Rabu, 04 Maret 2015

FF INFINITE STRAIGHT - ATTRACTED TO YOU (Part 1)


*THIS IS FF LAMA YG BARU DIPOSTING* HERE WERE GO*CHECK THIS OUT

Author : @Shin_MR
Tittle : Attracted To You
Genre : Romance, School Life, Drama Musical
Length : TWO SHOT
Main Cast : LEE SUNG YEOL  --  PARK SEO JIN (OC)  --  JANG DONG WOO
This story I show for special day Sung Yeol Birthday on 27th August…and of course you too…


Sung Yeol POV

Setahun ini semakin hampa bagiku. Selama itu juga, belum pernah aku mencoba membuka hatiku baik namja apalagi yeoja sekali pun. Aku menjalani hari-hariku di sekolah layaknya mayat hidup. Dengan over faceku keluar masuk menghadapi duniaku. Sekali lagi hampa.

Aku rindu dengan kenyamanan dan kehangatan, tapi ingatlah. Aku takkan mendapatkannya karena sesuatu hal. Hal itu adalah janjiku pada diriku sendiri. selepas dari putusnya hubunganku dengan Myungsoo yang ke Prancis.

Baik, sebutlah aku gay. Percayalah saat itu aku tertutup. Aku tidak bisa romantis kecuali lewat sebuah masakan. Maka dialah yang menjadi kekasihku. Saat itu masa terindahku yang ku dapat. hubungan yang penuh rintangan, dilewati dengan tegar selama 2 tahun dan kandas sejak setahun yang lalu.

Menyedihkan memang. Parahnya lagi, satu pun yeoja teman sekolahku yang meneriaki kagum namaku. Diantaranya tidak bisa menyeret pandanganku untuk jatuh cinta pada mereka. Ah, minimal mengagumi salah satunya, aku sudah bersyukur bila seseorang telah membuatku move on seperti demikian.
.
.
.
Author POV

Murid-murid di kelas 2-3 SMU Jong Woo Lim berhamburan kembali ke bangkunya masing-masing ketika seorang sonsaeng-nim masuk ke kelas mereka. Diikuti dengan seorang yeoja yang sepertinya belum mereka kenal sebelumnya.

“Annyeonghasiminika murid-murid. Perhatikan baik-baik orang yang akan bicara didepan kelas kalian.” Ucap sonsaeng-nim yang direspon seluruh murid penuh tanya dan berbisik siapa yeoja itu.

“Annyeonghaseoyo, Park Seo Jin-imnida.” Yeoja cantik berambut cokelat kemerahan itu menunduk hormat pada mereka.

“Silahkan duduk dibangku kosong sebelah sana Seo Jin-hakseng.”

“Nde.” Seo Jin melangkah santai menuju bangku nomor 3 dari belakang tepat disebelah siswa berambut agak pirang panjang. “Annyeong…”

“Nado.” Siswa itu mengedipkan sebelah matanya pada siswi itu, membuat Seo Jin langsung duduk menunduk dibangku itu.

Dan, siswa satunya berambut hitam yang agak panjang disamping bangku siswi baru itu melirik khawatir yeoja itu.
.
.
Ketika suasana kelas sedang tenang mengerjakan tugas dari sonsaengnimnya, sementara sonsaengnim itu kebetulan tidak ada dikelas karena izin ke kamar mandi pada murid-muridnya.

“Kenapa soal seperti ini aku lupa…” keluh Seo Jin pada dirinya sendiri, tanpa sadar pensil yang ia gunakan tadi telah jatuh dan menggelinding ke bangku tetangga kanannya. Dikaki seorang namja pula. Ia mencoba terus melambaikan tangannya ke namja itu.

Namja itu menoleh kepadanya, awalnya menatap dirinya penuh makna. Seo Jin pasti tak mengerti apa arti tatapan itu. hingga mata mereka saling bertemu dalam pandangan yang memakan detik tidak sedikit.

Lalu namja itu menatap ujung sepatu kirinya, melihat ada pensil di dekatnya. Lantas namja itu memungutnya dan memberikan pada Seo Jin tanpa bicara sekata pun.

“Gomawoseumnida… tapi aku tak tahu namamu.”

Namja berambut hitam itu cepat-cepat menuliskan sesuatu di kertas buram milik Seo Jin, dengan huruf hangul yang bertuliskan “Lee Sung Yeol”. Namja itu malah menghapus namanya di kertas buramnya. Kembali berkonsentrasi mengerjakan tugas masing-masing.

Siapa kau sebenarnya Park Seo Jin


Kau, membuat hatiku, Lee Sung Yeol berdebar…


Kemudian aku bertemu mata denganmu
Aku dengan segera memalingkan kepalaku dan menatap kakiku
Kemudian aku perlahan melihat ke atas
Mataku melebar ,bibirku perlahan terbuka
Hatiku terngiang ditelingaku
60 detik cukup untuk cerita ini
Kau telah memasuki hatiku
Aku tidak ragu bahwa kau telah mengambil hatiku di waktu yang tidak terlalu pendek ini
Kau adalah orang yang seperti itu, sebuah cerita yang cukup untukku
Aku tidak butuh alasan
Kau membuat hatiku berdebar dan kau membuatku menemukan yang pertama kalinya
[Kim Sung Gyu – 60 Second]
.
.
Saat itu Seo Jin akhirnya mau beranjak dari bangkunya dijam istirahat ini. niatnya bukan ke kantin, niatnya hanya ingin pura-pura mencoba senyaman apa kamar mandi disekolah barunya ini.

“Park Seo Jin-ssi…” panggil seorang murid laki-laki dibelakangnya.

Ujung jarinya gemetaran memilin ujung roknya. Sedikit ragu karena takut salah berbalik, ia akhirnya memutar badannya, “Ada yang memanggilku?” betapa terkejutnya bahwa murid yang memanggilnya itu adalah murid yang mengedipkan matanya saat ia duduk dibangkunya tadi.

“Mau ke kantin bersamaku? Akan ku traktir hari ini.” tawar namja yang berbakat dalam rapper.

Park Seo Jin hanya diam saja, nampaknya masih asing dengan namja itu. sementara namja itu melihatnya dengan bingung.

“Hahaha, mianhae. Aku Jang Dong Woo. Kau mau kan?”

Seo Jin tertawa kecil, “Geure Dong Woo-ssi…”

Lalu Dong Woo mengulurkan tangannya untuk bergandengan namun Seo Jin hanya diam meragu dan membalas dengan gandengan jari kelingkingnya, lagi-lagi Dong Woo tertawa pelan. “Aku lupa kalau aku masih asing bagimu. Kajja.”

Sepasang mata tengah mengamati yeoja dan teman lamanya, Dong Woo. Lalu bibirnya kini tersenyum tipis “Tampaknya kau tak bahagia dengan temanku.” Lirihnya sendiri dan masih tersenyum, kemudian kembali berjalan-jalan sambil bersenandung gaya rapp-nya.
.
.
“Sung Yeol-ah hari ini nampak berwarna sekali.”

Ucapan Dong Woo membuat Sung Yeol yang dari tadi diam menunggu bis kini menoleh, “Jinjjayo? Warna apa?”

“Ck, malah ditanya warna. Yang jelas berwarna-warni.”

Sung Yeol tertawa kecil, “Tidak biasanya kau sensitif padaku.”

Dong Woo tidak terima “Aish, apa katamu…” lalu ia menepuk bahu Sung Yeol, “Harusnya kau bertanya ada apa atau kenapa dengan hari yang ku sebut nampak berwarna sekali Sung Yeol-ah.”

Lagi-lagi Sung Yeol tertawa kecil, “Geurae, kau kira aku tidak tahu itu Dong Woo-ah. Karena sudah kau sebut apa yang mau ku tanyakan. Sekarang jawablah.”

“ck…” lagi-lagi Dong Woo berdecak, “Anak baru itu, kau tahu kan Park Seo Jin. Dia membuatku tertarik.” Karena dia  melihat temannya tidak antusias mendengarkannya betul-betul maka Dong Woo sekali lagi menepuk bahunya. “Hya! Kau bukan pendengar yang baik.”

“Baru saja kau menyebut namanya, dia ada disana.” Katanya penuh senyum makna.

Yeoja yang mereka maksud itu sedang sibuk melihat kiri-kanannya untuk menyebrang ke arah mereka. Kedua namja itu terus memandangi yeoja itu. tidak ada yang tahu pikiran masing-masing diantara mereka tentang ambisinya pada yeoja yang dipanggil Seo Jin.

Ya…Seo Jin itu sudah berhasil setengah jalan menyebrangi tujuannya. Yeoja itu tersenyum ke arah mereka. Entah ke Dong Woo maupun ke Sung Yeol, tidak peduli yang penting dua namja itu membalas senyum mereka dan begitu yeoja itu ada didepan mereka.

Seo Jin berteriak setengah ketakutan dan jatuh, jatuh kemana? Sebenarnya dia akan jatuh tapi sudah ditangkap oleh kedua lengan panjang milik Sung Yeol.

“Seo Jin-ssi gwenchana?” ucap Sung Yeol dan Dong Woo tidak sengaja bersamaan.

Seo Jin melirik tangan yang masih menangkap tubuhnya, dengan cepat ia segera berdiri tegak. “Ne, gwenchana. Cweogsohamnida, gomawosumnida.”

“Geurae…” jawab Dong Woo

Sung Yeol yang menyadari kalau Dong Woo malah yang menjawab hanya memandang datar temannya itu, “Apa kau juga menunggu bis?” tanya Sung Yeol pada Seo Jin.

Seo Jin menoleh dengan pandangan matanya yang polos, “Iya, apa kau juga?”

“Jurusan mana? Pakai bis warna apa?” sela Dong Woo disaat Sung Yeol sudah hendak menjawab.

“Tidak jauh dari sini, aku memakai bis warna kuning hitam.”

“Hati-hati dengan bis itu. Usahakan kau duduk sendirian apalagi kau…yeoja yang cantik.”

“Seo Jin-ssi…Dong Woo-ah…sepertinya bis yang kutunggu tidak kunjung datang. Jadi aku harus jalan ke ujung perempatan. Aku pergi dulu.” Pamit Sung Yeol yang sebenarnya…punya alasan lain dalam hatinya.

“Oh iya.” Angguk Dong Woo dengan jawaban singkatnya.

“Sung Yeol-ssi…” panggil Seo Jin sebelum punggung Sung Yeol menjauh dari pandangannya.

“Ne?” Sung Yeol berbalik.

“Terima kasih dan, berhati-hatilah dijalan. Terkadang kerikil bisa membuatmu celaka. Annyeong.” Kata Seo Jin dengan senyum yang sedikit menunduk melihat ujung sepatu Sung Yeol.

Sung Yeol tersenyum, “Hm, gomawosumnida…”

Seo Jin mengembang senyum manisnya nan lebar sembari melambaikan tangannya penuh semangat menyambut kepergian Sung Yeol. Sementara Sung Yeol terus berjalan sambil menundukkan kepalanya. Memikirkan betapa…tertekannya perasaan yang dirasakannya.

Semakin lama senyum mu itu berubah maut bagiku
Ketika seorang pesaing datang merebutmu dihari itu
Dengan beberapa kesesakan ini
Untuk sementara langkahku akan terhenti mendekatimu
[Shin_MR – Attracted To You]
.
.
.
Dipagi hari, SMU Jong Woo Lim ramai membicarakan sebuah kompetisi yang menghebohkan para murid didalam sekolah itu. sementara Dong Woo, Seo Jin, bersama Sung Yeol tengah berkumpul membicarakannya di cafe sekolah mereka.

“Apa tahun sebelumnya sekolah ini mengadakan kompetisi seperti ini?” tanya Seo Jin membuka percakapan mereka.

“Belum pernah, mungkin ini adalah tahun pertama kompetisi diadakan.” Jawab Sung Yeol sambil menyeruput cerry tea-nya.

Seo Jin mengangguk “Apa kalian berdua akan ikut? aku juga ingin ikut kompetisi itu…”

Sung Yeol dan Dong Woo saling bertatapan. Sebenarnya, kompetisi seperti ini membuang banyak uang dan…mereka berdua tidak berniat ikut kompetisi itu.

“Jebal...” pintanya dengan senyumnya yang sangat…manis.

“Aku ikut, apa kau mau menjadi cameo-nya?” sahut Dong Woo

“Wah pasti seru jadi cameo. Sung Yeol-ssi, kau juga ikut kan?” tanyanya dengan antusias lebih mendekatkan wajahnya ke Sung Yeol.

Sung Yeol reflek “E…iya…iya…aku…akan ikut kompetisi itu.” tangan Sung Yeol yang ada diatas meja kini diturunkannya ke paha Sung Yeol.

“Semangat Sung Yeol-ah.” kata Dong Woo

“Apa kau baik-baik saja Sung Yeol-ssi? Atau kau keberatan bersaing sehat denganku dan Dong Woo-ssi?” tanya Seo Jin dengan tangannya yang hendak memegang kening Sung Yeol.

Sung Yeol lantas menjauhkan mundur kepalanya “Aku melupakan janjiku mengajarkan rapp pada Kang Yu Soo. Mian” jelas saja ia berbohong. Tanpa basa-basi atau pamit dengan formal, ia meninggalkan dua manusia yang kembali membuatnya sesak.

Ketika ia berjalan disebuah koridor kelas 1, ia terhenti pada sebuah selebaran yang ditempelkan di dinding pengumuman koridor itu. ‘The Competition Making Video Cover Boy Group Infinite  a tittle Inception’ (Kompetisi membuat video klip cover boy grup Infinite yang berjudul Inception). “Andai saja aku mendapatkanmu lebih dulu Seo Jin-ah.” Lirihnya sendiri. lalu memandangi langit-langit koridor itu, “Aku yakin dengan keajaiban”
.
.
“Seo Jin-ah, pulang bersamaku. kajja?” ajak Dong Woo begitu bel pulang berbunyi.

Seo Jin selagi membereskan buku-bukunya ke dalam tas sedikit memikirkan sesuatu “Eum~ mianhae, aku bisa pulang sendiri.”

“Seo Jin-ah, ini perintah. Bukan pilihan atau ajakan. Jeball, pulanglah bersamaku. kuantar sampai rumah.”

“Ani…mianhae Dong Woo-ssi aku tidak bisa bersamamu.”

Dong Woo segera duduk di samping Seo Jin “Waeyo? Apa aku masih asing untukmu?”

“Bukan seperti itu, aku benar-benar ingin pulang sendiri. ku mohon jangan memaksaku.”

Dong Woo kecewa, meskipun demikian. Ia tak mungkin tega menyeret yeoja ini untuk pulang bersamanya meski konsekuensinya. Kejutan yang sudah disiapkannya kemarin malam akan gagal dihari ini. Dengan hati yang sabar, Dong Woo mengusap puncak kepala yeoja itu. “Baiklah, mungkin bisa lain kali.”

Seo Jin berdiri dan menunduk “Sekali lagi maafkan aku. Aku tidak bermaksud men__”

Chup~

Dong Woo tersenyum setelah ia berhasil mencium pipi Seo Jin “Tidak masalah. Ayo pulang. Ku antar sampai gerbang.” Tanpa aba-aba Dong Woo merangkul bahu Seo Jin dan mengajaknya cepat melangkah.

“Dong Woo-ssi gomawo. Sampai disini saja, aku harus buru-buru.” Pinta Seo Jin menahan langkah kaki mereka.

“Bye~” Dong Woo dengan cerianya melambaikan tangannya ke Seo Jin meskipun yeoja itu tidak membalas lambaiannya apalagi melihatnya lambaiannya karena Seo Jin telah berlari tergesa-gesa meninggalkannya.

Sebenarnya tidak ada yang tahu bahwa yeoja ini tengah tergesa mencari seseorang. Seo Jin berlari mengintari halaman sekolah, orang yang dicarinya itu tidak ada. Kemudian ia menyebrang menuju halte, dibangku itu tidak ada. Ia berlari lagi meneliti jalanan yang tak jauh dari halte depan sekolahnya itu sampai akhirnya ia merasakan lelah pada kakinya membuatnya ia ingin duduk dihalte.

Perasaan kecewa sudah mengusai hatinya, Seo Jin berdecak kesal “ck,gagal lagi gagal la__”

“Mencari siapa?” dan ketika wajah Seo Jin terangkat, sosok yang Seo Jin kenal itu telah duduk disampingnya dengan raut tanpa ekspresi.

Seo Jin merasa tak percaya saat Sung Yeol, orang yang membuat langkahnya tergesa itu ada didepan matanya. Mata Seo Jin pun tak berkedip menatap Sung Yeol nyata belum pulang. Dan akhirnya Seo Jin mengakhiri tatapan dengan kedipannya

“Aku mencarimu…” jawabnya dengan suara lembut.

“Untuk apa mencariku? Bukankah kau harus pulang bersama Dong Woo.” Tanya Sung Yeol masih dengan raut tanpa ekspresi.

“Aku menolaknya, maka dari itu aku mencarimu ingin membicarakan soal kompetisi itu.”

“Apa yang bisa ku bantu?” dan barulah Sung Yeol bertanya dengan senyum tulusnya.

Seo Jin juga tak kalah tersenyum tulus pada Sung Yeol “Karena aku adalah siswa pindahan dari jepang yang belum kenal banyak tentang korea maka bisa tolong bantu bernyanyi lagu___”

…buranhan neoui pyojeong
Museum saenggageul haneunji ilgeul su isseo
Algeot gata~…

“Lagu apa ini? Terdengar hebat ditelingaku.” Sambung Seo Jin sempat terputus setelah terpaku mendengar beberapa baris dari lagu itu. lagu itu terdengar saat salah satu siswa yang ikut menunggu di halte bis bersama mereka tiba-tiba saja memutar MP3-nya dengan keras.

Sung Yeol tersenyum gemas “Itulah yang kau cari, Infinite - inception.”

“Huh? Benarkah?” tanya Seo Jin tak percaya dengan senyumnya merekah lebar.

…Geu nugu mworadeon amu sanggwan eobseo~
I sanghwang ttawiga
Hambueo neol ikkeulji motage
Geu maemman jikyeo Yeogiseo tto nohchyeo beorimyeon
Huhoe hal tenikka~ Doragal nanikka~
Ije urineun sijagha giman hamyeon deoneun geol…

“Ini waktu repeatnya ,kan? Michosseo…ini hebat, ku yakin punya makna mendalam. Apa kau tahu Sung Yeol?” ungkap Seo Jin sambil  telinganya terus antusias mendengarkan lanjutan baris lagu selanjutnya.

“Tentu, semua ada disini.” Sung Yeol memamerkan binder berwarna hijau pupus miliknya. Dan itu membuat Seo Jin terus mengembangkan senyum cerianya pada Sung Yeol.

Sudah ku katakan sebelumnya akan waktu ini
Dalam waktu ini keajaiban yang menakjubkan akan dimulai
Aku ingat disaat waktu itu kau membuat kesesakan didalam sini
Sungguh sesak, langkahku pudar mendekatimu
Bagaimanakah seseorang dapat menahan kegilaan ku pada wanita ini
Tidak akan dan tidak pernah
Aku berjanji tidak akan peduli kepada seseorang yang ingin menghalangiku
Untukmu hai wanitaku, aku bersamamu
[Shin_MR – Attracted To You]
.
.
.
Seo Jin memasuki lorong sekolahnya dihari yang baru. Langkahnya sedikit berat karena ia sedang memikirkan sesuatu, yang pastinya sesuatu itu bukan tentang insiden Dong Woo mencium pipinya. Melainkan ketika ia kelelahan mencari Sung Yeol, apa namja tampan itu melihatnya berlari?

“Seo Jin-ah…” panggil seorang siswa dari lorong samping kirinya.

“Ah, Dong Woo…” balas Seo Jin tersenyum seperti biasanya.

“Langkahmu terlihat lesu, kau baik-baik saja?” Dong Woo mendaratkan punggung tangannya di kening Seo Jin.

Seo Jin menepis tangan Dong Woo “Ne”

“Mau ke kelas bersamaku Seo Jin-ah?” Dong Woo mencondongkan lengahnya yang siap digamit Seo Jin.

Dalam hati Seo Jin tidak mau berjalan bersama namja ini karena ia mengkhawatirkan Dong Woo  sudah menganggap statusnya sebagai kekasih namja ini mengingat ia tidak memarahi Dong Woo saat namja ini telah mencium pipinya.

Kemudian Seo Jin melihat sosok Sung Yeol melewati tempatnya ia berdiri. Tanpa pikir panjang, Seo Jin akan mengalihkannya ke Sung Yeol “Sung Yeol-ah!” panggilnya agak keras.

Sung Yeol menoleh ke belakang dengan tatapan kaget yang tidak percaya jika benar Seo Jin-lah yang memanggilnya dengan sebutan itu sementara Dong Woo menatap Seo Jin miris.

Seo Jin tersenyum garing  “Sung Yeol oppa” panggilnya sekali lagi sembari menghampiri Sung Yeol yang terhenti.

“Hya, boleh aku ikut denganmu  ke kelas?” tanya Seo Jin lebih mengeraskan suaranya agar Dong Woo mendengar penolakannya secara halus.

“Ng…tapi aku__” jawab Sung Yeol terputus

“Ah, gomawo” jawabnya penuh senyum kepuasan yang dengan sengaja Seo Jin menoleh sedikit ke Dong Woo agar terlihat semakin jelas penolakannya itu. apalagi sekarang Seo Jin menggapitkan sendiri lengannya ke Sung Yeol tanpa disuruh.

Tanpa diketahui, didalam sana Sung Yeol mati-matian meredamkan degupan jantung yang hebat akibat kebahagiannya dengan Seo Jin. Meskipun, yeoja cantik ini takkan tahu perasaan cinta kepadanya. “Belum saatnya” ungkap Sung Yeol dalam hati.

“Kenapa kau tidak bilang jika ingin ke toilet.” rutuk Seo Jin ketika langkah mereka diakhiri Sung Yeol didepan toilet pria.

“Mianhae, habisnya kau tidak mau mendengarkanku. Bahkan kau memotong kalimatku.” Balas Sung Yeol lalu berjalan memasuki lorong toilet “Lain kali dengarkan aku.” Baru beberapa detik ia melangkah, Sung Yeol berbalik mundur “Nah, tunggu disini jika kau ingin masuk kelas bersamaku.”

Seo Jin merutuk kesal “Menyebalkan sekali dari biasanya. Apa jangan-jangan dia sedang pe-em-es ya…?”pikir Seo Jin dengan anehnya hingga tanpa sadar ia tertawa sendiri membayangkan bagaimana seorang pria seperti Sung Yeol mendapatkan pe-em-es seperti dirinya.

Sung Yeol yang sudah selesai tiba-tiba mendehem dibelakang punggung Seo Jin. Seo Jin menghentikan tawanya dan berbalik menatap sejenak Sung Yeol. Pikirannya membayangkan keanehan itu lagi membuat ia kembali tertawa lagi.

“Hya! Kau ini kenapa?” tanya Sung Yeol dengan khawatir tapi Seo Jin tidak merespon ucapannya selain, terus tertawa geli.

“Hah…sekarang kau pintar menertawakanku kan.” lagi-lagi Seo Jin terus membalasnya dengan tertawa geli seperti itu.

“Seo Jin-ssi.” Panggil Sung Yeol sembari memegang kedua bahu Seo Jin

“Huh?” Seo Jin menghentikan tawanya, ia mengerjap-ngerjapkan matanya melihat Sung Yeol seperti ini didepannya. Apakah dia akan menciumku, pikir Seo Jin dalam hati. Sung Yeol juga terus menatap mata Seo Jin seakan-akan memberi perintah, Seo Jin menanggapi anggukan tatapan Sung Yeol padanya.

“Hya,kau ini kenapa? Sekarang…kau pintar menertawakanku kan. Seo Jin-ssi, apa yang kau tertawakan dariku?” tanya beruntun Sung Yeol dengan nada polosnya.

Lagi-lagi Seo Jin mengerjap-ngerjapkan matanya “Aku…membayangkanmu jika…” Seo Jin menjeda “..itulah yang membuatku tertawa apalagi melihatmu…”

(Tik Tuk Tik Tuk) Sung Yeol yang mendengarnya bingung “Kenapa aku tidak mengerti bahasamu yah? Padahal kau manusia, sama sepertiku.”

Seo Jin menggaruk kepalanya dan tertawa hambar.

“Bisakah kau berjalan sekarang? 30 detik lagi sonsaeng-nim akan datang.”

“Mwo!” Seo Jin terbelalak dan segera berlari tunggang langgang mengejar Sung Yeol yang cukup jauh darinya. Lebih tepatnya sudah sampai pada koridor kedua setelah toilet itu.
.
.
Scene berganti menuju suasana detik-detik mereka akan memasuki kelas dengan tepat waktu. Sung Yeol terus menertawakan Seo Jin karena tidak tahan dengan ekspresi dan keluhannya yang kelelahan mengejar Sung Yeol berkali-kali.

Seo Jin memukul lengan Sung Yeol selagi mereka berjalan“Tidak berperikemanusiaan! Neo ppaboya…neo ppaboya!!” Seo Jin terus memukul lengan Sung Yeol

Sung Yeol tertawa “Hya hya! Kau mau lenganku memar huh?” Sung Yeol yang tidak mau kalah juga memukul lengan Seo Jin, hanya saja tidak sekeras pukulan Seo Jin pastinya.

“Jahat! Jahat! Jahat! Kau tega meninggalkanku!” Seo Jin tetap memukul lengan Sung Yeol

GREP~

Sung Yeol mengcekram pergelangan tangan Seo Jin dan memberinya tatapan sinis “Memang lucu bagiku tapi ku mohon hentikan…”

Seo Jin tersenyum licik pada namja itu, “Ppabo, jahat.” Seo Jin menjitaknya sembari tertawa lepas. Lalu ia berlari mendahului memasuki kelas yang tinggal 5 langkah lagi.

Sung Yeol tersenyum remeh “Hati dan nyawamu melayang Seo Jin-ssi!!” Sung Yeol mengejar yeoja itu namun.

Tiba-tiba didepan pintu Seo Jin berhenti berlari. Sung Yeol menatap keadaan apa didepan Seo Jin dengan penuh tanya. Ia segera mendekati Seo Jin dan, Dong Woo yang berdiri menghalangi pintu kelas.

“Seo Jin-ah, kau pengkhianat.” Ucap Dong Woo tepat didepan wajah Seo Jin.

Seo Jin menatap sepatunya, tangan yang ada dibalik punggungnya itu sedang mengepal kuat. Sung Yeol yang dibelakangnya menyadari kepalan tangan itu. kepalan tangan yang belum pernah dilihat Sung Yeol sebelumnya.

“Kau mempermainkanku, harusnya kau meresponku setelah ku cium waktu itu.” tegas Dong Woo berkata tepat ditelinga Seo Jin agar yang lainnya tidak mengetahui pembicaraannya. Kecuali satu, orang yang ada dibelakang Seo Jin.

Sung Yeol merasakan hatinya ditusuk oleh panah kebencian. Ia berusaha mengatur mimiknya agar tidak terlihat suasana yang tengah terjadi dalam perasaannya. Yang bisa ia lakukan sekarang adalah, pura-pura tidak terjadi apa-apa didepannya sekarang.

“Omong kosong.” Seru Seo Jin sinis seraya berjalan menjauh dengan kesalnya, sementara Sung Yeol tidak mengikutinya. Sung Yeol masih diam didepan pintu kelas yang dekat dengan Dong Woo.

“Jangan lupakan kau yang terikat jadi cameoku dalam kompetisi itu.” cibir Dong Woo sontak membuat seluruh kelas yang didominasi murid laki-laki ternganga mendengarnya, apalagi Seo Jin sendiri merasa harga dirinya sudah terinjak Dong Woo.

Bayangkan saja betapa malunya dirinya, baru beberapa hari menjadi siswi dikelas ini. ia sudah mendapatkan cibiran sememalukan ini. Mau dibawa kemana image seorang Park Seo Jin yang sudah dikenal baik dan lugu oleh beberapa siswa lainnya. Ia tidak tahu, ia tidak tahu.

Tanpa menoleh ke belakang lagi, Seo Jin dengan kesalnya melangkah menuju bangkunya. Sementara Dong Woo tersenyum remeh memandangi Seo Jin dari belakang. “Mudah lembek”

Seakan Sung Yeol tahu bagaimana perasaan Seo Jin setelah dipermalukan Dong Woo di depan kelas. Sung Yeol memberikan tatapan tajam pada namja kurang ajar itu “Jika kau merasa menjadi namja, harusnya kau tidak menyakitinya!”

“Kau hanya balita yang tidak tahu apa-apa Sung Yeol-ah…” balas Dong Woo kemudian berlalu menuju bangkunya sendiri.

Sebenarnya Sung Yeol berniat ingin cepat memukul atau minimal menampar Dong Woo saat itu juga akan tetapi karena ia melihat bayangan sonsaengnim di dekat kakinya. Maka Sung Yeol bergegas pula duduk dibangkunya.

Sonsaengnim sudah duduk dan memberi salam pembuka mengawali pelajarannya tapi Sung Yeol enggan menggubris sekata pun. Ia mengkhawatirkan suasana hati orang yang dikaguminya itu. Ia tengok bangku Seo Jin yang ada di baris belakangnya sebelah kiri. Wajahnya penuh kecewa, kepalanya masih menunduk, kemudian Sung Yeol beralih melihat paha yeoja itu. kedua tangan yeoja itu mengepal diatas pahanya.

Kasihan, perasaan Sung Yeol merasa terpanggil untuk menghibur yeoja itu. kebetulan disaat bersamaan, sonsaengnim izin mengambil kertas ujiannya yang tertinggal di ruangan guru. Saat itu juga Sung Yeol memiliki inisiatif untuk mengirim SMS ke Seo Jin.

Seo Jin-ssi, coba lihat ke bangku ku…
-Sung Yeol-

Seo Jin tersenyum menerima SMS dari Sung Yeol. Seo Jin mengetik keypadnya untuk membalasinya.
Baiklah
-Seo Jin-

Drrrrtt… Sung Yeol menerima balasannya. Dengan siapnya ia akan mengeluarkan jurus andalannya yang sudah ditunggu-tunggu untuk menghibur Seo Jin. Sung Yeol melambaikan good bye pada yeoja cantik itu. Seo Jin bingung menatapnya.

Kemudian Sung Yeol menunjuk ke dirinya sendiri, lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Saat dibuka, Sung Yeol ternyata memperagakan wajahnya seperti burung gagak beserta suaranya juga. Seisi kelas ada yang bingung dan tertawa kecil, tapi bukan itu tujuan Sung Yeol, tujuannya itu Seo Jin. Sung Yeol tersenyum puas ketika dengan lucunya Seo Jin tertawa karenanya.

Tidak hanya itu jurus andalan Sung Yeol menghibur seorang yeoja. Lagi-lagi Sung Yeol menunjuk ke dirinya sendiri dengan maksud agar Seo Jin melihat aksinya lagi. Dan…Sung Yeol mengeluarkan pose aegyonya dengan menggigit bibir bawahnya dan dua peace dari jari-jari tangannya. Seo Jin kembali tertawa sambil menutupi tawanya.

Tiba-tiba sonsaengnim telah datang, tak lupa Seo Jin cepat mengatakan ‘gomawo’ tanpa suara pada Sung Yeol dan tersenyum ceria. Sung Yeol mengangkat alis dan tersenyum pula, ia mengakhirinya dengan hormat penutup layaknya artis setelah perfomnya.

Sung Yeol sempat melirik ke arah Dong Woo, namja itu tampak kesal melihat ia berhasil membuat Seo Jin tersenyum. Tapi Sung Yeol pura-pura tidak tahu saat Dong Woo juga melirik ke arahnya.
.
.
Sung Yeol dan Seo Jin berjalan beriringan mengakhiri hari mereka di sekolah. Keduanya saling merona bahagia karena disaat tadi sonsaengnim mengumumkan mereka sebagai juara kelas untuk pelajaran sejarah.

Tiba-tiba dari belakang, Dongwoo hadir ditengah-tengah mereka dan menarik langsung tangan Seo Jin “Kita perlu bicara.”

Seo Jin berdecak kesal “Ck! Kenapa lagi?”

Sementara Sung Yeol mencoba sedikit menjauh dari DongWoo dan Seo Jin untuk mendekati kerumunan murid yang menonton masalah kedua temannya itu. “Bisakah kalian pulang? Ku mohon.” Pinta Sung Yeol pada mereka dengan nada lembut. Akhirnya kerumunan itu mau menuruti juga.

“Jangan sampai kau dengannya merusak pemandanganku, dan juga jangan menghindar dari kontrakmu dalam MVku. Mengerti?” tatap Dong Woo mematikan.

Seo Jin balas menatap membunuh “Kalau begitu, jangan melihatku. Masih banyak yeoja didunia ini. Dan…katamu kau adalah pemikat wanita. Bukankah tidak sulit tinggal memilih saja.hm?” balasnya meledek namja didepannya itu.

Dong Woo berbalik membelakanginya, tangannya pun juga mengepal kuat seakan tidak mampu mengelak perkataan Seo Jin itu. Seo Jin malah tertawa remeh melihat kepalan itu.

“Tidak bisa membalas?Cih, pengecut.” Remeh Seo Jin sekali lagi sambil melipat tangannya diatas dada.

Dong Woo menatap Seo Jin dan langit-langit dengan kesalnya. Seakan ingin berlaku kasar pada Seo Jin tapi ia tidak ingin merusak citranya yang mencintai wanita. Entah apa yang ia tulis diponselnya. Ia langsung memasukkan lagi ponselnya.

“Mau tidak mau besok malam kau harus syuting secara professional. Kau ditunggu para kru di lantai teratas gedung JSW.” Dong Woo melangkah pulang sambil melambaikan tangannya.

Seo Jin membulatkan lebar matanya, emosinya memuncak”APA? Aku tidak mau.”

Dong Woo berhenti sejenak dengan senyum penuh makna, “Sudah kontrak, kalau tidak mau. Tinggal membayar denda sesuai yang ku minta.”

Setelah Dong Woo pergi jauh darinya. Seo Jin baru meluapkan hebat perasaan kesalnya pada Dong Woo. Ia menangis dan Sung Yeol yang tetap menunggunya juga ikut menyeka air matanya. “Sabar ya Seo Jin-ah. Aku akan membantumu.” Kata Sung Yeol sambil meraih Seo Jin dalam pelukannya.

“Aku harus bagaimana? Ini bertentangan dengan hatiku Sung Yeol-ah.” Seo Jin semakin memperdalam ke dalam pelukan itu.

Sung Yeol terus berusaha menguatkan yeoja itu, “Cukup tegar dan aku akan membantu sebisaku.” Sung Yeol menghela nafas kecil dan memejamkan mata sejenak, “Aku disini untukmu Seo Jin-ah…”
.
.
Seo Jin-ah, jangan dipikirkan lagi. Pasti aku menemukan jalan keluarnya
-Sung Yeol-

Pesan singkat yang ia kirimkan saat dihari senja perjalannya menuju rumah setelah kepulangannya dari sekolah lalu mengantar Seo Jin sampai rumah. Satu menit kemudian, pesan singkat menggetarkan saku celananya.
Kau mengatakan hal yang sama karena kau peduli padaku
-Seo Jin-

Sung Yeol tidak ingin membalasnya bukan karena besar kepala, tapi menurutnya biar Seo Jin yang menemukan balasannya sendiri. tak lama berselang, tidak sengaja diperjalanannya ia menemukan Dong Woo dan salah satu tetangganya yang sepertinya ia kenal.

“bukannya itu tuan sutradara Miyamoto yang belum terkenal.” Ujar Sung Yeol mengingat-ingat.terlihat juga dari tempatnya, dua orang intaiannya itu seperti melakukan suatu transaksi. Jelas saat Dong Woo dengan yakinnya memberi amplop tebal sepertinya berisi uang yang tidak sedikit. Setelah tuan Miyamoto mengangguk penuh yakin, wajah Dong Woo terlihat sangat senang atas persetujuan tuan Miyamoto itu.

“jangan-jangan tuan itu…” ralat Sung Yeol menebak hubungan transaksi apa yang mereka lakoni seperti itu. terlihat mencurigakan.

Sung Yeol mulai tersenyum cemerlang ketika satu ide muncul dibayangannya. Daripada membuat penasaran langsung tanya saja pada tuan itu. apalagi tidak ada yang harus ditutupi karena rumahnya terletak dibelakang tempat tuan Miyamoto itu berdiri.

“Tuan Miyamoto, selamat malam…” sapa Sung Yeol mendahului.

Miyamoto menengoknya, “Oh, malam juga Sung Yeol. Bagaimana dengan harimu?”

“Lumayan menyenangkan. Em, sepertinya tuan Miyamoto malam ini tampak bahagia…”

Miyamoto membenarkan, “Kau tau saja apa yang kudapatkan. Baru saja aku dapat tawaran lumayan besar dari seorang pemuda kaya. Makanya aku kelihatan bahagia.” Setelah itu Miyamoto meringis malu.

“Tawaran apa itu tuan?” tanya Sung Yeol dengan mimik menggoda.

“Pembuatan MV, katanya dia mengikuti suatu kompetisi disekolahnya.” Miyamoto lalu membereskan amplopnya ke dalam sakunya. “Sudah malam Sung Yeol, sebaiknya tidurlah lebih cepat. Bye~” Miyamoto memberi semangat lewat pukulan kecil dibahu Sung Yeol dan bersiap melangkah pulang.

Sung Yeol memberi anggukan serta senyum mengerti, “Ah tuan Miyamoto!” panggilnya sebelum melangkah jauh “Kelihatannya kau akan mengerjakan MV yang memerlukan pengulangan adegan berkali-kali.benarkah begitu?”

Miyamoto tertawa lalu memandang langit sekali, “Ya. Tebakanmu selalu benar. Kalau kau tidak keberatan, buka saja praktek ramalan. Biar aku yang jadi pelanggan pertama dan setia.” Miyamoto kembali tertawa. Miyamoto pergi dan sempat memberi lambaian tangan meski tubuhnya membelakangi Sung Yeol.

Sung Yeol tersenyum puas sambil melangkah lega menatap langit yang mulai menghitam indah. “Dugaanku ternyata benar.” Ia menghirup udara dengan bibir yang tersenyum lebar. Kemudian lagi-lagi ia menatap langit, diwaktu yang masih terbilang agak sore seperti ini ada satu bintang.

Tapi tunggu… bintang yang dilihatnya beberapa detik kemudian jatuh dari tempatnya. Dengan kedua tangan yang dimasukkan dikedua saku blazer sekolahnya, sambil berjalan ia menutup mata dengan mengucap dalam hati sebuah pengharapan. Semoga ada pertanda baik ditiap harinya




To Be Continued
L *Maaf jika FF author mengecewakan* L
*Keep on next part*
*Keep appreciate*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar