Tittle : Rose
Bubble Tea
Author
: Vieyraamoimoi
Cast : Sehun
; Luhan ; Shin Min Rien (alias author.OC) ; Kai
Genre : Romantic
sweet (by request)
Rate : T
Warning!
Hanya cerita fiktif yang dibuat oleh author, dipertegas ulang ini adalah fanfic
tantangan dari Maria C karena saya kalah dlm prmainan. Warning lagi!. Siapa aja
yg ngepos/ngpublish mengedarkan dengan mengganti nma penulisnya. Diharap
berurusan wajib dipengadilan akhirat
Special
Notes : Maaf kalo gk sesuai sama keinginan
>_< maaf kalo gk puas dan malah capek baca ff ini. mian mian mian mian
mian…
---TT---
Seorang
namja kelas 3 SMU baru saja datang ke kelasnya yang sepi. Namja itu terheran
pada sebuah benda yang berada diatas mejanya. Segelas bubble tea dalam kemasan
itu lalu diraihnya dengan wajah tanpa ekspresi. Namja itu celingak celinguk
mencari siapa pengirim minuman tersebut.
Namja
berambut cream itu duduk untuk meminumnya dan membaca memo yang tertempel di
mejanya, “Dear Oh Sehun. Aku memberimu bubble tea ini karena aku sangat
menyukaimu. Ku tunggu kau di balkon saat istirahat nanti. Tertanda Xi Lulu.”
Tak
terasa membaca sesingkat itu membuat minumannya habis. “Baiklah,demi bubble tea
gratis.” Ungkapnya seorang diri seraya melempar minumannya ke tempat sampah
dibelakangnya.
Sehun
pergi ke balkon sesuai janjinya. Namun sebelum itu dia hendak menjemput yeoja
dibangku deret sampingnya. “Min Rien-ya. Ikut aku ke balkon.”
“Mau
menemui fans lagi…” balas yeoja itu tidak menatapnya karena asyik berchatting
dengan ponselnya.
“Adik
manisskuu ayooohh…!” geret Sehun menggandeng pergelangan tangan yeoja itu.
“Aaaahh!!
Kakak jangan memaksaku…” rengek Min Rien tidak
berarti.
Sampailah
mereka ke balkon dan hanya satu namja cantik yang terlihat sendirian. Pastilah
dia, mengingat balkon sekolah adalah tempatnya orang berpasangan. Kemudian
mereka menghampiri orang yang disebut Xi Lulu dimemonya Sehun beberapa saat
yang lalu.
Sehun
mendehem berat, “Terima kasih bubble teanya enak.” Lawan bicaranya itu akhirnya
membalikkan badan kehadapannya dan Min Rien. Namja itu melihat Min Rien agak
curiga,
“Bangapta
Luhan-ssi, Shin Min Rien imnida, adik angkat Oh Sehun.” Kata Min Rien begitu
sadar arti tatapan namja didepannya itu. “Kakak, aku ada janji dengan murid
baru dikelas 2. Sampai jumpa dirumah kak,,,” ungkap Min Rien sambil
menggandengkan tangan Sehun agar menggandeng tangan Luhan kemudian lari
meninggalkan keduanya. Reflek setelah Min Rien agak jauh, Sehun dan Luhan
melepaskan tangan mereka dengan malu-malu.
---TT---
Min
Rien berlari tergesa-gesa setelah menurutnya ini sudah siang. Namun sebenarnya
lorong kelas saja masih sepi. Pelariannya berhenti ketika Min Rien telah sampai
di kelasnya. Disana hanya ada satu orang namja yang sudah datang. Saat
didekatinya, ternyata namja itu terduduk mematung.
“Belangtae
Oppa!” kejut Min Rien mencondongkan kepalanya di depan Sehun sambil mencengkram
bahunya.
“Ohoret!”
pekik Sehun dengan gaya baru. “Nah kau__”
Min
Rien menyela dan tersenyum sindir lalu berkata, “Kakak… aku tau kau sibuk karna
terkenal di sekolah. Aku memang tau itu secara aku adik angkatmu yang serumah
juga denganmu. tapi saranku jangan melamun kak, terlihat mengerikan.”
Sehun
berdiri dan berkata, “Sudahlah. Duduk!” ia mendudukkan yeoja itu.
“Tanggungjawab!
Karena kau…membuatku bersentuhan dengan Luhan sampai aku menyukainya.”
“Oh?
Itu baguskan kau suka dia. Ah…tapi tunggu. Belakangan ini dia sangat dekat
dengan Kai.” Min Rien memukul lengan Sehun, “Itu salahmu sihhh menggantungnya
terlalu lama.”
“Pokoknya
kau harus membantuku. Kalau menolak, tidur saja di ruang tamu.”
“Aisshh
kejam. Jadi kau menganggapku musuh?
Bukan adik atau partnermu begitu?” Min Rien bergeser berpaling dari
Sehun dan mengerucutkan bibirnya.
“Ya!
Baiklah baiklah, partnerku saja. sekarang pesankan sebuket mawar merah dikirim
kesini secara rahasia. Jangan lupakan tatanan yang bagus untuk anak SMU kelas
3. Tapi pinjam uangmu dulu Min Rien sayang…”
Min
Rien menghela nafas agak kesal, masih mengerucutkan bibirnya. “Oke Sehun oppa.
Tapi siapa yang memberikannya ke Luhan?”
“Kau.”
Jawab Sehun cepat.
“Aish,
aku ini yeoja. Nanti dikiranya aku yang su_”
“Iyaiya
aku…”
---TT---
“Xi
Lulu. Ini untukmu.” Cegah seseorang yang wajahnya ditutupi buket mawar merah
dihadapannya.
“Siapa?
Em…permisi aku mau pulang.” Kata Luhan agak malu-malu.
“Xi
Luhan, terimalah!” buket bunga itu dicondongkannya dengan dua tangan,tapi masih
menutupi wajah Sehun.
“Te…terima
kasih.” Balas Luhan menerimanya akan tetapi Sehun berjalan berbalik agar Luhan
tidak mengenalinya. “Apa dia si anak baru itu ya?” tanya Luhan sendiri.
Sehun
berlari dengan riangnya dan menghamburkan diri ke pelukan adiknya. “Min Rien
aku berhasil!!! Dia…dia menerimanya!!”
“Chukkae
kak Sehun.” Min Rien terkekeh hambar. “Bisa beri aku komisi jadianmu kak?”
Sehun
melepas kasar pelukannya, “Maksudku mawarnya bodoh,” ia tertawa sambil mengacak
rambut Min Rien yang pendek sepertinya. “Besok kirimkan tiap hari setangkai
untuknya mengerti,”
“Ehhh
ini mahal kakkk. Jangan dirusakkk.” Rutuk Min Rien melindungi rambutnya dengan
kedua tangannya.
---TT---
Seperti
biasanya keadaan kelas yang sepi selalu ditempati Sehun sebagai murid pertama
yang datang. Disusul dengan kedatangan Min Rien setelahnya. Agak miris Min Rien
melihat kakaknya itu. Dari luar kelas saja ia bisa mendengar Sehun mendengus
frustasi. Sadar atau tidak sadar, saat dirinya masuk dan berjalan perlahan ke
bangku disamping Sehun. Namja itu tetap begitu sambil membenamkan diri dibalik
kedua lengannya.
Min
Rien meletakkan tasnya perlahan lalu menggeser sedikit bangku itu agar lebih
dekat dengan Sehun. “Kakak, apa kau punya masalah berat…”
Sehun
mendongak menatap papan lurus didepannya. “Aku yakin ini belum terlambat. Kau
berpikir yang sama denganku kan…?”
“Tentu
saja kak. Katakan saja apa yang meledak dihatimu kak.” Min Rien mengusap tegar
punggung Sehun.
“Mawar
yang kuberikan di bangkunya itu benar diambilnya. Tapi seakan-akan dia tidak
mengiraku. Apa dia mengira itu dari Kai?”
Min
Rien memberi senyuman, “Tidak mungkin begitu kak. Mungkin saja dia terlampau
malu untuk menatapmu. Makanya dia berani diam. Tapi apa kau sudah mengatakan
secara langsung kalau sekarang kau berbalik menyukainya.”
Sehun
membenarkan posisi duduknya. “Belum sih…tapi aku suka memberi pernyataan lewat
mawar misteriusku. Kau tau kan kebiasaanku ketika menyukai seseorang.”
“Kau
benar. Lalu apa kakak akan memberi perhitungan dengan Kai begitu…”
Sehun
menghela nafas berat, ia mengedipkan matanya lebih cepat. “Ya. Benar benar. Min
Rien.kau memberiku ide cemerlang.”
“Apa?”
tanya Min Rien tidak mengerti.
“Kau
memberiku ide cemerlang. Aku tau apa yang harus kau lakukan. Kau jebak saja Kai
agar menyukaimu. Dengan begitu dia akan sering tidak mendekati Luhan.”
Min
Rien mengangguk senyum, “Mari kita lakukan hari ini juga. Bersedia membantuku
juga?”
Setelah
pelajaran usai, tibalah waktu istirahat yang sangat ditunggu-tunggu. Misi Sehun
dan Min Rien akan dimulai. Mereka berjalan ke kelas Kai agak cepat. Namun
sayang, lorong yang hendak mereka lewati sedang diblokir sekelompok murid-murid
yang sedang bermain bola. Tanpa disadari, kepala Min Rien hampir terkena bola.
Itu membuat Min Rien reflek menghindar tapi malah terpeleset dan…
Tangan
berkulit tan yang kekar menangkap sempurna tubuh Min Rien. Dalam bayangannya
apa ini kakaknya. Sayangnya kakaknya itu berkulit putih, bukan tan seperti ini. Lalu Min Rien menelaah
apa yang dilihatnya tengah terjadi. Tak bisa terbayangkan. Nyatanya itu Kai
yang menyelamatkannya dari kecelakaan kecil tadi. Mata Kai dan Min Rien saling
berpandang cukup lama hingga tanpa sadar. Jarak wajah diantaranya terbilang
sangat dekat seperti hendak berciuman.
Perlahan,
Min Rien membangkitkan tubuhnya. “Mianhamnida. Ah, gomawo.” Ia memberi hormat
kecil dan langsung berlari menembus sekelompok murid-murid bermain bola.
Sialnya lagi, Sehun sudah berjalan jauh meninggalkannya dibelakang.
---TT---
Sementara
itu Sehun terburu-buru menemui Luhan yang tidak ada dikelasnya. Sehun berlari
sambil mengedarkan pandangannya dan ketemu. “Luuhaann tungguu…” panggil Sehun
berteriak. Untungnya Luhan berbalik, pertanda mendengar panggilan Sehun tadi.
“Oh
Sehun. Hehe, apa kau berkeringat karna mencari seseorang?”
Sehun
menumpukan tangannya ke kedua lututnya dan nafas yang masih tersenggal-senggal.
“Iyah, aku mencarimu.”
“Tapi
aku sedang buru-buru juga Sehun…”
“Kumohon
sebentar saja.” lalu Sehun mengambil sesuatu dibalik saku blazzernya. Ia
memberikan setangkai lagi mawar andalannya, namun ia juga menyelipkan coklat
mini dibaliknya. “Luhan. Aku sadar. Sekarang…aku sedang menyukaimu. Jadilah
kekasihku Luhan…”
“Tapi
aku sudah_”
“Tidak
perlu dijawab sekarang pun tidak apa. ambil saja pemberianku ini, kumohon
Luhannie.” Sehun memberi tatapan penuh keseriusan.
Luhan
meraihnya dengan ragu, “Ini bohong kan Oh Sehun?”
“Tidak
tidak, ini serius. Sungguh.”
Luhan
membalikkan badannya agar membelakangi Sehun. “Maaf aku_” belum sempat
melangkah,tubuhnya sudah direngkuh dalam dekapan Sehun.
---TT---
“Kenapa
kakak baru kembali,padahal pelajaran sudah selesai dan akan bel pulang.” Tanya
Min Rien setelah melihat Sehun baru saja duduk.
“Aku
habis melukis. Kau mencatat pelajarannya dengan lengkap kan?” balas Sehun
seraya membereskan tasnya.
“Tentu,”
“Habis
ini tolong jemput Luhan dikelasnya. Tolong tutup matanya dan bawa dia melihat
dinding lapangan belakang.” Sehun menopangkan tasnya ke bahunya sendiri. “Aku
pulang yah. Sampai bertemu dirumah.”
“Oke
kak. Sama-sama.,,” nada Min Rien terdengar malas. Itu hampir membuat Sehun
berhenti melangkah, tapi akhirnya namja itu melanjutkan langkahnya lagi.
Takdir
sedang berkata baik untuk harinya. Min Rien menemukan Luhan yang kebetulan
sedang lewat didepan kelasnya. Dipanggilnya namja cantik itu agak keras. Lalu
Luhan menoleh padanya dan bertanya “Ada apa memanggilku Min Rien-ssi?”
Min
Rien tersenyum kecil, “Ikut aku sebentar kak. Ayo!” Jari-jari tangannya menapak
menutupi kedua bola mata Luhan.
Luhan
terkekeh malu, “Aduh, jangan membuatku penasaran lagi Min Rien-ssi.” Min Rien
membalasnya dengan tawa kecilnya. Lalu dibawalah Luhan ke lapangan belakang
sesuai perintah sang kakak.
Sampailah
mereka ditempat itu, “Sekarang,akan ku buka matamu. Perhatikan dengan penuh
hati apa yang ada didepanmu yah kak.” Ujar Min Rien melepaskan jari-jari dari
wajah Luhan. Terpampang jelas sebuah grafity cat semprot di dinding itu dengan
latar gelapnya dan susunan kata yang bertulis I Love You Luhan By Sehun
berwarna putih sembur jingga yang cerah. Tidak lupa juga tanda gambar mawar
merah dibawahnya. Semua itu mempesona bagi Luhan. Min Rien pun merasakan hal
yang sama. “Kakakku selalu mengejutkan hal romantis pada orang yang
disukainya.”
“Benar
ini untukku bukan?? Aku…sangat berterima kasih...”
“Ya
aku akan menyampaikannya. Dia selalu bersungguh-sungguh dengan perasaannya
padamu. Mau menerima jadi pacarnya…?”
Wajah
tersenyum itu memudar jadi masam, “Aku masih tidak percaya ini. bisa tinggalkan
aku sendiri?” pinta Luhan yang direspon senyum dan tepukan kecil dibahunya dari
Min Rien. Setelah itu, Min Rien meninggalkannya tanpa kata-kata.
Min
Rien berjalan dengan wajahnya tertunduk kecewa. Kecewa atas sebuah pernyataan
Luhan baru saja. bagaimana bisa dia tidak merasakan kesungguhan di dalamnya dan
cepat berkata iya dengan pengorbanan seperti lukisan itu. Min Rien mendesis.
Apa yang harus dikatakannya nanti jika Sehun bertanya bagaimana tanggapan
Luhan. Min Rien benar-benar tak ada nyali dan mengumpat kesal pada dirinya
sendiri.
“Hey
adik.” Panggil sebuah suara dari samping kanannya. Min Rien menengok kesana
dan, hatinya benar-benar sinis bertemu sosok itu. “Lama sekali kau melakukan
tugasmu. Apa kau mampir ke toilet juga?” ujar namja itu seraya berjalan menuju
dirinya.
“Ken’apa
kakak belum pulang juga…” Min Rien menggenggam kuat tali tas punggungnya.
“Untuk
menunggumu adik. Kau tau, dikilometer 0,01 kakakmu ini memikirkan
keselamatanmu. Jadi,kembali saja tidak masalah bukan.” Tiba-tiba saja Sehun
langsung mengalungkan tangannya di tengkuk Min Rien dan itu berhasil
membuat jantungnya berdebar-debar ricuh. “Mari pulang.” Mereka berjalan
keluar dari area sekolah masih dengan mesranya. “Bagaimana Luhan tadi?”
Min
Rien membulatkan matanya lalu berkedip berkali-kali. “Engh--- Luhan merespon
positif, bahkan dia berterima kasih tapi kak. Maaf, dia belum mengiyakanmu jadi
pacar…” wajah Min Rien berubah ekspresi sesal. Membuat Sehun gemas
mengacak-acak rambutnya dan tertawa.
“Sudahlah
tidak apa. besok aku mau memberinya kejutan lagi.” Sehun tersenyum penuh
harapan, “Aku berharap ini berhasil, karna aku dapat tenaga relawan nyatakan
cinta dari fansku. Semuanya adik kelas. Hahaha,aku bersyukur menjadi yang
mereka sayangi.”
Min
Rien tersenyum menampakkan giginya, “Wahh…berita bagus untukku. Itu tandanya
aku bisa jadi penonton!!”
Sehun
tertawa gemas dan mencubit pipi adiknya, “Kau ini!!!”
---TT---
“Ketua
kelas silahkan memberi penutupan.” Kata sonsaengnim setelah mengakhiri
catatannya di papan tulis. Namun dia hanya mendengar suasana kelas yang sibuk
mencatat. “Ketua kelas Oh Sehun.” Panggilnya sekali lagi tidak ada jawaban dari
siapapun, barulah dia berbalik kepada murid-muridnya. “Ketua kelas.” Semua
murid saling menoleh,mereka tidak bisa menjawab apapun selain diam. “Siapa yang
bertanggung jawab tidak ada ketua kelas?” dia menunggu salah satu bersuara
untuknya. Sangat lama suasana kelas hening, membuatnya harus mengintruksi.
“Deret depan silahkan beri jawaban!”
“Adiknya
saja sonsaengnim,” salah satunya akhirnya menjawab. “Ya, dia juga mantan ketua
kelas bukan.” Imbuh deret depan lainnya. Sonsaengnim mengangguk sambil melipat
tangan didada.
“Oh,
Min Rien…Baiklah, ketua kelas silahkan memberi penutupan.” Perintah sonsaengnim
agak geram.
Min
Rien berdiri agak canggung. “Semua, beri hormat.” Dia dan murid lainnya memberi
hormat. “Ucapkan terima kasih.” Lalu seluruhnya mengatakan dengan serentak.
Sementara dibalik dinding sana, Sehun menunggu keadaan agar sonsaengnim
benar-benar sudah keluar.
“Tidak
ada tugas kan? bisa bantu aku sekarang? Masih mau jadi partnerku bukan?” tanya
Sehun beruntun, lawan bicaranya tidak menjawab namun memberi anggukan dan
senyum penuh makna padanya.
---TT---
Dulu,
dia adalah malaikat dalam cinta dihatiku. Aku menyukainya karena dia
berkepribadian unik. Semua hal tentang dia ku ceritakan pada eonnie, eonnie
sampai tertawa gemas mendengar aku menyukai orang seperti dia. Setahun yang
lalu, eonnie tertabrak hingga tewas oleh pasangan suami istri yang sedang mabuk.
Mereka berdua sangat menyesal dan benar-benar merawatku sejak itu atas
permintaan terakhir eonnie sebelum tiada. Diluar kamar otopsi, mereka bercerita
bahwa mereka memiliki seorang putra yang seumuran denganku. Dulu, putra mereka
mengharapkan adik perempuan tapi ibunya terlanjur mandul. Namun, setelah mereka
menyebutkan siapa nama putra mereka. Sebuah hantaman panas langsung memukul
hatiku. Bagaimana pun awalnya dia orang lain,orang yang kusuka. Tapi sekarang
dia jadi kakakku. Mau tidak mau, perasaan itu harus ku matikan meski berat.
Mungkin ini jalan Tuhan yang terbaik agar aku bisa dekat dengan orang yang
kusukai.
---TT---
Min
Rien sudah membawa Luhan ke tengah lapangan sekolah dengan mata yang tertutup
kain yang diberikan Sehun sebelumnya. Bergegas itu pula Sehun menyusul kearah
Luhan, segera itu pula Min Rien harus naik keatas untuk menaburkan sesuatu.
Lautan murid-murid yang penasaran berkumpul menyaksikan dari lapangan maupun
dari balkon-balkon bagaimana orang terkenal menembak cintanya.
Sehun
mendehem, seketika itu semuanya diam mengamati mereka. Sehun mulai bersiap
mengatakan. “Luhan, sekarang aku sungguh menyukaimu. Bisakah kau jadi kekasihku?” Sehun mengeluarkan setangkai
bunga mawar dari blazzernya, “Aku sangat menyukaimu Xi Luhan. Jika kau ingin
membuka mata, terimalah bunga ini.”
Luhan
menerima bunganya dan mengembang senyum. “Terima kasih banyak Sehun-ah. Bisa ku
buka mataku?”
“Tunggu.”
Sehun segera membukakan begitu Luhan hendak membukanya sendiri. saat kainnya
terbuka. Mulailah satu persatu kelopak bunga mawar merah jatuh dari atas semua
sudut balkon. Indah! Bahkan penggemar Sehun yang ikut menaburkan juga berteriak
betapa manisnya cara yang Sehun buat.
Luhan
berkali-kali tersenyum melihat sekelilingnya. Selain ada kelopak bunga berjatuhan,
ada pula sederet tulisan tangan yang terpajang menawan di dekat balkon dengan
tulisan “percayalah aku menyukaimu” “Luhan I love you from Sehun” “jangan
ragukan perasaanku, arayo!”
“Boleh
ku peluk dirimu Luhan?” Sehun mengatakannya dengan malu-malu. Setelah itu tanpa
berkata, Luhan pun memeluk Sehun. Seraya itu pula teriakan dari murid-murid
yang menyaksikan untuk “Jadi pacarnya~”
“Luhan,jadilah
kekasihku.” Sehun menanyakan itu sekali lagi. tapi entah, Luhan tiba-tiba
melepaskan pelukannya dan lari meninggalkan atmosfer kebahagiaan itu. hujan
kelopak bunga pun ikut berhenti seperti perasaan Sehun yang kecewa menatap
perlakuan Luhan yang pergi. Murid-murid juga berteriak menyanyangkan moment
seperti ini harus berakhir dengan kecewa.
Sehun
mendehem, ingin mengatakan sesuatu. Kali ini dia nyalakan microfon kecil yang
dipinjamnya dari club dance disekolahnya, itu akan menyambungkan speaker khusus
yang ada diarea lapangan. “Tidak apa teman-teman. Terima kasih telah menyemangatiku
sampai sekarang. Aku bahagia dia mau menerima mawarku. Meski begitu, ini tidak
akan mengubah perasaanku padanya. Aku akan tetap menunggumu XiLuhan.”
Sorak-sorak semangat dan “uu sosweet” dari para penggemarnya membuat Sehun
merasa lebih tenang.
Kemudian
Sehun segera mencari seseorang yang selalu menenangkan hatinya. Anak itu sedang
berjalan tertunduk lemas sambil memeluk keranjang bunganya. Sehun langsung
memeluknya dari belakang,membuat orang itu terkejut.
“Min
Rien-ah...pukul aku kalau ini memang berakhir.” Ujar Sehun mendekap erat
adiknya itu.
Sejenak
Min Rien diam, lalu memberikan usapan dipipi Sehun yang diatasnya. “Sudahlah
kak, masih ada jalan lain. Setelah ini ada perayaan wisuda bukan. Berikan saja
kejutan saat itu padanya, aku yakin ini yang terakhir akan berhasil.” Min Rien
menjatuhkan keranjang bunganya dan membalikkan badan memeluk Sehun lebih erat.
“Terima
kasih sudah menguatkanku. Kau adik yang sangat berarti untukku…”
---TT---
Tepuk
tangan riuh bergemuruh setelah Sehun menampilkan aksi pianonya di malam itu.
“Bagaimana teman-teman, apa perfomku menghibur?” tanya Sehun dari micnya.
“Jjang!!”
“Daebak!!” “Kereenn sekali!” “Sangatt!!” begitulah kata mereka dengan antusias
“Terima
kasih atas dukungan kalian. Aku bisa begini karena nada-nada yang kususun tadi
memiliki makna dan inspirasi. Semua itu ku dapatkan setelah banyak mengkhayal
dari seseorang. Orang khusus yang bernama Xi Luhan.”
“Waaaahh
sosweett…”
Sehun
terkekeh kecil, “Sekali lagi terima kasih. Sarangnda.” Sehun meninggalkan
panggung dan berjalan ke salah satu
balkon yang ada dikawasan penginapan itu. Sehun mengamati betapa antusias
adiknya itu membantunya tapi tunggu! Dia tidak sendirian, tapi bersama…seorang
namja. Ah!itu Kai. Tebak Sehun.
“Sehun
mencari siapa?” tanya seseorang ada
dibelakangnya.
Sehun
terkejut, langsung membalikkan badan orang itu. “Eh Luhan. Hehe. Emm…kau tidak
sibuk kan. mau ikut aku?” Luhan mengangguk agak ragu. “Sebentar,kututup dulu
matamu.” Sehun mengambil kain dari jasnya dan memasangkannya. Tiba-tiba
ponselnya berbunyi. Ada pesan dari adiknya mengatakan –cepatlah,ini sudah siap--
Sehun
bersama Luhan melangkah ke balkon itu. dengan senyum, Sehun menyambutnya
bahagia. Perlahan, ia membukakan penutup dimata Luhan. Dan, Luhan tersenyum
sangat manis dan lebar. Mengedarkan semua pandangannya yang takjub akan
keindahan di depan matanya. Banyak lilin-lin didalam gelas terjajar rapi
dipinggiran setiap sudut. Disetiap lantai juga ditaburi kelopak mawar merah dan
lampu-lampu sedikit redup namun cerah
yang memberi nuasna romantis. Ditengah sana terdapat juga bangku berwarna putih
yang klasik,diberi sedikit hiasan dibagian pinggir dengan posisi yang pas
hingga mengekspos tepat dibawah langit bertabur bintang.
Sehun
tersenyum pada Luhan dan memberi isyarat mengajaknya bergandengan tangan. Luhan
menerimanya. Mereka berjalan menuju bangku itu dan ternyata disana ada segelas
bubble tea dengan dua sedotan. Luhan tersenyum kecil menatap semua ini.
“Bagaimana
menurutmu?” kata Sehun setelah mereka duduk.
“Indah…sekali.
Kau, sangatt dramatis.” Luhan terkekeh kecil.
“Bukan
dramatis, tapi romantis. Inilah caraku yang murni.” Tiba-tiba Sehun mengajaknya
berdiri. “Sekarang ku tanya lagi, apakah kau mau menjadi kekasihku?” Luhan
memberi senyum penuh makna serta matanya berputar-putar, itu membuat dirinya
merasa diberi harapan untuk tidak. “Apa kau tetap tidak menerimaku setelah
kubuatkan keindahan seperti ini?” Sehun mencoba tersenyum kuat. Tiba-tiba Sehun
terkejut mendapatkan ciuman singkat dari Luhan. “Terima aku?” Luhan mengangguk
pasti dan Sehun giliran memberikan ciuman, tapi tidak sesingkat Luhan tadi.
“Mari
kita minum ini, berdua yah.” Pinta Sehun setelah menancapkan dua sedotan itu ke
gelas bubble teanya. Mereka meminumnya bersama sambil menatap wajah mereka yang
sangat dekat. Mereka tersenyum bersama lalu meminumnya lagi ditempat beratapkan
malam yang indah.
---END---
Ahahahaha xD bagus ceritanya, saya suka (y) tapi kurang ada penjelasan kuat tentang Martha yang langsung suka sama Jin. Itu aja sih... Bahasanya rapi kok...
BalasHapuskeep writing ok? hwaiting!!
iyah iyah makasihh pujiannya sm kekurangannya yah makasih ^__^
BalasHapusAh, baka! Aku baru sadar klo aku salah tempat komennya >_< mianhayeo, gomen nasai
BalasHapusSudah ku komen ditempat yg tepat kok... Silahkan check :<
komen yg salah itu yang kayak gimana se Jin :D aku bingung sama maksudmu :xD
BalasHapus