FF BY REQUEST DARE LAILATUL M.
---TT---
ROYAL
SON (part.1)
---TT---
Author : Vieyraamoimoi
Cast :
Kris (Wu Yifan) ;
Lim Sooyoung (OC) ;
And others support
Genre : Fantasy, Thriller, lit Romantic,
Kingdom
Leght : Look the street
Summary : “Dia berkata padaku Terimakasih
atas kecerdasanmu yang membawa bantuan kerjasama untuk masalah kerajaan
Cheoseonku ini Sooyoung. Tak ada yang tau, hanya hati dan tuhanlah yang tau
bahwa panggilan itu membuat jantungku terasa berdegup aneh yang membuatku tak
berhenti tersenyum pada pangeran ini…”
Catatan (NOTE) : “Tolong baca FF berikut ini
dengan penghayatan dan jiwa yang berkonsentrasi agar kalian ngefeel, karena
maaf. Ini adalah FF bergenre kerajaan yang pertama saya tulis. Jeogmal
gamsahaeyo.”
Story!
Saat ini
antero zaman peradaban kerajaan di Korea memasuki era masa pergeseran
peradaban. Dimana dunia sedang bergulir untuk menerima masa era globalisasi,
masa kerajaan dan kehidupan-kehidupan masa lampau akan terkikis oleh waktu.
Inilah
sejarah yang akan dialami oleh peradaban kerajaan turunan dinasti Cheoseon.
Kini tinggal menunggu waktu saja kepunahan dari segalanya yang berhubungan
dengan kerajaan dan dinasti-dinasti Cheoseon. Sebab, kini perpecahan didalam
tubuh kerajaan sedang ramai-ramainya diperjuangkan oleh salah seorang anak raja
turunan terpandang dinasti Cheoseon. Sang raja sedang menjalani sebuah hukuman
lepas takhta kerajaan atas ancaman dari salah satu turunan sesama dinasti.
Turunan sesama dinasti itu sedang dibutakan oleh pihak yang membuat berbagai perpecahan
ditubuh kerajaan dinasti Cheoseon saat ini.
Anak itu
adalah pemuda berumur 24 tahun yang kharismatik, berjiwa dingin, tegas, dan
sangat mencintai kerajaan dan para rakyatnya. Dialah Kris. Berhari-hari,
berminggu-minggu hingga bulanan ia mencari relasi dari kerajaan lain untuk
meminta bala bantuan. Namun, tak ada satu pun kerajaan yang didatanginya
sanggup membantunya. Seluruh kerajaan disejarah Korea benar-benar mengalami
masa sulit yang hebat.
ÂÂ
Seorang
konsultan kerajaan yang ditemani oleh pengawal dikanan dan kirinya sedang
menghadap pada pemuda yang memegang takhta saat ini.
“Konsultan
Hang menghadap Pangeran Kris. Izinkan hamba menyampaikan sesuatu.”
“Hm.” Balas singkat pemuda berambut cokelat emas yang
duduk dikursi raja.
“Keadaan
kerajaan saat ini semakin jauh terpecah. Beberapa wilayah telah direbut pihak
kerajaan lain atas perlakuan intimidasi dan sugesti kambinghitamnya.”
“Bagaimana
peradilan hak appa?”
“Pembelaan
tidak diterima. Raja masih dilarang menjabat. Tapi pangeran, ada berita
berhembus bahwa raja akan lebih ketat diawasi oleh mata-mata pengadilan bila
ikut campur dalam urusan kekerajaan.”
Pangeran itu
meneguk minuman dimeja sampingnya, “Panggilkan aku kepala pengawal dan kepala
jendral pertahanan.”
“Baik pangeran.
Hamba laksanakan.” Konsultan dan kedua pengawalnya kemudian pergi memanggil dua
orang yang diinginkan pangeran itu. tidak perlu menunggu lama, pangeran telah
melihat mereka berjalan tergesa-gesa menghadap padanya.
“Hamba dan
Kepala jendral pertahanan menghadap Pangeran Kris. Gerangan apakah yang membuat
pangeran memanggil kami.” Ucap kepala pengawal setelah mereka berdua memberi
penghormatan pada pangeran.
Kris
mengangguk-angguk pelan, “Berikan aku kabar baik dari kalian tentang jaringan
diperlintasan kalian. Apakah ada yang ingin bekerja sama dengan kerajaan kita?”
Kepala
pengawal dan kepala jendral keamanan saling menengok takut satu sama lain. Lalu
kepala pengawal menyenggol kepala jendral keamanan pertanda giliran dialah yang
harus bicara pada pangeran. “Mmam-maafkan kami pangeran. Kami tidak membawa
kabar baik yang sesuai pangeran inginkan. Kami siap dijatuhkan hukuman.”
Ujarnya setelah itu bersujud pada pangeran, kepala pengawal pun juga melakukan
hal yang sama.
“Bangun.”
Kris membenarkan posisi duduknya. “Kalau begitu, biarkan aku berkelana jauh
setelah ini.” Keputusan itu sontak mengejutkan seluruh orang diruangan itu,
terutama konsultan,kepala pengawal,dan kepala jedral keamanan.
Konsultan
Hang memberanikan diri maju, “A, tat-tapi pangeran. Keadaan diluar sana sedang
genting. Sekarang bukan saatnya keluarga kerajaan terlebih tuan seorang
pangeran. Itu sangat membahayakan keselamatan pangeran.”
Kris
tersenyum penuh makna, “Keahlianku berperang sudah cukup sempurna. Untuk apa
jika tidak diterapkan sekarang.”
ÂÂ
Seorang
pengawal gerbang kerajaan Cheoseon menatap serius sekelompok rombongan dari
kerajaan lain. Kemudian pengawal itu berlari tergesa-gesa ke dalam istana
kerajaan untuk menghadap pada pangeran.
“Hamba
pengawal gerbang istana menghadap pangeran atas hendak melapor ada sekelompok
rombongan dari kerajaan lain yang berjalan menuju kerajaan ini pangeran.”
Kris
mengerutkan alis, “Siapa mereka pengawal?”
“Hamba tidak
tahu pasti pangeran. Namun, kereta kuda terdepan bertuliskan Gwongjeok
pangeran.”
“Kalau
begitu. Siapkan semua pengawal untuk berjaga. Tempatkan juga disudut-sudut yang
berpotensi pengawasan yang lemah. Cepat!!”
“Baik
pangeran.”
Sekejap itu
juga, seluruh pasukan baik pengawal maupun para dayang-dayang kerajaan berlarian
berjaga ketat disetiap sudut istana. Penjagaan semakin diperkuat dibagian
gerbang pintu masuk dan kamar-kamar para keluarga kandung kerajaan. Sementara
Kris juga telah siaga mengayunkan pedang yang digenggamnya sekarang.
Rombongan
yang bertuliskan Gwongjeok itu mulai menurunkan kereta gendong yang berada
dipunggung para pasukan-pasukan itu. lalu, seseorang yang terlihat bersahaja
maju melangkah menghadap Kris. Saat itu juga, pasukan dan pengawal sudah
menodongkan pedang-pedang dan tongkat mereka agar rombongan asing itu tidak
mencelakai pangeran mereka.
“Hamba
memberi penghormatan pada anda tuan Pangeran Wu Yifan.” Orang bersahaja itu
membungkuk hormat layaknya tradisi kesantunan korea pada umumya. “Mohon izinkan
hamba memperkenalkan pada pangeran__”
“Siapa kau
sebenarnya?! Kenapa kau mengetahui identitas pangeran?!” tanya pengawal setia
Kris menodongkan pedang tajamnya lebih dekat ke leher orang bersahaja itu.
Kris memberi
tanda stop lewat isyarat tangannya pada pengawal setianya. Lalu Kris menoleh
pada orang bersahaja itu. “Lanjutkanlah tuan.”
“Perkenalkanlah
Pangeran Wu, kami adalah rombongan dari kerajaan kasta terpandang turunan
dinasti Gwongjeok. Kunjungan kami kemari bermaksud baik.”
“Baik baik,
semua kerajaan yang pernah mendatangi istana selalu berbohong! Apa kau ingin
perang?!” potong pengawal setia Kris yang kedua, berkedudukan sebagai wakil
jendral keamanan istana dalam.
“Yaaaaa!!!”
teriak seluruh pasukan Kris didalam istana.
“Diam.”
Peringat dingin Kris mengayunkan pedangnya ke atas. “Benarkah tuan bermaksud
baik.”
“Tentu saja
Pangeran Wu. Dan kami akan membantu masalah kerajaan dinasti Cheoseon untuk
raja dan pangeran Wu karena perpecahan kerajaan kami hampir terselesaikan.”
Kris
memasukkan pedangnya ke dalam sabuk pedangnya. “Turunkan pedang kalian
pasukanku.” Titah Kris pada mereka semua. “Wahai tuan, siapa nama tuan?”
Orang
bersahaja itu membungkuk hormat kedua kalinya. “Hamba juru bicara Kim, Kim Joon
Myeon.”
“Silahkan
Juru Bicara Kim beristirahat didalam. Maafkan saya atas sambutan yang terjadi
tidak menyenangkan bagi tuan dan rombongan.”
“Ah, tidak
apa-apa Pangeran. Hamba sangat paham itu bagian dari keamanan istana.”
“Dayang-dayang,
siapkan kamar yang nyaman untuk para tamu istana ini.”
“Baik
Pangeran.” Jawab serentak dayang-dayang yang berjaga tidak jauh dari tempat
Kris berdiri.
Kris lalu
melangkah kedalam ruangan utama istananya itu, mengajak para tamu-tamu dari
dinasti Gwongjeok itu masuk untuk berbincang-bincang lebih dalam akan
kedatangan mereka disana. Yang tak ayal jadi pusat perhatiannya ialah seorang
perempuan manis dengan kulitnya yang tidak seputih orang korea lainnya turun
dari kereta itu. perempuan itu pun juga ikut masuk mengikuti yang lain dengan
dampingan satu pengawal pria dan satu perempuan yang terlihat seperti dayang
istana.
Para
rombongan Gwongjeok itu duduk tenang setelah Kris mempersilahkannya barusan.
Didepan mereka masing telah tersaji meja kecil berisikan makanan pembuka,
makanan utama, makanan penutup, dan dua macam minuman yang dapat dipilih
sesukanya.
“Selamat
datang di istana kerajaan dinasti Cheoseon.” Ungkap Kris membuka suara. Lalu
seuruh tamu itu membungkuk hormat dalam posisi mereka yang terduduk.
“Terima
kasih atas sambutan manis Pangeran Wu. Kami sangat senang berkunjung kemari.”
Balas Juru bicara Kim Joon Myeon.
“Ah tidak,
panggil aku pangeran Kris.”
“Baik
pangeran Kris.”
“Juru bicara
Kim, apakah kau membawa keluarga kerajaan?”
Juru bicara
Kim meletakkan sebuah gulungan kertas diatas mejanya. “Maafkan hamba pangeran,
kami tidak membawa seluruh keluarga kerajaan.”
“Kenapa?”
tanya Kris bingung.
“Beberapa
keluarga kerajaan sengaja kami lindungi diberbagai tempat berbeda untuk
mencegah peperangan kedua. Maka dari itu saat ini kami hanya membawa anak dari
turunan raja terakhir, Putri Lim Sooyoung.”
Kris
menggelengkan kepalanya dan menelisik penuh tanya. “Ku dengar dari appa dan
eomma, raja Gwongjeok memiliki banyak anak. Benarkah begitu tuan?”
Kim
Joonmyeon tertawa kecil, “Benar sekali pangeran. Raja memilik satu pangeran dan
tiga putri. Tuan Putri Lim Sooyoung adalah anak raja yang ketiga pangeran. Tuan
putri Sooyoung bagi raja sangat istimewa dikarenakan beliau putri raja yang
berbeda gen kulitnya dan sangat cerdas dibanding dua kakaknya dan satu adiknya
pangeran Kris.”
Kris dan
orang lainnya ikut tertawa untuk mencairkan suasana perjamuan itu. “Hm, juru
bicara Kim. Siapa gerangan yang menuntun kemari atas nama kerajaan Gwongjeok
ini? sepertinya saya patut berterimakasih padanya.”
“Kerajaan
Gwongjeok mendengar masalah-masalah yang menimpa kerajaan dinasti Cheoseon,
terutama bagian kasta terpandang dari raja Wu itu dari kerajaan tetangga yang
pernah didatangi oleh beberapa utusan kerajaan ini. sebagai putri tercerdas
dikeluarga kerajaan. Tuan putri Lim Sooyoung diangkat sebagai anggota dewan
pertimbangan dikerajaan. Dan putrilah yang merayu raja untuk mengabulkan
putusan membantu perpecahan yang terjadi pada kerajaan Cheoseon saat ini.”
jelas juru bicara Kim sambil sesekali melirik perempuan yang duduk
disampingnya.
“apakah
orang disampingmu itu juru bicara Kim?” tanya Kris menopangkan dagunya pada
kedua tangannya sambil menatap perempuan itu.
“Itu benar
pangeran.” Jawabnya tersenyum ramah pada Kris, lalu dia menatap perempuan
disampingnya itu. “Tuan Putri Lim
Sooyoung, raja sudah mengingatkan tuan putri berkali-kali tentang menghormati
tuan rumah saat kita bertamu putri.”
Putri Lim
tersenyum kecil. “Pangeran Wu Yifan, maaf atas kelancangan tadi. Tapi beginilah
ciri khas yang saya miliki ketika pertama kali berkenalan dengan orang yang
baru saya temui.”
“Tuan
putri.” Peringat seorang pria disamping kanannya, dia adalah konsultan
kerajaan.
“Iya
Konsultan Xiumin.” Putri Lim memberi senyum paksaan, “Maaf semuanya, saya ingin
beristirahat lebih awal. Terima kasih.” Putri Lim pamit dan memberi
penghormatan. Perempuan itu berdiri dengan diikuti beberapa dayang baik dari
dayang istananya sendiri maupun dayang dari Kris.
“Silahkan.”
Balas Kris singkat melihat Putri Lim Sooyoung berlalu. Kemudian, Kris kembali
berkonsentrasi pada tamu-tamu dihadapannya. “Nanti malam siapkan stamina
berjaga. Ini berlaku baik perempuan atau pria, baik tamu ataupun anggota
kerajaan.” Kris lalu pergi dari singgasana kursinya menuju kedalam kamar
keluarga kerajaan.
“Oh dayang
istana, memangnya ada apa?” tanya Konsultan Xiumin pada salah satu dayang yang
berdiri didekatnya
“Itu
tandanya pangeran Kris sedang meminta pesta malam keakraban tuan.”
ÂÂ
Malam yang
meriah. Begitulah yang diinginkan oleh orang terpengting di kerajaan itu. malam
penuh makanan dan minuman terbaiknya disetiap sudut meja, para penari dan
atraksi musik terbaik yang sudah berlenggok ditengah lapangan kerajaan,
lampion-lampion terindah dari koleksi kerajaan yang beraneka warna itu sengaja
digunakan khusus malam itu. beberapa pengawal sibuk menyiapkan kembang api kesukaan pangeran
mereka, sementara para dayang sedang kerepotan meracik masakan yang tepat untuk
tamu putri kerajaan atas titah pangeran mereka.
Seorang pria
tampan berambut cokelat emas sedang tidak bosan-bosannya memberi eyesmile pada
para tamu-tamunya dimalam itu. dan senyumnya makin berkembang menghiasi
bibirnya tatkala terheran melihat wanita yang mulai keriput itu berjalan
kearahnya.
“Eomma
nyaris mengejutkanku.” Ungkap pria tampan itu setelah memberi hormat pada sang
ratu kerajaan Cheoseon.
Ratu tertawa
kecil lalu duduk disamping putranya. “Eomma lebih terkejut melihat putranya
berpenampilan luar biasa seperti ini.”
Kris juga
tertawa kecil pada eommanya itu, “Eomma seperti tidak pernah saja melihat
penampilanku yang selalu luar biasa. Tapi eomma, aku sangat bahagia kau hadir
disini.”
“Eomma juga
lebih bahagia hadir menemanimu putraku.” Sang ratu memberikan pelukan sayang
pada pangerannya. Lalu tiba-tiba seorang dayang datang dan membisikkan sesuatu
ke telinga ratu. “Ya…ara…persilahkan saja dia…”
“Putri raja
Gwongjeok tiba.” Sambut seorang pengawal didekat tangga dengan suara kerasnya.
Lim Sooyoung
menunduk menghadap ratu dan putranya,Kris. Mengangkat tangannya dan menahannya
dikeningnya, lalu memberi penghormatan dalam duduk. Lalu kembali berdiri
kemudian ia duduk. “Hamba, putri kerajaan Gwongjeok. Putri Lim Sooyoung. Sangat
terhormat sekali dapat berhadapan langsung dengan baginda ratu Cheoseon yang
hamba kagumi selama ini. Semoga kedatangan hamba dan rombongan tidak mengganggu
kerajaan.” Lim Sooyoung menundukkan kepalanya lagi.
“Saya sangat
terkesan dengan paras dan kesantunan Putri Lim Sooyoung, pasti kerajaan
Gwongjeok sangat bangga dan bersyukur memiliki putri seperti ini. terlebih yang
kudengar dari para dayang dan pengawal, Putri Lim Sooyoung sangat cerdas
dibandingkan keturunan-keturunan lainnya.” Ratu mengakhiri kalimatnya dengan
senyumannya yang lembut
“Pujian
baginda ratu sangat berlebihan.” Sooyoung juga memberinya senyum yang lembut.
“Bagaimana
keadaan ratu Gwongjeok dan kerajaannya Putri?”
“Sejauh ini
eomma sehat dan disibukkan oleh penjagaan perekonomian kerajaan. Gwongjeok juga
terkendali karena strategi kami berhasil berkat kerjasama oppa dengan panglima
perangnya.”
Tiba-tiba
Kris berbisik pada sang ratu, “Eomma, beri aku kesempatan bertanya.” Ratu
memberi anggukkan. “Putri Lim Sooyoung, maafkan saya jika menanyakan hal yang
lancang bagimu. Apakah bala prajurit dan pengawal Gwongjeok mampu membantu
Cheoseon disaat yang bersamaan menjaga keutuhan Gwongjeok sendiri?”
“Jendral
Panglima Pangeran Park Chanyeol yang adalah kakakku, dia sudah mengatur berapa
persen untuk penjagaan kerajaan sendiri dan untuk bantuan kerajaan Cheoseon.
Jadi Pangeran Wu tidak perlu meragukan Gwongjeok.”
Perlahan,
Kris juga merasakan orang-orang disampingnya perlahan pergi dan berpindah untuk
duduk lebih jauh darinya. Termasuk eommanya juga. Dan kini, disudut Kris. Hanya
ada dirinya dan Putri Gwongjeok itu.
“Panggil
saja aku Kris. Kurasa terlalu panjang dipanggil Pangeran Wu atau Pangeran
Kris.”
Sooyoung
tertunduk menyembunyikan senyumannya. “Jika begitu, panggil saya juga Sooyoung.
Saya rasa terdengar sangat panjang panggilan Putri Lim Sooyoung itu.”
“Terimakasih
atas kecerdasanmu yang membawa bantuan kerjasama untuk masalah kerajaan
Cheoseonku ini Sooyoung.”
Tak ada yang
tau, hanya hati dan tuhanlah yang tau bahwa panggilan itu membuat jantungnya
berdegup aneh yang membuatnya tak berhenti tersenyum pada pangeran itu. “Sama-sama
Kris. Membantu itu hal yang diharuskan selama aku masih mampu melakukannya.”
“Sooyoung…apakah
kau pernah merasakan jatuh cinta?” tanya Kris berusaha mencairkan suasana.
Sooyoung
tersenyum,dirinya mencoba untuk tenang menanggapinya. “Pernah, namun hanya
sesaat kurasakannya.”
Kris
mengangkat alis, “Kenapa bisa begitu?”
“Beberapanya
karena aku menyukai namja berkasta rendah, seorang pengembala kuda, seorang
jendral pemula, dan yang terakhir lelaki misterius yang ternyata telah
beristri.”
“Nampaknya
kau tipe mudah jatuh cinta.”
“Kurasa
begitu. Bagaimana denganmu Kris?” tanya Sooyoung sedikit mendengar bahwa orang
dibelakang sana berbisik menanggapi dialognya bersama Kris.
Kris
tersedak tiba-tiba,lalu Sooyoung segera menyodorkan secangkir minumannya. Kris
pun menerimanya cepat meminumnya. “Pengalamanku jauh lebih buruk dari dirimu
Sooyoung.”
Sooyoung
tertawa pelan, “Katakan saja. aku tadi sudah mengatakan pengalamanku padamu.”
“Kau jangan
tertawa.” Ingat Kris sebelumnya,lalu ia melanjutkannya lagi. “Aku…bersama anak
dari dayang istana. Nyaris berhasil sih namun suatu ketika,aku melihat sesuatu
yang tak seharusnya kupandangi lebih lama.”
“Apa itu?”
“Anak itu
berci-ciuman dengan jendral tampan diistanaku juga.”
Sooyoung
menahan tawanya, “Kau merendahkan diri Kris? Kau mengakui dia tampan?”
“Ya bukan
begitu maksudku cukup tampan. Ya tapi tetap saja aku yang lebih tampan.
Sudahlah Sooyoung,kau jangan menertawaiku.” Balas Kris salah tingkah
celingak-celinguk sekitarnya.
“Lalu
bagaimana dia sekarang?”
“Menikahlah.
Tidak mungkin mereka tidak menikah, mereka saja sudah berciuman kan.” Kris
elihat heran gerik tubuh Sooyoung yang sepertinya lelah. “Kau baik-baik saja
Sooyoung?” Kris memegangi tangan Sooyoung.
Sooyoung
agak terkejut dengan sentuhan Kris, “Mu-mungkin aku butuh istirahat.”
“Iya
istirahatlah Sooyoung,kau terlihat sangat lelah.” Kris semakin menggenggam erat
salah satu tangan Sooyoung itu.
“Tapi kau…”
“Aku tidak
apa kau tinggalkan, nanti aku juga ikut istirahat lebih awal sepertimu.” Kris
memberikan senyumannya tulus pada perempuan itu.
ÂÂ
Lim Sooyoung
tengah duduk ditepi tempat tidur itu, ia melepaskan beberapa aksesoris
kehormatannya sebagai seorang putri raja dan merenggangkan pita dipinggang
pakaian. Lalu ia membaringkan diri dan memejamkan mata. Tidak lupa bayangan
Kris tiba-tiba muncul dalam antero hitam ruang hampa didalam matanya.
Sooyoung melihat raja dari istananya sedang
keluar dari kamar tamu kerajaan. “Oh,appa. Sejak kapan appa tiba di Cheoseon?”
“Sejak tadi. Appa hanya mengamankan beberapa
selir disini. Hanya tiga.”
Sooyoung mencegah raja itu pergi. “Appa,
kenapa appa tidak disini juga? Kemana juga eomma tidak appa ajak kesini?”
“Appa akan tinggal jauh di Kaecheonsi
dan…eomma sedang demam,makanya tidak bisa mengantar appa kesini.”
“Appa, jangan pergi dulu appa. Sooyoung ingin
appa disini semalam saja. masah appa kesini hanya menaruh selir saja. kalau
salah satu bertindak padaku, aku mau mengadu pada siapa jika bukan appa.”
Raja itu dengan kasarnya menyontakkan tangan
anaknya dari lengannya. “Kau tidak seharusnya bersikap benci pada selir raja
Sooyoung-ah! Mereka itu juga termasuk ibumu,jadi hormatilah dengan baik. Appa
hanya mengamankan selir yang paling muda, jadi istana Cheoseon dan para dayang
Gwongjeok tidak akan kuwalahan melayaninya.”
“Appa…appa jangan menyuruhku menghormati
mereka appa. Sooyoung sangat tidak mau appa…appa…”
Sooyoung
terbangun dengan keadaannya yang terkejut. Nampaknya akan ada suatu pertanda
dari mimpinya yang selalu menjadi kenyataan. Ternyata sinar matahari sudah
menembuskan cahayanya dibalik jendela. Pertanda hari ini sudah pagi. Sooyoung
merapikan pakaiannya dulu,lalu barulah ia berjalan dan membuka jendela dikamar
tersebut. Beberapa saat kemudian,seorang dayang menggeser pintu kamarnya dan
berlutut menghadap padanya.
“Tuan Putri
Lim Sooyoung, makanan pagi telah siap di meja jamuan istana. Apakah Putri Lim
Sooyoung ingin makan disana? Bila iya, hamba akan menyiapkan dayang untuk
menata riasan tuan Putri Lim Sooyoung.”
Sooyoung
tersenyum tamah, “Suruh saja dayang itu kemari tapi saya,ingin makan dikamar
saja. bisakah itu dikabulkan?”
Dayang itu
mendengarnya cukup terkejut. “Ba-baiklah Tuan Putri.” Lalu dayang memberikan
hormatnya.
Ditengah
kegiatannya memakan sarapan pagi itu, Sooyoung dikejutkan dengan kemunculan
seorang dayang lain yang terkesan buru-buru menemuinya.
“Tuan
putri,tuan putri Lim Sooyoung. Maaf…maaf hamba mengganggu ketenangan tuan
putri.”
“Hmm,
katakan saja apa yang mau kau bicarakan dayang.”
“Raja, raja
barusaja datang untuk mengamankan tiga selir termudanya. Tapi…raja tidak
membawa serta ratu Putri Lim.”
Sooyoung
meletakkan sumpitnya,ia menghentikan kegiatan makannya yang belum selesai.
“Jadi benar appa begitu. Berarti selir yang sebaya denganku juga ada disini
,dayang?”
Dayang
tersebut terkejut heran akan jawaban tersebut. “Benar, itu semua benar tuan
putri. Tapi,boleh hamba tau mengapa tuan putri kelihatannya bisa mengetahui
berita tersebut sebelum raja tiba?”
“Mungkin
saja mimpiku benar dayang. Dan, aku minta bantuanmu untuk mengawasi selir appa
yang sebaya denganku. Aku takut dia merusak hubungan kerajaan Gwongjeok dengan
Cheoseon. Mengerti?”
ÂÂ
Seorang
namja berkedudukan pangeran itu sedang menikmati kolam ikannya dihalaman
belakang istananya. Ia menghabiskan waktu menunggunya untuk memandangi tiap
keindahan ikan miliknya itu. Tak lupa ia menghamburkan beberapa genggam
butiran-butiran makanan ikan kesayangannya tersebut.
Lalu, ia
merasakan ada seseorang yang hendak menghampirinya dari belakang. “Siapa?”
tanya Kris padanya namun tidak ada gubrisan maupun suara yang terdengar
olehnya.
Kris
merasakan orang itu semakin dekat, namun Kris tidak mempedulikan hal itu. ia
pikir,orang itu adalah bukan penyusup. Ia pikir kembali,mungkin saja itu
eommanya atau Sooyoung yang sengaja mengendap-endap untuk mengejutkan dirinya.
Tapi, seseorang itu nyatanya langsung memeluk Kris dengan erat dari belakang.
Kris melihat perutnya, tangan seorang yeoja.
“SIAPA
KAU?MAU APA DENGANKU?”
Kris
menjatuhkan mangkuk berisi makanan ikannya. Ia mencoba melepaskan diri dan
menjauhkan yeoja itu darinya.
“Ayolah
pangeran. Kau sangat tampan. Pangeran tampan tidak seharusnya sendirian
dan…menolak pelukan seorang yeoja, secantik aku.” Kata yeoja itu meraju dan
kembali mendekat pada Kris.
“Diam kau.
Kau disini hanya tamu, hanya selir raja Gwongjeok.” Namun, yeoja itu sangat berani dan tetap memeluk Kris meski ia
meronta. Kini, hampir saja yeoja itu hendak menciumnya tapi itu takkan terjadi
karena Kris telah mendorongnya hingga
dia terduduk diatas tanah.
“Kau…harusnya
tidak boleh mendorongku pangeran!”
“Pergilah.
Kalau kau tidak bisa, maka saya yang akan pergi. Permisi.”
“Kau! Lihat
aku akan membalasmu!” umpat selir raja Gwongjeok yang paling muda itu. umurnya
tidak beda jauh darinya,bahkan terlihat lebih muda dari Kris. Tapi umpatan itu
tidak dihiraukan Kris sama sekali, bahkan menoleh pun tidak.
ÂÂ
Dipagi itu
Kris sedang membaca buku legenda yang dimiliki oleh ruang arsip dikerajaan
Cheoseon tersebut. Ia menikmati segala kalimat yang tertulis dengan tinta
tradisionalnya didalam kamar pribadinya. Namun, ditengah waktunya. Kris
mendengar suara gemuruh langkah-langkah kaki yang mendekat ke lorong-lorong
kamarnya.
Orang-orang
tanpa permisi itu masuk kedalam kamar Kris dan langsung menangkap Kris yang
terkejut melihat semua ini. “Ada apa ini? kenapa kalian berani bersikap kurang
ajar pada kamar pribadi kerajaan!” bentak Kris pada pengawal-pengawal yang
mulai menggeretnya keluar dari kamar. Namun,para pengawal itu bukanlah pengawal
asli kerajaannya.
“Maaf
Pangeran Cheoseon, kami menangkap Pangeran atas perintah raja Gwongjeok.” Kata
salah satu pengawal itu.
“Tidak! Kau
salah menangkap orang pengawal!!” Kris menghentakkan lengan-lengan pengawal
yang membawanya.
“Pangeranlah
yang salah karena menganiaya selir termuda raja kami.”
“Salah!
Salah! Aku tidak menganiayanya bodoh!—“ Ronta Kris kembali membuatnya nyaris
terpenggal oleh salah satu pedang pengawal itu. Kris pun akhirnya terdiam
sejenak dan dibawa para pengawal ke lapangan kerajaannya sendiri.
“BUKAN AKU
YANG MELAKUKANNYA…DIA…SELIR ITU MENJEBAKKU!” bantah Kris dengan tegas pada
hadapan para pengawal dan orang-orang kerajaan Gwongjeok, bukan pembelaan yang
didapat. Kris justru mendapat tendangan dari salah satu pengawal disampingnya.
“Kau! Kau
Sangat Tidak Tau Apa Yang Terjadi. Dia Hanya Menjebakku Dengan Pelukannya. Aku
Hanya Membela Diri Sendiri, Aku Tidak Menganiayanya. Selir Itu Yang Menjebakku
Kau Paham!!” satu kali lagi pengawal itu menendangnya lagi dengan keras.
“Sesuai
dengan permintaan korban, pangeran akan dihukum gantung didepan istana kerajaan
Gwongjeok hari ini atas perlakuan pangeran menganiaya selir raja dengan tidak
wajar.” Ungkap seorang kepala keamanan Gwongjeok menghadap padanya.
“APA?! Dia
bohong! Dia pembohong!”
ÂÂ
“Putri…Putri
Lim Sooyoung…” hadap seorang dayang pribadinya dengan nafas
tersenggal-senggalnya, sang putri hanya menunggu kelanjutan dari kalimat
dayangnya. Ketika dayang itu bangkit dari penghormatannya, Sooyoung memberinya
anggukan persilahkan.
“Tuan…Tuan
Pangeran Kris Wu ditangkap para pengawal kerajaan Putri…”
“Apa?!”
tanya Sooyoung jelas terkejut.
“Iya Putri,
Pangeran Kris Wu ditangkap atas pengaduan penganiayaannya terhadap selir
termuda raja,nyonya Nam dan akan digantung didepan istana Gwongjeok. Tapi…tapi
pangeran sekarang sedang disiksa dilapangan Putri Lim.”
Sooyoung
beranjak dari posisi duduknya. “Jadi,teman sebayaku lagi yang membuat kekacauan
ini.” katanya pada diri sendiri,lalu ia kembali menoleh pada dayangnya. “Ajak
dayang-dayang kepercayaanku untuk mengantarkanku sekarang.”
ÂÂ
Langkah
yakin Sooyoung itu membuat para kerumunan didepannya menepi untuk memberinya
akses jalan, dengan wajah kesalnya. Sooyoung menampakkan tatapan tajamnya pada
pengawal-pengawal disamping Kris ditengah lapangan sana.
“Kenapa ini
bisa terjadi tanpa sepengetahuan saya, kepala keamanan? Kemana raja, raja tidak
turut hadir disini?” tanya Sooyoung tegas dan menatap semua kerumunan yang
tidak asing lagi dikerajaannya.
“Ee…Tuan
Putri Lim Sooyoung,maaf para dayang terlambat memberitahukan pada tuan putri
sebelum eksekusinya dan mengenai raja…raja tidak ada.”
Sooyoung
memicingkan mata pada namja tersebut, “Dayang istana tidak pernah terlambat
karena mereka dekat denganku. Seharusnya kau meminta persetujuan dariku, jangan
asal mengabulkan permohonan dari selir yang ini!” Sooyoung sengaja menyindirkan
kata terakhirnya dengan melirik selir ayahnya yang berada diarah samping
kirinya.
“Tuan
Putri.” Peringat dayang disampingnya dengan berbisik.
“Selir bukan
diatas segalanya bila raja dan ratu tidak ada. Jika ada aku sebagai Putrinya,
maka semua atas izinku. Mengerti!” Bila seorang putri telah berbicara pada
bawahannya menggunakan bahasa nonformal itu tanda bagi mereka bahwa putri sedang
benar-benar marah pada mereka. Akhirnya semua tertunduk maaf padanya.
Namun,semua itu tidak dapat mengembalikan segala luka yang dilihat Sooyoung
menghiasi wajah tampan dari Kris.
“Lakukan.”
Perintah selir itu pada pengawal disekitarnya.
Seluruh pengawal
saat itu juga menyodorkan pedang tajam mereka kearah para dayang dan Sooyoung,
tidak lupa juga pedang disamping Kris disodorkan ke leher Kris sehingga namja
itu harus menahan posisi kepalanya yang agak terangkat.
“Kau…” tatap
tajam Sooyoung pada selir itu,sementara Kris menatap khawatir keadaan Sooyoung
didepannya.
To Be
Continue…
Annyeonghaseyo author, wkwkws bahasa FFnya uda bagus kok ^^ tetapi untuk penjelasan latar tempat kurang jelas, pembaca jd tidak bisa membayangkan dihayalan mereka. Trus karakter dari Kris kurang kuat, Kris seperti bukan seorang pangeran *maaf
BalasHapusSudah itu aja. Kn saya sudah comment lgsung sama Vieyramoimoi :p 😃
Kalo bersedia, silahkan kunjungi blog saya 😊
See you...
hahaha iyah mianhae. . .
Hapusauthor juga sadar, tapi sumpah author sudah berusaha menambahkan agar kekurangan tersebut dpt ditutupi dgn baik. ^_^ terimakasih yaah Nyonya Park Chanyeollie
saya sudah kunjungi lho, lagi proses mengutak-atik postingan blog anda :D