Selasa, 03 Juni 2014

FF BY REQUEST MARTHA C.



That One Girl
---TT---
Author : Vieyraamoimoi
Cast :
Park Chanyeol ‘EXO’ ;
 Martha Christina ;
Kim Seok Jin ‘BTS’
Genre : Romance, Friendship, dsb.
Leght : Oneshoot



Seorang murid baru terkenal setelah bandnya debut sedang dikejar-kejar oleh para murid perempuan disekolah itu. lelaki itu berlari kebingungan mencari tempat aman untuk bersembunyi. Tiba-tiba saja dia mendengar sesuatu,

“Ah!Aduh…kenapa menabrak?!”

Rutuk seorang murid perempuan yang tidak dikenalinya. Tanpa berkata apapun, lelaki itu menggandengnya, membawanya ikut serta lari ke dalam kelas disampingnya. Kebetulan kelas itu kosong,hanya ada beberapa tas tanpa pemiliknya.

“Siapa kau? Menggandengku tanpa alasan! Apa k-kau___”

Lelaki itu membungkam mulut perempuan itu dengan tangannya karena saat itu para murid pengejar sedang berhenti sejak di balik pintunya. Setelah aman, barulah dia hendak menjawabnya. “Jin. Namaku Kim Seok Jin.” Dia melepaskan bungkaman perempuan itu dan pergi tanpa alasan padanya.

“Hey tunggu! Kau sudah menabrakku. Harusnya kau juga tanya kan namaku siapa. Aku Martha hey! Dan jelaskan juga kenapa membawaku ikut lari hey kau!” balas perempuan itu percuma pada lelaki bernama Jin meskipun ia mengatakannya agak berteriak. Namun sepertinya, Jin sibuk menghindari para penggemarnya dibanding dia.

ÞÞÜÜ

Martha mengambil kesempatan memotret Jin dijam istirahat dari kejauhan disetiap sudut, ia sendiri juga sempat heran atas perubahan sikapnya yang kemarin marah-marah padanya sekarang malah memotretnya tanpa ijin. Ia tersenyum melihat Jin didalam ponselnya, “Siapa suruh kau membuatku makin jatuh cinta.” Lalu ia tertawa kecil sambil berusaha mendapat foto Jin yang jelas puas baginya. Tiba-tiba ia terkejut melihat Jin menghilang dari pandangannya. Diedarkannya seluruh pandangan disekelilingnya. “Ahhh sayang sekali~”

“Apanya yang sayang sekali?” ia segera membalikkan badannya akan suara seksi dibelakangnya itu. “Noona kenapa mengambil gambar seenaknya? Ini masih dikawasan sekolah kau tau? katakan, agency mana yang menyuruh noona melakukan ini padaku. Akan kutuntut perilakumu pada managerku.”

Martha mengerutkan dahi, “Siapa kau sebut noona ha? Kau dan aku masih muda umurku tau. dan satu lagi, aku ini murid disini bukan agency apapun oeh.”

“Bisa saja kau penguntit bukan?”

“Aish! Sembarangan saja kau ini. Sudah, aku ke kelas saja.” tiba-tiba pergelangan tangannya dicekal oleh Jin. “K-kau…”

“Tidak semudah itu. siapa namamu? Berapa yang kau minta?” tanya Jin memandangnya serius.

“Tidak mau.” Martha memberi wajah acuhnya. “sudah, lepaskan saja aku dan masalah beres kan.”

“Ku tanya siapa? Atau kau ingin terken__”

“Hey namja baru terkenal lepaskan Martha!” potong seorang lelaki meneriaki dibelakang Jin denan rambutnya berwarna merah kecokelatan bertubuh lebih tinggi darinya. Kini lelaki itu menghampiri mereka berdua. “Eh kau jangan—“ lelaki itu terkejut setelah melihat wajah Jin. “Kim Seok Jin? Oh, hahaha. Teman lama, apa kabar dirimu? Kenapa pindah sekolah disini kau tidak memberitauku? Kau terlihat semakin kaya.” Lalu lelaki itu meninju lengan Jin,cekalan ditangan Martha pun dilepasnya.

“Hoh Park Chan Yeol. Kau juga apa kabar. Kelihatannya kau sangat bertambah tinggi…”

Chanyeol memberi kedipan pergilah pada Martha, namun Martha malah sibuk mengambil foto saat Jin berbicara dengannya. “Ah iya, ini karna progam agencyku begitu ketat. Kau tau sendiri permainannya seperti apa kan. hahaha” Chanyeol meraih tangan Martha, “Sayang, sebaiknya kau sekarang pergi ke kelas duluan. Kau tau kami sedang bicara kan sayang.”

Martha melepaskan paksa raihan Chanyeol dan menatapnya acuh. “Ya aku tau.” kemudian Martha pergi menjauhi Jin dan Chanyeol

“Kau masih berpacaran dengannya? Oh iya maaf soal tadi, itu karna tidak tau namanya.” Jin menggaruk kepala belakangnya.

Chanyeol tertawa, “Jin, Jin. Tidak apa-apa,aku tau itu.” Chanyeol menghentikan tawanya sejenak, “Soal dia, aku sudah putus dengannya. Tapi aku masih tetap sayang dengannya,tidak tau kalau dia.” Chanyeol mengakhirinya dengan tertawa lagi.

“Tawamu paksaan tuan Park.” Jin merangkul punggungnya, mengajaknya ikut bicara sambil berjalan. “Kalian sama-sama over virus jadi kalau kau tetap sayang, menurutku dia juga. Tapi boleh kutau penyebabnya?”

“Masalah umum Jin. Dia tidak tahan menungguku tanpa kabar ketika aku bekerja keras menyiapkan album comeback grupku.”

“Lalu kau mengartikan dia sudah menemukan lelaki pengganti begitu?” Chanyeol sejenak ternyuh, “Ah mian Chanyeol aku bukan bermaksud membuat luka baru.”

Chanyeol meninju bahu Jin dan tertawa lepas, “Hahaha, itu mungkin saja Kim Seok Jin…”

Jin juga ikut tertawa, “Bagaimana jika sekarang aku mentraktirmu dikantin, apa kau mau?” ajak Jin dibalas Chanyeol dengan satu anggukan setuju dan mereka berjalan bersama kekantin.

ÞÞÜÜ

“Martha, jebal. Chakkamanyeo…”

Martha berhenti, ia lelah setelah Chanyeol mengikutinya sejak ia keluar dari kelas. “ck, mau apalagi. Aku  buru-buru Chanyeol.”

“Ayolah kita bicara baik-baik. Aku butuh kepastian ulang darimu.” Pinta Chanyeol mengikuti Martha yang agak menepi.

“Aku kan sudah menjelaskanmu jauh sebelum kau kembali sekolah lagi. semua sudah jelas yeollie…”

“Tidak, aku tau alasannya bukan itu saja. pasti ada yang lain, aku bisa merasakannya. Apa salahnya kau menceritakan juga padaku Mar…”

“Yeollie, aku serius hanya karna itu saja. kalau pun ada yang lain, itu karna aku merasa terbohongi oleh agencymu itu saja.”

Chanyeol memukul keningnya sendiri, “Martha, aku yang merasakannya. Ada hal lain aku yang merasakannya. Kau bilang kita berpisah kembali menjadi teman yang saling mengisi dan percaya. Maka isilah jawabanku yang kosong itu Mar.”

“Aku menyukai orang lain Yeollie, mianhae…”

Chanyeol meraih dan menggenggam salah satu tangan Martha, “Apa ini semua tetap karena aku vakum atas traine album comebackku? Siapa lelaki itu, jawab aku?”

Martha tau jauh disana hati Chanyeol sedang terluka dan menangis, itu terpancar jelas dari tatapan mata kepadanya. “Siapa lagi kalau bukan Jin yang debute dan mengisi kekosongan hatiku saat kau tidak ada.”

“Kau…”

“Terimalah keputusanku Chanyeollie, tapi tenanglah. Aku tidak membencimu, aku tetap bisa menyayangimu sampai detik ini.”

“…padahal aku berusaha dan tetap mencintaimu.”

Ditangkupnya kedua pipi Chanyeol, “Ku harap kau tidak menjauhiku karena ini…sayang.” Kemudian perempuan itu pergi begitu saja. diam disana, Chanyeol melihatnya penuh kesakitan dan kesesakan. Tertegun menatap kemanakah sosok perempuan yang dulu sangat mencintai dirinya setengah mati.

ÞÞÜÜ

Ini sudah hari yang ke 24 Jin bersekolah sebagai entertainer dari band debutnya. Sejauh ini akhirnya para penggemarnya tidak seover dulu. Jadi, kali ini dia berjalan sendirian sepulang dari kantin tanpa gangguan kejaran fans disekolahnya.

“Eh—kau.” Kejut seseorang hampir menabrak dari arah berlawanan, dia adalah Martha.

Jin memberi senyum “Oh kau yang itu. kalau berjalan jangan melamunkan cowok saja. bahaya tau. menabrak orang saja bisa fatal.”

Martha terkekeh gemas sendiri “Kau…memperhatikanku yaahh?”

“Ahh kau, sudahlah jangan besar kepala dulu.” Jin bersemu merah dan menggelengkan kepalanya. Lalu memasukkan kedua tangannya kedalam saku kemudian berjalan menjauh dari Martha.

Martha kembali terkekeh, “Aku benar kan…oh ya, kau mau kemana? Kita bicara sebentar bisa?”

“Mau ke atap. Ya, bicara saja disana oke.”

Setelah mereka berjalan bersama, langkah mereka pun sampai keatap sekolah sesuai ajakan bersama. Bersandarlah mereka disalah satu sisi balkon diatap itu. “Kelihatannya kau akan mengajakku ke topik penting. Benarkah seperti itu ,Martha?”

Martha mengerutkan dahi, “Akhirnya kau tau juga namaku.” Dia tertawa kecil, “Jin…”

“Iya, itu namaku.” Ungkapnya tersenyum lebar menatap hamparan didepannya.

“Kim Seok Jin…” panggil sekali lagi pikirannya meragu untuk mengatakan apa yang sudah direncanakannya sebelumnya.

“Itu nama lengkapku.” Balas Jin tersenyum menampakkan gigi rapinya.

“Seok Jin…”

“Iya ada apa. katakan saja…”

“Belakangan ini aku sangat menyukaimu.” Martha agak menunduk ragu.

“Apa kau katakan?” tanya Jin menatap Martha

“Aku sangat menyukaimu, bisa kau balas perasaanku Jin…”

Jin menapakkan tangannya ke bahu perempuan itu, menatap wajahnya lebih dalam lagi. “Ada perubahan setelah aku mengajakmu bersembunyi disaat itu. aku sendiri bingung ketika setiap mengingat kejadian itu. hatiku berdetak dan ada sesuatu yang panas tapi manis mengejutkan jantungku. Aku pikir, saat itulah aku juga menyukaimu.”

Tanpa berkata lagi, jarak  yang sangat dekat membuat Martha gila dan cepat menghamburkan diri dalam pelukan Jin. “Aku senang sekali, terima kasih Jin. Bisa kita memulai hubungan mulai sekarang?” ajaknya setelah merenggangkan pelukannya dan menatap Jin penuh mohon.

Jin meraih kedua tangan Martha, “Sekarang bukanlah waktu yang tepat Mar. peraturan agencyku masih belum meloloskan para membernya berpacaran. Kau tau kami belum lama debut.”

“Kita pacaran backstreet saja. kau mau kan Jin?”

Jin menghela nafas, “Itu sama saja. Maafkan aku, tapi percayalah aku juga menyukaimu. Jadi kau jangan khawatir.” Jin meraih Martha kembali dalam pelukannya, ia bermaksud ingin membuat perempuan itu tidak kecewa atas pernyataannya barusan.

ÞÞÜÜ

“…Relakan saja dirinya Chanyeol, masih ada yeoja baik dan lebih baik lagi dari dirinya. Yeoja tidak hanya satu saja didunia ini kau tau.” tutur Jin menemani Chanyeol meluapkan emosi sore harinya disebuah jalanan sepi dipinggiran sungai samping rumahnya.

“Ya aku tau, semuanya pasti akan berkata seperti itu. tapi lihatlah semua usahaku dari nol sampai aku meraih kesuksesan bandku. Tidak hebatkah saat aku diatas, aku tidak mengurangi rasa cintaku meski diatas sana ada yeoja yang menggodaku menjadi pacarnya.” Lagi-lagi Chanyeol mengerang, meledakkan emosi sepuasnya.

“Chanyeol, aku bukan menyalahkanmu. Mengerti? jika kau ingin memperjuangkannya sekali lagi. lakukanlah, itu belum terlambat. Lakukanlah Chanyeol, karena aku pasti mendukungmu dan membantumu jika kau memerlukannya.”

Sejenak, Chanyeol menatap Jin penuh makna. Jin sulit mengartikannya, mungkinkah Chanyeol mengirimkan telepati misterius yang tidak bisa diungkapkan dengan bibirnya. Yang pasti Jin harus memberikan teman lamanya itu semangat baru.

“Masih mencintainya bukan? Kejar saja dia, apalagi kau bilang dia belum berpacaran dengan lelaki idamannya itu.”

“Tapi dia mengatakan sebaliknya…” Chanyeol semakin membungkukkan badannya.

Jin mencengkram bahu Chanyeol, “Sudah, kejar saja dia. Aku akan membantumu. Kau jangan khawatir usahamu akan gagal. Semangat! Park Chanyeol…”

ÞÞÜÜ

Ada kalanya kita harus melepaskan apa yang kita sukai. Itulah ungkapan yang tepat untuk kedilemaanperasaan Jin saat ini. setelah berpikir panjang, dirinya memutuskan untuk membantu menyatukan lagi perasaan mereka. Jin melihat sekotak kado kecil yang ada diatas meja kamarnya.

Jin ingat, sebenarnya kado itu akan diberikan darinya untuk perempuan itu sehari setelah mereka resmi saling menyatakan suka satu sama lain. Namun, malam harinya tidak disangka Chanyeol membicarakan dirinya lewat ungkapan emosinya terhadap keputusan Martha yang meninggalkannya.

Jin sudah bulat tekad, tidak akan meminta perasaannya kembali untuk kedua kalinya. Biarkan dirinya berusaha menyatukan hati yang terpisah karena dirinya. Jin membuka kado itu dan mengganti memo didalamnya dengan memo baru yang akan ditulisnya. ‘kuberikan ini dengan sepenuh hati. Kuharap kau memaafkanku dan menerimaku kembali dalam cinta. Salam Park untuk Martha…’ lalu Jin memasukkannya dan berharap kado yang berisikan jam tangan ini akan berpengaruh baik untuk Chanyeol.

ÞÞÜÜ

Jin terkejut mendengar ponselnya berdering nada panggilan. Lalu diangkatnya panggilan itu. “Yeoboseoyo?”

#”YAAA JIIINNN, DIAA MENCIUMKUUUU”

Jin reflek menjauhkan ponselnya dari telinganya akibat teriakan itu. “Iya iya sabar saja Park, kau membuat telingaku hampir tuli. Ceritakan kenapa dia bisa menciummu?”

#”Dia datang padaku dan mempamerkan jam tangan barunya. Bagus sekali. Dia mengatakan terima kasih dan memanggilku Chanyeol sayang. Setelah itu dia menciumku tanpa ijin. Aku senang sekali Jinnnn!! Ah, semua ini pasti idemu.”

Jin tertawa pahit, “Baguslah dia merespon baik, akhirnya berjalan sesuai rencanaku. Bagaimana Park, kau bangga dengan hasilku?”

#”Sangatt Jin!! Terima kasih. Aku benar-benar seperti baru terlahir menjadi malaikat setelah diciumnya tadi. Ahh~tau saja dia kalau aku merindukan ciumannya itu. Tapi Jin, harga jam tangan bunga itu berapa? Aku kan harus menebusnya.”

“Bayar saja empatratus ribu won. Bersyukurlah kukorting 5ribu won”

#”Oke oke, setelah ini kau akan melihat rekeningmu bertambah. Yang pasti terima kasih, ternyata kau tidak salah memilih jam bermodel bunga krisan seperti itu, indah sekali…”

“Ya ya sudahlah. Cepat transfer saja uangnya.” Jin menutup panggilannya yang diakhiri dengan tawanya seorang diri. “Kerasukan apa perempuan itu mencium Chanyeol. Hahaha,hebat-hebat-hebat…”

ÞÞÜÜ

Chanyeol sedang bersama dengan perempuan yang belakangan ini membuatnya tersenyum, mereka berdua menikmati angin sejuk dibalkon atap sekolah. “Maaf ya Mar, aku tidak bisa menemanimu les musik.”

“Tidak apa-apa, tapi bolehkah aku minta gantinya?”

Chanyeol mengangkat alis dan tersenyum tipis, “Tentu, sebutkan saja.”

“Traktir aku makan nanti malam, ne?” Martha menggenggam salah satu tangan Chanyeol dengan memohon.

Chanyeol berpikir untuk sesaat, “Ajak saja Jin bagaimana? Sepertinya aku---“

“Aku mau mengajakmu saja yeollie, tidak dengan yang lain.” Perempuan itu memanyunkan bibirnya.

Chanyeol menertawakannya, “Baik-baik-baik, kita berdua. Tapi, jangan marah. Malam ini aku ada jadwal latihan bass. Daripada aku terlambat, dan kau lama menungguku. Kita batalkan saja untuk malam hari lain.”

“Tidak mau, aku tetap menunggumu ditempat hangout biasanya. Datang saja selama cafenya belum tutup, aku tetap ada disana oke.”

Chanyeol mengusap-usap ujung kepala Martha, “terserah kau saja. aku akan berusaha datang untukmu. Aku ke kelas duluan oke.” Pamit Chanyeol lalu meninggalkannya dengan tenang. sementara Martha hanya membalas anggukan berat pada Chanyeol yang perlahan hilang.

Martha kembali menatap hamparan didepannya, tidak ada yang menarik. Hanya saja mungkin dia terbawa akan angin tenang yang menyejukkan. Tidak memperdulikan apapun, tangannya terbentang seolah-olah ingin menyatu dengan angin disekelilingnya.

“Hey perempuan, sayangnya kau berada dibalkon. Bukan dikapal mewah.”

Martha yang terkejut langsung berbalik dan menurunkan tangannya keposisi normal. “Jin, merusak suasana saja.” lalu Martha tertawa.

Jin mendekat sambil tertawa, “Kalau begitu aku turun saja.” namun Martha mencegahnya sambil menertawakan sikap Jin barusan.

“Sepertinya kau sedang berbunga-bunga dan sedikit kecewa disaat yang bersamaan. Apakah ini semua karena aku atau…Chanyeol. Hahaha.”

“Aish. Kalau tidak mau menghibur ya jangan menyindirku. Aku masih tetap menyukaimu,tenang saja.”

Jin sejenak terdiam, lebih tepatnya tidak ingin membalasnya lebih jauh.

Martha menghadapkan badannya ke Jin lebih dekat, “Oh ya Jin, bisakah kau ikut menemaniku nanti malam menunggu Chanyeol datang ditempat biasanya?”

“Datang ditempat biasanya?” tanya Jin tanpa ekspresi.

Martha memutar pandangannya, lalu tertawa.”Aku sampai lupa kalau kita belum lama berteman. Itu dicafe Young, tidak jauh dari sini.”

Jin tertawa hambar “Ouh café sepi yang terkenal itu. kru dan member bandku sering membicarakan tempat itu.” ketika Martha hendak mengucapkan sesuatu, Jin langsung teringat. “Aku akan menjemputmu. Daripada kau berangkat sendiri, kau tidak akan aman dan merasa istimewa ketika sampai disana.”

“Maksudnya?”

ÞÞÜÜ

“Halo Chanyeol, kau tidak sibuk kan?”

#”Tentu saja teman lama, apa yang kau ingin kau tanyakan.”

Jin bersandar dimotor hitam kesayangannya itu, “Kau benar-benar tidak menolak ajakan yeoja itu kan?”

#”Ya benar, apa kau memikirkan rencana yang sama denganku.”

Jin menghela nafas lega. “Syukurlah. Tapi kau benar. Aku memikirkan sebuah kejutan baru.”

#”Woah~terima kasih…ceritakan apa tugasku sekarang.”

“Motormu dan motorku ukurannya sama. Aku akan mengecohnya dengan sosok dirimu yang menggoncengnya. Terserah kau mau kerumahku dulu pakai motor atau mobilku. Yang penting kita sama-sama menjemputnya, tapi akan kusuruh dia memakai penutup mata sampai tiba dicafe Young. Sampai sini kau paham?”

#”Lanjutkan komandan.”

“Nah, kalau dia mengajakmu bicara saat dijalan. Abaikan saja dia. Pokoknya dia hanya bisa bertanya ketika tiba dicafe menggunakan suaraku. Jadi, dia tidak akan pernah berpikir kalau kau datang menggantikanku.”

#”Ah Jin, aku ingin memberinya kejutan ratusan lilin dan buket bunga violet kesukaannya. Bisakah itu kita masukkan dalam rencana?”

“Sangat bisa. Sementara itu, biarkan aku yang menghidupkan semua lilin perintahmu. Kau akan berhasil selangkah lagi.”

#”Siap komandan laksanakan.”

ÞÞÜÜ

“Wah, hebat sekali kau menjemputku dengan motor Jin.” Ungkap keheranannya melihat tampilan Jin setelah masuk ke gerbang dan berhenti didepan terasnya.

Jin memarkirkan motornya sejenak, “Hm, sekarang pejamkan matamu.”

“Kenapa?”

Jin tersenyum, “Mau pakai property atau pejamkan mata secara simpel?”

“Tutup mata saja.” jawab Martha cepat mengelak. Jin tersenyum lega dan dari jauh, Jin memberi tanda pada Chanyeol agar naikilah motornya. Sebenarnya bukan motornya, tapi motor Chanyeol yang sudah ditukar sebelumnya. Dengan mata terpejam itu, perempuan itu menaiki motor tersebut.

“Pegang dan peluk aku jika kau tidak ingin menyesal karena kecelakaan.” Pinta Jin menyuruh Martha agar melaksanakan perintahnya. Bukan dengan badan Jin, melainkan melakukannya dengan tubuh Chanyeol yang siap menjadi pengemudi motor bagi perempuan ini.

“Jangan menjawab apapun.” Peringat Jin pada Chanyeol dengan isyarat tangan dan ucapan tanpa suara. Chanyeol mengangguk patuh,kemudian motor itu melaju dengan diikuti motor Jin dari belakang.

Martha merasakan sesuatu hal aneh, “tubuhnya seperti Chanyeol”pikirnya dalam hati. “Eh,wangi parfumnya juga mirip Chanyeol.”kejutnya dalam hati. “dudukan motornya juga sama.”pikirnya sekali lagi dalam hati. “Jin, boleh ku buka mataku? Aku mau bertanya sejak kapan kau memakai parfumnya Chanyeol?” tanya Martha mengeraskan suaranya saat perjalanan sudah ditengah jalan raya. Namun Martha tidak mendapat jawaban apa-apa darinya.

Ketika kendaraan tersebut tiba mengantar Martha dan Chanyeol dicafe Young, Jin mulai cepat-cepat berada disisi Martha, “Belum saatnya membuka mata, tunggu sebentar saja oke.” Jin membantunya turun dari motor Chanyeol itu lalu menuntunnya masuk kedalam café. Lalu, kemanakah Chanyeol? Chanyeol sedang mempersiapkan mental didekat meja khusus yang sudah dipesannya dengan paket romantis.

“Aku kebelakang sebentar. Kau bisa membuka matamu Martha.” Ujar Jin berjalan cepat menjauh dari tempat Martha berdiri saat itu. akhirnya, sang target terkesima melihat ratusan lilin menyala sempurna dipinggir-pinggir café yang membuat pencahayaannya menjadi sumber penerangan diruangan itu. alunan music klasik sekarang juga ikut meramaikan suasana dimalam itu, target melangkah perlahan dengan terpesona. Dan seorang namja tinggi berambut cokelat berponi yang membawa sebuket bunga violet itu menambah perasaan target semakin terpesona mendekatinya.

“Martha.  Maafkan aku telah membuatmu lama menungguku dan berpaling dariku. Aku harap kau terima kata maaf yang sangat sepenuh hati ini. Dan, ini. aku membawakan bunga kesukaanmu.” Ungkap Chanyeol memberikan buket bunga itu pada Martha. Martha menerimanya dengan senyumnya yang bahagia.

“Jadi bisakah kita tidak saling berjauhan dan membenci. Izinkan aku memperbaiki kesalahanku dengan, terimalah aku kembali dalam cinta.” Chanyeol seakan memberi jeda, “Jika iya, maka peluklah aku, jika menolak, maka duduklah. Apapun jawabannya, aku akan menerimanya jadi tenang saja.”

Martha terlihat jelas sekali malu-malu, ia mengalihkan sikap salah tingkahnya itu dengan mencium wangi bunga violet yang ada ditangannya itu. lalu, ia tersenyum menatap Chanyeol yang lebih tinggi dari dirinya. Penuh makna, namun akhirnya ia memutuskan memeluk Chanyeol dengan hangat. Chanyeol pun membalasnya dengan hal yang sama, tetapi lebih erat lagi.

“Sayang…” Chanyeol merenggangkan pelukannya, “Aku akan berkata jujur padamu. Ini semua adalah ide dari Jin. Jadi, kita wajib berterimakasih padanya yang membuat cinta diantara kita. Menjadi hidup kembali.”

Jin tertawa terbahak-bahak dari sudut bar café itu, “Ya kau. Park Chanyeol. Jangan membuatku terpojok dan cemburu,mengerti. sudah!kalian lanjutkan saja kemesraannya.” Ungkap Jin sambil berjalan ke pintu keluar.

Chanyeol tertawa padanya. “Kalau iri bilang saja!” ia tertawa lagi.

Jin tersenyum dislike, “Aish…aku akan lebih mesra dari kalian suatu saat nanti. Lihat pembalasanku Park!”


END

---TT---

1 komentar:

  1. Hallo~ mianhaeyo baru komen lewat blog sekarang. May i comment your fanfict now? Kkkk~
    Entah mgapa karakter 'Martha' disini plin-plan dan mudah sekali jatuh cinta #imsorry
    Trus penjelasannya kurang detil diawal paragraf, padahal kalau kalimat awal dibuat lebih menarik itu akan membuat para pembaca penasaran untuk lanjut membaca hingga akhir.
    Itu saja komennya, saya sedikit berbagi 'ilmu' yg saya tau...
    Maaf apabila ada kata yang kurang pas dihati author Vieyramoimoi.
    #keepwriting 💪
    Want you visit my blog? Kkkk~ it'll be my happiness 😊

    BalasHapus