Minggu, 27 April 2014

[FF] Love In Trap - BaeKris || KrisBaek (Chapter 5)

Harurainblue present



Tittle : Love In Trap Chapter 5
Author : VieyRaaMoimoi
Genre : Yaoi, Drama, Crime, Romance,
Length : Chaptered
Rating : T (can) PG15 (maybe)
Main Cast :
- Baek Hyun
- Kris
- Suho
- Tao
- Sehun
Dll,
Ryu Gak, Gyu Rim, and secret someone (OC)
Disclaimer : Good, EXO member milik Tuhan, orang tuanya, dan SM Ent. Sekedar pinjam nama untuk imajinasi semata.
This story from my mind, my brain, my imajination.
Don’t copy paste for rename of share with evil or go to HELL longest
Summary : “aku berusaha untuk menghapus cinta terlarang ini. jika seandainya aku tidak bercinta dengan namja yang menjadi musuh perusahaanku… mungkin cinta kami akan wajar terjadi…”

LOVE IN TRAP
Chapter 5


“Tuan Ryu Gak, bisa beri aku beberapa menit. Aku harus membalas pesan ini.”

“Baik, akan saya tunggu.”

Dia bilang apa?Ditunggu katanya_rutuk Baek Hyun dalam hati.

Baek Hyun kemudian membelakangi Ryu Gak yang menunggu dengan wajah datarnya. Tak tahu kenapa, tangan Baek Hyun bergetar ketika hendak membalas sms dari Kris itu.
-Jangan melakukannya sendiri tanpaku Kris. Aku minta maaf, tapi bisakah kau menungguku meski lama. Hari ini tetap jadi, tapi mungkin terlambat dari rencana awal.-(Baek Hyun)

Baek Hyun terkaget merasakan ada panggilan masuk. Kris! Baru terkirim kurang dari sedetik dia langsung menelpon Baek Hyun. Masih dengan keterbingungannya. Tangan Baek Hyun bergetar mengangkat panggilannya.

“Sudah selesai tuan Byun?” tanya Ryu Gak setelah melihat jam tangannya.

Bola mata Baek Hyun tak berkedip menoleh ke Ryu Gak, “Belum, tunggu sebentar lagi.” Jawabnya langsung mereject panggilan dari Kris.

“Tuan Byun baik-baik saja?” tanya Ryu Gak lagi menatap tangan Baek Hyun yang bergetar jelas.

Baek Hyun menahan nafasnya. “Kenapa bertanya begitu?”

“Tangan tuan Byun, bergetar.”

Baek Hyun langsung memukulkan tangannya sendiri ke meja lalu memasukkan tangannya ke dalam saku jasnya.

“Tuan Byun…” ungkap Ryu Gak miris.

“Lupakan! Bisa kita mulai saja sekarang.” Balas Baek Hyun memasang senyum paksaan sambil sesekali mendesis sakit akan tangannya tadi.

>>> 

Kris frustasi seorang diri di dalam mobilnya. Berkali-kali Kris menelpon Baek Hyun tapi tidak terjawab. Lalu Kris juga mencoba mengirim pesan singkat baik berupa sms ataupun pesan suara. Namun, Baek Hyun tetap tidak membalasnya.

Kris sangat khawatir, ia terus memandang cemas pintu utama kantor di depannya itu. tak lama kemudian, sebuah kesempatan membuka jalan untuknya. Bagai pucuk dicinta ulam pun tiba. Seorang petugas keamanan dari kantor itu hendak melintas melewati mobilnya.

“Ahjusshi!!” panggil Kris keluar dari mobil menghampirinya.

Ahjusshi itu berhenti melewati Kris, lalu memberi hormat pada Kris “Ada yang bisa saya bantu tuan direktur?”

Kris tersenyum singkat, “o ahjusshi, apa di dalam masih ada orang yang rapat?”

“Benar tuan direktur, tuan tidak ikut?”

Kris tertawa, “Itu pun kalau diundang.” Kris mendehem. “Pantas dia tidak kunjung ke mobilku.” Kris sambil celingak-celinguk

Ahjusshi itu kembali menampakkan sopan santunnya, “Tuan mencari siapa? Jika orang itu ada di dalam, biar saya panggilkan untuk tuan direktur.”

“Jangan-jangan-jangan.” Tolak Kris dengan cepat.

Kris menggaruk kasar rambutnya seakan hidupnya hendak kacau. Ditambah lagi Kris menghela nafas berat dengan terpaksa. Kris mulai berpikir keras, melirik ke kiri dan kanan berulang kali. “Aha!” Kris mengacungkan jari telunjuknya. “Ah, lobby utama. Ya! Lobby utama.” Kata Kris pada diri sendiri.

“Ahjusshi, Woon sudah pulang belum? itu satu-satunya cara agar aku bisa masuk menjemput Baek Hyun.”

“Kebetulan mereka berdua sengaja diperintah untuk tinggal selama rapat itu berlangsung tuan…” belum selesai kalimatnya, Kris sudah berjalan setengah berlari menuju gedung itu. “…direktur.”

>>> 

“Duduk.” Persilahkan Suho pada Baek Hyun yang baru saja datang. “Ryu Gak” Suho mempersilahkan Ryu Gak dengan jempolnya tapi ke arah belakang tempat Suho sedang duduk.

Sementara itu, Baek Hyun sibuk mengedarkan pandangannya ke semua penjuru ruangan itu. seolah-olah memberi tanya ‘kemana semua orang’ pada manik matanya yang melirik.

“Orang-orang tidak ada yang ku undang. Ini cuma rapat terbatas yang ku divisi secara pribadi.”

Baek Hyun langsung menoleh tajam, “Terbatas? Divisi pribadi? Sebenarnya apa yang terjadi disini presdir?”

Suho tersenyum dislike, “yang terjadi disini adalah…” lalu Suho tersenyum ke belakang. “Tuan Ryu Gak, bawakan hadiahnya.”

Tanpa dibalas iya pada presdirnya. Ryu Gak membawakan hadiahnya dan langsung diletakkan di depan Baek Hyun. “ini hadiah anda tuan Byun.”

Suho merapatkan jari-jari tangannya, “Komikmu baru-baru ini sudah dilirik oleh Negara tetangga. Mereka memberi penawaran besar kepada perusahaan ini.”

“lalu? Presdir jelas menerimanya kan?” tanya Baek Hyun mendukung antusias

“Tidak. Mereka memberi penawaran tapi memohon padaku untuk memberikan pegawaiku,Byun Baek Hyun selama setahun pada perusahaan mereka.”

“Jika itu menguntungkan perusahaan, saya siap melakukannya presdir.” Balas Baek Hyun yakin 100%

Suho mengangguk-angguk, “Memang, sangat besar. Bahkan tawarannya masuk 3 besar yang menggiurkan.” Suho menghela nafas seolah mengambil keputusan yang berat. “Tapi jika aku melakukannya, aku tidak ada bedanya sebagai pelelang pegawaiku sendiri.”

Baek Hyun hanya bisa mengohkan penjelasan dari presdirnya itu. “Demi perusahaan sebenarnya tidak apa-apa.”

Suho tersenyum rela. “Ah. Sekarang kau bisa buka hadiahmu itu.”

Baek Hyun membuka hadiah itu dengan hati-hati dan penuh rasa penasaran. Hatinya pun senang hingga membuat orang-orang disekitarnya terlupakan.

“Semangatlah membuka. Dengar-dengar, belakangan ini kau semakin dekat dengan seorang direktur. Apa itu benar Baek Hyun?”

Sekali lagi, Baek Hyun seakan melupakan apa yang ada disekitarnya. Baek Hyun teruss berkonsentrasi membuka hadiah itu. wajahnya juga tak henti menampakkan senyum kepuasan dari bibir tipisnya.

“Dapat!!” Baek Hyun mengambil isi hadiah tersebut. “Presdir, hadiah ini pasti sangat mahal. Mungkin saja aku bisa membelinya dari 3 bulan gajiku… Presdir tau dari mana ya kalau aku sempat ingin membeli benda ini.” sebuah jam tangan dari keramik berkelas tinggi dengan topi sport bernilai mahal langsung dicoba Baek Hyun di depan presdirnya.

“Sangat cocok denganku. Tak disangka ini hebat sekali.” Ungkap Baek Hyun tiada henti.

“Baek Hyun.” Panggil Suho lebih berat.

“Iya?” spontan Baek Hyun menjawab tanya. Baru tersadar, saat itu Baek Hyun bergegas memasukkan isi hadiah itu ke dalam kotaknya lagi. “Maaf presdir, saya over fun. Sekali lagi maaf, presdir tadi bertanya apa?”

“Belakangan ini, apa benar kau dekat dengan seorang direktur?” tanya Suho sedikit malas.

“Benar presdir, apa presdir ingin berkenalan juga dengan tuan direktur itu. dia baik hati dan sangat memuji hasil karyaku yang booming di bulan ini presdir.” Balas Baek Hyun dengan gamblang

“Kapan kalian bertemu pertama kali?” Suho semakin tersenyum penuh makna tersembunyi.

“Sebentar presdir, saya ingat dahulu.” Baek Hyun menerawang ke atas “Nah, saya bertemu dengannya di kantor ini.”

Suho terus menatap antusias “Benarkah? Bisa ceritakan kronologisnya? Sepertinya ini menarik.”

“Ketika itu kami berpapasan di tikungan waktu saya terburu-buru hendak ke ruang editor. Kami berkenalan namun tidak sempat bertemu lagi.”

“Lalu pertemuan selanjutnya?”

“Kami bertemu lagi kemarin, apa presdir melihat kami sedang bersama?”

Suho tersenyum sinis dengan lebarnya. “Tidak, aku tidak melihat kalian.” Suho meneguk cangkir tea di depannya. “Perkenalkan dia padaku.”

Baek Hyun yang tadinya ikut meneguk tea nya sekarang tiba-tiba tersedak. “Presdir… ingin berkenalan. Bukankah presdir dan direktur Kris sudah kenal sejak lama.”

Suho tertawa, “Lucu sekali karena kau baru menyadarinya tuan Byun.” Suho berusaha mengontrol emosinya yang mulai menggebu disana. “Kaget ya?” tanya Suho mengangkat alis. “Harusnya kau tau semua pertemuanmu dengan Kris adalah dosa. Ancaman besar untuk pekerjaanmu yang kau banggakan ini. sebagai catatan baru, benarkah kemarin kau istirahat seorang diri?”

Baek Hyun menelan ludah susah payah, matanya pun melirik kebingungan. “Aku hanya breakout ke bar dekat kantor.”

Suho semakin puas dengan kejanggalan yang diucapkan Baek Hyun. Kemudian Suho menarik nafas, “Lalu bisakah kau jelaskan apa yang terjadi di layar itu.” seketika layar yang sudah ditunjuk Suho tepat di belakang tubuhnya itu menampilkan adegan Kris membukakan pintu mobilnya untuk Baek Hyun. Dua orang yaitu Kris dan Baek Hyun langsung berpegangan tangan layaknya pasangan baru jadian. Yang satu nampak malu-malu digoda pangeran, yang satunya lagi suka menggoda-goda.

“jelaskan juga ada apa sebenarnya diantara kalian. Aku sudah menerima bukti pembayaranmu atas nama Kris, pemesanan meja untuk sepasang atas nama Kris juga, dan foto-foto kalian yang berbahagia.” Ujar Suho bertubi-tubi sambil menyodorkan bukti-buktinya dengan sikap penuh amarah.

“Kami hanya kenalan saja presdir.” Bohong Baek Hyun dengan lirih. Diakuinya bahwa dirinya sebenarnya punya sedikit perasaan pada direktur K-Li itu.

Suho menghela nafas beratnya dengan panjang. “Baiknya, kau hindari saja namja itu. diam-diam dia biadab mendekati orang untuk maksud yang tersembunyi.” Suho seakan memberi jeda, “Kau tau, aku dan dia sudah lama bermusuhan. Jadi ku mohon kau hargai saranku tadi.”

“Akan ku cobanya presdir.” Jawab Baek Hyun tidak sepenuh hati.

“HEY! HEY! HEY! ANDA DILARANG MASUK TUAN! MARI IKUT KAMI KE RUANGAN.”
“JANGAN HALANGI AKU! AKU MAU MASUK!!!!”
“TIDAK BISA TUAN ANDA_”

Suho langsung berdiri. “Ada apa diluar sana?! Cepat periksa!”

Ryu Gak hanya satu-satunya orang yang bisa diandalkan dalam hal ini. ketika Ryu Gak maju untuk melihat keadaan di luar pintu. Secara bersamaan itu juga, tampillah seorang namja bertubuh atletis.

“Minggir! Jangan berani melawan.” Ancam namja itu seketika membuat Ryu Gak tertunduk pasrah tanpa perlawanan.

“Kris.” Lirih Baek Hyun tertahan.

“Kau! Berani-beraninya masuk wilayahku!!!” ujar Suho melawan.

Kris menengok Baek Hyun sejenak. Kemudian Kris meremukkan kedua jari tangannya ke hadapan Suho dengan senyum liciknya. “Ouh! Jadi kau yang memulai duluan.” Kata Kris sambil menggoda-goda nyali Suho dengan pisau yang ada ditangannya. “Tidak tau ya kalau namja yang dari tadi kau sandra itu sudah mengajakku berjanji duluan sebelum kau, presdir tengil!”

SYUUUTT
Pisau itu sukses melayang karna Kris melempar tepat ke arah Suho, dan pisau itu melaju persis melewati atas bahu milik Suho.

PYARR
Pisau yang dilempar Kris memecahkan lampu proyektor yang ada dibelakang Suho. Lalu Kris melirik cemas pada Baek Hyun. Baek Hyun terdiam ketakutan melihat Kris melempar pisau. “Awas jika kau bermain dengan kepolisian.” Setelah itu Kris menarik lengan Baek Hyun dengan cepat dan membawanya pergi dari ruangan itu tanpa sepatah kata pun.

Seusai itu juga, Suho meraung kesal “Aish brengsek!” Suho mengepalkan tangannya diatas meja, “Kirimkan polisi rahasia sekarang Ryu Gak!” perintah Suho mendarah daging.

Ryu Gak terdiam nampak jelas ketakutan.

“Tuan Ryu Gak?!”

“I, iy, iya tuan besar. Jujur sss-saya tidak berani melakukannya.”

Suho melirik kaget, “Apa kau bilang?! Kenapa? Koneksi kita besar bukan?”

“T, Tuan…” Ryu Gak menjeda, “Direktur itu masih satu garis dengan tuan besar Choi Min. J-ja-jjadi saya sukar melakukan perintah tuan Suho.”

“Tapi kali ini kendalinya semua ditanganku bukan? Terlebih ini adalah titipan dari tuan besar Choi Min. itu tandanya…kau harus melakukan prosedur yang sudah ku rencanakan sebelumnya……”

>>> 

“Ayolah kau jangan lemah Baek Hyun! Aku sudah mengkhawatirkanmu sejak tadi!” ucap Kris keras seketika melepaskan genggaman tangannya.

“M-ma-maaf.” Balas Baek Hyun tertunduk.

“Jadi ke perbatasan?”

>>> 

Kris mengemudikan mobilnya hampir sampai ke perbatasan yang diinginkan Baek Hyun. Kris menoleh sejenak ke Baek Hyun, wajah namja cantik itu sedang harap-harap cemas.

“Sebenarnya ada apa kau kesana? Nampaknya kau mencemaskan sekali.” Tanya Kris masih penasaran.

“Em ,tidak ada. Sungguh tidak ada.” Jawab Baek Hyun menyungging senyum.

“Jadi kau melarangku membantumu?” Kris mendesis kecewa.

Baek Hyun gelagapan, “Bu, bukan seperti itu. maksudku aku hanya tidak ingin semuanya gagal. Begitu.”

“Lalu aku kau sebut pengacau?”

Baek Hyun mendaratkan tangannya ke paha Kris tanpa sadar, “Tidak juga, masalahnya aku bisa sendiri. lagi pula kau juga sudah mengantarkanku. Itu juga disebut membantuku bukan?” senyum Baek Hyun diiringi dengan anggukan percaya.

“Tanganmu.” Ucap Kris dingin.

Seketika Baek Hyun menyingkirkan tangannya dan menyimpannya ke dalam saku jasnya. “Nanti kalau aku sudah kuwalahan, aku akan memintamu untuk membantuku.” Kata Baek Hyun sambil tertunduk malu. Malu? Kenapa aku bisa malu? Pikir Baek Hyun.

Mobil yang mereka tumpangi akhirnya sampai ke perbatasan. Kris memarkir mobilnya, sementara Baek Hyun sudah tidak sabar mobil Kris berhenti agar Baek Hyun bisa turun. Tanpa aba-aba pamitan, Baek Hyun langsung turun meninggalkan Kris.

“Eh!” niat Kris ingin mencegah untuk ikut dibelakang Baek Hyun.

Baek Hyun bergegas mencari orang incarannya sejak tadi. Baek Hyun berjalan dari satu orang ke orang lain karena beberapa lainnya menolak untuk ditanyai oleh Baek Hyun. Tanpa sangat Baek Hyun sadari, seseorang yang menyamar diam-diam sedang mengawasi gerak-geriknya sejak dirinya turun dari mobil Kris. Kemudian seseorang itu menghampiri Baek Hyun yang telah menemukan orang yang bersedia ditanyainya.

“Orang baru di Korea ya?” tanya seseorang berjaket hitam selutut dengan topi bulu yang menutupi seluruh kepala.

Baek Hyun menengok, “Anida, saya hanya melakukan kunjungan.” Baek Hyun hendak melanjutkan investigasinya itu.

Orang misterius itu mencoba mengintip-intip apa saja yang ditulis Baek Hyun di tabletnya. “Apa anda seorang detektif? Sepertinya anda sedang melakukan investigasi.”

Baek Hyun mencoba tetap tersenyum, “Maaf sebelumnya tuan, tapi maaf anda sedikit mengganggu gerak saya.”

“Ayolah kakak tampan, aku penggemar detektif apalagi cool seperti anda.” Mohon orang misterius itu dengan penuh makna tersembunyi.

Karena sudah sangat mengganggu dirinya, Baek Hyun terpaksa miscall Kris agar menghampirinya. Baek Hyun yakin pasti Kris bisa menghampirinya dengan petunjuk kode GPSnya. “Tapi maaf sekali tuan. Saya mengejar banyak waktu.” Peringat Baek Hyun mulai sebal dengan orang itu. “Ahjusshi, bisa kita pindah tempat?” pinta Baek Hyun pada orang yang diincarnya itu. Dan ahjusshi itu menganggukkan satu kali

“Ayolah. Kau tidak tau bagaimana rasanya bertemu dengan apa yang digemarinya. aku sangat ingin mendapatkan tanda tanganmu detektif.” Orang misterius itu terus merengek dengan wajah memelas pada Baek Hyun.

“Ah, mian. Mianhamnida.” Ujar Baek Hyun sedikit menghindar.

“Baek Hyun. Ada sesuatu?” Suara Kris tiba-tiba saja muncul. Membuat orang misterius itu berubah wajah menjadi kesal setengah mati dan langsung berbalik badan.

Baek Hyun tersenyum karna kehadiran Kris. “Kris. Itu tadi…” Baek Hyun menengok sekelilingnya. “Tidak jadi. Orang itu sudah pergi setelah kau datang.”

“Misterius. Apa kau tidak disakiti olehnya?” tanya Kris berwajah kesal. Baek Hyun membalas Kris dengan senyum gelengan.

“Ahjusshi, benar pernah melihat lelaki ini. bisa anda ceritakan?” Baek Hyun memulai pertanyaannya yang tertunda tadi.

“Benar, saya sangat yakin pernah melihat lelaki itu. dia pergi ke akses China dengan lelaki kewarganegaraan China juga. Sepertinya lelaki China itu hampir seumuran dengannya. Mereka tidak berdua, saat itu mereka bersama orang lain juga.” Jelas

“Orang lain seperti bagaimana cirinya?” tanya Baek Hyun semakin penasaran.

“Memakai kacamata, berjas dengan dasi merah darah. Seperti orang China blesteran barat. Karena yang saya lihat rambutnya blonde seperti orang yang ada disamping anda itu tuan.”

Baek Hyun menoleh perlahan ke orang disampingnya itu. “Maksud ahjusshi seperti…Kris?” tanya Baek Hyun tidak yakin.

“Apa anda diam-diam menuduh saya.” Tanya Kris dingin dengan mata tajamnya.

“Maaf tuan, sepertinya waktu saya telah habis. Permisi.” Pamit ahjusshi itu nampak ketakutan.

Senyum Baek Hyun melebar, “Ne ahjusshi. Terima kasih atas waktunya.” Lalu Baek Hyun beralih ke Kris dengan curiga. “Kenapa ahjusshi itu seperti ketakutan ya.”

“Sudah mendapatkan apa yang kau cari Baek Hyun?” tanya Kris mengalihkan topik.

“Sudah. Terima kasih atas bantuanmu. Bisa antarkan aku pulang?”

>>> 

Malam baru saja tiba. Begitu juga dengan Baek Hyun baru tiba di rumahnya. Ketika Baek Hyun hendak turun, Kris mencegahnya.

“Ya?” tanya Baek Hyun dengan senyum polos.

“Sebentar.” Kris mendekatkan dirinya ke arah Baek Hyun. “Ada sesuatu disini.” Baek Hyun juga mendekat berniat agar memudahkan apa yang dimaksud oleh namja disampingnya itu. lalu tangan Kris menyeka-nyeka pipi Baek Hyun dengan penuh hati-hati. Tak terkira hati Baek Hyun dibawah sana sedang bergemuruh akibat perlakuan Kris.

Antara tatapan polos atau kosong, Baek Hyun menatap wajah dekat Kris tanpa kedip. Betapa sempurnanya wajah itu, lirih Baek Hyun dalam hati. Ya tuhan, benar-benar wajah menggoda, pikir Kris. Tanpa rasa takut, Kris mendekatkan bibirnya sambil perlahan menutup matanya. Tak terkecuali Baek Hyun juga menatap matanya dengan bibir tersenyum. Kris mengecup bibir tipis itu dengan lembutnya dan menyampaikan isyarat perasaannya bahwa tetaplah bersamaku…hanya berdua saja.

“Debu yang tadi bisa merusak pori wajahmu.” Ujar Kris setelah mengakhiri kecupannya di Baek Hyun. Baek Hyun tertawa lirih melihat Kris. Baek Hyun mulai bersiap turun, tangannya sudah memegang tuas pembuka mobil Kris. “Tunggu, itu masih terkunci. Biar ku buka dulu.” Kris menekan tombol di dekat setir dan tuasnya baru terbuka.

Baek Hyun turun dengan senyumnya yang tidak mau memudar. “Terima kasih Kris, maaf sudah merepotkanmu sejauh ini.”

Kris juga sama tersenyumnya layaknya Baek Hyun, “Hm, masuklah.” Baek Hyun membalas anggukan dan melambaikan tangan selamat jalan. Kris menganggukkan juga lalu memutar balik mobilnya untuk menuju apartemennya.

Baek Hyun menutup pintunya dengan pelan. Masih tersenyum. Hingga senyumannya membuat badannya luluh bersandar dibelakang pintunya. “Direktur Kris.” Lirihnya dengan senyum berbunga-bunga.

>>> 

“Tao!” pekik Kris terkejut ketika Tao sudah ada di apartementnya saat dirinya baru saja menyalakan lampunya.

Tanpa berkata sepatah pun pada Kris. Tao memberi sedikit gerakan wushu pada Kris dan membanting Kris ke dinding.

“Kris! Apa yang kau lakukan dengan namja itu??!! Bukankah kau ingat! Dia anak emas Suho tengil itu!! Harusnya kau celakai dia. Bukan kau bantu dia!!” bentak Tao menahan tubuh Kris hingga membuat namja blonde itu tidak dapat bergerak.

“Kau tidak bisa menjawab?! Kenapa?! Kau ingin kita ke penjara?!!” Belum sempat Kris ingin menjawabnya, nafas Kris semakin tertahan lantaran Tao terus mendesaknya ke dinding belakang Kris.

“Diam!!!” pekik Kris setelah terpaksa mendorong tubuh Tao. Dorongan itu membuat Tao memicingkan mata tajamnya.

“Lalu bagaimana denganmu hah?!! Kau juga tidak bisa menjawab kenapa kau mengkhianatiku belakangan ini sampai pada detik ini kau tetap tidak pulang menemaniku ha?!! Kau tidak ada bedanya denganku Tao!”

“Kau bukan Kris…” lirih Tao sinis.

“Dan kau bukan Tao.” Ucap Kris sambil mencondongkan diri ke Tao. “Tao tidak akan pernah egois seperti dirimu dan Tao juga bukan orang yang mengacuhkan perasaanku sesadis ini!”

Lalu Kris berjalan menuju pintu dan membukanya, “Jangan kira kau saja yang bisa protes. Aku juga bisa.” Sepertinya Tao harusnya berterima kasih padanya karna memudahkan jalannya untuk lari dari masalah yang terjadi di apartement ini. Tapi tidak, Tao berhenti sejenak di depan Kris dengan lirikan dendam dan pergi dengan langkahnya yang cepat.

“Selesaikan saja gedung impian kita yaa??!!” Teriak Kris menyindiri. Entah Tao mendengar atau tidak, yang pasti Kris mengharapkan Tao memasukkan kalimatnya dalam hati.

>>> 

Tao terlihat menikmati tehnya sambil menatap langit pagi yang cerah dari jendela ruangannya yang membuat posisi duduknya membelakangi meja kerjanya. Awalnya Tao rasakan hawa diruangan itu sejuk Namun perlahan bahunya merasa jika ruangan itu berubah berhawa hangat. Sebuah tangan kokoh mencekal bahunya. Hangat seperti Kris_pikir Tao.

“Tao sayang.” Panggilan menggoda menggema di telinga Tao.

Tao membalikkan badannya dan tersenyum tipis. “Ah Direktur Lim. Emm, maksudku iya sayang. Ada perlu denganku?” senyumnya mulai mengembang sandiwara.

Direktur Lim maju selangkah di belakang Tao lalu memeluk Tao dari belakang, “Ada sayang, sangat ada. Kau tau, aku punya berita bahagia yang sangat kau tunggu.” Katanya sambil memperagakan dengan tangannya.

“Kantor impianku?” Tao tersenyum terkejut mendengarnya.

“Teepat sekali sayang.” Sang Direktur mencolek sayang dagu si Tao. “Kapan sayang mau openingnya?”

Tao meraih manja lengan Direktur seakan sudah sangat mendalami perannya. “Aku senang sekali!! Bisakah ku minta openingnya sekarang.”

Direktur terkekeh, “Sangatt bisa, tunggulah satu jam lagi semua akan beres hanya untukmu sayang.” Kemudian dikecupnya ringan pipi Tao.

“Kau sangattt baikkk.” Puji Tao juga menghadiahi sang Direktur dengan kecupan di punggung tangannya.

“Aku tak mengira akhirnya kau ingin cepat menikah denganku juga…”

 “Kau bisa pergi sekarang sayang, selagi itu. aku mau melanjutkan menghabiskan teh ini.”

>>> 

Baek Hyun menggambar animasi untuk komik comebacknya. Kemudian menerawang dengan mendongakkan kepalanya seakan-akan menghayalkan sesuatu. Setelah menemukannya yang tepat, Baek Hyun melanjutkan menggambar animasi selanjutnya.

“Sudah sejauh mana komikmu akan selesai Baek Hyun-ssi.”

Baek Hyun membalikkan badannya dan terkejut. “Presdir.” Baek Hyun bergegas memberi hormat dan kembali duduk, ia tersenyum. “Saya baru menyelesaikan setengah jalan presdir.”

Presdir Suho terkekeh sambil menepuk bahu Baek Hyun, “Selesaikan saja tanpa terburu-buru. Lagi pula tidak akan salah kalau kau membuat pendemo disana berteriak penasaran soal komikmu.”

Baek Hyun mengangguk dan tertawa kecil pula, sedikit meneliti pakaian presdirnya, “Presdir akan pulang lebih cepat ya?”

“Ini tidak seperti yang dilihat. Saya seperti ini karena akan menghadiri opening perusahaan baru di China.”

“Apa itu perusahaan percetakan juga Presdir?”

Presdir Suho menghela nafas seakan tidak rela, “Kau benar. Visi dan misinya 80% meniru perusahaan kita.” Suho menghela nafas lagi, kali ini terasa berat hati. “Semangatlah menciptakan komik yang menarik, kita punya saingan baru yang berpotensi besar.” Pesan Suho memberi semangat dengan usapan lembut di bahu Baek Hyun. “Saya pergi dulu.”

“Baik presdir, sampai jumpa dan berhati-hatilah.” Tidak lupa Baek Hyun membungkuk hormat meski sang presdir sudah berjalan jauh dan mungkin tidak mendengar kalimat yang diucapkannya tadi.

Baek Hyun kembali duduk dan meregangkan tangannya lalu melanjutkan menggambarnya. Tidak lama setelah itu, ponsel yang ada di laci meja kerjanya bergetar lama. Karena mungkin itu pesan yang penting, maka Baek Hyun pikir untung mengambil ponselnya.

 “Kris?” lirihnya setelah membuka 4 inbox semua bertag-nama Kris. Baek Hyun menekan pesan salah satunya.
-Keluar. Ku tunggu di lapangan parkir belakangmu.- (Kris)

Baek Hyun segera membereskan meja kerjanya yang berantakan, ia juga merapikan seluruh bawaannya yang ada di tas ranselnya. Ketika Baek Hyun sudah berjalan beberapa langkah, ia terheran pada satu orang.

“Tuan Ryu, apa anda tidak menemani Presdir Suho di China.” Tanya Baek Hyun hendak berpapasan dengan Ryu Gak, assisten kepercayaan Presdir yg sudah menjabat bertahun-tahun.

“Tidak tuan Byun, saya ditugaskan disini menjaga anda. Ngomong-ngomong tuan Byun hendak kemana?”

Baek Hyun menghentikan langkahnya dan berbalik, “Tuan Ryu, anda ambil cuti saja hari ini kan lebih baik. Saya tidak perlu dijaga. Saya ada urusan mendadak dengan Direktur percetakan lain.”

“Urusan pekerjaan tuan Byun?”

“Tentulah. Lalu apa lagi.” Baek Hyun melanjutkan langkah kakinya yang tergesa.

Ryu Gak tetap mengikutinya dari belakang sambil terus bertanya. “Percetakan mana tuan Byun? Dalam perjanjian tertulis tidak ada.”

“Memang tidak ada assisten Ryu. Tapi ini benar-benar urusan pekerjaan.” Bantah Baek Hyun dengan yakin.

“Percetakan apa tuan Byun? Apakah percetakan Korea?”

“Bukan.”

“Lalu dimana tuan Byun? Bisakah saya tau. ini tugas dari Presdir untuk saya tuan.”

Baek Hyun berjalan setengah berlari dan sesekali melihat jam tangannya. “Hampir terlambat.”

Ryu Gak mengimbangi langkahnya agar sejajar dengan Baek Hyun. “Biar saya antar tuan Byun. Tapi beritahu saya percetakan apa?”

“Saya buru-buru tuan Ryu. Terima kasih, tapi mereka sudah mengantarkan sopir perusahaan untuk menjemputku.”

“Apakah tuan Byun melakukan perjanjian dengan percetakan K-Li China tuan?”

Baek Hyun menelan ludah agak susah,

“Tuan Byun ingat pesan Presdir bahwa tuan Byun harus menjaga jarak dengan direktur itu. Jangan sampai presdir berubah menjadi buruk karena anda tuan. Ini pun untuk keselamatan anda juga tuan. Saya mohon anda tidak bekerjasama atau berhubungan dengan direktur K-Li tuan Byun.” Peringat Ryu Gak dengan jelas meskipun nadanya sopan. Namun, Baek Hyun cukup bimbang memikirkannya.

“Saya akan kembali dengan cepat.”

>>> 

Kris memulai duluan duduk di sebuah bangku yang ada di tengah taman, taman yang berada di belakang bukit yang tidak jauh dari tempat kerja Baek Hyun. Sementara Baek Hyun duduk setelah Kris duduk. Diam tanpa sebuah kata sejak daritadi di mobil.

“Maaf aku sudah membawamu kesini. Aku mengajakmu karna……aku butuh teman bicara.”

Baek Hyun berusaha tersenyum, “Tidak apa-apa. Bukan mengejekmu Kris. Hanya saja setiap orang yang merasa kesepian wajar butuh teman bicara.”

“Memang seperti itulah kenyataannya…kau tau Baek Hyun, aku begitu kesal karena kekasihku sendiri…ah bukan, maksudku mantan kekasihku tengah berbahagia tanpa aku.”

“Masih mencintainya?”

“Tidak begitu juga sebenarnya, hanya saja…kini dia melakukan opening untuk gedung perusahaan yang sudah kami impikan sejak kami berusaha mendapatkannya. Dan dia melakukan tanpa aku. Lebih parahnya dia melakukannya dengan orang baru yang lebih tidak tampan dari ku.”

Baek Hyun tertawa pelan, “Jangan kecewa ya. Wajah lebih tampan belum tentu menjamin dia bahagia. Dengan kesimpulannya, kau cemburu dan masih mencintainya. Jika kau mengharapkannya, berusaha lah menjadi lebih kaya dari orang baru itu. siapa tau dia akan kembali padamu dan menyesal.” Baek Hyun setengah memeluk punggung Kris “Lagi pula masih banyak orang lain yang baik yang bisa menjadi pasanganmu Kris.” Baek Hyun mengusap sabar punggung Kris.

Kris tertawa sinis melirih pada dirinya sendiri, kemudian diraihnya tangan Baek Hyun dan menggenggamnya. “Bodohnya aku dihadapkan orang seperti kekasihku…ck, maksudku mantan kekasihku.”

“haha, Kris-Kris. Kau masih belum terbiasa menganggapnya mantan bukan.” Baek Hyun tertawa lagi.

“Sudahlah, kau kejam mengejekku. Eh Baek Hyun…”

“Hm?” balas Baek Hyun tersenyum

“Sejak naik sampai duduk disini kenapa kau diam saja. Apa ada sesuatu di kantormu?”

Baek Hyun terenyuh sejenak, “Hanya masalah kecil Kris.” Anehnya Baek Hyun sekali lagi tidak sadar akan kedua tangannya yang tetap menempel pada Kris. “Bicara soal opening perusahaan, tadi presdir juga diundang opening percetakan baru di China. Apa mantan kekasihmu itu juga opening perusahaan percetakan? Kau kan warga China.”

Kris menelan ludahnya dengan berat. Tidak mungkin dia tahu kan, pikir hati Kris bingung. Kris tertawa garing, “Mungkin hanya kebetulan saja.”

Setelah tidak ada hal yang perlu dibicarakan kembali. Mereka sama-sama terdiam, bersama pula menatap hamparan rumput yang tertiup angin yang sejuk. Mereka sama-sama menikmati dan sesekali tersenyum bersama melihat ada sepasang burung kenari yang hinggap tak jauh dari bangku mereka.

“Baek Hyun-ah…” lirih Kris menatap Baek Hyun dalam-dalam. Kris mendekati wajah Baek Hyun, sementara Baek Hyun tetap menunggu apa kelanjutan dari ucapan Kris. Tak terasa itu diantara wajah keduanya tidak ada sekat udara yang menghalangi. Kris mengecup ringan bibir Baek Hyun. Sementara itu saat dikecup bibirnya oleh Kris. Baek Hyun menguatkan genggamannya di tangan Kris.

“Jadilah milikku dan jangan pergi seperti dirinya…”

Keajaiban yang tidak pernah Baek Hyun rasakan kini akhirnya terjadi. Bahkan berulang kali dirinya tidak pernah mendorong ketika Kris menciumnya. Kebersamaan mereka membuatnya tidak mampu menahan perasaannya yang menggantung karena penantiannya pada seorang yeoja yang pernah dikatakannya pada Ryu Gak. Kini semuanya berbalik dan yang terjadi…

Mencintai…


… namja yang sudah diketahuinya sebagai



Musuh presdirnya

>>> 

Nada dering dari ponselnya menggema keras seisi apartement Kris. Apalagi jika bukan sebuah panggilan telpon. Meraihnya saja Kris sangat malas, apalagi menjawabnya. Namun nada itu teruss saja berdering lama hingga Kris meraih ponselnya dengan kesal.

“Ini apartement Kris dengan siapa disana. Dan maaf anda yang disana terlalu pagi jam 7 sudah menelpon. Terima kasih silahkan diakhiri” jelas Kris sangat malas

#“Kris! Tunggu.” Pekik orang di ponsel Kris

“Oh ada orang??”

#”Lupa suara manisku? Aku merindukanmu Kris.”

“Halo halo? Haloo…sepertinya jaringan buruk.”

#”Kris baby! Aku Tao, partner dan mainanmu. Kau mengingatnya?”

“Ya saya terlalu lupa.” Balas Kris mulai kesal menanggapinya.

#”Bukan, maksudku proyek kita. Gedung itu sudah menjadi perusahaan atas namaku mutlak. Kita menang Kris!!” ungkap bahagia suara Tao diponsel Kris.

“Serius?!” Kris pura-pura berlebihan lalu tertawa sinis. “Selamat, akhirnya proyek kita menang.”

#”Tentu! Dan kita bisa cepat menendang si tengil dari jabatan tingginya itu.” Tao juga tertawa senang.

Kris tersenyum licik mendengar Tao sepertinya tidak sadar dari makna cara Kris tertawa baru saja, “Aku juga senang, semua ini atas usahamu baby.” Baru sadar Kris tampak asing menyebutkan lawan bicaranya dengan panggilan baby


<i>“Masih mencintainya?”<i>

<i>“haha, Kris-Kris. Kau masih belum terbiasa menganggapnya mantan bukan.”<i>


“Kapan bagianku bisa diambil?”

#”Datang dulu ke pertunanganku nanti siang, kau ingat kan Kris sayang…”

“Hm. Jika sudah, aku akhiri dulu karna aku ingin melanjutkan tidurku.” Ujar Kris kemudian mengakhiri panggilannya.

Kris merebahkan kasar tubuhnya ke tempat tidur king size miliknya. Kris menapakkan lengannya di atas keningnya serta memejamkan matanya sejenak.


Tao mencengkram leher Baek Hyun dengan lengannya yang membawa senapan angin berukuran kecil. Baek Hyun diam menunduk tanpa perlawanan ketika Tao memajukannya ke tembok pembatas di lantai atas. Padahal di depannya telah berdiri sekawan anggota keamanan dan Kris yang berwajah shock.

“Lihat Kris, aku ingin membunuhnya ditanganku. Kau mencintainya bukan? Kalau begitu biarkan aku membunuhnya sampai tuntas Kris.” Ancam Tao dari jarak 5 meter dari Kris.

“Katakan Kris kalau kau tidak pernah mencintaiku. Katakan! Katakan kau mencintai dia Kris…”

Kris tidak bisa berkata-kata lagi, bahkan apa yang harus dilakukannya untuk menyelamatkan salah satu darinya. Tangan Kris pun mengepal kaku tak tergerak untuk melayangkannya ke Tao.

“Direktur Kris, aku tidak akan melupakan setiap menit bersamamu…Aku juga tidak akan rela bila kau yang mengorbankan diri untukku. Bertahanlah sampai detik terakhir…Tetaplah hidup menjadi namja dewasa dan bahagia dengannya…” pesan terakhir Baek Hyun dengan lirih yang membuat Kris terhenyak cukup dalam.

Melirik Kris yang terkesan amat menyanyangkan Baek Hyun, Tao kembali mengguncang sedikit tubuh Baek Hyun.

“CUKUP! MATILAH KAU PEREBUT!!!” seketika itu Baek Hyun langsung di lemparnya dan jatuh melewati pembatas.

“BAEK HYUNN…!!”


Kris bernafas tersenggal-senggal setelah dirinya membuka matanya. Memandang langit-langit kamarnya dengan tercengang “Untung hanya ilusi.” Kemudian Kris meraih ponselnya dan langsung menuju nomor ponsel Baek Hyun untuk menelponnya. Nada sambung terdengar menemani panggilannya yang belum diangkat oleh si penerimanya.

#”Ya Kris ada yang tertinggal?” sambut suara disana mendahuluinya.

“Aku mengganggumu Baek Hyun-ah?” potong Kris cepat.

#”Tentu tidak, apa ada sesuatu?”

“Berpakaianlah yang menarik. Jam 12 aku menjemputmu ke_”

#”Kita ke acara apa sebenarnya??”# Tanya Baek Hyun menyela dengan antusias.

“Pertunangan, mantan kekasihku.” Tut! Kris menutup panggilannya.

#”Kris kau baik-ba__” Baek Hyun melihat layar ponselnya, “Ditutup.hm…”

>>> 

“Tolong tuan Ryu kumpulkan semua surat baik yang fisik atau software ya.” Perintah Suho mengawali paginya duduk di kursi Presdir.

“Baik Presdir.”

Kelihatannya baru saja Ryu Gak keluar dari pintu ruangannya. Namja yang sudah hampir menjadi kakek-kakek itu kembali lagi membuka pintu.

“Ada apa tuan Ryu?” tanya Presdir Suho dengan senyumnya.

Ryu Gak berjalan menghampiri Suho sambil menggenggam ponsel yang hendak di ulurkan kepadanya, “Presdir Choi ingin bicara dengan Presdir Kim.” Dengan menyungging senyum dan anggukkan Suho meraih ponsel itu lalu merubah panggilannya bervolume besar.

#”Yeoboseoyo Kim Su Ho. Apa pekerjaanmu pagi ini menyenangkan?”

“Ne gamsahamida Presdir Choi Min yang terhormat. Saya disini melakukannya sesuai porsinya.”

#”Aku banyak dapat kabar baik atas kepemimpinanmu sampai saat ini.”

Suho terkekeh lirih, “Bukan apa-apa Presdir. Lagi pula juga ada kabar buruk selama saya memimpin.”

#”Aku bangga sekali. Laporan asisten mengatakan banyak inovasi baru dan penggemar agency kita meningkat drastis. Aku berharap ini akan berlanjut sampai aku mati.”

“Presdir sebaiknya tidak patut berkata demikian setelah memuji saya.” Suho kembali terkekeh.

Namja itu tertawa #”Semua pasti bisa teratasi berkat usahamu. Aku tetap optimis saja meskipun mata-mataku memberi laporan buruk disana. Ku dengar kita sebenarnya memenangkan sebuah cabang baru di China ya?”

“Sebenarnya kita menang, namun ternyata cabang itu memaksa melepaskan diri dari Company Presdir. Perusahaan itu hampir sebesar perusahaan induk di Korea dan hanya kebetulan atau tidak. Mereka membangun dengan visi dan misi yang sama seperti kita Presdir. Dan pemiliknya memang pekerja perusahaan cabang yang sudah menjabat selama 3 periode.”

Namja itu mendengus pasrah #”Sayang sekali belum beruntung. Aku akan mencoba membelinya dengan harga cukup”

“Saya minta maaf sekali telah mempersulit Presdir dan perusahaan.”

#”Kau sangat membantuku jadi jangan cemaskan satu umpan yang terlepas dari pancingnya. Aku juga selalu memonitoring kegiatanmu. Jadi jika ada masalah serius, aku usahakan pulang ke Korea membantumu.”

“Gamsahamnida. Terima kasih banyak Presdir Choi Min.” Suho mengembalikan ponsel tersebut ke Ryu Gak. “Ku lihat batrainya berkurang satu. Berapa yang harus ku bayar tuan Ryu?”

Ryu Gak mengambil ponselnya dan memasukkannya ke saku. “Tuan Presdir, maafkan saya lalai. Kemarin tuan Byun mengadakan pertemuan dengan Direktur K-Li. Atas pengakuannya itu hanya urusan pekerjaan meskipun tidak ada janji tertulis.”

Suho melipat tangan di dada dengan geram, “Apa saja yang mereka lakukan? Dimana pertemuan itu terjadi?”

Tidak pernah Suho sangka tiba-tiba asistennya itu berlutut dan menundukkan kepalanya, “Maafkan saya Presdir saya tidak mengawasinya sampai tuan Byun kembali. Maafkan saya sekali lagi Presdir Kim maafkan.”

Suho bangkit dari tempatnya duduk dan menyuruh Ryu Gak berdiri kembali. “Kau sudah sangat berusaha. Lalu sekarang kemanakah anak itu berada?”

Lagi-lagi Ryu Gak menundukkan kepalanya, dia tidak berani menghadapkan wajahnya ke atasannya tersebut. “Sekretaris Choi mendapat keterangan bahwa tuan Byun sedang izin karena menghadiri undangan mendadak.”

“APA?! Biar dia ku berikan surat peringatan untuk terakhir kalinya!”

“Maaf tuan Presdir.” Potong Ryu Gak cepat. “,sebenarnya tuan Byun mengatakan bahwa bagian cuti yang Presdir berikan masih tersisa. Maka tuan Byun mengambil cuti hari ini.”

“Awasi dia lagi mulai hari ini sampai aku mengintruksi untuk berhenti mengikutinya. Dan perintahkan sekretaris Choi membuat SP untuk Baek Hyun.” Setelah Ryu Gak benar-benar pergi menjalankan tugasnya. Suho masih kokoh dalam posisi berdiri sambil melipat tangan di dada dan berpikir keras dengan wajah yang terlipat.

>>> 

Kris dan Baek Hyun turun dari mobil yang telah disambut oleh beberapa pelayan tamu VIP didepan pintu masuk. Tanpa memberi aba-aba satu sama lain. Sepasang kekasih baru resmi itu bergandeng tangan mesra.

“Aku butuh kerjasama mu setelah ku intruksi selanjutnya.” Ujar Kris di sela-sela langkahnya

“Tapi aku tidak membawa ponsel, bagaimana?” tanya Baek Hyun menatap lurus ke depan berusaha menjaga langkahnya agar terlihat baik(?)

“Masalah yang mudah. Setelah ini kau duduk saja di tempat yang aman.” Baek Hyun mengangguk mengerti dan langsung melepaskan gandengannya dari Kris.

Sampailah Kris pada saat yang tidak disukainya. Ternyata acara yang dihadirinya itu sudah menuju tengah acara. Ya, prosesi tukar cincin antara Tao dan ahjusshi yang cukup tua. Semua hadirin berbondong-bondong menyaksikan moment menjijikkan bagi Kris itu dari dekat. Tak lama setelah itu, semuanya bersorak gembira untuk pasangan yang bertunangan itu.

“Cium!! Cium!! Cium!!!” begitulah teriakan antusias dari para penonton yang beriang gembira. Hanya dirinya yang menonton moment itu dengan mod yang berbeda. Mod kekecewaan.

Dan…seperti yang sudah diminta oleh semua yang berteriak. Pasangan itu berciuman indah dengan sang ahjusshi yang memulai duluan. Tidak canggung pula Tao membalas ciuman itu dengan hikmat. Membuat para penonton mendesah terharu nan bahagia bahkan ada sebagian diantaranya ingin keromantisan itu terjadi padanya.

Setelah semua atmosfer berbahagia merayakan dua sejoli beda usia bertunangan. Para tamu yang hadir kemudian berbaris berebut salaman dan ucapan selamat untuk mereka berdua. Inilah yang ditunggu Kris dan dia sangat bersyukur tidak perlu menunggu lama untuk ini.

“Selamat berbahagia dan menempuh hidup baru.” Ujar Kris memberi senyum kebahagian palsu sambil menjabat tangan dimulai dari Tao, sang mantan kekasih.

“Oeh direktur K-Li datang. Sebuah kehormatan besar anda datang kesini.” Balas Direktur Lim begitu Kris menjabat tangannya.

Kris terkekeh pelan, “Anda berlebihan. Sekali lagi selamat untuk pertunangan anda dan keberhasilan perusahaan tunggal anda tuan Lim.”

“Terima kasih sangat tuan Wu. Apa anda datang sendiri?” tanya direktur Lim sambil celingak-celinguk ke belakang Kris.

Kris mencoba tertawa dengan pertanyaan tersebut, “Saya tidak sendiri, saya berpasangan seperti anda.”

“Wah! Kalau begitu semoga anda cepat menikah dengannya tuan Wu.”

Terakhir tanpa sebuah balasan pernyataan, Kris pergi memberi hormat sebagai tanda kesopanan terhadap sunbae-nya. Tidak lupa Kris sedikit melirik bagaimana respon Tao memdengar semua kalimatnya tadi. Kris tersenyum setelah terlihat Tao menelan pil kekecewaan yang penuh berat hati.

Pesta pertunangan itu dilanjutkan dengan couple dance (berdansa berpasangan). Saatnya Kris mencari Baek Hyun dan mengintruksi misinya kali ini.

>>> 

Baek Hyun duduk manis sambil meminum jus strawberry kesukaannya yang kebetulan disajikan terbatas di meja. Ia meminumnya juga sambil melihat orang-orang yang berdiri maupun berlalu lalang di depannya. Dan sebuah lagu pun juga turut menemani suasana acara itu, tidak lupa juga Baek Hyun menyanyikannya secara pelan karna lagu tersebut adalah salah satu yang ia sukai.

“sepertinya itu tuan Byun…”

sebuah bisikan terdengar tidak jauh dari pendengaran Baek Hyun. Suara yang jelas dikenal olehnya. Ia mengedarkan pandangannya ke penjuru gedung. Ketika memandang ke arah jam 3 diposisinya. Baek Hyun cepat-cepat menyembunyikan diri. Ternyata disana telah hadir Presdir dan Ryu Gak

“Baek Hyun-ah…” panggil Kris dengan lirih dan berwajah bingung kepadanya.

Baek Hyun langsung menarik tangan Kris dan menyuruhnya  berjongkok seperti dirinya. “ssstt…” peringat Baek Hyun memberi jari telunjuknya di bibir Kris.

Kris celingak-celinguk mencari sesuatu apa sih yang membuat Baek Hyun panik seperti itu. “si tengil.” Gumamnya sendiri.

“Kau bilang apa?” tanya Baek Hyun dengan menggumam.

“Kita keluar saja. aku akan melindungimu. Sini.” Tanpa menunggu penolakan atau tanggapan Baek Hyun selanjutnya. Kris berjalan serta merangkul punggung Baek Hyun dengan posisi seakan namja itu sedang hampir pingsan. Bukan malahnya keluar dari gedung, Kris justru membawa Baek Hyun ke tengah-tengah kerumunan tamu berpasangan yang asyik berdansa mesra.

“Kenapa malah kesini, aku bakal mati kalau ketahuan merekaa!” kesal Baek Hyun memukul bahu Kris.

“Disini aman. Percayalah padaku.” Balas Kris tersenyum penuh makna sambil memandu tangan Baek Hyun untuk posisi berdansa yang baik.

Baek Hyun mengerucutkan bibirnya, “Awas saja kalau tidak.”

Kris terkekeh pelan, selain menertawakan sikap Baek Hyun yang lucu. Ia juga terkekeh karna senang Baek Hyun tidak bertanya atau malah tidak tau kalau tangannya patuh sekali bertengger di bahunya. “Kurasa kau menikmati sekali berdansa denganku.”

Baek Hyun gelagapan. “A…apa kau bilang. Ini semua akibat ulahmu. Posisi ini tidak ada hubungannya sama sekali.” Jawabnya tidak berani menatap mata Kris.

Kris tersenyum kecil, “Tidak berani menatap mataku…” lalu Kris sedikit mencondongkan wajahnya untuk menelusuri wajah Baek Hyun. “dan…pipimu memerah. Kau, sudah terpesona dengan orang setampan aku bukan?”

Baek Hyun menunduk ke bawah. Membuat Kris ingin tertawa keras melihat Baek Hyun salah tingkah karenanya.

“Baek Hyun-ah…” bisik Kris di telinga Baek Hyun, itu membuat suasana diantara mereka kembali cair.

Sambil terus berdansa,sang pemilik telinga bergidik geli, “jangan memanggilku seperti itu Kris.” Protesnya tidak dengan ekspresi kesal, tapi justru gemas.

Posisi mereka yang sangat dekat sekali membuat Kris kehilangan akal menatap dari dekat wajah cantik milik Baek Hyun. Kris mengecup lembut bibir tipis Baek Hyun yang sejak tadi tersenyum padanya.  Bunyi decakan lembut terdengar olehnya begitu ciuman itu terlepas. Baek Hyun menatap Kris tidak percaya, padahal ini bukanlah ciuman pertama mereka.

“kau tidak membalasku, tega.” Lirih namja tampan itu.

Tuan rumah dari acara itu melihat kemesraan mereka berdua yang kini berlanjut lagi dengan ciuman yang saling terbalas. Diam dan sakit di dalam hati melihat mereka berdua. Terlebih ia ingin meledakkan emosinya terutama kepada namja tinggi yang tampan itu.

“aku tidak akan melepaskanmu Kris!”

>>> 

Tao berjalan menuju balik dinding. ia harus mencari tempat yang aman untuk sekedar menelpon seseorang. Setelah dilihatnya keadaan sekitar terasa aman. Ia mulai menghubungi orang yang ditujunya itu.

“Baru saja aku bertunangan. Maka, nanti malam kau harus datang di malam pertamaku.”

#”Ss…saya ikut? dd…dimana tuan?”

“Di hotel Jjang satu kilometer sebelum pusat Busan road. Berpakaian biasa saja layaknya ke pasar.”

#”Mengerti tuan…”

“Begitu malam tiba, tunggulah intruksi dariku di loby-nya. Masih ingat bagaimana kau melakukan peranmu bukan?”

#”Ara, arasso sajang-nim.”

“Hm.” Tao segera menyembunyikan ponselnya begitu mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya.

“Ada urusan mendadak kah Tao sayang?” tanya ahjusshi yang baru saja resmi menjadi tunangannya.

“Bukan, itu tadi eomma sayangku…”

>>> 

Direktur Lim sejak memasuki kamar hotelnya itu tidak henti-hentinya mengulas senyum bahagianya. Namja itu kini bersiap menuju malam pertamanya bersama Tao. Maka sebelumnya namja itu merias diri agar terlihat tampan dan menggairahkan. Sementara Tao masih membersihkan dirinya di kamar mandi.

Namun sebenarnya yang terjadi di kamar mandi itu bukanlah membersihkan diri, melainkan sedang menyiapkan racun istimewa bagi tunangannya itu. dengan menggunakan sarung tangan khusus. Tao dengan yakin menggunakan property aksinya agar tidak terdeteksi sidik jarinya.

“Hm, beres sudah.” Ungkapnya lirih setelah menerawang suntiknya ke lampu di kamar mandi tersebut.

“Uh~ sayang, kau lama sekali. Pasti tubuhmu sudah sangat mulus dan harum.” Ujar Direktur Lim menyambut Tao yang keluar dari kamar mandi.

Tao tersenyum penuh makna, “Ya aku tau, aku memang ahli dalam hal memuaskan hasrat.” Balasnya sambil melangkah mendekati tempat tidurnya.

Dengan sendirinya Direktur Lim menarik lembut lengan Tao untuk segera mendekatinya dan tidur di sampingnya. “Kau sungguh mempesona. Usahaku selama ini akhirnya tak sia-sia.” Lalu dikecupnya singkat sepasang bibir Tao.

Tao tersenyum lebihh manis lagi, “Bagaimana, kau senang kan akhirnya mendapatkanku seutuhnya?”

“Sangaatttt senang, bahagia sekali. Aku yakin kaulah satu-satunya malaikat untukku di dunia ini.”

“Bicaramu terlalu merayuku sayang, ku rasa kau sangat tidak sabar menikmati…malam pertama kita.” Ujar Tao di akhir kalimatnya dengan membisikkan tepat di telinga Direkturnya itu.

“Hwang Zhi Tao sayang, kau…”

Mendadak direktur itu menarik kepala Tao dengan kasar dan melumatnya bibir namja itu dengan kasarnya. Penuh tuntutan, itulah ciuman yang kini dirasa Tao. Tak sampai di situ direktur beraksi. Ditindihnya tubuh Tao agar dirinya semakin dalam merasakan ciuman yang dilakukannya sekarang. Kini Tao memukul lengan direkturnya berkali-kali, tanda peringatan bahwa dirinya hampir kehabisan nafas.

Direktur Lim mundur sedikit dan duduk agak jauh agar memudahkan Tao untuk duduk juga. “Kenapa?”

“Kau hampir membuatku mati!” kesal Tao dengan nafasnya yang tersenggal-senggal.

“Itu wajar, kau hanya belum terbiasa sayang~ Mari kita lakukan lagi lebih cepat.”

BUK. Hanya sekejap mata Tao perlu memukul tengkuk namja tua itu sebelum dia melirik ke arahnya. Setelah itu, Tao membenarkan posisi direktur itu agar sesuai dengan rancangannya. Tao mulai menyuntikkannya ke kerongkongan direktur Lim. Sebelum merapikan pakaian yang melekat di tubuhnya, Tao tidak lupa meletakkan botol racun yang menyerupai obat itu di tangan direktur Lim.

“Akhirnya selesai juga tugasku, terima kasih yaa kau sudah jatuh cinta padaku. Direktur oh direktur…aku memang malaikatmu satu-satunya di dunia, yah…malaikat pencabut nyawamu.” Tao memukul gemas bahu direktur Lim sambil tertawa kemenangan. “Senang bekerja sama denganmu Lim.” Sebelum keluar dari kamar, Tao menghubungi seseorang.

“Aku akan keluar, bersiaplah. Kamarku kelas Eksekutif 5 nomor 365. Masuk saja pintunya tidak ku kunci.”

>>> 

Seorang ahjumma itu berjalan cepat begitu namja yang menjadi big boshnya itu telah keluar dari hotel. Langkahnya yang cepat membuat ahjumma itu sampai pada kamar yang menjadi tujuan atas pengorbanan terakhirnya dalam hidup.

“Eksekutif 5 nomor 365.” Ujar ahjumma itu memastikan dengan petunjuk yang ada di ponselnya.

Sedikit ragu, lebih tepatnya mendominasi takut untuk melakukan dosa seperti ini, “Demi uang, demi keluargaku.” Ahjumma menarik  nafasnya begitu menutup knop pintu kamar hotel, “Atas nama orang tuaku dan suamiku, aku yakin mereka memaafkan nyawaku untuk semua ini…” melakukan sesuai prosedur dari  big bosh, ahjumma itu mulai membaringkan tubuhnya disamping seorang ahjusshi yg tertidur pulas di kasurnya. Kemudian di lanjut memberi sidik jarinya pada benda penting disekitar ahjusshi itu. Walau takut, ahjumma yakin dia akan berhasil mendalami peran ini.

>>> 

Bunyi sirine dari sepuluh mobil polisi itu sangat menggema di halaman parkir depan hingga lobby hotel Jjang. Sekelompok pasukan polisi dan satgas pencegah terorisme turun dengan cepat memblokir semua akses yang menghubungkan lantai dasar. Sementara beberapa dari mereka menyisir setiap tingkat di hotel itu.

Seorang namja berumur 30’an mengintai mahir suasana hotel dari balik sudut yang sangat aman terkendali. Namja itu menekan tombol dispeaker yang sejak tadi menempel di telinganya.

“Gyu Rim melaporkan 10 unit kepolisian turun. Kebanyakan dari mereka memblokir bagian dasar dan bagian eksekutif hanya di jaga 6 orang. Apa tuan Hwang sudah siap?”

>>> 

“Ya, aku sangat siap. Untung saja aku tiarap tidak terlalu lama…” sambung Tao bersembunyi di balkon yang mengekspos jelas sudut depan mantan kamar yang ditinggalinya itu. “Gyu, cepat ke tempatku setelah aku menembaknya, ne?” tanpa perlu jawaban dari asistennya itu, Tao memutus sambungan telponnya dan bersiap menekan pelatuk senapan mutakhirnya itu.

“JANGAN BERGERAK SEDIKIT PUN. DIAM DI TEMPAT KARNA ANDA TELAH DIKEPUNG!”

Brakk!!

Salah seorang polisi menggedor paksa pintu kamar itu, padahal pintunya terbukti tidak di kunci oleh pelaku kejahatan sebelumnya. Satu orang polisi menarik paksa ahjumma keluar dari kamar. Kemudian ahjumma itu di dorong menghadap ke balkon dan memberinya borgol berlapis di tangannya oleh sang polisi. Sementara polisi dan yang lainnya mengevakuasi korban serta barang bukti lainnya.

“posisi yang pas bingo!”

Dooorrr

Pecah sudah darah yang ada di kepala ahjumma itu. Tao dan Gyu Rim secepatnya meninggalkan persembunyian mereka tatkala semua pasang mata kepolisian menatap arah mereka.

Seluruh peralatan yang memadai sudah disiapkan sejak awal membuat langkah mereka tidak perlu terbirit-birit melangkah bak pencopet. Tao mempersiapkan mimik wajahnya untuk menuju kamarnya, sedang Gyu Rim membereskan sisanya.

“Ada apa ini, apa ada pembunuhan yang terjadi?” tanya Tao pada petugas di lobby meski tadi sempat menerobos paksa polisi. “Apa benar ada suara tembakan? Apa itu dari kamarku noona?” Tao berekpresi terkejut.

“Ngh…laporannya, ada penyusup yang baru saja membunuh tunangan anda.” Ungkap petugas perempuan lobby itu.

Tao membelalak. “L-Lim??!”

>>> 

Pagi di gedung perusahaan induk bertulis Glow Eyes Publishing Company. Keadaan di dalam sedang mengalami krisis cukup serius. Betapa seriusnya sang presiden direktur tertinggi sedang menegur bawahan yang jadi anak emasnya, Baek Hyun.

“Saya sudah mengatakan berkali-kali Byun. Tidak ada alasan sinkron bagimu untuk bekerja sama terus dengan direktur itu. Jawab aku dengan konkrit Byun! Kau sudah mengecewakan citra perusahaanku.” Jujur semarah apapun presdirnya, ia belum pernah melihat wajah emosi yang begitu dalam seperti itu.

“Maafkan saya presdir tapi…ngh…anda tidak tau apa yang terjadi sebenarnya.” Jawab Baek Hyun dengan menyesal.

“Kau katakan tidak tau padaku? Hey Byun, kau anak emas disini. Paling berprestasi nan pintar dengan segala skill istimewamu. Namun bukan berarti kau bebas melakukan apa saja, termasuk apa saja yang aku larang selalu kau lakukan lagi.” Suho menghela nafas panjang, “Sebagai presdir, aku harus tegas menindak karyawan yang melakukan pelanggaran. Terlebih karyawan yang sudah mendapatkan surat peringatan lebih dari satu.” Suho menggantung penjelasannya dengan diam.

“Silahkan lakukan pembelaanmu sebelum kau dipecat dari sini.”

Baek Hyun membelalak lebar. Berdiri termanggung mengepal tangannya sambil berpikir dalam diam. “Berikan saya kesempatan lagi bekerja disini presdir…ss-saya rela tidak dibayar sebulan penuh asalkan saya tetap disini tuan presdir. Aku mohon…”

“Itu bukan pembelaan tuan Byun. Melainkan permohonan.” Balas Suho dengan datar.

“Sebenarnya saya tidak salah, saya hanya berusaha meredam perasaanku karna…saya me…mencintai direktur itu. dan, bukankah masalah pribadi saya tidak dijadikan campuran dalam masalah pekerjaan presdir. Jadi, tolong maafkan saya dan jangan pecat saya.”

“Keluar.”

“Presdir, saya mohon…”

“Keluar. Beristirahatlah seminggu penuh.”

“Presdir…” rujuk Baek Hyun lagi.

“Silahkan.”

Dengan keterpaksaan mendalam, Baek Hyun keluar dengan raut wajah menyedihkan. Disisi lain memang ini adalah kesalahan yang tidak terduga dalam hidupnya. Setelah Baek Hyun keluar, tak lama itu ada orang baru yang bergantian masuk ke ruangan Suho. Suho terkaget melihat kehadiran orang penting itu.

“Presdir Choi.”

>>> 

Suho mengedip mata tidak percaya mendengar semua pernyataan yang dilontarkan gamblang oleh orang yang berkedudukan paling atas dikawasan itu,Presdir Choi.

“…saya tidak percaya ini, ku kira…ini tidak akan terjadi mengingat saya sudah berhasil mengenali semua orang-orang penting yang andil selama ini. tapi…haruskah saham ini dilepaskan Presdir…?” tanya Suho sekali lagi masih belum terima dengan keputusan mendadak itu.

“Maafkan aku, aku sudah sangat memperjuangkannya tapi. Kita pasti kalah oleh istri barunya itu. piutang-piutang itu adalah hak tersimpan direktur Lim,selain itu. Lim juga sahabatku, jadi kami mendirikan semua ini bersama karna dulu dialah yang lebih kaya warisannya dibandingkan aku. Lim sudah terlanjur menandatangani semua wasiat yang diajukan istrinya itu…”

“Lalu aku bagaimana? Benarkah besok aku disidang atas tuduhan aku yang membunuh tuan Lim apalagi tidak ada bukti yang kuat?” tanya Suho dengan serius meski nadanya terdengar lemas,

“Tenanglah, seluruh orang-orangku akan memperjuangkan pembelaanmu di pengadilan besok.” Hibur Presdir Choi Min sembari mengusap bahu Suho.

>>> 

Baek Hyun yang termanggung diatas balkon kamarnya sejak 2 jam yang lalu melamun atas kejadian hari ini. jelas saja, ini adalah kesalahan terbesar sampai dipecat tidak terhormat dalam hidupnya. Baek Hyun terus menatap apa yang ada di depannya. Tidak mengeluarkan sepatah kata pun dan hanya bermain dengan pikirannya yang kosong.

Kemudian ponselnya bergetar di atas ranjang yang tidak jauh darinya, bukan mengambilnya. Tapi Baek Hyun hanya menatapnya sebentar lalu fokus kembali ke hamparan angin di balkon. Karena ponselnya bergetar tiada henti maka Baek Hyun dengan malas menyambar ponselnya.

“Halo ini siapa?”

#”Saya Ryu Gak tuan Byun. Maaf saya mengganggu tuan, tapi saya harus menyampaikan sesuatu.”

“Apa itu?” balas Baek Hyun datar.

#”Baru saja tuan presdir Suho mendapat tuduhan pembunuhan dan besok adalah sidang pertamanya di pengadilan Negara.”

“Apa?! Bagaimana bisa itu terjadi?? Siapa yang kejam melakukan ini?!”

#”Ceritanya panjang tuan Byun, tapi yang pasti saya wajib mencari segalanya untuk bukti pembelaan besok. Apakah tuan Byun mau membantu saya?”

“Em…”

#”Saya mohon tuan Byun, maafkan saja sebentar untuk menolong presdir. Saya tau tuan Byun masih sakit hati atas pemecatan tadi pagi tapi ini menyangkut nyawa orang yang tidak tau apa-apa. jika besok pembelaan tidak diterima oleh ketua hakim. Dipastikan presdir ditembak mati di lapangan kemiliteran Korea.”

Sedikit berpikit panjang, mengkhayalkan jika seandainya dirinya menjadi Ryu Gak. Pastilah seorang tangan kanan itu setengah mati mencari bukti agar majikannya selama. Membayangkan jika posisinya berada di Suho, pasti keadaannya ketakutan dan bingung mengingat seperti kata Ryu Gak tadi. Presdir tidak tau apa-apa soal itu.

“Baiklah, mari kita lakukan.”

 >>>

“Oh tuan Ryu, untuk apa kita ke pemakaman ini? apa kita memohon petunjuk pada, batu nisan?” tanya Baek Hyun setelah mereka berhenti di sebuah pemakaman umum.

Ryu Gak terkekeh singkat sambil berjalan, Baek Hyun pun mengikutinya. “Tidak tuan Byun, justru kita mencari petunjuk. Saya mendapat kabar bahwa orang yang membunuh direktur Lim itu dimakamkan disini.”

“Oo…jadi yang membunuh juga ikut mati.”

“Ya begitulah tuan, tapi beberapa polisi mengatakan kalau sebenarnya pembunuh itu sengaja di tembak oleh orang asing saat polisi memborgolnya dan hendak membawanya ke mobil.” Belum sempat Baek Hyun hendak menanggapi, Ryu Gak berhenti mendadak. “Itu makamnya, sepertinya namja itu mengenalnya.” Ryu Gak cepat-cepat menghampiri namja tersebut, Baek Hyun pun setia mengikutinya.

“Mianhamnida, apakah kau mengenal makam ini?” tanya Ryu Gak memulainya dengan lembut.

Tampak jelas namja seumuran Baek Hyun itu mengalami kesedihan mendalam. “Ya…aku mengenalnya sangat…karena dia eomma-ku…lalu, kau siapa…”

Baek Hyun membulatkan mulutnya dengan terkejut, berbeda dengan Ryu Gak yang tersenyum simpul.

“Kebetulan sekali, boleh saya meminta sedikit penjelasan. Apakah kau pernah mengenal presdir Kim Su Ho,yang nama aslinya Kim Joon Myeon.” Namja itu diam seakan belum mengerti apa yang dimaksudkan, lalu Ryu Gak mengeluarkan selembar foto Suho. “Inilah presdir Kim, apa kau pernah melihat ibumu berteman atau bertemu dengannya?”

“Tidak sama sekali…bahkan…hiks. Eomma selalu takut bertemu orang penting seperti presdir.” Jawab namja itu memberi tatapan tajam meskipun matanya lebam karna kebanyakan menangis.

“Maaf, maaf, tapi apa kau tau terakhir kali ibumu pergi?”

 “Aku harus menghormati eomma.” Balas namja itu berjalan menjauh dari pusara eommanya. Ryu Gak dan Baek Hyun berusaha mengikuti. “Aku sudah mencurigainya sejak eomma mendapat uang yang begitu banyak secara tiba-tiba. Tidak hanya itu, diam-diam eomma sering bertelfonan dengan laki-laki yang dipanggilnya tuan lah, sajang-nim lah. Ah! Aku kurang tau. terakhirnya, dia pergi malam hari dengan alasan rapat dengan atasannya di Busan road. Tapi ternyata dia bohong. Aku mengikutinya dan yang kudapati…dia menunggu seseorang di lobby hotel Jjang.” Ungkap namja itu dengan kesal dan sedikit menangis lagi.

“Apa kau tau siapa atasan ibumu itu?” imbuh Baek Hyun dengan serius.

“Yang pernah kudengar, namanya Hwang. Aku saja tidak tau kenapa eomma bisa kenal orang china seperti dia.”

“Seperti ini kah orangnya?” Ryu Gak menyodorkan sebuah foto,

“Siapa itu tuan Ryu?” tanya Baek Hyun penasaran.

“Istrinya direktur Lim, yang kemarin barusan bertunangan.”

“Ya benar. Bahkan orang ini membuat eomma masuk ke hotel. Aku heran sekali,apa orang china itu selingkuhan eommaku? Apa itu yang namanya Hwang?” balas namja itu berang.

“Siapa namamu anak muda?” ujar Ryu Gak

“Kim Jong Dae tuan.”

“Tolong besok datanglah ke pengadilan korea jam 10 pagi.”

>>> 

Dua namja itu terlihat terburu-buru berjalan setelah menapaki sebuah gedung perusahaan yang sudah tidak asing bagi mereka sebelumnya. Beruntung saat itu keadaan perusahaan yang lengang membuat aksi mereka terkesan tidak kentara.

“Oya, aku dengar ruangan pemberian direktur disini awalnya kosong tapi belakangan ini banyak yang berkata disana ada seorang namja korea. Menurutku itu adalah manager Sehun.”

Ryu Gak menoleh terkejut sambil terus berjalan, “Bagaimana tuan Byun bisa tau. jujur saya juga mendengar itu tapi bukan dari anda.”

“Mari kita ke ruangan itu, tuan Ryu masih ingat bukan. Ruangan yang pernah ku buka tapi gagal terus. Kini aku sudah tau cara membukanya.” Baek Hyun memberi anggukan yakin.

Langkah kaki mereka yang cepat sudah mengantarkan mereka ke ruangan yang dimaksud. Benar saja, penjagaan sangat sepi. Saat itulah yang tepat untuk Baek Hyun langsung memulainya. Seakan sudah cekatan membobol pengaman akses ruangan itu, Baek Hyun memberikan semprotan sebuah cairan. Lalu sedikit membongkar bagian sisinya dan menancapkan sebuah kabel yang terhubung antara USB di pengaman dengan alat persegi yang ditangan Baek Hyun.

“Bagaimana tuan Byun tau teknik seperti ini? saya benar-benar terkejut pada tuan Byun.”

Baek Hyun tersenyum simpul. “Tidak sia-sia aku belajar darinya.” Sambil terus melanjutkan memecahkan kode masuk ruangan itu, “Sudah!” ungkapnya begitu senang kodenya terpecahkan. “Di arah jam 4 ada 3 orang yang hendak melewati kita. Sebaiknya kita cepat ke dalam.”

Segera mereka masuki sebuah ruangan mewah dengan berbagai fasilitas yang sangat berada. Mulai dari kursi pijat, kamar tidur yang memadai, hingga dapur dan segala perabotannya yang lengkap. Belum cukup semua benda mati yang membuat mereka tercengang melihatnya. Mereka juga tercengang, miris namun berlega hati menatap sosok jakung yang sedang memakan makanannya dengan tidak bersemangat.

“Mm…Mm manager.”


TBC

Hoaaahh~ akhirnya pinis juga. Eh! Sadis banget dari sekian Love in Trap selama ini cuman chapter ini yg paling dikitt yya words nya.
8.450 dkit banget yya-_-
Hahaha, duka laranya banyak sampe nghalangin chapter 5 debut. Kethiiaan, cuppcupp yyaa anhak tthayang, avi bkal ngulangi lagi kok. #plak,splak!
Sekali lagi maaf dah bkin readers menunggu luama, gila yya dari 4 bulan baru dikeluarin Cuma ini aja. Mian! Trus makasih bnget bwt yg udh luangin wktu apapun buat mbaca dri awal. Kalo msih kurang bgus hajar aja, mian! Avi terus berusaha koq, don’t worry. Tetap tinggalin kritikan dn saran hbis baca FF ini yah. Bisa komen lewat blog (jauh lbh bagus), lewat twit, lwat akun Fb,sms boleh, bebas bahkan mau koment lewat via Bluetooth juga boleh bangettt…
Nafas segar bagi kalian, bneran nafas segar lloh. Haha…maksudnya pa’aan(???) Love in Trap akan berakhir di chapter slanjutnya okeh!... jadi…
Coming soon, please waiting and be patient.
Gamsahamnidaaaaaaaaa :-* 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar