Harurainblue
present
Tittle
: Love In Trap Chapter 5
Author
: VieyRaaMoimoi
Genre
: Yaoi, Drama, Crime, Romance,
Length
: Chaptered
Rating
: T (can) PG15 (maybe)
Main
Cast :
-
Baek Hyun
-
Kris
-
Suho
-
Tao
-
Sehun
Dll,
Ryu
Gak, Gyu Rim, and secret someone (OC)
Disclaimer
: Good, EXO member milik Tuhan, orang tuanya, dan SM Ent. Sekedar pinjam nama
untuk imajinasi semata.
This
story from my mind, my brain, my imajination.
Don’t
copy paste for rename of share with evil or go to HELL longest
Summary
: “aku berusaha untuk menghapus cinta terlarang ini. jika seandainya aku tidak
bercinta dengan namja yang menjadi musuh perusahaanku… mungkin cinta kami akan
wajar terjadi…”
LOVE IN TRAP
Chapter 5
“Tuan
Ryu Gak, bisa beri aku beberapa menit. Aku harus membalas pesan ini.”
“Baik,
akan saya tunggu.”
Dia
bilang apa?Ditunggu katanya_rutuk Baek Hyun dalam hati.
Baek
Hyun kemudian membelakangi Ryu Gak yang menunggu dengan wajah datarnya. Tak
tahu kenapa, tangan Baek Hyun bergetar ketika hendak membalas sms dari Kris
itu.
-Jangan
melakukannya sendiri tanpaku Kris. Aku minta maaf, tapi bisakah kau menungguku
meski lama. Hari ini tetap jadi, tapi mungkin terlambat dari rencana
awal.-(Baek Hyun)
Baek Hyun
terkaget merasakan ada panggilan masuk. Kris! Baru terkirim kurang dari sedetik
dia langsung menelpon Baek Hyun. Masih dengan keterbingungannya. Tangan Baek
Hyun bergetar mengangkat panggilannya.
“Sudah
selesai tuan Byun?” tanya Ryu Gak setelah melihat jam tangannya.
Bola
mata Baek Hyun tak berkedip menoleh ke Ryu Gak, “Belum, tunggu sebentar lagi.”
Jawabnya langsung mereject panggilan dari Kris.
“Tuan
Byun baik-baik saja?” tanya Ryu Gak lagi menatap tangan Baek Hyun yang bergetar
jelas.
Baek
Hyun menahan nafasnya. “Kenapa bertanya begitu?”
“Tangan
tuan Byun, bergetar.”
Baek
Hyun langsung memukulkan tangannya sendiri ke meja lalu memasukkan tangannya ke
dalam saku jasnya.
“Tuan
Byun…” ungkap Ryu Gak miris.
“Lupakan!
Bisa kita mulai saja sekarang.” Balas Baek Hyun memasang senyum paksaan sambil
sesekali mendesis sakit akan tangannya tadi.
>>>
Kris
frustasi seorang diri di dalam mobilnya. Berkali-kali Kris menelpon Baek Hyun
tapi tidak terjawab. Lalu Kris juga mencoba mengirim pesan singkat baik berupa
sms ataupun pesan suara. Namun, Baek Hyun tetap tidak membalasnya.
Kris
sangat khawatir, ia terus memandang cemas pintu utama kantor di depannya itu.
tak lama kemudian, sebuah kesempatan membuka jalan untuknya. Bagai pucuk
dicinta ulam pun tiba. Seorang petugas keamanan dari kantor itu hendak melintas
melewati mobilnya.
“Ahjusshi!!”
panggil Kris keluar dari mobil menghampirinya.
Ahjusshi
itu berhenti melewati Kris, lalu memberi hormat pada Kris “Ada yang bisa saya
bantu tuan direktur?”
Kris
tersenyum singkat, “o ahjusshi, apa di dalam masih ada orang yang rapat?”
“Benar
tuan direktur, tuan tidak ikut?”
Kris
tertawa, “Itu pun kalau diundang.” Kris mendehem. “Pantas dia tidak kunjung ke
mobilku.” Kris sambil celingak-celinguk
Ahjusshi
itu kembali menampakkan sopan santunnya, “Tuan mencari siapa? Jika orang itu
ada di dalam, biar saya panggilkan untuk tuan direktur.”
“Jangan-jangan-jangan.”
Tolak Kris dengan cepat.
Kris
menggaruk kasar rambutnya seakan hidupnya hendak kacau. Ditambah lagi Kris menghela
nafas berat dengan terpaksa. Kris mulai berpikir keras, melirik ke kiri dan
kanan berulang kali. “Aha!” Kris mengacungkan jari telunjuknya. “Ah, lobby
utama. Ya! Lobby utama.” Kata Kris pada diri sendiri.
“Ahjusshi,
Woon sudah pulang belum? itu satu-satunya cara agar aku bisa masuk menjemput
Baek Hyun.”
“Kebetulan
mereka berdua sengaja diperintah untuk tinggal selama rapat itu berlangsung
tuan…” belum selesai kalimatnya, Kris sudah berjalan setengah berlari menuju
gedung itu. “…direktur.”
>>>
“Duduk.”
Persilahkan Suho pada Baek Hyun yang baru saja datang. “Ryu Gak” Suho
mempersilahkan Ryu Gak dengan jempolnya tapi ke arah belakang tempat Suho
sedang duduk.
Sementara
itu, Baek Hyun sibuk mengedarkan pandangannya ke semua penjuru ruangan itu. seolah-olah
memberi tanya ‘kemana semua orang’ pada manik matanya yang melirik.
“Orang-orang
tidak ada yang ku undang. Ini cuma rapat terbatas yang ku divisi secara
pribadi.”
Baek
Hyun langsung menoleh tajam, “Terbatas? Divisi pribadi? Sebenarnya apa yang
terjadi disini presdir?”
Suho
tersenyum dislike, “yang terjadi disini adalah…” lalu Suho tersenyum ke
belakang. “Tuan Ryu Gak, bawakan hadiahnya.”
Tanpa
dibalas iya pada presdirnya. Ryu Gak membawakan hadiahnya dan langsung
diletakkan di depan Baek Hyun. “ini hadiah anda tuan Byun.”
Suho
merapatkan jari-jari tangannya, “Komikmu baru-baru ini sudah dilirik oleh
Negara tetangga. Mereka memberi penawaran besar kepada perusahaan ini.”
“lalu?
Presdir jelas menerimanya kan?” tanya Baek Hyun mendukung antusias
“Tidak.
Mereka memberi penawaran tapi memohon padaku untuk memberikan pegawaiku,Byun
Baek Hyun selama setahun pada perusahaan mereka.”
“Jika
itu menguntungkan perusahaan, saya siap melakukannya presdir.” Balas Baek Hyun
yakin 100%
Suho
mengangguk-angguk, “Memang, sangat besar. Bahkan tawarannya masuk 3 besar yang
menggiurkan.” Suho menghela nafas seolah mengambil keputusan yang berat. “Tapi jika
aku melakukannya, aku tidak ada bedanya sebagai pelelang pegawaiku sendiri.”
Baek
Hyun hanya bisa mengohkan penjelasan dari presdirnya itu. “Demi perusahaan
sebenarnya tidak apa-apa.”
Suho
tersenyum rela. “Ah. Sekarang kau bisa buka hadiahmu itu.”
Baek
Hyun membuka hadiah itu dengan hati-hati dan penuh rasa penasaran. Hatinya pun
senang hingga membuat orang-orang disekitarnya terlupakan.
“Semangatlah
membuka. Dengar-dengar, belakangan ini kau semakin dekat dengan seorang
direktur. Apa itu benar Baek Hyun?”
Sekali
lagi, Baek Hyun seakan melupakan apa yang ada disekitarnya. Baek Hyun teruss
berkonsentrasi membuka hadiah itu. wajahnya juga tak henti menampakkan senyum
kepuasan dari bibir tipisnya.
“Dapat!!”
Baek Hyun mengambil isi hadiah tersebut. “Presdir, hadiah ini pasti sangat
mahal. Mungkin saja aku bisa membelinya dari 3 bulan gajiku… Presdir tau dari
mana ya kalau aku sempat ingin membeli benda ini.” sebuah jam tangan dari
keramik berkelas tinggi dengan topi sport bernilai mahal langsung dicoba Baek
Hyun di depan presdirnya.
“Sangat
cocok denganku. Tak disangka ini hebat sekali.” Ungkap Baek Hyun tiada henti.
“Baek
Hyun.” Panggil Suho lebih berat.
“Iya?”
spontan Baek Hyun menjawab tanya. Baru tersadar, saat itu Baek Hyun bergegas
memasukkan isi hadiah itu ke dalam kotaknya lagi. “Maaf presdir, saya over fun.
Sekali lagi maaf, presdir tadi bertanya apa?”
“Belakangan
ini, apa benar kau dekat dengan seorang direktur?” tanya Suho sedikit malas.
“Benar
presdir, apa presdir ingin berkenalan juga dengan tuan direktur itu. dia baik
hati dan sangat memuji hasil karyaku yang booming di bulan ini presdir.” Balas
Baek Hyun dengan gamblang
“Kapan
kalian bertemu pertama kali?” Suho semakin tersenyum penuh makna tersembunyi.
“Sebentar
presdir, saya ingat dahulu.” Baek Hyun menerawang ke atas “Nah, saya bertemu
dengannya di kantor ini.”
Suho
terus menatap antusias “Benarkah? Bisa ceritakan kronologisnya? Sepertinya ini
menarik.”
“Ketika
itu kami berpapasan di tikungan waktu saya terburu-buru hendak ke ruang editor.
Kami berkenalan namun tidak sempat bertemu lagi.”
“Lalu
pertemuan selanjutnya?”
“Kami
bertemu lagi kemarin, apa presdir melihat kami sedang bersama?”
Suho
tersenyum sinis dengan lebarnya. “Tidak, aku tidak melihat kalian.” Suho
meneguk cangkir tea di depannya. “Perkenalkan dia padaku.”
Baek
Hyun yang tadinya ikut meneguk tea nya sekarang tiba-tiba tersedak. “Presdir…
ingin berkenalan. Bukankah presdir dan direktur Kris sudah kenal sejak lama.”
Suho
tertawa, “Lucu sekali karena kau baru menyadarinya tuan Byun.” Suho berusaha
mengontrol emosinya yang mulai menggebu disana. “Kaget ya?” tanya Suho
mengangkat alis. “Harusnya kau tau semua pertemuanmu dengan Kris adalah dosa.
Ancaman besar untuk pekerjaanmu yang kau banggakan ini. sebagai catatan baru,
benarkah kemarin kau istirahat seorang diri?”
Baek
Hyun menelan ludah susah payah, matanya pun melirik kebingungan. “Aku hanya
breakout ke bar dekat kantor.”
Suho
semakin puas dengan kejanggalan yang diucapkan Baek Hyun. Kemudian Suho menarik
nafas, “Lalu bisakah kau jelaskan apa yang terjadi di layar itu.” seketika
layar yang sudah ditunjuk Suho tepat di belakang tubuhnya itu menampilkan
adegan Kris membukakan pintu mobilnya untuk Baek Hyun. Dua orang yaitu Kris dan
Baek Hyun langsung berpegangan tangan layaknya pasangan baru jadian. Yang satu
nampak malu-malu digoda pangeran, yang satunya lagi suka menggoda-goda.
“jelaskan
juga ada apa sebenarnya diantara kalian. Aku sudah menerima bukti pembayaranmu
atas nama Kris, pemesanan meja untuk sepasang atas nama Kris juga, dan
foto-foto kalian yang berbahagia.” Ujar Suho bertubi-tubi sambil menyodorkan
bukti-buktinya dengan sikap penuh amarah.
“Kami
hanya kenalan saja presdir.” Bohong Baek Hyun dengan lirih. Diakuinya bahwa
dirinya sebenarnya punya sedikit perasaan pada direktur K-Li itu.
Suho
menghela nafas beratnya dengan panjang. “Baiknya, kau hindari saja namja itu.
diam-diam dia biadab mendekati orang untuk maksud yang tersembunyi.” Suho
seakan memberi jeda, “Kau tau, aku dan dia sudah lama bermusuhan. Jadi ku mohon
kau hargai saranku tadi.”
“Akan
ku cobanya presdir.” Jawab Baek Hyun tidak sepenuh hati.
“HEY!
HEY! HEY! ANDA DILARANG MASUK TUAN! MARI IKUT KAMI KE RUANGAN.”
“JANGAN
HALANGI AKU! AKU MAU MASUK!!!!”
“TIDAK
BISA TUAN ANDA_”
Suho
langsung berdiri. “Ada apa diluar sana?! Cepat periksa!”
Ryu Gak
hanya satu-satunya orang yang bisa diandalkan dalam hal ini. ketika Ryu Gak
maju untuk melihat keadaan di luar pintu. Secara bersamaan itu juga, tampillah
seorang namja bertubuh atletis.
“Minggir!
Jangan berani melawan.” Ancam namja itu seketika membuat Ryu Gak tertunduk
pasrah tanpa perlawanan.
“Kris.”
Lirih Baek Hyun tertahan.
“Kau!
Berani-beraninya masuk wilayahku!!!” ujar Suho melawan.
Kris
menengok Baek Hyun sejenak. Kemudian Kris meremukkan kedua jari tangannya ke
hadapan Suho dengan senyum liciknya. “Ouh! Jadi kau yang memulai duluan.” Kata
Kris sambil menggoda-goda nyali Suho dengan pisau yang ada ditangannya. “Tidak
tau ya kalau namja yang dari tadi kau sandra itu sudah mengajakku berjanji
duluan sebelum kau, presdir tengil!”
SYUUUTT
Pisau
itu sukses melayang karna Kris melempar tepat ke arah Suho, dan pisau itu
melaju persis melewati atas bahu milik Suho.
PYARR
Pisau
yang dilempar Kris memecahkan lampu proyektor yang ada dibelakang Suho. Lalu
Kris melirik cemas pada Baek Hyun. Baek Hyun terdiam ketakutan melihat Kris
melempar pisau. “Awas jika kau bermain dengan kepolisian.” Setelah itu Kris
menarik lengan Baek Hyun dengan cepat dan membawanya pergi dari ruangan itu
tanpa sepatah kata pun.
Seusai
itu juga, Suho meraung kesal “Aish brengsek!” Suho mengepalkan tangannya diatas
meja, “Kirimkan polisi rahasia sekarang Ryu Gak!” perintah Suho mendarah
daging.
Ryu Gak
terdiam nampak jelas ketakutan.
“Tuan
Ryu Gak?!”
“I, iy,
iya tuan besar. Jujur sss-saya tidak berani melakukannya.”
Suho
melirik kaget, “Apa kau bilang?! Kenapa? Koneksi kita besar bukan?”
“T,
Tuan…” Ryu Gak menjeda, “Direktur itu masih satu garis dengan tuan besar Choi
Min. J-ja-jjadi saya sukar melakukan perintah tuan Suho.”
“Tapi
kali ini kendalinya semua ditanganku bukan? Terlebih ini adalah titipan dari
tuan besar Choi Min. itu tandanya…kau harus melakukan prosedur yang sudah ku rencanakan
sebelumnya……”
>>>
“Ayolah
kau jangan lemah Baek Hyun! Aku sudah mengkhawatirkanmu sejak tadi!” ucap Kris
keras seketika melepaskan genggaman tangannya.
“M-ma-maaf.”
Balas Baek Hyun tertunduk.
“Jadi
ke perbatasan?”
>>>
Kris
mengemudikan mobilnya hampir sampai ke perbatasan yang diinginkan Baek Hyun.
Kris menoleh sejenak ke Baek Hyun, wajah namja cantik itu sedang harap-harap
cemas.
“Sebenarnya
ada apa kau kesana? Nampaknya kau mencemaskan sekali.” Tanya Kris masih
penasaran.
“Em
,tidak ada. Sungguh tidak ada.” Jawab Baek Hyun menyungging senyum.
“Jadi
kau melarangku membantumu?” Kris mendesis kecewa.
Baek
Hyun gelagapan, “Bu, bukan seperti itu. maksudku aku hanya tidak ingin semuanya
gagal. Begitu.”
“Lalu
aku kau sebut pengacau?”
Baek
Hyun mendaratkan tangannya ke paha Kris tanpa sadar, “Tidak juga, masalahnya
aku bisa sendiri. lagi pula kau juga sudah mengantarkanku. Itu juga disebut
membantuku bukan?” senyum Baek Hyun diiringi dengan anggukan percaya.
“Tanganmu.”
Ucap Kris dingin.
Seketika
Baek Hyun menyingkirkan tangannya dan menyimpannya ke dalam saku jasnya. “Nanti
kalau aku sudah kuwalahan, aku akan memintamu untuk membantuku.” Kata Baek Hyun
sambil tertunduk malu. Malu? Kenapa aku bisa malu? Pikir Baek Hyun.
Mobil
yang mereka tumpangi akhirnya sampai ke perbatasan. Kris memarkir mobilnya,
sementara Baek Hyun sudah tidak sabar mobil Kris berhenti agar Baek Hyun bisa
turun. Tanpa aba-aba pamitan, Baek Hyun langsung turun meninggalkan Kris.
“Eh!”
niat Kris ingin mencegah untuk ikut dibelakang Baek Hyun.
Baek
Hyun bergegas mencari orang incarannya sejak tadi. Baek Hyun berjalan dari satu
orang ke orang lain karena beberapa lainnya menolak untuk ditanyai oleh Baek
Hyun. Tanpa sangat Baek Hyun sadari, seseorang yang menyamar diam-diam sedang
mengawasi gerak-geriknya sejak dirinya turun dari mobil Kris. Kemudian seseorang
itu menghampiri Baek Hyun yang telah menemukan orang yang bersedia ditanyainya.
“Orang
baru di Korea ya?” tanya seseorang berjaket hitam selutut dengan topi bulu yang
menutupi seluruh kepala.
Baek
Hyun menengok, “Anida, saya hanya melakukan kunjungan.” Baek Hyun hendak
melanjutkan investigasinya itu.
Orang
misterius itu mencoba mengintip-intip apa saja yang ditulis Baek Hyun di
tabletnya. “Apa anda seorang detektif? Sepertinya anda sedang melakukan
investigasi.”
Baek
Hyun mencoba tetap tersenyum, “Maaf sebelumnya tuan, tapi maaf anda sedikit
mengganggu gerak saya.”
“Ayolah
kakak tampan, aku penggemar detektif apalagi cool seperti anda.” Mohon orang
misterius itu dengan penuh makna tersembunyi.
Karena
sudah sangat mengganggu dirinya, Baek Hyun terpaksa miscall Kris agar
menghampirinya. Baek Hyun yakin pasti Kris bisa menghampirinya dengan petunjuk
kode GPSnya. “Tapi maaf sekali tuan. Saya mengejar banyak waktu.” Peringat Baek
Hyun mulai sebal dengan orang itu. “Ahjusshi, bisa kita pindah tempat?” pinta
Baek Hyun pada orang yang diincarnya itu. Dan ahjusshi itu menganggukkan satu
kali
“Ayolah.
Kau tidak tau bagaimana rasanya bertemu dengan apa yang digemarinya. aku sangat
ingin mendapatkan tanda tanganmu detektif.” Orang misterius itu terus merengek
dengan wajah memelas pada Baek Hyun.
“Ah,
mian. Mianhamnida.” Ujar Baek Hyun sedikit menghindar.
“Baek
Hyun. Ada sesuatu?” Suara Kris tiba-tiba saja muncul. Membuat orang misterius
itu berubah wajah menjadi kesal setengah mati dan langsung berbalik badan.
Baek
Hyun tersenyum karna kehadiran Kris. “Kris. Itu tadi…” Baek Hyun menengok
sekelilingnya. “Tidak jadi. Orang itu sudah pergi setelah kau datang.”
“Misterius.
Apa kau tidak disakiti olehnya?” tanya Kris berwajah kesal. Baek Hyun membalas
Kris dengan senyum gelengan.
“Ahjusshi,
benar pernah melihat lelaki ini. bisa anda ceritakan?” Baek Hyun memulai
pertanyaannya yang tertunda tadi.
“Benar,
saya sangat yakin pernah melihat lelaki itu. dia pergi ke akses China dengan
lelaki kewarganegaraan China juga. Sepertinya lelaki China itu hampir seumuran
dengannya. Mereka tidak berdua, saat itu mereka bersama orang lain juga.” Jelas
“Orang
lain seperti bagaimana cirinya?” tanya Baek Hyun semakin penasaran.
“Memakai
kacamata, berjas dengan dasi merah darah. Seperti orang China blesteran barat.
Karena yang saya lihat rambutnya blonde seperti orang yang ada disamping anda
itu tuan.”
Baek
Hyun menoleh perlahan ke orang disampingnya itu. “Maksud ahjusshi
seperti…Kris?” tanya Baek Hyun tidak yakin.
“Apa
anda diam-diam menuduh saya.” Tanya Kris dingin dengan mata tajamnya.
“Maaf
tuan, sepertinya waktu saya telah habis. Permisi.” Pamit ahjusshi itu nampak
ketakutan.
Senyum
Baek Hyun melebar, “Ne ahjusshi. Terima kasih atas waktunya.” Lalu Baek Hyun
beralih ke Kris dengan curiga. “Kenapa ahjusshi itu seperti ketakutan ya.”
“Sudah
mendapatkan apa yang kau cari Baek Hyun?” tanya Kris mengalihkan topik.
“Sudah.
Terima kasih atas bantuanmu. Bisa antarkan aku pulang?”
>>>
Malam
baru saja tiba. Begitu juga dengan Baek Hyun baru tiba di rumahnya. Ketika Baek
Hyun hendak turun, Kris mencegahnya.
“Ya?”
tanya Baek Hyun dengan senyum polos.
“Sebentar.”
Kris mendekatkan dirinya ke arah Baek Hyun. “Ada sesuatu disini.” Baek Hyun
juga mendekat berniat agar memudahkan apa yang dimaksud oleh namja disampingnya
itu. lalu tangan Kris menyeka-nyeka pipi Baek Hyun dengan penuh hati-hati. Tak
terkira hati Baek Hyun dibawah sana sedang bergemuruh akibat perlakuan Kris.
Antara
tatapan polos atau kosong, Baek Hyun menatap wajah dekat Kris tanpa kedip.
Betapa sempurnanya wajah itu, lirih Baek Hyun dalam hati. Ya tuhan, benar-benar
wajah menggoda, pikir Kris. Tanpa rasa takut, Kris mendekatkan bibirnya sambil
perlahan menutup matanya. Tak terkecuali Baek Hyun juga menatap matanya dengan
bibir tersenyum. Kris mengecup bibir tipis itu dengan lembutnya dan menyampaikan
isyarat perasaannya bahwa tetaplah bersamaku…hanya berdua saja.
“Debu
yang tadi bisa merusak pori wajahmu.” Ujar Kris setelah mengakhiri kecupannya
di Baek Hyun. Baek Hyun tertawa lirih melihat Kris. Baek Hyun mulai bersiap
turun, tangannya sudah memegang tuas pembuka mobil Kris. “Tunggu, itu masih
terkunci. Biar ku buka dulu.” Kris menekan tombol di dekat setir dan tuasnya
baru terbuka.
Baek
Hyun turun dengan senyumnya yang tidak mau memudar. “Terima kasih Kris, maaf
sudah merepotkanmu sejauh ini.”
Kris
juga sama tersenyumnya layaknya Baek Hyun, “Hm, masuklah.” Baek Hyun membalas
anggukan dan melambaikan tangan selamat jalan. Kris menganggukkan juga lalu
memutar balik mobilnya untuk menuju apartemennya.
Baek
Hyun menutup pintunya dengan pelan. Masih tersenyum. Hingga senyumannya membuat
badannya luluh bersandar dibelakang pintunya. “Direktur Kris.” Lirihnya dengan
senyum berbunga-bunga.
>>>
“Tao!”
pekik Kris terkejut ketika Tao sudah ada di apartementnya saat dirinya baru
saja menyalakan lampunya.
Tanpa
berkata sepatah pun pada Kris. Tao memberi sedikit gerakan wushu pada Kris dan
membanting Kris ke dinding.
“Kris!
Apa yang kau lakukan dengan namja itu??!! Bukankah kau ingat! Dia anak emas
Suho tengil itu!! Harusnya kau celakai dia. Bukan kau bantu dia!!” bentak Tao
menahan tubuh Kris hingga membuat namja blonde itu tidak dapat bergerak.
“Kau
tidak bisa menjawab?! Kenapa?! Kau ingin kita ke penjara?!!” Belum sempat Kris
ingin menjawabnya, nafas Kris semakin tertahan lantaran Tao terus mendesaknya
ke dinding belakang Kris.
“Diam!!!”
pekik Kris setelah terpaksa mendorong tubuh Tao. Dorongan itu membuat Tao
memicingkan mata tajamnya.
“Lalu
bagaimana denganmu hah?!! Kau juga tidak bisa menjawab kenapa kau
mengkhianatiku belakangan ini sampai pada detik ini kau tetap tidak pulang
menemaniku ha?!! Kau tidak ada bedanya denganku Tao!”
“Kau
bukan Kris…” lirih Tao sinis.
“Dan
kau bukan Tao.” Ucap Kris sambil mencondongkan diri ke Tao. “Tao tidak akan
pernah egois seperti dirimu dan Tao juga bukan orang yang mengacuhkan
perasaanku sesadis ini!”
Lalu
Kris berjalan menuju pintu dan membukanya, “Jangan kira kau saja yang bisa
protes. Aku juga bisa.” Sepertinya Tao harusnya berterima kasih padanya karna
memudahkan jalannya untuk lari dari masalah yang terjadi di apartement ini.
Tapi tidak, Tao berhenti sejenak di depan Kris dengan lirikan dendam dan pergi
dengan langkahnya yang cepat.
“Selesaikan
saja gedung impian kita yaa??!!” Teriak Kris menyindiri. Entah Tao mendengar
atau tidak, yang pasti Kris mengharapkan Tao memasukkan kalimatnya dalam hati.
>>>
Tao
terlihat menikmati tehnya sambil menatap langit pagi yang cerah dari jendela
ruangannya yang membuat posisi duduknya membelakangi meja kerjanya. Awalnya Tao
rasakan hawa diruangan itu sejuk Namun perlahan bahunya merasa jika ruangan itu
berubah berhawa hangat. Sebuah tangan kokoh mencekal bahunya. Hangat seperti
Kris_pikir Tao.
“Tao
sayang.” Panggilan menggoda menggema di telinga Tao.
Tao
membalikkan badannya dan tersenyum tipis. “Ah Direktur Lim. Emm, maksudku iya
sayang. Ada perlu denganku?” senyumnya mulai mengembang sandiwara.
Direktur
Lim maju selangkah di belakang Tao lalu memeluk Tao dari belakang, “Ada sayang,
sangat ada. Kau tau, aku punya berita bahagia yang sangat kau tunggu.” Katanya
sambil memperagakan dengan tangannya.
“Kantor
impianku?” Tao tersenyum terkejut mendengarnya.
“Teepat
sekali sayang.” Sang Direktur mencolek sayang dagu si Tao. “Kapan sayang mau
openingnya?”
Tao
meraih manja lengan Direktur seakan sudah sangat mendalami perannya. “Aku
senang sekali!! Bisakah ku minta openingnya sekarang.”
Direktur
terkekeh, “Sangatt bisa, tunggulah satu jam lagi semua akan beres hanya untukmu
sayang.” Kemudian dikecupnya ringan pipi Tao.
“Kau
sangattt baikkk.” Puji Tao juga menghadiahi sang Direktur dengan kecupan di
punggung tangannya.
“Aku
tak mengira akhirnya kau ingin cepat menikah denganku juga…”
“Kau bisa pergi sekarang sayang, selagi itu.
aku mau melanjutkan menghabiskan teh ini.”
>>>
Baek
Hyun menggambar animasi untuk komik comebacknya. Kemudian menerawang dengan
mendongakkan kepalanya seakan-akan menghayalkan sesuatu. Setelah menemukannya
yang tepat, Baek Hyun melanjutkan menggambar animasi selanjutnya.
“Sudah
sejauh mana komikmu akan selesai Baek Hyun-ssi.”
Baek
Hyun membalikkan badannya dan terkejut. “Presdir.” Baek Hyun bergegas memberi
hormat dan kembali duduk, ia tersenyum. “Saya baru menyelesaikan setengah jalan
presdir.”
Presdir
Suho terkekeh sambil menepuk bahu Baek Hyun, “Selesaikan saja tanpa
terburu-buru. Lagi pula tidak akan salah kalau kau membuat pendemo disana
berteriak penasaran soal komikmu.”
Baek
Hyun mengangguk dan tertawa kecil pula, sedikit meneliti pakaian presdirnya, “Presdir
akan pulang lebih cepat ya?”
“Ini
tidak seperti yang dilihat. Saya seperti ini karena akan menghadiri opening
perusahaan baru di China.”
“Apa
itu perusahaan percetakan juga Presdir?”
Presdir
Suho menghela nafas seakan tidak rela, “Kau benar. Visi dan misinya 80% meniru
perusahaan kita.” Suho menghela nafas lagi, kali ini terasa berat hati.
“Semangatlah menciptakan komik yang menarik, kita punya saingan baru yang
berpotensi besar.” Pesan Suho memberi semangat dengan usapan lembut di bahu
Baek Hyun. “Saya pergi dulu.”
“Baik
presdir, sampai jumpa dan berhati-hatilah.” Tidak lupa Baek Hyun membungkuk
hormat meski sang presdir sudah berjalan jauh dan mungkin tidak mendengar
kalimat yang diucapkannya tadi.
Baek
Hyun kembali duduk dan meregangkan tangannya lalu melanjutkan menggambarnya.
Tidak lama setelah itu, ponsel yang ada di laci meja kerjanya bergetar lama.
Karena mungkin itu pesan yang penting, maka Baek Hyun pikir untung mengambil
ponselnya.
“Kris?” lirihnya setelah membuka 4 inbox semua
bertag-nama Kris. Baek Hyun menekan pesan salah satunya.
-Keluar.
Ku tunggu di lapangan parkir belakangmu.- (Kris)
Baek
Hyun segera membereskan meja kerjanya yang berantakan, ia juga merapikan
seluruh bawaannya yang ada di tas ranselnya. Ketika Baek Hyun sudah berjalan
beberapa langkah, ia terheran pada satu orang.
“Tuan
Ryu, apa anda tidak menemani Presdir Suho di China.” Tanya Baek Hyun hendak
berpapasan dengan Ryu Gak, assisten kepercayaan Presdir yg sudah menjabat
bertahun-tahun.
“Tidak
tuan Byun, saya ditugaskan disini menjaga anda. Ngomong-ngomong tuan Byun
hendak kemana?”
Baek
Hyun menghentikan langkahnya dan berbalik, “Tuan Ryu, anda ambil cuti saja hari
ini kan lebih baik. Saya tidak perlu dijaga. Saya ada urusan mendadak dengan
Direktur percetakan lain.”
“Urusan
pekerjaan tuan Byun?”
“Tentulah.
Lalu apa lagi.” Baek Hyun melanjutkan langkah kakinya yang tergesa.
Ryu Gak
tetap mengikutinya dari belakang sambil terus bertanya. “Percetakan mana tuan
Byun? Dalam perjanjian tertulis tidak ada.”
“Memang
tidak ada assisten Ryu. Tapi ini benar-benar urusan pekerjaan.” Bantah Baek
Hyun dengan yakin.
“Percetakan
apa tuan Byun? Apakah percetakan Korea?”
“Bukan.”
“Lalu
dimana tuan Byun? Bisakah saya tau. ini tugas dari Presdir untuk saya tuan.”
Baek
Hyun berjalan setengah berlari dan sesekali melihat jam tangannya. “Hampir
terlambat.”
Ryu Gak
mengimbangi langkahnya agar sejajar dengan Baek Hyun. “Biar saya antar tuan
Byun. Tapi beritahu saya percetakan apa?”
“Saya
buru-buru tuan Ryu. Terima kasih, tapi mereka sudah mengantarkan sopir
perusahaan untuk menjemputku.”
“Apakah
tuan Byun melakukan perjanjian dengan percetakan K-Li China tuan?”
Baek
Hyun menelan ludah agak susah,
“Tuan
Byun ingat pesan Presdir bahwa tuan Byun harus menjaga jarak dengan direktur
itu. Jangan sampai presdir berubah menjadi buruk karena anda tuan. Ini pun
untuk keselamatan anda juga tuan. Saya mohon anda tidak bekerjasama atau
berhubungan dengan direktur K-Li tuan Byun.” Peringat Ryu Gak dengan jelas
meskipun nadanya sopan. Namun, Baek Hyun cukup bimbang memikirkannya.
“Saya
akan kembali dengan cepat.”
>>>
Kris
memulai duluan duduk di sebuah bangku yang ada di tengah taman, taman yang
berada di belakang bukit yang tidak jauh dari tempat kerja Baek Hyun. Sementara
Baek Hyun duduk setelah Kris duduk. Diam tanpa sebuah kata sejak daritadi di
mobil.
“Maaf
aku sudah membawamu kesini. Aku mengajakmu karna……aku butuh teman bicara.”
Baek
Hyun berusaha tersenyum, “Tidak apa-apa. Bukan mengejekmu Kris. Hanya saja
setiap orang yang merasa kesepian wajar butuh teman bicara.”
“Memang
seperti itulah kenyataannya…kau tau Baek Hyun, aku begitu kesal karena
kekasihku sendiri…ah bukan, maksudku mantan kekasihku tengah berbahagia tanpa
aku.”
“Masih
mencintainya?”
“Tidak
begitu juga sebenarnya, hanya saja…kini dia melakukan opening untuk gedung
perusahaan yang sudah kami impikan sejak kami berusaha mendapatkannya. Dan dia
melakukan tanpa aku. Lebih parahnya dia melakukannya dengan orang baru yang
lebih tidak tampan dari ku.”
Baek
Hyun tertawa pelan, “Jangan kecewa ya. Wajah lebih tampan belum tentu menjamin
dia bahagia. Dengan kesimpulannya, kau cemburu dan masih mencintainya. Jika kau
mengharapkannya, berusaha lah menjadi lebih kaya dari orang baru itu. siapa tau
dia akan kembali padamu dan menyesal.” Baek Hyun setengah memeluk punggung Kris
“Lagi pula masih banyak orang lain yang baik yang bisa menjadi pasanganmu
Kris.” Baek Hyun mengusap sabar punggung Kris.
Kris
tertawa sinis melirih pada dirinya sendiri, kemudian diraihnya tangan Baek Hyun
dan menggenggamnya. “Bodohnya aku dihadapkan orang seperti kekasihku…ck,
maksudku mantan kekasihku.”
“haha,
Kris-Kris. Kau masih belum terbiasa menganggapnya mantan bukan.” Baek Hyun
tertawa lagi.
“Sudahlah,
kau kejam mengejekku. Eh Baek Hyun…”
“Hm?”
balas Baek Hyun tersenyum
“Sejak
naik sampai duduk disini kenapa kau diam saja. Apa ada sesuatu di kantormu?”
Baek
Hyun terenyuh sejenak, “Hanya masalah kecil Kris.” Anehnya Baek Hyun sekali
lagi tidak sadar akan kedua tangannya yang tetap menempel pada Kris. “Bicara
soal opening perusahaan, tadi presdir juga diundang opening percetakan baru di
China. Apa mantan kekasihmu itu juga opening perusahaan percetakan? Kau kan
warga China.”
Kris
menelan ludahnya dengan berat. Tidak mungkin dia tahu kan, pikir hati Kris
bingung. Kris tertawa garing, “Mungkin hanya kebetulan saja.”
Setelah
tidak ada hal yang perlu dibicarakan kembali. Mereka sama-sama terdiam, bersama
pula menatap hamparan rumput yang tertiup angin yang sejuk. Mereka sama-sama
menikmati dan sesekali tersenyum bersama melihat ada sepasang burung kenari
yang hinggap tak jauh dari bangku mereka.
“Baek
Hyun-ah…” lirih Kris menatap Baek Hyun dalam-dalam. Kris mendekati wajah Baek
Hyun, sementara Baek Hyun tetap menunggu apa kelanjutan dari ucapan Kris. Tak
terasa itu diantara wajah keduanya tidak ada sekat udara yang menghalangi. Kris
mengecup ringan bibir Baek Hyun. Sementara itu saat dikecup bibirnya oleh Kris.
Baek Hyun menguatkan genggamannya di tangan Kris.
“Jadilah
milikku dan jangan pergi seperti dirinya…”
Keajaiban
yang tidak pernah Baek Hyun rasakan kini akhirnya terjadi. Bahkan berulang kali
dirinya tidak pernah mendorong ketika Kris menciumnya. Kebersamaan mereka
membuatnya tidak mampu menahan perasaannya yang menggantung karena penantiannya
pada seorang yeoja yang pernah dikatakannya pada Ryu Gak. Kini semuanya
berbalik dan yang terjadi…
Mencintai…
… namja
yang sudah diketahuinya sebagai
Musuh
presdirnya
>>>
Nada
dering dari ponselnya menggema keras seisi apartement Kris. Apalagi jika bukan
sebuah panggilan telpon. Meraihnya saja Kris sangat malas, apalagi menjawabnya.
Namun nada itu teruss saja berdering lama hingga Kris meraih ponselnya dengan
kesal.
“Ini apartement
Kris dengan siapa disana. Dan maaf anda yang disana terlalu pagi jam 7 sudah
menelpon. Terima kasih silahkan diakhiri” jelas Kris sangat malas
#“Kris!
Tunggu.” Pekik orang di ponsel Kris
“Oh ada
orang??”
#”Lupa
suara manisku? Aku merindukanmu Kris.”
“Halo
halo? Haloo…sepertinya jaringan buruk.”
#”Kris
baby! Aku Tao, partner dan mainanmu. Kau mengingatnya?”
“Ya
saya terlalu lupa.” Balas Kris mulai kesal menanggapinya.
#”Bukan,
maksudku proyek kita. Gedung itu sudah menjadi perusahaan atas namaku mutlak.
Kita menang Kris!!” ungkap bahagia suara Tao diponsel Kris.
“Serius?!”
Kris pura-pura berlebihan lalu tertawa sinis. “Selamat, akhirnya proyek kita
menang.”
#”Tentu!
Dan kita bisa cepat menendang si tengil dari jabatan tingginya itu.” Tao juga
tertawa senang.
Kris
tersenyum licik mendengar Tao sepertinya tidak sadar dari makna cara Kris
tertawa baru saja, “Aku juga senang, semua ini atas usahamu baby.” Baru sadar
Kris tampak asing menyebutkan lawan bicaranya dengan panggilan baby
<i>“Masih
mencintainya?”<i>
<i>“haha,
Kris-Kris. Kau masih belum terbiasa menganggapnya mantan bukan.”<i>
“Kapan
bagianku bisa diambil?”
#”Datang
dulu ke pertunanganku nanti siang, kau ingat kan Kris sayang…”
“Hm.
Jika sudah, aku akhiri dulu karna aku ingin melanjutkan tidurku.” Ujar Kris
kemudian mengakhiri panggilannya.
Kris
merebahkan kasar tubuhnya ke tempat tidur king size miliknya. Kris menapakkan
lengannya di atas keningnya serta memejamkan matanya sejenak.
Tao
mencengkram leher Baek Hyun dengan lengannya yang membawa senapan angin
berukuran kecil. Baek Hyun diam menunduk tanpa perlawanan ketika Tao
memajukannya ke tembok pembatas di lantai atas. Padahal di depannya telah
berdiri sekawan anggota keamanan dan Kris yang berwajah shock.
“Lihat
Kris, aku ingin membunuhnya ditanganku. Kau mencintainya bukan? Kalau begitu biarkan
aku membunuhnya sampai tuntas Kris.” Ancam Tao dari jarak 5 meter dari Kris.
“Katakan
Kris kalau kau tidak pernah mencintaiku. Katakan! Katakan kau mencintai dia
Kris…”
Kris
tidak bisa berkata-kata lagi, bahkan apa yang harus dilakukannya untuk
menyelamatkan salah satu darinya. Tangan Kris pun mengepal kaku tak tergerak
untuk melayangkannya ke Tao.
“Direktur
Kris, aku tidak akan melupakan setiap menit bersamamu…Aku juga tidak akan rela
bila kau yang mengorbankan diri untukku. Bertahanlah sampai detik terakhir…Tetaplah
hidup menjadi namja dewasa dan bahagia dengannya…” pesan terakhir Baek Hyun
dengan lirih yang membuat Kris terhenyak cukup dalam.
Melirik
Kris yang terkesan amat menyanyangkan Baek Hyun, Tao kembali mengguncang
sedikit tubuh Baek Hyun.
“CUKUP!
MATILAH KAU PEREBUT!!!” seketika itu Baek Hyun langsung di lemparnya dan jatuh
melewati pembatas.
“BAEK
HYUNN…!!”
Kris
bernafas tersenggal-senggal setelah dirinya membuka matanya. Memandang
langit-langit kamarnya dengan tercengang “Untung hanya ilusi.” Kemudian Kris
meraih ponselnya dan langsung menuju nomor ponsel Baek Hyun untuk menelponnya.
Nada sambung terdengar menemani panggilannya yang belum diangkat oleh si penerimanya.
#”Ya
Kris ada yang tertinggal?” sambut suara disana mendahuluinya.
“Aku mengganggumu
Baek Hyun-ah?” potong Kris cepat.
#”Tentu
tidak, apa ada sesuatu?”
“Berpakaianlah
yang menarik. Jam 12 aku menjemputmu ke_”
#”Kita
ke acara apa sebenarnya??”# Tanya Baek Hyun menyela dengan antusias.
“Pertunangan,
mantan kekasihku.” Tut! Kris menutup panggilannya.
#”Kris
kau baik-ba__” Baek Hyun melihat layar ponselnya, “Ditutup.hm…”
>>>
“Tolong
tuan Ryu kumpulkan semua surat baik yang fisik atau software ya.” Perintah Suho
mengawali paginya duduk di kursi Presdir.
“Baik
Presdir.”
Kelihatannya
baru saja Ryu Gak keluar dari pintu ruangannya. Namja yang sudah hampir menjadi
kakek-kakek itu kembali lagi membuka pintu.
“Ada
apa tuan Ryu?” tanya Presdir Suho dengan senyumnya.
Ryu Gak
berjalan menghampiri Suho sambil menggenggam ponsel yang hendak di ulurkan
kepadanya, “Presdir Choi ingin bicara dengan Presdir Kim.” Dengan menyungging
senyum dan anggukkan Suho meraih ponsel itu lalu merubah panggilannya bervolume
besar.
#”Yeoboseoyo
Kim Su Ho. Apa pekerjaanmu pagi ini menyenangkan?”
“Ne
gamsahamida Presdir Choi Min yang terhormat. Saya disini melakukannya sesuai
porsinya.”
#”Aku
banyak dapat kabar baik atas kepemimpinanmu sampai saat ini.”
Suho
terkekeh lirih, “Bukan apa-apa Presdir. Lagi pula juga ada kabar buruk selama
saya memimpin.”
#”Aku
bangga sekali. Laporan asisten mengatakan banyak inovasi baru dan penggemar
agency kita meningkat drastis. Aku berharap ini akan berlanjut sampai aku
mati.”
“Presdir
sebaiknya tidak patut berkata demikian setelah memuji saya.” Suho kembali
terkekeh.
Namja
itu tertawa #”Semua pasti bisa teratasi berkat usahamu. Aku tetap optimis saja
meskipun mata-mataku memberi laporan buruk disana. Ku dengar kita sebenarnya
memenangkan sebuah cabang baru di China ya?”
“Sebenarnya
kita menang, namun ternyata cabang itu memaksa melepaskan diri dari Company
Presdir. Perusahaan itu hampir sebesar perusahaan induk di Korea dan hanya
kebetulan atau tidak. Mereka membangun dengan visi dan misi yang sama seperti
kita Presdir. Dan pemiliknya memang pekerja perusahaan cabang yang sudah
menjabat selama 3 periode.”
Namja
itu mendengus pasrah #”Sayang sekali belum beruntung. Aku akan mencoba
membelinya dengan harga cukup”
“Saya
minta maaf sekali telah mempersulit Presdir dan perusahaan.”
#”Kau
sangat membantuku jadi jangan cemaskan satu umpan yang terlepas dari
pancingnya. Aku juga selalu memonitoring kegiatanmu. Jadi jika ada masalah
serius, aku usahakan pulang ke Korea membantumu.”
“Gamsahamnida.
Terima kasih banyak Presdir Choi Min.” Suho mengembalikan ponsel tersebut ke
Ryu Gak. “Ku lihat batrainya berkurang satu. Berapa yang harus ku bayar tuan
Ryu?”
Ryu Gak
mengambil ponselnya dan memasukkannya ke saku. “Tuan Presdir, maafkan saya
lalai. Kemarin tuan Byun mengadakan pertemuan dengan Direktur K-Li. Atas
pengakuannya itu hanya urusan pekerjaan meskipun tidak ada janji tertulis.”
Suho
melipat tangan di dada dengan geram, “Apa saja yang mereka lakukan? Dimana
pertemuan itu terjadi?”
Tidak
pernah Suho sangka tiba-tiba asistennya itu berlutut dan menundukkan kepalanya,
“Maafkan saya Presdir saya tidak mengawasinya sampai tuan Byun kembali. Maafkan
saya sekali lagi Presdir Kim maafkan.”
Suho
bangkit dari tempatnya duduk dan menyuruh Ryu Gak berdiri kembali. “Kau sudah
sangat berusaha. Lalu sekarang kemanakah anak itu berada?”
Lagi-lagi
Ryu Gak menundukkan kepalanya, dia tidak berani menghadapkan wajahnya ke
atasannya tersebut. “Sekretaris Choi mendapat keterangan bahwa tuan Byun sedang
izin karena menghadiri undangan mendadak.”
“APA?!
Biar dia ku berikan surat peringatan untuk terakhir kalinya!”
“Maaf
tuan Presdir.” Potong Ryu Gak cepat. “,sebenarnya tuan Byun mengatakan bahwa
bagian cuti yang Presdir berikan masih tersisa. Maka tuan Byun mengambil cuti
hari ini.”
“Awasi
dia lagi mulai hari ini sampai aku mengintruksi untuk berhenti mengikutinya.
Dan perintahkan sekretaris Choi membuat SP untuk Baek Hyun.” Setelah Ryu Gak
benar-benar pergi menjalankan tugasnya. Suho masih kokoh dalam posisi berdiri
sambil melipat tangan di dada dan berpikir keras dengan wajah yang terlipat.
>>>
Kris
dan Baek Hyun turun dari mobil yang telah disambut oleh beberapa pelayan tamu
VIP didepan pintu masuk. Tanpa memberi aba-aba satu sama lain. Sepasang kekasih
baru resmi itu bergandeng tangan mesra.
“Aku
butuh kerjasama mu setelah ku intruksi selanjutnya.” Ujar Kris di sela-sela
langkahnya
“Tapi
aku tidak membawa ponsel, bagaimana?” tanya Baek Hyun menatap lurus ke depan
berusaha menjaga langkahnya agar terlihat baik(?)
“Masalah
yang mudah. Setelah ini kau duduk saja di tempat yang aman.” Baek Hyun
mengangguk mengerti dan langsung melepaskan gandengannya dari Kris.
Sampailah
Kris pada saat yang tidak disukainya. Ternyata acara yang dihadirinya itu sudah
menuju tengah acara. Ya, prosesi tukar cincin antara Tao dan ahjusshi yang
cukup tua. Semua hadirin berbondong-bondong menyaksikan moment menjijikkan bagi
Kris itu dari dekat. Tak lama setelah itu, semuanya bersorak gembira untuk
pasangan yang bertunangan itu.
“Cium!!
Cium!! Cium!!!” begitulah teriakan antusias dari para penonton yang beriang
gembira. Hanya dirinya yang menonton moment itu dengan mod yang berbeda. Mod
kekecewaan.
Dan…seperti
yang sudah diminta oleh semua yang berteriak. Pasangan itu berciuman indah
dengan sang ahjusshi yang memulai duluan. Tidak canggung pula Tao membalas
ciuman itu dengan hikmat. Membuat para penonton mendesah terharu nan bahagia
bahkan ada sebagian diantaranya ingin keromantisan itu terjadi padanya.
Setelah
semua atmosfer berbahagia merayakan dua sejoli beda usia bertunangan. Para tamu
yang hadir kemudian berbaris berebut salaman dan ucapan selamat untuk mereka
berdua. Inilah yang ditunggu Kris dan dia sangat bersyukur tidak perlu menunggu
lama untuk ini.
“Selamat
berbahagia dan menempuh hidup baru.” Ujar Kris memberi senyum kebahagian palsu
sambil menjabat tangan dimulai dari Tao, sang mantan kekasih.
“Oeh
direktur K-Li datang. Sebuah kehormatan besar anda datang kesini.” Balas
Direktur Lim begitu Kris menjabat tangannya.
Kris
terkekeh pelan, “Anda berlebihan. Sekali lagi selamat untuk pertunangan anda
dan keberhasilan perusahaan tunggal anda tuan Lim.”
“Terima
kasih sangat tuan Wu. Apa anda datang sendiri?” tanya direktur Lim sambil
celingak-celinguk ke belakang Kris.
Kris
mencoba tertawa dengan pertanyaan tersebut, “Saya tidak sendiri, saya
berpasangan seperti anda.”
“Wah!
Kalau begitu semoga anda cepat menikah dengannya tuan Wu.”
Terakhir
tanpa sebuah balasan pernyataan, Kris pergi memberi hormat sebagai tanda
kesopanan terhadap sunbae-nya. Tidak lupa Kris sedikit melirik bagaimana respon
Tao memdengar semua kalimatnya tadi. Kris tersenyum setelah terlihat Tao
menelan pil kekecewaan yang penuh berat hati.
Pesta
pertunangan itu dilanjutkan dengan couple dance (berdansa berpasangan). Saatnya
Kris mencari Baek Hyun dan mengintruksi misinya kali ini.
>>>
Baek
Hyun duduk manis sambil meminum jus strawberry kesukaannya yang kebetulan
disajikan terbatas di meja. Ia meminumnya juga sambil melihat orang-orang yang
berdiri maupun berlalu lalang di depannya. Dan sebuah lagu pun juga turut
menemani suasana acara itu, tidak lupa juga Baek Hyun menyanyikannya secara
pelan karna lagu tersebut adalah salah satu yang ia sukai.
“sepertinya
itu tuan Byun…”
sebuah
bisikan terdengar tidak jauh dari pendengaran Baek Hyun. Suara yang jelas
dikenal olehnya. Ia mengedarkan pandangannya ke penjuru gedung. Ketika
memandang ke arah jam 3 diposisinya. Baek Hyun cepat-cepat menyembunyikan diri.
Ternyata disana telah hadir Presdir dan Ryu Gak
“Baek
Hyun-ah…” panggil Kris dengan lirih dan berwajah bingung kepadanya.
Baek
Hyun langsung menarik tangan Kris dan menyuruhnya berjongkok seperti dirinya. “ssstt…” peringat
Baek Hyun memberi jari telunjuknya di bibir Kris.
Kris
celingak-celinguk mencari sesuatu apa sih yang membuat Baek Hyun panik seperti
itu. “si tengil.” Gumamnya sendiri.
“Kau
bilang apa?” tanya Baek Hyun dengan menggumam.
“Kita
keluar saja. aku akan melindungimu. Sini.” Tanpa menunggu penolakan atau
tanggapan Baek Hyun selanjutnya. Kris berjalan serta merangkul punggung Baek
Hyun dengan posisi seakan namja itu sedang hampir pingsan. Bukan malahnya
keluar dari gedung, Kris justru membawa Baek Hyun ke tengah-tengah kerumunan
tamu berpasangan yang asyik berdansa mesra.
“Kenapa
malah kesini, aku bakal mati kalau ketahuan merekaa!” kesal Baek Hyun memukul
bahu Kris.
“Disini
aman. Percayalah padaku.” Balas Kris tersenyum penuh makna sambil memandu
tangan Baek Hyun untuk posisi berdansa yang baik.
Baek
Hyun mengerucutkan bibirnya, “Awas saja kalau tidak.”
Kris
terkekeh pelan, selain menertawakan sikap Baek Hyun yang lucu. Ia juga terkekeh
karna senang Baek Hyun tidak bertanya atau malah tidak tau kalau tangannya
patuh sekali bertengger di bahunya. “Kurasa kau menikmati sekali berdansa
denganku.”
Baek
Hyun gelagapan. “A…apa kau bilang. Ini semua akibat ulahmu. Posisi ini tidak
ada hubungannya sama sekali.” Jawabnya tidak berani menatap mata Kris.
Kris
tersenyum kecil, “Tidak berani menatap mataku…” lalu Kris sedikit mencondongkan
wajahnya untuk menelusuri wajah Baek Hyun. “dan…pipimu memerah. Kau, sudah
terpesona dengan orang setampan aku bukan?”
Baek
Hyun menunduk ke bawah. Membuat Kris ingin tertawa keras melihat Baek Hyun
salah tingkah karenanya.
“Baek
Hyun-ah…” bisik Kris di telinga Baek Hyun, itu membuat suasana diantara mereka kembali
cair.
Sambil
terus berdansa,sang pemilik telinga bergidik geli, “jangan memanggilku seperti
itu Kris.” Protesnya tidak dengan ekspresi kesal, tapi justru gemas.
Posisi
mereka yang sangat dekat sekali membuat Kris kehilangan akal menatap dari dekat
wajah cantik milik Baek Hyun. Kris mengecup lembut bibir tipis Baek Hyun yang
sejak tadi tersenyum padanya. Bunyi
decakan lembut terdengar olehnya begitu ciuman itu terlepas. Baek Hyun menatap
Kris tidak percaya, padahal ini bukanlah ciuman pertama mereka.
“kau
tidak membalasku, tega.” Lirih namja tampan itu.
Tuan
rumah dari acara itu melihat kemesraan mereka berdua yang kini berlanjut lagi
dengan ciuman yang saling terbalas. Diam dan sakit di dalam hati melihat mereka
berdua. Terlebih ia ingin meledakkan emosinya terutama kepada namja tinggi yang
tampan itu.
“aku
tidak akan melepaskanmu Kris!”
>>>
Tao
berjalan menuju balik dinding. ia harus mencari tempat yang aman untuk sekedar
menelpon seseorang. Setelah dilihatnya keadaan sekitar terasa aman. Ia mulai
menghubungi orang yang ditujunya itu.
“Baru
saja aku bertunangan. Maka, nanti malam kau harus datang di malam pertamaku.”
#”Ss…saya
ikut? dd…dimana tuan?”
“Di
hotel Jjang satu kilometer sebelum pusat Busan road. Berpakaian biasa saja
layaknya ke pasar.”
#”Mengerti
tuan…”
“Begitu
malam tiba, tunggulah intruksi dariku di loby-nya. Masih ingat bagaimana kau
melakukan peranmu bukan?”
#”Ara,
arasso sajang-nim.”
“Hm.”
Tao segera menyembunyikan ponselnya begitu mendengar suara langkah kaki
mendekat ke arahnya.
“Ada
urusan mendadak kah Tao sayang?” tanya ahjusshi yang baru saja resmi menjadi
tunangannya.
“Bukan,
itu tadi eomma sayangku…”
>>>
Direktur
Lim sejak memasuki kamar hotelnya itu tidak henti-hentinya mengulas senyum
bahagianya. Namja itu kini bersiap menuju malam pertamanya bersama Tao. Maka
sebelumnya namja itu merias diri agar terlihat tampan dan menggairahkan.
Sementara Tao masih membersihkan dirinya di kamar mandi.
Namun
sebenarnya yang terjadi di kamar mandi itu bukanlah membersihkan diri,
melainkan sedang menyiapkan racun istimewa bagi tunangannya itu. dengan
menggunakan sarung tangan khusus. Tao dengan yakin menggunakan property aksinya
agar tidak terdeteksi sidik jarinya.
“Hm,
beres sudah.” Ungkapnya lirih setelah menerawang suntiknya ke lampu di kamar
mandi tersebut.
“Uh~
sayang, kau lama sekali. Pasti tubuhmu sudah sangat mulus dan harum.” Ujar
Direktur Lim menyambut Tao yang keluar dari kamar mandi.
Tao
tersenyum penuh makna, “Ya aku tau, aku memang ahli dalam hal memuaskan hasrat.”
Balasnya sambil melangkah mendekati tempat tidurnya.
Dengan
sendirinya Direktur Lim menarik lembut lengan Tao untuk segera mendekatinya dan
tidur di sampingnya. “Kau sungguh mempesona. Usahaku selama ini akhirnya tak
sia-sia.” Lalu dikecupnya singkat sepasang bibir Tao.
Tao
tersenyum lebihh manis lagi, “Bagaimana, kau senang kan akhirnya mendapatkanku
seutuhnya?”
“Sangaatttt
senang, bahagia sekali. Aku yakin kaulah satu-satunya malaikat untukku di dunia
ini.”
“Bicaramu
terlalu merayuku sayang, ku rasa kau sangat tidak sabar menikmati…malam pertama
kita.” Ujar Tao di akhir kalimatnya dengan membisikkan tepat di telinga
Direkturnya itu.
“Hwang
Zhi Tao sayang, kau…”
Mendadak
direktur itu menarik kepala Tao dengan kasar dan melumatnya bibir namja itu
dengan kasarnya. Penuh tuntutan, itulah ciuman yang kini dirasa Tao. Tak sampai
di situ direktur beraksi. Ditindihnya tubuh Tao agar dirinya semakin dalam
merasakan ciuman yang dilakukannya sekarang. Kini Tao memukul lengan
direkturnya berkali-kali, tanda peringatan bahwa dirinya hampir kehabisan
nafas.
Direktur
Lim mundur sedikit dan duduk agak jauh agar memudahkan Tao untuk duduk juga.
“Kenapa?”
“Kau
hampir membuatku mati!” kesal Tao dengan nafasnya yang tersenggal-senggal.
“Itu
wajar, kau hanya belum terbiasa sayang~ Mari kita lakukan lagi lebih cepat.”
BUK.
Hanya sekejap mata Tao perlu memukul tengkuk namja tua itu sebelum dia melirik
ke arahnya. Setelah itu, Tao membenarkan posisi direktur itu agar sesuai dengan
rancangannya. Tao mulai menyuntikkannya ke kerongkongan direktur Lim. Sebelum
merapikan pakaian yang melekat di tubuhnya, Tao tidak lupa meletakkan botol
racun yang menyerupai obat itu di tangan direktur Lim.
“Akhirnya
selesai juga tugasku, terima kasih yaa kau sudah jatuh cinta padaku. Direktur
oh direktur…aku memang malaikatmu satu-satunya di dunia, yah…malaikat pencabut
nyawamu.” Tao memukul gemas bahu direktur Lim sambil tertawa kemenangan.
“Senang bekerja sama denganmu Lim.” Sebelum keluar dari kamar, Tao menghubungi
seseorang.
“Aku
akan keluar, bersiaplah. Kamarku kelas Eksekutif 5 nomor 365. Masuk saja
pintunya tidak ku kunci.”
>>>
Seorang
ahjumma itu berjalan cepat begitu namja yang menjadi big boshnya itu telah
keluar dari hotel. Langkahnya yang cepat membuat ahjumma itu sampai pada kamar
yang menjadi tujuan atas pengorbanan terakhirnya dalam hidup.
“Eksekutif
5 nomor 365.” Ujar ahjumma itu memastikan dengan petunjuk yang ada di
ponselnya.
Sedikit
ragu, lebih tepatnya mendominasi takut untuk melakukan dosa seperti ini, “Demi uang,
demi keluargaku.” Ahjumma menarik
nafasnya begitu menutup knop pintu kamar hotel, “Atas nama orang tuaku
dan suamiku, aku yakin mereka memaafkan nyawaku untuk semua ini…” melakukan
sesuai prosedur dari big bosh, ahjumma
itu mulai membaringkan tubuhnya disamping seorang ahjusshi yg tertidur pulas di
kasurnya. Kemudian di lanjut memberi sidik jarinya pada benda penting disekitar
ahjusshi itu. Walau takut, ahjumma yakin dia akan berhasil mendalami peran ini.
>>>
Bunyi
sirine dari sepuluh mobil polisi itu sangat menggema di halaman parkir depan
hingga lobby hotel Jjang. Sekelompok pasukan polisi dan satgas pencegah
terorisme turun dengan cepat memblokir semua akses yang menghubungkan lantai
dasar. Sementara beberapa dari mereka menyisir setiap tingkat di hotel itu.
Seorang
namja berumur 30’an mengintai mahir suasana hotel dari balik sudut yang sangat
aman terkendali. Namja itu menekan tombol dispeaker yang sejak tadi menempel di
telinganya.
“Gyu
Rim melaporkan 10 unit kepolisian turun. Kebanyakan dari mereka memblokir
bagian dasar dan bagian eksekutif hanya di jaga 6 orang. Apa tuan Hwang sudah
siap?”
>>>
“Ya,
aku sangat siap. Untung saja aku tiarap tidak terlalu lama…” sambung Tao
bersembunyi di balkon yang mengekspos jelas sudut depan mantan kamar yang
ditinggalinya itu. “Gyu, cepat ke tempatku setelah aku menembaknya, ne?” tanpa
perlu jawaban dari asistennya itu, Tao memutus sambungan telponnya dan bersiap
menekan pelatuk senapan mutakhirnya itu.
“JANGAN
BERGERAK SEDIKIT PUN. DIAM DI TEMPAT KARNA ANDA TELAH DIKEPUNG!”
Brakk!!
Salah
seorang polisi menggedor paksa pintu kamar itu, padahal pintunya terbukti tidak
di kunci oleh pelaku kejahatan sebelumnya. Satu orang polisi menarik paksa
ahjumma keluar dari kamar. Kemudian ahjumma itu di dorong menghadap ke balkon
dan memberinya borgol berlapis di tangannya oleh sang polisi. Sementara polisi
dan yang lainnya mengevakuasi korban serta barang bukti lainnya.
“posisi
yang pas bingo!”
Dooorrr
Pecah
sudah darah yang ada di kepala ahjumma itu. Tao dan Gyu Rim secepatnya
meninggalkan persembunyian mereka tatkala semua pasang mata kepolisian menatap
arah mereka.
Seluruh
peralatan yang memadai sudah disiapkan sejak awal membuat langkah mereka tidak
perlu terbirit-birit melangkah bak pencopet. Tao mempersiapkan mimik wajahnya
untuk menuju kamarnya, sedang Gyu Rim membereskan sisanya.
“Ada
apa ini, apa ada pembunuhan yang terjadi?” tanya Tao pada petugas di lobby
meski tadi sempat menerobos paksa polisi. “Apa benar ada suara tembakan? Apa
itu dari kamarku noona?” Tao berekpresi terkejut.
“Ngh…laporannya,
ada penyusup yang baru saja membunuh tunangan anda.” Ungkap petugas perempuan
lobby itu.
Tao
membelalak. “L-Lim??!”
>>>
Pagi di
gedung perusahaan induk bertulis Glow Eyes Publishing Company. Keadaan di dalam
sedang mengalami krisis cukup serius. Betapa seriusnya sang presiden direktur
tertinggi sedang menegur bawahan yang jadi anak emasnya, Baek Hyun.
“Saya
sudah mengatakan berkali-kali Byun. Tidak ada alasan sinkron bagimu untuk
bekerja sama terus dengan direktur itu. Jawab aku dengan konkrit Byun! Kau
sudah mengecewakan citra perusahaanku.” Jujur semarah apapun presdirnya, ia
belum pernah melihat wajah emosi yang begitu dalam seperti itu.
“Maafkan
saya presdir tapi…ngh…anda tidak tau apa yang terjadi sebenarnya.” Jawab Baek
Hyun dengan menyesal.
“Kau katakan
tidak tau padaku? Hey Byun, kau anak emas disini. Paling berprestasi nan pintar
dengan segala skill istimewamu. Namun bukan berarti kau bebas melakukan apa
saja, termasuk apa saja yang aku larang selalu kau lakukan lagi.” Suho menghela
nafas panjang, “Sebagai presdir, aku harus tegas menindak karyawan yang
melakukan pelanggaran. Terlebih karyawan yang sudah mendapatkan surat
peringatan lebih dari satu.” Suho menggantung penjelasannya dengan diam.
“Silahkan
lakukan pembelaanmu sebelum kau dipecat dari sini.”
Baek
Hyun membelalak lebar. Berdiri termanggung mengepal tangannya sambil berpikir
dalam diam. “Berikan saya kesempatan lagi bekerja disini presdir…ss-saya rela
tidak dibayar sebulan penuh asalkan saya tetap disini tuan presdir. Aku mohon…”
“Itu
bukan pembelaan tuan Byun. Melainkan permohonan.” Balas Suho dengan datar.
“Sebenarnya
saya tidak salah, saya hanya berusaha meredam perasaanku karna…saya
me…mencintai direktur itu. dan, bukankah masalah pribadi saya tidak dijadikan
campuran dalam masalah pekerjaan presdir. Jadi, tolong maafkan saya dan jangan
pecat saya.”
“Keluar.”
“Presdir,
saya mohon…”
“Keluar.
Beristirahatlah seminggu penuh.”
“Presdir…”
rujuk Baek Hyun lagi.
“Silahkan.”
Dengan
keterpaksaan mendalam, Baek Hyun keluar dengan raut wajah menyedihkan. Disisi
lain memang ini adalah kesalahan yang tidak terduga dalam hidupnya. Setelah
Baek Hyun keluar, tak lama itu ada orang baru yang bergantian masuk ke ruangan
Suho. Suho terkaget melihat kehadiran orang penting itu.
“Presdir
Choi.”
>>>
Suho
mengedip mata tidak percaya mendengar semua pernyataan yang dilontarkan
gamblang oleh orang yang berkedudukan paling atas dikawasan itu,Presdir Choi.
“…saya
tidak percaya ini, ku kira…ini tidak akan terjadi mengingat saya sudah berhasil
mengenali semua orang-orang penting yang andil selama ini. tapi…haruskah saham
ini dilepaskan Presdir…?” tanya Suho sekali lagi masih belum terima dengan
keputusan mendadak itu.
“Maafkan
aku, aku sudah sangat memperjuangkannya tapi. Kita pasti kalah oleh istri
barunya itu. piutang-piutang itu adalah hak tersimpan direktur Lim,selain itu.
Lim juga sahabatku, jadi kami mendirikan semua ini bersama karna dulu dialah
yang lebih kaya warisannya dibandingkan aku. Lim sudah terlanjur menandatangani
semua wasiat yang diajukan istrinya itu…”
“Lalu
aku bagaimana? Benarkah besok aku disidang atas tuduhan aku yang membunuh tuan
Lim apalagi tidak ada bukti yang kuat?” tanya Suho dengan serius meski nadanya
terdengar lemas,
“Tenanglah,
seluruh orang-orangku akan memperjuangkan pembelaanmu di pengadilan besok.”
Hibur Presdir Choi Min sembari mengusap bahu Suho.
>>>
Baek
Hyun yang termanggung diatas balkon kamarnya sejak 2 jam yang lalu melamun atas
kejadian hari ini. jelas saja, ini adalah kesalahan terbesar sampai dipecat
tidak terhormat dalam hidupnya. Baek Hyun terus menatap apa yang ada di
depannya. Tidak mengeluarkan sepatah kata pun dan hanya bermain dengan
pikirannya yang kosong.
Kemudian
ponselnya bergetar di atas ranjang yang tidak jauh darinya, bukan mengambilnya.
Tapi Baek Hyun hanya menatapnya sebentar lalu fokus kembali ke hamparan angin
di balkon. Karena ponselnya bergetar tiada henti maka Baek Hyun dengan malas
menyambar ponselnya.
“Halo
ini siapa?”
#”Saya
Ryu Gak tuan Byun. Maaf saya mengganggu tuan, tapi saya harus menyampaikan
sesuatu.”
“Apa
itu?” balas Baek Hyun datar.
#”Baru
saja tuan presdir Suho mendapat tuduhan pembunuhan dan besok adalah sidang
pertamanya di pengadilan Negara.”
“Apa?!
Bagaimana bisa itu terjadi?? Siapa yang kejam melakukan ini?!”
#”Ceritanya
panjang tuan Byun, tapi yang pasti saya wajib mencari segalanya untuk bukti
pembelaan besok. Apakah tuan Byun mau membantu saya?”
“Em…”
#”Saya
mohon tuan Byun, maafkan saja sebentar untuk menolong presdir. Saya tau tuan
Byun masih sakit hati atas pemecatan tadi pagi tapi ini menyangkut nyawa orang
yang tidak tau apa-apa. jika besok pembelaan tidak diterima oleh ketua hakim.
Dipastikan presdir ditembak mati di lapangan kemiliteran Korea.”
Sedikit
berpikit panjang, mengkhayalkan jika seandainya dirinya menjadi Ryu Gak. Pastilah
seorang tangan kanan itu setengah mati mencari bukti agar majikannya selama.
Membayangkan jika posisinya berada di Suho, pasti keadaannya ketakutan dan
bingung mengingat seperti kata Ryu Gak tadi. Presdir tidak tau apa-apa soal
itu.
“Baiklah,
mari kita lakukan.”
>>>
“Oh
tuan Ryu, untuk apa kita ke pemakaman ini? apa kita memohon petunjuk pada, batu
nisan?” tanya Baek Hyun setelah mereka berhenti di sebuah pemakaman umum.
Ryu Gak
terkekeh singkat sambil berjalan, Baek Hyun pun mengikutinya. “Tidak tuan Byun,
justru kita mencari petunjuk. Saya mendapat kabar bahwa orang yang membunuh
direktur Lim itu dimakamkan disini.”
“Oo…jadi
yang membunuh juga ikut mati.”
“Ya
begitulah tuan, tapi beberapa polisi mengatakan kalau sebenarnya pembunuh itu
sengaja di tembak oleh orang asing saat polisi memborgolnya dan hendak
membawanya ke mobil.” Belum sempat Baek Hyun hendak menanggapi, Ryu Gak
berhenti mendadak. “Itu makamnya, sepertinya namja itu mengenalnya.” Ryu Gak
cepat-cepat menghampiri namja tersebut, Baek Hyun pun setia mengikutinya.
“Mianhamnida,
apakah kau mengenal makam ini?” tanya Ryu Gak memulainya dengan lembut.
Tampak
jelas namja seumuran Baek Hyun itu mengalami kesedihan mendalam. “Ya…aku
mengenalnya sangat…karena dia eomma-ku…lalu, kau siapa…”
Baek
Hyun membulatkan mulutnya dengan terkejut, berbeda dengan Ryu Gak yang
tersenyum simpul.
“Kebetulan
sekali, boleh saya meminta sedikit penjelasan. Apakah kau pernah mengenal
presdir Kim Su Ho,yang nama aslinya Kim Joon Myeon.” Namja itu diam seakan
belum mengerti apa yang dimaksudkan, lalu Ryu Gak mengeluarkan selembar foto
Suho. “Inilah presdir Kim, apa kau pernah melihat ibumu berteman atau bertemu
dengannya?”
“Tidak
sama sekali…bahkan…hiks. Eomma selalu takut bertemu orang penting seperti
presdir.” Jawab namja itu memberi tatapan tajam meskipun matanya lebam karna
kebanyakan menangis.
“Maaf,
maaf, tapi apa kau tau terakhir kali ibumu pergi?”
“Aku harus menghormati eomma.” Balas namja itu
berjalan menjauh dari pusara eommanya. Ryu Gak dan Baek Hyun berusaha
mengikuti. “Aku sudah mencurigainya sejak eomma mendapat uang yang begitu
banyak secara tiba-tiba. Tidak hanya itu, diam-diam eomma sering bertelfonan
dengan laki-laki yang dipanggilnya tuan lah, sajang-nim lah. Ah! Aku kurang
tau. terakhirnya, dia pergi malam hari dengan alasan rapat dengan atasannya di
Busan road. Tapi ternyata dia bohong. Aku mengikutinya dan yang kudapati…dia
menunggu seseorang di lobby hotel Jjang.” Ungkap namja itu dengan kesal dan
sedikit menangis lagi.
“Apa
kau tau siapa atasan ibumu itu?” imbuh Baek Hyun dengan serius.
“Yang
pernah kudengar, namanya Hwang. Aku saja tidak tau kenapa eomma bisa kenal
orang china seperti dia.”
“Seperti
ini kah orangnya?” Ryu Gak menyodorkan sebuah foto,
“Siapa
itu tuan Ryu?” tanya Baek Hyun penasaran.
“Istrinya
direktur Lim, yang kemarin barusan bertunangan.”
“Ya
benar. Bahkan orang ini membuat eomma masuk ke hotel. Aku heran sekali,apa
orang china itu selingkuhan eommaku? Apa itu yang namanya Hwang?” balas namja
itu berang.
“Siapa
namamu anak muda?” ujar Ryu Gak
“Kim
Jong Dae tuan.”
“Tolong
besok datanglah ke pengadilan korea jam 10 pagi.”
>>>
Dua
namja itu terlihat terburu-buru berjalan setelah menapaki sebuah gedung perusahaan
yang sudah tidak asing bagi mereka sebelumnya. Beruntung saat itu keadaan
perusahaan yang lengang membuat aksi mereka terkesan tidak kentara.
“Oya,
aku dengar ruangan pemberian direktur disini awalnya kosong tapi belakangan ini
banyak yang berkata disana ada seorang namja korea. Menurutku itu adalah
manager Sehun.”
Ryu Gak
menoleh terkejut sambil terus berjalan, “Bagaimana tuan Byun bisa tau. jujur
saya juga mendengar itu tapi bukan dari anda.”
“Mari
kita ke ruangan itu, tuan Ryu masih ingat bukan. Ruangan yang pernah ku buka
tapi gagal terus. Kini aku sudah tau cara membukanya.” Baek Hyun memberi
anggukan yakin.
Langkah
kaki mereka yang cepat sudah mengantarkan mereka ke ruangan yang dimaksud.
Benar saja, penjagaan sangat sepi. Saat itulah yang tepat untuk Baek Hyun
langsung memulainya. Seakan sudah cekatan membobol pengaman akses ruangan itu,
Baek Hyun memberikan semprotan sebuah cairan. Lalu sedikit membongkar bagian
sisinya dan menancapkan sebuah kabel yang terhubung antara USB di pengaman dengan
alat persegi yang ditangan Baek Hyun.
“Bagaimana
tuan Byun tau teknik seperti ini? saya benar-benar terkejut pada tuan Byun.”
Baek
Hyun tersenyum simpul. “Tidak sia-sia aku belajar darinya.” Sambil terus
melanjutkan memecahkan kode masuk ruangan itu, “Sudah!” ungkapnya begitu senang
kodenya terpecahkan. “Di arah jam 4 ada 3 orang yang hendak melewati kita.
Sebaiknya kita cepat ke dalam.”
Segera
mereka masuki sebuah ruangan mewah dengan berbagai fasilitas yang sangat
berada. Mulai dari kursi pijat, kamar tidur yang memadai, hingga dapur dan
segala perabotannya yang lengkap. Belum cukup semua benda mati yang membuat
mereka tercengang melihatnya. Mereka juga tercengang, miris namun berlega hati
menatap sosok jakung yang sedang memakan makanannya dengan tidak bersemangat.
“Mm…Mm
manager.”
TBC
Hoaaahh~ akhirnya pinis juga. Eh! Sadis banget dari sekian
Love in Trap selama ini cuman chapter ini yg paling dikitt yya words nya.
8.450 dkit banget yya-_-
Hahaha, duka laranya banyak sampe nghalangin chapter 5
debut. Kethiiaan, cuppcupp yyaa anhak tthayang, avi bkal ngulangi lagi kok.
#plak,splak!
Sekali lagi maaf dah bkin readers menunggu luama, gila yya
dari 4 bulan baru dikeluarin Cuma ini aja. Mian! Trus makasih bnget bwt yg udh
luangin wktu apapun buat mbaca dri awal. Kalo msih kurang bgus hajar aja, mian!
Avi terus berusaha koq, don’t worry. Tetap tinggalin kritikan dn saran hbis
baca FF ini yah. Bisa komen lewat blog (jauh lbh bagus), lewat twit, lwat akun
Fb,sms boleh, bebas bahkan mau koment lewat via Bluetooth juga boleh bangettt…
Nafas segar bagi kalian, bneran nafas segar lloh.
Haha…maksudnya pa’aan(???) Love in Trap akan berakhir di chapter slanjutnya
okeh!... jadi…
Coming soon, please waiting and be patient.
Gamsahamnidaaaaaaaaa :-*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar