pindah tempat.”

“Apa? Pindah tempat! Kemana memangnya? Disini apa belum cukup?”

“Santailah saja Chanyeol sayang.”

Sekali lagi Kyungsoo agresif, bagi Chanyeol itu akan merusak citra seorang Kyungsoo. mungkin Kyungsoo tak peduli. Chanyeol saja belum apa-apa dengan identitas namja gentle. Kyungsoo(?)

Kyungsoo mengunci gerak mulut Chanyeol dengan tautan bibirnya. Memang kasar, kalau lembut itu bukan ciri Kyungsoo. lebih tepatnya ciri Baekhyun. Chanyeol mengikuti tuntunan tautan Kyungsoo. memeluk erat punggung namja cantik itu. Ikut memainkan maneuver Kyungsoo.

Tautan itu diakhiri. Sambuatan senyum dari Kyungsoo membuat pipi mereka berdua kemerah-merahan. Kini Chanyeol yang tersadar sendiri. Ia yang memulai mengunci bibir Kyungsoo. mereka saling melumat dengan asyiknya.

“Kajja. Kuantar kau sepuasnya.” Kata Chanyeol sembari melepas ciumannya.

“Wah, kau romantis juga. Ambil motormu dulu. Akan ku tunjukkan tempatnya.”

“Lalu pemberianku, tidak kau makan?” ekspresinya ingin meledak kecewa.

Tangan Kyungsoo mengelus pipi Chanyeol. “Pasti aku makan, makanya cepat antar aku ke tempat itu.”


_P>H>O>S_
Baekhyun beranjak dari kepedihannya seharian dikamar. Menghampiri kakaknya yang sedang membaca majalah ulzzang di ruang santai.

“Suho hyung…kau punya waktu?” ucapnya masih tersengguk-sengguk.

“Selalu. Memangnya ada apa Baekhyunnie?”

“Aku mulai lelah menangis terus. Temani aku ke toko bacaan.”

“Kebetulan sudah…dengan senang hati akan ku temani sampai puas.”

“Gomawo hyung….” Baekhyun memeluk Suho.

Chu~ Suho mencium kening Baekhyun. “Ganti baju yang bagus ya.”

Baekhyun beranjak, dalam hitungan kurang dari semenit. Baekhyun sudah siap dengan rapinya. Dan yang begitu indah dimata Suho. Rambut Baekhyun yang berubah. Awalnya adalah hitam kecokelatan, kini menjadi merah kecokelatan dengan poninya yang disasak terkesan berantakan.

“Kajja Suho hyung….”

“Penampilanmu, benar-benar bedaa…”


_P>H>O>S_
Sehun sedang mencari-cari buku kumpulan FanFiction. Suasana di toko bacaan ini tidak begitu ramai. Tempat berdirinya dekat dengan pintu masuk. Karena dia sedang mencari yang bacaan yang fresh minggu ini. Ketika namja cantik, sangat cantik seperti malaikat sejanak membius matanya.

Auranya… pesonanya… menusuk pas pada hatinya. Tidak ada namja yang paling menggetarkan sehebat ini. Bahkan saat jatuh cinta yang pertama kali, Xiumin diakuinya kalah. Namja itu, sangat cantik.

Eh, dibelakang namja itu ada namja lainnya. Namja itu dikenalnya. Hah(?) SUHO! Sejak kapan ia mempunyai karisma memikat namja secantik dia?? Tanya hatinya bertubi.

Sehun mengalihkannya pada rak buku didepannya. Badanya memang ke buku-buku itu. Tapi telinganya, matanya melirik namja cantik itu.

“Aku mencari komik action disana ya…” terdengar suara Suho berkata pada namja cantik itu.

“Ne Suho…” suara namja itu…seksi dan indah sekali. Begitu menggelitik digendang telinganya.

Namja itu berjalan ke arah rak buku didepannya. Sepertinya namja itu mencari fanfictions atau novel didekatnya. Dan saat tak sengaja, sebuah buku berjudul “Beginner Devil” akan diambil oleh Sehun dan tangan namja itu.

“Ah, mian... ini untukmu saja.” kata lembut dari namja itu sambil melepaskan jarinya dari buku itu.

Ekspresi Sehun seperti orang yang barusaja bangun dari lamunanya. “Aniya…ini untukmu saja. Aku bisa menunggunya minggu depan jika stoknya masih ada.”

“Sudahlah, untukmu saja. lagipula aku tau bahwa kau yang datang duluan.”

Ya Tuhan, senyumannya sangat manis. Lebih manis dari seorang yeoja sekalipun. Jerit hati Sehun. “Hmm…gwencanahayo. Untukmu saja.” sembari membuka tangan namja itu untuk menerima buku itu. Sebetulnya itu termasuk perbuatan memaksa, secara halus.

“Ah…gomawo hyung.”

Apa? Dia memanggilku hyung! Mimpi apa semalaman tadi, sampai-sampa namja tercantik ini memanggilku seperti itu. Batin Sehun. “Ne…” Sehun memberinya senyum lebar.

Namja cantik itu pergi, sepertinya menjemput ke arah Suho dibagian komik action. Langkah kakinya, semakin membuatnya terpesona.

Aish…kenapa aku tak menanyakan nama namja itu! Tak mungkin aku bertemu untuk kedua kalinya. Benar-benar pabo kau Sehun!! Keluh hatinya.


_P>H>O>S_
Baekhyun menemukan batang hidung kakaknya. Ia menghampiri dengan liciknya. Sedang Suho masih asyik putar sana-sini mencari komiknya.

“Suho hyung, aku sudah dapat bukunya!” katanya dengan penuh ceria.

Suho  berbalik. “Kau beli buku apa Baekhyunnie?”

“Ini, bisa dibacakan judulnya? Kan punya mata.” Sambil menunjukkan cover bukunya itu

“Ne arasso. Beginner Devil? Itu buku terbaru minggu ini ya?”

“Tepat sekali. Kau tau, buku ini sebetulnya milik orang lain.” Baekhyun berwajah menyesal.

Suho bersigap “Ha? Yeoja atau namja? Kau mencuri ya?”

“Sabar, maksudku. Buku ini direbutkan oleh namja lain. Namja itu tampan. Saat aku tak sengaja mengambilnya juga. Namja itu berbaik hati memberikannya padaku untuk ku miliki.” Balas Baekhyun, sementara Suho  kembali mencari komik kesukaannya.

“Dibelikan dia? Siapa namanya?”

“Bukaaaannn!! Ya aku bayar sendiri, aku juga tidak tau namanya.”

“Harusnya kau tau itu. Sudah bilang terimakasih padanya?”

“Ya pastilah sudah. Memangnya aku anak kecil apa!”

“Memang benar begitu.”

“Nah ketemu! Ayo ke kasir…” sorak Suho.

Baekhyun hanya menghela nafas sembari berkata “Dasar…” Mereka berdua ke kasir. Baekhyun melirik rak buku disekitar kasir. Ya namja itu, ternyata dia sudah pulang. Kecewanya dalam hati.


_P>H>O>S_
Dilain tempat, Chanyeol dan Kyungsoo telah sampai di lobby hotel Kristal lantai 2. Kyungsoo begitu semangatnya menenteng kantong yang berisi makanan dari Chanyeol itu.

“Kau mau kusuapi juga?” sambil membuka mangkuk kimchi nabe itu.

“Aniya Kyungsoo-ah, kau saja.”

“Kajja. Ikutlah makan. Untuk mengisi tenaga dan gairahmu.”

Chanyeol menyungging senyum. “Ne, sedikit saja. setelah itu aku akan mandi.”

“Bagus! Ayo, buka mulutnya.” Sendok Kyungsoo melayang ke mulut Chanyeol.

Chanyeol berhasil disuapi Kyungsoo. “Nah, gentian. Kajja Kyungsoo-ah!”

Saat akan membuka mulutnya. Gerak Chanyeol yang kurang dari sekedip mata mengecohkannya. Membuat mulut Kyungsoo malah terkunci dalam bibir Chanyeol. Sedikit lumatan pasti menghasilkan sensasi dan scene yang menarik.

“Kita lanjutkan.” Kata Chanyeol sesudah kenakalan bibirnya berakhir.

Kyungsoo tidak menggubris tetapi pipinya memerah sempurna. Suapan itu masuk dengan lancarnya. Kemudian Chanyeol berdiri.

“Kamar kita mana? Aku mau mandi.”

“Ha? Hanya sekali suap saja? apa kau tidak tambah lagi?”

“Tidak perlu, cepat mana kamarnya, sekalian kuncinya.”

“Disebelah ini Chanyeollie, kuncinya dimulutku!”

“MWO! YANG BENAR SAJA.” nadanya sudah berat, dibuat teriak lagi. Membuat Kyungsoo teranjak kaget.

Kyungsoo menunjuk bibirnya sendiri. Anak ini ketagihan minta kucium lagi. Seperti kebanyakan nikotin saja. Pikir Chanyeol. Chanyeol membungkukkan badannya pada Kyungsoo yang masih duduk. Kyungsoo sedikit membuka mulutnya, menarik paksa tengkuk Chanyeol. Chanyeol dengan ganas melumat manisnya bibir Kyungsoo.

Tangan Kyungsoo meraba saku jasnya, mengambil kunci dan memberikan pas ke genggaman Chanyeol. Chanyeol melepaskan ciuman itu.

“Kau juga harus mandi ya. Biar kau semakin cantik dan agresif.” Kata Chanyeol.

“Hey! Agresif apa? Jaga bicaramu.” Kyungsoo bertingkah [pura-pura] tidak mengakui.

“Kau pasti tau sendiri.  Jangan berlagak pabo.” mengusap nakal rambut Kyungsoo

“Hmm…arasso.” Sambil merapikan lagi rambutnya.


_P>H>O>S_
“Astaga…cepat sekali kau  disitu dan…bajumu masih baju man…waw, semakin seksi saja Kyungsoo-ah.” Katanya saat membuka pintu kamar mandi. Kyungsoo sudah bersantainya diatas ranjang.

“Harus begitu.” Kyungsoo beranjak dari ranjang itu, mendekati Chanyeol dan memeluknya. Ia tersenyum-senyum. “Baumu wangi sekali.” Ia tertawa.

Chanyeol menghempaskan Kyungsoo yang masih memeluknya ke tempat tidur. Chanyeol tepat menindih Kyungsoo. Kyungsoo semakin gila, Chanyeol semakin gemas padanya. Chanyeol menciumnya dan melumatnya dengan kasarnya. Kyungsoo menahan tubuh Chanyeol dengan eratnya.

Kemudian Kyungsoo mengangkat wajah Chanyeol, menyuruh namja itu melepas ciumannya. Ia mengambil oksigen yang panjang. “Chanyeol…inilah yang kutunggu-tunggu.”

“Ne…aku juga menunggu ini. Sudah lama ku memimpikannya.”

“Apa kau tidak pernah melakukannya dengan Baekhyun.”

“Ya, belum saatnya. Dia masih polos, tidak sepertimu yang agresif.”

Kyungsoo meringis malu.  “Rekor baru, berarti aku yang pertama menikmati ini?”

“Tepat sekali.” Sambil mengelus pipi Kyungsoo.

Mereka saling berpandang, menatap wajah satu sama lain dengan nafsu yang bergejolak. Kyungsoo memiliki cara yang lebih ekstrim lagi. Ia meraih kedua bahu Chanyeol, menuntunnya untuk duduk berhadapan dengannya diranjang itu.

Mata Kyungsoo menatap penampilan Chanyeol dari atas hingga bawah. Seperti memberi isyarat untuk membuka bajunya. Chanyeol tersenyum dengan mesumnya. Tangannya menghampiri ikat dari baju mandi yang dipakai Kyungsoo., melepaskannya sampai tak ada sehelai kain pun yang melekat pada namja manis itu.

Dan giliran Kyungsoo yang meraba halus tubuh Chanyeol yang masih dibalut kaus berlengan pendek. Tangannya berulang kali menggeliat di dadanya, pipinya, rambutnya, punggungnya, dan yang terakhir bahunya. Wajah mereka sangat dekat. Sekali lagi cara agresif ditunjukkan Kyungsoo. namja manis nan cantik itu merobek paksa kaus Chanyeol.

Tampak jelas Chanyeol makin menggila dengan perlakuan itu. “Kau sungguh menggodaku…” katanya lalu memberi tautan kasar dibibir Kyungsoo  lagi. Sebentar memang, tapi membuat Kyungsoo terbang melayang. Sedetik kemudian Chanyeol memberi kissmark dileher namja manis itu.

“Disini hanya ada kau dan aku, jadi lakukan sepuasmu dan jangan takut.” Ujar Kyungsoo.

“Memang siapa yang takut, tak usah kau suruh aku akan melakukannya.”

“Ku kira kau akan takut untuk Baekhyun.”

“Tidak untuk hari ini Kyungsoo sayang.”

“Good Chanyeol.”

Chanyeol kembali mencium sudut lehernya yang belum dibekasinya. Mereka saling bergantian seperti itu. Selama melakukan itu dengan Kyungsoo, sebetulnya Chanyeol sadar mengakui dirinya sudah hilang kendali tanpa memikirkan kesetiannya lagi pada Baekhyun. Kyungsoo memberi keagresifannya menciumi Chanyeol. Sepertinya namja tinggi itu ingin bermain lebih kasar lagi. Kyungsoo ditindihnya lebih kuat sampai bergetar sekujur tubuhnya. Namja manis itu merengkuh erat Chanyeol tanpa ampun.


_P>H>O>S_
Kyungsoo terbangun duluan, saat itu hari sudah menunjukkan sore. Tak terhitung berapa jam mereka melakukan hal itu bersama Chanyeol-nya. Bekas ciuman dari Chanyeol ditubuhnya memang banyak. Tak henti-hentinya namja manis itu tersenyum gila didepan muka Chanyeol yang masih tertidur disampingnya.

Kyungsoo mengambil ponsel layar sentuhnya. Lalu ia menelpon sebuah kontak nomor yang baru didapatnya dari Tao saat berkumpul dua hari yang lalu.

“Yeoboseyo…” sapa Kyungsoo.

“Ne…nugu?” kata namja disebrang telepon.

“Apa kau lupa padaku, sudah lama tidak mendengarmu?”

“Nugu? Aku benar-benar tak mengenali suaramu.”

“Kau ingat Do Kyungsoo? itulah aku.”

“Aish! Mian Kyungsoo-ah. Suaramu sangat berubah dari terakhir kita berjumpa.”

Kyungsoo tertawa. “Gwenchanayo. Kau masih mengingat akan janjimu?”

“Sangat, balas budi padamu wajib ku balas.”

“Bagus… tetap terserah apa pun yang kumau?”

“Ne, sebutkanlah saja. apapun itu.”

“Bahkan yang terkejam, terhina, terkeji sekalipun?”

“Berhentilah menyebutkannya Kyungsoo-ah dan mulailah mempercayaiku. Dan sebutkanlah kemauanmu, biar kau mau secepat kilat atau selambat siput. Kecil kulakukan untukmu.”

Kyungsoo tertawa lagi. “Cara bicaramu, masih tetap seperti dulu ya.” Ia kembali menertawai teman berteleponnya itu. “Tapi dengarkan dulu asal permintaanku.”

“Ne, cepatlah.”

“Aku menyukai Chanyeol, tapi Chanyeol sudah menyukai Baekhyun. Aku punya ambisi menghancurkan Baekhyun. Lalu ku suruh Sehun untuk memperani sebagai sahabat yang terkejam membunuhnya secara lamban. Tapi setelah tadi aku tidur dengan Chanyeol, aku me_”

“Apa! Kau tidur dengan Chanyeol??!” pekik namja itu, membuat Kyungsoo menjauhkan ponselnya dari telinga.

“Aku belum selesai pabo!” lalu namja disebelahnya bergerak seperti hendak  bangun atau menginggau(?) “Sebentar, sepertinya dia terbangun.”

“Ne.”

Dalam keadaan telepon yang masih tersambung. Chanyeol ternyata membuka matanya dan merengkuh lagi tubuh Kyungsoo. Kyungsoo membelai rambut Chanyeol agar tertidur lagi.

“Kyungsoo-ah, kau bicara sama siapa?”

“Tidak ada. Aku bicara pada diriku sendiri.”

“Hmm…hoaammhh. Baiklah kalau begitu. Soalnya entah mimpi atau kedengarannya saja, kau berbicara menyebutkan Baekhyun, Sehun, dan namaku. Apa kau bicara dengan kelompok avenger? “ Chanyeol kembali menguap.

Gawat! Saat tidak sadar saja dia mendengar percakapanku. Keluh hatinya. “Kau ini bicara apa? Aku tak pernah mengenal avenger apalagi menyebutkan nama-nama itu. Sudahlah, kembalilah tidur Chanyeollie.” Kata Kyungsoo penuh meyakinkan.

“Ne, jangan tinggalkan aku ya! Jika kau mau pergi, bangunkan aku.” Chanyeol menguap lagi.

Kyungsoo hanya membalas senyum licik sembari membelai lagi rambut Chanyeol hingga namja tinggi itu tertidur.

“Aku keluar sebentar ya Chanyeollie. Mencari udara dulu.”

“Ne, jangan lama ya Kyungsoo-ah.”

Kyungsoo meraih ponselnya kembali dan memakai pakaiannya. Sebelum keluar dari kamar, ia mencium sebentar bibir Chanyeol yang mulai tertidur itu. Sedikit mengendap-endap derap langkah Kyungsoo. lalu ia melanjutkan panggilannya.

“Kau masih disana?”

“Ne, masih. Dan aku hampir saja kelepasan tertawa mendengar kau dan Chanyeol bicara.”

“Dasar penguping! Awas saja jika kita bertemu dan kau masih menertawaiku soal tadi.”

“Ani, ani. Tenanglah, aku takkan berbuat selucu itu. Lanjutkanlah ceritamu tadi.”

“Bukan cerita PABO! oh ya, sampai mana tadi?”

“Ah Kyungsoo, kau juga pabo, tulalit, tolol! Kau tadi sampai tidur dengan Chanyeol, lalu kau me—katamu terputus.”

“Oh ya, setelah itu, aku sedikit meragukan ketegasan Sehun untuk perannya. Aku takut dia malah menggagalkan strategiku. Dan aku memintamu menjadi cadangan dalam peran Sehun. Bagaimana?”

Jeda terjadi diantara percakapan telepon itu, sepertinya namja disana memikir matang. “Tugasku hanya menghancurkan si Baekhyun itu kan?”

“Ne.”

“Aku sanggup dan kau jangan meragukanku. Dan sahabatku akan ikut dalam kehadiranku.”

“Siapa dia? Apa bisa diandalkan? Bisa seteguh, sekuat dirimu?”

“Sangat dan lebih teguh dariku. Aku belajar darinya. Kau akan mengetahuinya saat kehadiranku benar-benar  tepat pada saatnya. Susunlah strategimu sebaik mungkin.”

“Sahabatmu tidak meminta tebusan padaku kan?”

“Tidak, dia pemurah. Bayarannya hanyalah keindahan saat mencelakai mangsanya.”

“Waw, beruntung kau memiliki sahabat seperti itu.”

“Gomawo Kyungsoo-ah. Kapan kita bertemu lagi? Aku juga ingin tau seperti apa Sehun, Baekhyun, dan teman-temanmu itu.”

“Tenanglah, dalam waktu dekat ini.”

“Akan kutunggu, jangan lama-lama.”

“Hemmm…”

PIIIPPP

Kyungsoo memutuskan teleponnya dengan namja misterius itu. Lalu ia menelpon seseorang lainnya. Ia menoleh ke pintu kamarnya, untung saja Chanyeol belum mencarinya disitu.

“Yeoboseyo Sehun-Ah.”

“Hmm…mworago Kyungsoo-ah?  Ini masih sore  Kyungsoo.”

“Cepat ambil motormu dan temui aku di lobby utama Hotel Kristal.”

“Ada apa sih memangnya? Kebakaran? Apa kau mau dibunuh?”

“Tak perlu banyak tanya. Cepatlah, sebelum Chanyeol mencariku.”

“Hmm…ne, ne, ne. aku segera kesana.”


_P>H>O>S_
Kyungsoo memasuki kamarnya lagi, memastikan Chanyeol masih tertidur dengan pulasnya. Kemudian ia kembali untuk membuka pintunya lagi.

“Kyungsoo-ah, apa kau sudah selesai mencari udara?” tiba-tiba suara Chanyeol terdengar olehnya.

“E…em, belum  Chanyeollie. Aku kedalam hanya mengambil dompetku.” Kata Kyungsoo yang mengurungkan tangannya membuka pintu.

“Oh, kalau begitu lanjutkanlah. Cepat kembali.”

“Arasso…”

Kyungsoo menghela  nafas lega. Ia kembali membuka pintunya lagi. Menutup dengan pelan-pelan dan segera berlari menjauh tanpa bersuara. Kyungsoo menuju liftnya. Dan ternyata Sehun sedang berjalan di depan pintu masuk sambil melihat jam tangannya. Kyungsoo cepat-cepat duduk dan pura-pura sudah menunggunya sejak tadi.

“Ada apa memangnya? Cepat, langsung katakan,” kata Sehun dengan ketusnya.

“Sehun-ah, cara bicaramu tidak biasa. Apa kau ada masalah atau habis bertemu dengan namja yang jelek?” tanya Kyungsoo pada topic lain. Padahal, sebetulnya dirinya ingin membicarakan topic ambisinya.

“Bukan namja jelek, tapi sebaliknya.” Ekspresi Sehun menanggapi malas.

“Apa? Siapa dia? Lalu apa kau jatuh cinta pada namja itu?”

“Aku saja tidak tau namanya. Saat ini aku belum jatuh cinta padanya. Memangnya ada yang salah? Apa kau cemburu? Xiumin saja tidak memarahiku.”

“Siapa yang cemburu, aku hanya memastikan.”

“Lupakan! Kembali ke urusanmu yang memanggilku kesini. Katakan.”

“Begini, besok malam ada pelatihan dari temanku. kau akan belajar banyak darinya.”

“Ah, kenapa harus besok. Beri aku waktu yang panjang Kyungsoo-ah. Aku ingin belajar, jalan-jalan, dan bersekolah. Siapa tau namja itu ada disekolahku.”

Kyungsoo mengelus-elus dagunya sendiri.  “Sejak kapan kau peduli dengan bersekolah? Setauku kau sudah keluar dan memilih kelas eksekutif?”

“Aku takkan pernah keluar, hanya saja aku sering bolos bersama Chanyeol.”

“Keluar saja, karena peranmu ini tidak mengenal sekolah. Tapi mengenal menjadi devil. Sebagai gantinya, kau ku sekolahkan dengan gratis dilain tempat.”

“Dikota mana? Apa seperti sekolah formal? Banyak makhluk cantik apa tidak?”

“Sekolah informal, gurunya adalah temanku sendiri dan jadwalnya sangat menyesuaikan kemauanmu.”

“Menarik, akan kuambil. Tinggal kau buat persyaratannya, aku akan melakukannya sesuai prosedurmu.”

“Akan ku beritau kabar selanjutnya. Yang pasti datanglah jam 10 malam, Tao akan menjemputmu.”

“Ne Arasso…kalau begitu aku boleh pulang kan?”

“Tentu.”

Bahkan aku sudah membaca gerikmu, jiwa garangmu mulai luntur Sehun. Gumam Kyungsoo.
Sehun sudah melangkah pergi, Kyungsoo juga kembali ke atas untuk membangunkan Chanyeol dan mengajaknya pulang. Sepertinya sudah cukup aku menikmatinya, hasratku sudah puas diluapkan. Kata Kyungsoo seorang diri.

Cklek…
“Chanyeol. Kemana Chanyeol? Kenapa dia tidak ada? Chanyeol…Chanyeollie.” Tersentaknya saat ditempat tidur benar-benar tak ada Chanyeol.

“Hmm…ada apa Kyungsoo-ah. Aku dibawah sini.” Balas suara Chanyeol. Kyungsoo menertawainya. Gila saja jika saking nyenyaknya tidur, sampai-sampai seorang Chanyeol bisa jatuh dari ranjangnya.

“Mimpi apa yang membawamu jatuh dari ranjang? Lucu sekali.” Kyungsoo tertawa lagi.

“Sudahlah, anggap ini tak pernah terjadi dan kau tak pernah melihatnya.”

Kyungsoo masih menertawainya. “Aigo… kalau begitu, kita pulang ya. Aku ada urusan dirumah.”

“Ne, tapi beri aku waktu untuk mandi sebentar ya. Kamar mandi disini enak sekali.”

“Aku ikut, aku boleh mandi bersama kan?”

“Tentu dan sangat.”

Sosok Chanyeol yang ini sangat berbeda sekali saat bersama Kyungsoo, setan nafsunya bangun dengan liarnya. Sangat berbeda dibanding dengan Baekhyun yang sosoknya lembut dan tetap romantis. Daya tarik itulah yang membuat Kyungsoo makin tergiur memiliki namja tinggi itu walaupun namja itu berani tidak mencintainya sama sekali.


_P>H>O>S_
Pagi itu dihari yang baru tepatnya jam 6, Suho dan Baekhyun sedang asyiknya memakan santapannya didepan televisinya. Lalu Suho iseng menggoda Baekhyun yang makan sambil terlalu berkonsentrasi menonton TVnya. Suho mengambil diam-diam remote dibelakang Baekhyun dan memindahkan channelnya berulang kali.

“Ah, kenapa dipindah-pindah hyung? Yang tadi itu bagus bodoh!” protes Baekhyun.

“Habis kau ini terlalu serius menontonnya. Cepat dihabiskan.”

“Ya, arasso hyung.”

“Oh iya, ngomong-ngomong kau belajar darimana soal style rambutmu yang ini?” Suho mengacak-acak rambut Baekhyun.

“Eh, jangan diacak-acak Hyung! Susah mengaturnya pabo! dari majalah ullzang. Memangnya kenapa?” Sambil menyingkirkan tangan Suho dan merapikan rambutnya tadi.

“Hanya bertanya saja. kau ikut aku mau tidak?”

“Hmm… sangat mau. Kemana?”

“Bersepeda ditaman yang lumayan dekat dengan tempat gerejamu.”

Ah…taman itu lagi taman itu...menyimpan sakit hati pertamaku. Batin Baekhyun. “Chakkaman, aku ganti baju dulu.”

“Hyung ikut ya…”

“TIDAK BOLEH HYUUNGG!!”


_P>H>O>S_
Baru setengah jam Suho dan Baekhyun bersepeda memutari taman itu, Suho minta istirahat dan makan es krim didekat sana.

“Ayo bersepeda lagi Suho hyung!!”

“Sebentar, aku lapar Baekhyunnie.”

“Hyung ini, baru setengah jam saja sudah lelah. Payah kau hyung.”

“Hmm, terserah.”

“Kajja….” Baekhyun merengek lagi.

“Ah kau ini merengek seperti namja berumur 5 tahun.” Dengan penuh terpaksa Suho kembali menaiki sepedanya. Baekhyun tersenyum kemenangan.

Dan ternyata 30 menit kemudian bersepeda ke sudut kota. Giliran Baekhyun yang meminta istirahat ditaman yang tadi.

“Tadi aku lelah kau marahi, sekarang kau yang lelah aku tak memarahimu gitu.” Keluh Suho.

“Iya..iya, jangan bahas yang itu. Aku benar-benar lelah. Apa hyung mau bertanggung jawab jika aku pingsan disini?” nafas Baekhyun masih tersendat-sendat.

“Kalau kau pingsan, ya jalanlah sendiri ke rumah sakit. Mudah bukan?”

“Ahh…Suho hyung kejaammm…”

Suho tak membalas keluhan Baekhyun, sorot wajah Suho berubah serius saat menerima SMS diponselnya itu. Sepertinya juga Suho membalasnya. Lalu namja tu memasukkan lagi ponselnya ke saku.

“Baekhyunnie, kalau ku tinggal kau baik-baik saja kan?”

“Yaiyalah. Berapa lama? Jauh apa tidak?”

“SMS aku kalau kau mulai bosan menungguku. Takkan jauh, karena aku menemui yeojachinguku saja.”

“Arasso.”

“Gomawo ya adikku yang paling aegyo dan manisss….” Sambil mencubit kedua pipi Baekhyun.

“Hemmm…ne-ne-ne. pergilah” Baekhyun menyingkirkan lembut tangan Suho yang mencubitnya.

Suho meninggalkannya, ia masih terbingung dilamunannya. Tapi ia tak tau apa yang dibingungkannya. Perasaannya tertuju pada bangku taman disebelah sana, sekitar 10 meter dari posisinya yang sekarang. Bangku itu adalah bangku pertamanya ditaman itu, pertamanya bersama Kyungsoo maupun Chanyeol.

Baekhyun menghampiri bangku itu, beruntung tidak ada manusia yang berminat menduduki bangku yang sederhana itu. Namja ini kembali terlamun. Hatinya merasakan banyak kejolak yang menyempitnya. Memikirkan apa yang terjadi pada Chanyeol saat ini.

Hahff…hari-hari tanpanya memang menyakitkan. Gumamnya sendiri. Ia masih menatap kosong setiap manusia yang melintasinya.
-Author POV END-


~*SEHUN POV*~
Ya tuhan, jangan bangunkan aku jika ini mimpi. Jangan tidurkan aku jika ini terpampang nyata. Namja itu, namja yang ada di toko bacaan, yang datang dengan Suho (-_- ), yang kebetulan tak sengaja berebut buku fanfiction denganku, namja itu ada dibangku sana.

Terima kasih Tuhan…terima kasih Tuhan…kau hadirkan dia disaat-saat yang tak kuduga. Tepat kebetulan aku lagi mood untuk bersepeda ditaman ini. Entah panggilan apa yang menuntun moodku kesini. Tak kusangka, ternyata dia juga ada disini.

Langkah sepedaku sepertinya ingin istirahat. Daripada aku penasaran dengan tentangnya, ku beranikan saja duduk disebelahnya dan berbasa-basi dengannya. Beberapa langkah, eh kenapa wajahnya terlihat gelisah dan banyak pikiran. Apa dia sedang disakiti oleh kekasihnya? Ah…ku harap dia ada disini tidak membawa kekasihnya.

Aku menjagang sepedaku dikanan bangku namja itu, sepeda dikiri bangku itu sepertinya miliknya. Sama cantiknya dengan yang punya. Baru saja duduk, jantungku berdegup dengan kencang. Jangan sampai karena sosokku yang dirubah Kyungsoo membuat kesetiaanku untuk Xiumin perlahan pudar karena kecantikan namja ini. Hhh….

Namja ini masih diam, seperti tak menyadari aku (ada manusia) duduk disebelahnya. Tampaknya dia memikirkan masalah yang sangat berat. Kalau begitu aku akan mencoba menghiburnya.

“Maaf, aku duduk disampingmu. Tidak ada yang menempatinya kan?” aku membuka percakapan dengannya.

Namja cantik itu hanya membalas dengan anggukan senyum. Senyumnya terkesan pasrah, bukan tulus ataupun ikhlas. Sumpah demi Tuhan, aku ingin membantu masalahnya. Aku tak tega sekali melihat namja secantik dia dilanda masalah yang berat.

“Kau disini sendirian?” ku tanya dia lagi.

“Ne, sebetulnya tidak. Karena aku tadi bersama Suho.” Jawabnya dengan nada lesu.

Ya tuhan…aku malas sekali jika namja ini berkata Suho apalagi bersama Suho seperti saat di toko bacaan waktu itu.

“Oh… akan ku temani kau. Kau tidak keberatan kan?”

Namja cantik itu hanya membalas senyum pasrah dan menganggukkan kepalanya. Namja ini benar-benar terjebak masalah yang berat.

“Hmm… boleh ku tau kau sedang ada masalah apa? Tampaknya kau begitu banyak pikiran dan murung ditaman ini.” Dia menoleh ke arahku dengan tatapan ketakutan. “Tenang, aku bukan orang jahat. Perkenalkan, aku... Kim Se Hun imnida. Jika kau butuh solusi, ceritakanlah. Aku bisa memberi padamu dengan gratis.” Maaf saja aku mengganti nama depanku. Entah kenapa hatiku yang memaksa untuk membohonginya. Aku tak tau alasannya apa.

Namja cantik itu menatap  kelangit biru. Lalu namja itu menghela nafas panjang. Aku tak tau apa artinya. Jangan-jangan dia benar-benar ingin menghindar dariku atau karena dia keberatan menceritakan masalah yang mungkin privasi baginya. Iya aku baru sadar. Aku orang baru baginya, begitu pula sebaliknya. Baru bertemu saat di toko bacaan itu.

Tiba-tiba dia menjabat tanganku,wah… ini sebuah keajaiban. Tangannya, mungil dan sangat halus. Seharusnya dia pantas di surga, bukan didunia seperti ini yang hampir lebih dari separuhnya neraka.

“Namaku Byun Baek Hyun imnida. Boleh aku menerima tawaranmu tadi, aku akan bercerita.”

“Ne, silahkan Byun Baek Hyun-shi.”

“Aku sedang bermasalah dengan kekasihku. Aku sudah mendiamkannya selama 4 hari. Kesalahannya membuatku sakit hati, coba kau bayangkan saja. temanku yang baru semenit ku kenal diciumnya dan melakukan tangan nakal dibelakangku saat kekasihku beralasan ada perlu sebentar dengan temanku.”

Hampir saja aku tanganku ikutan geram pada kekasih namja cantik ini. Berani sekali kekasihnya menyakiti namja cantik ini.

“Kau ingin kembali padanya? Kau ingin memilikinya lagi?”

“Sangat, tapi hatiku memaksaku untuk menjauhinya.”

Aku menaruh tanganku kepundaknya, lalu mengelusnya. “Cobalah memaafkannya lalu menghubunginya lagi. Anggaplah ini hanya cobaan dari Tuhan untuk menguatkan hubungan kalian. Dan satu lagi, buang rasa egois dan cengengmu. Itu akan menyulitkan jalanmu.”

“Ya, aku tau itu. Akan ku coba besok.” Tiba-tiba dia memelukku. “Gomawo Kim Se Hun-shi. Kehadiranmu dan solusimu cukup menentramkan hatiku.”

Pelukannya hangat, namja ini pakai apa sih. Pelukannya membuatku melayang sampai ke khayangan. “Ne, gwenchanayo. Itu tidak masalah.”

“Senang mengenalmu. Setelah ini kita bisa bertemu lagi kan dan berteman lebih jauh?”

“Ne…akan ku beri nomor ponselku. Mana handphonemu.”

Byun Baek Hyun memberikan handphonenya padaku. Aku sudah mencatat nomorku di phonebooknya. “Ku simpan dengan nama Kim Se Hun.”

“Gomawo Se Hun-shi.”

Aku membalas dengan senyum termanisku. Bahagianya melihat senyuman yang menawan itu. Andaikan aku jadi kekasihnya, betapa beruntungnya aku memiliki bidadari ini. Ku lihat tingkahnya sekarang, sepertinya dia akan menghubungi seseorang.

“Se Hun-shi, sepertinya aku harus pulang. Hyung sudah menungguku di pintu keluar.” Katanya sambil menutup ponselnya.

“Perlu ku antar?”

“Ani, sekali lagi terima kasih. Bye bye Se Hun-shi.” Dia sudah menjalankan sepedanya.

“Ne, anyeong. Hati-hatilah dijalan.” Ku harap dia mendengarkan kata terakhirku yang ini.
-Sehun POV END-



…T B C…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar