Warning
is Dangerous! Cerita ini mengandung unsure sadis, pertumpahan darah, dan
tindakan criminal yang tidak patut dicontoh dalam kehidupan moral sehari-hari.
Semua dibawah kreatifitas imajinasi penulis. Jika ada tokoh,latar,alur yang
sama itu hanya unsur kebetulan semata yang tidak memiliki maksud untuk
menjiplak karya pihak lain.
Cast
:
Chen/Kim
Jong Dae
Young
Ara as target (OC)
Kris/Wu
Yi Fan
Chanyeol/Park
Chan Yeol
Baekhyun/Byun
Baek Hyun
Xiumin/Kim
Min Seok
Suho/Kim
Jong Myun
Genre
:
Fantasy
Action
Romance
Thriller
Rate
:
PG17
Semua
ini author terinspirasi dari FILM BERSERI yang menjadi favorit author sejak
kecil berjudul RESIDENT EVIL. Namun, semua konsep cerita dan pendukung lainnya
tetap berasal dari ide kreatifitas imajinasi author. Tidak ada yang menjiplak
sisi mana pun.
Happy
reading…
“Harapan satu-satunya hanyalah kekasihmu. Dia bisa
menjadi lawan sebanding dengan Hong Feng dan dia ku harap tidak suka menggigit
yang belum menjadi bagiannya.”
“Master, kita akan bagaimana?”tanya semua ilmuwan dan
asisten yang menunggu perintahnya penuh harapan selamat kepada Kris.
“Tetap lanjut ke padang belakang. Aku tau masih ada
harapan disana untuk kita hidup.”
Semua mempercepat langkahnya,kekasihku didepan sana
masih dirantai dan diborgol kuat diantara tangan kekar bagian keamanan di W
ke-7. Kemudian, listrik tiba-tiba sedikit meredup dan kembali terang. Disaat
bersamaan pula suara menggelegar, mengguncang, seperti ada benda besar yang
terjatuh dari meja. Suara itu berasal dari lorong depan sana.
“Jangan turuti rasa paranoid kalian. Cepat terus
berjalan!”perintah Kris saat gerombolan didepannya melangkah hendak mundur.
“Hyung, bisakah kulakukan sesuatu lain yang mampu
menyelamatkan ‘sisanya’?” tanyaku tegas kepada Kris. “Kita tidak mungkin kan
bergerombolan hanya menggantungkan satu harapan. Masih ada jalan lain
pastinya?”
“Aku tau apa yang kau maksud, tapi kau tidak perlu
melakukannya. Proteksi otak W ke-7 sangat bisa diandalkan.” Jawab Kris hyung
enteng.
“Bagaimana kelanjutan serum sisanya? Jika kita baru
memakai satu, dan satu lagi dicuri ilmuwan Hong Feng. Jadi jelas ada 10 yang
tersisa bukan? Menurutku 9 diantaranya masih bersuhu baik,sisanya pasti itu
yang terkontominasi. Bagaimana jika kesepuluhnya hancur karena kelakuan Hong
Feng yang tak terkontrol ingin cepat keluar dari ruangan. Apa kau tak
menyanyangi serum itu demi masa selanjutnya?”
“Sebenarnya sayang, tapi mungkin lebih baik bukan
kita yang turun tangan.”
“Maksudmu hyung?”tanyaku tak mengerti.
“Otak W ke-7 selalu memiliki agent khusus untuk
membantu kerusakan otaknya, atau kerusakan dalam obyek subyek pengoperasian
otaknya. Maka itu tandanya sekelompok orang lain bisa melakukannya untuk kita.”
“Termasuk orang luar begitu?”
“Ya.”
tak terasa perjalanan ini sudah sampai pada pintu
penghubung padang gersang di laboratorium W ke-7. Kris Hyung membukanya dengan
sidik jari dan memasukkan kode-kode itu. dan aku tau kode apa yang sedang
dipakainya itu.
“Para ilmuwan beserta asisten dan professor yang ku
hormati dari Mexico, Rusia, Prancis, Amerika Latin, Cekoslovia, dan Singapore
yang masih tersisa disini. Saya jelaskan, di sisi arah kanan kita, akan ada
sebuah gubuk yang memiliki sumur dibelakangnya. Sumur itu adalah markas
perlindungan tersembunyi yang menjadi fasilitas keselamatan dari W ke-7. Cukup
luas, dan didalamnya juga mampu terhubungkan dengan ruang bawah tanah yang
langsung tembus ke lorong menuju pusat kota Seoul.”jelas hyung kepada
gerombolan ini.
Semua berbondong-bondong masuk ke dalam sumur yang
didalamnya sudah tersedia tangga. Diikuti dengan system penerangan otomatis
saat ada manusia yang memasukinya. Kedalaman sumur itu cukup jauh, sekiar 8-10
meter menurutku.
“Lepas dan tinggalkan dia disini.”kata Hyung pada
bagian keamanan membuatku terkejut.
“Apa hyung? Meninggalkannya??”tanyaku tak terima
“Benar, lalu apa lagi?”ujar Hyung bertanya balik. “
Kita hanya bisa menunggunya sekitar 12 jam. Selagi itu, kita bisa menuntun yang
lainnya untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.”
“Siapa yang menunggu dia dan yang menuntun mereka??
Berikan kepastianmu,Hyung!”
Kris menghela nafas berat, sejenak memandangi satu
persatu semua anggota gerombolan dihadapannya yang menunggu tuntunan jalan
darinya.
“Maafkan aku harus berkata dengan bahasa informal
disaat genting seperti ini. Dengan singkatnya saja, apakah kalian semua mau
dikawal oleh Professor Chen? Jalannya tidak terlalu berliku-liku,
percayalah.”ujar Kris akhirnya setelah memandang cukup lama.
Seorang berwajah Mexico, aku tau itu dari kartu nama
di dadanya. dia maju dua langkah ke hadapan Kris. “Buat kami lebih yakin
jalannya tidak terlalu berliku-liku sehingga kami ataupun bawahanmu tidak
tersesat bersama-sama. Jadi Bagaimana Master Wu Yifan?”
“Bagus kau bertanya seperti itu Professor
Goldam.”lalu Kris memperhatikan semuanya. “Otak W ke-7 bisa menjadi
pertimbangan paling utama sebelum Professor Chen. Sudah ku setting jalannya
menggunakan lampu dibawah lantai transparan itu. Jadi kalian hanya mengikuti
lampu itu menyala sampai mana, nanti kalian sudah pasti berujung pada tangga.
itu adalah tangga ke daratan pusat Seoul. Disamping itu juga, Professor Chen
akan mengeceknya dengan peta elektronik copy-an dari Otak W ke-7. puas?”
Kris berbalik kearahku, “Chen, aku percaya kau bisa.
Ini tidak akan lama. Hanya cukup mengantarkannya 3 jam dan kembali kesini 4
jam. Kita akan kembali bersama menunggu reaksi 12 jam dari Young Ara. Kau
paham?”
Aku memandang dalam ke mata hyung dengan bingung,
“Kenapa bisa berbeda 1 jam? apakah aku harus memutar begitu hyung?”
Hyung hanya tersenyum, sedikit menunduk. “Bukan itu.
Tapi kau hanya dikembalikan lewat jalan yang berbeda. Maklumilah Chen, ini
adalah bagian proteksi keamanan yang tidak berbeda jauh dengan system Otak W
ke-7”Dia mencengkram bahuku dengan semangat.
“Berangkatlah sekarang, lampunya mulai
berkerja.”perintah hyung seraya memberikanku Ipad dengan lambang persegi 8 W
ke-7 dicasing belakangnya. juga sebatang earphone mahal layaknya
pramugari/pilot di bandara.
“Tunggu aku hyung, aku akan kembali lebih cepat,
kurang dari 4 jam.”kataku jujur sedikit khawatir dalam hati.
Dia mengangguk.”Hm.”
〆〆〆
tidak salah memang bahwa Kris Hyung benar-benar kaya.
Aku tak habis pikir berapa banyak biaya yang digelontorkannya untuk membangun
Laboraturium W ke-7 dan W ke-8 ini, terlebih membayar semua biaya keamanan dan
lain-lain dari Otak W ke-7. sepanjang lorong yang memang sangat jauh,
berkilo-kilo meter lorong ini kami lewati dan sudah menempuh 2 jam perjalanan.
tiba-tiba aku terhenti ketika lampu di bawah lantai ini mengarah ke dua lorong
dari 4 lorong yang berbeda.
“Bagaimana Professor Chen?”tanya asistenku perempuan
yang senantiasa ada dibelakangku bersama asistenku yang laki-laki.
“Sabarlah Choi Ha Na, aku mendeteksi lorong ini di
Ipad ini.”jawabku. setelah ku bolak-balik peta dan segala keterangan beserta
petunjuk prosedur W ke-8. setelah ku periksa seluruh data-data yang menyangkut
proteksi W ke-7. aku menyerah, tak menemukan petunjuknya.
“Professor Chen, apa perlu ku bantu.”
“Ya, hibur mereka supaya tidak panik.”
aku segera cepat-cepat menghubungi operator, kendali
W ke-7. Juga Kris hyung dari earphone ditelingaku ini. cukup memakan waktu 3
menit, ah itu lama sekali. untuk menemukan frekuensinya. “Operator W ke-7, kau
dengar aku? Professor Chen menghubungimu karena ada kesalahan teknis pada
durasi perjalanan ke 120 sampai 130 menit. Kris Hyung, kau dengar aku? Kenapa
lampu ini bisa memberi petunjuk pada 2 lorong dari 4 lorong yang ada? Jelaskan
pada ku hyung. Ku mohon. Orang-orang mulai panik.”
(“Tenanglah Chen, keep slow. Tangga menuju Seoul ada di Timur Laut, jadi jika itu
pilihannya kau harus memilih lorong Timur atau Utara, cukup kau pilih yang
Timur.”)
“Kau yakin hyung? masalahnya operator W ke-7 sudah ku
beri komplain sebelum aku mengkomplainmu,dia tidak kunjung menjawabku.”
(“Jangan terlalu paranoid Chen, ini hal mudah. Anggap
saja Operator W ke-7 sedang tidak mendengarmu karena mengatasi kerusakan yang
lain.”)
“Baiklah hyung.”
(“Cepatlah, waktumu terbuang 10 menit. Suruh mereka
berlari. Kalau tidak,lampu-lampu itu akan padam setelah durasinya habis.”)
Segera ku tutup dan mengkomando semuanya. “Kita harus
berlari sebelum lampu penunjuk ini padam. Cepat! Lewat sini!”
Lantas semua menurut padaku tanpa protes. Kami semua
berlari, lampu-lampu dibawah lantai juga terkesan ikut berlari seperti kami.
ada satu hal saat aku melewati lorong-lorong setelah lorong yang sedikit
trouble teknis yang membuatku sedikit penasaran sekaligus heran. diantara
lorong yang ini ada sebuah ruangan kaca yang didalamnya terdapat tabung-tabung
air oksigen sebesar ukuran manusia. masing-masing tabung itu terdapat manusia
yang menurutku perempuan yang hadapnya
membelakangi lorong.
maksudku…er, mereka telanjang tanpa busana. dilihat
dari sepanjang kami berlari, tubuh-tubuh didalam tabung air oksigen itu adalah
tubuh yang sama ukuran dan kulitnya, posisi dan bentuk rambutnya juga.
“Professor, kau tau proyek Master yang menggunakan
manusia kembar? bahkan sepanjang dan sebanyak ini. Kurasa ada seratusan
tabung.”ungkap seseorang yang dibelakangku, kurasa dia ilmuwan dari Amerika
Latin,mengingat dari kedengaran logat bicaranya yang khas. Tapi aku tak
menggubrisnya karena aku tidak tau proyek yang ini dan aku malas mengeluarkan
pembicaraan di tengah kegiatan berlari ini.
Tapi tunggu, bukankah aneh kalau aku tidak mengetahui
proyek yang ini. masalahnya, dulu aku dan hyung saling satu sama lain mengucap
sumpah. Serius, ingatan diotakku tidak menipuku kan?
“Karena kau sudah berhasil mendapat
gelar professor, aku ingin meminta kesiapanmu. Kau mau?”
“Kesiapan apa,Kris hyung?”
“Sumpah antar satu sama lain.”
“Berikan contoh padaku hyung, aku masih
tak mengerti.”
“Lihat ini.”Kris hyung menyodorkan
selembar kertas bermaterai padaku. “Jika kau sudah paham, kau bisa ucapkan
padaku Chen.”
aku membacanya dengan teliti. setiap
kalimatnya tidak begitu berat untuk ku ucapkan. Ku lihat Kris hyung juga
memegang kertas yang seerupa denganku.
“Aku, Kim Jong Dae-Chen, dengan ini
bersumpah kepada Master Professor Wu Yifan-Kris hyung, bahwa atas segala apapun
yang menyangkut suatu proyek individu,berpasangan, maupun dalam team yang
dilakukan di Laboraturium milikmu, tidak akan ada hal yang disembunyikan dan
harus dirundingkan bersama,”
Hyung tersenyum, “Aku, Wu Yifan-Kris,
dengan ini bersumpah juga kepada Professor Kim Jong Dae-Chen, bahwa atas segala
apapun yang menyangkut proyek individu, berpasangan, maupun dalam team yang
dilakukan di Laboraturium milikku, tidak akan ada juga hal yang ku sembunyikan
dan harus dirundingkan bersama.”
iya? itu sumpahnya. tapi yang ini, kalau sampai dia
benar-benar melanggar sumpahnya. akan kutuntut dia ke pengadilan. atau, hyung
memang benar-benar tidak melanggar sumpahnya. yang jadi pertanyaanku lagi,
mungkinkah ini proyek orang lain? siapa? tidak ada orang yang berkuasa di
laboraturium W ke-7 dan W ke-8 selain Kris hyung sendiri dan aku.
setelah akhirnya kurang dari 3 jam durasi perjalanan
yang telah kami tempuh, kami pun sampai ke tangga penghubung ke Pusat Seoul.
semua bersorak, ada yang juga mengucap syukur karena perjalanan jauh
berkilo-kilo meter ini akhirnya terselesaikan. satu lagi yang membuatku ingin
tertawa. Ada beberapa asisten ilmuwan yang perempuan mengatakan dibelakangku
bahwa akhirnya dia bisa terbebas dari lorong-lorong yang menyeramkankan ini.
seseorang menepuk bahuku. “Terima kasih atas
tuntunanmu Professor Chen. Semoga kau selamat kembali ke lorong awal tempat
dimana Master Wu Yifan menunggumu dan kelincinya.”oh, itu professor yang
berasal dari Rusia. ah! aku muak, kadang api permusuhan didalam hatiku bisa
berkobar meskipun tidak terlalu signifikan saat berhadapan dengan ilmuwan/professor
yang notaben nya dari Rusia..
“Sama-sama. Terima kasih ya sudah peduli
padaku.”jawabku sinis padanya.
“Professor Chen, tunggu!”
aku menoleh saat langkahku hendak mengikuti sepanjang
lampu dibawah lantai transparan ini. “Choi Ha Na?”
“Professor akan kembali sendiri? Mari saya temani,
saya mengurungkan niat untuk berlindung ke Seoul.”
“Jangan! Sudah naiklah, sebelum lampu disekitar
tangga ini padam lagi. Kau masih punya 10 menit untuk bergegas.”
Choi Ha Na memegang lenganku, “Ku mohon Professor,
biarkan saya menemani Professor. Saya sungguh mengurungkan niat saya ikut
mereka kesana.”
“Apa yang bisa membuatku yakin padamu?”
Sejenak, dia berpikir keras. “Karena saya mengagumi
Professor, selain itu saya bertekad kuat segera menyelesaikan uji akreditasi di
Laboraturium milik Master Wu dengan tuntas.”
“Cepat ikut aku! Imbangi langkahku dengan berlari,
kau paham.”
senyum sumringah terpancar jelas diwajahnya. “Terima
kasih Professor.”
aku dan Choi Ha Na asistenku perempuan berlari. kami
telah menempuh 30 menit berlari, cukuplah untuk mengembalikan tenaga kami yang
terkuras dengan berjalan saja. disamping itu, waktu ini dapat menghemat durasi
yang tersisa menambah jadi sekitar 15 menitan. Kami berjalan tepat di lorong
yang terdapat ratusan tabung-tabung manusia kembar didalamnya. melihat detail
dan apa saja yang sedikit menarik untuk dilihat oleh kami.
“Kita memutar jauh sekali ya Professor Chen.”kata
Choi Ha Na.
Aku menggumam, “Iya lumayan,”
“Oh ya Professor, aku tertarik melihat isi freezer itu.
boleh aku melihatnya satu menit saja?”
“Hanya satu menit dan hanya melihat saja. jangan
menyentuh apalagi mengambil apapun. kau tau?”
“Siap Professor, terima kasih.”
aku berjalan santai mengikuti Choi Ha Na yang berlari
terlalu senang menuju pintu freezer yang dimaksudnya. tapi, bukankah ia
berjalan senang dan berakhir senang juga namun sebaliknya. Bahkan wajahnya
terlihat terkejut dan shock sambil membungkam sendiri mulutnya dengan
tangannya.
“Kenapa Choi Ha Na?”tanyaku curiga.
Choi Ha Na menggeleng-geleng sambil memandang pintu
freezer dengan shock.
“Choi Ha Na! Jawab aku, kenapa? Ada apa!”
“It...itu...Professor, it itu. Tadi ada isinya
disana. Tapi, sekarang menghilang dan, itu alat pendinginnya di rusak hingga
berlubang Professor.”
“Yang benar??? Apa memang isinya?”
“Anak beruang madu yang cukup besar Professor.”
SRING~
aku menoleh ke belakang, kearah lorong yang tampak
padam diujung sana, beserta lorong dipersimpangan lainnya yang sengaja padam
karena bukan itu jalan yang harus dilalui.
“Professor, dengar suara aneh tidak?”
aku mencoba mencerna ke paranoidtan Choi Ha Na, siapa
tau ada benarnya. Dan pendengaranku bisa diandalkan juga. Dia benar. Aku juga
mendengar suara aneh, lebih mirip seperti kuku seekor hewan buas yang di
gesekkan pada media berbahan kaca.
“Kita harus lari, tidak ada waktu lagi untuk
berjalan-jalan.”
Kami berlari bersama, lampu dibawah lantai transparan
juga cepat mengimbangi langkah kami. Suara kuku itu semakin cepat, seakan juga
mengejar kami. tapi aku sempat menoleh ke belakang. Tidak terlihat sama sekali
bahwa dilorong yang mulai gelap itu ada sesosok makhluk hidup seperti apa. sama
sekali tidak terlihat kecil,sedang ataupun besar.
Kami berlari sudah terhitung satu jam. Perasaanku
mulai takut dan berpikir negatif. Choi Ha Na sejenak berhenti. Dan itu
membuatku semakin merasa terburu-buru.
“Kenapa berhenti??! Ayo lari???!!”tanyaku sangat
mendesakknya.
Sementara Choi Ha Na terduduk kelelahan dengan
nafasnya yang tersenggal-senggal, “S,saya tidak kuat lagi prof.”
“TIDAK BISA!!! AYO BERLARI LAH?! KITA HAMPIR
SELESAI!”
Choi Ha Na mencoba berdiri, lalu dia berlari agak
pelan, aku pun ikut berlari. tapi sama saja, tetap akulah yang unggul berlari
dari dirinya. Aku masih merasakan bahwa dia masih berlari. Hingga ketika suara
kuku bergesek itu terdengar di ventilasi udara lorong ini. Aku mempercepat
langkahku berlari. Hingga sejauh ini, aku bodoh meninggalkan Choi Ha Na disana.
Saat tersadar dari 15 menit yang lalu saat aku
mempercepat langkahku. Aku berlari kembali ke lorong yang tadi aku lewati,
meski lampu di lorong tadi sudah padam namun masih ada tersisa pencahayaan dari
pipa-pipa biru di dinding lorong ini.
“CHOI HA NA!!! CHOI HA NA!! JAWAB AKU.” teriak ku
dalam pencarian.
Namun, aku tak menemukannya sama sekali. Bahkan
bekasnya pun sudah tiada. Bagaimana ini?? Ceroboh sekali, sadis sekali aku
meninggalkannya! Tak lama kemudian, earphone di telingaku sedang mencari sinyal.
tapi itu bukan aku, tahu.
(“Chen. Cepatlah kemari. Kelinciku tampaknya sudah
bisa mengendalikan emosinya sendiri. Bahkan ia memanggil namamu.”)
“Oh, Hyung. Aku sedang mencari Choi Ha Na, dia hilang
saat mengikutiku. Apa otak W ke-7 bisa
membantuku hyung? Aku benar-benar takut dan merasa bertanggungjawab padanya.”
jawabku sambil berlari melanjutkan perjalananku kembali ke padang gersang
diatas.
(“Bagaimana bisa? Apa dia mengikutimu tanpa ijin?”)
“Tidak hyung, dia sudah dapat ijinku. Tapi dia
menghilang ketika langkah larinya tidak bisa mengimbangiku. Aku bingung hyung.
Tolong cari koordinatnya bagaimana. Setidaknya aku tau dia masih hidup atau
tidak Hyung. Ku mohon. Ini salahku, selamatkan aku hyung...”
(“Tenang, tenangkanlah dirimu Chen. Aku akan
membantu, 10 menit lagi kau akan tau jawabannya.”)
“Hah? Serius hyung, itu lama sekali. tidak mampukan
otak W ke-7 melakukannya lebih cepat lagi??”
(“Chen, mengertilah Chen, otak W ke-7 saat ini ada
kendala.”)
Aku melirik sekitar, karena perasaanku kembali
berfirasat buruk. keadaan aman. Yes! “Kendala apa maksudmu hyung?”
(“Ada sedikit kerusakan kecil, beberapa eksperimen
lama ku ada masalah. Otak W ke-7 akan sempurna kalau dibimbing, tapi ketika
operatornya entah sedang memeriksa ke lapangan. Otak W ke-7 seperti baju tanpa
kancingnya Chen. Kau mengerti yang ku maksud?”)
“Eksperimen lama? Yang mana hyung, kau tidak pernah
memberitahuku.”
(Dia tertawa, “Maaf Chen. Aku tidak bermaksud
begitu.” dia berdehem. “Eksperimen anak beruang madu.”)
Glek!
(“Suara menelan ludahmu kasar sekali Chen. Sampai
terdengar di earphoneku.”)
Aku berhenti sejenak dari pelarianku yang tinggal 40
menit lagi. Ketika telingaku menangkap suara kuku bergesek itu lagi, aku
menengok perlahan ke belakang. Ku jauhkan earphoneku agar leluasa mendengar
frekuensi bunyi gesekan tersebut. Tapi aku tak mendengar apapun. Lalu ku pasang
lagi earphoneku, ternyata suara kuku itu ada disana. itu tandanya Kris hyung
dalam bahaya!
“HYUNG HYUNG! MENJAUH HYUNG, KUMOHON!”
(“Ada apa Chen, kau takut sekali kelihatannya...”)
“Kuku itu, kuku bergesek itu ada di dekatmu. Tunggu
aku hyung, aku membawa senjata. Suruh penjagaan di dekatmu lebih waspada dan
siaga lagi!”kataku panik,secara tidak langsung aku sedikit membentaknya.
(“Berjalanlah yang santai Chen, tak perlu
memikirkanku seperti itu. Lagi pula, kau memiliki banyak waktu tersisa dari
durasi 60 menitmu kan? Dan satu lagi Chen, aku tau apa yan harus kulakukan.”)
“Aku tak peduli!”
〆〆〆
Sekelompok
berbaju tentara berbalut seragam yang dominan biru kehitaman dengan anggota
yang berjumlah 24 orang. Mereka dibagi menjadi 3 kelompok. Regu 1 dipimpin oleh
Suho, regu 2 dipimpin Xiumin, dan regu 3
dipimpin oleh Chanyeol dan Baekhyun. Masing-masing pemimpin membawa serta pasukan
yang berjumlah 6-7 orang.
“Semua
bersiap!!”
“SIAP
KOMANDAN SUHO!!”
“Bagus.”
sahut orang yang disebut Komandan Suho itu. “Sersan Xiumin, Sersan Chanyeol,
dan Sersan baru...Baekhyun, berhati-hatilah karena laboraturium ini menyimpan
banyak kejutan yang bisa membuat kaget nyawa kalian dan tentara yang kalian
bawa. Mengerti?”ujar Suho tegas.
“MENGERTI
KOMANDAN!” jawab mereka berempat serempak.
“Jalankan
sesuai stategi dan tugas yang kita rundingkan di pesawat tadi.”
“BAIK
KOMANDAN!”
Regu
2 memasuki laboraturium dari sisi timur, “Regu 2!”dengan langkah terburu namun
pasti diiringi siaga dan kehati-hatian, regu 2 memimpin masuk dahulu kedalam
Laboraturium W ke-8.
Giliran
regu terpenting yang dipimpin oleh Komandannya sendiri. “Regu 1!”sementara regu
ini masuk ke laboraturium dari sisi tengah.
Sersan
yang baru diangkat menatap sisi Laboraturium bagian sisi barat dengan tidak
yakin. “Bisakah kita lewat sisi lain Senior Chanyeol?”
Chanyeol
menatapnya tajam, namun kemudian dia tersenyum pada partnernya yang baru saja
naik jabatan dari pemimpin cadangan menjadi seorang sersan di bulan lalu.”Kau
takut ya?”
Baekhyun
tertawa hambar dengan kesan menutupi perasaannya sendiri. “Ah tidak. Mana
mungkin seorang sersan bisa takut. Bagaimana nanti jika dia dipermalukan oleh
pasukannya sendiri coba. Kau pasti tau itu kan,Senior Chanyeol.”
“Lalu
kenapa menanyakan lewat sisi lain?”
Baekhyun mengaduh, “Baiklah, aku kalah kau menang. Ayo
berangkat.”
Baekhyun
tersadar bahwa dirinya jalan terlalu mendahului Senior dan pasukannya sendiri.
Lantas Chanyeol pun bertanya. “Kenapa berhenti?”
“Hehehe,
kau dulu saja Senior, aku bisa dibelakangmu atau dibelakang pasukan.”
Sambil
berjalan memimpin pasukannya, Chanyeol menggeleng-geleng heran. “Kok ada ya
sersan setengah tegas sepertimu. Aku sampai heran, kenapa pemimpin agent kita
mengangkatmu bulan yang lalu.”
mendengar
seperti itu, pasukan lain sedikit menahan tawanya. beberapa tawa yang lain
bahkan terdengar ditelinga Baekhyun. “Senior jangan begitu. Aku terangkat begini
karena tes teoriku yang nilainya sangat fantastis. Bahkan nilaimu sendiri jauh
dibawahku kan?”
“Ya-ya
aku tau, aku salut. Tapi dilapangan, apalagi kita menangani laboraturium
terbesar ini kau harus menerapkan teori yang selama ini kau pelajari Baekhyun...”
Baekhyun
terdengar tidak menjawab ocehannya lagi. Chanyeol memimpin terdepan, sementara
Baekhyun memilih di tengah barisan pasukan agar ada banyak yang menjadi
tamengnya sendiri.
“Wahhh!
Luas sekali, megah, terlalu canggih, sempurna. Kerenn!!!”ungkap Baekhyun
seperti anak kecil ketika regunya memasuki lorong Laboraturium W ke-8.
“Ssstt!
Baekhyun! kau tidak ingat komandan menyarankan kita agar tidak ramai di dalam
lab W ke-8 ini. Kau taukan bahaya apa di depan sana?? Mem-bang-un-kan
penghuninya!”
Baekhyun
mengendus kesal, “Iya iya senior, aku tau!”jawabnya ketus.
“Sersan!”seorang
pasukan menatap takjub satu lorong berpenerangan lampu biru yang mereka lewati.
“Apa?”tanya
Chanyeol seraya menghampiri pasukan yang memanggilnya, mencoba apa yang kini dilihat
oleh pasukannya tersebut.
dan
disana terpampang banyak sekali tabung air oksigen setinggi dan sebesar tubuh
manusia disepanjang lorong yang sangat panjang tersebut, terlebih didalam
tabung-tabung itu terdapat tubuh telanjang wanita yang sama dengan posisi
membelakangi jalan mereka.
“Inikah
kehebatan Master Professor sekaligus Ilmuwan Wu Yi Fan?”tanya Baekhyun pada
ketakjubannya juga.
Chanyeol
juga ikut terhanyut memandangi lorong didepannya. “Ya. Kau benar. Bahkan semua
manusia yang didalamnya itu sama semua. Tapi kita tidak perlu memandanginya
terlalu lama.”kata Chanyeol masih terfokus pada apa yang didepannya.
“Kenapa?”tanya
Baekhyun juga dengan fokus yang sama, tanpa menoleh.
“Karena
pikiranku, terutama pikiran kita semua, akan berubah menjadi pikiran yang mesum.”Chanyeol
memukul wajahnya sendiri untuk menyadarkan pikirannya itu.
〆〆〆
“Hyung!!
Awas!!!” Teriakku menggelegar ketika ternyata kuku bergesek menyeramkan itu
adalah proyek hyung sendiri, si anak beruang madu. Aku pun menembak ke segela
arah, sampai satu peluruku hampir saja mengenai para keamanan yang melindungi
Kris Hyung dari tadi.
“Ah
Chen, kau datang lebih cepat.”kata Hyung dengan nada santai, seakan tidak ada
ketakutan apalagi kekhawatiran kalau nyawanya sedang terancam.
“Ayo
hyung, kita lari.”
sambil
berlari kearah lain, sampai lupa aku itu arah barat,timur, utara, atau
selatan,persetan lah! ku bawa lari hyung lebih dulu. Tapi tanganku tak bisa
lepas untuk menembak kea rah lorong yang gelap yang sedang dihadapi oleh para
keamanan Kris. Beberapa laser dari dinding kiri kanan juga ikut membantu
menghadapi anak beruang yang dari tadi tidak kulihat jelas bentuknya seperti
apa.
aku
tau itu beruang dari teriakan salah seorang keamanan, juga dari suara
raungannya. Tiba-tiba tangan seseorang menarikku dari dinding lorong samping
ku. Aku marah, karena karena tangan itu, Kris Hyung jadi tersungkur jatuh.
Hingga, Kris susah untuk mengangkat badannya sendiri. Tapi tangan itu memaksaku
untuk menepi dan meninggalkan Kris.
“HEY
DIAMLAH! Tinggalkan dulu Mastermu, kami tau cara tepatnya.”
“Tapi...!”bantahku
tak terima, saat seperti ini bukan menolong, tapi menyuruh meninggalkan hyung.
“Sersan
Xiu,”salah pasukan mengajak orang yang menarikku ini bicara. Mereka terlihat
datang berlima.
“Ya.”sekali
anggukan, pasukan itu terlihat mengerti apa yang disampaikan orang yang
dipanggil Sersan Xiu.
“Tahan
nafasmu,”katanya padaku. kemudian ia sedikit berjongkok, merayap perlahan ke
lantai agar lebih dekat kearah Hyung. “Master Wu, tahan nafasmu, kami akan
menembaknya.” Kris hyung menoleh dan mengangguk pada orang ini.
Saat
beruang itu mendekat, wah! Dia mengerikan sekali. Kurasa, kacamataku akan
menolak jika beruang ini masih disebut sebagai anak beruang. Ukurannya sudah
besar melebihi ukuran tinggi Kris hyung. Mata merah, beruang yang kulit
bawahnya terlihat terbakar, sementara kulit atasnya masih ada bulunya. Jadi,
pantas saja Choi Ha Na dengan polosnya mengira itu hewan biasa,bukan eksperimen
atau lain.
Beruang
itu mendekat dan menatap wajah Kris hyung. Seakan-akan dia mengurai memorynya
dulu bahwa dirinya pernah mengalami segmen kebersamaan dan kasih sayang bersama
pengasuhnya, Kris.
Namun
lama-lama, beruang itu ingin menggigit Kris hyung, pistol apiku jelas ingin
menembaknya. Namun, orang dibelakangku ini menahan ku,juga emosiku. Tapi
beruang itu tidak langsung menggigit, malah menatap mata Kris lekat-lekat,
begitu pula Kris juga. Sambil menutup mulut dan hidungnya agar tidak bernafas.
DOR!
Satu
tembakan, oh salah! 4 peluru yang ditembakkan secara bersamaan. Ternyata di
sisiku, sisi depanku, dan sisi lorong kiri-kananku sudah ada pasukan yang siaga
menembak beruang ini. Alhasil, beruang ini ambruk dan tidak bernafas lagi
tentunya.
“Dia
sudah mati hyung?”tanyaku seraya membantu Kris hyung bangkit.
Dia
memandang beruang itu iba, “Sudah,”
“Kau
bersedih hyung, eksperimenmu akhirnya mati ditangan orang lain.”
“Tidak,
biarkan saja. Aku masih bisa mengandalkan eksperimen lain dan membuat
eksperimen yang baru.”
Aku
membantu hyung menuju pasukan yang hyung ingin ajak bicara. Aku pun tetap
disebelahnya.
“Kalian
kah agent dari bagian keamanan W ke-7 dan 8?” tanya Kris pada mereka,
dibelakang mereka ternyata ada banyak pasukan yang baru saja tiba disini.
“Wah?!
Sayang sudah mati, padahal gatal sekali tanganku ingin menembaknya duluan.”kata
seorang lelaki asing yang berpakaiannya sama berbedanya dari pasukan biasa
dengan rambutnya yang berwarna abu-abu silver. disampingnya terlihat senantiasa
ada lelaki berambut ungu yang berpakaian sama, menurutku mereka berdua
dipanggil sersan, seperti orang yang menarikku tadi.
“Benar,
ini lah kami Master. Mohon ijin memperkenalkan diri.”ujar orang yang tadi
dipanggil Sersan Xiu.
“Aku
tau, kau Sersan Xiumin. Kemana komandanmu? Aku ingin bertemu dengannya.”kata
Hyung sambil menepuk pelan Sersan Xiu.
Sersan
Xiu itu tampak bingung menengok lorong-lorong disekitarnya. “Belum tau, Master.
Komandan mungkin akan segera sampai.” lalu Sersan Xiu itu melihat Ipad yang
memiliki logo sama seperti yang ku bawa tadi, logo W ke-7. “Komandan ada di
blok ke tiga dari posisi kita Master, nampaknya mereka sedikit ada kendala.”
“Sini
biar ku lihat Xiu.”kata hyung melihat Ipad itu. “Wah, kenapa radar komandanmu
diam ditempat bersama 6 pasukannya? Lakukan sesuatu untuk menolongnya Xiu.”
Sersan
Xiumin terlihat sedikit panik, dia mendekat ke orang yang berambut abu-abu
silver tadi. “Sersan
Chanyeol, kau bantu komandan. Radar di Ipad ini menunjukkan komandan sedang
diam ditempat bersama pasukannya.”
Yang
dipanggilnya Chanyeol itu mengeluarkan Ipad yang sama. “Baik,aku
kesana. Tidak terlalu jauh,tidak masalah.”segera
itu pula, lelaki itu pergi dengan berlari secepat kilat akibat kakinya yang
kulihat memang panjang. Sama seperti hyung.
〆〆〆
Chanyeol
menghentikan langkah larinya sesampainya di lorong tempat komandannya terjebak.
Dia pun segera memasukkan Ipadnya kedalam saku ditameng bagian punggungnya.
Komandannya itu terjebak oleh sekelompok anjing puddle yang liar dan buas. Juga
ada beberapa orang yangmenjadi mayat hidup ingin menerkam pasukan dan
komandannya itu.
“Sepertinya
aku harus membumihanguskan mereka.”Chanyeol mengganti format pistol
multipowernya dengan kata ‘fire’
di layar digital pistol yang berbobot 3 kilo.
“Matilah
kalian!! Hidup komandan!!”sorak Chanyeol menembakkan percikan
api ke anjing-anjing dan manusia yang menyerang komandannya.
“Sersan,
kau datang lebih cepat dari yang ku bayang.”kata
Suho ketika Chanyeol sudah berada ditengah-tengah pasukannya.
“Tentu,
untung saja Master Wu menyadari bahwa radar komandan sedang diam ditempat. Kami
ada 3 blok dari lorong ini.”Chanyeol tetap terfokus pada tembakannya
yang tidak pernah habis.
“Wah,
haha. Aku harus mengabdi lebih banyak padanya karena menyadariku dalam bahaya.”kata
Suho juga menembak anjing-anjing yang jumlahnya lebih banyak dan tidak ada
habis-habisnya.
Sambil
terus menembak, Chanyeol juga menjaga komandannya. “Oh
ya komandan, dari mana anjing-anjing lucu yang buas ini datang? Kelihatannya
mereka tidak ada habis-habisnya.”
“Mereka
datang dari kegelapan, tiba-tiba saja mengepung kami dari lorong yang belum
kami lewati. Aku sendiri sampai bingung, menembak sejak tadi mereka tiada
habisnya. Kau tau lagi sersan, bahkan pistol cadangan pun dikeluarkan karena
saking hebatnya dan banyaknya peluru yang perlu ditembakkan ke masalah ini.”
Chanyeol
mencoba mengamati semua yang ditembakkan oleh komandan dan pasukannya. setelah
menemukan kelemahannya, Chanyeol pun mengerti.
“Komandan,
aku tau! Mereka kembali hidup karena kau menembaknya dengan peluru. Kalau ku
tembak dengan percikan api, mereka baru benar-benar mati. Lihat ini.”Chanyeol
pun membuktikan perkataannya sendiri dengan sungguh.
“Benar,
pintar juga kau Tuan Park Chan Yeol.”puji komandannya.
“Kau
berlebihan komandan. Oh ya,kurasa bahan bakarnya mau habis. Bisa kau
perintahkan sesuatu pada pasukanmu komandan. Kau tau kan apa yang ku maksud?”
Komandan
tersenyum pada Chanyeol. “Tentu!”
To Be Continued . . .
Sambungkan ke episode selanjutnya . . .
Coming soon . . .
and then, I know this is unperfect of Fanfic.
so, give me your command.
I will so happiness if you do now :)
Thank you very much.
Waaah, rasa tegangnya fell loh :D hehe
BalasHapusketawa pas bagian Chanyeol bilang :matilah kalian!! hidup komandan!!" haha..
ditunggu kelanjutannya...
komen lengkapnya kan udah lewat PM hehehe ^^